Upload
winda-meyrisa
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Presus Tinea
1/23
TINEA FASIALIS
A. PENDAHULUAN
Dermatofit berkemampuan menginfeksi struktur kulit yang berkeratinisasi,
termasuk stratum korneum, kuku, dan rambut. Istilah dermatofitosis berarti infeksi yang
disebabkan oleh dermatofit. Lebih jauh lagi diklasifikasikan berdasarkan jaringan utama
yang terlibat; epidermomycosis/ringworm (dermatofitosis epidermal/superfisial),
trichomycosis (dermatofitosis rambut dan folikel rambut), atau onychomycosis
(dermatofitosis pada kuku). Karena struktur anatomi yang terlibat berbeda,
epidermomycosis, trichomycosis, dan onychomycosis juga berbeda seara klinis. Istilah
tinea digunakan pada dermatofitosis dan dimodifikasi sesuai dari bagian tubuh yang
terinfeksi, misalnya tinea kapitis (dermatofitosis pada kepala), tinea fasialis (dermatofitosis
pada !ajah), atau tinea pedis (dermatofitosis pada kaki).",#
$inea fasialis (tinea faciei) adalah suatu dermatofitosis superfisial yang terbatas
pada kulit yang tidak berambut, yang terjadi pada !ajah, memiliki karakteristik sebagai
plak eritema yang melingkar dengan batas yang jelas. %ada pasien anak&anak dan !anita,
infeksi dapat terlihat pada setiap permukaan !ajah, termasuk pada bibir bagian atas dan
dagu. %ada pria, kondisi ini disebut juga tinea barbae karena infeksi dermatofit terjadi pada
daerah yang berjanggut.",',
B. EPIDEMIOLOGI
%enyakit ini terdapat di seluruh dunia, dan lebih banyak terjadi pada daerah&
daerah tropis dengan temperatur dan kelembaban yang tinggi. $inea fasialis banyak terjadi
pada anak&anak, kira&kira "* dari populasi anak dengan dermatofitosis.
",'
+eberapa peneliti menyimpulkan bah!a !anita mungkin lebih sering terinfeksi
daripada pria . %ada !anita, infeksi dermatofit pada !ajah dapat didiagnosis sebagai tinea
fasialis, sedangkan infeksi&infeksi lain yang terjadi pada pria di daerah yang sama
didiagnosis sebagai tinea barbae. Data menunjukkan perbandingan penderita !anita dan
pria adalah ",-".',
$inea fasialis dapat terjadi pada semua umur, dengan dua usia insidens punak.
sia insidens pertama meningkat pada anak&anak, karena kebiasaan mereka kontak dengan
he!an peliharaan. Kasus yang jarang dapat terjadi pada neonatus, yang mungkin terinfeksi
"
8/17/2019 Presus Tinea
2/23
dari kontak langsung dari saudara mereka yang terinfeksi atau kontak langsung dari he!an
peliharaan. sia insidens yang lain dapat meningkat pada usia #& tahun.'
