LBM 3
MODUL METODE PENELITIAN
STEP 1 Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti . Sample
bagian dari populasi tapi yang dipilih dengan cara tertentu. Kriteria inklusi
criteria sample yang sesuai ketentuan untuk diteliti. Kriteria eksklusi
criteria sampel yang tidak sesuai ketentuan untuk diteliti instrumen
alat untuk mengukur sampel dan mengukur variabilitas variable.contoh : quosioner, timbangan dll.
STEP 2bagaimana cara mendapatkan data dengan instrumen dari penentuan sampel yang diteliti ?
STEP 3Metodologi penelitian
o definisi langkah-langkah yang menuntun peneliti untuk mendapatkan data dan hasil penelitian.
o isijenis???????????
o
1. jenis penelitian kesehatan/ kedokteran
a) menurut teknik pengambilan sample
1. penelitian terhadap populasi
suatu penelitian yang melibatkan populasi yang jumlahnya tidak
terlalu banyak , biasanya seluruh populasi diteliti
2. penelitian terhadap sample
melibatkan hanya sebagian dari populasi yang dipilih dengan
cara tertentu
Alasan melakukan penelitian terhadap sampel :
- keterbatasan dana
- keterbatasan petugas peneliti
- luasnya wilayah penelitian bila hendak mencakup seluruh
populasi
- mahalnya instrumen penelitian yang harus digunakan
3. studi kasus
Penelitian ini hanya meneliti satu kasus saja dari satu objek sampai
sekelompok objek yang terkena masalah
b) menurut timbulnya variabel
i. penelitian non-eksperimental
- penelitiann deskriptif
- penelitian historis
- penelitian filsafat
ii. penelitian eksperimental
iii. penelitian klinik
iv. Riset operasi
c) menurut model pengembangannya
1. penelitian cross sectional
2. penelitian longitudinal
sumber : panduan penelitian oleh Sandjaja, MSPH
Dalam bidang kedokteran dikenal beberapa macam penelitian :
1. Penelitian epidemiologik
Adalah jenis penelitian kedokteran yang mengikuti problema
kesehatan dengan menggunakan pendekatan komunitas
Ciri utama :
- Kejadian , distribusi dan determinan suatu penyakit atau status
kesehetan tertentu dalam masyarakat
- Faktor2 risiko apa yang berperan pada suatu status kesehatan
atau penyakit tertentu
Kegunaan penelitian epidemiologik :
- Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit , yaitu
mempelajari aspek etiologi dan perkembangan penyakit
- Untuk kepentingan evaluasi program , yaitu sbg sarana untuk
menilai suatu tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu
- untuk kepentingan diagnosis , yaitu untuk menyusun diagnosis
komunitas atau diagnosis kelompok
dikenal 2 macam penelitian epidemiologik , yaitu :
a. penelitian epidemiologik intervensi
adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap
masyarakat.Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada
masyarakat , kemudian efek perlakuan tsb diobservasi, baik secara
individual maupun kelompok.Penelitian intervensi mempunyai
potensi mengungkap mekanisme sebab – akibat antara faktor risiko
dengan efek
b. survei epidemiologik , dibagi menjadi dua , yaitu :
1. survei deskriptif
ialah suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan
eksplorasi- deskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat
, baik yang berupa faktor risiko maupun efek.contoh : survei
angka kematian dan angka kelahiran pada suatu daerah
tertentu atau srvei tentang insidensi dan prevalensi penyakit
tertentu di suatu daerah
2. survei analitik
peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan masyarakat yang terjadi , yaitu dengan
melakukan analisis dinamika korelasi antar fenomena baik
antara faktor risiko dengan efek , antar faktor risiko , maupun
antar efek
Dikenal 3 macam survei epidemiologik :
- Penelitian cross sectional
Merupakan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor2 risiko dengan efek , dengan model pendekatan
atau observasi sekaligus pada suatu saat atau point time
approach.Tiap subjek hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel
subjek pada saat pemeriksaan
- Penelitian case control
Dilakukan dengan mengidentifikasi subjek2 yang merupakan
kasus case adalah subjek dengan karakter efek positif
kemudian diikuti secara retrospektif ada tidaknya faktor risiko
yang diduga berperan.Penetapan ada tidaknya kontribusi
pengaruh faktor risiko terhadap terjadinya efek dilakukan
dengan membandingkan adanya faktor2 risiko tsb pada
subjek2 kontrol yang juga dilihat secara retrospektif
- Penelitian cohort
bukan efek yang dipegang dulu , tetapi kausa (faktor risiko)
diidentifikasi , kemudian diikuti secara prospektif sampai
periode tertentu untuk kemudian ditentukan ada tidaknya efek
(penyakit atau status kesehatan ttt yang diteliti).berbeda
dengan case control pada penelitian cohort yang diidentifikasi
dulu justru individu yang tidak berpenyakit kemudian dai
mereka dipilih subjek2 dengan faktor risiko tetapi kondisi
lainnya diusahakan sama dengan kelompok kasus.Kedua
kelompok diikuti perkembangannya sampai periode tertentu
selanjutnya dibandingkan banyknya subjek yang kemudian
menjadi berpenyakit antar kedua kelompok tsb.
