27
LAPORAN TUTORIAL II “YKS … Yayasan Keramik Saya” OLEH: KELOMPOK 14 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Makalah Komunitas Case 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan K3

Citation preview

LAPORAN TUTORIAL IIYKS Yayasan Keramik Saya

OLEH:KELOMPOK 14

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 14:1. MOCHAMAD ZUNAN A(201110420311204)2. DEWI PURNAMASARI(201110420311206)3. DESTA LIA SYAHELA(201110420311208)4. NURUL HASANAH(201110420311209)5. ROHMA YUNI AGUSTIN(201110420311211)6. NIKA AL VEGA(201110420311216)7. AGRISTA Y. P(201110420311218)8. YUMIARSIH(201110420311222)9. RAHAYU PUSAPA. A(201110420311225)10. BAIQ LELY INDRASARI(201110420311227)11. INTAN FAUZIA MOCHDAR(201110420311228)12. ELLEN FILBIA TESSADENTA(201110420311229)13. MUJLIANI(201110420311230)14. NOVICARUALLAH IS. A (201110420311233)

BAB IPENDAHULUANa. Penulisan KasusYKS Yayasan Keramik SayaTn. Cesar adalah pemilik perusahan keramik Gijak Gijuk. Akhir akhir ini Tn. Cesar dipusingkan dengan menurunnya produktivitas kerja karena banyaknya surat ijin sakit masuk dari karyawannya, PAK yang dialami karyawan mulai dari batuk, LBP sampai Hemoroid. Tn. Cesar akhirnya meminta perawat K3 untuk mengkaji karyawannya.Ketika Ns. Denny mengobrol dengan karyawan pabrik, karyawan di bagian pembakaran mengeluhkan batuk yang tak kunjung sembuh, dyspnea ringan bertambah berat sat bekerja, menurut karyawan mereka sesak karena banyak menghirup debu sillika dri potongan keramik karena kurangnya ventilasi di ruangan pembakaran. Sendangkan di bagian pembuatan keramik karyawan banyak mengeluhkan nyeri punggung karena kursi yang dipakai tidak ergonomis. Ketika bekerja pegawai juga banyak yang tidak memami masker padahal sudah diberikan secara gratis.Rata rata karyawan sudah bekerja selam 25 tahun, dengan tingkat pendidikan mayoritas SMA, jaminan kesehatan hanya diberikan kepada pegawai tetap, sedangkan pegawai kontrak hanya difasilitasi sebatas pemeriksaan fisik gratis di klinik perusahaan. Hal ini membuat Ns. Denny mengalami ksulitan melakukan program screening penyakit silicosis.b. Daftar Kata Sulit :1. Debu silica2. Hemoroid3. Ergonomis4. Silicosis5. PAK6. Perawat K37. LBP8. Screening9. Dypsnea ringan10. Ventilasi11. Produktivitas12. Masker

c. Daftar Pertanyaan :1. Apa masalah utama pada kasus?2. Apa tujuan, peran dan fungsi perawat K3 secara umum?3. Apa penyebab sesak nafas selain debu silica?4. Jelaskan standart APD pada lingkungan kerja?5. Jelaskan standart ruangan pada sebuah perusahaan?6. Bagaimana kebijakan perusahaan dalam mengatasi masalah?7. Bagaiamana upaya perawat melakukan preventif pada kasus?8. Bagaimana program screening yang dapat mengetahui penyakit silicosis?9. Asuhan keperawatan pada kasus?10. Apa UU pada K3 ?11. Jamkesmas diberikan kepada siapa saja?