C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Dermatofitosis disebabkan oleh jamur yang berasal dari genus Microsporum,
Trichophyton, dan Epidermophyton. 0rganisme&organisme ini, yang disebut dermatofit,
adalah agen patogenik yang keratinofilik. Klasifikasi dermatofit, antara lain#,1,-
". Zoophilic dermatofit; sering ditemukan pada he!an tetapi dapat ditransmisikan ke
manusia, dapat menyebabkan inflamasi akut berupa pustul dan 2esikel. +eberapa
spesies dermatofit jenis ini, antara lain
a. 3pesies yang terdistribusi di seluruh dunia
• M. canis var. canis (terdapat pada kuing, anjing, domba, babi, he!an
pengerat, dan monyet)
• M. gallinae (terdapat pada ayam, kuing, dan he!an pengerat)
• M. nanum (terdapat pada babi)
• T. equinum (terdapat pada kuda)
• T. mentagrophytes var. mentagrophytes (terdapat pada kuing, anjing, domba,
babi, he!an pengerat, dan monyet)
• T. mentagrophytes var. quinkeanum (terdapat pada kuing, anjing, dan tikus)
• T. verrucosum (terdapat pada anjing, domba, babi, kuda)
b. 3pesies yang terbatas pada letak geografis
• M. canis var. distortum (terdapat pada kuing, anjing, kuda, monyet; tersebar
di 4merika 3erikat, 4merika 3elatan, 4ustralia, dan 3elandia +aru)
• M. persicolor (terdapat pada anjing; tersebar di 4merika 3erikat dan 5ropa
+arat)
• T. mentagrophytes var. erinacei (tersebar di 5ropa, Inggris, 3elandia +aru,
dan 4frika)
• T. simii (terdapat pada ayam dan monyet; tersebar di India)
#. Anthropophilic dermatofit; sering ditemukan pada manusia dan sangat jarang
ditransmisikan ke he!an, menyebabkan inflamasi ringan atau tidak ada inflamasi
sama sekali, bersifat kronik. +eberapa spesies dermatofit jenis ini, antara lain
#
8/17/2019 Presus Tinea
3/23
a. 3pesies yang terdistribusi di seluruh dunia
• E. floccosum
• M. audouinii
• T. mentagrophytes var. interdigitale
• T. rurum
• T. tonsurans
b. 3pesies yang terbatas pada letak geografis
• M. ferrugineum (tersebar di 4frika, India, 5ropa $imur, 4sia, dan 4merika
3elatan)
• T. concentricum (tersebar di %ulau %asifik, India, dan 4merika 3elatan)
• T. gourvilii (tersebar di 4frika $engah dan 4frika 3elatan)
• T. megninii (tersebar di %ortugal dan 3ardinia)
• T. schoenleinii (tersebar di 5ropa, 6editerania, $imur $engah, 4frika 3elatan,
dan seara sporadis di 4merika 3erikat)
• T. soudanense (tersebar di 4frika $engah dan 4frika 3elatan)
• T. violaceum (tersebar di 4frika, 5ropa, dan 4sia)'. !eophilic dermatofit; sering ditemukan pada tanah, karena mereka mendekomposisi
rambut, bulu, dan sumber&sumber keratin yang lain. 7enis dermatofit ini tidak hanya
menginfeksi manusia, tetapi juga he!an, menyebabkan inflamasi yang moderat.
+eberapa spesies dermatofit jenis ini, antara lain M. cookie, M. gypseum, M. fulvum,
M. vanreuseghemii, M. ama"onicum, M. praeco#, T. a$elloi, dan T. terrestre.
4gen penyebab tinea fasialis sangat ber2ariasi, tergantung pada letak
geografisnya ',8
". 3eara umum, reser2oir he!an pada "oophilic dermatofit, terutama Microsporum
canis, terdapat pada hampir semua he!an peliharaan.
#. Di 4sia, Trichophyton mentagrophytes dan Trichophyton rurum yang tersering.
'. Di 4merika tara, Trichophyton tonsurans adalah patogen yang utama.
. Di +ra9il, Trichophyton rurum yang tersering. :amun, Trichophyton rauitschekii,
yang merupakan spesies jamur baru di +ra9il, yang memiliki kesamaan sifat dengan
Trichophyton rurum, telah diteliti dapat menjadi agen penyebab tinea fasialis.
'
8/17/2019 Presus Tinea
4/23
+erikut adalah faktor&faktor risiko timbulnya penyakit ini",
". Kontak dengan pakaian, handuk, atau apapun yang sudah berkontak dengan penderita
#. Kontak kulit ke kulit dengan penderita atau he!an peliharaan
'. mur "# tahun ke ba!ah
. Lebih sering menghabiskan !aktu di tempat yang tertutup
1. %enggunaan obat&obatan glukokortikoid topikal dalam jangka !aktu yang lama
D. PATOGENESIS
In2asi epidermis oleh dermatofit mengikuti pola biasa pada infeksi yang dia!ali
dengan pelekatan antara artrokonidia dan keratinosit yang diikuti dengan penetrasi melalui
sel dan antara sel serta perkembangan dari respon penjamu.
