Upload
hafich-ernanda
View
135
Download
2
Embed Size (px)
1. Mengapa anak merasa nyeri dan bengkak pada tungkainya?
Bengkak : Krn penumpukan cairan pda kaki trsebut . cairan apa? Krn kdar protein dalm darah rendah Terjadi sumbatan pda pendarahan Fungsi pompa jantung menurun Jika tulang terinfeksi pda tulang lunak mk sumsum tulang bengkak
Nyeri :
Krn mengenai saraf, transduksi( terkena rangsang) aktivitas listrik pd reseptor nyeri tranmisi( penyaluran implus dari tmpak kejadian ke otak) modulasi dari otak yang mempengaruhi transmisi persepsi (terasa nyeri)
Sumsum tulang terinfeksi bengkak pada sutul menjepit pembuluh darah sekitar aliran darah terhambat asupan terganggu nekrosis jaringan menekan saraf sekitar timbul nyeri
2. Kenapa pada beberapa bagian teraba kistik?Infeksi inflamasi penumpukan cairan di jaringan yg rusak terjadi kistik
3. Apakah ada hubungan suntikan dengan penyakit yang diderita?Suntikan yang menyebabkan terjadinya infeksi dikarenakan kemungkinan besar suntikan terkontaminasi bakteri.
4. Kenapa bisa timbul kemerahan?Terjadi infeksi tulang yang menembus ke otot skitarnya jd myebabkan rubor (kemerahan)
5. Mengapa bisa terjadi demam?Infeksi pirogen eksogen dari bakteri tubuh punya pirogen endogen (IL1) il1 merangsang hipotalamus mengeluarkan prostaglandin E2 meningkatkan panas dan menghambat pengeluaran panas suhu naik
demam sengaja dibuat oleh tubuh kita sebagai upaya membantu tubuh menyingkirkan infeksi.Pd saat terserang infeksi, maka tentunya tubuh harus membasmi infeksi tsb.Caranya? Dengan mengerahkan sistem imun. Pasukan komando untuk melawan infeksi adalah sel darah putih dan dalam melaksanakan tugasnya agar efektif dan tepat sasaran, sel darah putih tidak bisa sendirian, diperlukan dukungan banyak pihak termasuk pirogen. Pirogen itu membawa 2 misi:1.Mengerahkan sel darah putih atau leukosit ke lokasi infeksi2.Menimbulkan demam yang akan membunuh virus karena virus tidak tahan suhutinggi, virus tumbuh subur di suhu rendah.
6. Apakah factor usia dan jenis kelamin mempengaruhi?Usia berpengaruh krn ada infeksi tulang yang hanya menyerang pada anak- anak saja.
7. Apa diagnosis kasus tersebut?
OSTEOMYELITISOsteomyelitis adalah proses inflamasi akut atau kronik pada tulang dan
struktur sekundernya karena infeksi oleh bakteri piogenik.
www.ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/osteomyelitis_ind.doc
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup
sumsum dan atau korteks tulang dapat berupa exogenous (infeksi
masuk dari luar tubuh) atau hematogenous (infeksi masuk dari dalam
tubuh) (Reeves, 2001)
http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/osteomyelitis.htmla) Etiologi osteomyelitis?
Osteomyelitis dapat disebabkan oleh karena bakteri, virus, jamur dan mikro organisme lain. Golongan / jenis patogen yang sering adalah Staphylococcus aureus menyebabkan 70%-80% infeksi tulang, Pneumococcus, Typhus bacil, Proteus, Psedomonas, Echerchia coli, Tuberculose bacil dan Spirochaeta.http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/osteomyelitis.html
b) Klasifikasi osteomyelitis?
Menurut kejadiannya osteomyelitis ada 2 yaitu :
1. Osteomyelitis Primer Kuman-kuman mencapai tulang secara langsung melalui luka.
2. Osteomyelitis Sekunder Adalah kuman-kuman mencapai tulang melalui aliran darah
dari suatu focus primer ditempat lain (misalnya infeksi saluran nafas, genitourinaria
furunkel).
