40
5/20/2018 MAKALAHKOMUNITASDEWASA.docx-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/makalah-komunitas-dewasadocx 1/40 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk  potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative bagi perkembangan manusia. Dewasa awal kira- kira 26 % dari populasi. Selama masa dewasa awal, individu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan karier dan memutuskan akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri. Dewasa awal usia aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman baru. Transisi menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang muda menjadi sadar bahwa  perubahan dalam kemampuan reproduksi dan fisik menandakan dimulainya tahap yang lain dalam kehidupan. Pada tahun 1990, hampir 84 juta orang di AS berusia antara 35- 64, atau kira  – kira 34 % dari populasi A.S adalah usia baya ( US dept. Of Commerce 1992 ) Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan  bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai- nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai - nilai atau norma- norma yang telah dipilihnya tersebut.Dari sedikit penjelasan di

MAKALAH KOMUNITAS DEWASA.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara nyata. Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative bagi perkembangan manusia.Dewasa awal kira- kira 26 % dari populasi. Selama masa dewasa awal, individu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan karier dan memutuskan akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap sendiri. Dewasa awal usia aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman baru. Transisi menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang muda menjadi sadar bahwa perubahan dalam kemampuan reproduksi dan fisik menandakan dimulainya tahap yang lain dalam kehidupan. Pada tahun 1990, hampir 84 juta orang di AS berusia antara 35- 64, atau kira kira 34 % dari populasi A.S adalah usia baya ( US dept. Of Commerce 1992 )Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai- nilai atau norma yang telah dianggap mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai - nilai atau norma- norma yang telah dipilihnya tersebut.Dari sedikit penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Psikologi Perkembangan Pada Manusia Tingat Dewasa yaitu ilmu yang mepelajari tentang perkembangan jiwa manusia pada saat menginjak masa dewasa. Masa dewasa manusia dibagi menjadi 3 ( tiga ) tahap yaitu : Masa awal dewasa (early adulthood), Masa pertengahan dewasa (middle adulthood), Masa akhir dewasa (late adulthood).Oleh karena Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan pada tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap penduduk sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, dan masyarakat. Pelayanan dan asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu upaya keperawatan yang berfokus pada keluarga di Indonesia sebagai klien. Untuk memahami secara mendalam tentang asuhan keperawatan keluarga setidaknya perlu mengetahui dan memahami tentang konsep keluarga sebagai klien keperawatan, konsep keperawatan keluarga, proses keperawatan keluarga.1.2 Rumusan MasalahBagaimana konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga dewasa ?1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan umumMengidentifikasi konsep dan asuhan keluarga pada tahap perkembangan keluarga dewasa ?1.3.2 Tujuan khusus1. Menjelaskan konsep keluarga2. Menjelaskan fungsi dan tugas keluarga3. Menjelaskan tahap-tahap perkembangan keluarga dewasa1.4 Manfaat 1. Mahasiswa memahami konsep dasar keluarga, peran dan fungsi dan tugas keluarga, tahap perkembangan keluarga sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah.2. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada tahap keluarga dewasa yang benar sehingga dapat menjadi bekal dalam persiapan praktik di keluarga.