BAB IIPEMBAHASAN

a. Jawaban Kata sulit :1. Debu silicaa. (SiO2) merupakan senyawa keras mirip batu, yang dapat pecah menjadi paretikel halus. Silica merupakan kandungan di dalam batu biji, batu bara, granit, lempung cina, batu pasir & pasir. ( Buku saku kesehatan kerja, Edisi 3 J.M Harrington & F.S Gill)b. Debu silica :debu yang mengandung silikon dioksida (SiO2) merupakan senyawa yang banyak ditemui dalam bahan galian yang disebut pasir kuarsa, terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan (Efendy, Nasrul. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 1998. Jakarta : EGC).2. Hemoroida. pemekaran pembulu2 balik poros usus karena bendungan darah ( Kamus kedokteran edisi 2000)b. Hemoroid : varikositas pembuluh vena disekitar anus, dibagi menjadi dua ; external hemoroid (hemoroid yang terletak disebelah luar sphinter ani dan tertutup oleh kulit), internal hemoroid (hemoroid yang terletak disebelah dalam sphinter ani dan tertutup oleh membrane mukosa) (Hinchliff, Sue. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta : EGC).3. Ergonomisa. merupakn ilmu dn pengaturan situasi kerja demi keuntungan pekerja dan majikan. Ilmu berupaya untuk menyerasikan mesin dengan pekerja tidak menganggap bahwa pekerja harus menyesuaikan diri dengan mesin dan lingkungan. Tujuan ergonomic adalah lingkungan yang memuaskan bagi pekerja untuk dapat melaksanakan tugas yang dituntutnya tanpa mengalami gangguan fisik dan mental. ( Buku saku kesehatan kerja, Edisi 3 J.M Harrington & F.S Gill)b. Ergonomis : disiplin pengetahuan biologi dalam hubungannya dengan manusia dan lingkungan kerjanya (Hinchliff, Sue. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta : EGC).4. Silicosisa. terjadi penghirupan silica bebas & paling terjadi pada pekerja yang aktif dipenghancuran batu, pertambangan dan pembuatan terowongan pada batu batuan yang mengandung kuarsa.b. Silikosis : suatu penyakit pneumoconiosis atau penyakit debu industry yang ditemukan diantara para pekerja industry. Suatu penyakit saluran nafas yang terjadi akibat menghirup debu silika, sehingga terjadi peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru (Hinchliff, Sue. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta : EGC).Macam macam silicosis :a. Noduler, dengan lesi hialin dan kolagen parub. Fibrosis debu campuran, dengan lesi fibrotic paru yang tidak teratur dan berbintangc. Diatomit, gambaran yang mirip dengan alveolitis fibrosans dan biasanya disebabkan oleh tanah diatomitd. Akut, sebuah lipoproteinosis alveoli yang cepat berkembang dengan alveolitis fibrosans5. PAKa. Penyakit Akibat Kerja (occupational disease) adalah penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan atau diakibatkan oleh pekerjaannya atau diperoleh pada masa / waktu melakukan pekerjaan (dan pada masyarakat umum biasanya tidak akan terkena.b. PAK : Penyakit Akibat Kerja, penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Beberapa ciri penyakit akibat kerja adalah dipengaruhi oleh populasi pekerja, pemajanan ditempat kerja (Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas. 2013. Jakarta : Salemba Medika).6. Perawat K3a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.( Rijanto, 2010 )b. Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum. (Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2)c. Perawat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) : tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Jadi profesi perawat yang menaungi kesehatan ditingkat keselamatan dan kesehatan kerja (Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas. 2013. Jakarta : Salemba Medika).7. LBPa. Low back pain Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri local maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari daerah punggung bawah dapat menuju ke daerah lain atau sebaliknya ,nyeri yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah ( reffered pain / nyeri yang menjalar ) . Kesulitan saat menegakkan badan setelah membungkuk karena timbulnya rasa kaku atau rasa sakit adalah gejala / keluhan yang sangat sering terjadi dari masalah nyeri punggung bawah atau Law Back Pain (LBP). 80 % manusia dalam perjalanan hidupnya pernah menderita LBP. LBP merupakan diagnosa yang paling sering dibuat oleh dokter setelah infeksi saluran pernapasan.b. Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha (Rakel, 2002). LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002.Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya LBP terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Acute Low Back PainAcute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba -tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.2. Chronic Low Back PainRasa nyeri pada chronic low back pain bias menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor.8. Screeninga. tindakan preventif untuk mengenali penyakit yang potensial terjadi atau yang paling sering terjadi (Hinchliff, Sue. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta : EGC).b. Pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai risiko tinggi (Dorland, 1998)9. Dypsnea ringana. pernafasan yang sulit. Keadaan ini biasanya bersifat inspiratorik (Hinchliff, Sue. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta : EGC).b. Dispnea adalah kesulitan bernafas yang ditandai oleh penggunaan otot bantu napas (di dada dan leher). Klien dengan dispnea biasanya ditandai dengan keluhan napas pendek. (Debora, Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik . 2011. Jakarta : Salemba Medika)

