102
KEGAWATAN OBSTETRI

Kegawatan Obstetri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

l

Citation preview

Page 1: Kegawatan Obstetri

KEGAWATAN OBSTETRI

Page 2: Kegawatan Obstetri

Kegawatan obstetri

Definisi:• Kondisi pd ibu & janin

yg meningkatkan risiko morbiditas & mortalitas

• Kasus obstetri yg apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan kematian maternal & perinatal

Macam:

1. Perdarahan

2. Infeksi & sepsis

3. Preeklamsia & eklamsia

4. Distosia (persalinan macet)

5. Gawat janin

Page 3: Kegawatan Obstetri

Tujuan

1. Mengenali macam kegawatan obstetri

2. Mengenali kehamilan & persalinan risiko tinggi (faktor risiko)

3. Deteksi dini, penanganan segera, pencegahan

4. Sistem rujukan

Page 4: Kegawatan Obstetri

Perdarahan1. Kehamilan muda

– Abortus– KET– Mola hidatidosa

2. Kehamilan lanjut & persalinan– Plasenta previa– Solusio plasenta– Ruptura uteri

3. Setelah bayi lahir– Atonia uteri– Retensi plasenta– Robekan jalan lahir

Page 5: Kegawatan Obstetri

Infeksi & Sepsis

1. Kehamilan2. Persalinan

– Korioamnionitis

3. Nifas– Metritis– Mastitis & abses payudara– Infeksi luka perineum– Tromboflebitis

Page 6: Kegawatan Obstetri

Preeklamsia & Eklamsia

Preeklamsia• Hipertensi• Proteinuria• Edema

Eklamsia• Kejang• Penurunan kesadaran• Koma

Sindroma HELLP

Page 7: Kegawatan Obstetri

Distosia (persalinan macet)

• Distosia bahu

• Partus lama

Page 8: Kegawatan Obstetri

Kehamilan & persalinan risiko tinggi

Faktor risiko:

1. Demografi

2. Medis

3. Obstetrik

4. Perilaku

Page 9: Kegawatan Obstetri

Demografi

1. Umur ibu <20 atau >35

2. Tinggi badan ibu <145 cm

3. Pendidikan rendah

4. Kondisi sosial ekonomi rendah

6. Malnutrisi

Page 10: Kegawatan Obstetri

Faktor medis & obstetrik

1. Riwayat penyakit (DM, tiroid, infeksi, penyakit jantung & paru, hipertensi, dll)

2. Riwayat abortus & kehamilan ektopik

3. Riwayat penyakit trofoblas

4. Riwayat JTL, IUFD atau kematian neonatal

5. Riwayat bayi besar, SC

6. Riwayat kelainan kongenital

7. Riwayat perdarahan setelah melahirkan

Page 11: Kegawatan Obstetri

Kondisi obstetrik sekarang

1. Grandemultigravida

2. ANC < 4 kali

3. Persalinan preterm & postterm

4. KPD

5. Preeklamsia & eklamsia

6. Polihidramnion & oligohidramnion

7. Perdarahan antepartum

8. Anemia (Hb <10 g/dL) or hemokonsentrasi (Hb >13 g/dL)

Page 12: Kegawatan Obstetri

Perilaku

1. Merokok2. Alkohol3. Pecandu obat-obatan

Page 13: Kegawatan Obstetri

Persalinan risiko tinggi

1. Partus lama atau macet2. Ekstraksi vakum, forsep3. Gawat janin4. SC atau riwayat SC5. Induksi & stimulasi6. Malpresentasi7. JTL atau janin besar8. Gemeli9. DKP atau ibu pendek (<145 cm)