• Perlekatan; %ada stratum korneum, fase pertama dari in2asi dermatofit melibatkan
infeksi artrokonidia ke keratinosit. 3eara in vitro, proses ini komplit dalam !aktu #
jam setelah kontak, dimana stadium germinasi dan penetrasi keratinosit timbul.
+erbagai dermatofit menunjukkan kerja yang sama, yang tidak terpengaruhi oleh
sumber keratinosit. Dermatofit ini harus bertahan dari efek sinar ultra2iolet,
temperatur dan kelembaban yang ber2ariasi, kompetisi dengan flora normal, dan dari
asam lemak yang bersifat fungistatik.-,
• Penetrasi; Diketahui seara luas dermatofit bersifat keratinofilik. Kerusakan yang
ditimbulkan di sekitar penetrasi hifa diperkirakan berasal dari proses digesti keratin.
Dermatofit akan menghasilkan en9im&en9im tertentu (proteolitik), termasuk en9im
keratinase dan lipase, yang dapat mengakibatkan dermatofit tersebut akan mengin2asi
stratum korneum dari epidermis. %roteinase lainnya dan kerja mekanikal akibat
pertumbuhan hifa mungkin memiliki peran. 6eskipun demikian, masih sulit untuk
membuktikan mekanisme produksi en9im oleh dermatofit dengan akti2itas keratin%
specific proteinase. $rauma dan maserasi juga memfasilitasi proses penetrasi ini.",',-,
• Pertaanan t!"! #an i$!n%l%&i; Deteksi imun dan kemotaktik dari sel&sel
inflamasi terjadi melalui mekanisme yang umum. +eberapa jamur memproduksi
faktor kemotaktik yang memiliki berat molekul yang rendah, seperti yang diproduksi
oleh bakteri. Komplemen lainnya yang terakti2asi, membuat komplemen yang
tergantung oleh faktor kemotaktik. Keratinosit mungkin dapat menginduksi
8/17/2019 Presus Tinea
5/23
kemotaktik dengan memproduksi IL& sebagai respon kepada antigen seperti
trichophytin. Kandungan serum dapat menghambat pertumbuhan dermatofit, sebagai
ontohnya antara lain unsaturated transferrin dan asam lemak yang diproduksi oleh
glandula sebasea (deri2at undecenoic acid ). -,
8/17/2019 Presus Tinea
6/23
Ga$"ar '. +agian 4 adalah patogenesis dari epidermomycosis, tampak dermatofit (bintik dan garis merah)
di antara stratum korneum, mengakibatkan terjadinya respon inflamasi (bintik&bintik hitam menggambarkan
sel&sel inflamasi), yang dapat bermanifestasi sebagai eritema, papul, atau bahkan 2esikel. +agian + adalah
patogenesis dari trichomycosis yang terjadi pada rambut, mengakibatkan destruksi dan patahnya akar
rambut. Infeksi dermatofit yang terjadi jauh ke dalam folikel rambut, yang akan mengakibatkan respon
inflamasi yang lebih dalam (bintik&bintik hitam) dan akan bermanifestasi sebagai nodul inflamasi yang
dalam, pustular folikularis, dan pembentukan abses (dikutip dari kepustakaan ")
E. MANIFESTASI KLINIS
%enderita tinea fasialis biasanya datang dengan keluhan rasa gatal dan terbakar,
dan memburuk setelah paparan sinar matahari (fotosensiti2itas). :amun, kadang&kadang,
penderita tinea fasialis dapat memberikan gejala yang asimptomatis. ",",""
-
8/17/2019 Presus Tinea
7/23
$anda klinis yang dapat ditemukan pada tinea fasialis, antara lain berak, makula
sampai dengan plak, sirkular, batas yang meninggi, dan regresi sentral memberi bentuk
seperti ring%like appearance. Kemerahan dan skuama tipis dapat ditemukan.