BAB 2TINJAUAN PUASTAKA2.1 Konsep Dasar Keluarga2.1.1Definisi Keluarga Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga. Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam mendefinisikan. Beberapa pengertian keluarga yang dikutip Harmoko (2012) diantaranya:1. Bussard dan Ball (1966) dikutip oleh Setiadi (2008). Keluarga merupakan lingkungan social yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nila-nilai, pola pemikiran dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anan dengan lingkungnya.2. Menurut Duvall, Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan dengan ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum;meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional dan social dari tiap anggota.3. Menurut WHO (1969), Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.4. Menurut Bergess (1962), Keluarga terdiri atas kelompok orang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran social, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.5. Menurut Helvie (1981), Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.6. Menurut Salvasion Bailon dan Aracelis Maglaya,1989, Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan didalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan .7. Sayekti, 1994, keluarga adalah suatu ikatan/ persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.8. Menurut Departemen Kesehatan RI,1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.9. Menurut Effendy,1998, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.2.1.2Tipe Keluarga Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan1. Secara tradisional, secara trasional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu: a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambahn anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek,nenek,paman,bibi)2. Secara modern (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualism maka pengelompokkan tupe keluarga selain diatas adalah: a. Tradisional Nuclear, Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.b. Reconstituted Nuclear, Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.c. Niddle Age/Aging Couple, Suami sebagai pencari uang ,istri di rumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.d. Dyadic Nuclear, Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.e. Single Parent, Satu orang tua sebagai akibat peceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.f. Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.g. Commuter Married, Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.h. Single Adult, Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.j. Institusional, yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.k. Comunal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.m. Unmarried Parent and Child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.n. Cohibing Couple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.o. Gay and Lesbian Family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.2.1.3 Struktur Keluarga Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah: 1. Patrilineal, Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.2. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.3. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.4. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami5. Keluarga kawin, Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.2.2 FUNGSI DAN TUGAS KELUARGA 2.2.1Fungsi Keluarga Menurut Harmoko (2012) dalam buku Asuhan Keperawatn Keluarga, dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat dijalankan. Fungsi-fungsi keluarga adalah sebagai berikut:1. Fungsi biologis, yaitu fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.2. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih saying dan rasa aman bagi keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga.3. Fungsi sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya.4. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber pengahsilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang.5. Fungsi pendidikan, yaitu menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.2.2.2Tugas Keluarga Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh lagi keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para professional perawatan kesehatan. Keluarga melakukan praktik asuhan kesehatan untuk mencegah terjadinya gangguan atau merawat anggota yang sakit. Keluarga haruslah mampu menentukan kapan meminta pertolongan kepada tenaga professional ketika salah satu anggotanya mengalami gangguan kesehatan.Selain keluarga mampu melaksanakan fungsi dengan baik, keluarga juga harus mampu melakukan tugas kesehatan keluarga. Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:1) Mengenal masalah kesehatan keluargaKesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan, karena tanap kesehatan segla sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepatTugas ini merupakn upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan keluarga diaharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain dilingkungan tepat tinggalnya.3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.Sering mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan diinstitusi pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.4) Mempertahankan suasana rumah yang sehatRumah merupakan tempat berteduh, berlindung dan bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan, dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga yang harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik dan memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas kesehatan keluarga. Dalam keluarga ada beberapa tugas dasar yang didalamnya ada delapan tugas pokok, (Harmoko,2012) antara lain:1) Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya2) Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga3) Mengatur tugas masing-masing anggita sesuai dengan kedudukannya.4) Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul keakraban dan kehangatan para anggota keluarga.5) Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang diinginkan6) Memelihara ketertiban anggota keluarga7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.2.3 TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DEWASA 2.3.1Pengertian Masa dewasa Dewasa adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ego-nya.Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa. Dewasa adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mengikuti umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima. Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal adalah masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan suatu masalah.2.3.2Tahap perkembangan keluarga usia dewasaTahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yg belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anaknya untuk hidup sendiri. Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk lebih mandiri. Saat semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina hubungan suami istri seperti pada fase awal. Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa kosong karena anak-anaknya sudah tidak tinggal serumah lagi. Guna mengatasi keadaan ini orang tua perlu melakukan aktivitas saja, meningkatkan peran sebagai pasangan dan tetap memelihara hubungan dengan anak. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini diantaranya adalah sebagai berikut:a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besarb. Mempertahankan keintiman pasanganc. Membantu orang tua, suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tuad. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknyae. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluargaf. Berperan sebagai suami intri kakek neneakg. Menciptakan lingkungan rumah yang dapa menjadi contoh bagi anak-anaknyaSedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik (1988) serta Duvall dan Miller (1985) tugas perkembangan keluarga meliputi:a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang di dapatkan melalui perkawinan anak-anakb. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinanc. Membantu orangtua usia lanjut dan sakit-sakitan dari pihak suami maupun istriFungsi perawat pada tahap ini adalah sebagai pembari konsultasi penyakit-penyakit yang dapat timbul. Misalnya penyakit kronis atau factor-faktor predisposisis seperti kolesterol tinggi, obesitas, hipertensi, menopause, serta peningkatan kesehatan dan pola hidup sehat yang juga perlu diperhatikan.2.3.3Pembagian Perkembangan Masa Dewasa 1).Dewasa Awal Penelitian klasik lama oleh Levinson telah mengidentifikasi fase-fase perkembangan dewasa awal dan dan tengah ( Levinson et al, 1978 )a) Awal transisi dewasa ( usia 18 sampai 20 tahun ), ketika seseorang berpisah dari keluarga dan merasakan kebebasan b) Memasuki dunia kedewasaan ( usia 21 sampai 27 tahun ), ketika seseorang menyiapkan dan mencoba karier dan gaya hidup .c) Masa transisi ( usia 28 sampai 32 tahun ), ketika seseorang secara besar-besaran memodifikasi aktivitas kehidupannya dan memikirkan tujuan masa depan d) Tahun keberasilan ( usia ( 40 sampai 39 ), ketika seseorang mengalami stabilitas yang lebih besar e) Tahun keberasilan ( usia 40 sampai 65 ), waktu untuk pengaruh maksimal, membimbing diri sendiri dan menilai diri sendiri Dewasa awal merupakan masa dewasa ataau suatu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur 20 tahun sampai 30 tahun. Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini seseorang juga akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga. Dan masalah yang timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional. Sosio-emosional adalah perubahan yang terjadi pada setiap diri individu dalam warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Menurut teori erikson, tahap dewasa awal yaitu mereka didalam lingkungan umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih berat. pada tahap ini juga juga hubungan intim mulai berlaku dan berkembang.Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan dengan stress, seperti karena pekerjaan dan keluarga. Jika stress berlarut maka klien tidak akan mampu beradaptasi terhadap stressor, hingga terjadi gangguan kesehatan misalnya.a) Stres Pekerjaan Dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Kebanyakan pada dewasa awal mengalaminya dari hari ke hari. Sters situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru. Karena stiap individu menerima pekerjaan yang berbeda, maka tipe stressor berbeda setiap klien. Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan kabiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.b) Stres Keluarga Stressor keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam kehidupan keluarga. Stressor situasi terjadi pada peristiwa kelahiran, kematian, penyakit, perkawinan, dan kehilangan pekerjaan. Setiap keluarga mempunyai beberapa peranan dan pekerjaan yang dapat diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga berfungsi dan menjadi bagian yang efektif dalam masyarakat. Salah satu peran penting adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang tua adalah pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan sebagai coleader. Dalam keluarga dengan orang tua tunggal, orangtua kadangkalannya searang anggota keluarga besar menjadi kepala keluarga2).Dewasa TengahMasa Dewasa Tengah adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari masa dewasa muda yang berusia 40- 65 tahun. Pada masa dewasa tengah, ada aspek- aspek tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek- aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran- kemunduran. Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek- aspek psikis (intelektual- sosial- emosional- nilai) masih terus berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa tengah (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastic pada akhir usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan uraian secara lebih rinci tentang perkembangan fisik, intelektual, moral, dan karier pada masa dewasaa) Perkembangan kognitifPerubahan fungsi kognitif pada dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari informasi baru dan ketrmpilan. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau perubahan pekerjaanb) Perkembangan psikososial Perubahan psikososial pada dewasa tengah dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindaha anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau kamatian teman. Perubahan ini mungkin menyebabkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa tengah. Perawat mangkaji kehidupan utama yang terjadi pada dewaasa tengah dan dampak yang mengubah status kesehatannya. Pengkajian keperwatan juga harus meliputi factor psikososial pada individu seperti makanisme koping dan sumber pendukung sosial.Pada masa dewasa tengah, seiring anak-anak meninggalkan rumahnya, keluarga memasuki tahap keluarga pascaparental. Tuntutan waktu dan financial pada orang tua berkurang, dan pasangan menghadapi tugas menetapkan kembali hubungan mereka. Setelah cucu lahir, gaya hidup kakek-nenek harus dipilih. Selama periode ini banyak orang dewasa tengah mulai menjalani gaya hidup yang lebih sehat.i) Transisi karier Perubahan karier dapat terjadi karena pilihan atau sebagai akibat dari perubahan di tempat kerja atau masyarakat. Pada decade saat ini, dewasa tengah lebih sering mengganti pekerjaan untuk berbagai alasan termasuk mobilitas naik pangkat yang terbatas, penurunan kesempatan kerja, dan mencari pekerjaan yang lebih menantang bagi individu. Pada beberapa kasus, kemajuan teknologi dan perubahan lain memaksa dewasa tengah mencari pekerjaan baru. Perubahan tersebut, terutama sekali jika diantisipasi, dapat mengakibtkan stress yang dapat mempengaruhi kesehatan, hubungan dengan keluarga, konsep diri dan dimensi lain.ii) Seksualitas Setelah kepergian anak terakhir dari rumah, banyak pasangan menguatkan kembali hubungan mereka dan menemukan kepuasan perkawinan dan seksualitas yang meningkat selama usia baya. Awitan menopause dan klimaterik dapat mempengaruhi kesehatan seksual pada dewasa tengah. Seorang wanita mungkin menginginkan aktivitas seksualnya meningkat karena kehamilan sudah tidak mungkin lagi. Selama usia baya seorang pria mungkin memperhatikan perubahan pada kekuatan ereksi dan penurunan kemampunnya untuk mengulangi orgasme. Factor lain yang mempengaruhi seksualitas selama periode ini meliputi stress pekerjaan, penurunan kesehatan salah satu atau kedua pasangan, dan penggunaan resep obat, contohnya, agens antihipertensif, dengan efek samping yang dapat mempengaruhi hasrat seksual atau fungsinya. Kedua pasangan mungkin mengalami stress yang berkaitan dengan perubahan seksual atau konflik antara kebutuhan seksual mereka dan persepsi diri serta perilaku atau harapan social. iii) Perubahan dalam perkawinan Perubahan dalam perkawinan yang mungkin terjadi selama usia baya seperti kematian pasangan, perpisahan, perceraian dan pilihan untuk menikah lagi atau tetap sendiri. Seorang klien janda, berpisah, atau bercerai melalui periode berduka dan kehilangan hat-hal penting untuk beradaptasi terhadap perubahan status perkawinan. 