Page 14: Kegawatan Obstetri

Abortus, mola & kehamilan ektopik

Page 15: Kegawatan Obstetri

Diagnosis

Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis

• Perdarahan sedikit• Serviks tertutup• Uterus sesuai

HPM

• Mules/nyeri perut bawah

Abortus imminens

• Perdarahan banyak

• Serviks terbuka• Uterus sesuai

HPM

• Mules/nyeri perut bawah

• Nyeri tekan• Produk kehamilan

belum ekspulsi

Abortus insipiens

Page 16: Kegawatan Obstetri

Diagnosis

Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis

• Perdarahan banyak

• Serviks terbuka• Uterus lebih kecil

dari HPM

• Mules/nyeri perut bawah

• Produk kehamilan ekspulsi sebagian

Abortus inkomplit

• Perdarahan sedikit• Serviks tertutup• Uterus lebih kecil

dari HPM

• Mules/nyeri perut bawah ringan

• Riwayat ekspulsi produk kehamilan

Abortus komplit

Page 17: Kegawatan Obstetri

Diagnosis

Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis

• Perdarahan banyak

• Serviks terbuka• Uterus lebih besar

dari HPM• Uterus lunak• Ekspulsi produk

kehamilan berupa gelembung

• Mual/muntah• Mules/nyeri perut

bawah• Abortus spontan• Kista ovarium• Preeklamsia dini• Tanpa janin

Mola hidatidosa

Page 18: Kegawatan Obstetri

Diagnosis

Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis

• Perdarahan sedikit• Nyeri perut• Serviks tertutup• Uterus sedikit

membesar• Uterus agak lunak

• Pingsan• Massa adneksa

nyeri• Amenorea• Nyeri bila serviks

digerakkan

Kehamilan ektopik

Page 19: Kegawatan Obstetri

KE & KET

KE (tidak ruptur) KET (ruptur)

• Gejala & tanda kehamilan• Nyeri perut & panggul

• Jatuh atau lemas• Nadi kecil & cepat (>110/m)• Hipotensi• Hipovolemia• Nyeri perut akut• Perut distensi (darah bebas)• Nyeri lepas tekan• Pucat

Page 20: Kegawatan Obstetri

Komplikasi & manajemenInfeksi/sepsisGejala & tanda:• Nyeri perut bawah• Nyeri lepas tekan• Perdarahan terus-

menerus• Malaise• Demam• Discharge bau

busuk/purulen• Serviks nyeri bila

digerakkan

PerforasiGejala & tanda:• Mules/nyeri perut• Nyeri lepas tekan• Perut distensi• Perut kaku & keras• Mual/muntah• Demam

Page 21: Kegawatan Obstetri

Plasenta previa, solusio plasenta & ruptura uteri

Page 22: Kegawatan Obstetri

DiagnosisGejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis

• Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu

• Syok• Perdarahan

mungkin terjadi setelah sanggama

• Uterus tidak tegang

• Presentasi janin tidak masuk panggul

• Kondisi janin normal

Plasenta previa

Page 23: Kegawatan Obstetri

Plasenta previa

Page 24: Kegawatan Obstetri

DiagnosisGejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis

• Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu (mungkin tersembunyi)

• Nyeri perut terus-menerus atau hilang timbul

• Syok• Uterus tegang• Gerakan janin

berkurang atau tidak ada

• Gawat janin atau tidak terdengar DJJ

Solusio plasenta

Page 25: Kegawatan Obstetri

DiagnosisGejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis

• Perdarahan (intraabdominal atau vaginal)

• Nyeri perut hebat (mungkin berkurang setelah terjadi ruptur)

• Syok• Perut distensi (cairan

bebas)• Kontur uterus tidak

normal• Nyeri tekan abdomen• Bagian janin mudah

dipalpasi• Gerakan janin & DJJ

tidak ada• Nadi ibu cepat

Ruptura uteri

Page 26: Kegawatan Obstetri

Ruptura uteri

Page 27: Kegawatan Obstetri

Manajemen plasenta previa

• Perhatikan tanda-tanda syok atasi syok

• Jangan melakukan pemeriksaan dalam

• Pemeriksaan inspekulo dg hati-hati menyingkirkan kemungkinan lain

• Resusitasi dg infus RL atau NS

• Nilai jumlah perdarahan

• Perdarahan banyak & terus-menerus SC

• Perdarahan sedikit atau berhenti, janin hidup, preterm ekspektatif & pematangan paru

