64
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perawatan saluran akar, setelah jaringan pulpa di keluarkan akan terdapat luka yang kemudian dibersihkan dan didesinfeksi dengan instrumentasi dan irigasi. Luka ini tidak akan tertutup epitelium, seperti luka pada bagian tubuh lain karena itu mudah terkena infeksi ulang. Untuk mencegah penetrasi mikroorganisme dan toksin dari luar melalui ruang pulpa ke tubuh, ruang ini harus ditutup dibagian koronal dan apikal, hal ini untuk mencegah infeksi dan juga untuk memblokir lubang masuk ke periapikal bagi organisme. Selain itu untuk mencegah infeksi ulang dari ruang pulpa oleh mikroorganisme dari rongga mulut. Seluruh ruang pulpa harus diisi, jadi memblokir tubula dentin dan saluran asesoriPerawatan saluran akar mempunyai berbagai tahapan yang kompleks. Keberhasilan dari perawatan saluran akar tergantung pada keahlian operator dan ditunjang dengan pengetahuan yang benar tentang tahapan-tahapan perawatan saluran akar. Perawatan saluran akar ini mempunyai fungsi mempertahankan gigi yang telah terinflamasi maupun yang telah mati supaya tetap berada pada lengkung rahang, tentunya dengan berbagai pertimbangan. Dewasa ini ada kecenderungan berbagai pihak yang terlalu menyederhanakan cara perawatan saluran akar, sehingga cenderung merugikan pasien. Oleh karena itu pembelajaran perawatan saluran 1

laptut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan tutorial, entah punya sapa

Citation preview

Page 1: laptut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada perawatan saluran akar, setelah jaringan pulpa di keluarkan akan terdapat

luka yang kemudian dibersihkan dan didesinfeksi dengan instrumentasi dan irigasi.

Luka ini tidak akan tertutup epitelium, seperti luka pada bagian tubuh lain karena itu

mudah terkena infeksi ulang. Untuk mencegah penetrasi mikroorganisme dan toksin

dari luar melalui ruang pulpa ke tubuh, ruang ini harus ditutup dibagian koronal dan

apikal, hal ini untuk mencegah infeksi dan juga untuk memblokir lubang masuk ke

periapikal bagi organisme. Selain itu untuk mencegah infeksi ulang dari ruang pulpa

oleh mikroorganisme dari rongga mulut. Seluruh ruang pulpa harus diisi, jadi

memblokir tubula dentin dan saluran asesoriPerawatan saluran akar mempunyai

berbagai tahapan yang kompleks. Keberhasilan dari perawatan saluran akar

tergantung pada keahlian operator dan ditunjang dengan pengetahuan yang benar

tentang tahapan-tahapan perawatan saluran akar. Perawatan saluran akar ini

mempunyai fungsi mempertahankan gigi yang telah terinflamasi maupun yang telah

mati supaya tetap berada pada lengkung rahang, tentunya dengan berbagai

pertimbangan. Dewasa ini ada kecenderungan berbagai pihak yang terlalu

menyederhanakan cara perawatan saluran akar, sehingga cenderung merugikan

pasien. Oleh karena itu pembelajaran perawatan saluran akar penting dilakukan untuk

mengetahui tahap yang benar dalam perawatan saluran akar supaya tidak tejadi

kesalahan-kesalahan yang dapat merugikan pasien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan tentang diagnose yang ada di scenario

2. perawatan yang dilakukan untuk kasus di skenario

3. Tahapan Perawatan Saluran Akar

4. jelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi perawatan

1.3 Tujuan

1. mengetahui diagnose yang ada di scenario

2. mampu mengetahui tentang perawatan yang dilakukan pada kasus tersebut

3. Mengetahui prinsip perawatan saluran akar

4. Mengetahui tahapan perawatan saluran akar

1

Page 2: laptut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada perawatan saluran akar, setelah jaringan pulpa di keluarkan akan terdapat luka

yang kemudian dibersihkan dan didesinfeksi dengan instrumentasi dan irigasi. Luka

ini tidak akan tertutup epitelium, seperti luka pada bagian tubuh lain karena itu mudah

terkena infeksi ulang. Untuk mencegah penetrasi mikroorganisme dan toksin dari luar

melalui ruang pulpa ke tubuh, ruang ini harus ditutup dibagian koronal dan apikal, hal

ini untuk mencegah infeksi dan juga untuk memblokir lubang masuk ke periapikal

bagi organisme. Selain itu untuk mencegah infeksi ulang dari ruang pulpa oleh

mikroorganisme dari rongga mulut. Seluruh ruang pulpa harus diisi, jadi memblokir

tubula dentin dan saluran asesori (Harty, 1992).

