Upload
aang-khoirul-anam
View
268
Download
0
Embed Size (px)
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
1/36
Aang Khoirul Anam LBM5
Demam dan Kejang
Step 1
Kaku kuduk
Keadaan tidak dapat menfleksikan kepala otot leher yang disebabkan spasme otot
ekstensor nuchal.
Kejang
Suatu kondisi berkontraksi secara cepat dan berulang , karena abnormalitas sementara
aktivitas elektrik di otak bisa karena kelainan intrakranial dan ekstraranial atau
metabolik.
Step 2
1. Mengapa pasien ditemukoan mengeluh nyeri kepala 5 hari dan disertai demam?
2. Mengapa pasien tampak mengantuk dan tidak dapat dibangunkan?
3. Apakah hubungan riwayat sinusitis dengan keluhan pada skenario?
. Ma!am ma!am dari kejang?
5. Apa etiologi dari keluhan pasien?
". #agaimana pato$isiologi dari kejang?%. #agaimana pemeriksaan $isik kaku kuduk?
&. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kasus pada skenario?
'. Apa diagnosis dan dd dari skenario?
1(. #agaimana penatalaksanaan untuk kasus pada skenario?
Step 3
1. Mengapa pasien ditemukan mengeluh nyeri kepala 5 hari dan disertai demam?
Pasien ada sinusitis -> ada infeksi -> bakteri/ virus masuk port dientry dari sinusitis
menyebar scr hematogen -> inflamasi -> pengeluaran sitokin-> peningkatan as.
Arakidonat -> meningkatkan set poin
yeri kepala karena inflamasi yg menyebabkan vasodilatasi ter!adi perpindahan
cairan -> peningkatan tekanan intrakranial -> nyeri kepala.
Sinusitis -> pengobatan tidak adekuat -> kuman menyebar scr hematogen ->
menyebar ke subarachnoid -> inflamasi -> di arachnoid, piamater -> ter!adi
vasodilatasi dlm "aktu singkat terbentuk eksudat -> hukum monro kelli ->otak seperti
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
2/36
Aang Khoirul Anam LBM5
kotak tertutup apabila ada massa akan meningkatkan tekanan intrakranial -> muntah
proyektil # papil edem
2. Mengapa pasien tampak mengantuk dan tidak dapat dibangunkan?Pasien demam -> kenaikan $ dera!at mempengaruhi metabolik -> perubahan
metabolik sebabkan ngantuk -> aliran darah terganggu %kental& dipengaruhi
peningkatan leukosit akibat adanya infeksi' -> nutrisi tidak sampai ke ssp ->pusat
kesadaran terganggu-> kesadaran terganggu
(erniasi -> penurunan kesadaran
3. Apakah hubungan riwayat sinusitis dengan keluhan pada skenario?
Pasien ada sinusitis -> ada infeksi -> bakteri/ virus masuk port dientry dari sinusitismenyebar scr hematogen -> inflamasi -> pengeluaran sitokin-> peningkatan as.
Arakidonat -> meningkatkan set poin
yeri kepala karena inflamasi yg menyebabkan vasodilatasi ter!adi perpindahan
cairan -> peningkatan tekanan intrakranial -> nyeri kepala.
Sinusitis -> pengobatan tidak adekuat -> kuman menyebar scr hematogen ->
menyebar ke subarachnoid -> inflamasi -> di arachnoid, piamater -> ter!adi
vasodilatasi dlm "aktu singkat terbentuk eksudat -> hukum monro kelli ->otak seperti
kotak tertutup apabila ada massa akan meningkatkan tekanan intrakranial -> muntah
proyektil # papil edem
. #agaimana pato$isiologi dari kejang?
Suhu tinggi -> metabolisme meningkat -> kebutuhan o) meningkat )* +-> mengubah
keseimbangan sel neuron ter!adi difusi ion K dan a -> ter!adi lepas muatan listrik ->
meluas ke membran sel -> mempengaruhi listrik.
eori ke!ang&
- angguan pembentukan atp akibat kegagalan pompa na dan k %pada hipoksemia ,
iskemik, hipoglikemi'
- Perubahan permeabilitas membran sel saraf %hipokalsemi dan hiponatremi'
- Perubahan relatif neurotransmitter yg bersifat eksitasi dibandingkan dengan
neuron transmitter inhibisi dapat menyebabkan depolarisasi yg berlebihan misal
ketidakseimbangan gaba
eurotransmitter inhibisi & AA
eurotransmitter ksitasi & glutamat
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
3/36
Aang Khoirul Anam LBM5
Adanya difusi antara na dan k-> dibantu oleh pompa na k atp ase -> di dalam
presinaps ada glutamin -> mengeluarkan atp -> glutamin !adi glutamat ->glutamat
men!adi gaba sbg inhibitor. 0ari glutamat !adi gaba dibantu oleh sitolitik glutamic
acid decarboksilasi -> masuk ke vesikel -> kemudian pecah %eksositosis' akan
keluar dari presinaps ditangkap reseptor postsinaps. 1ika kerusakan di pompa na
berlebih maka eksitatorik !adi berlebih inhibisinya !adi kurang
5. Ma!am ma!am dari kejang ?
Ke!ang demam&
Ke!ang demam sederhana Ke!ang demam kompleks
0urasi 2$3 menit >$3 menit
ipe ke!ang umum 4okal / umum
erulang dlm $ episode $5 >$5eurologis - 6
7PK ke!ang demam 6 6
7PK ke!ang tanpa demam 6 6
Abnormalitas neurologis 6 6
". #agaimana pemeriksaan $isik kaku kuduk?
ud8inski
$. Pasien dalam posisi supin %berbaring' , dagu menyentuh dada -> tidak bisa9 Kaku
kuduk positif
). Penekanan pada os 8ygomaticus:. Penekanan pada supra simphisi
;. 0iangkat pada sendi panggul, kontralateral ada pergerakan
Kernig sign & kaki difleksi pada sendi co5ae
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
4/36
Aang Khoirul Anam LBM5
?eningitis criptococcus & penyebabnya criptococcus neoformans
&. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kasus pada skenario?
$. P5 darah rutin %@0, (b, (itung !umlah leukosit %infeksi& peningkatan neutrofil',
trombosit'
). (itung !enis leukosit & shift to the left %inf5 akut' shift to the right %inf5 kronis'
:. P5 (emostasis % mengetahui adanya 0='
;. scan %mengetahui adanya massa, abses, edema'
3. @umbal pungsi %mengindikasi adanya mikroorganisme' tidak bisa dilakukan pada
pasien dengan peningkatan =P -> yg diambil @S -> intrepretasinya 9
B. = -> antigen spesifik dari bakteri penyebabnya
'. Apa diagnosis dari skenario?