Page 28: Kegawatan Obstetri

Manajemen solusio plasenta

• Perhatikan tanda-tanda syok atasi syok• Nilai pembekuan darah koagulopati• Transfusi dg fresh whole blood bila perlu• Perdarahan banyak:

– Jika pembukaan lengkap VE– Jika blm dlm persalinan SC

• Perdarahan sedikit-sedang:– DJJ normal atau IUFD pecah ketuban & dipacu– Gawat janin persalinan segera atau SC

Page 29: Kegawatan Obstetri

Ruptura Uteri: Penatalaksanaan

Laparotomi segera dengan kemungkinan histerektomi- subtotal paling aman

Transfusi darah

Bersamaan dengan itu : Hidrasi dengan cairan IV Kosongkan kandung

kemih sebelum operasi Antibiotik profilaktik:

ampisilin 2 g IV, satu dosis Perhatikan tanda-tanda

syok

Page 30: Kegawatan Obstetri

Perdarahan postpartum, atonia uteri & syok hipovolemik

Page 31: Kegawatan Obstetri

Perdarahan postpartum

Perdarahan pervaginam lebih dari 500 ml setelah melahirkan- Perdarahan sering dianggap remeh karena sulit diukur secara

visual- Darah bercampur dengan cairan lainnya

Rush 2000.

Page 32: Kegawatan Obstetri

Evaluasi dan Penatalaksanaan Awal

Evaluasi dengan cepat:- Apakah ada syok?

- Perkirakan jumlah darah yang hilang Masase keluarkan bekuan darah, apakah ada

kontraksi? Berikan oksitosin 10 unit IM

Page 33: Kegawatan Obstetri

Evaluasi dan Penatalaksanaan Awal (lanjutan)

Cairan parenteral (jarum besar): tetesan cepat Pastikan kandung kemih kosong Apakah plasenta telah keluar? Periksa

kelengkapannya Apakah ada robekan pada jalan lahir?

Page 34: Kegawatan Obstetri

Diagnosis Banding

Atonia uteri Retensi plasenta Sisa plasenta Robekan jalan lahir Ruptura uteri Inversi uteri Gangguan pembekuan darah

Page 35: Kegawatan Obstetri

Atonia uteri

• Miometrium tidak berkontraksi setelah plasenta lahir

• Uterus lunak

• Pembuluh darah pd daerah bekas perlekatan plasenta terbuka lebar

• Penyebab tersering perdarahan postpartum

Page 36: Kegawatan Obstetri

Faktor risiko atonia uteri

• Uterus meregang berlebihan polihidramnion, gemeli, makrosomia

• Persalinan lama

• Pesalinan terlalu cepat

• Pacuan persalinan dg oksitosin

• Infeksi intrapartum

• Paritas tinggi

Page 37: Kegawatan Obstetri

Berpikir antisipatif

Identifikasi faktor risiko

Antisipasi atonia uteri

20% atonia uteri dapat terjadi pada ibu tanpa faktor risiko

Page 38: Kegawatan Obstetri

Uterus tidak berkontraksi

•Bersihkan bekuan darah/selaput ketuban•Kompresi bimanual interna

Uterus kontraksi?Ya

Tidak

•Ajarkan keluarga utk KBE•Keluarkan tangan KBI secara hati-hati•Inj Metil ergometrin 0,2 mg I.m.•Pasang infus RL + 20 IU oksitosin, guyur•KBI lagi

•RUJUK•Lanjutkan infus + 20 IU oksitosin minimal 500 ml/jam s/d tempat rujukan

•Pertahankan KBI selama 1-2 ‘•Keluarkan tangan hati-hati•Awasi kala IV

Uterus kontraksi?