F. DIAGNOSIS
'. Ana$nesis
asa gatal di bagian !ajah, disertai sensasi terbakar, dan memburuk setelah
paparan sinar matahari.
• 4da ri!ayat kontak dengan he!an peliharaan
• 4da ri!ayat kontak langsung dengan penderita dermatofitosis
• 4da ri!ayat penggunaan bersama barang&barang penderita dermatofitosis,
misalnya handuk
(. Pe$eriksaan Fisis
%ada pemeriksaan fisis dapat kita temukan makula sampai dengan plak yang
berbatas tegas, batas yang meninggi, dan regresi sentral. 3kuama biasanya nampak,
namun minimal. Lesi ber!arna merah sampai merah muda. %ada penderita yang
berkulit hitam, terjadi lesi hiperpigmentasi. Lesi bisa terdapat pada seluruh bagian!ajah, tetapi biasanya tidak simetris."
8
8/17/2019 Presus Tinea
8/23
Ga$"ar (. Lesi asimetris, berbatas tegas, plak eritema, dengan skuama dan krusta
(dikutip dari kepustakaan ")
Ga$"ar ). %lak eritema dengan skuama minimal, tetapi ukup untuk melakukan pemeriksaan K0<
(dikutip dari kepustakaan ")
8/17/2019 Presus Tinea
9/23
Ga$"ar *. $inea fasialis pada pria (dikutip dari kepustakaan )
). Pe$eriksaan Pen!n+an&
+eberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada tinea fasialis,
antara lain ',,","#,"',"
a. %emeriksaan K0< (Kalium hidroksida)
$ujuan menemukan hifa sehingga dapat memastikan diagnosis bah!a telah
terjadi infeksi dermatofit.
%rosedur ambil kerokan kulit dari tepi lesi yang aktif dengan menggunakan
scalpel . 3ebelumnya, kita bersihkan lebih dahulu dengan kapas alkohol, pada
bagian yang akan dikerok. %indahkan kerokan kulit tersebut pada kaa objek dan
teteskan K0< "* (jika sampel berasal dari rambut), #* (jika sampel berasal
dari kulit), '* (jika sampel berasal dari kuku). $utup dengan menggunakan
penutup kaa objek kemudian lihat di ba!ah mikroskop.
%ada kasus&kasus dengan risiko infeksi tinea yang tinggi dan hasil pemeriksaan
K0< negatif, perlu dilakukan pemeriksaan kultur.
Ga$"ar
,.
%reparatK0<yang
diambil
dariseseorang
dengan
dermatofitosis epidermal. $ampak struktur hifa dan formasi spora (dikutip dari kepustakaan "1)
8/17/2019 Presus Tinea
10/23
Ga$"ar -. Kiri pemeriksaan K0< positif (dikutip dari kepustakaan "-) & Kanan dalam chlora"ol lack
stain, gambar dermatofit Trichophyton tonsurans (dikutip dari kepustakaan #)
b. %emeriksaan lampu ?ood (sinar ultra2iolet)
%emeriksaan lampu ?ood ditemukan oleh 6argarot dan De2e9e pada tahun "#1.
+eberapa spesies dermatofit tertentu yang berasal dari genus Microsporum
menghasilkan substansi yang dapat membuat lesi menjadi !arna hijau ketika
disinari lampu ?ood dalam ruangan yang gelap. Dermatofit yang lain, seperti T.
schoenleinii memproduksi !arna hijau puat. Ketika hasilnya positif, ini akan
sangat berguna. :amun sayangnya, pemeriksaan ini kadang tidak terlalu
bermanfaat sebab beberapa dermatofit yang hidup di daerah 4merika 3erikat,
tidak dapat terfluoresensi.. %emeriksaan kultur
"
8/17/2019 Presus Tinea
11/23
%emeriksaan ini membutuhkan !aktu yang lama dan biaya yang mahal, tetapi
pemeriksaan ini sangat berguna ketika pemeriksaan yang lain meragukan.