?eningitis bacterial akut -> ri"ayat sinusitis , pf.
1(. Apa etiologi dari keluhan pasien?
tiologi ke!ang&
Cbat - obatan
infeksi
angguan metabolik
- angguan pembentukan atp akibat kegagalan pompa na dan k %pada hipoksemia ,
iskemik, hipoglikemi'
- Perubahan permeabilitas membran sel saraf %hipokalsemi dan hiponatremi'
- Perubahan relatif neurotransmitter yg bersifat eksitasi dibandingkan dengan
neuron transmitter inhibisi dapat menyebabkan depolarisasi yg berlebihan misal
ketidakseimbangan gaba
11. )tiologi dan patogenesis meningitis?
- =nfeksi bakteri % mycobacterium tuberculosa, neisseria meningtidis,
staphylococcus aureus, haemophilus influen8a'- 4aktor maternal& rupturnya membran fetal pada minggu terakhir kehamilan
- 4aktor imunologi , defisiensi mekanisme imun atau defisiensi imunoglobulin
- Kelainan sistem saraf pusat& Karena pembedahan atau in!ury ssp
Patogenesis& mikroorganisme menginfeksi meningen -> pembuluh darah kecil mening
hiperemi -> terbentuk eksudat
irus & cairan @S lebih !ernih dibandingkan mening
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
5/36
Aang Khoirul Anam LBM5
12. #agaimana penatalaksanaan untuk kasus pada skenario?
eri oksigen
Cbat anti ke!ang&
Phenytoin, !arbama*epin, valproic acid, phenobarbital0ia8epam iv *,: D *,3 mg/kg interval 3 menit masih ke!ang beri phenytoin bolus
iv $3 D )* mg. %pada anak' Dosis dewasa9
0emam&
AntipiretikEdosis9
?eningitis bakteri& penisilin =m / =, slm 3 hari !ika tidak ada perbaikan kombinasi
kloramfenikol
?eningitis viral& eri viral A = selama $* hari
isoprinosin
Step 4
Step 5
Step 6
Step 7
1. Mengapa pasien ditemukan mengeluh nyeri kepala 5 hari dan disertai demam?
+yeri Kepala
Kejan
P.
membra
nNeurotra
nsmitter
eksitator
ik
Neurotransmit
ter
inhibitatorik
Demam
Metabolis
me
Penyakit
epilepsi
TumorMeningitis
ensephalitis
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
6/36
Aang Khoirul Anam LBM5
Penyebaran bakteri atau virus dapat pula secara perkontinuitatum dari
peradangan organ atau !aringan yang ada didekat selaput otak, misalnya Abses otak,
C?%Ctitis ?edia', ?astoiditis, rombosis sinus Kavernosus dan Sinusitis.
=nvasi kuman-kuman kedalam ruang subarachnoid menyebabkan reaksi
radang pada piamater dan arachnoid, @S dan sistem ventrikulus.
?ula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi,
dalam "aktu yang sangat singkat ter!adi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear
ke dalam ruangan subarachnoid, kemudian terbentuk eksudat. 0alam beberapa hari
ter!adi pembentukan limfosit dalam kedua sel plasma. ksudat yang terbentuk terdiri
dari dua lapisan, bagian luar mengandung leukosit polimorfonuklear dan fibrin
sedangkan di lapisan dalam terdapat makrofag, karena adanya inflamasi maka ter!adi
kenaikan thermostat tubuh di pusat pengaturan suhu tubuh di hipotalamus yang
menyebabkan kenaikan suhu tubuh. Cleh karena adanya eksudat maka bisameningkatkan tekanan intracranial yang menyebabkan nyeri kepala.
,umber - K/0 2((5
D)MAM
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
7/36
Aang Khoirul Anam LBM5
2. Mengapa pasien tampak mengantuk dan tidak dapat dibangunkan?
Suatu fokus epileptogenyang terletak di corte5 cerebri suatu hemisfer dapat
men!alarke bagian-bagian lain otak. @epas muatan listrik dapat tetap terbatas pada
sarang primer tanpa menimbulkan ge!ala klinik meskipun mungkin dapat dilihat pada
elektroencephalogram, misalnya berupa gelombang runcing, gelombang ta!am atau
gelombang lambat. Secara berkala lepas muatan epileptik dapat men!alar ke hemisfer
yang kontralateral melalui serabut-serabut transcallosal dan menyebabkan fokus
setangkup % mirror focus '. @epas muatan listrik dapat !uga men!alar melalui serabut-
serabut asosiasi pendek %cortico-cortical', dengan !alan intracortical sehingga secara
progresif dapat melibatkan daerah lebih luas atau dapat men!alar ke thalamus melalui
sektor thalamocortical bersangkutan yang dalam klinik men!elma sebagai serangan
fokal dengan ge!ala sesuai fungsi sektor yang terkena. Serangan epilepsi yang mulai
sebagai serangan fokal baru disertai kehilangan kesadaran bila lepas muatan listrik
men!alar dari fokus di corte5 cerebri ke substantia reticularis di batang otak serta inti-
inti thalamus bilateral dan dengan demikian melibatkan sistem aktivasi retikuler. ila
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
8/36
Aang Khoirul Anam LBM5
lepas muatan listrik tersebut cukup kuat, maka subsantia reticularis dan nucleithalami
akan melepaskan muatan listrik serta memancarkannya secara difus ke seluruh corte5
cerebri melalui serabut-serabut thalamocortical dan serabut-serabut proyeksi non-
spesifik. euron-neuron di corte5 cerebri pada gilirannya akan melepaskan muatan
listrik dan ter!adilah ke!ang-ke!ang umum disertai kehilangan kesadaran. Pada
serangan epilepsi yang dari permulaan discrtai kehilangan kesadaran diduga fokus
primer tcrletak di inti-intithalamus atau di substantia rcticularis di batang otak
pato$isiologi.sylia
3. Apakah hubungan riwayat sinusitis dengan keluhan pada skenario?
Penyebaran bakteri atau virus dapat pula secara perkontinuitatum dari
peradangan organ atau !aringan yang ada didekat selaput otak, misalnya Abses otak,
C?%Ctitis ?edia', ?astoiditis, rombosis sinus Kavernosus dan Sinusitis.