Tidak

Ya•Awasi kala IV

Page 39: Kegawatan Obstetri

Kompresi bimanual interna

Page 40: Kegawatan Obstetri

Kompresi bimanual eksterna

Page 41: Kegawatan Obstetri

Obat-obatan Oksitosika

Oksitosin Ergometrin/

Methyl ergometrin

15-methyl prostaglandin F2

Dosis dan rute IV: 20 units dlm 1 L dgn laju 60 tetes/menit

IM: 10 units

IM atau IV: 0.2 mg IM: 0.25 mg

Dosis lanjutan IV: 20 units dlm 1 L dgn laju 40 tetes/menit

Ulangi 0.2 mg IM setelah 15 menit. Jika perlu, beri 0.2 mg IM atau IV setiap 4 jam

0.25 mg setiap 15 menit

Dosis maksimum Tdk lebih dari 3 L cairan IV

5 dosis 8 dosis

Hati-hati/

Kontraindikasi

Jangan berikan sebagai bolus IV

Pre-eklampsia, hipertensi, penyakit jantung

Jangan beri secara IV, Asthma

Page 42: Kegawatan Obstetri

Strategi Pencegahan

Kesiapan melahirkan Penolong yang terampil

pada kelahiran Pengobatan anemia Penatalaksanaan aktif

persalinan kala tiga Hindari prosedur yang tidak

perlu (misalnya, episiotomi)

Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga:

Oksitosin 10 U I.m dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir

Penegangan tali pusat terkendali

Masase fundus setelah kelahiran plasenta

Page 43: Kegawatan Obstetri

Definisi Syok Kegagalan sistem sirkulasi dalam

mempertahankan aliran yang adekuat pada organ-organ vital sehingga timbul anoxia

Mengancam jiwa

Page 44: Kegawatan Obstetri

Kapan Dapat Memperkirakan Atau Mengantisipasi Syok

Perdarahan: Pada awal kehamilan (aborsi, kehamilan ektopik, kehamilan mola) Pada akhir kehamilan atau persalinan (plasenta previa, solusio

placenta, ruptura uteri) Sesudah kelahiran bayi (ruptura uteri, atonia uteri)

Infeksi (aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi, amnionitis, metritis)

Trauma (perlukaan pada uterus atau kandung kemih selama aborsi, ruptura uteri)

Page 45: Kegawatan Obstetri

Tanda Klinis Syok

Gangguan Perfusi Perifer Raba telapak tangan * Hangat, Kering, Merah : Normal * Dingin, Basah, Pucat : syok Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan * Merah kembali < 2 detik :

Normal / > 2 detik : syok * Bandingkan dengan tangan pemeriksa Nadi meningkat : raba nadi radialis * Nadi < 100 : Normal / nadi > 100 : Syok Tekanan darah menurun * Sistolik > 100 : Normal / < 100 : Syok

Page 46: Kegawatan Obstetri

Penatalaksanaan Segera

Berteriak minta tolong - orang yang ada di sekitar kita dimintai bantuan

Mulailah resusitasi Infus

Page 47: Kegawatan Obstetri

Tata Laksana Mengatasi Perdarahan Hebat

Airway Breathing Circulation and hemorrhage control Shock position Replace blood loss Stop / minimize the bleeding process

Page 48: Kegawatan Obstetri

AIRWAY

Page 49: Kegawatan Obstetri

Posisi SyokANGKATKEDUA

TUNGKAI

300 - 500 ccdarah dari kakipindah kesirkulasi sentral

Page 50: Kegawatan Obstetri

Penatalaksanaan Khusus

Berikan oksigen dengan laju 6-8 L/menit Uji darah : Cek Hemoglobin, dan uji silang Penilaian status pembekuan darah dengan tes

pembekuan di tempat tidur. Penatalaksanaan penyebab khusus Pantau:

Tanda-tanda vital dan hilangnya darah tiap 15 menit Cairan yang masuk dan urin yang keluar tiap jam