Sedangkan osteomyelitis menurut perlangsungannya dibedakan atas :
a. Steomyelitis akut
Nyeri daerah lesi
Demam, menggigil, malaise, pembesaran kelenjar limfe regional
Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka
Pembengkakan lokal
Kemerahan
Suhu raba hangat
Gangguan fungsi
Lab = anemia, leukositosis
b. Osteomyelitis kronis
Ada luka, bernanah, berbau busuk, nyeri
Gejala-gejala umum tidak ada
Gangguan fungsi kadang-kadang kontraktur
Lab = LED meningkat
Osteomyelitis menurut penyebabnya adalah osteomyelitis biogenik yang paling sering :
Staphylococcus (orang dewasa)
Streplococcus (anak-anak)
Pneumococcus dan Gonococcus
iwansaing.files.wordpress.com/2009/06/5-osteomielitis-51-60.doc
Akut (2 minggu – 4 minggu setelah infeksi pertama) Subakut (1 – 2 bulan setelah infeksi pertama) Kronis ( > 2 bulan setelah infeksi pertama) Tuberkulosa Pasca trauma Sifilis kongenital Jamur
Terdapat dua kategori dari osteomyelitis akut:
1. Hematogenous osteomyelitis, infeksi disebabkan bakteri melalui darah.
Acute hematogenous osteomyelitis, infeksi akut pada tulang disebabkan bekteri
yang berasal dari sumber infeksi lain. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak.
Bagian yang sering terkena infeksi adalah bagian yang sedang bertumbuh pesat
dan bagian yang kaya akan vaskularisasi dari metaphysis. Pembuluh darah yang
membelok dengan sudut yang tajam pada distal metaphysis membuat aliran
darah melambat dan menimbulkan endapan dan trombus, tulang itu sendiri akan
mengalami nekrosis lokal dan akan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.
Mula-mula terdapat fokus infeksi didaerah metafisis, lalu terjadi hiperemia dan
udem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi maka tekanan dalam
tulang ini menyebabkan nyeri lokal yang sangat hebat.
Infeksi dapat pecah ke subperiost, kemudian menembus subkutis dan
menyebar menjadi selulitis atau menjalar melalui rongga subperiost ke diafisis.
Infeksi juga dapat pecah kebagian tulang diafisis melalui kanalis medularis.
Penjalaran subperiostal kearah diafisis akan merusak pembuluh darah yang
kearah diafisis, sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester.
Periost akan membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang baru yang
disebut involukrum (pembungkus). Tulang yang sering terkena adalah tulang
panjang yaitu tulang femur, diikuti oleh tibia, humerus ,radius , ulna, dan fibula.
2. Direct or contigous inoculation osteomyelitis disebabkan kontak langsung
antara jaringan tulang dengan bakteri, biasa terjadi karena trauma terbuka dan
tindakan pembedahan. Manisfestasinya terlokalisasi dari pada hematogenous
osteomyelitis.
Kategori tambahan lainnya adalah chronic osteomyelitis dan osteomyelitis
sekunder yang disebabkan oleh penyakit vaskular perifer.
Osteomyelitis sering menyertai penyakit lain seperti diabetes melitus, sickel cell
disease, AIDS, IV drug abuse, alkoholism, penggunaan steroid yang
berkepanjangan, immunosuppresan dan penyakit sendi yang kronik. Pemakaian
prosthetic adalah salah satu faktor resiko, begitu juga dengan pembedahan
ortopedi dan fraktur terbuka.
Rasio antara pria dan wanita 2 :1.
www.ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/osteomyelitis_ind.doc
-- >Pembagian Osteomyelitis yang lazim dipakai adalah :
1. Osteomyelitis primer yang disebabkan penyebaran secara hematogen dari
fokus lain. Osteomyelitis primer dapat dibagi menjadi Osteomyelitis akut dan
kronik
2. Osteomyelitis sekunder atau Osteomyelitis per kontinuitatum yang disebabkan
penyebaran kuman dari sekitarnya, seperti bisul dan luka.
http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/osteomyelitis.html
c) Gejala – gejala osteomyelitis? Cari lagia. Infeksi Hematogen :
- Awitan mendadak, terjadi dengan menifestasi klinis septikemia- Menggigil, demam tinggi, nadi cepat, dan malaise umum- Ekstremitas menjadi sangat sakit, enggan menggerakkan anggota badan yang sakit, bengkak dan nyeri tekan- Pasien mungkin menggambarkan nyeri berdenyut yang konstan yang menguat dengan gerakan (akibat tekanan pus yang tertumpuk)- Infeksi saluran nafas, saluran kemih, telinga atau kulit sering mendahului osteomyelitis hematogen.
Infeksi Berbatasan atau Kontaminasi Langsung :- Tidak terdapat gejala septikemia- Area tampak bengkak, hangat, sangat nyeri, dan nyeri tekan saat disentuh- Biasanya disertai tanda-tanda cedera dan peradangan ditempat nyeri.