Perbedaan ketiga macam survei analitik :
Cross sectional Case control Cohort
Kasus dan efek
diidentifikasi pada
saat yang sama
Efek diidentifikasi
lebih dulu ,
kemudian
ditelusuri secara
retrospektif
adanya kausa
Kausa
diidentifikasi
dulu , kemudian
diikuti secara
prospektif
timbulnya efek
2. Penelitian evaluitif
Adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menilai tingkat kesehatan,
usaha penyehatan , atau tindakan medik tertentu yang ada pada
masyarakat maupun klinik.Dikenal ada 2 macam penelitian evaluatif :
- Reviu program
tujuan : untuk menilai kelengkapan sarana atau upaya
peningkatan kesehatan dalam masyarakat.
tidak mengobservasi bagaimana tingkat kesehatan anggota
masyarakat , melainkan mengobservasi program atau pelayanan
penyehatan tertentu
bukan suatu penelitian , tetapi merupakan suatu observasi atau
survei superfisial
- Trial
tujuan : menilai atau menguji suatu tindakan medik tertentu ,
baik yang dilakukan terhadap individu maupun terhadap
masyarakat
dikenal 2 macam trial : 1) yang ditujukan pada individu disebut
trial klinik. 2)yang ditujukan pada masyarakat disebut trial program.
trial adalah suatu penelitian eksperimental yang bertujuan untuk
menilai kemanjuran dan meamanan suatu obat
3. Penelitian laboratorium
Adalah penelitian yang pelaksanaannya (observasi dan
pengukurannya) dilakukan dilaboratorium.Penelitian laboratorium
dapat merupakan suatu eksperimen , survei , atau trial , asal observasi
utamanya dilakukan dengan mengunakan peralatan dan metode
dalam laboratorium.Masalah obyektivitas , validitas , dan reliabilitas
merupakan hal yang mendapat prioritas utama
berdasarkan atas proses bagaimana variable penelitian diamati :
ـ penelitian eksperimental penelitian yang observasinya dilakukan
terhadap efek dari manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah cirri
(variable) subjek penelitan
ـ penelitian non –ekperimental penelitian yang observasinya
dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek menurut keadaan apa
adanya (in nature), tanpa manipulasi atau intervensi peneliti.
penelitian epidemiologic : jenis penelitian kedokteran mengkaji problema
kesehatan dengan menggunaan pendekatan komunitas.
ـ penelitian epidemiologic intervensi : penelitian eksperimental yang
dilakukan terhadap masyarakat
ـ survei epidemiologik : baik deskriptif maupun naratif kedalaman
analisis mekanisme sebab-akibat tidak dapat diperoleh. survei
epidemiologik observasi dilakukan pada fenomena kesehatan dalam
keadaan apa adanya, tanpa manipulasi.
ـ survei deskriptif : suatu penelitian yang tujuan utamanya melakuakn
eksplorasi-deskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat, baik
yang berupa faktor resiko maupun efek.
ـ survei analitik : peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan masyarakat itu terjadi, yaitu dengan melakukan
analisis dinamika korelasi antar fenomena, baik antara faktor resiko
dengan efek, antar faktor resiko, maupun antar efek.
Metode Penelitian Kedokteran, Watik P
desain penelitian :?????????
1. Rancangan1. Rancangan pra-eksperimen :
berbentuk post test only desain
dalam rancangan ini perlakuan telah dilakukan kemudian dilakukan
pengukuran/observasi atau postes.
Berbentuk one group pretest-postest
Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding, tetapi paling tidak sudah dilakukan
pretest (observasi pertama) yang memungkinkan penelitian dapat menguji
perubahan2 yang terjadi setelah adanya eksperimen (program).