13erduka yang normal melalui beberapa fase dan berakhirnya berduka dapat berlangsung sate tahun atau lebih. Perawat harus mengkaji koping yang efektif papa dewasa tengah terhadap proses berduka dan kehilangan yang berkaitan dengan perubahan kehidupan tertentu.Jika dewasa tengah-lajang memutuskan untuk menikah, stresor perkawinan sama dengan yang dialami pada dewasa awal. Disamping itu, pasangan harus dapat mengkoping harapan masyarakat dan tekanan berkaitan perkawinan.iv) Transisi keluarga Kepergian anak yang terakhir dari rumah mungkin dapat menjadi stresor. Banyak orang tua menerima kebebasan dari tanggung jawab membesarkan anak, sedangkanorang lain akan merasa kesepian atau tidak punya arah karena perubahan ini. Pada akhirnya orang tua harus menetapkan kembali perkawinan mereka dan harus dapat menyelesaikan konfik dan merencanakan masa depan. Kadang fase penyesuaian diri dapat memicu konflik perkawinan, perpisahan, dan perceraian (Fawcett, 1993).Menurut Lavinson, Masa Dewasa Tengah berusia 40-50 tahun. Masa Dewasa Tengah adalah masa peralihan dari masa dewasa awal. Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke massa tengah (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga macam tugas:a) Penilaian kembali pada masa lalub) Perubahan struktur kehidupanc) Proses individuasiArtinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini, dan dengan pandangan ke depan seseorang merubah struktur kehidupannya dengan penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula. Proses individuasi akan membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase penghidupan yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun)3.Dewasa AkhirMasa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang cukup menyita perhatian. Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hub.sosial dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik. Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir. Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.a) Perkembangan KeintimanKeintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.b) Perkembangan GeneratifGenerativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.c) Perkembangan IntegritasIntegritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian. Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang tidak menrasa berdaya.Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan sosial: (1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini; (2) penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya; dan (4) pada saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.Jadi, tumbuh kembang dewasa muda, menengah dan akhir berbeda. Persamaannya dilihat dari tanda-tanda memasuki usia dewasa seseorang/ individu, yaitu:a) Membuat keputusan penting dalam menunjang karir, kesehatan dan hubungan personalnya.b) Memiliki kedudukan dan peranana sebagai orang penting seperti pekerja, orang tua dan pasangan hidup.c) Mencapai kematangan psikologis sebagai orang dewasa dan segala macam tanggung jawabnya serta berpikir sistematis dan analitis.Menurut Lavinson, Dewasa Akhir mulai berumur 50-55 tahun sering kali merupakan krisis bila sesorang tidak sepenuhnya berhasil dalam pensstrukturan kembali hidupnya pada peralihan ke dewasa madya. Sesudah itu langkah puncak (55-60 tahun) sekaligus menandai masa dewasa akhir. Penelitian Levinson mengemukakan tahun-tahun usia yang eksak dengan pergeseran maksimum lima tahun, hal ini cenderung menuju pada eksak semu, pengertian struktur kehidupan harus diteliti akan ketetapan penggunaannya. Namun lavinson menitikberatkan bahwa pandangan akan siklus penghidupan yang terlalu kaku atau terlambat tidak dapat dipertahankan lagi.2.3.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi orang dewasa dalam kehidupannya Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa yang akan mempermudah perkembangan orang dewasa. Faktor- faktor yang paling berpengaruh adalah :1).Kekuatan FisikBagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi atau memecahkan persoalan- persoalan yang timbul pada masa orang dewasa. Untuk memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan fisik, yaitu:a) Sarapan pagi.b) Makan secara teratur.c) Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.d) Tidak merokok.e) Olahraga secukupnya.f) Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.Kekuatan fisik yang prima pada orang dewasa, memungkinkan mereka untuk optimal dalam bekerja, berkeluarga, memperoleh keturunan, dan mengelola kehidupan keluarganya. Sebaliknya, kekuatan fisik yang tidak prima menghambat orang dewasa untuk mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa dan dapat menggagalkan sebagian atau secara total tugas- tugas perkembangan orang dewasa.2).Kemampuan MotorikKemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20-an dan 30-an. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20-an dan 25-an dan sesudah itu kemampuan ini sedkit demi sedikit menurun.Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang baik dan kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara lebih baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Dalam mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru, orang dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia mendekati masa setengah baya.3).Kemampuan MentalKemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi- situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun.Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik. Kemampuan mental seperti penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap keterampilan- keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut oleh tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun wanita pada umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam usaha- usaha mereka memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri maupun suami.4).Motivasi Untuk BerkembangFaktor lain yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa adalah motivasi untuk berkembang. Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang- orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka. Hal ini menjadi motivasi bagi orang- orang dewasa untuk mengembangkan dirinya. Pada masa dewasa, individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan.Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk menuasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan perilakunya ke arah terkuasainya tugas- tugas perkembangan orang dewasa. Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang dewasa. Individu tersebut cenderung mengabaikan tugas- tugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya5)Model PeranFaktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap perkembangan orang dewasa. Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk diteladani. Karena berinteraksi dengan orang dewsa lainnya mereka memperoleh motivasi untuk mencontoh perilaku sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang dianut oleh masyarakat orang dewasa. Sebaliknya orang dewasa yang masih beriteraksi dengan remaja dan mengikuti garis- garis perilaku remaja akan tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku dewasa. Jika mereka tetap dalam status ketergantungan, mereka hampir tidak memperoleh kesempatan atau motivasi untuk menguasai tugas- tugas perkembangan orang dewasa.