=nvasi kuman-kuman kedalam ruang subarachnoid menyebabkan reaksi
radang pada piamater dan arachnoid, @S dan sistem ventrikulus.
?ula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi,
dalam "aktu yang sangat singkat ter!adi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear
ke dalam ruangan subarchnoid, kemudian terbentuk eksudat. 0alam beberapa hari
ter!adi pembentukan limfosit dalam kedua sel plasma. ksudat yang terbentuk terdiridarai dua lapisan, bagian luar mengandung leukosit polimorfonuklear dan fibrin
sedangkan di lapisan dalam terdapat makrofag, karena adanya inflamasi maka ter!adi
kenaikan thermostat tubuh di pusat pengaturan suhu tubuh di hipotalamus yang
menyebabkan kenaikan suhu tubuh. Cleh karena adanya eksudat maka bisa
meningkatkan tekanan intracranial yang menyebabkan nyeri kepala.
,umber - K/0 2((5
. #agaimana pato$isiologi dari kejang?
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
9/36
Aang Khoirul Anam LBM5
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
10/36
Aang Khoirul Anam LBM5
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
11/36
Aang Khoirul Anam LBM5
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
12/36
Aang Khoirul Anam LBM5
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
13/36
Aang Khoirul Anam LBM5
Ke!ang merupakan manifestasi klinik akibat ter!adinya pelepasan muatan listrik yang
berlebihan di sel neuron otak karena gangguan fungsi pada neuron tersebut baik berupa
fisiologi,biokimia"i maupun anatomi.
?ekanisme Ke!ang &a. anggan pembentukan AP dengan akibat kegagalan pompa a-K misalnya pada
hipoksemia, iskemia dan hipoglikemia.
b. Peruba!an permeabilitas membran sel syaraf misalnya pada hipokalsemia dan
hipomagnesia
Perubahan relatif neurotransmitter yang bersifat eksitasi dibandingkan neurotransmitter
inhibisi dapat menyebabkan depolarisasi yang berlebihan, misal ketidakseimbangan
antara AA atau glutamat akan menimbulkan ke!ang
Pada keadaan demam ter!adi peningkatan reaksi kimia tubuh. 0engan demikian reaksi-
reaksi oksidasi ter!adi lebih cepat dan akibatnya oksigen lebih cepat habis, ter!adilah
keadaan hipoksia. ranspor aktif yang memerlukan AP terganggu sehingga a
intrasel dan K ekstrasel meningkat yang akan menyebabkan potensial membran
cenderung turun atau kepekaan sel saraf meningkat.
0emam dapat menimbulkan ke!ang melalui mekanisme sebagai berikut &
0emam dapat menurunkan nilai ambang ke!ang pada sel-sel yang
matang/immatur
imbul dehidrasi sehingga ter!adi gangguan eletrolit yang menyebabkan gangguan
permeabilitas membran sel
?etabolisme basal meningkat sehingga ter!adi timbunan asam laktat dan C)
0emam meningkatkan 4 serta meningkatkan kebutuhan oksigen dan glukosa
sehingga menyebabkan gangguan pengaliran ion-ion masuk sel
Patofis&
Perubahan kenaikan temperatur tubuh berpengaruh terhadap nilai ambang dan
eksitabilitas neural karena kenaikan suhu tubuh berpengaruh pada kanal ion dan
metabolisme seluler serta produksi AP.
Setiap kenaikan suhu tubuh satu dera!at akan meningkatkan metabolisme karbohidrat
$*-$3 + sehingga dengan adanya peningkatan suhu akan mengakibatkan hipoksi
!aringan termasuk !aringan otak.
Pada keadaan metabolisme di siklus Kreb normal, $ molekul glukosa akan
menghasilkan :F AP sedangkan pada keadaan hipoksi !aringan metabolime ber!alan
anaerob $ molekul menghasilkan ) AP sehingga pada keadaan hipoksi akan
kekurangan energi, hal ini akan menggangu fungsi normal pompa a dan reuptake
asam glutamat oleh sel glia.
Kedua hal tersebut mengakibatkan masuknya ion a ke dalam sel meningkat dan
timbunan asam glutamat ekstrasel.
imbunan asam glutamat akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas membran sel
terhadap ion a sehingga semakin meningkatkan masuknya ion a ke dalam sel
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
14/36
Aang Khoirul Anam LBM5
Perubahan konsentrasi ion a intra dan ekstrasel tersebut akan mengakibatkan
perubahan potensial membran sel neuron sehingga membran sel dalam keadaan
depolarisasi
0emam dapa merusak neuron AA sehingga fungsi inhibisi terganggu
Ctak terdiri dari sel neuron yang satu dengan yang lainnya berhubungan. (ubungan
antar neuron tersebut ter!alin melalui impuls listrik dengan bahan perantara kimia"i
yang dikenal sebagai neurotransmiter.
0alam keadaan normal lalu lintas impuls antara neuron berlangsung dengan baik dan
lancar. Apabila mekanisme yang mengatur lalu lintas antar neuron men!adi kacau
dikarenakan breaking system pada otak terganggu maka neuron-neuron akan bereaksi
secara abnormal. eurotransmiter yang berperan dalam mekanisme pengaturan ini
adalah&
lutamat,yang merupakan rainGs e5citatory neurotransmiter
AA yang bersifat sebagai rainGs inhibytor neurotransmiter
Ke!ang dapat ter!adi apabila&
Keadaan dimana fungsi neuron penghambat,ker!anya kurang optimal sehingga
ter!adi pelepasan impuls epileptik secara berlebihan disebabkan konsentrasi
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
15/36
Aang Khoirul Anam LBM5
AA yang kurang. (ambatan oleh AA ini dalam bentuk inhibisi
potensial post sinaptik.
Keadaan dimana fungsi neuron eksitorik berlebihan sehingga ter!adi pelepasan
impuls yang berlebihan. 0isini fungsi neuron penghambat normal tapi sistem
pencetus impuls yang terlalu kuat. Keadaan ini ditimbulkan oleh
meningkatnya konsentrasi glutamat di otak.
erbagai macam kelainan atau penyakit di otak,trauma otak,stroke,kelainan herediter
dan lainH sebagai fokus epileptogenesis dapat terganggu fungsi neuronnya dan akan
menimbulkanke!ang bila ada rangsangan pencetus seperti
hipertermia,hipoksia,hipoglikemia,hiponatremia,dan stimulasi sensorik.