- Terjadi demam dan pembesaran kelenjar getah bening regional
Fase Akut :Fase akut ialah fase sejak terjadinya infeksi sampai 10-15 hari. Pada stadium akut dimana daya peradangan belum tertahan oleh daya tahan tubuh maka anak yang terserang osteomyelitis akan merasa sangat nyeri pada tulang-tulang yang terkena dan selanjutnya akan terdapat pula gejala-gejala panas tinggi dan syndroma yang menunjukkan bahwa anak sakit keras, seperti gelisah, pols tinggi dan cepat, leucocytosis yang hebat, dan mungkin anak tersebut tidak sadar. Anggota tubuh yang terdapat osteomyelitis tidak akan dapat digunakan/digerakkan karena sakit, nyeri tekan, kulit berwarna merah, bengkak lokal dan juga panas.
Pada Osteomyelitis kronik :Biasanya rasa sakit tidak begitu berat, anggota tubuh yang terkena merah dan bengkak atau disertai terjadinya fistel.
d) http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/osteomyelitis.html
Apa itu fistel?Fistel atau fistula adalah sebuah saluran abnormal yang menghubungkan dua ruang.
http://www.eramuslim.com/konsultasi/sehat/fistel.htm
e) Penatalaksaan dan terapi osteomyelitis?
Daerah yang terkana harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan
dan mencegah terjadinya fraktur. Dapat dilakukan rendaman salin hangat
selama 20 menit beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran daerah.
Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses infeksi,
Kultur darah dan swab dan kultur abses dilakukan untuk mengidentifikasi
organisme dan memilih antibiotika yang terbaik. Kadang, infeksi disebabkan
oleh lebih dari satu patogen.
Begitu spesimen kultur telah diperoleh, dimulai pemberian terapi antibiotika
intravena, dengan asumsi bahwa dengan infeksi staphylococcus yang peka
terhadap penisilin semi sintetik atau sefalosporin. Tujuannya adalah
mengentrol infeksi sebelum aliran darah ke daerah tersebut menurun akibat
terjadinya trombosis. Pemberian dosis antibiotika terus menerus sesuai waktu
sangat penting untuk mencapai kadar antibiotika dalam darah yang terus
menerus tinggi. Antibiotika yang paling sensitif terhadap organisme penyebab
yang diberikan bila telah diketahui biakan dan sensitivitasnya. Bila infeksi
tampak telah terkontrol, antibiotika dapat diberikan per oral dan dilanjutkan
sampai 3 bulan. Untuk meningkatkan absorpsi antibiotika oral, jangan
diminum bersama makanan.
Bila pasien tidak menunjukkan respons terhadap terapi antibiotika, tulang
yang terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan purulen dan nekrotik
diangkat dan daerah itu diiringi secara langsung dengan larutan salin
fisiologis steril. Tetapi antibitika dianjurkan.
Pada osteomielitis kronik, antibiotika merupakan ajuvan terhadap debridemen
bedah. Dilakukan sequestrektomi (pengangkatan involukrum secukupnya
supaya ahli bedah dapat mengangkat sequestrum). Kadang harus dilakukan
pengangkatan tulang untuk memajankan rongga yang dalam menjadi
cekungan yang dangkal (saucerization). Semua tulang dan kartilago yang
terinfeksi dan mati diangkat supaya dapat terjadi penyembuhan yang
permanen.
Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau
dipasang tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan
grafting dikemudian hari. Dapat dipasang drainase berpengisap untuk
mengontrol hematoma dan mebuang debris. Dapat diberikan irigasi larutan
salin normal selama 7 sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi samping dengan
pemberian irigasi ini.
Rongga yang didebridemen dapat diisi dengan graft tulang kanselus untuk
merangsang penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat diisi
dengan transfer tulang berpembuluh darah atau flup otot (dimana suatu otot
diambil dari jaringan sekitarnya namun dengan pembuluh darah yang utuh).
Teknik bedah mikro ini akan meningkatkan asupan darah; perbaikan asupan
darah kemudian akan memungkinkan penyembuhan tulang dan eradikasi
infeksi. Prosedur bedah ini dapat dilakukan secara bertahap untuk
menyakinkan penyembuhan. Debridemen bedah dapat melemahkan tulang,
kemudian memerlukan stabilisasi atau penyokong dengan fiksasi interna atau
alat penyokong eksterna untuk mencegah terjadinya patah tulang.
f) Factor resiko osteomyelitis?Osteomyelitis sering menyertai penyakit lain seperti diabetes melitus, sickel cell disease,
AIDS, IV drug abuse, alkoholism, penggunaan steroid yang berkepanjangan,
immunosuppresan dan penyakit sendi yang kronik. Pemakaian prosthetic adalah salah
satu faktor resiko, begitu juga dengan pembedahan ortopedi dan fraktur terbuka.
ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/osteomyelitis_ind.doc
g) Pathogenesis dan komplikasi osteomyelitis?
Akut (anak-anak)
Infeksi bakteri ke aliran darah
KronisInfeksi pada osteomyelitis dapat terjadi lokal atau dapat menyebar
melalui periosteum, korteks, sumsum tulang, dan jaringan retikular.
Jenis bakteri bevariasi berdasarkan pada umur pasien dan
mekanisme dari infeksi itu sendiri.
www.ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/469349/osteomyelitis_ind.doc
Osteomyelitis eksogen terjadi oleh karena luka tusuk pada jaringan lunak atau
tulang, akibat gigitan hewan, manusia atau penyuntikan intramuskulus.
Pada mulanya terdapat suatu embolus bacteri yang umumnya terjadi dibagian
metaphyse dari tulang. Bacteri yang bersarang pada metaphyse tadi berkembang
biak.
Jika daya tahan tubuh kuat maka berkembang biaknya bakteri tidak akan
bertahan dan akhirnya akan ada keseimbangan diantara kekuatan bakteri dan
kekuatan daya tahan tubuh. Sementara itu jaringan-jaringan dan bakteri telah
musnah sehingga merupakan benda cair yang kita kenal sebagai nanah (pus),
terletak di dalam lobang pada metaphyse tulang panjang. Dalam keadaan
keseimbangan tadi kumpulan nanah dapat bertahun-tahun ada di tempat itu
tanpa mengadakan perubahan-perubahan. Keadaan ini dikenal dengan nama
“Brodie’s abscess”.
Jika daya tahan tubuh lemah, maka peradangan yang mula-mula ada di
metaphyse tidak bertahan ditempat itu saja akan tetapi dapat segera menjalar
ke lain tempat, diantaranya ia bisa melalui epiphyse menerobos ke dalam sendi
di dekatnya sehingga menimbulkan peradangan sendi. Peradangan ini tidak
hanya dapat menerobos pada sendi saja namun dapat menerobos pula pada
diaphyse sehingga seluruh sumsung tulang akan terserang peradangan ini,
menerobos periost sehingga terdapat periostitis, peradangan menerobos pada
jaringan-jaringan diatas tulang, peradangan juga dapat menerobos ke dalam
pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan sepsis. Peradangan dapat
berjalan lama sehingga proses tersebut menjadi suatu proses kronis.
Disamping itu dapat juga terjadi bahwa ada tulang-tulang yang terputus dari
pembuluh darah sehingga mati karenanya. Tulang-tulang tadi merupakan
sequestra (jaringan tulang yang mati) yang harus dikeluarkan (sequestrotomy)
sebelum penyakit menjadi sembuh agar tidak mengganggu pertumbuhan tulang
baru dan mempercepat proses penyembuhan itu sendiri
http://puskesmas-oke.blogspot.com/2009/01/osteomyelitis.html
8. Mengapa bengkaknya bisa menyebar dari pangkal paha sampai ke tungkai?
9. Apa itu kistik?--> teraba seperti kista(benjolan yg lunak berkapsul isinya cairan dan masa padat.Benjolan yang kerasSetiap rongga atau kantung yang ada dalam tubuh
10. Apa diagnosis bandingnya dan jelaskan pembedanya?
1. Arthritis rheumatica acuta2. Pyiogenic arthritishttp://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=16982
11. Pemeriksaan penunjang?1. Pemeriksaan darahSel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endapan darah.2. Pemeriksaan titer antibodi – anti staphylococcusPemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan uji sensitivitas.3. Pemeriksaan fesesPemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri Salmonella.4. Pemeriksaan Biopsi tulang.5. Pemeriksaan ultra soundPemeriksaan ini dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi.6. Pemeriksaan radiologisPemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik, setelah dua minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difus.http://hidayat2.wordpress.com/2009/03/22/askep-osteomielitis/
PATHOPHYSIOLOGY.
Infeksi pada osteomyelitis dapat terjadi lokal atau dapat menyebar melalui periosteum, korteks,
sumsum tulang, dan jaringan retikular. Jenis bakteri bevariasi berdasarkan pada umur pasien dan
mekanisme dari infeksi itu sendiri.
