View
225
Download
0
Embed Size (px)
8/10/2019 ARYA Perforasi Gaster
1/24
1
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : pria
Alamat :
Pekerjaan : buruh
Agama : Islam
Status Marital : menikah
Tanggal Pemeriksaan : 22 Mei 2013
2. ANAMNESA
Keluhan Utama : nyeri seluruh lapang perut
Riwayat Perjalan Penyakit
Nyeri dirasakan sejak tiga hari SMRS awalnya nyeri dirasakan didaerah
ulu hati, yang berpindah kedaerah bawah perut saat berjalan, dengan intensitas
nyeri yang semakin meningkat dan berakhir dengan nyeri seluruh lapang perut.
Nyeri digambarkan seperti tertindih sesuatu yang berat. Tidak didapatkan
penyebaran. Nyeri tidak membaik dengan perubahan posisi.
Keluhan disertai demam, muntah, sakit kepala, berkeringat , dan terasa
panas saat BAK. Pasien merupakan perokok berat, sering mengkonsumsi kopi,
terkadang alkohol, waktu makan tidak teratur, dan pasien mengaku memiliki
riwayat maag. Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis, tidak terdapatpenurunan berat badan yang progressive, tidak terdapat riwayat trauma, serta
riwayat pemasangan ngt. Pasien juga mengaku sering mengkonsumsi obat
warung untuk menghilangkan nyeri sebanyak 2 tablet setiap harinyayang sudah
dilakukannya selama sekitar 6 bulan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit dahulu disangkal.
8/10/2019 ARYA Perforasi Gaster
2/24
2
Riwayat Keluarga
Riwayat keluhan serupa di keluarga disangkal
3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 92 kali/menit Respirasi : 24 kali/menit
Suhu : 37,70C
Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata :
- Konjungtiva : Tidak anemis
- Sklera : Tidak ikterik
Mulut :
- Tonsil : T1-T1
- Pharing : Hiperemis (-)
Leher :
- JVP tidak meningkat
- KGB tidak teraba
Thorak :
Cor
Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihatPalpasi :Iktus kordis teraba
Perkusi :Redup, batas jantung normal
Auskultasi :BJ I-II reguler, murmur (-), Gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris, dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus vokal pada hemitoraks kanan- kiri teraba
8/10/2019 ARYA Perforasi Gaster
3/24
3
simetris
Perkusi : Sonor pada kedua hemitoraks
Auskultasi : Vesikuler +/+ N, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : Lihat status lokalis
Ekstremitas :
Atas : Edema -/-, Sianosis -/-
Bawah : Edema -/-, Sianosis -/-
STATUS LOKALIS
Abdomen :
Inspeksi : Datar
Palpasi : tegang , NT/NK/NL +/+/+, hepar dan lien tidak teraba
membesar, DM+
Ballotement -/-, Nyeri ketok CVA -/-
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi : BU menurun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto polos abdomen 3 posisi
2. Darah rutin
DIAGNOSIS BANDING
1.
Peritonitis ec perforasi hallow viscus
DIAGNOSIS KERJA
Peritonitis ec perforasi gaster
PENATALAKSANAAN
1.
Laparatomi explorasi cito
8/10/2019 ARYA Perforasi Gaster
4/24
4
PROGNOSA
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : bonam
8/10/2019 ARYA Perforasi Gaster
5/24
5
BAB I
PENDAHULUAN
Perforasi gastrointestinal merupakan suatu bentuk penetrasi yang komplek
dari dinding lambung, usus halus, usus besar akibat dari bocornya isi dari usus ke
dalam rongga perut. Perforasi dari usus mengakibatkan secara potensial untuk
terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini dikenal dengan
istilah peritonitis). Perforasi lambung berkembang menjadi suatu peritonitis kimia
yang disebabkan karena kebocoran asam lambung kedlam rongga perut. Perforasi
dalam bentuk apapun yang mengenai saluran cerna merupakan suatu kasus
kegawatan bedah.
Pada anak-anak cedera yang mengenai usus halus akibat dari trauma
tumpul perut sangat jarang dengan insidensinya 1-7 %. Sejak 30 tahun yang lalu
perforasi pada ulkus peptikum merupakn penyebab yang tersering. Perforasi ulkus
duodenum insidensinya 2-3 kali lebih banyak daripada perforasi ulkus gaster.
Hampir 1/3 dari perforasi lambung disebabkan oleh keganasan pada lambung.