BAB IIITINJAUAN KASUS

3.1 KASUS Tn S dan Ny S menikah sudah 20 tahun yang lalu. Setelah menikah mereka tinggal bersama. Sebelum menikah Asal Tn.S adalah kota P. Tn. S bekerja dalam satu asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah Tn.S dan Ny.S tinggal serumah. Sekarang Tn S berusia 46 tahun dan Ny S berusia 46 tahun mereka sekarang memiliki 4 orang anak , anak pertama berusia 20 tahun , anak kedua berusia 15 tahun, anak ketiga berusia 11 tahun, dan anak yang terakhir berusi 4 tahun. Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah penduduk jawa asli dan berasal dari suku jawa. Dalam keluarganya tidak terdapat adat istiadat yang mengikat, dan tidak ada pantangan atau halhal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut kebiasaan atau budaya yang berhubungan dengan kesehatan dirasakan tidak ada. Semua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5 waktu. Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang sekali terdapat waktu untuk kumpul. Status sosial Tn. S bekerja sebagai POLRI, dengan penghasilan ratarata tiap bulan Rp. 2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai seorang SMA yang berpenghasilan sama dengan suami. Dari pengasilan tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari hari dan sisanya ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak terduga. Aktivitas rekreasi keluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu pada saat lebaran. Untuk rekreasi seharihari yaitu dengan menonton TV bersama keluarga.Tahap perkembangan keluarga saat ini , keluarga ingin memperluas pengetahuan untuk menghadapi anak dewasa awaal dan membantu anak untuk mandiri. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi Tn.S mengatakan tugas perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi semua, Tn.S belum bisa menyiapkan anakanaknya untuk mandiri dan tanggung jawab karena kesibukan. Keluarga Tn S dan Ny S berasal dari lingkungan yang sama, mereka berpacaran sekitar 1 tahun. Keempat anaknya merupakan anggota keluarga yang direncanakan, mereka menyayangi semuanya dan hubungan Keluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik, dan saudarasaudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga, tidak ada konflik dalam berhubungan.Rumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri dengan ukuran 9 x 18 , terdiri atas 5 kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan bawah ). Rumah tampak bersih dan tidak kotor. Keluarga menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah. Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa. Kebiasaan keluarga dalam merawat rumah setiap hari yaitu; menyapu dan mengepel 1 kali sehari, membersihkan bak mandi 1 minggu sekali. Cahaya masuk kedalam rumah dan terdapat jendela diruang tamu dan dikamarkamar. Keluarga mengenal masalah yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka akan mudah terserang penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka menjadi sarang nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau malaria.Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi mempunyai adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup baik, meskipun Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan tetangganya. Tn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti kegiatan yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika ada kegiatankegiatan kadang Tn.S menyempatkan untuk menghadirinya. Dalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya sering kali membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami masalah. Jarak keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan antar tetangga saling membantu dan mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan. Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung. Dalam keluarga Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S sebagai kepala keluarga. Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka akan dibicarakan bersama. Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu harus berdasarkan hasil keputusan bersama. Menurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran nilai dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak bertentangan dengan masyarakat sekitarnya. Yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara meningkatan penghasilan keluarga. Keluarga juga memikirkan anaknya yang masih sekolah semua dan membutuhkan biaya yang cukup banyak. Keluarga berusaha mengatasi semua masalah terutama keuangan keluarga berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga. Jika ada kebutuhan yang mendadak, maka keluarga akan mengambil uang tabungan sesuai yang dibutuhkan. Dalam menanggapi masalah keluarga Tn S memecahkan masalah bersama-sama, jika masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan keluarnya maka akan minta bantuan pada keluarga dekatnya. 3.2 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn S dan Ny S PENGKAJIAN KKELUARGA A. DATA UMUM1. Nama Kepala keluarga (KK): Tn. S2. Usia: 46 tahun3. Pendidikan: SLTA4. Pekerjaan: POLRI5. Alamat: Kelurahan banjar sari 6. Komposisi keluarga:NoNamaUmurJenis kelaminHub dgn KKRiwayat PendidikanKeterangan

123456

Tn. SNy. SNn. TAn. HAn. IAn. R

46 tahun46 tahun20 tahun15 tahun11 tahun4 tahunLaki-lakiPerempuanPerempuanPerempuanPerempuanLaki-laki

AyahIbuAnakAnakAnakAnak

SLTASarjanaSLTASMPSD-

HidupHidupHidupHidupHidupHidup

7. Tipe Keluarga: Keluarga Inti

8. Genogram:

Keterangan:: Laki- laki :Meninggal: Perempuan:tinggal serumah

: klien

9. Pengambilan keputusan Tn. S setiap ada masalah selalu ia yang mengambil keputusan. Tetapi kadang- kadang di musyawarahkan bersama