Page 51: Kegawatan Obstetri

Cairan Intravena Mulailah infus intravena dengan menggunakan dua

jarum berlubang besar Infus dengan tetesan cepat, 1L habis dalam 15-20 menit Berikan sekurang-kurangnya 2L cairan pada jam pertama Apabila syok disebabkan oleh perdarahan, diperlukan

tetesan infus yang lebih cepat Apabila pada vena perifer tidak bisa dilakukan infus, lakukan

vena seksi

Page 52: Kegawatan Obstetri

Kristaloid vs Koloid Sebagai Cairan Pengganti: Kesimpulan

Kristaloid merupakan pilihan pertama untuk digunakan, karena:- Lebih aman- Lebih murah- Lebih mudah didapatkan

Page 53: Kegawatan Obstetri

Pencegahan Terhadap Syok Akibat Perdarahan

Meminimalkan darah yang terbuang: Gunakan teknik terbaik dalam anastesi dan

pembedahan untuk meminimalkan hilangnya darah pada operasi

Autotransfusi selama prosedur jika dibenarkan Penatalaksanaan aktif kala tiga pada persalinan Penatalaksaan terhadap perdarahan

pascapersalinan

Page 54: Kegawatan Obstetri

Retensio Plasenta: Penatalaksanaan

Jika plasenta terlihat, mintalah ibu untuk meneran; jika sudah berada di vagina, keluarkan

Pastikan kandung kemih kosong; kateterisasi bila perlu

Upayakan penegangan tali pusat terkendali

Keluarkan plasenta secara manual

Dalam waktu yang bersamaan, lakukan:

Transfusi darah bila perlu Beri oksitosin jika memang

belum Beri antibiotik jika plasenta

dikeluarkan secara manual- Ampisilin 2 g IV satu dosis

Page 55: Kegawatan Obstetri

Evakuasi plasenta manual

Page 56: Kegawatan Obstetri

Preeklamsia & Eklamsia

Page 57: Kegawatan Obstetri

Preeklampsia

• Wanita di atas usia kehamilan 20 minggu dengan:- tekanan darah Diastolik > 90 mm Hg dan

- proteinuria• Risiko mengalami eklampsia

Page 58: Kegawatan Obstetri

Preeklampsia Ringan

• 2 kali hasil pengukuran tekanan darah diastolik berselang 4 jam adalah 90-110 mmHg, setelah usia kehamilan 20 minggu

• Proteinuria 2+• Tidak ada tanda-tanda/gejala preeklampsia berat

Page 59: Kegawatan Obstetri

Preeklampsia Berat

• Tekanan darah diastolik > 110 mm Hg

• Proteinuria > 3+

• Tanda-tanda dan gejala lain kadang-kadang ada :- Nyeri epigastrium- Nyeri kepala- Perubahan pandangan- Hiperrefleksia- Edema Pulmonal- Oliguria- IUGR/PJT

Page 60: Kegawatan Obstetri

Eklampsia

• Kejang yang terjadi setelah 20 minggu usia kehamilan, pada seorang wanita, tanpa ada kelainan serangan sebelumnya

• Sebagian kecil wanita dengan eklampsia memiliki tekanan darah yang normal

Page 61: Kegawatan Obstetri

Strategi untuk Mencegah Eklampsia

• Asuhan antenatal dan mengenali hipertensi

• Identifikasi dan perawatan pre-eklampsia oleh penolong yang terampil

• Kelahiran tepat waktu

• 3.4% wanita dengan preeklampsia berat akan mengalami kejang

• Eklampsia adalah salah satu penyebab kematian ibu yang sulit diatasi

Page 62: Kegawatan Obstetri

Penilaian dan Penatalaksanaan Awal pada Eklampsia

• Berteriak untuk meminta tolong – mobilisasi personil• Dengan cepat evaluasi pernafasan dan keadaan kesadarannya• Periksa jalan napas, tekanan darah dan nadinya• Miringkan ke kiri• Lindungi agar jangan sampai cedera tetapi jangan dikekang• Mulai jalankan infus IV dengan jarum berukuran besar (ukuran