Terdapat dua kategori dari osteomyelitis akut:
3. Hematogenous osteomyelitis, infeksi disebabkan bakteri melalui darah. Acute hematogenous
osteomyelitis, infeksi akut pada tulang disebabkan bekteri yang berasal dari sumber infeksi lain. Kondisi
ini biasanya terjadi pada anak-anak. Bagian yang sering terkena infeksi adalah bagian yang sedang
bertumbuh pesat dan bagian yang kaya akan vaskularisasi dari metaphysis. Pembuluh darah yang
membelok dengan sudut yang tajam pada distal metaphysis membuat aliran darah melambat dan
menimbulkan endapan dan trombus, tulang itu sendiri akan mengalami nekrosis lokal dan akan menjadi
tempat berkembang biaknya bakteri. Mula-mula terdapat fokus infeksi didaerah metafisis, lalu terjadi
hiperemia dan udem. Karena tulang bukan jaringan yang bisa berekspansi maka tekanan dalam tulang
ini menyebabkan nyeri lokal yang sangat hebat.
Infeksi dapat pecah ke subperiost, kemudian menembus subkutis dan menyebar menjadi
selulitis atau menjalar melalui rongga subperiost ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah kebagian tulang
diafisis melalui kanalis medularis.
Penjalaran subperiostal kearah diafisis akan merusak pembuluh darah yang kearah diafisis, sehingga
menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester. Periost akan membentuk tulang baru yang
menyelubungi tulang baru yang disebut involukrum (pembungkus). Tulang yang sering terkena adalah
tulang panjang yaitu tulang femur, diikuti oleh tibia, humerus ,radius , ulna, dan fibula.
4. Direct or contigous inoculation osteomyelitis disebabkan kontak langsung antara jaringan tulang
dengan bakteri, biasa terjadi karena trauma terbuka dan tindakan pembedahan. Manisfestasinya
terlokalisasi dari pada hematogenous osteomyelitis.
Kategori tambahan lainnya adalah chronic osteomyelitis dan osteomyelitis sekunder yang disebabkan
oleh penyakit vaskular perifer.
Osteomyelitis sering menyertai penyakit lain seperti diabetes melitus, sickel cell disease, AIDS, IV drug
abuse, alkoholism, penggunaan steroid yang berkepanjangan, immunosuppresan dan penyakit sendi
yang kronik. Pemakaian prosthetic adalah salah satu faktor resiko, begitu juga dengan pembedahan
ortopedi dan fraktur terbuka.
Rasio antara pria dan wanita 2 :1.
Gejala pada hematogenous osteomyelitis pada tulang panjang umumnya adalah:
- Demam tinggi mendadak.
- Kelelahan.
- Iritabilitas.
- Malaise.
- Terbatasnya gerakan.
- Edem lokal yang disertai dengan erytem dan nyeri pada
penekanan.
Pada Hematogenous osteomyelitis pada tulang belakang:
- Onsetnya bertahap.
- Riwayat episode bekteriemi akut.
- Kemungkinan berhubungan dengan insufisiensi vaskular.
- Edem lokal, eritem, dan nyeri pada penekanan.
Pada Kronik osteomyelitis :
- Ulkus yang tidak kunjung sembuh.
- Drainase saluran sinus.
- Kelelahan yang berkepanjangan.
- Malaise.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
- Demam ( timbul hanya pada 50 % neonatus ).
- Edem.
- Terasa hangat.
- Berfluktuasi.
- Nyeri pada palpasi.
- Terbatanya gerakan ekstremitas.
- Drainase saluran sinus.
1. ARTHRITIS SUPURATIF AKUTa. Definisi
Rheumatoid arthritis (RA) adalah suatu penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis sendi-sendi. Rheumatoid arthritis dapat juga menyebabkan
peradangan dari jaringan sekitar sendi-sendi, begitu juga pada organ-organ lain dalam tubuh.
Suatu sendi adalah dimana dua tulang-tulang bertemu untuk mengizinkan gerakan dari bagian-bagian tubuh. Arthritis berarti peradangan sendi. Peradangan sendi dari rheumatoid arthritis menyebabkan pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan kemerahan pada sendi-sendi. Peradangan dari penyakit rheumatoid dapat juga terjadi pada jaringan-jaringan sekitar sendi-sendi, seperti tendon-tendon, ligamen-ligamen, dan otot-otot.
Pada beberapa pasien-pasien dengan rheumatoid arthritis, peradangan kronis menjurus pada kerusakkan dari tulang rawan (cartilage), tulang, dan ligamen-ligamen, menyebabkan kelainan bentuk sendi-sendi. Kerusakan pada sendi-sendi dapat terjadi pada awal penyakit dan dapat menjadi progresif. Lagi pula, studi-studi telah menunjukan bahwa kerusakan yang progresif pada sendi-sendi tidak harus berkorelasi dengan derajat dari nyeri, kekakuan, atau pembengkakan yang hadir pada sendi-sendi.
