Download docx - Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

Transcript
Page 1: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

LAPORAN LBM 3 SGD 1 BLOK 19

Nama Kelompok :1. Alifatul Rahmafitri2. Annisa Ghina I3. Annastacia Mea K.4. Claudia N5. Dadiet Frisca A.6. Edo Supriyanto7. Handi Lukman8. Gerald Dzulfiqar9. Irfan Cahya10.Istianah11.Rizki Widya P

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Page 2: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT Ro yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada kita semua. Patutlah kami bersyukur kepada Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan laporan LBM 1 dalam blok Rehabilitative.

Laporan LBM 3 ini membahas tentang Bedah prepostetik. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, saran-saran dari tutor akan kami terima dengan terbuka.

Semoga apa yang kami curahkan dalam laporan ini dapat memberi pengetahuan/informasi untuk mengabdi kepada masyarakat kelak ketika menjadi dokter gigi nantinya. Amin ya rabbal ‘alamin.

Jazakumullahi khoiru jaza’

Semarang, 30 April 2014

Page 3: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

Pengertian Bedah Prepostetik

Secara ideal seseorang akan menggunakan gigi geligi permanen seumurhidupnya. Akan tetapi, gigi dapat hilang/dicabut karena berbagai alasan, termasukpenyakit periodontal, karies gigi, kondisi patologis rahang dan trauma. Ilmuprosthodontia selain bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan estetis gigi geligi karena adanya gigi yang hilang, tetapi juga bentuk muka secara estetis. (Matthewet al, 2001).

Bedah preprostetik adalah bagian dari bedah mulut dan maksilofasial yang bertujuan untuk membentuk jaringan keras dan jaringan lunak yang seoptimal mungkin sebagai dasar dari suatu protesa. Meliputi teknik pencabutan sederhana dan persiapan mulut untuk pembuatan protesa sampai dengan pencangkokan tulang dan implan alloplastik (Stephens, 1997).

Bedah preprostetik lebih ditujukan untuk modifikasi bedah pada tulangalveolar dan jaringan sekitarnya untuk memudahkan pembuatan dental prothesa yang baik, nyaman dan estetis. Ketika gigi geligi asli hilang, perubahan akan terjadi pada alveolus dan jaringan lunak sekitarnya. Beberapa dari perubahan ini akan mengganggu kenyamanan pembuatan gigi tiruan. Evaluasi intra oral jaringan lunak yang mendukung gigi tiruan secara sistematis dan hati-hati sebaiknya dilakukan sebelum mencoba melakukan rehabilitasi pengunyahan dengan geligi tiruan (Panchal et al, 2001).

Tujuan Bedah Prepostetik

Tujuan dari bedah preprostetik adalah untuk menyiapkan jaringan lunak danjaringan keras dari rahang untuk suatu protesa yang nyaman yang akanmengembalikan fungsi oral, bentuk wajah dan estetis.Tujuan dari bedah preprostetik membantu untuk : Mengembalikan fungsi rahang ( seperti fungsi pengunyahan, berbicara,menelan) Memelihara atau memperbaiki struktur rahang Memperbaiki rasa kenyamanan pasien Memperbaiki estetis wajah Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak menyenangkan yang timbul daripemasangan protesa yang menyakitkan dengan memodifikasi bedah padadaerah yang mendukung prothesa Memulihkan daerah yang mendukung prothesa pada pasien dimanaterdapat kehilangan tulang alveolar yang banyak.Pilihan non bedah harus selalu dipertimbangkan (seperti pembuatan ulang gigi

Page 4: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

tiruan, penyesuaian tinggi muko oklusal, memperluas pinggiran gigi tiruan) sebelumdilakukan bedah preprostetik. (Matthew et al, 2001)

Indikasi Bedah Prepostetik1. Tidak ada kondisi patologis pada intra oral dan ekstra oral2. Hubungan / relasi rahang yang tidak baik secara anteroposterior,

transversal dan dimensi vertical3. Bentuk prosessus alveolar yang tidak baik4. Terdapat tonjolan tulang atau jaringan lunak atau undercut5. Mukosa yang tidak baik pada daerah dukungan gigi tiruan6. Kedalaman vestibular yang tidak cukup7. Bentuk alveolar dan jaringan lunak yang tidak cukup untuk

penempatan implant.

