Download pdf - Makalah Studi Kasus OSDM

Transcript

Makalah Studi KasusHubungan Status Pernikahan Dengan KinerjaBAB 1

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang penting bagi perusahaan. Hal ini menjadi prioritas dan juga tinjauan masalah dalam perusahan untuk memiliki karyawan yang memiliki kinerja yang efektif dan efisien. Berdasarkan Gibson, ada beberapa faktor yang memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan seperti; Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, Etnis, dan Status Pernikahan. Faktor faktor tersebut mendorong pihak perusahan untuk memberikan solusi terhadap setiap permasalahan dan juga membuat struktur organisasi yang tepat bagi setiap posisi. Saat ini status pernikahan (belum menikah, menikah, bercerai) termasuk salah satu pertimbangan bagi perusahaan untuk merekrut karyawan baru. Fenomena ini menunjukan bahwa adanya permintaan yang spesifik untuk suatu posisi tertentu dan hal ini pula mencerminakan adanya pengaruh status pernikahan terhadap kinerja. Sebagai contoh, industri perbankan dan penerbangan mengharuskan untuk penerimaan karyawan baru harus berstatus lajang. Hal ini bisa menjadi alat ukur permintaan yang spesifik untuk setiap posisi tertentu. Pihak perusahaan memiliki ekspektasi terhadap karyawan baru yang berstatus lajang untuk dapat lebih memiliki kinerja yang lebih baik ketimbang dengan karyawan yang sudah menikah, Pertimbangan ini didapat berdasarkan ekpektasi ketersediaan waktu, beban kerja, dan juga faktor internal.Ketersedian waktu, faktor ini memiliki keterkaitan terhadap kualitas loyalitas karyawan. Ekspektasi perusahaan terhadap karyawan yang berstatus belum menikah adalah memiliki ketersediaan waktu yang banyak dikarenakan belum memiliki tanggungan, dan hal ini kontras dengan karyawan yang berstatus sudah menikah. Sebagai contoh, untuk posisi spesifik seperti pramugari, perusahaan mengharapkan untuk memiliki karyawan yang baru bergabung berstatus belum menikah. Hal ini didasari oleh pertimbangan waktu yang akan dihabisakan lebih banyak di pekerjaan.Berikutnya, beban kerja merupakan faktor yang dipertimbangkan pula. Pekerjaan seperti internal auditor yang memiliki beban kerja yang berat lebih mengutamakan karyawan baru yang berstatus belum menikah, dikarenakan karyawan berstatus belum menikah diharapkan lebih mengutamakan pekerjaan dibandingkan hal lain. Faktor internal juga memiliki pengaruh yang signifikan apabila ditinjau dari kinerja. Karyawan berstatus sudah menikah dapat dikategorikan sebagai karyawan yang lebih memiliki masalah internal akan tetapi berdasarkan , status pernikahan akan berdampak positif terhadap kinerja karyawan karena memiliki tanggung jawab terhadap pasangan dan anak untuk membiayai kehidupan.Berikutnya, faktor lain seperti gender memiliki peranan tersendiri bagi status pernikahan yang berdampak pada kinerja karyawan. Hal ini didasari dari adanya perbedaan kebutuhan pada pria dan wanita. Sebagai contoh, pada saat melamar suatu pekerjaan, ada kecenderungan perusahaan untuk memilih karyawan yang berstatus lajang. Pada saat mulai bekerja, gender yang berstatus lajang juga memiliki faktor penentu kinerja karyawan seperti wanita yang berstatus lajang diharapkan memiliki kinerja yang produktif, akan tetapi apabila wanita tersebut telah berstatus menikah, kinerja tersebut akan berkurang seiring dengan bertambahnya tuntutan kewajiban pribadi untuk mengurus anak, dan rumah tangga. Hal ini bertolak belakang dengan pria, pria yang berstatus lajang lebih memiliki kecenderungan untuk berpindah pindah tempat pekerjaan sehingga kinerjanya tidak maksimal. Akan tetapi setelah pria tersebut menikah, memiliki kecenderungan untuk lebih memilih merasa puas dengan pekerjaan tersebut, sehingga diharapkan lebih memiliki kontribusi dan tanggung jawab yang lebih maksimal.Oleh sebab itu, berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan utama dari makalah ini untuk melihat hubungan antara status pernikahan dengan kinerja karyawan.1.2 Tujuan

Tujuan utama dari makalah ini adalah:1. Melihat pengaruh antara status pernikahan dengan kinerja.

2. Melihat latar belakang perusahaan dalam menentukan kebijakan status pernikahan sebagai salah satu persyaratan.