Penyakit autoimun adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan-jaringan tubuh dengan sembarangan (salah mengira) diserang oleh sistim imunnya sendiri. Sistim imun adalah suatu organisasi yang kompleks dari sel-sel dan antibodi-antibodi yang diciptakan secara normal untuk mencari dan membasmi penyerbu-penyerbu tubuh, terutama infeksi-infeksi. Pasien-pasien dengan penyakit autoimun mempunyai antibodi-antibodi didalam darahnya yang menargetkan jaringan-jaringan tubuhnya sendiri, dimana mereka dapat berkaitan dengan peradangan. Karena ia dapat mempengaruhi beragam organ-organ tubuh lain, rheumatoid arthritis dirujuk sebagai suatu penyakit sistemik dan adakalanya disebut penyakit rheumatoid.
http://www.totalkesehatananda.com/rheumatoid1.html
b. Etiologi
Penyebab rheumatoid arthritis tidak diketahui. Walaupun agen-agen infeksius seperti virus-virus, bakteri-bakteri, dan jamur telah lama dicurigai, tidak satupun telah dibuktikan sebagai penyebab. Penyebab rheumatoid arthritis adalah suatu area penelitian yang sangat aktif diseluruh dunia. Beberapa ilmuwan-ilmuwan percaya bahwa kecenderungan mengembangkan rheumatoid arthritis mungkin diturunkan/diwariskan secara genetik. Dicurigai bahwa infeksi-infeksi tertentu atau faktor-faktor dalam lingkungan mungkin mencetuskan sistim imun untuk menyerang jaringan-jaringan tubuh sendiri, berakibat pada peradangan pada beragam organ-organ tubuh seperti paru-paru atau mata-mata. sdfg
Tanpa peduli pada pencetus yang tepat, akibatnya adalah suatu sistim imun yang disiapkan untuk memajukan peradangan pada sendi-sendi dan adakalanya jaringan-jaringan lain dari tubuh. Sel-sel imun, disebut lymphocytes, diaktifkan dan pesuruh-pesuruh (kurir) kimia (cytokines, seperti tumor necrosis factor/TNF dan interleukin-1/IL-1) diekspresikan pada area-area peradangan.
Faktor-faktor lingkungan juga kelihatannya memainkan beberapa peran dalam menyebabkan rheumatoid arthritis. Akhir-akhir ini, ilmuwan-ilmuwan telah melaporkan bahwa merokok meningkatkan risiko mengembangkan rheumatoid arthritis.
c. Faktor predisposisi
heumatoid arthritis adalah penyakit reumatik biasa, yang mempengaruhi sekitar 1,3 juta orang di Amerika Serikat, berdasarkan data sensus saat ini. Penyakit tersebut tiga kali lebih umum terdapat pada perempuan daripada laki-laki. Ia menimpa semua ras dengan sama. Penyakit tersebut dapat mulai pada semua usia, tetapi paling sering dimulai setelah umur 40 tahun dan sebelum 60. Dalam beberapa keluarga, beberapa anggota dapat dipengaruhi, memberi kesan sebagai dasar genetika untuk kekacauan ini.
http://www.ahliwasir.com/products/122/0/Rheumathoid-Arthritis
d. Manifestasi klinis
Gejala-gejala rheumatoid arthritis datang dan pergi, tergantung pada derajat peradangan jaringan. Ketika jaringan-jaringan tubuh meradang, penyakitnya aktif. Ketika peradangan jaringan surut/mereda, penyakitnya tidak aktif (dalam remisi). Remisi-remisi dapat terjadi secara spontan atau dengan perawatan, dan dapat berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun. Selama remisi-remisi, gejala-gejala penyakit hilang, dan pasien-pasien umumnya merasa baik. Ketika penyakitnya kembali aktif (kambuh), gejala-gejala kembali. Kembalinya aktivitas penyakit dan gejala-gejala disebut suatu flare. Perjalanan dari rheumatoid arthritis bervariasi dari pasien ke pasien, dan periode-periode dari flare-flare dan remisi-remisi adalah khas.
e. Ketika penyakit aktif, gejala-gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan nafsu makan, demam derajat rendah, nyeri-nyeri otot dan sendi, dan kekakuan. Kekakuan otot dan sendi biasanya paling terasa pada pagi hari dan setelah periode-periode ketidakaktifan. Arthritis adalah umum selama flare-flare penyakit. Juga selama flare-flare, sendi-sendi seringkali menjadi merah, bengkak, sakit, dan sensitif. Ini terjadi karena jaringan pelapis dari sendi (synovium) meradang, berakibat pada produksi cairan sendi (synovial fluid) yang berlebihan. Synovium juga menebal dengan peradangan (synovitis).
