23
Pengertian Trickling Filter Trickling Filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan air limbah dengan memanfaatkan teknologi Biofilm. Trickling filter ini terdiri dari suatu bak dengan media fermiabel untuk pertumbuhan organisme yang tersusun oleh materi lapisan yang kasar, keras, tajam dan kedap air. Kegunaannya adalah untuk mengolah air limbah dengan dengan mekanisme air yang jatuh mengalir perlahan-lahan melalui melalui lapisan batu untuk kemudian tersaring. Komponen Sistem Trickling Filter Tiga komponen utama Trickling Filter yaitu : 1. Distributor AIr limbah didistribusikan pada bagian atas lengan distributor yang dapat berputar 2. Pengolahan (Pada Media Trickling Filter) Pengolahan Trickling Filter terdiri dari suatu bak atau bejana dengan media permiable untuk pertumbuhan bakteri. 3. Pengumpul Filter juga di lengkapi dengan Underdrain untuk mengumpulkan Biofilm yang mati,kemudian diendapkan dalam bak sedimentasi. Bagian cairan yang keluar biasanya dikembalikan lagi ke Trickling Filter sebagai iar pengencer dari air baku yang diolah. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Efisiensi Trickling Filter 1. Persyaratan Abiotis a. Jenis Media Bahan untuk media Trickling Filter harus kuat, keras dan tahan tekanan, tahan lama, tidak mudah berubah dan mempunyai luas permukaan per nit volume yang tinggi. Bahan- bahan yang biasa digunakan adalah batu kali, krikil, antrasit, batu bara, dan sebagainya. Akhir-akhir ini telah digunakan media plastik yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan panas yang tinggi  b. Diameter Media Diameter media Trickling Filter biasanya antara 2,5-7,5 cm. Sebaiknya dihindari penggunaan media dengan diameter terlalu kecil karena akan memperbesar kemungkinan penyumbatan. Makin luas permukaan media maka semakin banyak pula mikroorganisme yang hidup di atasnya.

Rang Kuman

Embed Size (px)

Citation preview

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 1/23

Pengertian Trickling Filter

Trickling Filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan air limbah dengan

memanfaatkan teknologi Biofilm. Trickling filter ini terdiri dari suatu bak dengan

media fermiabel untuk pertumbuhan organisme yang tersusun oleh materi lapisan yang

kasar, keras, tajam dan kedap air.

Kegunaannya adalah untuk mengolah air limbah dengan dengan mekanisme air yang jatuh

mengalir perlahan-lahan melalui melalui lapisan batu untuk kemudian tersaring.

Komponen Sistem Trickling Filter

Tiga komponen utama Trickling Filter yaitu :

1. Distributor

AIr limbah didistribusikan pada bagian atas lengan distributor yang dapat berputar

2. Pengolahan (Pada Media Trickling Filter)

Pengolahan Trickling Filter terdiri dari suatu bak atau bejana dengan media permiable

untuk pertumbuhan bakteri.

3. Pengumpul

Filter juga di lengkapi dengan Underdrain untuk mengumpulkan Biofilm yang mati,kemudian

diendapkan dalam bak sedimentasi. Bagian cairan yang keluar biasanya dikembalikan lagi

ke Trickling Filter sebagai iar pengencer dari air baku yang diolah.

Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Efisiensi Trickling Filter 

1. Persyaratan Abiotis 

a. Jenis Media 

Bahan untuk media Trickling Filter harus kuat, keras dan tahan tekanan, tahan lama,

tidak mudah berubah dan mempunyai luas permukaan per nit volume yang tinggi. Bahan-

bahan yang biasa digunakan adalah batu kali, krikil, antrasit, batu bara, dan

sebagainya. Akhir-akhir ini telah digunakan media plastik yang dirancang sedemikian

rupa sehingga menghasilkan panas yang tinggi

 b. Diameter Media 

Diameter media Trickling Filter biasanya antara 2,5-7,5 cm. Sebaiknya dihindari

penggunaan media dengan diameter terlalu kecil karena akan memperbesar kemungkinan

penyumbatan. Makin luas permukaan media maka semakin banyak pula mikroorganisme yang

hidup di atasnya.

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 2/23

 

c. Ketebalan Susunan media 

Ketebalan meda Trickling Filter minimum 1 meter dan maksimum 3-4 meter. Makin tinggi

ketebalan media maka maka makin besar pula total luas permukaan yang ditumbuhi

mikroorganisme sehingga makin banyak pula mikroorganisme yang tumbuh menempel

diatasnya.

d. lama Waktu Tinggal Trickling Filter 

Diperlukan lama waktu tinggal yang disebut waktu pengkondisian atau pendewasaan agar

mikroorganisme yang tumbuh diatasa permukaan media telah tumbuh cukup memadai untuk

terselenggaranya proses yang diharapkan. Masa pendewaas biasa berkisar 2-6 minggu.

