Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

  • Upload
    triya

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    1/23

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    2/23

    SASARAN PRAKTEK KEBIDANAN :

    Bayi Baru Lahir (BBL)BayiBalita

    Anak perempuanRemaja pu triWanita p raniakahWanita selama hamil, bersalin, dan nifasWanita masa interval & menopause

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    3/23

    PELAYANAN KEBIDANAN HARUSLAHBERDASARKAN

    STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

    Ruang lingkup standar pelayanan kebidananmeliputi 24 standar

    Standar pelayanan umum (2 standar)Standar p elayanan antenatal (6 standar)Standar pert olongan persalinan (4 standar)Standar pelayanan nifas ( 3 standar)Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatus (9 st andar)

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    4/23

    STANDAR PENANGANAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI-NEONATUS (9 STANDAR) Standar 16 : Penanganan perdarahan dalam

    kehamilan pada trimeseter III Bidan mengenali secara tepat pada kehamilan serta melakukan pert

    perujukan.Standar 17 : Penanganan kegawatan pada eklampsia

    Bidan mengenali secara tepat mengancam,serta merujuk atau memberikan pertolongan

    pertama.

    Standar 18 : Penanganan kegawatan pada partuslama / macet

    Bidan mengenali secara tepat / m acet serta melakukan penangananyang memadai dantepat waktu atau merujuknya.

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    5/23

    STANDAR PENANGANAN KEGAWATDARURATANOBSTETRI-NEONATUS (9 STANDAR)

    Standar 19 : Persalinan dengan penggunaanvacuum ekstraktor

    Bidan mengenali kapan diperlukan

    ekstraksi vakum serta e secar benar ketika emberi pertolongan persalinan

    memastikan keamanan ibu dan

    janin/bayinya.

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    6/23

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    7/23

    Standar 22 : Penanganan perdarahanpostpartum sekunder Bidan mengenali secara tepat serta gejala perdarahan

    dan melakukan pertolongan pertama u ntukmenyelamatkan jiwa ibu dan merujuknya.

    Standar 23: Penanganan sepsis puerperalis Bidan mengenali secara tepat sepsis puerperalis, pertolongan pertama atau merujuknya.

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    8/23

    Standar 24 : penangananasksia neonatorum

    Bidan mengenali dengan tepat baru lahir dengan asksia, sertamelakukan resusitasi secepatnya,mengusahakan bantuan nedis yang

    diperlukan, dan memberikan perawatanlanjutan.

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    9/23

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    10/23

    1992: 425/100.000

    2007: 228/100.000

    RJMPN 2014: 118

    MDG 2015: 102

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    11/23

    angka kematian ibu di Indonesia adalah 15 kaliangka kematian ibu di Malaysia, 10 kali lebihtinggi dari pada thailan atau 5 kali lebih tinggidari pada Filipina.Dari berbagai faktor yang berperan padakematian ibu dan bayi, kemampuan kinerjapetugas kesehatan berdampak langsung padapeningkatan kualitas pel ayanan kesehatan

    maternal dan neonatal terutama kemampuandalam mengatasi masalah yang ber sifatkegawatdaruratan

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    12/23

    KASUS GAWAT DARURATOBSTETRI

    1. Kehamilan < 20 mgg : Abortus, KET,Hiperemesis, Mola

    Kehamilan > 20 mgg : Plasenta pre ia,solusio plasenta, ruptur uteri

    2. Persalinan : Plasenta pre ia, Perlu!aan

    "alan lahir, sisa plasenta#.$i%as : Atonia uteri, perlu!aan "alan lahir,

    sisa plasenta

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    13/23

    TINDAKAN SEGERA

    1. Penilaian awal : Fisik dan tanda vital2. Penilaian klinik lengkap :

    - Anamnesis- Fisik umum- Obstetri- Panggul

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    14/23

    PENANGGULANGAN PENDERITAGAWAT DARURAT (PPGD

    a. Mencegah kematian dan cacat (to savelife a nd limb) pada periderita gawatdarurat, hingga dapat hidup dan berfungs

    kembali dalarn masyarakat sebagaimanamestinya.b. Merujuk penderita . gawat daruratmelalui sistem rujukan untuk

    memperoleh penanganan yang Iebihmemadai

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    15/23

    2 P rinsip Penanggulangan Penderita Gawat DaruratKematian dapat terjadi bila se seorang mengalami kerusakan ataukegagalan danKegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh:1. Trauma/cedera sa lah satu sistem/organ di bawah ini yaitu :. Susunan saraf pusat. Pernapasan

    KardiovaskulerHati

    2. lnfeksi3. Keracunan (poisoning)4. Degenerasi (failure)5. Asksi6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessiveloss of wafer a nd electrolit)7.Dan lain-lain.