4ri!esylia 2((" 4ato$isiologi olume 2
5. Ma!am ma!am dari kejang ?
Klasi$ikasi Kejang-
a. Parsial
Parsial sederhana &
o 0apat bersifat motorik,sensorik,autonomic,psikis
o iasanya berlangsung 2 $ menit
Parsial kompleks&
o
0imulai dengan ke!ang parsial sederhana berkembang men!adiperubahan kesadaran
o e!ala motoric,ge!ala sensoric,otomatisme
o eberapa ke!ang parsial kompleks mungkin berkembang
men!adi ke!ang generalisata
o iasanya berlangsung $-: menit
b. eneralisatahilangnya kesadaran dan tidak ada a"itan fokal,bilateral dan
simetris
onik klonik
o ?enatap kosong,kepala sedikit lunglai,kelopak mata
bergetar,atau berkedip secara cepato erlangsung beberapa detik
?iklonik
o Kontraksi mirip syok mendadak yang terbatas di beberapa otot
atau tungkai cenderung singkat
Atonik
o (ilangnya secara mendadak tonus otot disertai lenyapnya
postur tubuh
Klonik
o erakan menyentak repetitive,ta!am,lambat,dan tunggal atau
multipel lengan,tungkai
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
16/36
Aang Khoirul Anam LBM5
onik
o Peningkatan mendadak tonus otot "a!ah dan tubuh bagian atas
o ?ata dan kepala berputar ke satu sisi
o 0apat menyebabkan henti nafas
4ri!esylia 2((" pato$isiologi olume 2
Kejang demam dibagi atas 2 bentuk&
a. Ke!ang demam sederhana %simple febrile sei8ure'
$' Ke!ang demam yang berlangsung singkat %2 $3 menit'.
)' Imumnya ke!ang akan berhenti sendiri.
:' Ke!ang umum tonik-klonik yang ter!adi sekali dalam ); !am.
;' idak ditemukan defisit neurologis.
3' Sembuh spontan.
b. Ke!ang demam kompleks %comple5 febrile sei8ure'
$' Ke!ang berlangsung lama %> $3 menit'.
)' entuk ke!ang bersifat fokal atau parsial.
:' erlangsung beberapa kali %multipel' dalam ); !am.
Ke!ang demam sederhana tidak menyebabkan kelumpuhan,
meninggal atau mengganggu kepandaian. 6isiko untuk menjadiepilepsi dikemudian hari juga sangat ke!il sekitar 27 hingga 37.
7isiko terbanyak adalah berulangnya ke!ang demam, yang dapat
ter!adi pada :* sampai 3*+ anak. 7isiko-risiko tersebut lebih besar
pada ke!ang demam kompleks.
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
17/36
Aang Khoirul Anam LBM5
". #agaimana pemeriksaan $isik kaku kuduk?
AnamnesisDiagnosis awal.
@angkah a"al adalah menentukan untuk membedakan apakah ini serangan ke!ang atau
bukan, dalam hal ini memastikannya biasanya dengan melakukan "a"ancara baik dengan
pasien, orangtua atau orang yang mera"at dan saksi mata yang mengetahui serangan
ke!ang itu ter!adi. eberapa pertanyaan yang perlu dia!ukan adalah untuk
menggambarkan ke!adian sebelum, selama dan sesudah serangan ke!ang itu berlangsung.
0engan mengetahui ri"ayat ke!adian serangan ke!ang tersebut biasanya dapat
memberikan informasi yang lengkap dan baik mengingat pada kebanyakan kasus, dokter
tidak melihat sendiri serangan ke!ang yang dialami pasien.
Adapun beberapa pertanyaan adalah sebagai berikut J
a. Kapan pasien mengalami serangan ke!ang yang pertama kali selama ini9
Isia serangan dapat memberi gambaran klasifikasi dan penyebab ke!ang. Serangan
ke!ang yang dimulai pada neonatus biasanya penyebab sekunder gangguan pada masa
perinatal, kelainan metabolik dan malformasi kongenital. Serangan ke!ang umum
cenderung muncul pada usia anak-anak dan rema!a. Pada usia sekitar * tahunan
muncul serangan ke!ang biasanya ada kemungkinan mempunyai kelainan patologis di
otak seperti stroke atau tumor otak dsb.
b. Apakah pasien mengalami semacam peringatan atau perasaan tidak enak pada "aktu
serangan atau sebelum serangan ke!ang ter!adi9
e!ala peringatan yang dirasakan pasien men!elang serangan ke!ang muncul disebut
dengan LauraH dimana suatu LauraH itu bila muncul sebelum serangan ke!ang parsial
sederhana berarti ada fokus di otak. Sebagian L auraH dapat membantu dimana letak
lokasi serangan ke!ang di otak. Pasien dengan epilepsi lobus temporalis dilaporkanadanya LdM!N vuH dan atau ada sensasi yang tidak enak di lambung, gringgingen yang
mungkin merupakan epilepsi lobus parietalis. 0an gangguan penglihatan sementara
mungkin dialami oleh pasien dengan epilepsi lobus oksipitalis. Pada serangan ke!ang
umum bisa tidak didahului dengan LauraH hal ini disebabkan terdapat gangguan pada
kedua hemisfer , tetapi !ika LauraH dilaporkan oleh pasien sebelum serangan ke!ang
umum, sebaiknya dicari sumber fokus yang patologis.
c. Apa yang ter!adi selama serangan ke!ang berlangsung9
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
18/36
Aang Khoirul Anam LBM5
ila pasien bukan dengan serangan ke!ang sederhana yang kesadaran masih baik tentu
pasien tidak dapat men!a"ab pertanyaan ini, oleh karena itu "a"ancara dilakukan
dengan saksi mata yang mengetahui serangan ke!ang berlangsung.a. Apakah ada deviasi mata dan kepala kesatu sisi9
Serangan ke!ang yang berasal dari lobus frontalis mungkin dapat menyebabkan
kepala dan mata deviasi ke arah kontralateral lesi.
b. Apakah pada a"al serangan ke!ang terdapat ge!ala aktivitas motorik yang dimulai
dari satu sisi tubuh9
c. Apakah pasien dapat berbicara selama serangan ke!ang berlangsung9
Serangan ke!ang yang berasal dari lobus temporalis sering tampak gerakan
mengecapkan bibir dan atau gerakan mengunyah.
