Upload
farah-muthia
View
267
Download
21
Embed Size (px)
DESCRIPTION
l
Citation preview
KEGAWATAN OBSTETRI
Kegawatan obstetri
Definisi:• Kondisi pd ibu & janin
yg meningkatkan risiko morbiditas & mortalitas
• Kasus obstetri yg apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan kematian maternal & perinatal
Macam:
1. Perdarahan
2. Infeksi & sepsis
3. Preeklamsia & eklamsia
4. Distosia (persalinan macet)
5. Gawat janin
Tujuan
1. Mengenali macam kegawatan obstetri
2. Mengenali kehamilan & persalinan risiko tinggi (faktor risiko)
3. Deteksi dini, penanganan segera, pencegahan
4. Sistem rujukan
Perdarahan1. Kehamilan muda
– Abortus– KET– Mola hidatidosa
2. Kehamilan lanjut & persalinan– Plasenta previa– Solusio plasenta– Ruptura uteri
3. Setelah bayi lahir– Atonia uteri– Retensi plasenta– Robekan jalan lahir
Infeksi & Sepsis
1. Kehamilan2. Persalinan
– Korioamnionitis
3. Nifas– Metritis– Mastitis & abses payudara– Infeksi luka perineum– Tromboflebitis
Preeklamsia & Eklamsia
Preeklamsia• Hipertensi• Proteinuria• Edema
Eklamsia• Kejang• Penurunan kesadaran• Koma
Sindroma HELLP
Distosia (persalinan macet)
• Distosia bahu
• Partus lama
Kehamilan & persalinan risiko tinggi
Faktor risiko:
1. Demografi
2. Medis
3. Obstetrik
4. Perilaku
Demografi
1. Umur ibu <20 atau >35
2. Tinggi badan ibu <145 cm
3. Pendidikan rendah
4. Kondisi sosial ekonomi rendah
6. Malnutrisi
Faktor medis & obstetrik
1. Riwayat penyakit (DM, tiroid, infeksi, penyakit jantung & paru, hipertensi, dll)
2. Riwayat abortus & kehamilan ektopik
3. Riwayat penyakit trofoblas
4. Riwayat JTL, IUFD atau kematian neonatal
5. Riwayat bayi besar, SC
6. Riwayat kelainan kongenital
7. Riwayat perdarahan setelah melahirkan
Kondisi obstetrik sekarang
1. Grandemultigravida
2. ANC < 4 kali
3. Persalinan preterm & postterm
4. KPD
5. Preeklamsia & eklamsia
6. Polihidramnion & oligohidramnion
7. Perdarahan antepartum
8. Anemia (Hb <10 g/dL) or hemokonsentrasi (Hb >13 g/dL)
Perilaku
1. Merokok2. Alkohol3. Pecandu obat-obatan
Persalinan risiko tinggi
1. Partus lama atau macet2. Ekstraksi vakum, forsep3. Gawat janin4. SC atau riwayat SC5. Induksi & stimulasi6. Malpresentasi7. JTL atau janin besar8. Gemeli9. DKP atau ibu pendek (<145 cm)
Abortus, mola & kehamilan ektopik
Diagnosis
Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis
• Perdarahan sedikit• Serviks tertutup• Uterus sesuai
HPM
• Mules/nyeri perut bawah
Abortus imminens
• Perdarahan banyak
• Serviks terbuka• Uterus sesuai
HPM
• Mules/nyeri perut bawah
• Nyeri tekan• Produk kehamilan
belum ekspulsi
Abortus insipiens
Diagnosis
Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis
• Perdarahan banyak
• Serviks terbuka• Uterus lebih kecil
dari HPM
• Mules/nyeri perut bawah
• Produk kehamilan ekspulsi sebagian
Abortus inkomplit
• Perdarahan sedikit• Serviks tertutup• Uterus lebih kecil
dari HPM
• Mules/nyeri perut bawah ringan
• Riwayat ekspulsi produk kehamilan
Abortus komplit
Diagnosis
Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis
• Perdarahan banyak
• Serviks terbuka• Uterus lebih besar
dari HPM• Uterus lunak• Ekspulsi produk
kehamilan berupa gelembung
• Mual/muntah• Mules/nyeri perut
