Upload
diaii
View
269
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
modul 6
LI
Hemostasis
DefinisiSuatu fungsi tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan menutup kerusakan dinding pembulih darah sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan darah.
Hematologi Klinik Ringkas,Prof.Dr.I Made Bakta Prosestiga fase dari fungsi trombosit, adhesi, aktivasi, dan aggregasi (Ernest Beutler, Barry S. Coller, Marshall A. Licthman. Williams Hematology. 6th ed. McGraw Hill, New York, 2001).
a. Sistem vaskular
Luka( endotel rusak( kolagen terpapar( adhesi trombosit( trombosit teraktivasi( perubahan bentuk trombosit( reaksi pelepasan ( agregasi trombosit( sumbat trombosit
Luka( sel endotel melepas (5 hidroksitriptamin, serotonin, epineprin)( vasokontriksi( aliran darah berkurang( perdarahan berhenti.
b. Trombosit(FAAL TROMBOSIT)
Reaksi adhesi( segera setelah terjadi luka pada pembuluh darah, sel-sel trombosit beradhesi pada jaringan kolagen subendotelial pada tempat luka tersebut. Agar faal adhesi dapat berlangsung baik diperlukan 2 hal, yaitu: adanya faktor von willebrand yang cukup dan adanya fosfolipid yang adekuat pada lapisan permukaan trombosit.
Reaksi release( kontak anatara sel trombosit dengan jaringan kolagen subendotelial atau trombin dapat merangsang terjadinya reaksi release ini. Pada reaksi ini ADP, serotonin, faktor IV trombosit dan tromboksan A2 dikeluarkan melalui open ended canalicular system. Tromboksan dan serotonin menyebabkan vasokontriksi lokal sedang ADP menyebabkan reaksi agregasi.
Reaksi agregasi( zat ADP dan juga tromboksan-A2 menyebabkan trombosit beragregasi pada tempat luka. Dengan demikian terbentuklah platelet plug dan perdarahan dapat berhenti.
Aktivitas prokkoagulan( salah satu aktivitas prokoagulan yang penting ialah produksi faktor III trombosit (PF-3), yaitu suatu fosfolipid yang dihasilkan oleh lapisan permukaan trombosit. PF-3 ini berperan penting pada proses hemostasis sekunder (koagulasi).
Reaksi fusi( ADP kadar tinggi, beberapa enzim dan trombostenin menyebabkan trombosit yang telah beragregasi mengadakan fusi secara ireversibel
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FKUI)
c. Faktor koagulasi darah
Faktor I( fibrinogen
Faktor II( protrombin
Faktor III( faktor jaringan
Faktor IV( kalsium
Faktor V( faktor labil, Ac-globulin
Faktor VII( faktor stabil, akselarator konversi protrombin serum
Faktor VIII( Faktor antihemofilik
Faktor IX( faktor Chirstmas, Faktor B
Faktor X( Faktor stuart, faktor stuart power
Faktor XI( Prekursor tromboplastin plasma
Faktor XII( Faktor Hageman
Faktor XIII( faktor stabilisasi fibrin
Faktor Fletcher( prekalikrein
Faktor fitzgerald( kininogen dengan berat molekul besar trombosit
(Fisiologi Kedokteran, Guyton n Hall)
d. Fibrinolisis dan akhirnya perbaikan jaringan
Fibrinolisis adalah respon hemostatik yang normal terhadap kerusakan vaskular. Plasminogen diubah menjadi plasmin oleh aktivator2 baik dari dinding pembuluh darah atau dari jaringan. Jalur yang terpenting terjadi setelah pelepasan aktivator plasminogen jaringan dari sel endotel. Proses ini meningkatkan kemampuannya untuk menguabah plasminogen yang terikat pada trombus menjadi plasmin. Kerja tPA yang bergantung pada fibrin ini sangat membatasi pembentukan plasmin oleh tPA pada bekuan fibrin. Pelepasan tPA terjadi setelah stimulus. Protein C aktif merangsang fibrinolisis dengan menghancurkan inhibitor tPA dalam plasma. Trombin menghambat fibrinolisis dengan mengaktifkan inhibitor fibrinolisis yang diaktifkan trombin.
Urokinase adalah suatu tPA yang awalnya disolasi dari urin manusia. Plasmin mampu memecah fibrinogen, fibrin, faktor V, VIII, serta banya protein lain. Pemecahan ikatan peptida pada fibrin dan fibrinogen menghasilkan berbagai produk degradasi. Fragmen terkecil D dan E dapat dideteksi dalam jumlah besar dalam plasma pasien dengan KID.