Lama waktu tinggal ni dimaksudkan agar mikroorganisme dapat menguraikan bahan-bahan

organik dan tumbuh dipermukaan media Trickling Filter membentuk lapisan Biofilm atau

lapisan berlendir.

d. PH 

Pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri dipngaruhi oleh nilai PH. Agar

pertumbuhan baik diusahakan agar PH mendekati keadaan netral. Nilai PH antara 4-9,5

dengan nilai PH yang optimum 6,5-7,5 merupakan lingkungan yang sesuai.

e. Suhu 

Suhu yang baik untuk Mikroorganisme adalah 25-37 Derajat Celcius. Selain itu suhu juga

mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu proses biologis. Bahkan efisiensi dari

Trickling Filter sangat dipengaruhi oleh suhu.

f. Aerasi

Agar Aerasi berlangsung dengan baik media Trickling Filter harus disusun sedemikian

rupa sehingga memungkinkan masuknya udara kedalam sistem Trickling Filter tersebut.

Ketersediaan udara, dalam hal ini adalah Oksigen sangat berpengaruh terhadap proses

penguraian oleh mikroorganisme.

Trickling Filter dan Bangunan Pendukung

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 3/23

 

Tampak Depan

Tampak Belakang

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 4/23

 

Tampak Kanan

Tampak Kiri 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 5/23

 

Unit Trickling Filter Tampak Atas

Unit Trickling Filter Tampak Samping Kiri 

http://ryan-ajalah.blogspot.com/2010/06/pengertian-rickling-filter-trickling.html

1.  Faktor-faktor yang berpengaruh pada efisiensi penggunaan trickling filter  

Agar fungsi trickling filter dapat berjalan dengan baik, diperlukan persyaratan-persyaratan

sebagai berikut :

a. Persyaratan Abiotis, yaitu :

1) Lama waktu tinggal trickling filter  

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 6/23

Diperlukan lama waktu tinggal yang disebut dengan masa pengkondisian atau pendewasaan agar 

mikroorganisme yang tumbuh di atas permukaan media telah tumbuh cukup memadai untuk 

terselenggaranya proses yang diharapkan. Waktu aerasi dirancang umumnya antara 3  – 8

hari.20)

Lama waktu tinggal ini dimaksudkan agar mikroorganisme dapat menguraikan bahan-

 bahan organik dan tumbuh di permukaan mediatrickling filter membentuk lapisan biofilm atau

lapisan berlendir. Penelitian yang dilakukan oleh Istikomah (2007), pertumbuhan

mikroorganisme pada media batu kali mulai terbentuk lapisan biofilm pada hari ke-3 masa

 pengkondisian.

2) Aerasi

Agar aerasi berlangsung dengan baik, media trickling filter harus disusun sedemikian rupa sehingga

memungkinkan masuknya udara ke dalam sistem trickling filter tersebut. Keterbatasan udara

dalam hal ini adalah oksigen sangat berpengaruh terhadap proses penguraian olehmikroorganisme.

2)Aerasi juga dapat dilakukan dengan distributor berputar. Air limbah

dikeluarkan di atas penyaring menetes oleh suatu distributor berputar sehingga aerasi cairan

 berlangsung sebelum kontak dengan media.

3) Jenis media

Bahan untuk media trickling filter harus kuat, keras, tahan tekanan, tahan lama, tidak mudah berubah

dan mempunyai luas permukaan per unit volume yang tinggi. Bahan yang biasa digunakan

adalah kerikil, batu kali, antrasit, batu bara dan sebagainya. Akhir-akhir ini telah digunakan

media plastik yang dirancang sedemikian rupa

sehingga menghasilkan panas yang tinggi.

4) Diameter media

Diameter media trickling filter biasanya antara 2,5-7,5 cm. Sebaiknya dihindari penggunaan media

dengan diameter terlalu kecil karena akan memperbesar kemungkinan penyumbatan. Makin luas

 permukaan media, maka makin banyak pula mikroorganisme yang hidup di atasnya.2)

 

5) Ketebalan susunan media

Ketebalan media trickling filter minimum 1 meter dan maksimum 3-4 meter. Makin tinggi ketebalan

media, maka akan makin besar pula total luas permukaan yang ditumbuhi mikroorganisme

sehingga makin banyak pula mikroorganisme yang tumbuh menempel di atasnya.6)  pH

Pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri, dipengaruhi oleh nilai pH. Agar pertumbuhan

 baik, diusahakan nilai pH mendekati keadaan netral. Nilai pH antara 4-9,5 dengan nilai pH yang

optimum 6,5-7,5 merupakan lingkungan yang sesuai.

