Author
real-andri
View
289
Download
7
Embed Size (px)
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
1/17
Step 7
1. What the fisiology, histology and anatomy of intestinum crassum?
2. Why the patient vomit has a greenish color?
Muntah yang berwarna hijau (bilious emesis) menandakan kemungkinan adanya ileus atau
obstruksi distal dari insersi common bile duct ke duodenum. Gejala lain yang mungkin
berkaitan adalah sepsis, perdarahan, rasa sakit, dan gangguan bernapas.
Cairan empedu adalah cairan basa, pahit, dan berwarna kuning-kehijauan yang diproduksi di
hati dan disimpan di kantung empedu. Kantung empedu akan mengeluarkan cairannya melalui
cystic duct ke common bile duct. Sfinkter Oddi mengatur aliran cairan empedu melalui
common bile duct ke duodenum pars desendens. Ketika terdapat obstruksi setelah bukaan
common bile duct di sfinkter Oddi, muntah akan berwarna hijau. Jika obstruksinya proksimal
dari bukaan ini, muntah tidak akan berwarna hijau.
Akibat adanya obstruksi/sumbatan pada saluran cerna/usus mengakibatkan makanan akan
tertampung dan terakumulasi didalam lumen usus dan selanjutnya timbul pembesaran usus
akibat akumulasi isi usus sehingga perut tampak kembung. Dan lama kelamaan makanan akan
dikeluarkan kembali melalui mekanisme muntah.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall.
Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar. Muntah timbul kemudian dan tidak
terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke
usus halus, akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada
keadaan valvula bauhn yang paten, terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan perforasi
sekum karena tekanannya paling tinggi dan dindingnya lebih tipis.
Muntah refleks ditemukan segera setelah dimulainya ileus obstruksi yang memuntahkan
apapun makanan dan cairan yang terkandung , dan juga diikuti oleh cairan duodenum, yang
kebanyakan cairan empedu. Setelah ia mereda, maka muntah tergantung dari tingkat ileus
obstruktif.
jernih hijau atau kuning. Usus di dekompresi dengan regurgitasi, sehingga tak terlihat distensi.
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
2/17
Muntahannya kental dan berbau busuk (fekulen) sebagai hasil pertumbuhan bakteri
berlebihan sekunder terhadap stagnasi. Karena panjang usus yang terisi dengan isi demikian,
maka muntah tidak mendekompresi total usus diatas obstruksi.
http://www.fk.uwks.ac.id/elib/.../TRAKTUS%20GASTROINTESTINAL
3. Why the patient complaint of bloating and anamnesis so another symptomps including
stomached descreasing urin output?
KENCING SEDIKIT
Sumbatan usus atau obstruksi usus dapat menyebabkan distensi cairan dan elektrolit dalam lumen
usus, hal ini dapat merangsang aktivitas sekresi cairan dalam lumen usus dan bahkan sejumlah
besar protein hilang dari peredaran darah, sebagian masuk ke usus dan sebagian masuk ke dinding
usus yang dapat menyebabkan edema dinding usus dan volume plasma berkurang pada distensi
yang berlebihan. Akibat tidak sebandingnya peningkatan laju kecepatan absorbsi dengan
peningkatan distensi pada usus sehingga mengakibatkan berkurangnya volume cairan dalam
pembuluh darah dan mengakibatkan penurunan aktivitas ginjal sehingga proses diuresis
menurunKencing sedikit.
Sumber : Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall, Ed 11
DISTENSI ABDOMINAL
Penyebab :
Terdapat massa yg menyebabkan distensi abdomen seperti Kemungkinan karena terdapat timbunan lemak
(pada obesitas sentral),isi feses yg terlalu menumpuk,isi janin,isi fluida atau cairan.
1. gangguan peritoneum yg mengakibatkan peritonitis akibat operasi,bakteri atau zat kimia.
2. Perubahan pada pembuluh darah terjadi strangulasi,thrombus atau emboli dari pembuluh darah
3. obstruksi yg berkepanjangan.