bawah• Abortus spontan• Kista ovarium• Preeklamsia dini• Tanpa janin
Mola hidatidosa
Diagnosis
Gejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis
• Perdarahan sedikit• Nyeri perut• Serviks tertutup• Uterus sedikit
membesar• Uterus agak lunak
• Pingsan• Massa adneksa
nyeri• Amenorea• Nyeri bila serviks
digerakkan
Kehamilan ektopik
KE & KET
KE (tidak ruptur) KET (ruptur)
• Gejala & tanda kehamilan• Nyeri perut & panggul
• Jatuh atau lemas• Nadi kecil & cepat (>110/m)• Hipotensi• Hipovolemia• Nyeri perut akut• Perut distensi (darah bebas)• Nyeri lepas tekan• Pucat
Komplikasi & manajemenInfeksi/sepsisGejala & tanda:• Nyeri perut bawah• Nyeri lepas tekan• Perdarahan terus-
menerus• Malaise• Demam• Discharge bau
busuk/purulen• Serviks nyeri bila
digerakkan
PerforasiGejala & tanda:• Mules/nyeri perut• Nyeri lepas tekan• Perut distensi• Perut kaku & keras• Mual/muntah• Demam
Plasenta previa, solusio plasenta & ruptura uteri
DiagnosisGejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis
• Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu
• Syok• Perdarahan
mungkin terjadi setelah sanggama
• Uterus tidak tegang
• Presentasi janin tidak masuk panggul
• Kondisi janin normal
Plasenta previa
Plasenta previa
DiagnosisGejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis
• Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu (mungkin tersembunyi)
• Nyeri perut terus-menerus atau hilang timbul
• Syok• Uterus tegang• Gerakan janin
berkurang atau tidak ada
• Gawat janin atau tidak terdengar DJJ
Solusio plasenta
DiagnosisGejala/tanda (+) Gejala/tanda (+/-) Diagnosis
• Perdarahan (intraabdominal atau vaginal)
• Nyeri perut hebat (mungkin berkurang setelah terjadi ruptur)
• Syok• Perut distensi (cairan
bebas)• Kontur uterus tidak
normal• Nyeri tekan abdomen• Bagian janin mudah
dipalpasi• Gerakan janin & DJJ
tidak ada• Nadi ibu cepat
Ruptura uteri
Ruptura uteri
Manajemen plasenta previa
• Perhatikan tanda-tanda syok atasi syok
• Jangan melakukan pemeriksaan dalam
• Pemeriksaan inspekulo dg hati-hati menyingkirkan kemungkinan lain
• Resusitasi dg infus RL atau NS
• Nilai jumlah perdarahan
• Perdarahan banyak & terus-menerus SC
• Perdarahan sedikit atau berhenti, janin hidup, preterm ekspektatif & pematangan paru
Manajemen solusio plasenta
• Perhatikan tanda-tanda syok atasi syok• Nilai pembekuan darah koagulopati• Transfusi dg fresh whole blood bila perlu• Perdarahan banyak:
– Jika pembukaan lengkap VE– Jika blm dlm persalinan SC
• Perdarahan sedikit-sedang:– DJJ normal atau IUFD pecah ketuban & dipacu– Gawat janin persalinan segera atau SC
Ruptura Uteri: Penatalaksanaan
Laparotomi segera dengan kemungkinan histerektomi- subtotal paling aman
Transfusi darah
Bersamaan dengan itu : Hidrasi dengan cairan IV Kosongkan kandung
kemih sebelum operasi Antibiotik profilaktik:
ampisilin 2 g IV, satu dosis Perhatikan tanda-tanda
syok
Perdarahan postpartum, atonia uteri & syok hipovolemik
Perdarahan postpartum
Perdarahan pervaginam lebih dari 500 ml setelah melahirkan- Perdarahan sering dianggap remeh karena sulit diukur secara
visual- Darah bercampur dengan cairan lainnya
Rush 2000.
