39
LBM 2 MODUL PENGLIHATAN Rezky Putri Wahyu Agustine 012116501 SGD 10

Rezky - Lbm 2 Modul Penglihatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sgd mata 2

Citation preview

Slide 1

LBM 2 MODUL PENGLIHATANRezky Putri Wahyu Agustine012116501SGD 10Mengapa mata merah selama 3 hari ?

pada konjungtiva terdapat pembuluh darah:a. Konjungtiva posterior yang memperdarahi konjungtiva bulbia. Siliar anterior atau episklera yang memberi cabanga. Episklera masuk ke dalam bola mata dan dengan a. Posterior longus bergabung membentuk a. Sirkular mayor atau pleksus siliar, yang akan memperdarahi iris dan corpus siliara. Perikornea yang memperdarahi korneaa. Episklera yang memperdarahi bola mata

Bila terjadi vasodilatasi mata merahPD pecah tertimbun dibawah jaringan konjungtiva perdarahan subkonjungtiva3Antigen masuk makrofag presentase ke sel Th2 pelepasan sitokin rangsang sel B pembentukan antibodi (Ig E) antibodi berikatan dengan sel mast fagositosis antigen degranulasi sel mast pengeluaran mediator inflamasi (histamin, bradikinin, dll) vasodilatasi (peningkatan aliran darah) calor peningkatan permeabilitas vaskuler ekstravasasi intravas ke ekstravas edemaHistamin adalah mediator yang berperan penting, yang mengakibatkan efek vasodilatasi, eksudasi dan hipersekresi pada mata. Keadaan ini ditandai dengan gejala seperti mata gatal, merah, edema, berair, rasa seperti terbakar dan terdapat sekret yg bersifat mukoid.Konjungtivitis Vernalis, oleh Siti Budiati Widyastuti, Sjawitri P. SiregarSari Pediatri, Vol. 5, No. 4, Maret 2004Perbedaan injeksi konjungtiva dan injeksi pericorneal

Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011.p.101Sheppard JD, Roy H. Hyphema. diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview#showall

Kenapa kornea tetap bersih meskipun skleranya merah?Bisa atau tidak pada pasien konjunctivitis pandangan jadi kabur?KeratokonjungtivitisKeratoskop placido (keruh, tidak konsentris) Visus turunInjeksi siliarisKonjungtivitis GOPus menutupi mataMacam macam bentuk dan warna dischargeSekret serousEncer seperti air dengan penyebabnya virus. Setelah 2-3 hari dapat menjadi mukopurulen, karena super infeksi dari kuman komensal, (daya tahan menurun sehingga kuman komensal tumbuh tak terkendali)

Sekret mucouskental, bening, elastis (bila ditarik dengan ujung kapas), penyebabnya biasanya karena proses khronis/alergi Fibrin-fibrin dalam keadaan utuh. Klinis : bila ditutul kapas akan mulur (elastis) Sebab zat mucous terdiri dari fibrin

Sekret purulenMakin ganas kumannya makin purulen (nanah) mis : GonococcenBanyak sel yang mati, terutama lekosit, dan jaringan nekrose Kuman-kumannya type ganas, fibrin sudah hancur. Bila ditutul kapas, ia akan terhisap, sifatnya seperti air,berwarna kuning Campuran : mucopurulen, kental berwarna kuning, elastis. Penyebabnya: biasanya kumankokus yang lain.

Sekret Pseudo-membranaceaSeolah-olah seperti melekat pada konjungtiva tetapi mudah diambil dan tak mengakibatkan perdarahan. Penyebabnya antara lain streptococcus haemoliticus

Sekret Membranous : Misal : pada konjungtivitis diphtherica. Terbentuk sekret, sel - sel lepas dan terbentuk jaringan nekrotik. Terjadi defek konjungtiva. Membran sukar dilepas dan bila dipaksa akan berdarah karena ada ulkus dibawahnya. Bila dilepas /dikupas akan berdarah

Sekret Sanguis Sekret berdarah. Terdapat pada konjungtivitis karena virus yang sangat virulen. Sering disertai sekret purulen setelah dua/ tiga hari, karena ada super infeksi dari bakteri komensal.

Mekanisme terjadinya chemosisAntigen masuk makrofag presentase ke sel Th2 pelepasan sitokin rangsang sel B pembentukan antibodi (Ig E) antibodi berikatan dengan sel mast fagositosis antigen degranulasi sel mast pengeluaran mediator inflamasi (histamin, bradikinin, dll) vasodilatasi (peningkatan aliran darah) calor peningkatan permeabilitas vaskuler ekstravasasi intravas ke ekstravas edema/chemosisApakah chemosis selalu terjadi pada injeksi konjunctiva???Tidak selaluMengapa timbul papil di superior dan inferior tarsal konjuctiva?Bangunan patologis sebagai akibat proses infiltrasi

Bentuknya macam-macam :papula, folikel, vesicula, excrecencies, concretio, phlyctaen, pinguiculum.

Papula : Ujud kelainan yang menonjol dari permukaan konjungtiva dengan diameter kurangdari 5 mm karena terkumpulnya infiltrat, neutrofil, limphocyt dan leukosit yang lain

Follicel:Merupakan pembesaran lymphadenoid. Besarnya kira-kira sama. Tersusun berderet-deret. Lebih sering di conjunctiva palpebrae inferior

Vesicula : Karena terkumpulnya cairan. Batasnya tegas. Causa : proses degenerasi, penyakit virus (herpes), combustio.