16 gauge)• Beri oksigen dengan laju 4 L/menit

Jangn sekali-kali meninggalkan ibu tanpa penjaga

Page 63: Kegawatan Obstetri

Obat-Obat Anti Hipertensi

• Methyl Dopa• Nifedipin• Labetolol

Prinsip:• Mulailah pemberian

antihipertensi jika tekanan darah diastolik > 110 mm Hg

• Pertahankan tekanan darah diastolik 90-100 mm Hg untuk mencegah perdarahan otak (cerebral hemorrhage)

Page 64: Kegawatan Obstetri

Penatalaksanaan selama kejang

• Beri magnesium sulfat secara IM/IV• Peralatan gawat darurat (O2, masker, dsb)• Miiringkan ke kiri• Anti hipertensi: Nifedipin SL• Lindungi agar jangan cedera tetapi jangan

dikekangJangan sekali-kali meninggalkan ibu tanpa penjagaan

Page 65: Kegawatan Obstetri

Obat-Obat Anti Konvulsi

–Magnesium sulfat–Diazepam

Page 66: Kegawatan Obstetri

Penatalaksanaan Sesudah Konvulsi

• Cegah konvulsi lanjutan• Kendalikan tekanan darah• Persiapan untuk kelahiran (jika belum

melahirkan)

Page 67: Kegawatan Obstetri

Magnesium Sulfat

• Gunakan magnesium sulfat pada– Wanita dengan eklampsia– Wanita dengan preeklampsia berat yang

mengharuskannya melahirkan – Mulailah magnesium sulfat pada saat keputusan

melahirkan telah dibuat

• Lanjutkan terapi hingga 24 jam setelah melahirkan atau konvulsi terakhir

Page 68: Kegawatan Obstetri

Pemantauan Setiap Jam

Evaluasi Penemuan Normal

Tingkat Kesadaran Mengantuk tetapi bisa dibangunkan

Tekanan darah diastolikHarus dipertahankan antara 80-100 mm Hg

Angka pernapasan 16 kali atau lebih /menit

Refleks tendon yang dalam Minimal tetapi ada

Denyut jantung janin (jika belum dilahirkan)

Penurunan dalam variabilitas

Page 69: Kegawatan Obstetri

Pemantauan Setiap Jam

Evaluasi Penemuan Abnormal Penatalaksanaan

Paru-paru Edema PulmonalHentikan magnesium sulfat

Output UrineTurun dibawah 30 mL/jam atau 120 mL/4 jam

Hentikan magnesium sulfat

Uterus (setelah melahirkan)

Atonia Uteri (perdarahan pasca persalinan)

Pertimbangkan oksitosin selama 24 jam setelah melahirkan

Page 70: Kegawatan Obstetri

Prinsip-Prinsip dalam Penatalaksanaan

• Penentuan waktu dan cara kelahiran : tergantung ibu vs kematangan janin

• Penilaian janin : bukti adanya gawat janin• Pengendalian konvulsi• Pengendalian hipertensi• Dirujuk karena komplikasi organ lainnya : pulmo,

renal, sistem saraf pusat

Page 71: Kegawatan Obstetri

Gawat Janin (Fetal Distress)

Page 72: Kegawatan Obstetri

• Tujuan

– Definisi fetal distress– Pengawasan janin dalam persalinan

• Auskultasi • Guideline

– Resusitasi intrauterin

Gawat Janin (Fetal Distress)

