35
Peran dan Permasalahan Perawat Komunitas di Indonesia Disusun Oleh : Arga Indera W Chodijah Benajir Ervita Yulistia I’anatul Bariroh Julia Hartati Muhammad Ikhwan Wardatul Washilah Yuniska Pratiwi

MAKALAH Klp komunitas 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH Klp komunitas 2

Peran dan Permasalahan

Perawat Komunitas di Indonesia

Disusun Oleh :

Arga Indera W

Chodijah Benajir

Ervita Yulistia

I’anatul Bariroh

Julia Hartati

Muhammad Ikhwan

Wardatul Washilah

Yuniska Pratiwi

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2011

Page 2: MAKALAH Klp komunitas 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup

kompleks, karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

diketahui penyebab kematian di Indonesia untuk semua umur, telah terjadi

pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, yaitu penyebab

kematian pada untuk usia > 5 tahun, penyebab kematian yang terbanyak

adalah stroke, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Hasil Riskesdas 2007 juga menggambarkan hubungan penyakit

degeneratif seperti sindroma metabolik, stroke, hipertensi, obesitas dan

penyakit jantung dengan status sosial ekonomi masyarakat (pendidikan,

kemiskinan, dan lain-lain). Prevalensi gizi buruk yang berada di atas rata-rata

nasional (5,4%) ditemukan pada 21 provinsi dan 216 kabupaten/kota.

Sedangkan berdasarkan gabungan hasil pengukuran gizi buruk dan gizi kurang

Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 19 provinsi mempunyai

prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di atas prevalensi nasional sebesar

18,4%. Namun demikian, target rencana pembangunan jangka menengah

untuk pencapaian program perbaikan gizi yang diproyeksikan sebesar 20%,

dan target Millenium Development Goals sebesar 18,5% pada 2015, telah

dapat dicapai pada 2007.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya

untuk memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat dengan mutu pelayanan yang baik, berkelanjutan dan dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga miskin rawan

kesehatan/risiko tinggi. Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat

melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Salah

satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas Harapan

Raya adalah program Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas). Sesuai

dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 128/Menkes/SK/II/Tahun

Page 3: MAKALAH Klp komunitas 2

2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas, upaya perawatan kesehatan

masyarakat merupakan upaya program pengembangan yang kegiatannya

terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan

pengembangan.

Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh Puskesmas.

Perkesmas dilakukan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan

dasar. Pelaksanaan Perkesmas bertujuan untuk meningkatkan kemandirian

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, sehingga

tercapai derajat kesehatan yang optimal. Untuk mengupayakan terbinanya

kesehatan masyarakat, maka diharapkan 40 % keluarga rawan kesehatan

memperoleh kunjungan rumah dan pembinaan kesehatan oleh tenaga

kesehatan melalui kegiatan perkesmas.

Sasaran perawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor

ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan

masalah kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang mempunyai masalah

kesehatan terkait dengan masalah kesehatan prioritas daerah yaitu belum

kontak dengan sarana pelayanan kesehatan atau sudah memanfaatkan tetapi

memerlukan tindak lanjut. Fokus utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu

keluarga miskin yang rentan dan keluarga yang termasuk resiko tinggi.4

Keluarga yang tidak mendapat pelayanan perkesmas merupakan beban sosial

dan ekonomi serta dapat berdampak buruk terhadap masyarakat lainnya.

Pemerintah memiliki tanggung jawab melindungi kesehatan masyarakat dan

memberikan akses ke pelayanan kesehatan terutama bagi keluarga yang

memiliki hambatan untuk mencapai pusat-pusat pelayanan kesehatan.

Penduduk rawan ini telah menjadi salah satu bagian sasaran program

Perkesmas di Puskesmas.5

Berdasarkan penelitian Septino (2007) diketahui beberapa masalah

Perkesmas yang dihadapi pada Puskesmas-Puskesmas di Indonesia antara lain

laporan yang tidak sesuai dari Puskesmas, Puskesmas yang tidak membuat

Page 4: MAKALAH Klp komunitas 2

rencana tahunan dan jumlah sasaran tidak dilakukan pendataan. Tentang

masalah dana, Dinas Kesehatan memberikan dana secara block grand ke

Puskesmas berdasarkan usulan kegiatan yang mereka buat. Selanjutnya,

tentang sarana dan prasarana seperti Public Health Nursing (PHN) kit, obat,

buku pedoman dan formulir laporan sudah tersedia, tetapi pencapaiannya

masih rendah.4

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program Perkesmas

dan upaya peningkatan kinerja Perkesmas yang dilaksanakan di Puskesmas

Mantrijeron kota Yogyakarta didapatkan bahwa (1) 18,2% petugas memiliki

kemampuan kurang, (2) 27,3 % petugas memiliki motivasi kurang, (3) tidak

ada petugas yang tidak patuh, (4) 27,3 % petugas tidak melakukan

perencanaan dengan baik, (5) 36,4 % petugas kurang baik dalam penggerakan

pelaksanaan Perkesmas, (6) 18,2 % petugas kurang baik dalam pengawasan,

pengendalian dan penilaian Perkesmas.