3pesimen dibiakkan pada &aoraud's de#trose agar dan penambahan obat
sikloheksimid atau kloramfenikol untuk menegah bakteri lain tumbuh.
Dibutuhkan !aktu 8" hari untuk membiakkannya.
d. +iopsi kulit
%emeriksaan ini seringkali tidak dibutuhkan. Dapat dilakukan jika diagnosis sulit
ditegakkan atau infeksi tidak respon pada pengobatan yang diberikan.
G. DIAGNOSIS BANDING
+eberapa diagnosis banding pada tinea fasialis, antara lain",#,,"1,"-
• Dermatitis seboroik "
Dermatitis seboroik adalah dermatosis kronik yang tersering, yang memiliki
gambaran kemerahan dan skuama yang terjadi pada daerah&daerah yang memiliki
kelenjar keringat yang aktif, seperti !ajah dan kulit kepala, juga di daerah dada.
@ejala yang timbul berupa gatal, sangat ber2ariasi, biasanya gatal semakin
memburuk dengan meningkatnya perspirasi. %ada pemeriksaan fisis ditemukan,
makula atau papul ber!arna kemerahan atau keabu&abuan dengan skuama kering
ber!arna putih. kurannya ber2ariasi, antara 1 mm. +erbatas tegas, sering terdapat
krusta dan elah pada telinga luar bagian belakang. 3kuama yang terdapat pada kulit
kepala inilah yang sering disebut sebagai ketombe.
""
8/17/2019 Presus Tinea
12/23
Ga$"ar . Dermatitis seboroik pada !ajah. $erlihat eritema dan skuama kekuningan pada dahi, pipi,
plica nasolaialis, dan dagu (dikutip dari kepustakaan ")
• Dermatitis perioral"1
Ditandai dengan mikropapul eritematosa dan mikro2esikel. Lesi paling banyak
di daerah perioral dan dapat pula di periorbital. Lesi berkumpul dan ireguler dengan
latar eritematosa. Lesi dapat bertambah membentuk satelit dan berkumpul serta
kumpulan plak dapat terlihat eksematosa dengan sisik halus. Keluhannya dapat berupa
gatal dan rasa terbakar. 5tiologi masih belum diketahui dan lebih sering ditemui pada
!anita.
"#
8/17/2019 Presus Tinea
13/23
Ga$"ar /. @ambaran perioral dermatitis, dapat dilihat pula di palpebra inferior dan daerah dagu.
(dikutip dari kepustakaan "1)
• Dermatitis kontak "
Ditandai dengan pola reaksi inflamasi polimorfik yang melibatkan epidermis
maupun dermis. $erdapat banyak etiologi serta temuan klinis yang amat luas. 5ksema
akut ataupun dermatitis ditandai dengan pruritus, eritema dan 2esikulasi. 3edangkan
bentuk kroniknya yaitu pruritus, Aerosis, likenifikasi, hiperkeratosis, dan fissuring .
"'
8/17/2019 Presus Tinea
14/23
Ga$"ar 0. %enggunaan salep neomisin untuk gatal pada palpebra. $erdapat edema masif dan eritema
pada palpebra dan erupsi popular pada dahi dan pipi. >eaksi juga terdapat di leher yang tidak memiliki
kontak dengan salep neomisin (dikutip dari kepustakaan ")
• 4kne rosasea"-
>osasea (papulopustular dan eritematotelangiektasia) ditandai dengan eritema
persisten fasialis dan flushing bersama dengan telangiektasis, edema sentral !ajah,
rasa terbakar dan tertusuk, kasar dan bersisik atau kombinasi dari beberapa tanda dan
gejala yang ada. >asa terbakar dan tertusuk pada !ajah dapat timbul pada
papulopustular rosasea, tapi dapat munul bersama eritematotelangiektasis rosasea.