10. Suku bangsaBahasa yang digunakan adalah bahasa jawa. Tn. S adalah penduduk jawa asli dan berasal dari suku jawa. Dalam keluarganya tidak terdapat adat istiadat yang mengikat, dan tidak ada pantangan atau halhal yang lain asalkan tidak bertentangan dengan budaya dan agama tertentu menurut kebiasaan atau budaya yang berhubungan dengan kesehatan dirasakan tidak ada. 11. AgamaSemua anggota keluarga beragama islam, taat menjalankan shalat 5 waktu. Sering kali tidak melakukan shalat berjamaah dikarenakan jarang sekali terdapat waktu untuk kumpul.12. Status sosial ekonomi keluargaTn. S bekerja sebagai POLRI, dengan penghasilan ratarata tiap bulan Rp. 2.000.000,00. Sedangkan Ny. S sebagai seorang guru yang berpenghasilan sama dengan suami. Dari pengasilan tersebut akan dibagi untuk kebutuhan sehari hari dan sisanya ditabung untuk mengantisipasi jika ada kebutuhan yang tidak terduga.13. Aktivitas rekreasi keluargaKeluarga melakukan rekreasi satu tahun hanya satu kali yaitu pada saat lebaran. Untuk rekreasi seharihari yaitu dengan menonton TV bersama keluarga.B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat iniKeluarga Tn S sedang berada dalam tahap memperluas pengetahuan untuk menghadapi anak usia dewasa awal dan mambantu anak untuk mandiri, pada tugas perkembangan usia dewasa.2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhiBerdasarkan hasil wawancara dengan Tn.S, beliau mengatakan tugas perkembangan menghadapi anak usia dewasa awal belum terpenuhi semua, Tn.S belum bisa menyiapkan anakanaknya untuk mandiri dan tanggung jawab karena kesibukan.3. Riwayat keluarga intiTn. S dan Ny. S berasal dari lingkungan yang sama, mereka berpacaran sekitar 1 tahun. Keempat anaknya merupakan anggota keluarga yang direncanakan, mereka menyayangi semuanya.4. Riwayat keluarga sebelumnyaKeluarga dari pihak bapak dan ibu saat ini hubungannya baik, dan saudarasaudaranya tinggal berjauhan dengan keluarga, tidak ada konflik dalam berhubungan.C. LINGKUNGAN1. Karakteristik rumahRumah yang ditempati merupakan rumah milik sendiri, terdiri atas 5 kamar (atas dan bawah), 1ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 dapur dan 3 kamar mandi/WC ( atas dan bawah ). Rumah tampak bersih dan tidak kotor. Keluarga menggunakan septic tank yang terletak di depan rumah. Kondisi air jernih tidak berbau, tidak berwarna dan tidak terasa. Kebiasaan keluarga dalam merawat rumah setiap hari yaitu; menyapu dan mengepel 1 kali sehari, membersihkan bak mandi 1 minggu sekali. Cahaya masuk kedalam rumah dan terdapat jendela diruang tamu dan dikamarkamar. Keluarga mengenal masalah yang ditimbulkan dari lingkungan yaitu jika lingkungannya kotor maka akan mudah terserang penyakit. Misalnya jika bak mandi jarang dikuras maka menjadi sarang nyamuk akibatnya dapat terserang demam berdarah atau malaria.Ukuran rumah: 9 x 18

1 67283495

10Keterangan:ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA Page 11. tangga ke atas2. ruang makan3. kamar tidur dan tempat sholat4. kamar tidur5. ruang tamu6. dapur7. kamar mandi, WC8. tempat sampah9. sumur10. septic tank11.