f. Pada rheumatoid arthritis, beragam sendi-sendi biasanya meradang dalam suatu pola yang simetris (kedua sisi tubuh terpengaruh). Sendi-sendi kecil dari kedua tangan-tangan dan pergelangan-pergelangan tangan seringkali terlibat. Pekerjaan-pekerjaan kehidupan harian yang mudah, seperti memutar tombol-tombol pintu dan membuka botol-botol dapat menjadi sulit selama flare-flare. Sendi-sendi kecil dari kaki juga biasanya terlibat. Adakalanya, hanya satu sendi yang meradang. Ketika hanya satu sendi yang terlibat, arthritis dapat meniru peradangan sendi yang disebabkan oleh bentuk-bentuk arthritis lain, seperti gout atau infeksi sendi. Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan-jaringan tubuh, tulang rawan (cartilage) dan tulang. Ini menjurus pada suatu kehilangan tulang rawan dan erosi dan kelemahan dari tulang-tulang dan begitu juga otot-otot, berakibat pada kelainan bentuk, kehancuran, dan kehilangan fungsi dari sendi. Jarang, rheumatoid arthritis dapat bahkan mempengaruhi sendi yang bertanggung jawab pada pengencangan pita-pita suara kita untuk merubah nada suara kita, sendi cricoarytenoid. Ketika sendi ini meradang, ia dapat menyebabkan keparauan suara.
g. Karena rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit sistemik, peradangannya dapat mempengaruhi organ-organ dan area-area tubuh lain daripada sendi-sendi. Peradangan dari kelenjar-kelenjar mata-mata dan mulut dapat menyebabkan kekeringan dari area-area ini dan dirujuk sebagai sindrom Sjogren. Peradangan rheumatoid dari selaput/pelapis paru (pleuritis) menyebabkan sakit dada dengan bernapas yang dalam atau batuk. Jaringan paru sendiri dapat juga meradang, dan adakalanya simpul-simpul (nodul-nodul) peradangan (rheumatoid nodules) berkembang dalam paru-paru. Peradangan dari jaringan/selaput yang mengelilingi jantung (pericardium), disebut pericarditis, dapat menyebabkan suatu sakit dada yang secara khas berubah dalam intensitas ketika berbaring atau bersandar kedepan. Penyakit rheumatoid dapat mengurangi jumlah sel-sel darah merah (anemia) dan sel-sel darah putih. Sel-sel putih yang berkurang dapat dikaitkan dengan suatu pembesaran limpa (dirujuk sebagai sindrom Felty) dan dapat meningkatkan risiko
infeksi-infeksi. Benjolan-benjolan keras dibawah kulit (rheumatoid nodules) dapat terjadi sekitar siku-siku dan jari-jari tangan dimana seringkali ada tekanan. Meskipun nodul-nodul ini biasanya tidak menyebabkan gejala-gejala, adakalanya mereka dapat terinfeksi. Suatu komplikasi serius yang jarang, biasanya dengan penyakit rheumatoid yang sudah berjalan lama, adalah peradangan pembuluh darah (vasculitis). Vasculitis dapat merusak penyediaan darah pada jaringan-jaringan dan menjurus pada kematian jaringan. Ini paling sering awalnya terlihat sebagai area-area hitam yang kecil sekali sekitar dasar-dasar kuku atau sebagai borok-borok kaki.
h.Artritis Infeksiosa : Infeksi Pada Cairan & Jaringan sendi
i.
Artritis Infeksiosa adalah infeksi pada cairan (cairan sinovial, cairan rongga sendi)
dan jaringan dari suatu sendi.
PENYEBAB
Organisme penyebab infeksi (terutama bakteri), biasanya mencapai sendi melalui
aliran darah, tetapi suatu sendi bisa terinfeksi secara langsung melalui
pembedahan, penyuntikan atau suatu cedera.
Bakteri apa yang paling sering menyebabkan infeksi tergantung kepada usia
penderita.
Bayi dan anak kecil sering terinfeksi oleh stafilokokus, Hemophilus influenza dan
bakteri basilus gram negatif.
Dewasa dan anak yang lebih tua sering terinfeksi oleh gonokokus (bakteri
penyebab gonore), stafilokokus dan streptokokus.
Virus (misalnya HIV, parvovirus dan virus penyebab rubella, gondongan dan
hepatitis B) bisa menginfeksi sendi pada berbagai usia.
Infeksi sendi menahun sering disebabkan oleh tuberkulosis atau infeksi jamur.
GEJALA
Anak-anak biasanya mengalami demam dan nyeri dan cenderung rewel.
Biasanya anak tidak mau menggerakkan sendi yang terkena karena pergerakan
dan perabaan menyebabkan nyeri.