%ada kedua subtipe, eritema dapat munul di regio periorbita. 5dema dapat ringan
maupun berat, sering ditemukan pada glabella dan dahi. (hymatous rosasea ditandai
dengan orifisium patulosa folikular, penebalan kulit, dan kontur permukaan !ajah
yang irregular di daerah yang kon2eks. (hymatous rosasea dapat munul di hidung
dan di dagu, dahi, kelopak mata dan telinga.
"
8/17/2019 Presus Tinea
15/23
Ga$"ar '1. 4) subtipe eritematotelangiektasis. +) subtipe papulopustular. $ampak eritema persistendengan papul dan pustul keil. B) subtipe papulopustular yang parah ( severe). D) subtipe phymatous
berat (dikutip dari kepustakaan "-)
• Lupus eritematosus"
Lupus eritematosus sistemik (3L5) adalah suatu penyakit autoimun serius yang
mengenai multiorgan, yang menyerang jaringan konektif dan pembuluh darah.
6anifestasi klinis dapat berupa demam (*), lesi kulit (1*), artritis, manifestasi
pada susunan saraf pusat, ginjal, jantung, dan paru&paru. %enyakit ini lebih banyak
menyerang !anita, dengan perbandingan pria dan !anita adalah ".
Lesi kulit terjadi selama berminggu&minggu (akut) dan berbulan&bulan (kronik).
%aparan sinar matahari dapat menyebabkan eksaserbasi pada 3L5 ('-*). $erdapat
gatal dan rasa terbakar pada lesi. $erdapat rasa lelah ("*), demam ("*), berat
badan menurun, dan malaise. 7uga ditemukan artritis atau atralgia, nyeri perut, dan
gejala&gejala susunan saraf pusat.
"1
8/17/2019 Presus Tinea
16/23
%ada pemeriksaan fisis ditemukan
− %ada fase akut didapatkan lesi Ckupu&kupu pada !ajah yang berbentuk makula
eritema, berbatas tegas dengan sedikit skuama; bisa didapatkan erosi dan krusta.
"-
8/17/2019 Presus Tinea
17/23
Ga$"ar ''. %ada 3L5 akut ditemukan berak eritema berbatas tegas, ber!arna merah terang, dengan
sedikit edema dan sedikit skuama. +erpola seperti Ckupu&kupu pada !ajah. Lesi ini khas disebut
sebagai Cmalar rash (dikutip dari kepustakaan ")
− %ada lupus eritematosus kutaneus kronik, terdapat plak hiperkeratosis, eritema,
dan berbatas tegas. 7uga terdapat skuama yang melekat pada kedua pipi. Lesi ini
khas sebagai ruam diskoid pada lupus eritematosus kronik
Ga$"ar '(. %ada lupus eritematosus kutaneus kronik, terdapat plak hiperkeratosis, eritema, dan
berbatas tegas. 7uga terdapat skuama yang melekat pada kedua pipi. Lesi ini khas sebagai ruam diskoid
pada lupus eritematosus kronik (dikutip dari kepustakaan ")
• 4kne 2ulgaris"-
4kne 2ulgaris banyak terjadi pada usia pubertas. Lesi primer akne berada pada
!ajah, dan pada derajat tertentu mengenai punggung, dada, dan bahu. 4dapun
beberapa lesi dapat ditemukan pada tungkai. %atogenesisnya meliputi hiperproliferasi
"8
8/17/2019 Presus Tinea
18/23
folikular epidermal, produksi sebum berlebih, inflamasi, dan munul serta akti2itas
dari (ropioniacterium acnes.
%enyakit ini ditandai oleh berbagai maam lesi klinik dan dapat pula terjadi
inflamasi. %ada akne non&inflamasi, ontohnya seperti komedo, baik komedo terbuka
maupun komedo tertutup. Komedo terbuka nampak sebagai lesi datar atau sedikit
meninggi dengan folikular ber!arna gelap pada tengah lesi akibat keratin dan lipid.
3edangkan komedo tertutup sulit di2isualisasikan. Dapat tampak sedikit peninggian,
ber!arna puat, dengan orifisium yang tidak dapat dilihat seara klinis.