4. Gangguan diluar peritoneum : perdarahan, infeksi,cidera pada ginjal,cedera pada syaraf retroperitoneal.
Mekanisme :
Terjadinya penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau
mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal tersebut
menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akibatnya terjadi pengumpulan isi lumen usus (gas dan cairan),
pada bagian proximal tempat penyumbatan, yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi). Sumbatan
usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian
cairan dan gas makin bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat sumbatan tetapi juga
dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah proximal sumbatan.
Perubahan patofisiologi utama pada ileus obstruktif dapat dilihat pada Gambar-2.3. Lumen usus yang
tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan
tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8
liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan
penimbunan intralumen dengan cepat.\
Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan
peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan
peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum
d i k l i i t ik t k b bk b kt i i
http://www.fk.uwks.ac.id/elib/.../TRAKTUS%20GASTROINTESTINALhttp://www.fk.uwks.ac.id/elib/.../TRAKTUS%20GASTROINTESTINALhttp://www.fk.uwks.ac.id/elib/.../TRAKTUS%20GASTROINTESTINAL8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
3/17
Disamping cairan dan gas yang mendistensi lumen dalam ileus obstruksi sederhana, dengan strangulasi
ada juga gerakan darah dan plasma ke dalam lumen dan dinding usus.
Plasma bisa juga dieksudasi dari sisi serosa dinding usus ke dalam cavitas peritonealis. Mukosa usus
yang normalnya bertindak sebagai sawar bagi penyerapan bakteri dan produk toksiknya, merupakan bagian
dinding usus yang paling sensitif terhadap perubahan dalam aliran darah. Dengan strangulasi memanjang timbul
iskemi dan sawar rusak. Bakteri (bersama dengan endotoksin dan eksotoksin) bisa masuk melalui dinding usus
ke dalam cavitas peritonealis.
Disamping itu, kehilangan darah dan plasma maupun air ke dalam lumen usus cepat menimbulkan syok. Jikakejadian ini tidak dinilai dini, maka dapat cepat menyebabkan kematian (Sabiston, 1995).
Ileus obstruktif kolon biasanya kurang akut (kecuali bagi volvulus) dibandingkan ileus obstruksi usus halus.
Karena kolon terutama bukan organ pensekresi cairan dan hanya menerima sekitar 500 ml cairan tiap hari
melalui valva ileocaecalis, maka tidak timbul penumpukan cairan yang cepat. Sehingga dehidrasi cepat bukan
suatu bagian sindroma yang berhubungan dengan ileus obstruksi kolon. Bahaya paling mendesak karena
obstruksi itu karena distensi.
Price & Wilson
Silbernagl; Guyton and Hall
berak yang keras, kecil-kecil, hitam seperti kotoran kambing, dan berak darah lendir
Feses normal berwarna coklat, hal ini berhubunga dengan adanya bilirubin dan turunannya yaitu
stercobilin dan urotilin dan kegiatan dari bakteri normal yang terdapat pada intestinal. Bilirubin
merupakan pigmen berwarna kuning pada empedu. Feses dapat berwarna lain, khususnya ketika ada
hal-hal yang abnormal. Misalnya; hitam feses seperti tir, ini menunjukkan adanya perdarahan dari
lambung atau usus halus; warna tanah liat (acholic) menunjukkan adanya penurunan fungsi empedu;
hijau atau orange menunjukkan adanya infeksi pada intestinal . Makanan juga dapat mempengaruhi
warna feses, misalnya: gula bit merubah feses menjadi warna merah, kadang-kadang hijau. Obat-
obatan juga dapat merubah warna feses, misalnya zat besi, dapat membuat feses berwarna hitam.
2004 Digitized by USU digital library 14
Dalam keadaan normal, tinja mengandung 60-90% air sisanya sekitar 25% mengandung zat padat, pada
diare airnya bisa mencapai lebih dari 90% tetapi pada penderita obstruksi usus keadaan ini dapat
berbalik dengan komposisi kandungan air yang lebih sedikit dan kandungan zat padat yang lebih
banyak. Ini terjadi karena hilangannya kandungan cairan dan elektrolit dam tubuh terutama pada usus.