d. Apakah mata berkedip berlebihan pada serangan ke!ang ter!adi9Pada serangan ke!ang dari lobus oksipitalis dapat menimbulkan gerakan mata
berkedip yang berlebihan dan gangguan penglihatan.
e. Apakah ada gerakan LautomatismH pada satu sisi9
f. Apakah ada sikap tertentu pada anggota gerak tubuh9
g. Apakah lidah tergigit9
h. Apakah pasien mengompol9
@idah tergigit dan inkontinens urin kebanyakan di!umpai dengan serangan ke!ang
umum meskipun dapat di!umpai pada serangan ke!ang parsial kompleks.
d. Apakah yang ter!adi segera sesudah serangan ke!ang berlangsung9Periode sesudah serangan ke!ang berlangsung adalah dikenal dengan istilah Lpost
ictal period H Sesudah mengalami serangan ke!ang umum tonik klonik pasien lalu
tertidur. Periode disorientasi dan kesadaran yang menurun terhadap sekelilingnya
biasanya sesudah mengalami serangan ke!ang parsial kompleks. (emiparese atau
hemiplegi sesudah serangan ke!ang disebut LoddGs ParalysisL yang menggambarkan
adanya fokus patologis di otak. Afasia dengan tidak disertai gangguan kesadaran
menggambarkan gangguan berbahasa di hemisfer dominan. Pada LAbsensL khas tidak
ada gangguan disorientasi setelah serangan ke!ang.
e. Kapan ke!ang berlangsung selama siklus ); !am sehari9
Serangan ke!ang tonik klonik dan mioklonik banyak di!umpai biasanya pada "aktu
ter!aga dan pagi hari. Serangan ke!ang lobus temporalis dapat ter!adi setiap "aktu,
sedangkan serangan ke!ang lobus frontalis biasanya muncul pada "aktu malam hari.
f. Apakah ada faktor pencetus9
Serangan ke!ang dapat dicetuskan oleh karena kurang tidur, cahaya yang berkedip,
menstruasi, faktor makan dan minum yang tidak teratur, konsumsi alkohol,
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
19/36
Aang Khoirul Anam LBM5
ketidakpatuhan minum obat, stress emosional, panas, kelelahan fisik dan mental,
suara suara tertentu, Ldrug abuseH, L reading # eating epilepsyH. 0engan mengetahui
faktor pencetus ini dalam konseling dengan pasien maupun keluarganya dapat
membantu dalam mencegah serangan ke!ang.
g. agaimana frek"ensi serangan ke!ang9
=nformasi ini dapat membantu untuk mengetahui bagaimana respon pengobatan bila
sudah mendapat obat obat anti ke!ang.
h. Apakah ada periode bebas ke!ang se!ak a"al serangan ke!ang9
Pertanyaan ini mencoba untuk mencari apakah sebelumnya pasien sudah mendapat
obat anti ke!ang atau belum dan dapat menentukan apakah obat tersebut yang sedangdigunakan spesifik bermanfaat 9
i. Apakah ada !enis serangan ke!ang lebih dari satu macam9
0engan menanyakan tentang berbagai !enis serangan ke!ang dan menggambarkan
setiap !enis serangan ke!ang secara lengkap.
!. Apakah pasien mengalami luka ditubuh sehubungan dengan serangan ke!ang9
Pertanyaan ini penting mengingat pasien yang mengalami luka ditubuh akibat
serangan ke!ang ada yang dia"ali dengan LauraL tetapi tidak ada cukup "aktu untuk
mencegah supaya tidak menimbulkan luka ditubuh akibat serangan ke!ang atau
mungkin ada LauraL , sehingga dalam hal ini informasi tersebut dapat dipersiapkan
upaya upaya untuk mengurangi bahaya ter!adinya luka.
k. Apakah sebelumnya pasien pernah datang ke unit ga"at darurat9
0engan mengetahui gambaran pasien yang pernah datang ke unit ga"at darurat dapat
mengidentifikasi dera!at beratnya serangan ke!ang itu ter!adi yang mungkin
disebabkan oleh karena kurangnya pera"atan pasien, ketidakpatuhan minum obat, ada
perubahan minum obat dan penyakit lain yang menyertai.
6iwayat medik dahulu.
0engan mengetahui ri"ayat medik yang dahulu dapat memberikan informasi yang
berguna dalam menentukan etiologinya. @okasi yang berkaitan dengan serangan ke!ang
dan pengetahuan tentang lesi yang mendasari dapat membantu untuk pengobatan
selan!utnya %Ahmed, Spencer )**;'.
$. Apakah pasien lahir normal dengan kehamilan genap bulan maupun proses
persalinannya9). Apakah pasien setelah lahir mengalami asfiksia atau Lrespiratory distressH9
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
20/36
Aang Khoirul Anam LBM5
:. Apakah tumbuh kembangnya normal sesuai usia9
;. Apakah ada ri"ayat ke!ang demam9 7isiko ter!adinya epilepsi sesudah serangan
ke!ang demam sederhana sekitar ) + dan serangan ke!ang demam kompleks $: +.
3. Apakah ada ri"ayat infeksi susunan saraf pusat seperti meningitis, ensefalitis9 atau
penyakit infeksi lainnya seperti sepsis, pneumonia yang disertai serangan ke!ang.
0ibeberapa negara ada yang diketahui didapat adanya cysticercosis.
B. Apakah ada ri"ayat trauma kepala seperti fraktur depresi kepala, perdarahan intra
serebral, kesadaran menurun dan amnesia yang lama9
. Apakah ada ri"ayat tumor otak9
F. Apakah ada ri"ayat stroke9
6iwayat sosial.
Ada beberapa aspek sosial yang langsung dapat mempengaruhi pasien epilepsi dan ini
penting sebagai bagian dari ri"ayat penyakit dahulu dan sekaligus untuk bahan evaluasi
%Ahmed, Spencer )**;'.
$. Apa latar belakang pendidikan pasien9
ingkat pendidikan pasien epilepsi mungkin dapat menggambarkan bagaimana
sebaiknya pasien tersebut dikelola dengan baik. 0an !uga dapat membantu
mengetahui tingkat dukungan masyarakat terhadap pasien dan bagaimana potensi
pendidikan kepada pasien tentang cara menghadapi penyakit yang dialaminya itu.