7) Karakteristik air buangan

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 7/23

Air buangan yang diolah dengan trickling filter terlebih dahulu diendapkan, karena pengendapan

dimaksudkan untuk mencegah penyumbatan pada distributor dan media filter 

8) Temperatur / suhu

Suhu mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu proses biologis.

 b. Persyaratan Biotis

Persyaratan biotis merupakan persyaratan yang diperlukan dalam penggunaantrickling filter adalah

 jenis, jumlah dan kemampuan mikroorganisme dalamtrickling filter serta asosiasi kehidupan di

dalamnya.http://maindakon.blogspot.com/2010/01/faktor-yang-berpengarug-pada-penggunaan.html

Trickling Filter Trickling Filter  

Pengertian Trickling Filter  Trickling Filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan air limbah denganmemanfaatkan teknologi Biofilm. Trickling filter ini terdiri dari suatu bak dengan mediafermiabel untuk pertumbuhan organisme yang tersusun oleh materi lapisan yang kasar,keras, tajam dan kedap air. 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 8/23

 

Kegunaan Trickling Filter Kegunaannya adalah untuk mengolah air limbah dengan dengan mekanisme air yang

 jatuh mengalir perlahan-lahan melalui melalui lapisan batu untuk kemudian tersaring. 

Bagian- Bagian Trickling Filter  

Operasi Trickling Filter  Penghapusan polutan dari aliran limbah yang melibatkan kedua absorpsi dan adsorpsisenyawa organik oleh lapisan biofilm mikroba. Media filter biasanya dipilih untukmenyediakan luas permukaan yang sangat tinggi untuk volume, bahan Khas seringberpori dan memiliki luas permukaan internal yang cukup besar di samping permukaaneksternal medium. Bagian dari air limbah yang melalui media memoles terlarut udara,oksigen yang lapisan lendir diperlukan untuk oksidasi biokimia senyawa organik dan

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 9/23

melepaskan gas karbon dioksida, air dan produk akhir teroksidasi. Sebagai mengentallapisan biofilm, akhirnya sloughs off ke effluen diperlakukan dan selanjutnya merupakanbagian dari lumpur sekunder. Biasanya, trickling filter diikuti dengan sebuah tangkiclarifier atau sedimentasi untuk pemisahan dan penghapusan peluruhan tersebut. Filter lainnya memanfaatkan media lebih tinggi kepadatan seperti pasir, busa dan gambut

tidak menghasilkan lumpur yang harus dibuang, tetapi membutuhkan paksa blower udara dan lingkungan anaerobik tertutup.Perlakuan air limbah atau limbah lainnya dengan tipe trickling filter adalah salah satuteknologi pengolahan tertua dan paling baik ditandai.

Jenis Trickling Filter  Tiga jenis dasar Trickling Filter filter digunakan untuk:

* Pengolahan limbah perumahan atau pedesaan kecil individu* Terpusat sistem yang besar untuk pengobatan limbah kota* sistem diterapkan pada pengolahan air limbah industri. 

Perlakuan air limbah atau limbah lainnya dengan tipe Trickling Filter adalah salah satu

teknologi pengolahan tertua dan paling baik ditandai.

Bidang Resapan Sistem Septik Ini adalah bentuk paling sederhana dari sistem pembuangan limbah cair, biasanyamenggunakan pipa dikuburkan di pasir longgar atau kerikil untuk mengusir keluar cairandari tangki septik. Pemurnian cair dilakukan oleh biofilm yang secara alami membentuksebagai pelapis di atas pasir dan kerikil di bidang penyerapan dan memakan nutrisiyang terlarut dalam aliran limbah.

Karena sistem yang benar-benar dikuburkan dan umumnya terisolasi dari lingkunganpermukaan, proses pemecahan limbah lambat dan membutuhkan area permukaanyang relatif besar untuk menyerap dan mengolah limbah cair. Jika limbah cair terlalubanyak memasuki lapangan terlalu cepat, limbah dapat lulus dari biofilm sebelumdikonsumsi limbah dapat terjadi, menyebabkan pencemaran air tanah.

Dalam rangka untuk memperpanjang umur lapangan leaching, salah satu metodekonstruksi untuk membangun dua bidang perpipaan sisi ke sisi, dan menggunakanaliran katup berputar untuk limbah langsung ke satu bidang sekaligus, berpindah antar bidang setiap tahun atau dua. Hal ini memungkinkan masa istirahat untuk membiarkanmikroorganisme punya waktu untuk memecah limbah dibangun di ranjang kerikil.

Di daerah di mana tanah tidak cukup serap (gagal uji perkolasi) pemilik rumah mungkindiperlukan untuk membangun suatu sistem gundukan yang merupakan limbahpembuangan khusus tidur direkayasa pasir dan kerikil mounded pada permukaan tanahdengan penyerapan cairan miskin.

Komponen Sistem Trickling Filter  Tiga komponen utama Trickling Filter yaitu :   DistributorAir limbah didistribusikan pada bagian atas lengan distributor yangdapat berputar  

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 10/23

  Pengolahan (Pada Media Trickling Filter)Pengolahan Trickling Filter terdiri darisuatu bak atau bejana dengan media permiable untuk pertumbuhan bakteri. 

