14
LESI PADA JARINGAN LUNAK MULUT A. Histologi Jaringan Lunak Mulut Sebelum mempelajari mengenai lesi pada jaringan lunak di dalam rongga mulut, kita perlu mempelajari histologi jaringan lunak di dalam rongga mulut, untuk mengetahui jaringan apa saja yang rusak dalam suatu lesi. Di dalam rongga mulut, terdapat 2 kelompok jaringan, yaitu: Jaringan keras (maksila, mandibula, dan gigi- geligi). Jaringan lunak (mukosa pipi, bibir, lidah, gingiva, dasar mulut dan palatum). Jaringan lunak dalam rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, dengan lapisan tanduk (keratin) atau tanpa lapisan tanduk, bergantung pada daerahnya. Epitel berlapis digolongkan berdasarkan bentuk sel di lapisan superfisialnya: gepeng, kuboid, silindris dan transisional.

Lesi Primer

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lesi primer kulit

Citation preview

LESI PADA JARINGAN LUNAK MULUT

A. Histologi Jaringan Lunak Mulut

Sebelum mempelajari mengenai lesi pada jaringan lunak di dalam rongga mulut, kita perlu mempelajari histologi jaringan lunak di dalam rongga mulut, untuk mengetahui jaringan apa saja yang rusak dalam suatu lesi.

Di dalam rongga mulut, terdapat 2 kelompok jaringan, yaitu:

Jaringan keras (maksila, mandibula, dan gigi-geligi).

Jaringan lunak (mukosa pipi, bibir, lidah, gingiva, dasar mulut dan palatum).

Jaringan lunak dalam rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, dengan lapisan tanduk (keratin) atau tanpa lapisan tanduk, bergantung pada daerahnya. Epitel berlapis digolongkan berdasarkan bentuk sel di lapisan superfisialnya: gepeng, kuboid, silindris dan transisional.

Gambar: Epitel berlapis gepeng

Gambar: Epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk (keratin) secara mikroskopikEpitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk melapisi permukaan yang basah (seperti mulut, esofagus, vagina), berbeda dengan kulit, yang permukaannya kering. Lapisan permukaan yang terdiri atas sel-sel gepeng hidup berinti, merupakan ciri epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk menutupi palatum molle, bibir, pipi dan dasar mulut.Epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk, khususnya ditemukan di kulit. Selnya membentuk banyak lapisan, dan sel-sel yang lebih dekat dengan jaringan ikat di bawahnya umumnya berbentuk kuboid atau silindris. Makin ke atas (permukaan), makin berubah bentuknya menjadi tidak teratur, yang kemudian menggepeng, menjadi tipis dan pipih.Epitel ini berbeda dengan epitel lain yang mempunyai lapisan tanduk dengan sel-sel permukaan yang mati dan inti yang tidak terlihat lagi. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut terhadap kerusakan selama proses mengunyah makanan dan hanya terdapat di gingiva dan palatum durum. Daerah peralihan epitel mulut yang tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit dapat dilihat pada bibir.B. Lesi Pada Jaringan Lunak MulutLesi pada jaringan lunak mulut terbagi atas 2 macam, yaitu lesi primer (lesi yang pertama kali timbul) dan lesi sekunder (lesi yang timbul setelah lesi primer).1. Makula adalah suatu daerah berbatas jelas pada epidermis atau mukosa, warnanya berbeda dengan jaringan sekitarnya (dapat berwarna merah, biru, coklat atau hitam), tidak menonjol atau cekung, diameternya lebih kecil dari 1 cm, dan dapat timbul satu atau berkelompok. Contohnya: oral melanotik makula.

Gambar: Oral melanotik makula pada bibir2. Patch atau bercak adalah suatu daerah berbatas jelas pada epidermis atau mukosa, warnanya berbeda dengan jaringan sekitarnya,seperti makula tidak menonjol atau cekung, diameternya lebih besar dari 1 cm. Contohnya: amalgam tatto, mucuos patch pada sifilis.

Gambar: Amalgam tattoo3. Papula adalah suatu lesi padat, menonjol, superfisial, dan diameternya lebih kecil dari 1 cm. Contoh: condyloma acuminatum, parulis.

Gambar: Polip fibroepitelial karena iritasi kronis

4. Plak adalah suatu lesi padat, menonjol, superfisial, dan diameternya lebih besar dari 1 cm. Meskipun biasanya superfisial, plak dapat meluas ke dalam dermis. Contoh: lichen planus, leukoplakia.

Gambar: Leukoplakia karena kawat gigi tiruan5. Vesikel adalah suatu tonjolan berisi cairan, terletak pada epidermis, diameternya kurang dari 1 cm. Cairan vesikel umumnya terdiri dari limfe atau serum, tetapi dapat juga berisi darah. Dinding epitel dari vesikel tipis, dan akhirnya akan pecah menjadi ulkus. Vesikel merupakan hasil inflamasi karena infeksi virus, seperti herpes simpleks, herpes zoster.