). Apakah pasien beker!a9 0an apa !enis peker!aannya9
Pasien epilepsi yang seragan ke!angnya terkendali dengan baik dapat hidup secara
normal dan produktif. Kebanyakan pasien dapat beker!a paruh "aktu atau penuh
"aktu. etapi bila serangan ke!angnya tidak terkendali dengan baik untuk
memperoleh dan men!alankan peker!aan adalah merupakan suatu tantangan
tersendiri. Pasien sebaiknya dian!urkan memilih beker!a dikantoran, sebagai kasir
atau tugas - tugas yang tidak begitu berisiko, tetapi bagi pasien yang beker!a di bagian
konstruksi, mekanik dan peker!aan yang mengandung risiko tinggi diperlukan
penyuluhan yang !elas untuk memodifikasikan peker!aan itu agar supaya tidak
membahayakan dirinya.
:. Apakah pasien mengemudikan kendaraan bermotor9
Pasien dengan epilepsi yang serangan ke!angnya tidak terkontrol serta ada gangguan
kesadaran sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan bermotor. (al ini bisa
membahayakan dirinya maupun masyarakat lainnya. 0ibeberapa negara mempunyai
peraturan sendiri tentang pasien epilepsi yang mengemudikan kendaraan bermotor.
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
21/36
Aang Khoirul Anam LBM5
;. Apakah pasien menggunakan kontrasepsi oral9
Apakah pasien merencanakan kehamilan pada "aktu yang akan datang9
Pasien epilepsi "anita sebaiknya diberi penyuluhan terlebih dahulu tentang efek
teratogenik obat-obat anti epilepsi, demikian !uga beberapa obat anti epilepsi dapat
menurun efeknya bila pasien !uga menggunakan kontrasepsi oral seperti fenitoin,
karbamasepin dan fenobarbital. 0an bagi pasien yang sedang hamil diperlukan obat
tambahan seperti asam folat untuk mengurangi risiko ter!adinya L neural tube defectsL
pada bayinya.
3. Apakah pasien peminum alkohol9
Alkohol merupakan faktor risiko ter!adinya serangan ke!ang umum, sebaiknya tidak
dian!urkan minum-minuman alkohol. Selain berinteraksi dengan obat-obat anti
epilepsi tetapi dapat !uga menimbulkan ekstraserbasi serangan ke!ang khususnya
sesudah minum alkohol .
6iwayat keluarga.
?engetahui ri"ayat keluarga adalah penting untuk menentukan apakah ada sindrom
epilepsi yang spesifik atau kelainan neurologi yang ada kaitannya dengan faktor genetik
dimana manifestasinya adalah serangan ke!ang. Sebagai contoh L1uvenile myoclonic
epilepsy %1?'L,L familial neonatal convulsionL,L benign rolandic epilepsyL dan sindrom
serangan ke!ang umum tonik klonik disertai ke!ang demam plus %Ahmed, Spencer )**;'.
6iwayat allergi.
ila pasien sebelumnya sudah minum obat-obatan seperti antiepilepsi, perlu dibedakan
apakah ini suatu efek samping dari gastrointestinal atau efek reaksi hipersensitif. ila
terdapat semacam HrashL perlu dibedakan apakah ini terbatas karena efek fotosensitif
yang disebabkan eksposur dari sinar matahari atau karena efek hipersensitif yang sifatnya
lebih luas9 %Ahmed, Spencer )**;'
6iwayat pengobatan.
ila pasien sebelumnya sudah minum obat-obatan antiepilepsi, perlu ditanyakan
bagaimana keman!uran obat tersebut, berapa kali diminum sehari dan berapa lama sudah
diminum selama ini, berapa dosisnya, ada atau tidak efek sampingnya. %Ahmed, Spencer
)**;'
6iwayat 4emeriksaan penunjang lain.
Perlu ditanyakan !uga kemungkinan apa pasien sudah dilakukan pemeriksaan penun!ang
seperti elektroensefalografi atau Scan kepala atau ?7=. %Ahmed, Spencer )**;'
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
22/36
Aang Khoirul Anam LBM5
Diagnosis Epilepsi. Jurnal Ilmiah Kedokteran. Volume I, Nomor 1, Januari 2007.
4emeriksaan isik
4emeriksaan 6angsangan Meningeal
1. 4emeriksaan Kaku Kuduk
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi dan rotasi kepala.
anda kaku kuduk positif %6' bila didapatkan kekakuan dan tahanan pada pergerakan fleksi
kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. 0agu tidak dapat disentuhkan ke dada dan !uga
didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi kepala.
2. 4emeriksaan 8anda Kernig
Pasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada sendi
panggul kemudian ekstensi tungkai ba"ah pada sendi lutut se!auh mengkin tanpa rasanyeri. anda Kernig positif %6' bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut $:3O %kaki tidak
dapat di ekstensikan sempurna' disertai spasme otot paha biasanya diikuti
rasa nyeri.
3. 4emeriksaan 8anda #rud*inski 0 #rud*inski 9eher
Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya diba"ah kepala dan
tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada
se!auh mungkin. anda rud8inski = positif %6' bila pada pemeriksaan ter!adi fleksi involunter
pada leher.
. 4emeriksaan 8anda #rud*inski 00 #rud*inski Kontra 9ateral 8ungkai
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul %seperti pada
pemeriksaan Kernig'. anda rud8inski == positif %6' bila pada pemeriksaan ter!adi fleksi
involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.
Meningitis. ni!ersitas "umatera tara
Pemeriksaan fisik harus menapis sebab sebab ter!adinya serangan ke!ang dengan
menggunakan umur dan ri"ayat penyakit sebagai pegangan. Pada pasien yang berusia
lebih tua sebaiknya dilakukan auskultasi didaerah leher untuk mendeteksi adanya
penyakit vaskular. pemeriksaan kardiovaskular sebaiknya dilakukan pada pertama kali
serangan ke!ang itu muncul oleh karena banyak ke!adian yang mirip dengan serangan
ke!ang tetapi penyebabnya kardiovaskular seperti sinkop kardiovaskular. Pemeriksaan
kulit !uga untuk mendeteksi apakah ada sindrom neurokutaneus seperti L cafM au lait spots
L dan L iris hamartomaH pada neurofibromatosis, L Ash leaf spotsH , Lshahgreen patchesH ,
L subungual fibromasH , L adenoma sebaceumH pada tuberosclerosis, L port - "ine stain L
% capilarry hemangioma' pada sturge-"eber syndrome. 1uga perlu dilihat apakah ada
bekas gigitan dilidah yang bisa ter!adi pada "aktu serangan ke!ang berlangsung atau
apakah ada bekas luka lecet yang disebabkan pasien !atuh akibat serangan ke!ang,
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
23/36
Aang Khoirul Anam LBM5
kemudian apakah ada hiperplasi ginggiva yang dapat terlihat oleh karena pemberian obat
fenitoin dan apakah ada Ldupytrens contracturesH yang dapat terlihat oleh karena
pemberian fenobarbital !angka lama. %Ahmed, Spencer )**;, (arsono )**$, Cguni
)**;'.