Evaluasi dan Penatalaksanaan Awal
Evaluasi dengan cepat:- Apakah ada syok?
- Perkirakan jumlah darah yang hilang Masase keluarkan bekuan darah, apakah ada
kontraksi? Berikan oksitosin 10 unit IM
Evaluasi dan Penatalaksanaan Awal (lanjutan)
Cairan parenteral (jarum besar): tetesan cepat Pastikan kandung kemih kosong Apakah plasenta telah keluar? Periksa
kelengkapannya Apakah ada robekan pada jalan lahir?
Diagnosis Banding
Atonia uteri Retensi plasenta Sisa plasenta Robekan jalan lahir Ruptura uteri Inversi uteri Gangguan pembekuan darah
Atonia uteri
• Miometrium tidak berkontraksi setelah plasenta lahir
• Uterus lunak
• Pembuluh darah pd daerah bekas perlekatan plasenta terbuka lebar
• Penyebab tersering perdarahan postpartum
Faktor risiko atonia uteri
• Uterus meregang berlebihan polihidramnion, gemeli, makrosomia
• Persalinan lama
• Pesalinan terlalu cepat
• Pacuan persalinan dg oksitosin
• Infeksi intrapartum
• Paritas tinggi
Berpikir antisipatif
Identifikasi faktor risiko
Antisipasi atonia uteri
20% atonia uteri dapat terjadi pada ibu tanpa faktor risiko
Uterus tidak berkontraksi
•Bersihkan bekuan darah/selaput ketuban•Kompresi bimanual interna
Uterus kontraksi?Ya
Tidak
•Ajarkan keluarga utk KBE•Keluarkan tangan KBI secara hati-hati•Inj Metil ergometrin 0,2 mg I.m.•Pasang infus RL + 20 IU oksitosin, guyur•KBI lagi
•RUJUK•Lanjutkan infus + 20 IU oksitosin minimal 500 ml/jam s/d tempat rujukan
•Pertahankan KBI selama 1-2 ‘•Keluarkan tangan hati-hati•Awasi kala IV
Uterus kontraksi?
Tidak
Ya•Awasi kala IV
Kompresi bimanual interna
Kompresi bimanual eksterna
Obat-obatan Oksitosika
Oksitosin Ergometrin/
Methyl ergometrin
15-methyl prostaglandin F2
Dosis dan rute IV: 20 units dlm 1 L dgn laju 60 tetes/menit
IM: 10 units
IM atau IV: 0.2 mg IM: 0.25 mg
Dosis lanjutan IV: 20 units dlm 1 L dgn laju 40 tetes/menit
Ulangi 0.2 mg IM setelah 15 menit. Jika perlu, beri 0.2 mg IM atau IV setiap 4 jam
0.25 mg setiap 15 menit
Dosis maksimum Tdk lebih dari 3 L cairan IV
5 dosis 8 dosis
Hati-hati/
Kontraindikasi
Jangan berikan sebagai bolus IV
Pre-eklampsia, hipertensi, penyakit jantung
Jangan beri secara IV, Asthma
Strategi Pencegahan
Kesiapan melahirkan Penolong yang terampil
pada kelahiran Pengobatan anemia Penatalaksanaan aktif
persalinan kala tiga Hindari prosedur yang tidak
perlu (misalnya, episiotomi)
Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga:
Oksitosin 10 U I.m dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir
Penegangan tali pusat terkendali
Masase fundus setelah kelahiran plasenta
Definisi Syok Kegagalan sistem sirkulasi dalam
mempertahankan aliran yang adekuat pada organ-organ vital sehingga timbul anoxia