Perbandingan kelompok statis
Rancangan ini sama seperti rancangan pertama, tetapi hanya bedanya
menambahkan kelompok kontrol atau kelompok pembanding.
2. Rancangan eksperimen sungguhan
Rancangan pretest-postest dengan kelompok control
Pengelompokan anggota2 kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dilakukan
berdasarkan acak (randomisasi), kemudian dilakukan pretest (observasi pertama)
pada kedua kelompok tersebut, dan kelompok eksperimen menerima perlakuan,
setelah beberapa waktu dilakukan postest (pengukuran) pada kedua kelompok
tersebut.
Rancangan randomized salomon four group
Menambahkan kelompok 3 dengan perlakuan, tanpa pretest dan ke 4 tanpa
perlakuan, tanpa pretest.
Rancangan postest dengan kelompok kontrol
Merupakan rancangan eksperimen sungguhan dan tidak diadakan pretset
3. Rancangan eksperimen semu
Rancangan rangkaian waktu
Seperti rancangan pretest-postest, dengan menggunakan serangkaian observasi
dapat memungkinkan validitasnya lebih tinggi.
Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding
Lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi.
Rancangan non-equivalent control group
Sangat baik digunakan untuk evaluasi program pendidikan kesehatan dengan
membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu kecamatan atau desa,
dengan kecamatan atau desa lainnya. Penggelompokan anggota sample pada
kelompok eksperimen dan kelompok control tidak dilalukan secara random atau
acak.
Rancangan separate sample pretest postest
Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak
dari populasi tertentu, kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh
populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (postest) pada kelompok
sampel lain yang dipilih secara acak dari populasi yang sama.
Notoatmojo. Soekidjo. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta
populasi : cara penetapan populasi :
penetapan populasi penelitian terkandung tiga pengertian :
identifikasi kesatuan analisis
kesatuan analisis adalah satuan subjek terkecil yang akan diamati dalam
penelitian secara individual.
penetapan batas-batas keluasan populasi
batas keluasan populasi penelitian dapat menyangkut berbagai aspek,
misalnya :
aspek geografik:apakah subjek penelitian dari suatu kabupaten,
propinsi, atau seluruh Indonesia, atau bahkan satu desa atau mereka
yang datang berobat ke rumah sakit saja?
aspek subjek sendiri: batas jenis kelamin (wanita atau laki-laki saja,
atau keduanya), batas umur, batas rasial, dsb. Kalau yang digunakan
hewan coba misalnya, batas strain, warna kulit, berat badan, dsb.
penyakit subjek: batas jenis penyakit, batas perkembangan atau
komplikasi penyakit, dsb.
pemahaman tentang kondisi subjek dalam populasi
kondisi subjek dalam populasi adalah yang menyangkut ciri2 populasi,
terutama yang menyangkut sifat homogenitasnya.
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Dr. Ahmad
Watik Pratiknya
1. identifikasi kesatuan analisis2. penetapan batas keluasan populasi3. pemahaman tentang kondisi subjek dalam populasi
jenis populasi:
Populasi target (merupakan sasaran akhir penerapan hasil penelitian): ditandai oleh karakteristik klinis dan demografi
Populasi terjangkau (bagian dari populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti): bagian dari populasi target yang di batasi oleh tempat dan waktu
(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian klinis edisi ke-2 Prof .DR.Dr.Sudigdo Sastroasmoro.Sp.A(K), Prof.Dr.Sofyan Ismail, Sp.A(K))
sampel :i. inklusi :
karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target dan
pada populasi terjangkau. Peneliti harus berhati-hati agar kriteria
tersebut relevan dengan masalah penelitian.
ii. eksklusi :
sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari studi karena berbagai sebab, antara lain :
terdapat keadaan atau penyakit lain yang mengganggu
pengukuran atau interpretasi.
terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan,
seperti pasien yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap,
hingga dapat dipastikan akan sulit ditindaklanjuti.
hambatan etis
subjek menolak berpartisipasi
contoh : mahasiswa yang tidak bersedia dan tidak masuk dalam
criteria penelitian.
( Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Prof. DR. Dr. Sudigdo
Sastroasmoro, Sp.A(K) )
cara memperoleh sampel ??????????????????
o Teknik Pengambilan sampling Probability sampling
Sample random samplingKita menghitung terlebih dahulu jumlah subyek dalam populasi (terjangkau) yang akan dipilih sampelnya.Kemudian tiap subyek diberi nomor dan dipilih sebagian dari mereka dengan bantuan tabel random
Systematic samplingDitentukan bahwa dari seluruh subyek yang dapat dipilih, setiap subyek nomor ke sekian dipilih sebagai sampel. Bila kita ingin mengambil 1/n dari populasi maka setiap pasien nomor ke-n dipilih sebagai sampel
Stratified random samplingPrinsip pengambilan sample dengan cara ini ialah membuat stratifikasi dahulu pada populasi, misalnya keadaan ekonomi yang dikelompokkan menurut ekonomi baik, sedang dan kurang. Setelah itu masing-masing strata diambil samplenya sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jumlah yang ditetapkan. Cara ini digunakan jika populasi bersifat heterogen.
Cluster samplingProses penarikan sampel secara acak pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara alamiah.
Non probability sampling Consecutive sampling
Semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemelihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
Convenient samplingSampel diambil tanpa sistematika tertentu, hingga jarang dapat dianggap dapat mewakili populasi terjangkau, apalagi populasi target.
Judgemental sampling atau purposive samplingPeneliti memilih responden berdasarkan kepada pertimbangan subyektifnya, bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Sudigdo
o Faktor yg mempengaruhi pengambilan sampela. Membatasi populasib. Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasic. Menentukan sample yang akan dipilihd. Mennetukan teknik sampling
(Metodologi Penelitian Kesehatan. Soekidjo)
o Hal2 yang harus diperhatikan agar sampel representativ- jika karakteristik dari tiap kesatuan atau unit analisis dalam sampel
penelitian identik dengan semua karakteristik dalam populasi- jika tiap kejadian atau perubahan yang terjadi pada subyek2 sampel (baik
karena perlakuan maupun tidak) , juga identik dengan kejadian atau perubahan pada populasi
Sumber : dasar – dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh : Dr.Ahmad watik Pratiknya
- homogenitas populasi- jumlah (besar) sampel yang dipilih- banyaknya karakteristik subyek yang akan dipelajari dan- adekuatitas teknis pemilihan sampel
Sumber : dasar – dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh : Dr.Ahmad watik Pratiknya
rumusan besaran sampel ??????
Rumusan besaran sample
1. Besar sample untuk data numeric
a. Untuk dua kelompok independen
Diperlukan 4 informasi :
- Simpang baku kedua kelompok, s (dari pustaka)
- Perbedaan kinis yang diinginkan, x1-x2 (clinical
judgement)
- Tingkat kemaknaan, alfa (oleh peneliti)
- Power (oleh peneliti)
b. Untuk dua kelompok berpasangan
Diperlukan informasi :
- Selisih rerata dua kelompok yang bermakna, d (berdasar
clinical judgement)
- Simpangan baku daru selisih rerata, Sd (dari pustaka
atau clinical judgement)
- Tingkat kemaknaan, alfa (oleh peneliti)
- Beta (oleh peneliti)
2. Besar sample untuk data nominal
Diperlukan informasi :
- proporsi efek standart terhadap P1 (dari pustaka), serta
proporsi efek yang diteliti P2 (clinical judgement)
- tingkat kemaknaan yang dikehendaki, alfa (oleh
peneliti)
- power, Zbeta (oleh peneliti)
3. Besar sample untuk penelitian eksperimental dengan hewan
Dengan rumus Ferderer : (t-1)(n-1) >/- 15
t = jumlah kelompok perlakuan
n = jumlah subjek tiap kelompok
Dapat juga dipergunakan ketetapan WHO, yakni jumlah minimal
hewan coba tiap kelompo adalah 5.
variable : jenis variable
Macam-macam
o variabel bebas
atau independent variable adalah variabel yang
diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain.
Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan
diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
variabel lainnya
o variabel tergantung
atau dependent variable adalah variabel yang
timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan
pengaruh variabel bebas. Variabel tergantung
diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas
o variabel moderator
disebut juga variabel bebas kedua yaitu variabel
yang dipilih, diukur, diamati, dan dimanipulasi oleh
peneliti karena diduga ikut mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dan variabel
tergantung
o variabel kontrol
variabel yang dikontrol oleh peneliti untuk
menetralkan pengaruhnya terhadap variabel
tergantung
o variabel antara
atau intervening variable adalh faktor yang secara
teoritik mempengaruhi hubungan variabel bebas
dan variabel tergantung
Panduan Penelitian. Dr. B. Sandjaja, MSPH. Prestasi
Pustaka
definisi operasional :
2.
a. terminology
adalah uraian tentang batasan variable yang dimaksud atau tentang
apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan.
ada 3 cara memberikan definisi operasional :
a. definisi operasional yang menjelaskan cara perlakuan untuk
menimbulkan suatu gejala. Pada definisi ini dijelaskan
bagaimana cara memanipulasi veriabel. Definisi seperti ini sering
dipergunakan pada penelitian eksperimental
b. definisi operasional yang mendeskripsikan suatu variabel baik
mengenai ciri-cirinya maupun cara beroperasinya. Definisi ini
sering dipergunakan dalam penelitian-penelitian pada umumnya
c. definisi operasional yang mendeskripsikan ciri-ciri statis suatu
objek. Definisi ini sering dipergunakan pada penelitian
pendidikan
Panduan Penelitian. Dr. B. Sandjaja, MSPH. Prestasi Pustaka
b. tujuan
agar hipotesis dapat dijabarkan ke dalam variabel2 sedemikian rupa
sehingga:
- variabel bersifat spesifik dan terukur
- korelasi (baik dalam bentuk sebab akibat, perbedaan, maupun
korelasi arti sempit) dapat diuji
( dasar –dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan,
Dr. Ahmad Watik Praktiknya )
c. cara merumuskan DO
cara menyusun
- cara langsung
dengan mengekspresikan bagaimana cara pengukuran
variabel (measured operasional definition). Untuk cara ini,
maka peneliti harus mengingat apakah variabel yang
dihadapi hanya mempunyai sapu pengertian atau
berintepretasi ganda, kalau ganda, pengertian mana yang
sesuai dengan landasan eori yang dikembangkan
- cara tidak langsung
dilakukan dengan mengekspresikan kriterian manipulasi
terhadap variabel, dan cara memonitor/mengukur efek dari
menipulasi tersebut (experimental operational definition)
dasar –dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan,
Dr. Ahmad Watik Praktiknya
instrument : syarat instrument yang baik (valid dan reabilitas)
1. Syarat yg baikAgar tidak terjadi kesalahan pengukuran dalam rangka untuk pengambilan data penelitian, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah alat ukur (instrumen penelitian). Instrumen yang baik harus valid dan reliabel.
Valid adalah instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan di ukur
2. Hal2 yg perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan pengukuran dapat dilakukan tiga hal terhadap alat ukur (instrumen) yang digunakan :
1) dipilih alat yang sudah dibakukan (standarisasi)2) dilakukan peneraan terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas
dan reabilitasnya
VALIDITAS
1. Jenis2i. Validitas internal : suatu penelitian menunjukan apakah hasil studi bebas dari
kesalahan acak, bias, dan faktor perancu. Dengan kata lain apakah asosiasi yang
diperoleh benar-benar hanya dipengaruhi oeh kedua variabel yang diteliti.
Suatu penelitian dengan validitas interna yang tinggi mempunyai nilai bias,
kesalahan acak, serta pengaruh perancu yang nol atau minimal.
ii. Validitas eksternal : Menunjukan berapa baik hasil penelitian tersebut dapat
diterapkan pada kelompok yang lebih luas. Suatu penelitian baru dapat
mempunyai kesahihan (validitas) yang baik apabila ia mempunyai kesahihan
interna yang baik.
Sumber : Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Sudigdo S-sofyan Ismael
a. Validitas internal
Berhubungan dengan ketepatan mengidentifikasi perubahan variabel2 keluaran (hasil eksperimen) tersebut, hanya sebagai akibat dari adanya perlakuan (eksperimen)
Faktor2 yang mempengaruhi validitas / ancaman2 validitas internal:
i. sejarah : faktor sejarah / pengalaman subjek penelitian terhadap masalah yang dicobakan.
ii. maturitas : berkaitan dengan proses kematangan / maturitas baik secara biologis maupun psikologis
iii. seleksi : dalam memilih anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat terjadi perbedaan-perbedaan ciri-ciri / sifat- sifat anggota kelompok satu dengan kelompok lainnya.
iv. prosedur tespengalaman pada pretest dapat mempengaruhi hasil postes.
v. instrumenalat ukur / alat pengumpul data pada pretest biasanya digunakan lagi pada postes. Hal ini sudah tentu akan berpengaruh terhadap hasil postes tesebut.