Pemeriksaan neurologi meliputi status mental, LgaitL , koordinasi, saraf kranialis, fungsi
motorik dan sensorik, serta refleks tendon. Adanya defisit neurologi seperti hemiparese
,distonia, disfasia, gangguan lapangan pandang, papiledema mungkin dapat menun!ukkan
adanya lateralisasi atau lesi struktur di area otak yang terbatas. Adanya nystagmus ,
diplopia atau ataksia mungkin oleh karena efek toksis dari obat anti epilepsi seperti
karbamasepin,fenitoin, lamotrigin. 0ilatasi pupil mungkin ter!adi pada "aktu serangan
ke!ang ter!adi.H 0ysmorphism L dan gangguan bela!ar mungkin ada kelainan kromosom
dan gambaran progresif seperti demensia, mioklonus yang makin memberat dapat
diperkirakan adanya kelainan neurodegeneratif. Inilateral automatism bisa menun!ukkan
adanya kelainan fokus di lobus temporalis ipsilateral sedangkan adanya distonia bisa
menggambarkan kelainan fokus kontralateral dilobus temporalis.%Ahmed, Spencer )**;,
(arsono )**$, Cguni )**;, Sisodiya, 0uncan )***'.
Diagnosis Epilepsi. Jurnal Ilmiah Kedokteran. Volume I, Nomor 1, Januari 2007.
%. Apa dd dari skenario?
DD
Meningitis. #or $etter %ealth. Januari 200&
Diagnosis
Meningitis. #or $etter %ealth. Januari 200&
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
24/36
Aang Khoirul Anam LBM5
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
25/36
Aang Khoirul Anam LBM5
Meningitis. ni!ersitas "umatera tara
&. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kasus pada skenario?
4emeriksaan 4ungsi 9umbal
@umbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa !umlah sel dan protein cairan
cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
a. Pada ?eningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan !ernih, sel darah
putih meningkat, glukosa dan protein normal, kultur %-'.
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
26/36
Aang Khoirul Anam LBM5
b. Pada ?eningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh, !umlah sel
darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur %6' beberapa !enis bakteri.
4emeriksaan darah
0ilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, !umlah leukosit, @a!u ndap 0arah %@0', kadar
glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur.
a. Pada ?eningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit sa!a. 0isamping itu, pada
?eningitis uberkulosa didapatkan !uga peningkatan @0.
b. Pada ?eningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.
4emeriksaan 6adiologis
a. Pada ?eningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin dilakukan Scan.
b. Pada ?eningitis Purulenta dilakukan foto kepala %periksa mastoid, sinus paranasal,
gigi geligi' dan foto dada
http-::repository.usu.a!.id:bitstream:1235"%&':23%(5::;hapter72(00.pd$
4)M)60K,AA+ 9A#
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
27/36
Aang Khoirul Anam LBM5
serum dan urin !uga sebaiknya dilakukan bila dicurigai adanya L drug abuseH %Ahmed,
Spencer )**;, Cguni )**;'.
4)M)60K,AA+ )9)K86
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
28/36
Aang Khoirul Anam LBM5
ada kelumpuhan, gamngguan kesadaran, gangguan keseimbangan, sakit kepala yang
berlebihan atau lingkar kepala kecil.
4)M)60K,AA+ >0D)
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
29/36
Aang Khoirul Anam LBM5
tidaknya penurunan fungsi kognitif, demikian !uga dengan pertimbangan bila ternyata
diagnosisnya ada dugaan serangan ke!ang yang bukan epilepsi %Cguni )**;, Sisodiya
)***'.Diagnosis Epilepsi. Jurnal Ilmiah Kedokteran. Volume I, Nomor 1, Januari 2007.
'. Apa diagnosis dari skenario?
?eningitis bacterial akut -> ri"ayat sinusitis , pf.
1(. Apa etiologi dari keluhan pasien?
tiologi ke!ang&
Cbat - obatan
infeksiangguan metabolik
- angguan pembentukan atp akibat kegagalan pompa na dan k %pada hipoksemia ,
iskemik, hipoglikemi'
- Perubahan permeabilitas membran sel saraf %hipokalsemi dan hiponatremi'
- Perubahan relatif neurotransmitter yg bersifat eksitasi dibandingkan dengan
neuron transmitter inhibisi dapat menyebabkan depolarisasi yg berlebihan misal
ketidakseimbangan gaba
11. )tiologi dan patogenesis meningitis?
Saat ini ada beberapa bakteri yang dapat menyebabkan meningitis. eberapa di
antaranya&
akteriMeningokokusatau ?eningococcal bakteri - ada beberapa !enis bakteri
meningococcal disebut grup A, , , $:3, Q dan R. Saat ini ada vaksin tersedia
yang menyediakan perlindungan terhadap grup meningococcal bakteri. 0ari
meningococcal meningitis, namun, umumnya disebabkan oleh rup bakteri.
Streptococcus pneumoniae bakteri atau pneumokokus bakteri-bakteri ini
cenderung mempengaruhi bayi dan anak-anak dan orang tua karena sistem
kekebalan tubuh mereka lebih lemah dari kelompok usia lainnya.
?ereka yang memiliki S4 shunt atau memiliki cacat dural mungkin untuk
mendapatkan meningitis yang disebabkan oleh Staphylococcus
Pasien memiliki tulang belakang prosedur %misalnya tulang belakang anaesthetia'
beresiko meningitis yang disebabkan olehPseudomonasspp.
Sifilis dan tuberkulosis menu!u meningitis serta !amur meningitis langka
penyebab tetapi terlihat dalam individu positif (= dan orang-orang dengan
kekebalan ditekan.