  PengumpulFilter juga di lengkapi dengan Underdrain untuk mengumpulkanBiofilm yang mati,kemudian diendapkan dalam bak sedimentasi. Bagian cairan yangkeluar biasanya dikembalikan lagi ke Trickling Filter sebagai iar pengencer dari air baku

yang diolah. 

Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Efisiensi Trickling Filter    Persyaratan Abiotisa.Jenis MediaBahan untuk media Trickling Filter harus kuat, keras dan tahan tekanan, tahan lama,tidak mudah berubah dan mempunyai luas permukaan per nit volume yang tinggi.Bahan-bahan yang biasa digunakan adalah batu kali, krikil, antrasit, batu bara, dansebagainya. Akhir-akhir ini telah digunakan media plastik yang dirancang sedemikianrupa sehingga menghasilkan panas yang tinggi 

b. Diameter Media Diameter media Trickling Filter biasanya antara 2,5-7,5 cm. Sebaiknya dihindaripenggunaan media dengan diameter terlalu kecil karena akan memperbesar kemungkinan penyumbatan. Makin luas permukaan media maka semakin banyak pulamikroorganisme yang hidup di atasnya. 

c. Ketebalan Susunan media 

Ketebalan meda Trickling Filter minimum 1 meter dan maksimum 3-4 meter. Makintinggi ketebalan media maka maka makin besar pula total luas permukaan yangditumbuhi mikroorganisme sehingga makin banyak pula mikroorganisme yang tumbuhmenempel diatasnya. 

d. lama Waktu Tinggal Trickling Filter  Diperlukan lama waktu tinggal yang disebut waktu pengkondisian atau pendewasaanagar mikroorganisme yang tumbuh diatasa permukaan media telah tumbuh cukupmemadai untuk terselenggaranya proses yang diharapkan. Masa pendewaas biasaberkisar 2-6 minggu. Lama waktu tinggal ni dimaksudkan agar mikroorganisme dapatmenguraikan bahan-bahan organik dan tumbuh dipermukaan media Trickling Filter membentuk lapisan Biofilm atau lapisan berlendir. 

d. PH 

Pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri dipngaruhi oleh nilai PH. Agar pertumbuhan baik diusahakan agar PH mendekati keadaan netral. Nilai PH antara 4-9,5

dengan nilai PH yang optimum 6,5-7,5 merupakan lingkungan yang sesuai. 

e. Suhu 

Suhu yang baik untuk Mikroorganisme adalah 25-37 Derajat Celcius. Selain itu suhu juga mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu proses biologis. Bahkan efisiensi dariTrickling Filter sangat dipengaruhi oleh suhu. 

f. Aerasi 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 11/23

 Agar Aerasi berlangsung dengan baik media Trickling Filter harus disusun sedemikianrupa sehingga memungkinkan masuknya udara kedalam sistem Trickling Filter tersebut.Ketersediaan udara, dalam hal ini adalah Oksigen sangat berpengaruh terhadap prosespenguraian oleh mikroorganisme. 

  Persyaratan Biotis

Persyaratan biotis yang diperlukan dalam penggunaan trickling filter adalah jenis, jumlah, dan kemampuan mikroorganisme dalam trickling filter serta asosiasi kehidupandidalamnya. 

http://agungcahyawiguna-tricklingfilter.blogspot.com/ 

Rotating Biological ContactorHistory 

Rotating biological contactor yang di singkat RBC pertama kali nya digunakan di Jerman pada tahun 1960, kemudian

diperkenalkan di Amerika Serikat, yang digunakan untuk industri menghasilkan BOD yaitu untuk industri perminyakan, industri

susu, dll

Pengertian / Deskripsi 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 12/23

Reaktor biologis putar adalah salah satu teknologi pengolahan air limbah yang mengandung polutan organik secara biologis

dengan sistem biakan melekat (attached culture) dan attached growth process . prinsip keja pengolahan air limbah dengan RBC

yakni air limbah yang mengandung polutan organik di kontakkan dengan lapisan mikroorganisme yang melekat pada

 permukaan media di suatu reaktor, RBC lebih di kenal dengan panggilan adaptasi unik 

Proses Pengolahan 

Media tempat melekatnya film biologis ini berupa piringan (disk) dari bahan polimer atau plastik yang ringan dan disusun dari

 berjajar-jajar pada suatu poros sehingga membentuk suatu modul atau paket, selanjutnya modul tersebut diputar secara pelan

dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah yang mengalir secara kontinyu ke dalam reaktor tersebut.

Dengan cara seperti ini mikro-organisme miaslanya bakteri, alga, protozoa, fungi, dan lainnya tumbuh melekat pada permukaan

media yang berputar tersebut membentuk suatu lapisan yang terdiri dari mikro-organisme yang disebut biofilm (lapisan biologis).