2. Keadaan di luar rumah Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas. Kebersihan pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan air PDAM untuk sumber air bersih dan air minum. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke saluran pembuangan air di sebelah rumahnya dan dialirkan dengan pipa saluran. Keluarga juga memiliki jamban jenis jamban duduk yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di belakang rumah dengan jarak lebih dari 10 m. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat sampah yang berada di depan rumah dan diambil oleh petugang sampah setiap 3 hari sekali. Secara umum kebersihan rumah cukup.3. Sarana komunikasi dan transportasi Sarana komunikasi keluarga dengan menggunakan handphone dan transportasi yang biasanya digunakan keluarga ada sepeda motor4. Fasilitas hiburan ( TV, Radio, Dll )Fasilitas yang dimiliki keluarga ada radio tape, televisi 5. Fasilitas layanan kesehatan Fasilitas kesehatan yang terdekat dengan rumah keluarga adalah puskesmas, poliklinik.D. SOSIAL 1. Karakteristik tetangga dan komunitas Lingkungan rumah tangga banyak yang berasal dari jawa jadi mempunyai adat kebiasaan yang sama. Pergaulan dengan lingkungan cukup baik, meskipun Tn. S dan Ny. S sibuk bekerja dan jarang sekali ngobrol dengan tetangganya. 2. Mobilitas Geografis keluargaAsal Tn.S adalah kota P. Sebelum menikah, Tn. S bekerja dalam satu asrama tempat Ny.S tinggal. Kemudian setelah menikah Tn.S dan Ny.S tinggal serumah. 3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatTn. S tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti kegiatan yang ada di RT karena kesibukannya bekerja, tetapi jika ada kegiatankegiatan kadang Tn.S menyempatkan untuk menghadirinya dan Ny. S sehariharinya bekerja sebagai guru di sebuah SMA Negeri.4. Sistem pendukung keluargaDalam keluarga, baik dari pihak Tn.S, Ny.S, dan anak-anaknya sering kali membantu jika salah satu anggota keluarga ada yang mengalami masalah. Jarak keluarga dengan tetangga sangat dekat, dan antar tetangga saling membantu dan mengajak bertukar pikiran saat dibutuhkan.E. STRUKTUR KELUARGA 1. Pola komunikasi KeluargaPola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan ataupun anggapan, hal ini dapat terlihat dari pembicaraan anggota keluarga saat perawat berkunjung.2. Struktur Kekuatan KeluargaDalam keluarga Tn.S, semua keputusan ada ditangan Tn.S karena Tn.S sebagai kepala keluarga. Dan kalau ada pendapat dari anggota keluarga maka akan dibicarakan bersama. Dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan sesuatu harus berdasarkan hasil keputusan bersama. 3. Stuktur PeranTn. S sebagai kepala keluarga yang memenuhi semua kebutuhan ekonomi keluarga dan Ny.S sebagai ibu rumah tangga yang mengerjakan dan mengatur semua pekerjaan rumah seperti: memasak, mengurus anak, menyapu, memenejemen keuangan dan semua pekerjaan rumah.4. Nilai dan norma budayaMenurut Tn.S, semua anggota keluarganya berusaha menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran nilai dari agama yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai dan tidak ada yang mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga dan juga tidak bertentangan dengan masyarakat sekitarnya.F. FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi AfektifMenurut Tn S dan Ny S karena mereka merupakan keluarga yang memmpunyai hubungan yang baik dan saling menghargai satu dengan yang lainnya dan hubungan dengan keluarga besar nya pun baik. Tn. S dan Ny. S selalu memberikan dukungan satu sama lain. Fungsi SosialisasiHubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan keluarga besarnya pun baik. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.2. Fungsi perawatan kesehatana. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah) : Menurut Tn. S sebenarnya dalam keluarganya sudah mengetahui tentang bagaimana jika ada salah satu anggota keluarga ada yang sakit harus dilakukan tindakan apa dan di bawa kemana.b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami : Sejauh ini jika ada keluarga yang sakit di dibawa ke puskemas di periksakan ke poli klinik.c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : ke puskesmas dan poli klinik atau RSd. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan : Menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.e. Modifikasi lingkungan: Rumah kelihatan rapi namun kadang sering berserakan mainan dari ananknya yang baru berusia 4 tahun

3. Fungsi reproduksiSaat ini keluarga Tn S sudah melewati masa- masa subur dan Ny S sudah melakukan steril. 4. Fungsi EkonomiTn S dan Ny mengatakan penghasilannya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga.G. STRESS DAN KOPING KELUARGA 1. Stressor yang pendekYang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah bagaimana cara meningkatan penghasilan keluarga. Keluarga juga memikirkan anaknya yang masih sekolah semua dan membutuhkan biaya yang cukup banyak.2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor/situasiKeluarga berusaha mengatasi semua masalah terutama keuangan keluarga berdasarkan kemampuan yang ada dalam keluarga. Jika ada kebutuhan yang mendadak, maka keluarga akan mengambil uang tabungan sesuai yang dibutuhkan.3. Strategi koping yang digunakanKoping yang digunakan yaitu dengan memecahkan masalah bersama-sama, jika masalah yang terjadi tidak terselesaikan atau tidak tahu jalan keluarnya maka akan minta bantuan pada keluarga dekatnya. H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA 1. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluargaa. AyahAyah dari pihak Ny. S pernah mengalami Hipertensib. Ibu : -c. Anak : -2. Keluarga berencana Ny. S mengatakan bahwa sudah melakukan steril3. Imunusasi: lengkap 4. Tumbuh Kembang: -PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA 1. Pemeriksaan fisik Tn S1) Kesadaran umum : Baik 2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )3) Tanda-tanda vital :a) TD: 110/90 mmHgb) N: 80x/menitc) RR: 23x/ menitd) T: 36 oC4) Kepala :a) Rambut: Rambut bersih, tidak ada lesi di kepala b) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada ikterusc) Hidung : bersih , simetris tidak ada polipd) Telinga : bersih ,pendengaran normal e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu 5) Dada/thorak:a) I: simetris b) P: gerak dada simetrisc) P: sonor di daerah parud) A: suara nafas vesikuler6) Perut / abdomen a) I: perut tidak ada asites b) P: tympanic) P: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa d) A: bising usus normal 7) Genetalia/ anus: bersih tidak ada hemoroid 8) Ekstremitas:akral, hangat tidak ada odema 2. Pemeriksaan fisik Ny S 1) Kesadaran umum : Baik 2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )3) Tanda-tanda vital :a) TD: 120/90 mmHgb) N: 78x/menitc) RR: 22x/ menitd) T: 36 oC4) Kepala :a) Rambut: Rambut bersih, tidak ada lesi di kepalab) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada ikterusc) Hidung : bersih , simetris tidak ada polipd) Telinga : bersih ,pendengaran normal e) Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu 5) Dada/thorak:a) I: simetris b) P: gerak dada simetrisc) P: sonor di daerah parud) A: suara nafas vesikuler6) Perut / abdomen a) I: perut tidak ada asites b) P: tympanic) P: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa d) A: bising usus normal 7) Genetalia/ anus: bersih tidak ada hemoroid 8) Ekstremitas:akral, hangat tidak ada odema 3. Pemeriksaan fisik Nn T