Perawatan saluran akar merupakan salah satu jenis perawatan yang bertujuan

mempertahankan gigi agar tetap dapat berfungsi. Tahap perawatan saluran akar antara

lain : preparasi saluran akar yang meliputi pembersihan dan pembentukan

(biomekanis), disinfeksi, dan pengisian saluran akar. Keberhasilan perawatan saluran

ini dipengaruhi oleh preparasi dan pengisian saluran akar yang baik, terutama pada

bagian sepertiga apikal. Tindakan preparasi yang kurang bersih akan mengalami

kegagalan perawatan, bahkan kegagalan perawatan 60% diakibatkan pengisian yang

kurang baik. Pengisian saluran akar dilakukan untuk mencegah masuknya mikro-

organisme ke dalam saluran akar melalui koronal, mencegah multiplikasi

mikroorganisme yang tertinggal, mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa

melalui foramen apikal karena dapat sebagai media bakteri, dan menciptakan

lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhan jaringan. Hasil pengisian

saluran akar yang kurang baik tidak hanya disebabkan teknik preparasi dan teknik

pengisian yang kurang baik, tetapi juga disebabkan oleh kualitas bahan pengisi

saluran akar. Pasta saluran akar merupakan bahan pengisi yang digunakan untuk

mengisi ruangan antara bahan pengisi (semi solid atau solid) dengan dinding saluran

akar serta bagian-bagian yang sulit terisi atau tidak teratur (Walton & Torabinejad,

1996).

Setelah dilakukan pembersihan, perbaikan bentuk dan desinfeksi, saluran akar

akan diisi. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan tindakan

pengisian saluran akar yaitu gigi bebas dari rasa sakit, saluran akar bersih dan kering,

tidak terdapat nanah, tidak terdapat bau busuk (Tarigan, 1994).

Sebelum pengisian saluran akar, dilakukan preparasi saluran akar. Preparasi saluran

2

Page 3: laptut

akar biomekanikal dalam perawatan endodonti bertujuan untuk membersihkan dan

membentuk saluran dalam mempersiapkan pengisian yang hermetis dengan bahan dan

teknik pengisian yang sesuai. Bila preparasi saluran akar tidak dilakukan, maka

perawatan endodontik akan gagal. Oleh karena itu, preparasi saluran akar

biomekanikal harus dilakukan sebaik mungkin, sesuai dengan bentuk saluran akar

(Harty,1992). Dengan adanya bentuk gigi yang berbeda, anatomi rongga pulpa dari

setiap gigi juga tidak sama, sehingga teknik preparasi saluran akar pada gigi yang satu

akan berbeda dengan gigi yang lain. Jadi dalam melakukan preparasi saluran akar

pada gigi yang mempunyai bentuk anatomi saluran yang berbeda, diperlukan

beberapa teknik preparasi saluran akar yang sesuai yaitu : teknik preparasi

konvensional, telescope, flaring, step-back (Tarigan, 1994; Rodneey, dkk, 1994).

Saluran akar harus dikeringkan setelah irigasi yang terakhir, terutama sebelum

pengisian saluran akar. Cairan dapat diaspirasi dengan meletakkan ujung spuit pada

dinding saluran akar. pengeringan menyeluruh dapat dilakukan dengan menggunakan

paper point yang tediri dari berbagai macam ukuran. Secara klinis perlu disadari

bahwa paper point bekerja seperti kertas penyerap dan harus diberi waktu dalam

saluran akar agar dapat bekerja efektif. Paper point dapat dipegang dengan pinset dan

diukur sesuai dengan panjang kerja sehingga ujungnya tidak terdorong secara tidak

sengaja melalui foramen apikal. Paper point dimasukkan secara perlahan sehingga

mengurangi terdorongnya cairan irigasi ke dalam jaringan apikal. Kecelakaan seperti

ini dapat menyebabkan pasien merasa sakit pada terapi endodontik (Harty, 1992).

Saluran akar segera diisi setelah pengeringan. Pada kasus pulpektomi vital, pengisian

saluran segera dilakukan setelah preparasi dan pembersihan, hal ini dapat mengurangi

resiko kontaminasi saluran akar, waktu yang diperlukan untuk perawatan dan

menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi (Harty, 1992).