Kontraindikasi Bedah Prepostetik1. Penderita dengan kelainan sistemik yang tidak terkontrol2. Penyakit-penyakit atrofi pada tulang rahang

Prinsip-Prinsip perawatan Bedah Prepostetik

(Tucker, 1998; Matthew et al,2001)Riwayat PenyakitRiwayat pasien akan mengindikasikan harapan dan perhatian pasien padaperawatan. Umur dan kesehatan pasien akan mempengaruhi rencana perawatan,seperti pasien usia muda dengan resorbsi tulang alveolar yang berat dapat sabarterhadap perawatan bedah yang kompleks dibandingkan pasien usia tua denganmorfologi tulang yang sama.Riwayat penyakit mencakup informasi penting seperti status resiko pasienterhadap tindakan bedah, dengan perhatian khusus kepada penyakit sistemikpasien yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka jaringan lunak dan jaringankeras.Pemeriksaan KlinisHal ini mencakup penilaian intra oral dan ekstra oral secara umum darijaringan lunak dan jaringan keras dan analisa khusus dari daerah yang akanditempati gigi tiruan. Penilaian tinggi, lebar dan bentuk tulang alveolar secara

Page 5: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

umum, dan memperhatikan apakah terdapat undercut tulang dan posisi dari struktur anatomi jaringan sekitar seperti mental neuro-vascular bundle. Juga dinilai kedalaman dari sulkus bukal,posisi dan ukuran frenulum, perlekatan otot dan kondisi dari tulang alveolar.Kebersihan rongga mulut pasien harus baik sehingga dapat dilakukan tindakan bedah dan untuk menghindari komplikasi atau hasil pembedahan yang buruk.

Pemeriksaan khususPemeriksaan radiografi berguna untuk menilai kondisi dari tulang rahang.Panoramik foto berguna untuk mengetahui kualitas keseluruhan dari tulang alveolardan untuk melihat adanya sisa akar gigi atau kelainan patologi yang lain (sepertikista rahang). Lateral cephalostat atau cephalogram photo dapat digunakan untukmelihat hubungan skeletal antero-posterior dan tinggi tulang alveolar bagiananterior. Periapikal photo berguna bila akan dilakukan pengambilan sisa akarsebelum pembuatan gigi tiruan.Studi model cetakan berguna memudahkan rencana perawatan (terutamabila terdapat ketidak sesuaian secara skeletal) dan membantu menjelaskan rencanaprosedur bedah kepada pasien.Model wax-up dari gigi tiruan membantu untuk memperlihatkan hasil akhirsecara estetis.Penatalaksanaan sebelum operasi(Stephens, 1997)1. Evaluasi yang seksama terhadap pasien adalah yang terpenting dalammenentukan apakah seseorang diindikasikan untuk pembedahan danprosedur perawatan apa yang paling tepat.2. Kemampuan fisik dan psikologi pasien untuk bertoleransi terhadap protesakonvensional harus ditentukan sejak awal dalam proses evaluasi. Beberapapasien tidak dapat beradaptasi dengan protesa konvensionalbagaimanapun baiknya dan cekatnya protesa tersebut.3. Konsultasi dengan seorang prostodonsia sangat penting dalam menentukanprosedur yang tepat menghadapi kebutuhan perawatan protetik bagi setiappasien.4. Pertimbangan lainnya adalah usia pasien, fisik, status kesehatan mental,keterbatasan keuangan, kondisi jaringan keras dan lunak dari tulang alveolar.

Prosedur perawatan yang sederhana1. Ketidak cekatan protesa merupakan penyebab yang penting terjadinyaresorbsi tulang alveolar dan problema jaringan lunak.2. Kerusakan kecil pada tulang dan jaringan lunak dapat mencegah kecekatanprotesa dan menyebabkan suatu protesa membutuhkan mayor rekonstruksibedah preprostetik. Beberapa prosedur operasi tertentu dapat berlangsung

Page 6: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

dengan anestesi lokal untuk memperbaiki kecekatan protesa.

Tahapan bedah preprostetikBerbagai macam teknik dapat digunakan, baik sendiri atau dikombinasi, untukmempertahankan dan memperbaiki daerah yang akan ditempati gigi tiruan. Secaraumum ada tiga golongan dari bedah preprostetik :1. Bedah jaringan lunak yang mengalami hiperlpasia2. Vestibuloplasy.3. Tahapan pembentukan tulang .1. Bedah Jaringan Lunak :Meliputi Papillary hyperplasia, fibrous hyperplasia, flabby ridge, . Papillaryhyperplasia merupakan suatu kondisi yang terjadi pada daerah palatal yangtertutup oleh protesa, dimana kelihatan adanya papilla yang multipel danmengalami peradangan. Fibrous hyperplasia dapat terjadi karena adanyatrauma dari gigi tiruan dan adanya resorpsi tulang secara patologis ataufisiologis sehingga menyebabkan peradangan dan adanya jaringan fibrousdiatas linggir tulang alveolar. Flabby ridge yaitu adanya jaringan lunak yangberlebih dimana terlihat jaringan lunak yang bergerak tanpa dukungan tulang