(Kapita Selekta Hematologi, A.V.Hoffbrand)
Fase mekanisme Hemostasis normal?
Interaksi sel endotel dengan trombosit=primary hemostatic plug. Proses vasokontriksi lokal dan pembentukan platelet plug dinamakan hemostasis primer. Ini terjadi dalam beberapa detik selama terjadinya luka dan amat penting untuk menghentikan kehilangan darah melalui kapiler, arteriol kecil, dan venula.
Fase koagulasi, disini trombin dihasilkan dan fibrin terbentuk pada platelet scaffold. Proses koagulasi darah sekitar luka sampai terbentukya fibrin stabil dinamakan hemostasis sekunder. Proses ini berlangsung beberapa menit. Untaian fibrin yang terbentuk memperkuat primary hemostatic plug.
Terbentuknya ikatan peptida anatara molekul fibrin sehingga menghasilkan jaringan fibrin yang stabil.
(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FKUI)
Pembuluh darah yang terluka akan mengadakan vasokontriksi dengan tujuan memperlambat aliran darah yang keluar, dengan demikian kontak antara trombosit dengan dinding pembuluh darah ditingkatkan. Vasokontriksi ini hanya berlangsung sebentar, kurang lebih satu menit.
Dalam beberapa detik setelah terjadinya luka trombosit akan mengadakan adesi pada jaringan kolagen. Untuk terjadinya adesi ini dibutuhkan suatu glikroprotein dari membrane trombosit (glikoprotein TB) dan suatu factor yang ada di dalam plasma yang dikenal dengan von willebrand factor.
Setelah adesi trombosit maka akan terjadi sekresi bahan-bahan antara lain ADP dan tromboksan A2.
ADP dan Tromboksan A2 sebagai hasil sintesa dari prosta glandin yang berasal dari fosfolipid membrane trombosit akan mempengaruhi agregasi dari trombosit. Dipermukaan trombosit yang mengadakan agregasi akan dihasilkan platelet factor 3, yang berperan pada pembekuan darah.
Dengan adanya agregasi trombosit akan terbentuk sumbat trombosit yang tidak stabil. Sumbat trombosit ini kemudian menjadi stabil dengan adanya fibrin sebagai hasil akhir dari proses koagulasi sehingga akhirnya terbentuk sumbat trombosit yang stabil.
(PK UNAIR 75-76)
Komponen Pembuluh darah
Trombosit
Factor koagulasi
FaktorSinonim
IFibrinogen
IIProthrombin
IIITissue Thrombloplastin
IVCalcium
VFroaccelarin = Labile factor
VIProconvertin = Stable factor
VIIAnti Hemophilic Factor
VIIIAnti Hemophilic Factor
IXChristmas Factor
XStuart factor
XIPlasma Thromboplastin Antecedent
XIIContact factor =Hageman Factor
XIIIFibrin Stabilizing factor
System fibrinolisis
PK Unair 77-79
Faktor2 yg berperan dalam hemostasisFactor koagulan:
Faktor koagulasiNamaBentuk aktifSumber
IFibrinogenSub unit fibrinHati
IIProtrombinProtease serinHati
IIIFaktor jaringanReseptor atau kofaktor
IVKalsium
VFaktor labilKofaktorHati
VIFaktor V teraktivasi
VIIProkovertinProtease serinHati
VIIIFaktor anti hemofilikKofaktorSel endotel vaskuler
IXFaktor christmastProtease serinHati
XFaktor stuart powerProtease serinHati
XIPTA(plasma tromboplastin antecedent)Protease serinHati
XIIFaktor hagemantransglutaminase
XIIIFaktor yang menstabilkan fibrinkofaktorTrombosit
Faktor
waktu paruh
konsentrasi komentar
Dalam plasma
plasma
II
65
100
kelompok protombin:
VII
5
0,5
vit.K diperlukan
IX
25
5
untuk sintesis, memer
X
40
10
lukan Ca2+ untuk akti
Vasi stabil
I
90
3000
trombin berinter
V 15
10
aksi dengan faktor2
VIII
10
0,1
ini meningkat pada
XI
45
5
inflamasi, kehamilan, kon
XII
50
30
trasepsi oral
KAPITA SELEKTA HEMATOLOGI,Edisi 4, EGC
Tujuan Mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah, hal ini tergantung dari:a. Integritas dari pembuluh darah
b. Adanya fungsi trombosit yang normal
Menghentikan perdarahan dari pembuluh darah yang terluka. Proses-proses yang terjadi setelah luka:a. Reaksi dari pembuluh darahb. Pembentukan sumbat trombositc. Proses pembekuan darah Mempertahankan keenceran darah
(PK-UNAIR,75)
Trombosit
Ciri2 Tidak berinti
Bentuknya tidak teratur
Ukurannya paling kecil dalam sel darah
Umurnya 7-10 hari
Jumlah normal 150.000-350.000 sel/ mm3 KegunaanPembentukan sumbat mekanik selama respons hemostasis normal terhadap cedera vascular . Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, fusi, serta aktivitas prokoagulannya sangat penting untuk fungsinya.Kapita Selekta Hematologi, Edisi 4, EGC Tempat pembentukanTrombosit dihasilkan oleh sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit.