Junadi P,Soemasto AS,Amels H.eds.Kapita selekta kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Pertama.Media
Aesculapius FKUI.2000
Feses adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang kita makan yang dikeluarkan lewatanus dari saluran cerna.Jumlah normal produksi 100200 gram / hari. Terdiri dari air, makanan tidak
tercerna, sel epitel, debris, celulosa, bakteri dan bahan patologis, Jenis makanan serta gerak peristaltik
mempengaruhi bentuk, jumlah maupun konsistensinya dengan frekuensi defekasi normal 3x per-hari
sampai 3x per-minggu.
Pemeriksaan Warna
a) Tinja normal kuning coklat dan warna ini dapat berubah mejadi lebih tua dengan terbentuknya
urobilin lebih banyak. Selain urobilin warna tinja dipengaruhi oleh berbagai jenis makanan, kelainan
dalam saluran pencernaan dan obat yang dimakan. Warna kuning juga dapat disebabkan karena
susu,jagung, lemak dan obat santonin.b) Tinja yang berwarna hijau dapat disebabkan oleh sayuran yang mengandung khlorofil atau pada bayi
yang baru lahir disebabkan oleh biliverdin dan porphyrin dalam mekonium
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
4/17
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
5/17
Karena ada obstruksi dan inflamasi pada bagian usus atau organ lain pd abdomen
Karena nyeri visceral karena regangan mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam
kantung hernia
akibat adanya obstruktif atau inflamasi pada usus atau organ lain yang terdapat pada rongga abdomen
sehingga ketika diberi tekanan akan terasa sakit.
Isselbacher, at all.1999. harrison : Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Edisi 13. Jakarta :EGC
6. What is relation between his work any chronic cough with his symptomps?
Ada hubungan dengan pekerjaannya . kuli angkat barang berat, tekanan intra abdominal
meningkat, mendesak diafragma . batuk ngekel akhirnya diafragma pelvis berlubang .
Kemudian organ-organ masuk ke lubang di diafragma pelvis seperti intestinum crasum .
atau ada kelainan genetik .
7. Why Has had the inguinal mass since 4 years ago. And the mass extended to his right
scrotum. the mass appears when the patient is in standing, coughing and straining. And
disappears in the lying position and pussed back with finger?
Apa isi Canalis inguinalis?
Pada anak-anak sebagai jalan testis turun ke Scrotum (anak-anak)
dan vasa yg memperdarahi scrotum dan saluran yg membawa sperma ke penis (dewasa)
8. What the mechanism defecation and flatus ?
Mekanisme Defekasi
Defekasi ditimbulkan oleh refleks defekasi. Bila feses masuk ke rectum, peregangan dinding rectum
menimbulakn sinyal-sinyal aferen yang menyebar melaui pleksus mienterikus untuk menimbulkan
gelombang-gelombang peristaltik di dalam colon descendens, sigmoid, dan rectum, memaksa feses
menuju ke anus. Sewaktu gelombang peristaltik mencapai anus, sfingter ani internus dihambat saraf-
saraf inhibitori, dan bila sfingter ani eksternus direlaksasikan, terjadilah defekasi. Ini disebut refleks
defekasi intrinsik dari colon itu sendiri. Refleks defekasi intrinsik itu sendiri biasanya lemah, dan supayaefektif dalam menimbulkan defekasi ia harus diperkuat oleh refleks defekasi parasimpatis yang
melibatkan medula spinalis segmen sakral. Bila serabut-serabut aferen dari rectum dirangsang, sinyal-
sinyal dihantarkan ke dalam medula spinalis dan kemudian, secara refleks, kembali ke colon
descendens, sigmoid, rectum, dan anus melalui serabut-serabut saraf parasimpatis di dalam nervus
pelvicus. Sinyal-sinyal parsimpatis ini sangat memperkuat gelombang persitaltik serta juga
merelaksasikan sfingeter ani internus dan mengubah refleks defekasi intrinsik dari gerakan tidak efektif
yang lemah menjadi sebuah proses defekasi yang kuat yang kadang-kadang efektif dalam pengosongan
kotoran yang besar dalam satu gerakan sepanjang jalan dari flexura splenicus sampai ke anus. Demikian
pula, sinyal-sinyal aferen yang masuk ke medula spinalis menimbulkan efek yang lain, seperti bernapas
dalam, menutup glotis, dan mengkontraksikan otot-otot perut untuk memaksa isi feses dari colon turunke bawah, pada saat yang sama menyebabkan dasar pelvis terdorong ke bawah untuk menarik keluar
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
6/17
( Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton, Edisi 11)
Mekanisme flatus
Gas dapat memasuki traktus gastrointestinal dari tiga sumber yang berbeda: (1) udara yang ditelan, (2)
gas yang terbentuk sebagai hasil kerja bakteri, dan (3) gas yang berdifusi dari darah ke dalam traktus
gastrointestinal.