2. Vestibuloplasty Vestibuloplasty, suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk meninggikansulkus vestibular dengan cara melakukan reposisi mukosa , ikatan otot dan

Page 7: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

otot yang melekat pada tulang yang dapat dilakukan baik pada maksilamaupun pada mandibula dan akan menghasilkan sulkus vestibular yangdalam untuk menambah stabilisasi dan retensi protesa. Vestibulum dangkaldapat disebabkan resorbsi tulang alveolar, perlekatan otot terlalu tinggi,adanya infeksi atau trauma.Tidak semua keadaan sulkus vestibular dangkal dapat dilakukanvestibuloplasty tetapi harus ada dukungan tulang alveolar yang cukup untukmereposisi N. Mentalis, M. Buccinatorius dan M. Mylohyiodeus. Banyak faktoryang harus diperhatikan pada tindakan ini antara lain : Letak foramenmentalis, Spina nasalis dan tulang malar pada maksila.Macam-macam tehnik vestibuloplasty :Vestibuloplaty submukosaVestibuloplasty dengan cangkok kulit pada bagian bukalVestibuloplasty dengan cangkok mukosa yang dapat diperoleh dari mukusabukal atau palatal

3. Frenektomi.Frenektomi, suatu tindakan bedah untuk merubah ikatan frenulum baik frenulumlabialis atau frenulum lingualis. Frenulum merupakan lipatan mukosa yangterletak pada vestibulum mukosa bibir, pipi dan lidah.

a. Frenulum labialisPada frenulum labialis yang terlalu tinggi akan terlihat daerah yang pucatpada saat bibir diangkat ke atas. Frenektomi pada frenulum labialis bertujuanuntuk merubah posisi frenulum kalau diperlukan maka jaringan interdentaldibuang. Pada frenulum yang menyebabkan diastema sebaiknya frenektomidilakukan sebelum perawatan ortodonti .Macam-macam frenektomi :- Vertical incision- Cross diamond incision- Tehnik Z Plasty

Page 8: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

b. Frenulum lingualis yang terlalu pendek.Pada pemeriksaan klinis akan terlihat : Gerakan lidah terbatas, Gangguan bicara , gangguan penelanan dan pengunyahan. Frenektomi frenulum lingualis pada anak-anak dianjurkan sedini mungkin karena akan membantu proses bicara, perkembangan rahang dan menghilangkan gangguan fungsi yang mungkin terjadi. Sedangkan pada orang dewasa dilakukan karena adanya oral hygiene yang buruk. Cara pembedahan dilakukan dengan insisi vertikal dan tindakannya lebih dikenal sebagai ankilotomi

Page 9: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

4. AlveolplastyAlveoloplasty adalah prosedur bedah yang biasanya dilakukan untuk mempersiapkan linggir alveolar karena adanya bentuk yang irreguler pada tulang alveolar berkisar dari satu gigi sampai seluruh gigi dalam rahang, dapat dilakukan segera sesudah pencabutan atau dilakukan tersendiri sebagai prosedur korektif yang dilakukan kemudian.

a. Simple alveolplasty/ Primary alveolplastyTindakan ini dilakukan bersamaan dengan pencabutan gigi , setelah pencabutan gigi sebaiknya dilakukan penekanan pada tulang alveolar soket gigi yang dicabut . Apabila setelah penekanan masih terdapat bentuk yang irreguler pada tulang alveolar maka dipertimbangkan untuk melakukan alveolplasty. Petama dibuat flap mukoperiosteal kemudian bentuk yang irreguler diratakan dengan bor , bone cutting forcep atau keduanya setelah itu dihaluskan dengan bone file. Setelah bentuk tulang alveolar baik dilakukan penutupan luka dengan penjahitan. Selain dengan cara recontouring tadi apabila diperlukan dapat disertai dengan tindakan interseptal alveolplasty yaitu pembuangan tulang interseptal, hal ini dilakukan biasanya pada multipel ekstraksi.

b. Secondary alveolplasty.

Page 10: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

Linggir alveolar mungkin membutuhkan recountouring setelah beberapa lama pecabutan gigi akibat adanya bentuk yang irreguler. Pembedahan dapat dilakukan dengan membuat flap mukoperiosteal dan bentuk yang irregular dihaluskan dengan bor, bone cutting forcep dan dihaluskan dengan bone file setelah bentuk irreguler halus luka bedah dihaluskan dengan penjahitan. Pada secundary alveolplasty satu rahang sebaiknya sebelum operasi dibuatkan dulu “ Surgical Guidance “ Yang berguna sebagai pedoman pembedahan.