Prekursor megakariosit-megakarioblast-muncul melalui proses diferensiasi dari sel induk hemopoietik.
Kapita Selekta Hematologi, Edisi 4, EGC Kelainan21. Kelainan herediter: Trombastenia ( penyakit Glanzmann ) : kelainan resesif autosomal menyebabkan kegagalan agregrasi trombosit primer karena terjadi defisiensi glikoprotein membran Iib dan IIIa. Keadaan ini biasanya muncul pada neonatus dan biasanya trombosit gagal beragregasi secara in vitro terhadap setiap agonis.
Sindrom Bernard-Soulier
Trombosit berukuran lebih besar dari normal dan terdapat defisiensi glikoprotein Ib, gangguan pengikatan pada vWF, gangguan adhesi pada jaringan ikat subendotel yang terbuka, dan trombosit tidak beragregasi dengan ristosetin
Penyakit penyimpanan
Trombosit berukuran lebih besar dari normal dan hampir tidak terdapat granula alpa dengan defisiensi protein. Hemofilia
Hemofilia adalah suatu kelainan perdarahan akibat kekeurangan salah satu faktor pembekuan darah.
Terdapat 2 jenis hemofilia: Hemofilia A (Hemofilia klasik) adalah kekurangan faktor VIII, yang meliputi 80% kasus. Hemofilia B (penyakit Christmas) adalah kekurangan faktor IX. Pola perdarahan dan akibat dari kedua jenis hemofilia tersebut adalah sama.
PENYEBABHemofilia terjadi akibat beberapa kelainan gen yang sifatnya diturunkan; diturunkan melalui ibu tetapi hampir selalu menyerang anak laki-laki.
GEJALABeratnya gejala tergantung kepada pengaruh kelainan gen yang terjadi terhadap aktivitas faktor VII dan faktor IX. Jika aktivitasnya kurang dari 1%, maka akan terjadi episode perdarahan hebat dan berulang tanpa alasan yang jelas.
Jika aktivitasnya mencapai 5% maka gejalanya ringan. Jarang terjadi episode perdarahan tanpa sebab yang pasti, tetapi pembedahan atau cedera bisa menyebabkan perdarahan yang tak terkendali, yang bisa berakibat fatal.
Biasanya episode perdarahan pertama terjadi sebelum usia 18 bulan, yang sering terjadi setelah suatu cedera ringan. Anak mudah mengalami memar. Bahkan penyuntikan ke dalam otot bisa menyebabkan perdarahan yang selanjutnya menyebabkan memar yang luas (hematom).
Perdarahan berulang ke dalam sendi dan otot pada akhirnya bisa menyebabkan kelainan bentuk yang melumpuhkan. Perdarahan bisa menyebabkan pembengkakan dasar lidah sehingga menyumbat saluran pernafasan dan terjadi gangguan pernafasan.
Benturan ringan di kepala bisa memicu perdarahan di tulang tengkorak, yang bisa menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
2. Kelainan didapat
Obat anti trombosit : terapi aspirin adalah penyebab tersering gangguan fungsi trombosit, aspirin menyebabkan masa perdarahan yang abnormal dan walaupun purpura mungkin tidak tampak, defek tersebut, dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna penyerta. Penyebab defek aspirin adalah inhibisi siklo-oksigenase dengan gangguan sintesis tromboksan A2, kibatnya terdapat gangguan reaksi pelepasan dan agregasi dengan adrenalin dan adenosin difosfat, defek bertahan selama 7-10 hari.