B. RUMUSAN MASALAH

Pengertian Perawat Komunitas

Tujuan Keperawatan Komunitas

Prinsip Keperawatan Komunitas

Dasar Praktik Keperawatan Komunitas

Peran Perawat Komunitas

Page 5: MAKALAH Klp komunitas 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERAWAT KOMUNITAS

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal disuatu tempat, saling

berinteraksi satu sama yang lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan

interest yang sama. (WHO).

Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu

lokasi yang sama dan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang

sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang

sama (Linda Jarvis).

Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga

diperlukan suatu kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk

mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk itu

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan di komunitas

merupakan suatu upaya yang essensial atau sangat di butuhkan oleh

komunitas, mudah dijangkau, dengan pembiayaan yang murah, lebih

ditekankan pada penggunaan teknologi tepat guna.

Peran serta masyarakat sangatlah dibutuhkan, dimana individu,

keluarga maupun masyarakat sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan

kesehatan serta bertanggungjawab atas kesehatannya sendiri berdasarkan asas

kebersamaan dan kemandirian.

Keperawatan komunitas merupakan sintesa dari praktik keperawatan

dan praktek kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk meningkatkan

kesehatan dan pemeliharaan kesehatan dari masyarakat.

Praktik dilaksanakan secara komprehensif dan umum , tidak hanya

terbatas pada usia kelompok tertentu atau diagnosa tertentu. Tanggung jawab

yang dominan adalah terhadap komunitas secara keseluruhan dan

pelayanannya diberikan secara langsung, berkelanjutan dan tidak episodic

yang ditujukan kepada individu , keluarga dan kelompok maupun masyarakat.

Bantuan yang diberikan berorientasi pada ketidaktahuan,

ketidakmampuan serta ketidakmauan masyarakat dalam upaya peningkatan

Page 6: MAKALAH Klp komunitas 2

kesehatannya atau upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan serta sikap

dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.

B. TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Keperawatan komunitas mempunyai tujuan membantu masyarakat

dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit

melalui:

1. Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga

dan kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi yaitu proses

kelompok, pendidikan kesehatan serta kerjasama ( partnership).

2. Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh

masyarakat secara komprehensif, dengan sasaran seluruh masyarakat

termasuk individu, keluarga serta kelompok yang beresiko tinggi.

C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Kemanfaatan Semua tindakan dalam asuhan keperawatan komunitas

harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas.

2. Kerjasama Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan

bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan

sektoral.

3. Secara langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung:

mengkaji dan intervensi klien dan lingkungannya termasuk lingkungan

sosial, ekonomi serta fisik, mempunyai tujuan utama peningkatan

kesehatan dan pencegahan kesehatan.

4. Keadilan Tindakan yang dilakukan harus disesuaikan dengan

kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri.

5. Autonomi Klien/komunitas diberi kebebasan dalam memilih serta

melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah

kesehatan yang ada.

Page 7: MAKALAH Klp komunitas 2

D. DASAR PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Beberapa keyakinan yang mendasari praktek asuhan keperawatan

komunitas yaitu:

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima

oleh semua orang.

2. Penyusunan kebijakasanaan kesehatan seharusnya melibatkan penerima

pelayanan kesehatan.

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan klien sebagai penerima

pelayanan kesehatan dapat membentuk kerjasama untuk mendorong dan

mempengaruhi perubahan dalam kebijakan dan pelayanan kesehatan.

4. Lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan penduduk, kelompok,

keluarga dan individu.