?enurut kelompok usia pasien bakteri kemungkinan penyebab meningitis meliputi&
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
30/36
Aang Khoirul Anam LBM5
0alam baru-borns - pneumokokus bakteri atau group streptokokus,Listeria
monocytogenes, Escherichia coli
ayi dan anak-anak -H. influenzaetipe b, pada anak-anak kurang dari ; tahun dan
men!adi unvaccinated menimbulkan risiko meningitis karenaMeningokokus,Streptococcus radang paru-paru
Anak anak-anak dan orang de"asa - S. pneumoniae,H. influenzaetipe b,N.
meningitidis, gram negatif asil, staphylococci, streptokokus danL.
monocytogenes.
Crang tua dan orang-orang dengan kekebalan ditekan - S. pneumoniae,L.
monocytogenes, tuberculosis %', organisme gram-negatif
Setelah cedera kepala atau infeksi yang diperoleh setelah tinggal di rumah sakit
atau prosedur - termasuk infeksi denganlei!siella pneumoniae,E.coli,
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus
Meningitis. #or $etter %ealth. Januari 200&
8ransmisi in$eksi
?eningococcal bakteri yang menyebabkan meningitis tersebar biasanya melalui kontak
dekat yang berkepan!angan. Penyebaran dimungkinkan oleh berada dalam kedekatan dari
orang yang terinfeksi yang le"at pada bakteri bersin, batuk, mencium, berbagi barang-
barang pribadi seperti, sikat gigi, sendok garpu, peralatan dll.
akteri pneumokokus !uga tersebar oleh kontak dekat dengan orang yang terinfeksi dan
batuk, bersin dll. amun, dalam kebanyakan kasus mereka hanya menyebabkan infeksi
ringan, seperti infeksi telinga tengah %otitis media'. Crang-orang dengan sistem kekebalan
miskin yang dapat mengembangkan infeksi lebih parah seperti meningitis.
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
31/36
Aang Khoirul Anam LBM5
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
32/36
Aang Khoirul Anam LBM5
12. #agaimana penatalaksanaan untuk kasus pada skenario?
4en!egahan meningitis
a. 4en!egahan 4rimeru!uan pencegahan primer adalah mencegah timbulnya faktor resiko meningitis bagi
individu yang belum mempunyai faktor resiko dengan melaksanakan pola hidup sehat.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi meningitis pada bayi agar dapat
membentuk kekebalan tubuh. aksin yang dapat diberikan seperti (aemophilus influen8ae
type b %(ib', Pneumococcal con!ugate vaccine %P', Pneumococcal polysaccaharide
vaccine %PP', ?eningococcal con!ugate vaccine %?;', dan ??7 %?easles dan
7ubella'. =munisasi (ib on!ugate vaccine %(bC atau P7P-C?P' dimulai se!ak usia )
bulan dan dapat digunakan bersamaan dengan !ad"al imunisasi lain seperti 0P, Polio dan
??7.aksinasi (ib dapat melindungi bayi dari kemungkinan terkena meningitis (ib
hingga
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
33/36
Aang Khoirul Anam LBM5
Penderita !uga diberikan pengobatan dengan memberikan antibiotik yang sesuai dengan !enis
penyebab meningitis yaitu &
b.$. ?eningitis Purulenta
b.$.$.Haemophilus influenzae !& ampisilin, kloramfenikol, setofaksim, seftriakson.
b.$.). Streptococcus pneumonia& kloramfenikol , sefuroksim, penisilin, seftriakson.
b.$.:.Neisseria meningitidies& penisilin, kloramfenikol, serufoksim dan seftriakson.
b.). ?eningitis uberkulosa %?eningitis Serosa'
Kombinasi =(, rifampisin, dan pyra8inamide dan pada kasus yang berat dapat ditambahkan
etambutol atau streptomisin. Kortikosteroid berupa prednison digunakan sebagai anti
inflamasi yang dapat menurunkan tekanan intrakranial dan mengobati edema otak.
!. 4en!egahan 8ertier
Pencegahan tertier merupakan aktifitas klinik yang mencegah kerusakan lan!ut atau
mengurangi komplikasi setelah penyakit berhenti. Pada tingkat pencegahan ini bertu!uanuntuk menurunkan kelemahan dan kecacatan akibat meningitis, dan membantu penderita
untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisikondisi yang tidak diobati lagi, dan
mengurangi kemungkinan untuk mengalami dampak neurologis !angka pan!ang misalnya tuli
atau ketidakmampuan untuk Iniversitas Sumatera Itarabela!ar. 4isioterapi dan rehabilitasi
!uga diberikan untuk mencegah dan mengurangi acat.
http-::repository.usu.a!.id:bitstream:1235"%&':23%(5::;hapter72(00.pd$
8erapi
armakologisa. ) bulan &
a' Ampisilina $3*-)** mg %;** mg'/kg/); !am = ;-B kali sehari.
b' Sefalosforin generasi ke :.
b. 4engobatan simtomatis -
$' 0ia8epam = & *.) D *.3 mg/kg/dosis, atau rectal *.; D *.B/mg/kg/dosis
kemudian klien dilan!utkan dengan.
)' 4enitoin 3 mg/kg/); !am, : kali sehari.:' urunkan panas &
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
34/36
Aang Khoirul Anam LBM5
a' Antipiretika & parasetamol atau salisilat $* mg/kg/dosis.;
b' Kompres air PA? atau es.
!. 4engobatan suporti$ -
$' airan intravena.
)' Rat asam, usahakan agar konsitrasi C) berkisar antara :* D 3*+.
4erawatan
a. Pada "aktu ke!ang
$' @onggarkan pakaian, bila perlu dibuka.
)' (isap lender
:' Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi.
;' (indarkan penderita dari rodapaksa %misalnya !atuh'.b. ila penderita tidak sadar lama.
$' eri makanan melalui sonda.
)' egah dekubitus dan pnemunia ortostatik dengan merubah posisi penderita
sesering mungkin.
:' egah kekeringan kornea dengan boor "ater atau saleb antibiotika.
c. Pada inkontinensia urine lakukan katerisasi.
Pada inkontinensia alvi lakukan lavement.
d. Pemantauan ketat.
$' ekanan darah)' 7espirasi
:' adi
;' Produksi air kemih
3' 4aal hemostasis untuk mengetahui secara dini adanya 0.
4enanganan 4enyakit isoterapi Dan 6ehabilitasi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23705/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23705/4/Chapter%20II.pdf7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
35/36
Aang Khoirul Anam LBM5
Meningitis. #or $etter %ealth. Januari 200&
7/25/2019 Aang Lbm 5 Saraf
36/36