Mikro-organisme akan menguraikan atau mengambil senyawa organik yang ada dalam air serta mengambil oksigen yang larut

dalam air atau dari udara untuk proses metabolismenya, sehingga kandungan senyawa organik dalam air limbah berkurang.

Pada saat biofilm yang melekat pada media yang berupa piringan tipis tersebut tercelup kedalam air limbah, mikro-organisme

menyerap senyawa organik yang ada dalam air limbah yang mengalir pada permukaan biofilm, dan pada saat biofilm berada di

atas permuaan air, mikro-organisme menyerap okigen dari udara atau oksigen yang terlarut dalam air untuk menguraikan

senyawa organik. Enegi hasil penguraian senyawa organik tersebut digunakan oleh mikro-organisme untuk proses perkembang-

 biakan atau metabolisme.

Senyawa hasil proses metabolisme mikro-organisme tersebut akan keluar dari biofilm dan terbawa oleh aliran air atau yang

 berupa gas akan tersebar ke udara melalui rongga-rongga yang ada pada mediumnya, sedangkan untuk padatan tersuspensi (SS)

akan tertahan pada pada permukaan lapisan biologis (biofilm) dan akan terurai menjadi bentuk yang larut dalam air.

Pertumbuhan mikro-organisme atau biofilm tersebut makin lama semakin tebal, sampai akhirnya karena gaya beratnya sebagian

akan mengelupas dari mediumnya dan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya, mikro-organisme pada permukaan medium akan

tumbuh lagi dengan sedirinya hingga terjadi kesetimbangan sesuai dengan kandungan senyawa organik yang ada dalam air 

limbah.

Pertimbangan Biaya 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 13/23

Biaya yang diamati untuk RBC sangat bervariasi tergantung pada iklim dan lokasi.Umumnya, RBC memerlukan biaya modal

yang tinggi karena tidak semua material tersedia secara lokal,disk dan material khusus lainnya yang di perlukan untuk rotasi .

Faktor lain mungkin biaya pembuatan dan implementasi, yang membutuhkan tenaga ahli terampil

Keuntungan:

-Waktu kontak nya lebih lama 8-10 jam

-Kebutuhan lahannya relatif sempit

-Tahan terhadap beban kejut (shock loading) organik dan hidrolis

-Peluruhan biomassa lebih aktif 

-Kebutuhan energi listrik rendah

-mampu mengolah air limbah timbulan aktivitas pertambangan yang mengandung senyawa beracun, besi, sianida, selenium, dll.

-kualitas efluen tinggi (baik BOD dan nutrisi)

kekurangan: 

-Biaya kapital dan pemasangan RBC bisa lebih mahal daripada activated sludge per debit per kualitas air limbah yang setara.

-kalau oksigen terlarutnya rendah dan ada sulfida di dalam air limbahnya maka bakteri pengganggu seperti Beggiatoa akan

tumbuh di media RBC.

-biaya investasi RBC menjadi mahal kalau debit air olahannya besar. Oleh sebab itu, RBC lebih cocok diterapkan pada debit

kecil, misalnya untuk air limbah rumah sakit, hotel, pabrik, kampus.

http://suryaagussaputra.wordpress.com/2011/06/12/rotating-biological-contactor/ 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 14/23

 

Definisi rotating biological contactor 

RBC atau rotating biological contactor ialah suatu proses pengolahan limbah cair dengan

menggunakan metode dimana unit pengolah air limbah ini berotasi dengan pusat pada sumbu atau

as yang digerakkan oleh motor drive system dan/atau tiupan udara (air drive system) dari difusser 

yang dibenam dalam air limbah, di bawah media. Berbahan plastik, media tempat pelekatan mikrobadipasang sedemikian rupa sehingga terjadi kontak yang seluas-luasnya dengan air limbah dan

oksigen yang terjadi silih berganti.

Dimana metodenya melibatkan kontak dengan unsure-unsur biologi di dalam perputaran ataupun

rotasi.

B. Prinsip kerja

Mekanisme aerasinya terjadi ketika mikroba terpapar oksigen di luar air limbah sehingga terjadi

pelarutan oksigen akibat difusi. Sesaat kemudian, mikroba ini tercelup lagi ke dalam air limbah

sekaligus memberikan oksigen kepada mikroba yang tersuspensi di dalam bak. Bersamaan dengan

itu terjadi juga reintake material organik dan anorganik yang melekat di dalam biofilm. Tetesan air 

berbutir-butir yang jatuh dari media plastik dan bagian biofilm yang melekat di permukaan plastik juga memberikan peluang reaerasi. Begitu seterusnya secara kontinyu 24 jam sehari, ada bagian

yang terendam air, ada bagian yang terpapar oksigen.

C. Kelebihan dan kekurangan rotating biological Contactor 

 Adapun keurangan dari proses rotating biological contactor ini ialah ;

• karena waktu kontaknya lebih lama, bisa mencapai 8-10 jam,

• kebutuhan lahannya relatif sempit, 

• permukaan kontaknya relatif luas, 

• tahan terhadap beban kejut (shock looading) organik dan hidrolis,

• peluruhan biomassa berlebihnya efektif. 