5. Pencegahan penyakit sangat diperlukan untuk peningkatan kesehatan.

6. Kesehatan merupakan tanggungjawab setiap individu.

7. Klien merupakan anggota tetap tim kesehatan

E. PERAN PERAWAT KOMUNITAS

Peran dan fungsi perawat komunitas secara umum adalah sebagai

berikut :

1. Sebagai Pendidik

Peran perawat di komunitas sebagai peran sebagai pendidik yaitu peran

perawat yang memberikan informasi masyarakat untuk memberikan informasi

yang berupa pengajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan dasar yang

digunakan sebagai sarana untuk mencapai sasaran pemberian keperawatan yang

efektif biaya, aman dan berkualitas tinggi sedangkan perawat sebagai pendidik di

institusi pendidikan keperawatan untuk membentuk perawat-perawat baru yang

berkualitas. Manfaat yang diperoleh bagi komunitas adalah meningkatkan kualitas

kesehatan / mempertahankan tingkat kesejahteraan yang optimum, mencegah

penyakit, menangani penyakit, menurunkan ansietas pasien, memaksimalkan

kemandirian dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, meningkatkan

perubahan perilaku pasien, mengembangkan keterampilan sehingga bisa

Page 8: MAKALAH Klp komunitas 2

memberikan perawatan pendukung bagi anggota keluarga yang sakit, dan secara

aktif akan mengurangi insiden komplikasi penyakit (Bastable, 2002).

Fungsi yang dilakukan :

Mengkaji kebutuhan klien untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan

dalam penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Dari hasil pengkajian

diharapakan dapat diketahui tingkat pengetahuan klien, informasi apa yang

diperlukan klien, dan apa yang ingin diketahui klien.

Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien melalui penyuluhan atau

pendidikan kesehatan.

Melaksanakan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk pemulihan

kesehatan klien antara lain tentang pengobatan, hygiene, perawatan serta

gejala dan tanda bahaya.

Menyusun program penyuluhan atau pendidikan kesehatan baik untuk topic

sehat ataupun sakit seperti nutrisi, latihan, penyakit, dan pengelola penyakit.

Mengajarkan pada klien informassi tentang tahapan perkembangan Membantu

klien untuk memilih sumber informasi kesehatan dari buku-buku, Koran TV,

teman dan lainnya.

2. Sebagai Advokat

Peran perawat sebagai advokat yaitu tindakan perawat dalam mencapai suatu

tujuan yang bersifat untuk kepentingan masyarakat atau bertindak untuk

mencegah kesalahan yang tidak diinginkan ketika pasien sedang menjalankan

pengobatan. Sebagai advokat perawat juga berperan penting dalam memberi

pendapat dan kemudian mendukung keputusan yang diambil pasien. Hal ini

didukung oleh Murpy dan Hunter (1984) yang mengatakan, “ tidak ada seorang

pun yang dapat memerintahkan moral dan etika perawat. Pendapat perawat

sangatlah penting terutama ketika keputusan dibuat walaupun tidak semurni

keputusan medis tetapi keputusannya memperhatikan nilai dan kepercayaan”.

Peran perawat advokat ini dapat kita temukan saat perawat memberikan

informasi tambahan mengenai terapi medis kepada pasien, efek samping, manfaat

dan tujuannya namun pasien bingung dan berusaha memutuskan tindakan yang

terbaik bagi kesehatannya, untuk itu perawat dibutuhkan memberikan informasi

Page 9: MAKALAH Klp komunitas 2

lengkap bagi pasien dan berusaha menolak bila tindakan itu membahayakan

kondisi pasien dan melanggar hak-hak pasien. Bila dihubungkan dengan teori

kerangka kerja dari Milio (1976) tentang promosi kesehatan dan pencegahan

penyakit, dan teori sosial kritis, hal ini mengharuskan perawat untuk mengambil

tindakan yang tepat dan berpikir kritis bagi kesehatan pasien.

3. Sebagai Peneliti

Perawat sebagai peneliti yaitu peran perawat yang menerjemahkan temuan

riset, bertanggung jawab untuk melakukan penelitian, mengidentifikasi,

menganalisis data, memecahkan masalah klinis dengan menerapkan prinsip dan

metode penelitian. Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan ilmu /

pendidikan dan praktik keperawatan dan meningkatkan mutu asuhan atau

pelayanan keperawatan.

4. Sebagai Konsultan

Perawat sebagai konsultan yaitu peran perawat yang bertugas sebagai tempat

konsultasi pasien dalam pemberian informasi, dukungan atau memberi ajaran

tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. Konsultasi ini dilakukan

oleh beberapa profesional kesehatan yang secara bersama-sama membuat

keputusan dengan hati-hati dengan memberikan saran-saran secara langsung

kepada pasien.