5. Alveolar augmentasi.Pada keadaan resorbsi tulang yang hebat , maka diperlukan tindakan bedah yang lebih sulit dengan tujuan : Menambah besar dan lebar tulang rahang, menambah kekuatan rahang, memperbaiki jaringan pendukung gigi tiruan. Terdapat beberapa cara untuk menambah ketinggian linggir alveolar Yaitu :a. Dengan cangkok tulang autogenous, tulang dapat diperoleh tulang iliakatau costae

b. Dengan melakukan osteotomi.Visor OsteotomiSandwich osteotomi

Page 11: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

c. Penambahan dengan menggunakan Hydroxilapatit.Hidroxilapatit merupakan suatu bahan alloplastik yang bersifat Biocompatible yang dapat digunakan untuk menambah ketinggian tulang alveolar

6. Oral tori.Oral tori merupakan tonjolan tulang yang dapat terjadi pada mandibula atau maksila. Oral tori merupakan lesi jinak, tumbuhnya lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, pada palpasi terasa keras, terlokalisir dan berbatas jelas, etiologi belum diketahui dengan pasti tetapi beberapa ahli menduga terjadi karena adanya proses inflamasi pada tulang. Pembedahan terhadap oral tori jarang dilakukan , kecuali pada keadaan terdapatnya gangguan pembuatan protesa yang tidak dapat diatasi sehingga harus dilakukan pembedahan.Terdapat 2 macam oral tori yaitu :a. Torus mandibularisBiasanya terdapat pada lingual rahang bawah didaerah kaninus atau premolar kiri dan kanan, bisa single atau mulriple. Bila diperlukan dapat dilakukan eksisi

Page 12: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

b. Torus palatinus.Torus palatinus terdapat pada palatum sepanjang sutura palatinus media dan dapat meluas ke lateral kiri dan kanan. Ukurannya bervariasi pada torus palatinus berukuran besar dapat mengganggu fungsi bicaradan pengunyahan. Pembedahan dilakukan apabila terdapat gangguan fungsi bicara dan pengunyahan.

Komplikasi Bedah Prepostetik

Page 13: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

Seperti halnya prosedur operasi, efek samping tertentu dan

komplikasi yang mungkin terjadi sebagai berikut:

a.       Perdarahan dapat terjadi selama atau setelah operasi. perdarahan

reaksioner terjadi dalam 24 jam pertama setelah operasi, dan

perdarahan sekunder terjadi 5 sampai 7 hari setelah operasi dan

biasanya merupakan akibat dari infeksi. Jika perdarahan yang

berlebihan selama operasi, transfusi mungkin diperlukan.  Bisa

mengalami reaksi terhadap obat yang diberikan dikenal sebagai

angioedema. Angioedema adalah cepat pembengkakan jaringan dan

dapat menyebabkan reaksi anafilaksis atau penyumbatan saluran napas

yang mengancam jiwa jika pembengkakan telah terjadi di tenggorokan

(Hassan, 2002).

b.      Hematom adalah koleksi (kumpulan) dari darah diluar pembuluh

darah. Hematoma  terjadi karena dinding pembuluh darah, arteri, vena

atau kapiler, telah dirusak dan darah telah bocor kedalam jaringan-

jaringan dimana ia tidak pada tempatnya. Hematoma mungkin adalah

kecil, dengan hanya satu titik darah atau ia dapat menjadi besar dan

menyebabkan pembengkakan yang signifikan

c.       Pembengkakan merupakan reaksi normal untuk setiap prosedur

operasi, dan jumlahnya bervariasi dengan individu dan prosedur.

Pembengkakan kemungkinan akan meningkat kira-kira 24 sampai 72

jam setelah operasi.

- Nyeri TMJ atau abnormal fungsi yang terjadi dalam contoh yang jarang setelah operasi orthognathic. Pembedahan dapat memperburuk yang sudah ada masalah sendi rahang. Jika kondisi ini terus berlangsung, perawatan lebih lanjut mungkin diperlukan. (Barak, 2005).

Page 14: Sgd 1 Blok 19 Lbm 3

Step 4Konsep mapping

Pasien Kehilangan banyak

Gigi

GTL

sistemikpenunjangklinis

pemeriksaan

Rencana perawatan

Bedah prepostetik

frenektomy

Penyakit jantung koroner

alveolektomy

Eksostosis frenulum tinggi

Perawatan GTL