Kebanyakan gas dalam lambung adalah nitrogen dan oksigen yang berasal dari udara yang ditelan, dan
pada orang normal, kebanyakan udara ini dikeluarkan lewat sendawa.
Hanya sejumlah kecil gas yang biasanya ada dalam usus halus, dan banyak dari udara ini brjalan dari
lambung masuk ke dalam traktus intestinalis.
Dalam usus besar, bagian terbesar dari gas berasal dari kerja bakteri, termasuk khususnya
karbondioksida, metana, dan hidrogen. Gas2 tersebut terjadi bersamaan dengan jumlah yang bervariasi
dari oksigen dan nitrogen dari udara yang ditelan.
Makanan tertentu diketahui menyebabkan pengeluaran flatus yang lebih besar dari usus besardibandingkan makanan yang lain-kacang2an, kubis, bawang, kembang kol, jagung, dan makanan
tertentu yang mengiritasi seperti cuka. Beberapa dari makanan ini bertindak sebagai medium yang baik
untuk bakteri pembentuk gas, terutama karena tipe karbohidrat yang berfermentasi tak terabsorpsi
(sebagai contoh, kacang2an mengandung gula yang tak dapat dicerna yang masuk ke dalam kolon dan
merupakan makanan utama bagi bakteri kolon).
( Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall, ed11, EGC )
FISIOLOGI DEFEKASI
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel
movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali
perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang.
Ketika gelombang peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum,
saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap
kebutuhan untuk defekasi.
Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu :
1. Refleks defekasi instrinsik
Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan dinding rektum memberi suatu
signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk memulai gelombang
peristaltik pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum. Gelombang inimenekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati anus, spingter
anal interna tidak menutup dan bila spingter eksternal tenang maka feses keluar.
2. Refleks defekasi parasimpatis
Ketika serat saraf dalam rektum dirangsang, signal diteruskan ke spinal cord (sakral 2
4) dan kemudian kembali ke kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum. Sinyalsinyal
parasimpatis ini meningkatkan gelombang peristaltik, melemaskan spingter anus
internal dan meningkatkan refleks defekasi instrinsik. Spingter anus individu duduk
ditoilet atau bedpan, spingter anus eksternal tenang dengan sendirinya.
Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan diaphragma yang akan
meningkatkan tekanan abdominal dan oleh kontraksi muskulus levator ani pada dasar
panggul yang menggerakkan feses melalui saluran anus.
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
7/17
Defekasi normal dipermudah dengan refleksi paha yang meningkatkan tekanan di
dalam perut dan posisi duduk yang meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum.
Jika refleks defekasi diabaikan atau jika defekasi dihambat secara sengaja dengan
mengkontraksikan muskulus spingter eksternal, maka rasa terdesak untuk defekasi
secara berulang dapat menghasilkan rektum meluas untuk menampung kumpulan
feses.