Ada berbagai macam teknik pengisian saluran akar, yang dapat dibagi menjadi teknik

sementasi cone, teknik guttapercha hangat, teknik preparasi dentin. Hasil penelitian

belum dapat membuktikan keunggulan teknik tersebut walaupun memang ada

beberapa teknik yang kemungkinan kebocorannya lebih besar dari yang lain (Harty,

1992).

Pada umumnya bahan pengisi saluran akar digolongkan dalam golongan

padat, pasta, dan semen. Yang termasuk golongan padat ialah poin gutaperca, poin

perak, poin titan, poin emas. Golongan pasta; bahan ini tidak mengeras dalam saluran

akar misalnya jodoform pasta (Walkhoff). Golongan semen; bahan ini setelah

3

Page 4: laptut

beberapa waktu dalam saluran akar akan mengeras (Tarigan, 1994).

Pasta dan semen dapat dibagi dalam lima kelompok; berbahan dasar zinc okside

eugenol, resin komposit, gutta perca, bahan adhesif dentin, bahan yang ditambah

obat- obatan (Harty, 1992).

Tidak ada bahan pengisi saluran akar yang mempunyai sifat yang ideal. Tetapi

paling tidak memenuhi beberapa kriteria yaitu mudah dimasukkan kedalam saluran

akar, harus dapat menutup saluran lateral atau apikal, tidak boleh menyusut sesudah

dimasukkan kedalam saluran akar gigi. Tidak dapat ditembus oleh air atau

kelembaban, bakteriostatik, radiopague, tidak mewarnai struktur gigi, tidak

mengiritasi jaringan apikal, steril atau dapat dengan mudah disterilkan, tidak larut

dalam cairan jaringan, bukan penghantar panas, pada waktu dimasukkan harus dalam

keadaan pekat atau semi solid dan sesudahnya menjadi keras (Tarigan, 1994; Walton

& Torabinejad, 1996). Seperti halnya seluruh perawatan gigi, penggabungan beberapa

faktor mempengaruhi hasil suatu perawatan endodontik. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan perawatan saluran akar adalah faktor

patologi, factor penderita, faktor anatomi, faktor perawatan dan kecelakaan prosedur

perawatan (Ingle, 1985; Cohen & Burn, 1994; Walton & Torabinejab, 1996).

Instrumen Dasar Pada Endodonsi

Telah diketahui bahwa keberhasilan perawatan endodonsi tergantung pada

pembersihan yang menyeluruh dan perbaikan untuk saluran akar serta pada pengisian

saluran akar tiga dimensi dengan gutta percha dan sealer yang padat.

Untuk memenuhi tujuan ini, endodontis harus mempunyai alat yang berbeda,

masing-masing dibuat untuk tujuan tertentu. Beberapa alat ini digunakan selama

bertahun-tahun sesuai dengan kemajuan teknologi menghasilkan situasi dimana

evaluasi fungsi dan keterbatasan produk menjadi sangat penting.

Sesuai fungsinya alat-alat endodonsi adalah sebagai berikut:

1. Alat preparasi orifice

a. Paket peralatan dasar

b. Bur

c. Rubber dam

2. Alat untuk preparasi saluran akar

a. Hand instrument

i. Reamer

4

Page 5: laptut

ii. Eksterpansi

iii.File

b. Alat saluran akar dengan bantuan listrik

- handpiece

c. Alat pengukuran saluran akar elektronik

d. Alat pengukur, jangka dan penggaris

e. Alat untuk mengeluarkan alat endodonti yang patah dan pasak

3. Alat pengisian saluran akar

a. Kondensasi lateral dan vertikal

b. Pemadatan termokemis

c. Suntikan gutta percha termoplastis

d. Kondenser endodonti endotec

e. File saluran akar spiral

4. Peralatan untuk menyimpan dan sterilisasi alat

(Harty; 1992)

Preparasi Saluran Akar

Perawatan saluran akar dapat didefinisikan sebagai mengeluarkan seluruh pulpa

gigi yang rusak diikuti dengan pembersihan, perbaikan bentuk dan pengisian sistem

saluran akar sehingga gigi dapat menjadi unit fungsional, dalam lengkung rahang.