Pada anak yang lebih tua dan orang dewasa yang mengalami infeksi bakteri atau
virus, gejala biasanya dimulai sangat tiba-tiba.
Sendi tampak merah dan teraba hangat, pergerakan dan perabaan akan terasa
sangat nyeri.
Cairan yang terkumpul dalam sendi yang terinfeksi, menyebabkan sendi
membengkak dan kaku.
Penderita juga bisa mengalami demam dan menggigigil.
Sendi-sendi yang sering terkena adalah lutut, bahu, pergelangan tangan,
panggul, jari dan sikut.
Jamur atau mikobakteria (bakteri penyebab tuberkulosis dan infeksi sejenis)
biasanya menyebabkan gejala yang tidak terlalu berat.
Sebagian besar infeksi bakteri, jamur dan mikobakteria, hanya mengenai satu
sendi atau kadang-kadang mengenai beberapa sendi.
Contohnya, bakteri yang menyebabkan penyakit Lyme paling sering menyerang
sendi lutut, bakteri gonokokus dan virus bisa menyerang beberapa sendi pada
saat yang sama.
DIAGNOSA
Biasanya diambil contoh cairan sendi untuk pemeriksaan terhadap sel darah
putih, bakteri dan organisme lainnya.
Laboratorium hampir selalu dapat menumbuhkan dan menentukan bakteri
penyebab infeksi dari cairan sendi, selama penderita belum mendapatkan terapi
antibiotik.
Tetapi bakteri penyebab gonore, penyakit Lyme dan sifilis sulit ditemukan pada
cairan sendi.
Pemeriksaan darah dilakukan karena bakteri dari sendi yang terinfeksi sering
muncul dalam aliran darah.
Untuk membantu menentukan sumber infeksi, dilakukan pemeriksaan cairan
spinal, flegmon dan air kemih.
PENGOBATAN
Antibiotik diberikan segera setelah dicurigai suatu infeksi, meskipun belum
diperoleh hasil laboratorium yang mengidentifikasi kuman penyebabnya.
Pada awalnya diberikan antibiotik yang bisa membunuh hampir semua bakteri.
Jika diperlukan, antibiotik lainnya diberikan kemudian.
Pada awalnya antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah),
agar tercapai jumlah obat yang cukup, yang sampai ke sendi yang terinfeksi.
Meskipun jarang, antibiotik bisa disuntikkan langsung ke dalam sendi yang
terinfeksi.
Jika antibiotiknya tepat, biasanya perbaikan akan terjadi dalam waktu 48 jam.
Untuk mencegah pengumpulan nanah, yang bisa merusak sendi, nanah
dikeluarkan melalui bantuan sebuah jarum. Jika sendi tidak dapat dijangkau
dengan jarum, kadang-kadang dimasukkan suatu selang untuk mengeluarkan
nanahnya.
Jika pengaliran nanah dengan jarum atau selang tidak berhasil, dilakukan
artroskopi atau pembedahan.
Pada awalnya penggunaan bidai bisa membantu meringankan nyeri, tetapi bisa
menyebabkan kekakuan dan kehilangan fungsi yang menetap.
Infeksi yang disebabkan jamur diobati dengan obat anti jamur.
Infeksi yang disebabkan tuberkulosis diobati dengan kombinasi antibiotik.
Infeksi virus biasanya akan membaik dengan sendirinya. Yang diperlukan hanya
pengobatan untuk nyeri dan demam.
Jika infeksi mengenai sendi buatan, pemberian antibiotik saja biasanya tidak
cukup. Setelah pemberian antibiotik selama beberapa hari, diperlukan
pembedahan untuk mengganti sendi terinfeksi dengan sendi buatan yang baru.
2. TULANGa. Anatomi (struktur dan fungsi)
Struktur tulang panjang
Epiphysis ProksimalLokasi : ujung atas
Diaphysis / CorpusLokasi : batang
Epiphysis DistalLokasi : ujung bawah
MetaphysisGambar
Arah potongan melintang
Substansi kompakta : bagian luar tampak sbg massa padat
Spongiosa : bagian dalam yg berlubang saperti bunga karang
Cavum Medullare : bagian dalam di dalam substansia spongiosa, diisi medulla ossium
Medulla ossium flava : sumsum tulang kuning berisi sel lemak
Medulla ossium rubra : sumsum tulang merah yang memproduksi granula leukosit
Periosteum : pembungkus luar tulang, melapisi substansia kompakta kecuali bagiang berkartilago
Serabut Sharpey :serabut-serabut kolagen berjalan dari periosteum ke tulang di bawahnya