Perawat ini mempunyai 4 fungsi yaitu sebagai fungsi klinis sebagai pemberi

nasehat dalam lingkungan praktek klinis dan membantu mengembangkan keahlian

dalam lingkungan praktek, fungsi strategis sebagai bertanggung jawab untuk

meningkatkan pelayanan dan mempromosikan pengembangan standar-standar

praktek terbaik dalam kerangka klinis pemerintahan, fungsi pendidikan sebagai

penerjemah teori dalam praktik keperawatan dan fungsi penilai yaitu memastikan

setiap perubahan dalam prakteknya dapat memberikan perbaikan kualitas bagi

para pasien (Fontaine, 2008).

Perawat melaksanakan fungsi anatara lain sbb:

Page 10: MAKALAH Klp komunitas 2

Memberikan informasi, mendengarkan secara objektif, memberikan

dukungan memberikan asuhan, dan menjaga kepercayaan yang diberikan

klien.

Membantu klien untuk mengidentifikasikan masalah serta factor – faktor

yang mempengaruhi.

Memberikan petunjuk pada klien untuk mencari pendekatan pemecahan

masalah dan pemilihan cara pemecahan masalah yang tepat.

Membantu klien menentukan pemecahan masalah yang dilakukan.

5. Sebagai Pemeberi Perawatan

Perawat sebagai pemberi perawatan secara langsung yaitu peran perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada individu,

keluarga dan kelompok dengan menggunakan energi dan waktu seminimal

mungkin Perawat ini langsung mengkaji kondisi kesehatan pasien, merencanaan,

mengimplementasi dan mengevaluasi asuhan keperawatan. Perawat secara

langsung terlibat dalam proses penyembuhan pasien tidak hanya secara fisik saja

tapi holistik yaitu penyembuhan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. Perawatan

yang dilakukan mulai dari seluruh kebutuhan pasien dirumah sakit, perawatan

seperti penyuntikan, pemasangan infus, pemberian obat hingga keterlibatan

perawat dalam terapi fisik pasien. Peran perawat ini dilakukan sendiri oleh

perawat atau berkolaborasi dengan keluarga pasien dan dalam keadaan tertentu

perawat juga dapat bekerja sama dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan

profesional yang lain (Keeling dan Ramos, 1995).

6. Sebagai Pemasaran kesehatan

Perawat sebagai pemasaran kesehatan pada masyarakat atau social marketer

yaitu peran perawat dalam mempromosikan kesehatan atau gaya hidup sehat.

Kegiatan promosi ini bersifat sosial dan dibuat berdasarkan kesukarelaan. Peran

ini dapat kita lihat ketika perawat langsung datang ke tempat terpencil yang

mempromosikan ke rumah-rumah penduduk tentang manfaat Keluarga Berencana

(KB), cara melakukan KB, dan informasi lengkap lainnya yang mendukung

program KB.

Page 11: MAKALAH Klp komunitas 2

Beberapa peran perawat komunitas, antara lain :

1. Perawat keluarga

Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat

kesehatan masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan

yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai

upaya mencapai kesehatan keluarga.(Bailon dan Maglaya, 1978).

Perawat keluarga adalah Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang

keperawatan yang dipersiapkan untuk praktek memberikan pelayanan individu

dan keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Praktek ini mencakup

pengambilan keputusan independen dan interdependen dan secara langsung

bertanggung gugat terhadap keputusan klinis.

Peran perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan

melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan,

case managemen dan konsultasi.

2. Perawat kesehatan sekolah

Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak

ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan

mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan

pelayanan (Logan, BB, 1986)

Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan untuk

memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah.

Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu jenis pelayanan

kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan kemandirian

siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang

sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya

dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.

3. Perawat kesehatan kerja

Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan

dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang

pekerjaan (American Asociation of Occupational Health Nursing).

Page 12: MAKALAH Klp komunitas 2

Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktek keperawatan untuk

memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat di tatanan

industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain.

Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian

riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer

konseling, promosi kesehatan, administrasi management quality asurance,

peneliti dan kolaburasi dengan komunitas.

4. Perawat gerontology

Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan

memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai

tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan

mempertahankan fungsi yang optimal.

Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan

pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai

tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen dan kolaburasi

dengan tenaga kesehatan profesional.

Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan

keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan

kemampuan atau kemandirian lanjuy usia, meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan

menunjang proses kematian yang bermartabat.

Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen kasus,

pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.

Page 13: MAKALAH Klp komunitas 2

F. Permasalahan Perawat Komunitas di Indonesia

Keadaan lain di Negara Indonesia yang masih merupakan masalah yang

harus dihadapi dalam permasalahan Bidang Kesehatan meliputi :

1. Masih cukup tingginya disparitas status kesehatan antar tingkat sosial

ekonomi.

Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi

perhatian utama antara lain adalah masih rendahnya derajat kesehatan dan

status gizi serta tingkat kesejahteraan sosial masyarakat; masih rentannya

ketahanan budaya dan belum diberdayakannya kesenian dan pariwisata

secara optimal; masih rendahnya kedudukan dan peranan perempuan di

berbagai bidang kehidupan dan pembangunan; masih rendahnya

partisipasi aktif pemuda dalam pembangunan nasional, belum

membudayanya olahraga dan masih rendahnya prestasi olahraga.

Berbagai permasalahan tersebut akan diatasi melalui pelaksanaan

berbagai program pembangunan yang mengacu pada arah kebijakan sosial

dan budaya yang telah diamanatkan dalam GBHN 1999–2004. Strategi

yang digunakan dalam melaksanakan pembangunan bidang sosial dan

budaya adalah desentralisasi; peningkatan peran masyarakat termasuk

dunia usaha; pemberdayaan masyarakat termasuk pemberdayaan

perempuan dan keluarga; penguatan kelembagaan termasuk peningkatan

koordinasi antarsektor dan antarlembaga.

Lingkungan sosial budaya yang erat kaitannya dengan masalah

kesehatan harus dilihat dari segi kehidupan masyarakat secara luas.

Faktor-faktor keasyarakatan tersebuit antara lain struktur sosial, ekonomi

dan budaya. Ini meliputi kecerdasan rakyat, kesadaran rakyat untuk

memlihara kesehatan dirinya sendiri.

Makin bertambah tinggi tingkat pendidikan masyarakat kan

tercipta perilaku dan sikap yang baik terhadapa hidup sehat yang

menguntungkan uipaya kesehatan. Masyarakat agraris pada umumnya

lebih lamban menanggapi perubahan nilai sosila budaya termasuk

ekonomi, hingga sulit mengatasi masalah kemiskinan maupun

Page 14: MAKALAH Klp komunitas 2

pengembangan sosial dan budaya, yang justru berpengaruh pada sikap dan

perilaku hidup sehat.

2. Mobilitas penduduk yang cukup tinggi ;

Upaya pengendalian pertumbuhan telah berhasil dengan baik

terutama melalui gerakan Keluarga Berencana. Namun pertambahan jumlah

penduduk dan perbandingan penduduk usia muda yang masih besar, serta

penyebaran peduduk yang masih belum merata, menimbulkan masalah.

Perbandingan jumlah penduduk wanita dan pria, tidak akan banyak berubah

dari keadaan sekarang, yaitu 100 orang wanita terhadap 96,8 pria. Jumlah

penduduk berusia 40 tahun keatas, secara relatif akan bertambah. Ini berarti

perlunya peningkatan pelayanan untuk penyakit-penyakit tidak menular

seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit degeneratif lainnya yang biasa

diderita oleh penduduk berusia 40 tahun keatas, yang relatif lebih mahal

pelayanannya dibandingkan dengan penyakit menular.

Dengan demikian ciri kependudukan di Indonesia sampai sekarang

masih cenderung bergerak lamban dari penduduk usia muda ke arah penduduk

usia tua. Karena itu upaya kesehatan masih ditujukan terutama kepada

penyakit-penyakit yang banyak dideriita oleh anak-anak di bawah usia 5

tahun, dengan tidak melupakan pula berbagai penyakit yang lazim diderita

oleh golongan umur produktif yang makin besar jumlahnya serta perubahan

ciri-ciri penyakit di masa akan datang

3. Kondisi kesehatan lingkungan masih rendah;

Pencemaran lingkungan dewasa ini selain terutama disebabkan

karena kebiasaan membuang kotoran yang tidak semestinya juga disebabkan

oleh pencemaran air dan tanah serta udara karena bahan buangan industri,

limbah pertanian dan pertambangan serta pencemaran udara karena kenderaan

bermotor.

Pencemaran makanan dan minuman dapat terjadi karena hygiene dan

sanitasi yang belum memadai, pemakaian bahan tambahan, pemakaian

Page 15: MAKALAH Klp komunitas 2

pestisida untuk menyelamatkan produksi pangan dan keadaan lingkungan

yang makin tercemar.

Mengenai perumahan, bahwa dewasa ini masih banyak penduduk

menempati rumah dan pemukiman yang tidak layak, yang merugikan kondisi

kesehatan diri sendiri dan lingkungan.

4. Perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah;

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku

kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus objek

yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan dan minuman, serta lingkungan. dari batasan ini, perilaku kesehatan

dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok.

Tidak merokok. merokok adalah kebiasaan jelek yang

mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini,

khususnya di Indonesia seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50%

penduduk Indonesia usia dewasa merokok. bahkan dari hasil suatu penelitian,

sekitar 15% remaja kita telah merokok. inilah tantangan pendidikan kesehatan

kita.

Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minuman

keras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya

lainnya) juga cenderung meningkat. Sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa

diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minuman keras ini.

Istirahat cukup. dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat

tuntutan untuk penyesuaian lingkungan modern, mengharuskan orang untuk

bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. hal ini dapat

juga membahayakan kesehatan.

Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan

akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari

tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan

meningkat pada setiap orang. stres tidak dapat kita hindari, maka yang penting

agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat

mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

Page 16: MAKALAH Klp komunitas 2

Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya :

tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita

dengan lingkungan, dan sebagainya

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu Upaya untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan

(advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat

(empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali

dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatannya.

5. Keterbatasan pelayanan kesehatan ;

Dalam rangka pemerataan pengembangan dan pembinaan kesehatan

masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah, telah dibangun Pusat-

Pusat Kesehatan Masyarakat. Dewasa ini seluruh kecamatan sudah

mempunyai sekurang-kurangnya sebuah Puskesmas serta beberapa Puskesmas

Pembantu. Jangkauan upaya pelayanan Puskesmas dan Puskemsas pemantu

masih belum memadai terutama di daerah pedesaan yang sulit

perhubungannya atau daerah terpencil. Untuk mengatasi itu diadakan

Puskesmas Keliling dan Polindes untuk membantu memberiakan pelayanan

kepeda penduduk. Namun belum semua desa bisa terjangkau.

Upaya pelayanan kesehatan yang mmenyeluruh dan terpadu hanya

mungkin diwujudkan jika sistem rujukan dikembangkan dengan

meningkatkan sarana dalam arti luas, yakni pengembangan rumah sakit yang

memenuhi syarat medis teknis serta kejelasan tanggung jawab antara

Puskesmas dan Rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta.

Page 17: MAKALAH Klp komunitas 2

6. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang merata, masih rendahnya kualitas

pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, masih rendahnya kinerja

SDM Kesehatan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa baik tenaga medis maupun

tenaga paramedis jumlah dan mutunya serta pemerataannya masih belum

memadai. Hampir seluruh dokter dan sebagian besar tenaga paramedis adalah

pegawai negeri, sedangkan banyak tenaga medis merangkap melayani usaha

kesehatan swasta. Hal ini dapat mengurangi mutu pelayanan kesehatan-

kesehatan pemerintah. Perbandingan jumlah dokter dan paramedis serta tenaga

kesehatan lainnya terhadap jumlah penduduk masih jauh dari memuaskan.

Pola ketenagaan untuk unit-unit pelayanan kesehatan serta pendidikan dan

latihannya masih perlu dimantapkan.

Sistem pengelolaan tenaga kesehatan yang baru dirintis belum

sepenuhnya memungkinkan pembinaan tenaga kesehatan berdasarkan sistem

karier dan prestasi kerja.

Dengan meningkatnya kecepatan pembangunan bidang kesehatan

sebagi bagian dari pembangunan nsional, kiranya masalah ketenagaan tersebut

juga akan cenderung meningkat pula. Karena itu masalah ketenagaan perlu

mendapatkan prioritas penggarapan baik untuk jangka pendek maupun

menengah dan jangka panjang.

7. Pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada belum optimal ;

Pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan,

atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit dan atau kecelakaan. tindakan atau perilaku ini dimulai

dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar

negeri.

Fasilitas kesehatan sebagi salah satu sumber daya kesehatan sampai

dewasa ini telah dikembangkan tahap demi tahap sesuai dengan keperluan.

Jumlah dan fungsi rumah sakit baik pemerintah maupun swasta telah pula

ditingkatkan. Peningkatan rumah sakit ini merupakan salah satu kegiatan dari

Page 18: MAKALAH Klp komunitas 2

peningkatan upaya kesehatan rujukan, yang dimaksudkan untuk lebih

menunjang upaya kesehatan Puskesmas. Demikian pula fasilitas kesehatan

lainnya seperti laboratorium , kantor, perumahan dinas, fasilitas pendidikan

dan latihan dan yang lainnya telah pula ditingkatkan. Namun pamanfaatan

terhadap fasiltas tersebut masih belum optimal, hal ini dapat kita lihat dari

sedikitnya jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas dibandingkan dengan

kunjungan ke praktek pribadi medis maupun paramedis. Selain itu masih

adanya pemanfaatan pengobatan pada praktik perdukunan pada sebagain

masyarakat di pedesaan.