• Konsumsi atau kebutuhan energi listriknya juga rendah dibandingkan dengan aerasi mekanis padaactivated sludge dan trickling filter.

• RBC juga mampu mengolah air limbah timbulan aktivitas pertambangan yang mengandung

senyawa beracun, besi, sianida, selenium, dll.

Sedangkan kekurangannya yaitu ;

• Masalah utama RBC adalah kerusakan pada materialnya seperti as, coupling, bearing, rantai, gear 

box, motor listrik, dll.

• Biaya kapital dan pemasangan RBC bisa lebih mahal daripada activated sludge per debit per 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 15/23

kualitas air limbah yang setara. Secara bioproses, kalau oksigen terlarutnya rendah dan ada sulfida

di dalam air limbahnya maka bakteri pengganggu seperti Beggiatoa akan tumbuh di media RBC.

• Dibandingkan dengan unit lumpur aktif konvensional, biaya investasi RBC menjadi mahal kalau

debit air olahannya besar. Oleh sebab itu, RBC lebih cocok diterapkan pada debit kecil, misalnya

untuk air limbah rumah sakit, hotel, pabrik, kampus.

• Dalam desainnya, meskipun sudah banyak diteliti, belum banyak terungkap parameter desain yangberkaitan dengan bioproses kecuali rumus-rumus empiris. Itu sebabnya, desainer RBC selalu

menggunakan tabel dan grafik yang dibuat oleh praktisi dan didasarkan pada parameter dari

instalasi yang sudah dibangun.

D . Aplikasi Rotating biological Contactor 

Kinerja RBC bergantung juga pada jumlah kompartemennya. Satu modul bisa berisi empat atau lima

kompartemen. Di kompartemen pertama bisa ditambahkan aliran balik menuju unit pengendap awal

agar kondisinya tidak terlalu anaerobik sehingga bau busuknya berkurang sekaligus membantu

dinamika pertumbuhan mikroba. Begitu juga di kompartemen akhir bisa dipasang aliran balik menuju

unit pengendap awal dengan maksud serupa. Umumnya, media kontak RBC terendam di dalam air 

limbah setinggi 40% dari diameternya. Kecepatan putarannya antara 1 – 3 putaran per menit.Putaran ini memberikan energi yang cukup bagi gaya hidrolis untuk meluruhkan biofilm dan aliran

airnya turbulen supaya padatannya tetap tersuspensi (tidak mengendap). Waktu tinggal hidrolisnya

di dalam setiap modul relatif singkat, yaitu 20 menit pada beban normal. Setiap tahap atau

modulnya cenderung beroperasi sebagai reaktor teraduk sempurna.

Berkaitan dengan media lekat mikrobanya, ada beberapa bahan yang dapat digunakan. Yang sering

dipilih adalah media plastik HDPE (high-density polyethylene) berdiameter antara 2 – 4 m, dengan

ketebalan mencapai 10 mm. Bentuk media bisa berupa lembaran pelat tetapi bisa juga berupa pipa-

pipa atau tabung yang dipasang pada satu poros besi dengan bentangan mencapai 8 m. Media

beserta poros dan motornya ini disebut satu modul yang terus berotasi di dalam bak. Beberapa

modul dapat dipasang secara seri atau paralel sesuai dengan kebutuhan debit air limbah yangdiolah. Biasanya antarmodul dipisahkan oleh sekat (baffle) untuk menghindari aliran singkat (short

circuiting) di dalam tangki (bak). Kinerja RBC pun dipengaruhi oleh temperatur air limbah,

konsentrasi substrat influen, waktu tinggal hidrolis, rasio volume tangki terhadap luas permukaan

media, kecepatan rotasi media, dan oksigen terlarut.

Umumnya, untuk mengolah air limbah domestik RBC tidak memerlukan pembibitan (seeding)

mikroba. Sebab, mikroba sudah tersedia dalam jumlah yang cukup sebagai awal dalam memulai

proses. Kira-kira sepekan sampai dua pekan setelah dimulai pengolahannya, di permukaan media

akan menempel biomassa setebal 1 – 4 mm. Ketebalan ini bergantung pada kekuatan air limbah

dan kecepatan rotasi media lekat. Menurut Antonie, 1978, konsentrasi mikroba tersebut mencapai

50.000 – 100.000 mg/l, suatu jumlah yang sangat tinggi sehingga cukup banyak zat pencemar organik dan nitrogen yang dihilangkannya dengan bantuan oksigen terlarut.