Susunan feses terdiri dari :
1. Bakteri yang umumnya sudah mati
2. Lepasan epitelium dari usus
3. Sejumlah kecil zat nitrogen terutama musin (mucus)
4. Garam terutama kalsium fosfat
5. Sedikit zat besi dari selulosa
6. Sisa zat makanan yang tidak dicerna dan air (100 ml)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6218/1/bedah-budi%20irawan.pdf
Ada dua mekanisme yaitu reflex (involunter) dan mekanisme control (volunteer)
1. Refleks (involuntar)
Akumulasi feses pada colon sigmoideum karena adanya sphincter fisiologis pada rectosigmoid
colon sigmoid terdistensigelombang peristaltik timbul pada rectum dan faeces menuju rectum
distensi rectum akibat faeces mengirimkan impuls ke otakrasa ingin defekasikontraksi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6218/1/bedah-budi%20irawan.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6218/1/bedah-budi%20irawan.pdfhttp://1.bp.blogspot.com/-KORR3PFpVyY/TrffgvCfMnI/AAAAAAAAAMg/96bNd_o6XFg/s1600/19.pnghttp://1.bp.blogspot.com/-KORR3PFpVyY/TrffgvCfMnI/AAAAAAAAAMg/96bNd_o6XFg/s1600/19.pnghttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6218/1/bedah-budi%20irawan.pdf8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
8/17
rectummendorong feses ke canalis analism.levator ani dan m.sphincter ani internus
relaksasiturunnya feses ke caudal
2. Kontrol (volunter)
Defekasi dapat di inhibisi dengan impuls inhibisi dari otakkontraksi m.sphincter ani externus
menahan keluarnya feses.
Seluruh proses defekasi dibawah control medula spinalis segmen S II-IV dengan afferenya melalui
parasimpatis.
Kegiatan ini juga dibantu oleh peningkatan tekanan intra abdominal dengan kontraksi otot
dinding anterior abdomen.
Sumber : diktat anatomi situs abdominis, unissula
Flatusdapat memasuki traktus gastrointestinal dari 3 sumberyaitu :
- Udara yang ditelan
- Gas yang terbentuk didalam perut sebagai hasil kerja bakteri
- Gas yang berdifusi dari darah ke dalam traktus gastrointestinal
Lambungcampuran nitrogen dan oksigen yang berasal dari udara yang ditelan
Usus halussedikit dan merupakan udara dari lambung yang masuk ke traktus intestinalis
Usus besarkebanyakan gas hasil kerja dari bakteri, termasuk khususnya karbondioksida, metana, dan
hidrogen.
Makanan tertentu yang menyebabkan pengeluaran flatus yang lebih besar melalui anussebagai
medium yang baik untuk bakteri pembentuk gas, terutama tipe karbohidrat tak terabsorbsi yang
dapat mengalami fermentasi.
Tetapi pada keadaan lain, pengeluaran gas yang berlebihan berasal dari iritasi usus besar
mencetuskan pengeluaran peristaltik cepat gas melalui anus sebelum gas tersebut dapat
doabsorbsi.
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
9/17
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
10/17
10.What the DD, diagnosis and patofisiology of scenario?
Hernia inguinal
hernia inguinal skrotum
Definisi
http://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/hernia7.jpghttp://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/hernia31.jpghttp://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/hernia5.jpghttp://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/hernia7.jpghttp://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/hernia31.jpghttp://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/hernia5.jpghttp://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/hernia7.jpghttp://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/hernia31.jpghttp://dokterkecil.files.wordpress.com/2008/11/hernia5.jpg8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
11/17
Hernia adalah protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang
bersangkutan.
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari rongga
dinding bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia
(Sjamsuhidajat R dan Wim De Jong, 2005).