Gambar: Herpes simpleks

6. Bulla adalah suatu tonjolan berisi cairan, diameternya lebih dari 1 cm. Kondisi ini disebabkan oleh akumulasi cairan pada batas antara epidermis-dermis atau terbelahnya epidermis. Permukaannya licin, berbentuk kubah dan mudah pecah oleh trauma. Contoh: pemfigus, Stevens-Johson syndrome.

Gambar: Lichen planus tipe bulosa (jarang ditemukan)

7. Erosi adalah suatu lesi dimana epitel di atas lapisan sel basal hilang, cekung, seringkali akibat vesikel yang pecah atau trauma. Penyembuhannya jarang mengakibatkan pembentukan jaringan parut. Contoh: lichen planus tipe erosif, eritema multiforme.

Gambar: Lichen planus tipe erosif pada palatal gingiva

8. Ulkus atau ulser adalah suatu lesi dimana epitel di bawah lapisan sel basal hilang, cekung. Penyembuhannya dapat mengakibatkan pembentukan jaringan parut. Biasanya sangat sakit dan membutuhkan obat topikal atau sistemik untuk menghilangkan rasa sakitnya. Contoh: ulkus yang disebabkan oleh trauma / ulkus traumatikus, infeksi virus seperti herpes simpleks.

Gambar: Ulkus traumatikus pada tepi lateral lidah9. Sinus adalah suatu saluran atau fistula abnormal yang memanjang dari rongga supuratif, kista atau abses ke permukaan epidermis. Parulis merupakan ujung dari saluran / sinus tersebut. Contoh: abses periapikal pada gigi non vital membentuk sinus.

Gambar: Sinus dari gigi insisif non vital10. Pustula adalah suatu tonjolan berwarna putih kekuningan, berisi eksudat purulen akibat dari infeksi, diameternya kurang dari 1 cm, dan timbulnya dapat didahului oleh vesikel atau papula.

Gambar: Abses periodontal11. Wheal adalah suatu papula atau plak yang berasal dari ekstravasasi akut dari serum ke dalam jaringan di atasnya. Umumnya wheal berwarna merah pucat, gatal dan timbul sebentar, sering terjadi pada orang-orang yang alergi. Wheal berupa pembengkakan (edema) jaringan yang terlokalisir, merupakan tanda reaksi alergi yang disebabkan oleh gigitan serangga, mengkonsumsi makanan tertentu, atau iritasi mekanik (seperti dermatographia).

Gambar: Dermatographia12. Jaringan parut atau scar adalah suatu tanda permanen atau cicatrix yang tersisa setelah luka sembuh. Lesi ini merupakan tanda yang menunjukkan adanya kerusakan dalam penyatuan epidermis dan dermisnya. Jaringan parut jarang ditemukan pada rongga mulut karena jaringan dalam rongga mulut lebih elastis dari kulit. Warna dari jaringan parut biasanya lebih muda dari mukosa di sekitarnya. Bedah periapikal atau trauma intra oral dapat mengakibatkan pembentukan jaringan parut.

Gambar: Pembentukan jaringan parut akibat trauma 13. Fisur adalah suatu celah, berbentuk garis yang normal atau abnormal dalam epidermis (kulit atau mukosa), yang terjadi pada lidah, bibir dan jaringan perioral. Penyakit dapat menyebabkan terbentuknya fisure jika ada organisme patogen yang menginfeksi fisure, menyebabkan rasa sakit, terbentuknya ulkus, dan inflamasi. Contoh: fissure tongue (merupakan variasi normal), angular cheiltis (fisure yang berkaitan dengan penyakit, khususnya infeksi dengan Candida albicans).

Gambar: Fissure tongue14. Nodula adalah suatu massa jaringan padat, menonjol, diameternya lebih kecil dari 1 cm, meluas ke dalam dermis. Nodula mudah digerakkan dan dapat dideteksi dengan palpasi. Nodula dapat asimptomatik atau sakit. Contoh: tumor jinak, seperti fibroma, lipoma.

Gambar: Fibroma karena iritasi kronis15. Tumor adalah suatu massa jaringan padat, diameternya lebih besar dari 1 cm. Istilah tumor sering dipakai untuk menjelaskan suatu massa jaringan yang jinak. Contoh: neurofibroma, tumor sel granular.

Gambar: Karsinoma sel skuamosa pada lidah16. Kista adalah suatu rongga berisi cairan, berdinding epitel dalam jaringan dermis, subkutan atau tulang. Diameter kista berkisar dari beberapa mm sampai beberapa cm. Kista yang berisi cairan bening berwarna merah muda sampai biru, sedangkan kista yang berisi keratin berwarna putih kekuningan. Contoh: kista radikular, kista periodontal lateral.

Gambar: Kista gingival (variasi dari kista periodontal lateral)Buku Acuan:1. Color Atlas of Common Oral Disease. Edisi ke 4. Langlais, R. P. dan Miller, C. S. Penerbit Wolter Kluwer (Lippincott Williams & Wilkins). 2010.2. Histologi Dasar, Teks dan Atlas. Edisi ke 10. Luiz C. J. dan Jose C. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007.3. Tyldesleys Oral Medicine. Edisi ke 5. Anne F. dan Lesley L. Penerbit Oxford University Press. 2003.