8. Akses masyarakat untuk mencapai fasilitas kesehatan yang ada belum optimal.

Akses yang dimaksud adalah sarana pendukung seperti sarana jalan

dan transfortasi yang masih belum baik dan kurang. Di daerah terbelakang dan

terpencil sampai saat ini untuk sarana jalan dan transfortasi dapat dikatakan

kurang mendukung. Untuk mencapai fasilitas kesehatan terkadang

membutuhkan waktu berhari-hari hanya untuk mengobati sakit sanak keluarga

masyarakat di desa terpencil tersebut. Permasalah ini tidak lepas juga dengan

letak geografis darah tersebut. Selain itu tidak semua desa tertinggal atau

terpencil ditempatkan petugas kesehatan dikarenakan masih kurangnya tenaga

kesehatan.

9. Peran lintas sektor dalam bidang kesehatan belum optimal.

Di antara faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam

pembangunan amntara lain adalah kertja sama lintas sektor. Kerja sama yang

dimaksud adalkah kerja sama berbagao sektor pembangunan, kerjasama

pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta. Yang masih perlu

ditingkatkan adalah kerja sama lintas sektor yang diselenggarakan oleh

pemerintah dan swasta, baik dari segi teknis opersional maupun administratif,

ketengaan dan kejelasan mekanisme kerja bahkan termasuk aspek-aspek

hukum yang dapat memantapkan kerja sama secara luas

Kerja sama llintas sektor sering sukar diwujudkan jika kerja sama

tersebut tidak didasari oleh saling pengertian dan keterbukaan yang mendalam

antara komponen yang terlibat serta tidak ada kejelasan tentang tujuan

Page 19: MAKALAH Klp komunitas 2

bersama. Peran yang harus dilakukan oleh masing-masing komponen dalam

kerja sama itu dan mekanisme kerjanya perlu dirumuskan.

Rekomendasi Pemecahan Masalah

Dalam pengembangan pembangunan kesehatan, Departemen

Kesehatan melakukan penyusunan berbagai pedoman dan standar, penelitian

dan pengembangan kesehatan, pengembangan sistem informasi kesehatan,

memfasilitasi daerah dalam memenuhi komitmen nasional dan global, serta

mendorong peran aktif masyarakat.

1. Dengan makin kompleksnya pembangunan kesehatan, sangat diperlukan

berbagai standar dan pedoman pembangunan kesehatan dari Departemen

Kesehatan. Di era desentralisasi, standar dan pedoman pembangunan

kesehatan dalam lingkup nasional tersebut semakin diperlukan sebagai

acuan penting dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan daerah.

2. Selama ini di lingkungan Departemen Kesehatan berbagai jenis sistem

informasi kesehatan telah berhasil dikembangkan, yakni dengan telah

dikembangkannya. Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Tetapi dengan

berlakunya asas desentralisasi, berbagai sistem informasi tersebut menjadi

tidak berjalan lancar. Dengan kurang lancarnya sistem informasi kesehatan

tersebut berakibat pada sistem perencanaan dan pengembangan kebijakan

yang kurang berbasis pada data dan kenyataan di lapangan.

3. Dalam tahun 2003, penelitian dan pengembangan kesehatan secara nasional

telah mulai digerakkan secara lebih terarah, terutama dalam kaitannya

dengan desentralisasi pembangunan kesehatan, dan dalam menghadapi

tantangan globalisasi. Saat ini masih dirasakan adanya kesenjangan antara

produk litbangkes dengan pemanfaataanya untuk pembangunan kesehatan.

Selain itu perlu adanya kajian-kajianterhadap fenomena yang ada saat ini

serta prediksiuntuk perkembangan masa depan. Di masa mendatang peran

penelitian dan pengembangan kesehatan serta kajian kebijakan

pembangunan kesehatan, semakin diperlukan dalam mendukung

pembangunan kesehatan.

Page 20: MAKALAH Klp komunitas 2

4. Keberadaan dan kiprah Badan Pertimbangan Kesehatan sangat ditunggu-

tunggu, terutama untuk memenuhi konsekwensi terhadap komitmen

nasional dan global, serta sebagai penghubung pembangunan

kesehatanantar Daerah dan Pusat, serta antar Daerah yang satu dan

lainnya.