10. Ventilasia. pergerakan udara masuk dan keluar dari ruang tertutup (Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas. 2013. Jakarta : Salemba Medika).b. Proses atau tindakan mensuplai udara segar ke suatu rumah atau ruangan secara terus-menerus (Dorland, 1998).11. Produktifitasa. kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal (Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas. 2013. Jakarta : Salemba Medika).b. merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal.12. Maskera. Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengamplas, mengerut kayu.b. alat penutup muka termasuk topeng, penutup mulut dan hidung dengan tali terkait ke telinga (Kamus Besar Bahasa Indoneasia).

b. Jawab Pertanyaan :1) Apa masalah utama pada kasus?Masalah utama pada kasus terletak pada menejemen perusahaan. Dimana menejer mempunyai peran dan tanggung jawab yang tidak terpenuhi Menejer bertanggung jawab untuk memastikan bahwa bagian-bagian perusahaaan di bawah kendalinya dan beroperasi pada tingkat efisiensi maksimum, tidak hanya di bidang produksi dan mutu tetapi juga dibidang kesehatan dan keselamatan kerja. Menetapkan kebijakan yang menuntut kinerja keselamataan kerja yang tinggi. Menyediakan sumber daya untuk mencapai tujuan Memastikan bahwa sumber daya yang disediakan tersebut telah dimanfaatkan dengan benar dan efektif Terbatasnya property K3 Kurang perhatian dan pengawasan Adanya anggapan K3 menambah biaya Tanggung jawab K3 hanya pada kontraktor saja Kurang aktifnya perusahaan asuransi terhadap K3 (Ridley, 2008).2) Tujuannya : Agar tenaga kerja dan setiap orang yang berada ditempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan selamat. Agar sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya hambatan.(Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas. 2013. Jakarta : Salemba Medika)Fungsinya : Mengkaji masalah kesehatan pekerja ; Mengumpulkan data riwayat para pekerja, dulu dan sekarang. Menganalisa masalah kesehatan dan keperawatan pekerja. Menentukan masalah kesehatan pekerja.

Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja ; Merumuskan tujuan. Menyusun rencana tindakan. Menyusun kriteria keberhasilan. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja ; Penyuluhan kesehatan para pekerja. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja. Melakukan rujukan medis ke rumah sakitbila terjadi keadaan gawat. Penilaian ; Menilai hasil asuhan keperawatan. Membandingkan hasil dan rumus tujuan(Efendy, Nasrul. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 1998. Jakarta : EGC).3) Penyakit lain selain penyakit silicosis : Bissinosis. Gangguan ini dianggap oleh banyak kalangan sebagai sejenis asma akibat kerja. Namun kondisi ini lebih luas dan lebih rumit daripada asma akibat kerja. Pada orang yang rentan, pajanan debu kapas, sisal, atau serat dapat menyebabkan sesak nafas akut dengan batuk dan obstruksi saluran pernapasan reversible. Gejala ini dirasakan pertama kali pada hari pertama minggu pertama kerja dan kemudian mereda. Dengan berlanjutnya pajanan, gejala kambuh pada beberapa hari pada minggu selanjutnya, bahkan pada akhir minggu dan libur pun tidak bebas dari gejala. Gejala kana lebih hebat bila konsentrasi debu semakin tinggi dan akan lebih mencolok untuk kapas yang lebih besar. Pneumoconiosis. Secara harafiah, pneumoconiosis mengandung arti paru praktik, pneumoconiosis biasanya dibatasi pada keadaan yang menyebabkan perubahan menetap pada arsitektur paru setelah menghirup debu mineral. Penelitian epidemiologi baru - baru ini menyimpulkan bahwa silica mungkin merupakan karsinogen paru. Tampak jelas peningkatan resiko kanker paru pada penderita silikosi dan beberapa kalangan menyebutkan resiko lenih besar lagi pada pemajanan debu silica dan perokok. (J.M, Harrington. Buku Saku Kesehatan Kerja. 2003. Jakarta : EGC).4) Standart APD pada lingkungan kerjaKewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah : Safety HelmetBerfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung. Sabuk Keselamatan (safety belt)Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain) Sepatu Karet (sepatu boot)Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb. Sepatu pelindung (safety shoes)Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb. Sarung TanganBerfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan. Tali Pengaman (Safety Harness)Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas). Masker (Respirator)Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb). Pelindung wajah (Face Shield)Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda) Jas Hujan (Rain Coat)Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan)5) Standart ruangan/bangunan pada setiap perusahaan:1. Memiliki penerangan tempat kerja.2. Ventilasi udara yang cukup.3. Penataan dan desain tempat kerja yang baik.4. Pengaturan suhu udara ruangan memenuhi standart.5. Kamar mandi dan tempat pembuangan tinja yang memenuhi syarat.6. Sumber air bersih yang memenuhi syarat.7. Pembuangan air limbah yang baik.8. Tempat pembuangan sampah khusus untuk bahan yang bebahaya.9. Kantin pekerja yang memenuhi syarat.10. Menyediakan ruang istirahat khusus dan tempat ibadah.11. Menyediakan ruang ganti khusus.12. Memiliki ruang isolasi untuk bahan-bahan yang berbahaya.(Efendy, Nasrul. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 1998. Jakarta : EGC).6) Kebijakan perusahaan dalam mengatasi masalah dalam kasus !a. Pengadaan Alat Pelindung Diri : Pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma, bagi tenaga kerja setiap orang lain yang memasuki tempat kerja. dengan ketentuan : Pada pekerja/ buruh yang baru ditempatkan. Alat pelindung diri yang ada telah kadaluarsa. Alat pelindung diri telah rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik karena dipakai bekerja.Begitu juga pekerja wajib untuk memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. Wajib merawat dan menjaga alat-alat perlindungan diri yang diberikan, berhak meminta kepada pengurus atau pengusaha alat perlindungan diri yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan. berhak menyatakan keberatan kerja atau mogok kerja bila : Tidak tersedia alat pelindung diri yang memadai. Meragukan kehandalan alat pelindung diri yang disediakan oleh pengurus atau pengusaha. Dilarang menperjualbelikan alat pelindung diri yang disediakan.Dilarang mengganti alat pelindung diri yang disediakan pengurus atau pengusaha untuk keperluan bekerja dengan jenis lain yang mutu dan kualitasnya tidak setara.b. Pembinaan : Pengurus wajib menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan melalui program pembinaan alat pelindung diri.dilaksanakan dengan cara : Pembinaan bagi tenaga kerja baru atau yang baru ditempatkan. Pembinaan dan latihan berkala setiap tahun. Pengurus atau pengusaha wajib memiliki dokumentasi program pembinaan alat pelindung diri.c. Perawatan : Alat pelindung diri yang telah dipakai seorang tenaga kerja tidak boleh dipakai tenaga kerja lain kecuali bila alat pelindung diri sudah dibersihkan. Alat pelindung diri yang terkontaminasi oleh debu atau serat dan bahan kimia berbahaya dilarang untuk dibawa pulang.Pengurus harus menyediakan tempat penyimpanan khusus untuk alat pelindung diri.Penggantian salah satu komponen atau seluruh komponen alat pelindung diri harus diketahui oleh Petugas Penatalaksana Alat Pelindung Diri atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.Perusahaan harus memiliki dokumentasi perawatan alat pelindung diri.d. Pembuangan dan pemusnahan : Alat pelindung diri yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang. Alat pelindung diri yang habis masa pakainya ( kadaluarsa) dan mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), wajib dimusnahkan sesuai dengan persyaratan teknis yang berlaku. Pembuangan dan pemusnahan alat pelindung diri yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) harus dilengkapi dengan berita acara pemusnahan.e. Tindakan Disiplin : Pengusaha atau pengurus dapat menjatuhkan tindakan disiplin kepada pekerja/buruh dalam hal pekerja/buruh tidak bersedia untuk mengikuti program penggunaan alat pelindung diri.Sanksi terhadap pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia NomorPer.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 330. 2010. Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia).7) Upaya preventif/pencegahan :a. Penyuluhan kesehatan : Bahaya penyakit akibat kerja. Latihan tata kerja yang baik.b. Kegiatan ergonomic :Bertujuan untuk mencapai kesesuaian antara alat kerja dengan pekerjaan agar tidak terjadi stress fisik akibat kerja.c. Kegiatan monitoring :Kegiatan yang dilakukan bahaya akibat kerja yang dilakukan oleh anggota kelompok kerja yang dilatih untuk mendeteksi pencemara zat kimia, pestisida dll.d. Pemakaian alat pelindung :Disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan bahaya yang dihadapi serta dilakukan untuk mencegah penyakit dan kecelakaan akibat kerja.(Efendy, Nasrul. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 1998. Jakarta : EGC).8) Bagaimana program screening yang dapat mengetahui penyakit silicosis?Debu di udara yang mungkin mengandung silica perlu dianalisis terhdadap Kristal silica. Pengumpulan udara pernapasan biasa dilakukan dengan mengambil volume udara tertentu melalui filter yang telah ditimbang seelumnya, untuk kemudian ditimbang ulang dan dianalisis. Pemilihan besaran respirabel untuk pemajanan perorangan dilakukan dengan separator siklon pada aliran udara 2 l/menit atau untuk smpling static dengan menggunakan palet elutriator parallel horizontal, seperti samples MRE 113A, pada aliran udara 2,5 l/menit. Sifat Kristal silica ditetapkan dengan melakukan sampling melalui filter membrane perak dan menganalisisnya dengan analisis diftraksi sinar-X. (J.M, Harrington. Buku Saku Kesehatan Kerja. 2003. Jakarta : EGC).9) Asuhan keperawatan dari kasus :NoDataEtiologiMasalah keperawatan