vi. mortalitaspada proses dilakukan eksperimen, atau pada waktu antara pretes dan postes sering terjadi subjek yang drop out baik karena pindah, sakit, / meninggal dunia.
vii. regresi kearah nilai rata-rata (regression toward the mean)ancaman ini terjadi karena adanya nilai-nilai ekstrim tingggi maupun ekstrim rendah dari hasil pretes, cenderung untuk tidak ekstrim lagi pada pengukuran postes. Tetapi biasanya mendekati nilai rata-rata. Perubahan yang sebenarnya tetapi merupakan perubahan semu.. oleh sebab itu regresi kearah nilai rata-ratai ini juga disebut regresi semu (regression artifact)
b. Validitas eksternalBerkaitan dengan kemungkinan generalisasi dari hasil eksperimen tersebut. Apakah eksperimen tersebut terjadi pula apabila eksperimen yang sama dilakukan pada populasi lain.
Untuk mengontrol validitas eksternal, perlu dilakukan pengujian2 terhadap fakto2 berikut
i. efek seleksi berbagai bias?Karakteristik anggota kelompok menentukan sekali terhadap generalisasi yang diperoleh. Kekeliruan dalam memilih anggota sampel dapat mengganggu eksperimen. Oleh sebab itu, agar sampel yang diambil dapat representatif terhadap populasi perlu dilakukan identifikasi dan kontrol yang tepat
ii. efek pelaksana pretes
pretes banyak mempengaruhi terhadap variabel eksperimen, sedangkan pretes hanya dilakukan terhadap sampel. Oleh karena itu generalisasi yang diperoleh dari pelaksanaan eksperimen terhadap sampel kemungkinan tidak dapat berkalku untuk seluruh populasi. Sebab hanya naggota sampel yang mengalami pretes. Mempengaruhi generalisasi perlu dilakukan kontrol yang cermat dalam pelaksanaan pretes, sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap perlakuan yang menjadi dasar membuat generalisasi
iii. efek prosedur eksperimeneksperimen yang dilakukan terhadap anggota-anggota sampel yang menyadari bahwa dirinya sedang dicoba / dieksperimen, menyebabkan generalisasi yang diperoleh tidak berlaku bagi populasi, karena adanya perbedaan pengalaman antara anggota sampel dengan anggota populasi. Oleh sebab itu perlu dilakukan kontrol terhadap pengaruh prosedur eksperimen tersebut.
iv. gangguan penanganan perlakuan bergandajika subjek pada kelompok eksperimen dipaparkan terhadap perlakuan 2 kali atau lebih secara berturut-turut, maka perlakuan yang terdahulu mempunyai efek erhadap yang berikutnya. Hal ini menyebabkan perlakuan terakhir yang muncul dipengaruhi oleh perlakuan sebelumnya. Jadi generalisasi yang diperoleh hanya berlaku bagi subjek yang mempunyai pengalaman dengan pelaksanaan dan pemunculan perlakuan ganda secara berturut-turut.
Soekidjo
jenis
a. Wawancara
Jika sumber dan atau reponden penelitian adalah manusia.
Ada 2 macam :
Wawancara bebas
Wawancara dilakukan tanpa bantuan alat apapun, kecuali
hanya berupa percakapan antara pewawancara dengan
responden. Jawaban responden direkam dalam ingatan
atau pun dicatat seperlunya.
Wawancara terpimpin
Wawancara dilakukan dengan pertolongan daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jawaban
dapat disampaikan secara bebas (pertanyaan terbuka) atau
pun dalam bentuk memilih salah satu jawaban yang telah
ditentukan (pertanyaan tertutup).
b. Pemeriksaan
Dengan PF, lab,pemeriksaan kedokteran khusus (EKG, USG),
pemeriksaan setempat, pemeriksaan catatan medik.
c. Pengamatan
Dilakukan pada penelitian social yang pada umumnya
memerlukan jangka waktu yang cukup lama. Syarat pokoknya :
jelasnya criteria yang diamati dan konsistensi pengamat dalam
menilai criteria yang telah ditetapkan.
d. Peran serta
Banyak digunakan dalam penelitian social. Peneliti melibatkan diri
dalam kegiatan obyek yang akan diteliti.