Hiperglobulinemia, yang menyertai mieloma multipel atau penyakit Waldenstrom dapat menyebabkan gangguan terhadap adhesi, pelepasan, dan agregasi trombosit
Kelainan mieloproliferatif dan mielodisplastik. Kelaian intrinsik fungsi trombositterjadi pada banyak penderita trombositemia esensial, penyakit mieloproliferatif, mielodisplastik lain dan hemoglobinuria noktrunal paroksismal
Uremia. Kelainan ini dikaitkan dengan berbagai kelainan fungsi trombosit. Heparin, dekstran, alkohol, dan zat kontras radiografi juga dapat menyebabkan gangguan fungsi
KELAINAN PEMBEKUAN DARAH
Trombositopenia
Adalah jumlah trombosit menurun
Purpura trombositopenia autoimun ( idiopatik ) / ITP dibagi 2 :
ITP kronis
Menyebankan kelainan yang relatif sering terjadi. Insiden tertinggi pada wanita berusia 15 50 th. ITP adalah penyebab tersering trombositopenia tanpa anemia atau neutropenia. Penyakit ini biasanya bersifat idiopatik tetapi dapt ditemukan terkait dengan penyakit lain seperti lupus eritromatus sistemik (SLE ), infeksi virus kronis ( CLL ), penyakit hodgkin atau anemia hemolitik autoimun
Patogenesis
Sensitisasi trombosit oleh autoantibody ( IgG) menyebabkan disingkirkannya trombosit tersebut secara prematur dari sirkulasi oleh makrofag sistem retikuloendotel, khususnya limpa. Antibody tersebut ditujukan terhadap tempat2 antigen pada glikoprotein IIb-IIIa atau kompleks Ib. Masa hidup normal u/ trombosit adalah sekitar 7 hari tetapi pada ITP masa hidup ini memendek menjadi beberapa jam. Masa megakariosit total dan perputaran trombosit meningkat secara sejajar menjadi sekitar lima kali normal.
Gambaran klinis
Awitan sering kali terjadi perlahan dengan perdarahan berupa petekie, mudah memar, dan menoragia ( pada wanita ) perdarahan mukosa ( misal epistakisis atau perdarahan gusi ) terjadi pada kasus berat namun untungnya perdarahan intrkranial jarang terjadi. Beratnya perdarahan pada ITP biasanya tidak seberat pada penderita trombositopenia yang sebanding akibat kegagalan sumsum tulang, hal ini disebabkan beredarnya trombosit yang sebagian besar muda dengan fungsi yang lebih unggul pada ITP. ITP kronis cenderung mengalami relaps dan menyembuh secara spontan sehingga perjalanan klinisnya mungkin sulit diprediksi.
Diagnosis
1. hitung trombosit biasanya 10-50 x 109/ I. Konsentrasi Hb dan hitung leukosit biasanya normal kecuali terdapat anemia def.besi akibat kehilangan darah
2. sediaan apus darah menunjukan jml trombosit yang berkurang, trombosit yang ada sering kali besar.
3. sumsum tulang menunjukan megakariosit yang normal atau meningkat
4. uji-uji yang sensitif dapat menunjukan antibodi antiglikoprotein GPIIb/IIIa atau GPIb spesifik pada permukaan trombosit atau dalam serum pd sebagian besar pasien. Pemeriksaan IgG yang terkait tromosit kurng bersifat spesifik
Pengobatan
Tujuannya untuk mempertahankan trombosit di atas batas ketika memar spontan atau perdarahn spontan terjadi dengan intervensi yang minimal. Secara umum, hitung trombosit di atas 50 x 109/l tidak memerlukan pengobatan