5. Pemberdayaan masyarakat sebagai isu sentral dalam pembangunan

kesehatan perlu mendapat perhatian dan penanganan secara serius,

terutama dalam melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam melakukan

pelayanan kesehatan (to serve), dalam melakukan advokasi kepada

stakeholder (to advocate), dan aktif dalam mengkritisi pelaksanaan upaya

kesehatan (to watch).

6. Peranserta masyarakat di bidang kesehatan telah banyak berkembang antara

lain dimulai dengan terbentuknya PKMD (Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa) yang sekarang menjadi Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat (UKBM). Departemen Kesehatan telah mengembangan

Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan telah

disosialisasikan dan dilaksanakan secara nasional. Mengingat

kecenderungan semakin banyaknya penyakit akibat perilaku dan gaya

hidup yang tidak sehat, maka pengembangan dan penyebarluasan sistem

surveilan untuk perilaku yang berisiko (Behavioral Risk Factors

Surveilance System) sangat mendesak untuk dilaksanakan dan

disebarluaskan.

7. Sampai dewasa ini sebenarnya cukup banyak pembangunan kesehatan yang

dilaksanakan berdasarkan asas dekonsentrasi dan asas pembantuan.

Pemahaman dan pengutamaan konteks, proses, dan penyelenggara dari

pelaksanaan kedua asas tersebut perlu lebih jelas dan fokus lagi. Selain itu

perlu digarisbawahi bahwa pelaksanaan pembangunan kesehatan secara

nasional akan gagal jika pusat tidak atau kurang memperhatikan kenyataan

kemampuan keuangan berbagai daerah yang terbatas.

8. Dari pengalaman beberapa tahun terakhir, kejadian berbagai keadaan

darurat/life saving yang berskala nasional di berbagai daerah, memerlukan

pelayanan kesehatan yang bersifat khusus dan langsung dilaksanakan oleh

Page 21: MAKALAH Klp komunitas 2

Departemen Kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan pada keadaan

darurat/life saving yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan

tersebut, masih perlu ditingkatkan.

9. Penajaman sasaran pembangunan kesehatan selama ini perlu ditingkatkan

terutama untuk pemberian subsidi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

bagi penduduk miskin. Departemen Kesehatan telah menetapkan

kebijakan yang mendasar, yakni membebaskan pembiayaan bagi keluarga

miskin yang berobat ke Puskesmas dan rumah sakit klas tiga.

10. Upaya kesehatan yang bersifat public goods perlu lebih diutamakan. Di

masa depan Departemen Kesehatan perlu lebih memberikan prioritas

dalam upaya ini, untuk menekan terjadinya masalah kesehatan masyarakat,

terutama yang akan menimpa masyarakat miskin. Bantuan fasilitas dari

Pusat untuk mendukung pemberantasan penyakit menular (antara lain

vaksin) masih perlu dibenahi, karena apabila hal ini dibebankan kepada

daerah, maka sudah bisa dipastikan bahwa upaya pemberantasan ini akan

kurang berhasil. Upaya kesehatan yang bersifat public goods ini harus

berkualitas tinggi dan bisa dipertanggungjawabkan serta

dipertanggunggugatkan kepada masyarakat. Disamping itu

penyelenggaraan promosi kesehatan masih terbatas, dan perlu ditingkatkan

baik intensitas maupun teknologinya yang sesuai dengan perkembangan

sosial budaya masyarakat.

11. Pengaturan sistem rujukan pelayanan kesehatan sudah dilakukan, seperti

peningkatan pemanfaatan rumahrumah sakit vertikal. Sementara itu

alokasi anggaranuntuk upaya meningkatkan kinerja rumah sakit-rumah

sakit vertikal ini perlu ditingkatkan.

Page 22: MAKALAH Klp komunitas 2

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. “Visi Pembangunan

Kesehatan: Indonesia Sehat 2010.”

http://www.depkes.go.id/indonesiasehat.html (20 Maret 2011)

Haber, D. (1994). Health promotion and aging. New York: Springer.

Keeling, A. W. dan Ramos, M. C. (1995). Nurs Health Care: Perspectives

on Community. The role of nursing history in preparing nursing for the

future, 16—30.

Neuman, B. (1990). Health as a continuum based on the Neuman systems

model. Nurs Sci Q, 3–129.

Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamentals of Nursing:

Concept, Process, and Practice, 4/E. (Terj. Yasmin Asih, et al). Jakarta:

EGC.