Excrecensies :

Hypertrophie papillair (papula) di palpebra superior. Dasar : hypertrophie papula dan adanyadegenerasi hyalin permukaan datar, seperti bludru. Kalau lebih besar dari biasa : seperti batu yang disusun (pada tembok) = cobble stone pavement. Warna : merah kasar. Terdapat pada konjungtivitis vernalis.

Concretio : Disini terdapat hypertrophie yang berlebihan dan pemadatan sehingga berwarna putihseperti kapur. Pemadatan ini dapat dicukil keluar. Sering disebut lithiasis

Phlyctaen :

Lokasasi : konjungtiva bulbi, limbus kornea dan kornea. Tonjolan berwarna putih kekuningan, berisi limfosit, dengan tanda radang disekitarnya.

Pinguiculum :

Merupakan proses regresi/ kemunduran. Kausa : irritasi kronis misalnya debu, asap, angin. Misalnya : tinggal dekat pabrik. Letak : pada konjungtiva bulbi yang tak tertutup palpebra. Terjadi dari jaringan pengikat hyalin/elastis.

Perlengketan antara konjunctiva bulbi dan konjunctiva palpebra namanya apa?

Mengapa pasien merasakan gatal?Histamin adalah mediator yang berperan penting, yang mengakibatkan efek vasodilatasi, eksudasi dan hipersekresi pada mata. Keadaan ini ditandai dengan gejala seperti mata gatal, merah, edema, berair, rasa seperti terbakar dan terdapat sekret yg bersifat mukoid.Konjungtivitis Vernalis, oleh Siti Budiati Widyastuti, Sjawitri P. SiregarSari Pediatri, Vol. 5, No. 4, Maret 2004hubungan px mikrobiology berupa staphylococus dengan keluhan

Sekret mukopurulen : pus (bakteri piogenik) Gram (+) streptococcus staphylococcusGram (-) Diplococcus (GO)28Tujuan px kultur pada pasien konjunctivitisSebagian besar diagnosis dapat ditegakkan dengan tanda dan gejala. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium dilakukan apabila konjungtivitis tidak responsif terhadap antibitotik. Adapun pemeriksaan yang dilakukan adalah pewarnaan Gram untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab. Pewarnaan Giemsa bertujuan untuk mengidentifikasi tipe sel dan morfologi.Kerokan konjungtiva dan kultur dianjurkan apabila terdapat sekret purulen, membranosa, atau pseudomembranosa. 1,2Ferrer FJG, Schwab IR, Shetlar DJ. Conjunctiva. InVaughan and Asburys General Ophthalmology.16th ed. USA: Mc.Graw-Hill companies; 2007. Lang GK. Conjunctiva. In Lang ophthalmology. New York: Thieme; 2000.Yang harus dikultur sejak pertama kali : flu babi, avian influenza, DM, MERSSuspek : pulang dari haji batuk pilekProbable : tampak gambaran pneumonia (foto thorax)definit29Mengapa pada kelopak matanya terasa lengket dan sulit terbuka?

Pemeriksaan apa saja untuk mendiagnosis?DD

terapiTerapi empiris didahulukan sebelum hasil tes sensitivitas antibiotik tersedia. Adapun terapi empiris yang dapat diberikan adalah Polytrim dalam bentuk topical. Sediaan topikal yang diberikan dalam bentuk salep atau tetes mata adalah seperti gentamisin, tobramisin, aureomisin, kloramfenikol, polimiksin B kombinasi dengan basitrasin dan neomisis, kanamisis, asam fusidat, ofloksasin, dan asidamfenikol. Kombinasi pengobatan antibiotik spektrum luas dengan deksametason atau hidrokortison dapat mengurangi keluhan yang dialami oleh pasien lebih cepat.1,2

Namun, apabila hasil mikroskopik menunjukkan bakteri gram-negatif diplokokus seperti neisseria, maka terapi sistemik dan topikal harus diberikan secepatnya. Seftriakson 1 g, dosis tunggal intramuscular, diberikan apabila tidak mengenai kornea. Jika ada keterlibatan kornea, maka diberikan seftriakson 1-2 g/hari secara parenteral selama 5 hari. Pemberian obat tersebut diikuti dengan doksisiklin 100 mg dua kali sehari atau eritromisin 500 mg empat kali sehari selama 1 minggu. Pada konjungtivitis kataral kronik, diberikan antibiotik topikal seperti kloramfenikol atau gentamisin diberikan 3-4 kali/ hari selama dua minggu untuk mengeliminasi infeksi kronik.1,4

Selain itu, eksudat dibilas dengan larutan saline pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut. Untuk mencegah penyebaran penyakit, pasien dan keluarga diedukasi untuk memerhatikan kebersihan diri.1,2 Ferrer FJG, Schwab IR, Shetlar DJ. Conjunctiva. InVaughan and Asburys General Ophthalmology.16th ed. USA: Mc.Graw-Hill companies; 2007. Lang GK. Conjunctiva. In Lang ophthalmology. New York: Thieme; 2000.Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th edition. New Delhi: New Age Publishers; 2007