Mengancam jiwa
Kapan Dapat Memperkirakan Atau Mengantisipasi Syok
Perdarahan: Pada awal kehamilan (aborsi, kehamilan ektopik, kehamilan mola) Pada akhir kehamilan atau persalinan (plasenta previa, solusio
placenta, ruptura uteri) Sesudah kelahiran bayi (ruptura uteri, atonia uteri)
Infeksi (aborsi yang tidak aman atau sepsis aborsi, amnionitis, metritis)
Trauma (perlukaan pada uterus atau kandung kemih selama aborsi, ruptura uteri)
Tanda Klinis Syok
Gangguan Perfusi Perifer Raba telapak tangan * Hangat, Kering, Merah : Normal * Dingin, Basah, Pucat : syok Tekan - lepas ujung kuku / telapak tangan * Merah kembali < 2 detik :
Normal / > 2 detik : syok * Bandingkan dengan tangan pemeriksa Nadi meningkat : raba nadi radialis * Nadi < 100 : Normal / nadi > 100 : Syok Tekanan darah menurun * Sistolik > 100 : Normal / < 100 : Syok
Penatalaksanaan Segera
Berteriak minta tolong - orang yang ada di sekitar kita dimintai bantuan
Mulailah resusitasi Infus
Tata Laksana Mengatasi Perdarahan Hebat
Airway Breathing Circulation and hemorrhage control Shock position Replace blood loss Stop / minimize the bleeding process
AIRWAY
Posisi SyokANGKATKEDUA
TUNGKAI
300 - 500 ccdarah dari kakipindah kesirkulasi sentral
Penatalaksanaan Khusus
Berikan oksigen dengan laju 6-8 L/menit Uji darah : Cek Hemoglobin, dan uji silang Penilaian status pembekuan darah dengan tes
pembekuan di tempat tidur. Penatalaksanaan penyebab khusus Pantau:
Tanda-tanda vital dan hilangnya darah tiap 15 menit Cairan yang masuk dan urin yang keluar tiap jam
Cairan Intravena Mulailah infus intravena dengan menggunakan dua
jarum berlubang besar Infus dengan tetesan cepat, 1L habis dalam 15-20 menit Berikan sekurang-kurangnya 2L cairan pada jam pertama Apabila syok disebabkan oleh perdarahan, diperlukan
tetesan infus yang lebih cepat Apabila pada vena perifer tidak bisa dilakukan infus, lakukan
vena seksi
Kristaloid vs Koloid Sebagai Cairan Pengganti: Kesimpulan
Kristaloid merupakan pilihan pertama untuk digunakan, karena:- Lebih aman- Lebih murah- Lebih mudah didapatkan
Pencegahan Terhadap Syok Akibat Perdarahan
Meminimalkan darah yang terbuang: Gunakan teknik terbaik dalam anastesi dan
pembedahan untuk meminimalkan hilangnya darah pada operasi
Autotransfusi selama prosedur jika dibenarkan Penatalaksanaan aktif kala tiga pada persalinan Penatalaksaan terhadap perdarahan
pascapersalinan
Retensio Plasenta: Penatalaksanaan
Jika plasenta terlihat, mintalah ibu untuk meneran; jika sudah berada di vagina, keluarkan
Pastikan kandung kemih kosong; kateterisasi bila perlu
Upayakan penegangan tali pusat terkendali
Keluarkan plasenta secara manual
Dalam waktu yang bersamaan, lakukan:
Transfusi darah bila perlu Beri oksitosin jika memang
belum Beri antibiotik jika plasenta
dikeluarkan secara manual- Ampisilin 2 g IV satu dosis
Evakuasi plasenta manual
Preeklamsia & Eklamsia
Preeklampsia
• Wanita di atas usia kehamilan 20 minggu dengan:- tekanan darah Diastolik > 90 mm Hg dan
- proteinuria• Risiko mengalami eklampsia
Preeklampsia Ringan
• 2 kali hasil pengukuran tekanan darah diastolik berselang 4 jam adalah 90-110 mmHg, setelah usia kehamilan 20 minggu
• Proteinuria 2+• Tidak ada tanda-tanda/gejala preeklampsia berat
Preeklampsia Berat
• Tekanan darah diastolik > 110 mm Hg
• Proteinuria > 3+
• Tanda-tanda dan gejala lain kadang-kadang ada :- Nyeri epigastrium- Nyeri kepala- Perubahan pandangan- Hiperrefleksia- Edema Pulmonal- Oliguria- IUGR/PJT
Eklampsia
• Kejang yang terjadi setelah 20 minggu usia kehamilan, pada seorang wanita, tanpa ada kelainan serangan sebelumnya
• Sebagian kecil wanita dengan eklampsia memiliki tekanan darah yang normal
Strategi untuk Mencegah Eklampsia
• Asuhan antenatal dan mengenali hipertensi
• Identifikasi dan perawatan pre-eklampsia oleh penolong yang terampil
• Kelahiran tepat waktu
• 3.4% wanita dengan preeklampsia berat akan mengalami kejang
• Eklampsia adalah salah satu penyebab kematian ibu yang sulit diatasi
Penilaian dan Penatalaksanaan Awal pada Eklampsia
• Berteriak untuk meminta tolong – mobilisasi personil• Dengan cepat evaluasi pernafasan dan keadaan kesadarannya• Periksa jalan napas, tekanan darah dan nadinya• Miringkan ke kiri• Lindungi agar jangan sampai cedera tetapi jangan dikekang• Mulai jalankan infus IV dengan jarum berukuran besar (ukuran
16 gauge)• Beri oksigen dengan laju 4 L/menit
Jangn sekali-kali meninggalkan ibu tanpa penjaga
Obat-Obat Anti Hipertensi
• Methyl Dopa• Nifedipin• Labetolol
Prinsip:• Mulailah pemberian
antihipertensi jika tekanan darah diastolik > 110 mm Hg
• Pertahankan tekanan darah diastolik 90-100 mm Hg untuk mencegah perdarahan otak (cerebral hemorrhage)
Penatalaksanaan selama kejang
• Beri magnesium sulfat secara IM/IV• Peralatan gawat darurat (O2, masker, dsb)• Miiringkan ke kiri• Anti hipertensi: Nifedipin SL• Lindungi agar jangan cedera tetapi jangan
dikekangJangan sekali-kali meninggalkan ibu tanpa penjagaan
Obat-Obat Anti Konvulsi
–Magnesium sulfat–Diazepam
Penatalaksanaan Sesudah Konvulsi
• Cegah konvulsi lanjutan• Kendalikan tekanan darah• Persiapan untuk kelahiran (jika belum
melahirkan)
Magnesium Sulfat
• Gunakan magnesium sulfat pada– Wanita dengan eklampsia– Wanita dengan preeklampsia berat yang
mengharuskannya melahirkan – Mulailah magnesium sulfat pada saat keputusan
melahirkan telah dibuat