ETIOLOGI
faktor penyebab terjadinya hernia yaitu kelahiran multipara, obesitas, dan degenerasi jaringan ikat karena
usia lanjut; defek pada dinding abdomen dapat kongenital atau didapat dan dibatasi oleh peritonium; isi
usus terjebak di dalam kantung menyebabkan inkreasi (ketidakmampuan untuk mengurangi isi) dan
kemungkinan strangulasi (terhambatnya aliran darah ke daerah inkreasi). Penyebab hernia adalah keadaan
yang menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen, kelemahan dinding otot abdomen karena usia.
Manifestasi klinis hernia adalah benjolan yang terjadi di selakangan atau kemaluan. Benjolan tersebut bisa
mengecil/menghilang pada saat tidur dan dapat muncul saat menangis, mengejan, mengangkat beban
berat dan posisi pasien berdiri juga bisa timbul.
KLASIFIKASI
Dilihat dari macam dan jenis hernia, maka dapat di klasifikasikan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan terjadinya :
a. Hernia bawaan atau congenital:Hernia yang terdapat pada waktu lahir.
b. Hernia dapatan atau akuisita :Hernia yang disebabkan oleh pengangkatan benda berat atau
strain atau cedera berat.
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
12/17
2. Menurut letaknya
a. Hernia Diafragma :Herniasi struktur abdomen atau retroperitoneum ke dalam rongga dada.
b. Hernia Inguinal : Hernia lengkung usus ke dalam kanalis inguinalis.
c. Hernia Umbilikal : Sejenis hernia abdominalis dengan sebagian usus menonjol di umbilikus dan
ditutupi oleh kulit dan jaringan subkutan.
d. Hernia Femoral : Hernia gelung usus ke dalam kanalis femoralis.
e. Hernia Epigastrika : Hernia abdominalis melalui linea alba diatas umbilikus.
f. Hernia Lumbalis : Herniasi omentum atau usus di daerah pinggang melalui ruang lesshaft atau segitiga
lumbal.
3. Menurut sifatnya
a. Hernia Reponibel :Isi hernia dapat keluar masuk usus, keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk
lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala abstruksi usus.
b. Hernia Irreponibel : Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini biasanya
disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritonium kantong hernia.
c. Hernia Inkarserata: Isi kantong tertangkap tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai
akibatnya yang berupa gangguan pasage. Dapat juga diartikan hernia irreponible yang sudah disertai
dengan gejala ileus yaitu tidak dapat flatus. Jadi pada keadaan ini terjadi obstruksi jalan makan.
d. Hernia Strangulata : Hernia irreponible dengan gangguan vaskularisasi mulai dari
bendungan sampai nekrosis.
4. Hernia menurut terlihat atau tidaknya
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
13/17
a. Hernia Externa : Hernia yang menonjol keluar melalui dinding perut, pinggang
atau perineum.
b. Hernia Interna : Tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut seperti
foramen winslow, ressesus retrosekalis atau defek dapatan pada mesinterium. Umpamanya setelah
anatomi usus.
(Syamsuhidayat, 1998 : 701)
MANIFESTASI KLINIS
meningkat dalam ukuran dan menjadi ketidaknyamanan yang progresif dan persisten yang progresif.
Kadang hanya sedikit nyeri , sakit atau rasa terbakar didaerah lipat paha yang mungkin didapatkan
sebelum perkembangan dari penonjolan yang nyata. Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari
symtomp hernia yang sering dideskripsikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Gejala itu mungkin
tidak hanya didapatkan didaerah inguinal tapi juga menyebar kedaerah pinggul, belakang, kaki, atau
kedaerah genital. Disebut "Reffered pain" gejala ketidaknyamanan ini dapat mempercepat keadaan
yang berat dan menyusahkan.
Gejala ketidaknyamanan pada hernia biasanya meningkat dengan durasi atau intensitas dari kerja, tapi
kemudian dapat mereda atau menghilang dengan istirahat, meskipun tidak selalu.
Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk disenja hari dan membaik pada malam
hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia berkurang. Nyeri lipat paha tanpa hernia yang dpat
terlihat, biasanya tidak mengindikasikan atau menunjukkan mula timbulnya hernia. Kebanyakan hernia
berkembang secara diam-diam, tetapi beberapa yang lain dicetuskan oleh peristiwa muscular tunggal
yang sepenuh tenaga. Secara khas, kantong hernia dan isinya membesar dan mengirimkan impuls yang
dapat teraba jika pasien mengedan atau batuk. Biasanya pasien harus berdiri saat pemeriksaan , kerena
tidak mungkin meraba suatu hernia lipat paha yang bereduksi pada saat pasien berbaring. Hidrokel
bertransiluminasi, tetapi hernia tidak.5
Hernia yang tidak dapat dideteksi oleh pemeriksaan fisik, dapat dilihat denagn ultra sonografi atau to
mografi komputer. Strangulasi menimbulkan nyeri hebat dalam hernia yang diikuti dengan cepat oleh
nyeri tekan, obstruksi interna, dan tanda atau gejala sepsis. Reduksi dari hernia strangulasi adalah
kontraindikasi jika ada sepsisatau isi dari sakus yang diperkirakan mengalami gangrenosa.
PEMERIKSAAN FISIK
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi , sering benjolan muncul dalam lipat paha
dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari telunjuk diletakkan disisi lateral kulit skrotum dan dimasukkan
sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah mencapai annulus inguinalis profundus. Suatukantong yang diperjelas dengan batuk biasanya dapat diraba pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat
melewati annulus inguinalis profundus karena adanya massa, maka umumnya diindikasikan adanya
hernia.Hernia juga diindikasikan, bila seseorang meraba jaringan yang bergerak turun kedalam kanalis
inguinalis sepanjang jari tangan pemeriksa selama batuk.
Walaupun tanda-tanda yang menunjukkan apakah hernia itu indirek atau direk, namun umumnya hanya
sedikit kegunaannya, karena keduanya biasanya memerlukan penatalaksanaan bedah, dan diagnosis
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
14/17
anatomi yang tepat hanya dapat dibuat pada waktu operasi. Gambaran yang menyokong adanya hernia
indirek mencakup turunnya kedalam skrotum, yang sering ditemukan dalam hernia indirek, tetapi tak
lazim dalam hernia direk. Hernia direk lebih cenderung timbul sebagai massa yang terletak pada annulus
inguinalis superfisialis dan massa ini biasanya dapat direposisi kedalam kavitas peritonealis, terutama
jika pasien dalam posisi terbaring. Pada umumnya pada jari tangan pemeriksa didalam kanalis inguinalis,
maka hernia inguinalis indirek maju menuruni kanalis pada samping jari tangan, sedangkan penonjolan
yang langsung keujung jari tangan adalah khas dari hernia direk.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Benjolan akan membesar jika penderita
batuk, membungkuk, mengangkat beban berat atau mengedan.
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan
satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau
mengedan dan menghilang setelah berbaring . keluhan nyeri jarang dijumpai , kalau ada biasanya
didaerah epigastrium, atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium pada
waktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah
baru timbul kalau sudah terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat pasien mengedan
dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan diregio inguinalis yang berjalan dari
lateral atas kemedial bawah. Kantong hernia yang kososn kadang dapat diraba pada funikulus
spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memeberikan sensasi gesekan dua
permukaaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar
ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba
usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat
dicoba mendorong isi hernia denganmenonjolkan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat
ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu
jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung
jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia
inguinalis medialis. Isi hernia pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat yang
biasanya berisi ovarium.
DIAGNOSIS BANDING
a. Hidrocele pada funikulus spermatikus maupun testis.Yang membedakan:
- pasien diminta mengejan bila benjolan adalah hernia maka akan membesar,
sedang bial hidrocele benjolan tetap tidak berubah. Bila benjolan terdapat padaskrotum , maka dilakukan pada satu sisi , sedangkan disisi yang berlawanan
diperiksa melalui diapanascopy. Bial tampak bening berarti hidrocele
(diapanascopy +).