%ada lesi yang disertai dengan inflamasi, lesi beragam dari bentuk papul dengan
tepi kemerahan sampai pustul, dan nodul. +eberapa nodul besar disebut dengan kista
dan nodulokistik untuk kasus berat.
Ga$"ar '). 4) banyak papul, nodul terlihat di dahi, pipi dan sedikit skar. +) akne noduler dengan skar
di pipi. B) nodul besar pada pipi dan dagu dengan skar yang signifikan. D) komedo terbuka dengan
papul inflamasi, pustul yang membentuk plak eritematosa (dikutip dari kepustakaan "-)
"
8/17/2019 Presus Tinea
19/23
4lteras et al. menyebutkan bah!a dari " kasus tinea fasialis, para dokter sering
membuat kesalahan dalam mendiagnosis dengan penyakit lupus eritematosus diskoid
(1#*), ilfiltrasi limfosit ("1*), dermatitis seboroik (""*), rosaea (*), dan dermatitis
kontak (8*).""
H. PENATALAKSANAAN
". 3istemik ",#
ntuk pengobatan sistemik dalam mengeradikasi dermatofit, obat&obatan oral
yang digunakan, antara lain
Fl!k%na2%l3 orang de!asa "1E# mg/minggu selama E- minggu,
sedangkan anak&anak - mg/kg/minggu selama E- minggu. 3ediaan fluona9ole
tablet ", "1, # mg; suspense oral (" or mg/ml); dan intra2ena mg.
Grise%4!l5in3 0rang de!asa 1E" mg/hari (atau lebih) selama
minggu, sedangkan anak&anak "1E# mg/kg/hari selama minggu. Microni"ed
#1 atau 1 mg tablet; "#1 mg/sendok teh suspensi. )ltramicroni"ed "-1 atau
'' mg tablet. 4ktif hanya mela!an dermatofit, kurang efektif daripada Tria"oles.
5fek samping yang dapat ditimbulkan, antara lain nyeri kepala, mual/muntah,
fotosensiti2itas. Infeksi T. rurum dan T. tonsurans dapat kurang berespon.
3ebaiknya diminum dengan makanan berlemak untuk memaksimalkan
penyerapan.
Itrak%na2%l3 untuk de!asa mg/hari selama " minggu dan untuk anak&
anak 1 mg/kg/hari selama " minggu. 3ediaannya " mg dalam kapsul; solusio
oral (" mg/ml) dalam intra2ena. ntuk Tria"ole, kerjanya membutuhkan p<
asam pada lambung agar kapsulnya larut. Dapat menimbulkan aritmia 2entrikular
bila dikonsumsi bersama terfenadine/astemi9ole, meskipun jarang. @olongan
a"ole lainnya, yaitu ketokona9ole juga memiliki potensial interaksi dengan obat
lain, seperti agen hipoglikemik oral, kalsium antagonis, fenitoin, dan lain&lain.
Ter"ina4in3 dosis untuk de!asa adalah #1 mg/hari selama # minggu, dan
dosis anak&anak adalah -#,1 mg/hari (F# kg), "#1 mg/hari (#E kg) atau #1
mg/hari (G kg) selama # minggu. 3ediaannya #1 mg dalam tablet. Dapat
menyebabkan mual, dispepsia, nyeri perut, kehilangan pengeapan.
"
8/17/2019 Presus Tinea
20/23
%engobatan topikal dinilai memiliki respon yang baik terhadap infeksi yang
terjadi, apalagi bila tidak terjadi folikulitis.
#. %engobatan topikal untuk tinea fasialis"
Ta"el '. Pen&%"atan t%6ikal !nt!k tinea 4asialis"
Pre6arat t%6ikal anti
+a$!r
%reparat ini efektif untuk dermatofit pada kulit, tetapi
tidak untuk rambut ataupun kuku.
%reparat tersebut diaplikasikan # kali sehari pada area
yang terkena lesi seara optimal selama minggu
termasuk " minggu setelah lesi telah bersih.