1. kortikosteroid, 80 % pasien mengalami remisi dengan terapi dengan kortikosteroid dosis tinggi. Prednisolon 1mg/kg tiap hari adalah terapi awal yang umum diberikan pada orang dewasa &dosis nya diturunkan perlahan setelah 10-14 hari. Pada pasien yang berespons buruk, dosis diturunkan lebih lambat tetapi dipertimbangkan untuk splenoktomi atau imunosupresi alternatif
2. splenektomi. Operasi ini dianjurkan pd pasien yang tetap mempunyai hitung trombosit < 30 x109/l setelah pengobatan terapi steroid 3 bulan atau pasien yang membutuhkan steroid dalam dosis yang terlalu tinggi untuk mempertahankan hitung trombosit di atas 30x109/l. Hasil yang baik ditemukan pada sebagian besar pasien, namun bagi penderita ITP yang refrakter trhadap steroid atau imunoglobulin, mungkin tidak banyak berguna. Splenunkuli harus dibuang supaya tidak terjadi relaps ITP lagi
3. terapi imunoglobulin intravena dosis tinggi dapat cepat meningkatkan hitung trombosis pada sebagian besar pasien. Dosis yang dianjurkan sebesar 400 mg/kg/hari selama 5 hari atau 1g/kg/hari selama 2 hari. Terpi ini sangt berguna khususnya bagi penderita perdarahan yang mengancam jiwa, pada ITP yang refrakter terhadap steroid, saat kehamilan, atau sebelum pebedahan. Mekanisme kerjanya mungkin berupa hambatan terhadap resepttor Fe pada makrofag atau modifikasi produksi antibodi
4. obat-obat imunosupresif, misal vinkristin, siklo-fosfamid, azatioprin atau siklosporin secara sendiri atau dalam kombinasi, biasanya dicadangkan untuk pasien-pasien yang tidak berespons baik terhadap steroid dan splenektomi
5. pengobatan lain yang dapat mencetuskan remisi adalah danazol ( androgen yang dapat menyebabkan virilisasi pada wanita ) dan imunoglobulin anti-D
6. transfusi trombosit. Konsentrat trombosit berguna bagi penderita perdarahan akut yang mengancam jiwa. Khasiatnya hanya akan bertahan selama beberapa jam
ITP akut
ITP akut sering terjadi pada anak. Sekitar 75 % pasien, episode tersebut terjadi setelah vaksinasi atau infeksi seperti cacar air atau mononukleosis infeksiosa
Infeksi
Purpura pascatransfusi
Trombositopenia imun yang diinduksi obat
Purpura Trombositopenia trombotik dan sindrom hemoilitik uremik
Koagulasi intravaskuler diseminata
Peningkatan peimbunan di limpa
Sindrom tranfusi masif
Defisiensi vitamin K
Kriteria diagnosis
1. terdapat latar belakang defisiensi karena diet atau penggunaan antibiotik
2. masa protrombin lebih memanjang dibanding PTT
3. dengan penggantian vitamin K
4. kadar faktor II , VII , IX dan X plasma rendah
5. jumlah trombosit dan fibrinogen normal tanpa adanya produk pemecahan fibrin
Gambaran umum
Vitamin K berperan dalam koagulasi abg suatu kofaktor posttranslation gamma-carbboxylation dari zimogen II , VII , dan X. Zimogen termodifikasi dpat mengikat trombosit dalam suatu reaksi tergantung kalsium shg trombosit berperan lebih baik dlam reaksi komplek yg mengaktifkan faktor X dan II.Tanpa gamma-carboxylation, reaksi pada permukaan trombosit ini akan terjadi lambat dan terjadi kegagalan hemostasis
Vitamin K dapat didapatkan dari diet terutama dauun-daun sayuran dan secara endogen didapat sintesis bakteri intestinal.