• Lanjutkan terapi hingga 24 jam setelah melahirkan atau konvulsi terakhir
Pemantauan Setiap Jam
Evaluasi Penemuan Normal
Tingkat Kesadaran Mengantuk tetapi bisa dibangunkan
Tekanan darah diastolikHarus dipertahankan antara 80-100 mm Hg
Angka pernapasan 16 kali atau lebih /menit
Refleks tendon yang dalam Minimal tetapi ada
Denyut jantung janin (jika belum dilahirkan)
Penurunan dalam variabilitas
Pemantauan Setiap Jam
Evaluasi Penemuan Abnormal Penatalaksanaan
Paru-paru Edema PulmonalHentikan magnesium sulfat
Output UrineTurun dibawah 30 mL/jam atau 120 mL/4 jam
Hentikan magnesium sulfat
Uterus (setelah melahirkan)
Atonia Uteri (perdarahan pasca persalinan)
Pertimbangkan oksitosin selama 24 jam setelah melahirkan
Prinsip-Prinsip dalam Penatalaksanaan
• Penentuan waktu dan cara kelahiran : tergantung ibu vs kematangan janin
• Penilaian janin : bukti adanya gawat janin• Pengendalian konvulsi• Pengendalian hipertensi• Dirujuk karena komplikasi organ lainnya : pulmo,
renal, sistem saraf pusat
Gawat Janin (Fetal Distress)
• Tujuan
– Definisi fetal distress– Pengawasan janin dalam persalinan
• Auskultasi • Guideline
– Resusitasi intrauterin
Gawat Janin (Fetal Distress)
FETAL DISTRESS
adalah
BRADIKARDIA JANIN PERSISTEN
yang bila tidak diperbaiki
akan menimbulkan
DEKOMPENSASI RESPON FISIOLOGIS
dan menyebabkan
KERUSAKAN PERMANEN SSP DAN ORGAN LAIN
SERTA KEMATIAN
• Etiologi fetal distress- Ibu
– penurunan kemampuan membawa oksigen ibu• Anemia yang signifikan
– penurunan aliran darah uterin• posisi supine atau hipotensi lain, preeklampsia
– kondisi ibu yang kronis• hipertensi
• Etiologi – Faktor Uteroplasental
– Kontraksi uterus
• hiperstimulasi, solusio plasenta
– disfungsi uteroplasental• infark plasental• korioamnionitis• disfungsi plasental ditandai oleh IUGR,
oligohidramnion
• Etiologi – Faktor Janin
– kompresi tali pusat• oligohidramnion• prolaps tali pusat• puntiran tali pusat
– Penurunan kemampuan janin membawa oksigen • anemia berat
• misal : isoimunisasi, perdarahan feto-maternal
Sirkulasi Janin
• Kesejahteraan Janin dalam Persalinan
– Asfiksia intrapartum dan komplikasi:• Skor Apgar 0-3 selama >/= 5 menit• sekuele neurologis neonatal• disfungsi multiorgan neonatal• pH arteri tali pusat 7,0• defisit basa arteri tali pusat >/= 16 mmol/L
FETAL DISTRESS
merupakan
ASFIKSIA JANIN PROGRESIF
Yang bila tidak diperbaiki atau dihindari
akan menimbulkan
DEKOMPENSASI RESPON FISIOLOGIS
dan menyebabkan
KERUSAKAN PERMANEN SSP DAN ORGAN LAIN
SERTA KEMATIAN
KESIMPULAN
• Gawat Janin merupakan hal yang serius dan perlu dikenal & tindakan
• Sebaiknya ada bukti Asidemia (pH darah)
• Pemantauan denyut jantung penting : tiap 30 menit dalam kala 1 dan tiap 5-10 menit dalam kala 2.