Sekitar 10-15 % penderita dengan divertikulitis akut dapat berkembang menjadi
perforasi bebas. Pada pasien yang lebih tua appendicitis acuta mempunyai angka
kematian sebanyak 35 % dan angka kesakitan 50 %. Faktor-faktor utama yang
berperan terhadap angka kesakitan dan kematian pada pasien-pasien tersebut
adalah kondisi medis yang berat yang menyertai appedndicitis tersebut.
Perforasi pada saluran cerna sering disebabkan oleh penyakit-penyakit
seperti ulkus gaster, appendicitis, keganasan pada saluran cerna, divertikulitis,
sindroma arteri mesenterika superior,dan trauma.
8/10/2019 ARYA Perforasi Gaster
6/24
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Lambung
1. Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas
tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung menyerupai tabungbentuk J, dan bila penuh, berbentuk seperti buah pir raksasa. Kapasitas normal
lambung adalah 1 sampai 2 liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus,
korpus, dan antrumpilorikum atau pilorus. Sebelah kanan atas lambung terdapat
cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura
mayor. Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan
yang terjadi. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan
masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus
kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama
daerah kardia. Di saat sfingter pilorikum terminal berelaksasi, makanan masuk ke
dalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya
aliran balik isi usus ke dalam lambung.
Sfingter pilorus memiliki arti klinis yang penting karena dapat mengalami
stenosis (penyempitan pilorus yang menyumbat) sebagai penyulit penyakit ulkus
peptikum. Abnormalitas sfingter pilorus dapat pula terjadi pada bayi. Stenosis
pilorus atau piloro spasme terjadi bila serabut otot di sekelilingnya mengalami
hipertrofi atau spasme sehingga sfingter gagal berelaksasi untuk mengalirkan
makanan dari lambung ke dalam duodenum. Bayi akan memuntahkan makanan
tersebut dan tidak mencerna serta menyerapnya. Keadaan ini mungkin dapat
diperbaiki melalui operasi atau pemberian obat adrenergik yang menyebabkan
relaksasi serabut otot.
8/10/2019 ARYA Perforasi Gaster
7/24
7
Lambung tersusun atas empat lapisan. Tunika serosa atau lapisan luar
merupakan bagian dari peritonium viseralis. Dua lapisan peritonium viseralis
menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum kemudian terus
memanjang ke hati, membentuk omentum minus. Lipatan peritonium yang keluar
dari satu organ menuju ke organ lain disebut sebagai ligamentum. Jadi omentum
minus (disebut juga ligamentum hepatogastrikum atau hepatoduodenalis)
menyokong lambung sepanjang kurvatura minor sampai ke hati. Pada kurvatura
mayor, peritonium terus ke bawah membentuk omentum majus, yang menutupi
usus halus dari depan seperti sebuah apron besar. Sakus omentum minus adalah
tempat yang sering terjadi penimbunan cairan (pseudokista pankreatikum) akibat
penyulit pankreatitis akut.
Tidak seperti daerah saluran cerna lain, bagian muskularis tersusun atas
tiga lapis dan bukan dua lapis otot polos: lapisan longitudinal di bagian luar,
lapisan sirkular di tengah, dan lapisan oblik di bagian dalam. Susunan serabut otot
yang unik ini memungkinkan berbagai macam kombinasi kontraksi yang
diperlukan untuk memecah makanan menjadi partikel-partikel yang kecil,
8/10/2019 ARYA Perforasi Gaster
8/24
8
mengaduk dan mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, dan
mendorongnya ke arah duodenum.
Submukosa tersusun atas jaringan areolar longgar yang menghubungkan
lapisan mukosa dan lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa
bergerak dengan gerakan peristaltik. Lapisan ini juga mengandung pleksus saraf,
pembuluh darah, dan saluran limfe.
Mukosa, lapisan dalam lambung, tersusun atas lipatan-lipatan longitudinal
disebut rugae, yang memungkinkan terjadinya disternsi lambung sewaktu diisi
makanan. Terdapat beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan
menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya. Kelenjar kardia berada di
dekat orifisium kardia dan menyekresikan mukus. Kelenjar fundus atau gastrik
terletak di fundus dan pada hampir seluruh korpus lambung. Kelenjar gastrik
memiliki tiga tipe sel utama. Sel-sel zimogenik (chief cell) menyekresikan
pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Sel-sel
parietal menyekresikan asam hidroklorida (HCL) dan faktor intrinsik. Faktor
intrisik diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 di dalam usus halus. Kekurangan
faktor intrinsik akan mengakibatkan terjadinya anemia pernisiosa. Sel-sel mukus
(leher) ditemukan di leher kelenjar fundus dan menyekresikan mukus. Hormon
gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak pada daerah pilorus lambung. Gastrin
merangsang kelenjar gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan
pe