Seperti umumnya pengolahan air limbah secara biologi, RBC merupakan bioproses ”peternakan”

mikroba (bakteri). Jenis-jenis mikroba yang biasa ditemukan di RBC ialah bakteri berfilamen seperti

Sphaerotilus, Beggiatoa, Cladothrix, Nocardia, Oscillatoria, dan juga jenis fungi, yaitu Fusarium,

meskipun jarang. Mikroba yang nonfilamen antara lain: Zocloea, Aerobacter, Escherichia coli, algae,

dan spirilla. Jenis dan konsentrasi mikroba bisa berbeda antara satu modul dengan modul lainnya

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 16/23

dan ini dipengaruhi oleh beban organiknya. Semua mikroba di atas bahu-membahu mengolah

pencemar organik di dalam air limbah dengan cara mengoksidasinya dalam kondisi aerob. Dalam

kondisi normal, senyawa polutan berbasis karbon akan disisihkan lebih dulu di modul satu RBC.

Penyisihan karbon bisa tuntas di modul satu atau modul dua ini tetapi proses nitrifikasi baru selesai

di modul lima atau sesudahnya. Seperti pada proses di dalam bio-tower, nitrifikasi akan terjadi

hanya setelah konsentrasi karbon direduksi secara signifikan. Oleh sebab itu, kebanyakan RBCterdiri atas empat atau lima modul seri untuk memberikan kesempatan proses nitrifikasi terjadi

secara lengkap. Setelah lewat RBC, air limbah lantas masuk ke klarifir dan biomassa mulai

mengendap secara gravitasi.

Klarifir dalam sistem RBC ini tidak menyalurkan sludge endapannya ke RBC seperti yang terjadi

pada activated sludge. Efluen klarifirnya sudah bisa langsung dibuang ke badan air penerima tanpa

perlu diklorinasi. Apabila efluen ini akan digunakan kembali maka perlu dilengkapi dengan teknologi

pengolahan air minum pada umumnya (seperti yang sering diterapkan di PDAM) ditambah dengan

unit karbon aktif dan teknologi membran. Dengan demikian, RBC menjadi salah satu alternatif 

teknologi yang akan makin banyak diterapkan, terutama untuk populasi kecil seperti hotel,

apartemen, rumah sakit, pabrik, kantor, kampus, dll., sekaligus mendukung konsep desentralisasidalam pengolahan air limbah atau semacam ”on-site system”, bukan sistem perpipaan (sewerage). * 

http://debhypranajaya.blogspot.com/2010/10/pengelolaan-limbah-cair-dengan-rotating.html 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 17/23

 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 18/23

Sequential Batch Reactor (SBR) 

The Sequential Batch Reactor (SBR) is a variation of the ASP. As a fill and draw or batch process, all

biological water treatment phases occur in a single tank. This differs from the conventional flow

through activated sludge process, which requires separate tanks for aeration water treatment

andsedimentation water treatment.

Reaktor Batch Sequential (SBR) adalah variasi dari ASP. Sebagaimengisi dan

proses menggambar atau batch, semua fase airbiologis pengobatan terjadi dalam

tangki tunggal. Ini berbeda darialiran konvensional melalui proses lumpur aktif, yang

membutuhkantangki yang terpisah untuk perawatan aerasi air dan pengolahan airsedimentasi. 

SBR systems contain either two or more reactor tanks that are operated in parallel, or one equalization tank

and one reactor tank. The type of tank used depends on the wastewater flow characteristics (e.g. high or

low volume).

Sistem SBR mengandung baik tangki reaktor dua atau lebih yang dioperasikan secara

paralel, atau satu tangki pemerataan dan satutangki reaktor. Jenis tangki yang digunakan

tergantung pada karakteristik air limbah aliran (volume misalnya tinggi atau rendah).  

These units are normally installed in situations where there is no public sewer and where a septic tank is not

environmentally acceptable. The SBR treats the effluents to a very high standard (normally to 15 mg/ L

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 19/23

suspended solids and 10 mg/ L BOD) which is suitable for discharging directly into a watercourse. It

overcomes several of the common problems associated with packaged domestic sewage treatment units.

Unit-unit ini biasanya dipasang dalam situasi di mana tidak adasaluran pembuangan publik dan

di mana septic tank tidak dapat diterima lingkungan. SBR memperlakukan limbah dengan

standar yang sangat tinggi (biasanya sampai 15 mg / L padatan tersuspensidan 10 mg /L BOD) yang cocok untuk pemakaian langsung ke aliran air a. Ini mengatasi beberapa masalah

umum yang terkait denganpaket unit pengolahan limbah domestik. 

There are normally five phases in the SBR treatment cycle:

1.  Fill,

2.  React,

3.  Settle,

4.  Decant,

5.  and Idle.

Biasanya ada lima fase dalam siklus pengobatan SBR:

isi,

bereaksi,

Settle,

tuang,

dan Menganggur. 

The following are the SBR processes taking place in different phases:

Berikut ini adalah proses SBR yang terjadi dalam fase yang berbeda: 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 20/23

 

  In the fill phase, raw wastewater enters the basin, where it is mixed with settled biomass from the

previous cycle. Some aeration may occur during this phase.