Page 73: Kegawatan Obstetri

FETAL DISTRESS

adalah

BRADIKARDIA JANIN PERSISTEN

yang bila tidak diperbaiki

akan menimbulkan

DEKOMPENSASI RESPON FISIOLOGIS

dan menyebabkan

KERUSAKAN PERMANEN SSP DAN ORGAN LAIN

SERTA KEMATIAN

Page 74: Kegawatan Obstetri

• Etiologi fetal distress- Ibu

– penurunan kemampuan membawa oksigen ibu• Anemia yang signifikan

– penurunan aliran darah uterin• posisi supine atau hipotensi lain, preeklampsia

– kondisi ibu yang kronis• hipertensi

Page 75: Kegawatan Obstetri

• Etiologi – Faktor Uteroplasental

– Kontraksi uterus

• hiperstimulasi, solusio plasenta

– disfungsi uteroplasental• infark plasental• korioamnionitis• disfungsi plasental ditandai oleh IUGR,

oligohidramnion

Page 76: Kegawatan Obstetri

• Etiologi – Faktor Janin

– kompresi tali pusat• oligohidramnion• prolaps tali pusat• puntiran tali pusat

– Penurunan kemampuan janin membawa oksigen • anemia berat

• misal : isoimunisasi, perdarahan feto-maternal

Page 77: Kegawatan Obstetri

Sirkulasi Janin

Page 78: Kegawatan Obstetri

• Kesejahteraan Janin dalam Persalinan

– Asfiksia intrapartum dan komplikasi:• Skor Apgar 0-3 selama >/= 5 menit• sekuele neurologis neonatal• disfungsi multiorgan neonatal• pH arteri tali pusat 7,0• defisit basa arteri tali pusat >/= 16 mmol/L

Page 79: Kegawatan Obstetri

FETAL DISTRESS

merupakan

ASFIKSIA JANIN PROGRESIF

Yang bila tidak diperbaiki atau dihindari

akan menimbulkan

DEKOMPENSASI RESPON FISIOLOGIS

dan menyebabkan

KERUSAKAN PERMANEN SSP DAN ORGAN LAIN

SERTA KEMATIAN

Page 80: Kegawatan Obstetri

KESIMPULAN

• Gawat Janin merupakan hal yang serius dan perlu dikenal & tindakan

• Sebaiknya ada bukti Asidemia (pH darah)

• Pemantauan denyut jantung penting : tiap 30 menit dalam kala 1 dan tiap 5-10 menit dalam kala 2.

Page 81: Kegawatan Obstetri

Infeksi

Page 82: Kegawatan Obstetri

Objektif

• definisi

• faktor predisposisi

• patofisiologi

• gambaran klinis

• tempat infeksi postpartum

• tatalaksana

• pencegahan

Page 83: Kegawatan Obstetri

• Definisi:– setiap pasien dengan demam 38,5°C atau

lebih selama 48 atau 72 jam setelah persalinan pervaginam atau ekstraksi forsep dengan uterus yang lembek

Page 84: Kegawatan Obstetri

Insidens dan cakupan:- Penyebab utama kematian maternal di negara mulai berkembang

- Jarang pada persalinan pervaginam

- Komplikasi: syok, abses pelvis dan trombosis pelvis

Page 85: Kegawatan Obstetri

Patofisiologi- flora normal dari traktus genitalia merupakan patogen yang potensial

- cairan amnion dan peningkatan sel darah putih selama persalinan

Page 86: Kegawatan Obstetri

Faktor predisposisi− trauma dan nekrosis jaringan setelah melahirkan

menjadi medium kultur untuk infeksi − operasi cesar merupakan faktor predisposisi

penting− persalinan lama dan ketuban pecah − kemiskinan dengan higiene dan nutrisi yang

buruk

Page 87: Kegawatan Obstetri

Bakteri- polimikrobial- paling sering:

Escherichia coli, Kelbsiella, Proteus dan Bacteroides fragilis

- jarang:Clostridium, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas

- sumber dari luar: Group A beta-hemolitik streptococus

Page 88: Kegawatan Obstetri

Gambaran Klinis- biasanya 2-3 hari post partum - temperatur rendah, nyeri abdomen bagian

bawah dan uterus lembek- lainnya: malaise, anorksia, lokia berbau busuk- jika berat: temperatur tinggi dan peritonitis

umum

Page 89: Kegawatan Obstetri

Gambaran Kilinis

- Streptokokus Group A beta-hemolitik dapat fulminan dengan peritonitis and septikemia