Infeksi
Objektif
• definisi
• faktor predisposisi
• patofisiologi
• gambaran klinis
• tempat infeksi postpartum
• tatalaksana
• pencegahan
• Definisi:– setiap pasien dengan demam 38,5°C atau
lebih selama 48 atau 72 jam setelah persalinan pervaginam atau ekstraksi forsep dengan uterus yang lembek
Insidens dan cakupan:- Penyebab utama kematian maternal di negara mulai berkembang
- Jarang pada persalinan pervaginam
- Komplikasi: syok, abses pelvis dan trombosis pelvis
Patofisiologi- flora normal dari traktus genitalia merupakan patogen yang potensial
- cairan amnion dan peningkatan sel darah putih selama persalinan
Faktor predisposisi− trauma dan nekrosis jaringan setelah melahirkan
menjadi medium kultur untuk infeksi − operasi cesar merupakan faktor predisposisi
penting− persalinan lama dan ketuban pecah − kemiskinan dengan higiene dan nutrisi yang
buruk
Bakteri- polimikrobial- paling sering:
Escherichia coli, Kelbsiella, Proteus dan Bacteroides fragilis
- jarang:Clostridium, Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
- sumber dari luar: Group A beta-hemolitik streptococus
Gambaran Klinis- biasanya 2-3 hari post partum - temperatur rendah, nyeri abdomen bagian
bawah dan uterus lembek- lainnya: malaise, anorksia, lokia berbau busuk- jika berat: temperatur tinggi dan peritonitis
umum
Gambaran Kilinis
- Streptokokus Group A beta-hemolitik dapat fulminan dengan peritonitis and septikemia
- Bila dikultur, personil Rumah Sakit harus diseleksi untuk mengidentifikasi sumber
Diagnosis- lokus infeksi pada pasien postpartum
(kultur bila memungkinkan):endomiometritistractus urinariustempat episiotomiinsisi abdominalpayudarathrombophlebitis: tungkai, pelvisappendisitislain: infeksi saluran nafas atas
Tatalaksana - Pencegahan- teknik aseptik yang benar- penggunaan antibiotik pada wanita dengan seksio sesaria atau ketuban pecah dalam waktu lama (1g ampisilin IV yang diberikan sebagai profilaksis pada seksio sesaria mengurangi terjadinya infeksi)
Tatalaksana -- Terapikasus ringan: Antibiotik tunggal berspektrum luas
(mis. ampisillin 1 g IV/4x atau peroral)Jika seksio sesaria:
flagyl 500 mg tiap 8j + cefoxitin 2g tiap 6 j ATAU
aminoglisosida (gentamisin or tobramisin) 60-100 mg tiap 8j + clindamicin 900 mg tiap 8j
Tatalaksana - Terapi
• Bila digunakan antibiotik intravena, lanjutkan selama 48 jam setelah bebas demam.
• Bila demam berlanjut dan kombinasi aminoglicosida-clindamisin telah digunakan, tambahkan penisilin (5juta unit tiap 6j) untuk menjangkau enterokokus
• Antibiotik oral digunakan selama 5 hari
Masalah lain - semakin banyak antibiotik yang digunakan, > semakin besar kemungkinan terjadinya necrotizing colitis- antibiotik bisa terdapat pada ASI namun pada umumnya secara klinis tidak bermakna (hindari tetrasiklin)
Masalah spesifik:infeksi episiotomi: terapi dengan antibiotik, cuci (air bersih!), panas
- buka jahitan bila terdapat fluktuasi atau pus
- sangat jarang yang memerlukan debridement
necrotizing fascitis: jarang, inflamasi lokal yang berkembang cepat akibat gangren – pasien toksik: antibiotik dosis tinggi namun HARUS dibersihkan (debridement) secara surgikal
Masalah lain- Septic pelvic thrombophlebitis - umumnya sepsis anaerob
- biasanya pasien sudah mendapat antibiotik namun tetap terus demam tinggi
- diagnosis ekslusi- terapinya adalah heparin intravena
- > kondisinya respon terhadap heparin
Masalah lain
- Mastitis-- penisilin G or penisilinase -resisten (methisilin or kloksasilin)
selama 7-10 hari• Teruskan menyusui!• Bila terdapat abses mammae -drain
Kasus khusus: Syok septik Postpartum atau postabortus
definisi: pasien toksik dengan perubahan hemodinamik atau perubahan keseimbangan asam basa dengan demam 38.5ºC (setelah aborsi, persalinan pervaginam ataupun operasi)
Etiologi syok postpartum atau postabortus
- umumnya bakteri gram-negatif (mis. E. Coli) dan seringkali gram positif (stafilokokus, anaerob streptokokus, clostridium)
Patofisiologi syok postpartum - postabortum- belum sepenuhnya diketahui
- endotoksin dari dinding sel bakteri menginisiasi kerusakan vaskular dan vasodilatasi
- hipotensi dan hipoperfusi
kesimpulan
- masalah utama
- diagnosis yang sesuai
- tatalaksana yang cepat dan agresif
- pencegahan