Etiologi
Faktor yg berperan dalam timbulnya defisiensi vitamin meliputi
diet yg buruk ,
malabsorpsi , dan
antibiotik spektrum luas yg akan menekan flora kolon.Khas , kondisi ini tampak pd pasien post operasi yg tidak makan dan memerlukan antibiotik.Simpanan vitamin K dalam tubuh kecil , sehingga defisiensi dapat timbul dalam waktu 1 minggu
inhibisi vitamin K oleh obat-obatan (seperti walfarin) yg bekerja sbg antagonis vitamin K.Walfarin dikaitkan dengan penurunan aktivitas fungsional faktor II , VII , IX , dan X serta protein C dan S , namun metode pemeriksaan imunologik memperlihatkan bahwa kadar faktor2 tsb normal.Protein yg nonfungsional tsb disebut sbg PIVKA (protein formed in vitamin K absence[protein yg terbentuk pada keadaan tidak ada vitamin K]).Perubahan faktor2 PIVKA menjadi bentuk aktif biologiknya adalah kejadian pascatranslasi yg melibatkan karboksilasi residu asam glutamat pada regio N terminal dan faktor2 ini menunjukkan homologi sekuens yg kuat.Asam glutamat terkarboksilasi gamma mengikat ion kalsium dan melalui ion tsb membentuk komplek fosfolipid.Dalam proses karboksilasi , vitamin K diubah menjadi vitamin K episodik yg dikembalikan ke bentuk tereduksi oleh reduktase.Walfarin mengganggu reduksi vitamin K episodik dan menyebabkan vitamin K fungsional
Gambaran klinis
a. Gejala dan tanda
Tidak terdapat gambaran klinis yg spesifik.Perdarahan ini dapat terjadi diberbagai tempat
b. Hasil laboratorium
Pemanjangan masa protrombin (PT) lebih nyata dibandingkan dengan pemanjangan PTT.Pada defisiensi vitamin K ringan hanya masa protrombin yg memanjang.Kadar fibrinogen , masa trombin (TT) dan angka trombosit normal
DD
Koagulopati hepatik
DIC
Terapi
Pemberian vitamin K subkutan ( dosis tunggal 15 mg dapat mengoreksi dengan sempurna abnormalitas laboratorium yg terjadi dalam 12 24 jam
Profilaksis : vitamin K 5 mg peroral tiap hari
Perdarahan aktif atau sebelum biopsi hati : vitamin K 10 mg iv lambat.Biasanya terjadi sedikit koreksi PT dalam 6 jam.Dosis harus diulang pada 2 hari berikutnya.Setelah itu biasanya terjadi koreksi optimal
Prognosis
Sangat bagus , karena dapat teratasi sepurna dengan penggantian viamin K
Sumber : diagnosis & Terapi kedokteran penyakit dalam buku 2 oleg Lawrence M.Tierney, Jr.,MD dan kapita selekta hematologi edisi 4 (A.V.Hoffbrand ,dkk)HEMOFILIA ( A & B ) (http://www.hemofilia.or.id/hemofilia.php)TRANSFUSI1. Macam- macam
Apa Itu Hemofilia ?
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang.
Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan.
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.
Penderita hemofilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika penderita telah melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut, pergelangan kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak.
Hemofilia A dan B
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
-Hemofilia A; yang dikenal juga dengan nama :
-
Hemofilia Klasik; karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah.
-
Hemofilia kekurangan Factor VIII; terjadi karena kekurangan faktor 8 (Factor VIII) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
-Hemofilia B; yang dikenal juga dengan nama :
-
Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven Christmas asal Kanada
-
Hemofilia kekurangan Factor IX; terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor IX) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
Bagaimana ganguan pembekuan darah itu dapat terjadi?
Gangguan itu dapat terjadi karena jumlah pembeku darah jenis tertentu kurang dari jumlah normal, bahkan hampir tidak ada. Perbedaan proses pembekuan darah yang terjadi antara orang normal (Gambar 1) dengan penderita hemofilia (Gambar 2). Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan pembuluh darah yang terluka di dalam darah tersebut terdapat faktor-faktor pembeku yaitu zat yang berperan dalam menghentukan perdarahan.
a.
Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari pembuluh.
b.
Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c.
Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d.
Faktor-faktor pembeku da-rah bekerja membuat anyaman (benang - benang fibrin) yang akan menutup luka sehingga darah berhenti mengalir keluar pembuluh.
Gambar 1
a.
Ketika mengalami perdarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaitu saluran tempat darah mengalir keseluruh tubuh), lalu darah keluar dari pembuluh.
b.
Pembuluh darah mengerut/ mengecil.
c.
Keping darah (trombosit) akan menutup luka pada pembuluh.
d.
Kekurangan jumlah factor pembeku darah tertentu, mengakibatkan anyaman penutup luka tidak terbentuk sempurna, sehingga darah tidak berhenti mengalir keluar pembuluh.
Gambar 2
Seberapa banyak penderita hemofilia ditemukan ?
Hemofilia A atau B adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan. Hemofilia A terjadi sekurang - kurangnya 1 di antara 10.000 orang. Hemofilia B lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.
Siapa saja yang dapat mengalami hemofilia ?
Hemofilia tidak mengenal ras, perbedaan warna kulit atau suku bangsa.
Hemofilia paling banyak di derita hanya pada pria. Wanita akan benar-benar mengalami hemofilia jika ayahnya adalah seorang hemofilia dan ibunya adalah pemabawa sifat (carrier). Dan ini sangat jarang terjadi. (Lihat penurunan Hemofilia)
Sebagai penyakit yang di turunkan, orang akan terkena hemofilia sejak ia dilahirkan, akan tetapi pada kenyataannya hemofilia selalu terditeksi di tahun pertama kelahirannya.