- Pada hernia: canalis inguinalis teraba usus
- Perkusi pada hernia akan terdengar timpani karena berisi usus
- Fluktuasi positif pada hernia.
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
15/17
b. Kriptochismus
Testis tidak turun sampai ke skrotum tetapi kemungkinanya hanya sampai kanalis
inguinalis
c. Limfadenopati/ limfadenitis inguinal
d. Varises vena saphena magna didaerah lipat paha
e. Lipoma yang menyelubungi funikulus spermatikus (sering disangka hernia inguinalis medialis).
Pemeriksaan Penunjang
1. FotoAbdomen
Dapat menyatakan adanya pengerasan material pada apendiks (fekalit),ileus terlokalisis.
2. Urinalisis :Munculnya bakteri yang mengidentifikasi infeksi.
3. Elektrolit
Ketidakseimbangan akan menunggu fungsi organ, misalnya penurunan kalium akan mempengaruhi
kontraktilitan otot jantung, mengarah kepada penurunan curah jantung.4. AGD (Analisa Gas Darah)
Mengevaluasi status pernafasan terakhir.
5. ECG (Elektrocardiograf)
Penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioritas
perhatian untuk memberikan anestesi
(Doengoes, 2000 : 902).
PENATALAKSANAAN
1.Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
2.Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi
operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah hernioraphy, yang
terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong dibuka dan isi
hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
16/17
b. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif
dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai metode hernioplasti seperti memperkecil anulus
inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan
menjahitkan pertemuan m. tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang
dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau
menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke ligamentum
cooper pada metode Mc Vay. Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian
bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.
KOMPLIKASIKomplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat
tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel; ini dapat terjadi kalau herniaterlalu
besar atau terdiri dari omentum, organ ektraperitoneal (hernia geser) atau hernia akreta. Disini
tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh
cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulate yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang
sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia richter. Bila cincin
hernia sempit, kurang elastis atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia
obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi inkarserasi retrograde yaitu dua
segmen usus terperangkap didalam kantong hernia dan satu segmen lainnya berada dalam
rongga peritoneum seperti hurup W.3Jepitan hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaaan terjadi
bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur didalam hernia dan transudasi
kedalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin
bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringa terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis
dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri dari
usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, fistel atau peritonitis
jika terjadi hubungan dengan rongga perut.3
Gambaran klinik hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran obstruksi
usus dengan gangguan keseimbangan cairan , elektrolit, dan asam basa. Bila sudah terjadi
strangulasi karena gangguan vaskularisasiterjadi gangguan toksik akibat gangrene, gambaranklinik menjadi komplek dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri lebih hebat ditempat
hernia, nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneum.3
Pada pemeriksaan lokal yang ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi, disertai
nyeri tekan dan tergantung keadaaan isi hernia dapat dijumpai tanda pereitonitis atau abses
local. Hernia strangulate merupakan keadaan gawat darurat karena perlu mendpat pertolongan
segera.3
8/10/2019 LBM 3 modul pencernaan
17/17
PENCEGAHAN
Hernia lebih sering terjadi pada seseorang yang mengalami, kelebihan berat badan, menderita
batuk menahun, sembelit menahun atau BPH yang menyababkan dia herus mengedan ketika
berkemih. Penobatan terhadap bebrbagai keadaan diatas dapat mengurangi resiko terjadinya
hernia.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Sabiston. Buku ajar bedah(Essentials of surgry. Bagian 2, cetakan I : Jakarta, penerbit buku
kedokteran EGC. 1994.
2. www.medicastore. com
3. Sjamsuhidayat.R & Wim de jong. Buku ajar ilmu bedah.edisi revisi.Jakarta : penerbit buku
kedokteran EGC, 1997.
11.What the physical examination?
Di diagnosis
12.What the complication of scenario?
Di diagnosis
13.What the therapy of scenario?
Di diagnosis, di video