1) Kesadaran umum : Baik 2) Kesadaran : 456 ( compos mentis )3) Tanda-tanda vital :a) TD: 110/90 mmHgb) N: 80x/menitc) RR: 24x/ menitd) T: 36 oC4) Kepala :a) Rambut: Rambut bersih, tidak ada lesi di kepalab) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada ikterusc)Hidung : bersih , simetris tidak ada polipd)Telinga : bersih ,pendengaran normale)Mulut : bersih, tidak ada gigi palsu 5) Dada/thorak:a) I: simetris b) P: gerak dada simetrisc) P: sonor di daerah parud) A: suara nafas vesikuler6) Perut / abdomen a)I: perut tidak ada asites b)P: tympanic) P: tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa d) A: bising usus normal e) Genetalia/ anus: bersih tidak ada hemoroid f) Ekstremitas:akral, hangat tidak ada odema

HARAPAN KELUARGA Keluarga berharap perawat dapat memberikan informasi kesehatan sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatannya.

ANALISA DATA

NoDataDiagnosa Keperawatan

1.

3. Anak T usianya 20 tahun, berat badan 55 Kg, masih terlihat manja, bingung ketika mendapat masalah. Tn.S mengatakan anak T masih manja dan belum mampu memecahkan masalahnya sendiri. Tn.S mengatakan anak T untuk keperluan sehari-hari masih tergantung pada Ibunya.

Tn.S dan Ny.S terlihat takut Tn.S dan Ny.S mengatakan sering timbul rasa takut kehilangan jika teringat anaknya sudah hampir menikah Tn.A dan Ny.S merasa belum siap berpisah dengan anak NT

Tn. S mengatakan tidak pernah mengikuti arisan di RT dan jarang mengikuti kegiatan yang ada di RT karena kesibukannya bekerja.Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan keluarga Tn S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara mandiri.

Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S memutuskan peran dalam lingkungan masyarakat.

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA 2. Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan keluarga Tn S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara mandiri.

NoKriteriaPerhitungan/bobotNilaiPembenaran

1Sifat masalah aktual 13/3 x = 1Masalah aktual adalah sudah terjadi untuk itu perlu tindakan perawatan, sehingga tidak berdampak pada masalah lain.

2Kemungkinan masalah dapat diubah: sebagian

21/2 x2= 1Masalah dapat dicegah untuk lebih parah, dan membutuhkan peran serta keluarga yang amat besar, dalam merubah tingkat kecemasan ibu, ada tenaga kesehatan yang akan membina

3Potensi untuk dicegah: cukup

11/3x1= 1/3Masalah belum berat, dan membutuhkan waktu agak lama mengubah kebiasaan keluarga.

4Menonjolnya masalah, tetapi tidak harus segera11/2x1= Anggapan keluarga: tingkat kecemasan adalah masalah yang biasa dan sering terjadi pada orang tua yang akan melepaskan anak dewasa awal

2 5/6

NoKriteriaBobotNilaiPembenaran

1Sifat masalah: keadaan sejahtera

12/3x1= 2/3Masalah belum terjadi, namun perlu dilakukan upaya pencegahan.

2Kemungkinan masalah dapat diubah: mudah 2 2/2x2= 2Masalah belum terjadi dan dapat diatasi dengan mengikutsertakan kehadiran Tn.S dalam kegiatan sosial ketika hari libur dan tidak menganggu waktu kerja.

3Potensial masalah untuk dicegah : Tinggi

33/3x1= 3Masalah sudah berlangsung lama dan diyakini dapat diupayakan dengan cara meluangkan waktu untuk kegiatan sosialisasi di Lingkungan masyarakat.

4Menonjolnya masalah tetapi tidak harus segera11/2x1= Tn.S sebenarnya dapat mengikuti kegiatan sosial yang ada dimasyarakat namun dikarenakan kesibukan Tn.S yang jarang meluangkan waktu untuk kegiatan sosial.

6 1/6

3. Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S memutuskan peran dalam lingkungan masyarakat.

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Hambatan pola komunikasi b.d ketidakmampuan Tn.S memutuskan peran dalam lingkungan masyarakat.2. Kecemasan Tn.S dan Ny.S terhadap Nn.T b.d ketidakmampuan keluarga Tn S dalam merawat Nn.T untuk hidup secara mandiri.