1.DS : pekerja mengeluhkan batuk yang tak kunjung sembuh dyspnea ringan bertambah berat saat bekerja karyawan sesak karena banyak menghirupkan debu silicaDO : pegawai juga banyak yang tidak memakai masker padahal sudah diberikan gratisKurang pengetahuan pekerja tentang pentingnya K3 bagi kesehatan dan keselamatan pekerjaResiko terjadinya peningkatan penyakit akibat debu silica dari potongan keramik yang ruangannya kurang ventilasi pada pekerja perusahaan keramik gijak gijuk

2.DS : pekerja mengeluh nyeri punggungDO : kursi yang dipakai tidak ergonomisPorsi tubuh saat bekerja yang salah pada pekerjaResiko cedera pada pekerja perusahaan keramik gijak gijuk

NoDiagnosa keperawatan

1.Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat debu silica dari potongan keramik yang ruangannya kurang ventilasi pada pekerja perusahaan keramik gijak gijuk b/d kurangnya pengetahuan tentang pentingnya K3 bagi kesehatan dan keselamatan pekerja

2.Resiko cedera pada pekerja perusahaan keramik gijak gijuk b/d posisi tubuh saat bekerja yang salah pada pekerja

10) Apa UU pada K3 ?a. UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Petugas kesehatan dan non kesehatanb. UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.c. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatand. Peraturan Menteri Kesehatan tentang higene dan sanitasi lingkungan.e. Peraturan penggunaan bahan-bahan berbahaya., peraturan/persyaratan pembuangan limbah dll.(Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas. 2013. Jakarta : Salemba Medika).11) Jamkesmas diberikan kepada siapa saja?Semua pekerja termasuk direktur perusahaan berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Hal ini di karenakan kejadian tak terduga bisa saja terjadi, dan membutuhkan biaya penyelesaian yang sangat besar dan menghasilkan beban keuangan yang sangat besar.Sumber pembayaran ganti rugi untuk pekerja.1. Dari Negara Workmens compensation Act 1925 Diputuskan untuk memastikan mereka yang cidera di tempat kerja memperoleh ganti-rugi, namun ada pembatasan dalam pemberlakuannya. National Insurance (industrial injuris )Act 1964 Lebih luas dari pada Workmens compensation Act Meliputi cukupan pembayaran yang luas Pembayaran upah atas ketidakhadiran yang bukan dissebabkan oleh masalah industrial. Social security (recoveri of benefits) Act 1997 Membolehkan Negara meminta kembali pembayaran ganti rugi sejumlah yang telah dibayarkan oleh state benefit. Social security (industrial injuris) (prescribed diseases) regualation 1980, yang mengalami beberapa perubahan: Mendata kondisi-kondisi yang mendapat pembayaran. Mensyaratkan ekspos selama periode di atas 10 tahun. Membatasi periode pengajuan gugatan hingga 5 tahun Menentukan proses industry penyebab gangguan kesehatan yang dapat pembayaran.1. Dari majikan/ Direktur Kelalaian, jika menimbulkan kerugian karena direktur gagal, memenuhi ketentuan yang berlaku, atau Pelanggaran tugas yang ditetaapkan oleh undang-undang, jika menimbulkan bahaya karena majikan/direktur gagal memenuhi ketentuan undang-undang (Ridley, 2008).

DAFTAR PUSTAKA(Efendy, Nasrul. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 1998. Jakarta : EGC)(Hinchliff, Sue. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta : EGC)(Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas. 2013. Jakarta : Salemba Medika)( Efendy, Ferry. 2009 Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba )(Debora, Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik . 2011. Jakarta : Salemba Medika) (J.M, Harrington. Buku Saku Kesehatan Kerja. 2003. Jakarta : EGC)