Diaplikasikan paling kurang ' m di sekitar batas area
yang terkena.
*mida"oles
Kotrima9ol (Lotrimin, 6yeleA)
6ikona9ol (6iatin)
Ketokona9ol (:i9oral)5kona9ol (3peta9ole)
0Aikoni9ol (0Aistat)
3ulkoni9ol (5Aelderm)
Allylamines :aftifin (:aftin)
$erbinafin (Lamisil)
+aphthionates $olnaftat ($inatin)
&ustituted pyridone 3iklopiroA olamin (LoproA)
'. 5dukasi"8,"
Diperlukan pula pera!atan diri di rumah (home care), seperti menghindari
menggaruk daerah lesi, karena hal tersebut dapat membuat infeksi bertambah
parah. 6enjaga kulit tetap kering dan bersih dengan menghindari akti2itas yang
dapat mengeluarkan keringat. 6andi minimal sekali sehari dan ingat untuk
mengeringkan tubuh seluruhnya. 4plikasi krim topikal anti jamur, seperti krim
Klotrima9ol (Lotrimin), $erbinafin (Lamisil), $olnaftat ($inatin). +eberapa agen
oral yang dapat digunakan untuk mengobati gatal yang timbul, antara lain
Difenhidramin (+enadryl), Klorfeniramin, Loratadin (Blaritin), dan 3etiri9in
(Hyrte), sesuai dengan medikasi yang diberikan. Dan mengingatkan penderita
#
8/17/2019 Presus Tinea
21/23
untuk memperhatikan bila ada efek samping yang terjadi maupun tanda&tanda
makin parahnya lesi setelah berobat (munul pus, nyeri, demam, tidak adanya
perbaikan sama sekali setelah # minggu terapi).
I. KOMPLIKASI
+eberapa komplikasi yang dapat terjadi, antara lain"
• %enyebaran infeksi ke area yang lain
• Infeksi bakteri pada lesi
• Dermatitis kontak atau kelainan kulit yang lain
• 5fek samping dari pengobatan
7. PENCEGAHAN
%enegahan untuk tinea fasialis, meliputi"
• 6enghindari kontak langsung dengan mereka yang menderita tinea fasialis.
• 6enjaga kulit agar tetap bersih dan kering, menui muka setelah berolahraga
ataupun berkeringat
• 6enui barang&barang pribadi seara berkala (seprei, pakaian, dan lain&lain)
• 7angan berbagi perlengkapan pera!atan diri (handuk, sisir, sikat)
• 6enui tangan
K. PROGNOSIS
Dengan pengobatan teratur, tinea fasialis dapat sembuh dalam !aktu satu
bulan. %rognosis dikatakan baik jika","
• aktor predisposisi dapat dihindarkan atau dihilangkan
• Dapat menghindari sumber penularan
• %engobatan teratur dan tuntas.
#"
8/17/2019 Presus Tinea
22/23
DAFTAR PUSTAKA
". ?olff K, 7ohnson >4, 3uurmond D. it9patrikJs olor atlas and synopsis of linial
dermatology 1th ed. :e! ork $he 6@ra!&L
www.cfsph.iastate.edu/Factsheets/pdfs/dermatophytosis.pdf
-. :elson 66, 6artin 4@, ookJs teAtbook of dermatology 2olumes "& 8th ed. 34 +lak!ell
%ublishing; #. p. '".1&-, '".##&'.
". ussell 77. Dermatology skills for primary are, an
illustrated guide. :e! 7ersey
8/17/2019 Presus Tinea
23/23
"'. $homas +. Blear hoies in managing epidermal tinea infetions. The ournal of
3amily (ractice -2; 1#("") 1'&.
". +ramono K. +ahan kuliah dermatofitosis. 7akarta Departemen IK Kulit dan
Kelamin KI&>3B6; #"".
"1. ?olff K, 7ohnson >4. ungal infetions of the skin and hair. In it9patrikJs olor
atlas and synopsis of linial dermatology -th edition. nited states 6@ra!