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    16/23

    Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler,pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkankematian dalam waktu singkat (4-6 menit). sedangkankegagalan sistem/organ yang lain dapat menyebabkankematian dalam waktu yang lebih lama.Dengan demikian keberhasilan PenanggulanganPendenta Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegahkematian dan cacat ditentukan oleh:1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat2. Kecepatan meminta p ertolongan3. Kecepatan dan kualitas p ertolongan yang diberikanditempat kejadian, dalam perjalanan kerumah sakit, danpertolongan selanjutnya secara m antap di Puskesmasatau rumah sakit.

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    17/23

    Pengaturan tindakan medis secara umum dalam UUNo.23/1992 tentang Kesehatan dapat dilihat dalampasal 32 ayat (4) yang menyatakan bahwa“pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan

    berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatanhanya dapat dilakukan oleh t enagakesehatan yangmempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”. 6Ketentuan tersebut dimaksudkan untuk melindungimasyarakat dari tindakan seseorang ya ng t idakmempunyai keahlian dan kewenangan untukmelakukan pengobatan/perawatan, sehingga akibatyang dapat merugikan atau membahayakanterhadap kesehatan pasien dapat dihindari,khususnya tindakan medis yang mengandung risiko

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    18/23

    . Pengaturan kewenangan tenaga k esehatan dalammelakukan tindakan medik diatur dalam pasal 50 UUNo.23/ 1992 tentang Kesehatan yang merumuskanbahwa “tenaga k esehatan bertugas menyelenggarakanatau melakukan kegiatan kesehatan sesuai denganbidang keahlian dan atau kewenangan tenaga kesehatanyang ber sangkutan”.6 Pengaturan di atas menyangkutpelayanan gawat darurat pada fase d i rumah sakit, dimana pada dasarnya setiap dokter memiliki kewenanganuntuk melakukan berbagai tindakan medik termasuktindakan spesik dalam keadaan gawat darurat. Dalamhal pertolongan tersebut dilakukan oleh tenagakesehatan maka yang be rsangkutan harus menerapkanstandar p rofesi sesuai dengan situasi (gawat darurat)saat it

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    19/23

    Setiap tindakan medis harus mendapatkanpersetujuan dari pasien (informed consent). Halitu telah diatur sebagai hak pasien dalam UUNo.23/1992 tentang Kesehatan pasal 53 ayat 2dan Peraturan Menteri Kesehatan No.585/1989tentang Persetujuan Tindakan Medis. Dalamkeadaan gawat darurat di mana h arus segeradilakukan tindakan medis pada p asien yang

    tidak sadar dan tidak didampingi pasien, tidakperlu persetujuan dari siapapun (pasal 11Peraturan Menteri Kesehatan No.585/1989).Dalam hal persetujuan tersbut dapat diperolehdalam bentuk tertulis,

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    20/23

    . Pendekatan Pelayanan keperawatangawat Darurat

    Tepat ad alah melakukan tindakan dengan betuldan benar, Cermat ada lah melakukan tindakandengan penuh minat, perhatian, sabar, tanggapterhadap keadaan pasient, penuh ketelitian danberhati-hati dalam bertindak serta hemat sesuai

    dengan kebutuhan sedangkan Cepat adalahtindakan segera dalam waktu singkat dapatmenerima d an menolong pasien, cekatan, tangkasserta terampil.

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    21/23

    Sementara itu urutan prioritas p enanganankegawatan berdasarkan pada 6-B yaitu :• B -1 = Breath – system pernafasan• B -2 = Bleed – system peredaran darah( sirkulasi )• B -3 = Brain – system saraf pusat• B -4 = Bladder – system urogenitalis• B -5 = Bowl – system pencernaan

    • B -6 = Bone – s ystem tulang dan persendian

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    22/23

    Kegawatan pada system B-1, B-2, B-3, adalah prioritas u tamakarena kematian dapat terjadi sangat cepat, rangkinpertolongan ini disebut “ Live S aving First Aid “ yang

    meliputi :¬ Membebaskan jalan napas dari sumbatan¬ Memberikan napas buatan¬ P ijat jantung jika jantung berhenti¬ Menghentikan pendarahan dengan menekan titik

    perdarahan dan m enggunakan beban¬ P osisi koma dengan melakukan triple ai rway m enuver, posisishock dengan tubuh horizontal, kedua tungkai dinaikan 200untuk auto t ranfusi¬ Bersikap tenang t api cekatan dan berkir sebelum

    bertindak, jangan panic¬ Lakukan pengkajian yang cepat terhadap masalah yangmengancam jiwa¬ Lakukan pengkajian yang siatematik sebelum melakukantindakan secra m enyeluruh.

  • 8/18/2019 Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatus(1)

    23/23

    PESAN MORAL

    Sebagai dasar dalam bekerja adalah pikirkanseandainya pasien adalah keluarga kitasendiri,..Keselamatan pasien adalah tanggung jawab kitaJangan pilih jd bidan jika hanya berpikir untukhanya m encari pekerjaan.Bekerja dengan hati bukan ambisi