Tingkatan Hemofilia
Hemofilia A dan B dapat di golongkan dalam 3 tingkatan, yaitu :
KlasifikasiKadar Faktor VII dan Faktor IX di dalam darah
Berat
Kurang dari 1% dari jumlah normalnya
Sedang
1% - 5% dari jumlah normalnya
Ringan
5% - 30% dari jumlah normalnya
Penderita hemofilia parah/berat yang hanya memiliki kadar faktor VIII atau faktor IX kurang dari 1% dari jumlah normal di dalam darahnya, dapat mengalami beberapa kali perdarahan dalam sebulan. Kadang - kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.
Penderita hemofilia sedang lebih jarang mengalami perdarahan dibandingkan hemofilia berat. Perdarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olah raga yang berlebihan.
Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami perdarahan. Mereka mengalami masalah perdarahan hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut gigi atau mangalami luka yang serius. Wanita hemofilia ringan mungkin akan pengalami perdarahan lebih pada saat mengalami menstruasi. Kelebihan fungsi hemostasis (trombosis (pembentukan , perkembangan atau keberadaan thrombus ( bekuan abnormal trombosit dalam pembuluh darah) )
kekurangan (perdarahan
Penyebab kelainan Hemostasis:
a. Kelainan Vaskuler Purpura-senilisis Infeksi obat: steroid, aspirin Sindroma Henoch-Schonlein Scurvy: def vit.Cb. Kelainan Trombosit Kelainan jumlah trombosit: Trombositopenia1. Kegagalan produksi trombosita. Obat/virus/bahan kimia dapat menyebabkan depresi megakariositb. Kegagalan sutul: an.aplastik, leukemia, mielosklerosis, infiltrasi tumor ganas, an.megaloblastik2. Destruksi Trombosit yang meningkata. ITP (Idiopathic thrombositipenia purpura)b. Drug induced thrombositopeniac. Disseminated intravascular coagulation (DIC)3. Distribusi trombosit yang abnormal splenomegali4. Dilusi: Transfusi massif dengan darah simpan lama Kelainan fungsi trombosit1. Yang diturunkan (Heriditair)
Trombositenia: Glanzmanns disease (Kegagalan agregasi trombosit primer)
Bernard Soulier Syndrome (Kegagalan adesi tromboist)
Von Willebrands Disease (Kelainan adesi dan agregas trombosit)
2. Yang didapat (Acquired)
Pengobatan dengan aspirin: menyebabkan kelainan reaksi pelepasan dan agregasi
Wadenstromes disease / multiple myeloma
Uremia
Penyakit hepar
c. Kelainan Koagulasi1. Hemofili A (Def F.VIII)
2. Hemofili B = Christmas disease (Def. F.IX)
3. Von Willebrands disease (Def. F.VIII)
4. Def. Vit K (Def. F.II, VII, IX, X)
Hemorraghic disease of the newborn
Obstructive jaundice
5. Penyakit hepar
6. DIC
7. Fibrinolisis patologis yang primer
8. Circulating anticoagulants
Kapita Selekta Hematologi, Edisi 4,EGC PatogenesisPenatalaksanaan hemostasis
Mengobati penyakit primernya
d. Menangani sepsis
e. Memperbaiki perfusi
f. Mengatasi hipoksia
g. Mempertahankan keseimbangan asam basa
h. Mengatasi iskemia
Mengganti faktor koagulasi yang kurang
a. Penambahan faktor koagulasi (FFP, kriopresipitate)
b. Transfusi suspensi trombosit
c. Transfusi sel darah merah
Pemberian antikoagulan (heparin)
a. AT III: 100 U/kgBB selama 3 jam dilanjutkan 100 U/kgBB/hari perinfus
b. Protein C
c. Protein S
Pemberian antifibrinolitik
a. Dipertimbangkan bila terdapat:
Peningkatan plasmin (hiperfibrinolisis)
Penurunan antiplasmin
Obat yang dipakai: as.traneksamat, asam aminokaproat
Pengobatan alternatif
Penggunaan Gabaxate mesylate: suatu inhibitor sintetis berbagai protease serin pada koagulasi, fibrinolisis, sistem komplemen dan kinin, menekan produksi tromboxan A2. Dosis 1-2 mg/kgBB/jam selama 14 hari
(Kelainan Hemostasis, Azizah, 9-15.)