- Bila dikultur, personil Rumah Sakit harus diseleksi untuk mengidentifikasi sumber

Page 90: Kegawatan Obstetri

Diagnosis- lokus infeksi pada pasien postpartum

(kultur bila memungkinkan):endomiometritistractus urinariustempat episiotomiinsisi abdominalpayudarathrombophlebitis: tungkai, pelvisappendisitislain: infeksi saluran nafas atas

Page 91: Kegawatan Obstetri

Tatalaksana - Pencegahan- teknik aseptik yang benar- penggunaan antibiotik pada wanita dengan seksio sesaria atau ketuban pecah dalam waktu lama (1g ampisilin IV yang diberikan sebagai profilaksis pada seksio sesaria mengurangi terjadinya infeksi)

Page 92: Kegawatan Obstetri

Tatalaksana -- Terapikasus ringan: Antibiotik tunggal berspektrum luas

(mis. ampisillin 1 g IV/4x atau peroral)Jika seksio sesaria:

flagyl 500 mg tiap 8j + cefoxitin 2g tiap 6 j ATAU

aminoglisosida (gentamisin or tobramisin) 60-100 mg tiap 8j + clindamicin 900 mg tiap 8j

Page 93: Kegawatan Obstetri

Tatalaksana - Terapi

• Bila digunakan antibiotik intravena, lanjutkan selama 48 jam setelah bebas demam.

• Bila demam berlanjut dan kombinasi aminoglicosida-clindamisin telah digunakan, tambahkan penisilin (5juta unit tiap 6j) untuk menjangkau enterokokus

• Antibiotik oral digunakan selama 5 hari

Page 94: Kegawatan Obstetri

Masalah lain - semakin banyak antibiotik yang digunakan, > semakin besar kemungkinan terjadinya necrotizing colitis- antibiotik bisa terdapat pada ASI namun pada umumnya secara klinis tidak bermakna (hindari tetrasiklin)

Page 95: Kegawatan Obstetri

Masalah spesifik:infeksi episiotomi: terapi dengan antibiotik, cuci (air bersih!), panas

- buka jahitan bila terdapat fluktuasi atau pus

- sangat jarang yang memerlukan debridement

necrotizing fascitis: jarang, inflamasi lokal yang berkembang cepat akibat gangren – pasien toksik: antibiotik dosis tinggi namun HARUS dibersihkan (debridement) secara surgikal

Page 96: Kegawatan Obstetri

Masalah lain- Septic pelvic thrombophlebitis - umumnya sepsis anaerob

- biasanya pasien sudah mendapat antibiotik namun tetap terus demam tinggi

- diagnosis ekslusi- terapinya adalah heparin intravena

- > kondisinya respon terhadap heparin

Page 97: Kegawatan Obstetri

Masalah lain

- Mastitis-- penisilin G or penisilinase -resisten (methisilin or kloksasilin)

selama 7-10 hari• Teruskan menyusui!• Bila terdapat abses mammae -drain

Page 98: Kegawatan Obstetri

Kasus khusus: Syok septik Postpartum atau postabortus

definisi: pasien toksik dengan perubahan hemodinamik atau perubahan keseimbangan asam basa dengan demam 38.5ºC (setelah aborsi, persalinan pervaginam ataupun operasi)

Page 99: Kegawatan Obstetri

Etiologi syok postpartum atau postabortus

- umumnya bakteri gram-negatif (mis. E. Coli) dan seringkali gram positif (stafilokokus, anaerob streptokokus, clostridium)

Page 100: Kegawatan Obstetri

Patofisiologi syok postpartum - postabortum- belum sepenuhnya diketahui

- endotoksin dari dinding sel bakteri menginisiasi kerusakan vaskular dan vasodilatasi

- hipotensi dan hipoperfusi

Page 101: Kegawatan Obstetri

kesimpulan

- masalah utama

- diagnosis yang sesuai

- tatalaksana yang cepat dan agresif

- pencegahan

Page 102: Kegawatan Obstetri