Azrul Azwar, Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan
VALIDITAS
1. Macam2 validitas
Validitas Penelitian :o Validitas dalam ( internal validity )
ikhwal kesahihan penelitian yang menyangkut pertanyaan : sejauh mana perubahan yang diamati dalam suatu penelitian ( terutama penelitian eksperimental ) benar2 hanya terjadi karena perlakuan yang diberikan ( variable pengakuan ) dan bukan karena pengaruh faktor lain ( variable luar )
o Validitas luar ( eksternal validity )
ikhwal penelitian yang menyangkut pertanyaan : sejauh mana hasil suatu penelitian dapat dirampatkan ( digeneralisasikan ) pada populasi induk ( asal sample penelitian diambil )
Validitas pengukuran :o Validitas isi tingkat representativitas isi atau substansi pengukuran thd
konsep ( pengertian ) variabel sebagaimana dirumuskan dalam definisi operasional
o Validitas kriterium ( validitas prediksi ) sifat yang menggambarkan tingkat keterandalan suatu instrument pengukuran ( predictor )untuk meramal keadaan atau kemampuan tertentu ( kriterium ) subyek
o Validitas konstruk ketepatan pengukuran dalam menilai ciri atau keadaan subyek yang diukur, sehubungan dengan teori atau hipotesis yang melatarbelakanginya.
( Dasar – dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Dr. Ahmad Watik Pratiknya )
cara menentukan valid dan reliabilitas
Bagaimana uji validitas dan reabilitas instrument penelitianValiditas dan reliabilitas di uji dengan uji statistik :
Dengan program komputer yang mampu menguji validitas dan reliabilitas kuesioner, seperti misalnya program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Dengan cara manual :1. Untuk uji reliabilitas :Uji ulang (test Retest), Split test, test paralel.2. Untuk uji validitas : Dengan mencocokan kuesioner dengan tujuan penelitian, dapat pula diuji secar statistik.Panduan Penelitian Dr. B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto,M. Hum
ciri-ciri reliabilitas konsisten atau stabilitas
jika pengukuran yang dilakukan berkali-kali pada obyek yang sama menghasilkan skor yang sama
ketepatan jika skor yang diperoleh dengan pengukuran tsb merupakan skor yang sebenarnya
ketelitian jika penyimpangan skor hasil pengukuran dari skor yang sebenarnya sedikit sekali atau mendekati nol
Sumber : dasar – dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh : Dr.Ahmad watik Pratiknya
Data :
pengertianhasil yang diperoleh dari suatu proses penelitian
cara memperoleh data
o Pengamatan o Wawancarao AngketNotoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
pengelompokan :
1. macam-macam data secara umum dikenal 2 macam data :
- data literal (data historik) ialah data yang diperoleh dengan melakukan pencatatan terhadap kejadian atau fenomena yang telah berlalu.Dalam kedokteran , data ini dapat diperoleh dengan cara anamnesis maupun mempelajari catatan yang ada(sbg data sekunder)
- data observasional ialah data yang diperoleh dengan melakukan observasi langsung terhadap fenomena.Dalam dunia kedokteran , data ini diperoleh dengan cara pemeriksaan klinik , pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan langsung yang lain.
Sumber : dasar – dasar metodologi penelitian kedokteran & kesehatan oleh : Dr.Ahmad watik Pratiknya
o Data primer
Data yang diambil langsung oleh peneliti
o Data sekunder
Data yang sudah tersedia
Skala
SKALA
PENGUKURAN
SIFAT
VARIABEL
CONTOH STATISTIK
YANG SESUAI
KEKUATAN
Kategorikal
Nominal
Bukan
peringkat
Golongan
darah, jenis
kelamin
Jumlah, rate
resiko relatif
Rendah
Ordinal Peringkat
dengan
interval yang
tidak dapat
diukur
Derajat
penyakit,
status social
Sama
dengan
nominal,
median,
korelasi
peringkat
Sedang
Numerik
Interval
Peringkat
dengan
interval yang
dapat diukur,
namun tidak
mempunyai
nilai 0
alamiah
Suhu tubuh,
koefisien
intelegensi
Sama
dengan
ordinal,
ditambah
mean,
simpang
baku,
regresi,
korelasi
Kuat
Rasio Sama
dengan skala
interval,
mempunyai
nilai 0
alamiah
Penghasilan,
berat badan,
kadar ureum
Sama
dengan skala
interval
Kuat
STEP 4
MP
POPULASI
METODE SAMPLING
SAMPLE INSTRUMEN (VALID & RELIABEL )
DATA ANALISA DATA (SPSS, MANUAL)
HASIL
Recommended