Pada tahap pengisian, air limbah baku memasuki cekungan, di mana ia dicampur 

dengan biomassa menetap dari siklussebelumnya. Aerasi Beberapa mungkin terjadi

selama fase ini. 

  Then, in the react phase, the basin is aerated, allowing oxidation and nitrification to occur.

Kemudian, dalam tahap bereaksi, baskom tersebut diangin-anginkan,

memungkinkan oksidasi dan nitrifikasi terjadi. 

  During the settling phase, aeration and mixing are suspended and the solids are allowed to settle.

Selama fase menetap, aerasi dan pencampuran tersuspensi dan padatan yang

diizinkan untuk menetap. 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 21/23

  The treated wastewater is then discharged from the basin in the decant phase. In the final phase,

the basin is idle as it waits for the start of the next cycle.

 Air limbah diolah ini kemudian dikeluarkan dari cekungan dalam tahap tuang. Pada

tahap akhir, baskom dalam keadaan idle karena menunggu untuk memulai siklus

berikutnya. 

  During this time, part of the solids are removed from the basin and disposed of as waste sludge.

Selama ini, bagian dari padatan dikeluarkan dari baskom dandibuang

sebagai limbah lumpur. 

 Advantages of SBR :

Keuntungan dari SBR: 

  High effluent quality; reduces main pollutants including ammonia by 96%, and reduces phosphates

by 88%

Kualitas efluen tinggi; mengurangi polutan utama termasuk amoniaoleh 96%, dan

mengurangi fosfat sebesar 88% 

  SBR operates on a storage and batching system – storing the effluent at peak times in the PST and

treating it in small batches throughout the rest of the day – thereby ensuring that each batch

receives the full treatment time. Batch system eliminates peak surges

SBR beroperasi pada penyimpanan dan sistem batching -menyimpan limbah pada

waktu puncak di PST dan memperlakukannya dalam batch kecil di seluruh sisa hari itu -

dengan demikian memastikan bahwa setiap batch menerima waktu

perawatan penuh. Sistem batch menghilangkan puncak lonjakan 

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 22/23

  There are no moving parts or electrical components within the tank. All functions within the tank are

operated by air power generated by a small compressor/ blower.

Tidak ada bagian yang bergerak atau komponen listrik di dalamtangki. Semua fungsi

dalam tangki dioperasikan oleh kekuatan udara yang dihasilkan oleh kompresor kecil

/ blower. 

  Process is simplified. Since all the unit processes are operated in a single tank; final sedimentation

tank and return activated sludge pumping are not required,Compact facility; Operation is flexible;

nutrient removal can be accomplished by operational changes, Quiescent settling enhances solid

separation (low effluent SS), Systems require less space (small foot print) than extended aeration

plants-of equal capacity. The system allows for automatic and positive control of mixed liquor

suspended solids (MLSS) concentration and solids retention time (SRT) through the use of sludge

wasting.

Proses ini disederhanakan. Karena semua proses unitdioperasikan di dalam sebuah

tangki tunggal, sedimentasi lumpurtangki final dan kembali diaktifkan memompa tidak

diperlukan,fasilitas Compact; Pengoperasian fleksibel; penghapusan gizidapat dicapai

dengan perubahan operasional, pengendapan diammeningkatkan pemisahan padat

(SS efluen rendah) , Sistemmemerlukan sedikit ruang (cetak kaki kecil)

dibandingkan aerasidiperpanjang tanaman-kapasitas yang sama. Sistem ini

memungkinkan untuk kontrol otomatis dan positif dari padatantersuspensi minuman

keras campuran (MLSS) konsentrasi dan padatan waktu retensi (SRT) melalui

penggunaan lumpur wasting. 

Disadvantages of SBR:

Kekurangan dari SBR: 

  High peal flow can disrupt operation unless accounted for in design,

7/16/2019 Rang Kuman

http://slidepdf.com/reader/full/rang-kuman-5634f856674b2 23/23

 Aliran mengumandangkan tinggi dapat mengganggu

pengoperasiankecuali diperhitungkan dalam desain, 

  Batch discharge may require equalization prior to disinfection,

Debit Batch mungkin memerlukan pemerataan sebelum desinfeksi, 

  Higher maintenance skills required for instruments, monitoring devices, and automatic valves

Tinggi pemeliharaan keterampilan yang dibutuhkan untuk instrumen,

perangkat pemantauan, dan katup otomatis 

  It is hard to adjust the cycle times for small communities.

Sulit untuk menyesuaikan waktu siklus bagi masyarakat kecil. 

  Sludge must be disposed frequently.

Lumpur harus dibuang sering. 

  Specific energy consumption is high.

Konsumsi energi spesifik yang tinggi. 

http://www.thewatertreatments.com/wastewater-sewage-treatment/sequential-batch-reactor-sbr/