Eksterpasi dari pulpa vital diikuti dengan terapi saluran akar mungkin diperlukan pada

kasus dimana rencana perawatan mencakup pembuatan overdenture atau bila susunan

angulasi akar terhadap mahkota mengharuskan dibuatnya pasak atau core.

Tujuan perawatan ini untuk membersihkan kavitas pulpa yang terinfeksi dan

kotoran toksik serta untuk membentuk saluran akar dari jaringan periodontal dan dari

rongga mulut.

Alasan perawatan terletak pada fakta bahwa pulpa nonvital, avaskular, tidak

mempunyai mekanisme perlindungan diri. Jaringan ini dalam saluran akar mengalami

autolisis dan produknya akan berdifusi ke jaringan di sekitarnya dan menimbulkan

iritasi periapikal bahwa walaupun tidak terjadi kontaminasi bakteri. Terapi endodonti

harus mencakup penutupan seluruh sistem saluran akar untuk mencegah timbunan

cairan jaringan di saluran akar dan membentuk media kultur bakteri sisa atau

mikroorganisma yang dapat masuk dari aliran darah. Perawatan saluran akar dapat

5

Page 6: laptut

dilakukan pada salah satu dari kedua cara, baik dengan cara konvensional melalui

kavitas orifice yang dibuat di mahkota gigi atau dengan cara operasi. (Harty; 1992)

Obat-obatan Intrasaluran

Obat-obatan saluran akar dianjurkan sebagai perawatan endododnti rutin untuk

berbagai alasan. Namun obat-obat ini jangan digunakan sebagai pengganti preparasi

kemomekanis dario sistem saluran akar, yang membentuk perawatan endodonti yang

baik dan berhasil.

Pada terapi endodonti multikunjungan, obat-obat saluran akar digunakan untuk

satu atau beberapa alasan berikut ini:

1. Untuk membantu mengeluarkan mikroorganisme

2. Mengurangi rasa sakit

3. Menghilangkan eksudat apikal

4. Untuk mempercepat penyembuhan dan pembentukan jaringan keras

5. Untuk mengontrol resorpsi peradangan akar

Bila sebagian besar obat-obatan yang digunakan dahulu umumnya dalam bentuk

cairan, sekarang obat-obat ini paling sering digunakan dalam bentuk pasta. Pasta

mempunyai kelebihan yaitu memberikan ketebalan bahan yang mengeluarkan

komponen aktif selama periode waktu tertentu ke dentin dan jaringan periodontal,

dengan juga mengisi saluran akar. (Harty; 1992)

Pengisian saluran akar

Setelah jaringan pulpa dikeluarkan akan terdapat luka, yang kemudian

dibersihkan dan didesinfeksi dengan instrumentasi dan irigasi. Luka ini tidak akan

menutup epitelium, seperti luka pada tubuh lain, dan karena itu mudah terkena infeksi

ulang, untuk mencegah penetrasi mikroorganisma dan toksin dari luar melalui rongga

pulpa ke tubuh, ruang ini harus ditutup di bagian koronal dan apikal, yang terakhir ini

untuk mencegah infeksi dan untuk memblokir lubang periapeks bagi organisme yang

bahkan setelah instrumentasi maupun desinfeksi, tetap hidup dalam rongga pulpa.

Selain itu, untuk mencegah infeksi ulang dari ruang pulpa oleh mikroorganisme dari

rongga mulut, seluruh ruang pulpa harus diisi , jadi memblokir tubula dentin dan

saluran asesori. Dengan cara menentukan lokus pembelahan bakteri dan semua lubang

masuk ke tubuh, maka hal ini dapat dicegah.

6

Page 7: laptut

Pada prakteknya, seal yang tidak permeabel harus menutup foramen apikal dan

dari bahan yang sesuai serta dapat berfungsi sebagai dresing luka dimana jaringan

sehat akan dibentuk untuk beberapa tahun. (Harty; 1992)

FAKTOR MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN

PERAWATAN SALURAN AKAR

Perawatan saluran akar merupakan prosedur perawatan gigi yang bermaksud

mempertahankan gigi dan kenyamanannya agar gigi yang sakit dapat diterima secara

biologik oleh jaringan sekitarnya, tanpa simtom, dapat berfungsi kembali dan tidak

ada yanda-tanda patologik. Gigi yang sakit bila dirawat dan direstorasi dengan baik

akan bertahan seperti gigi vital selama akarnya terletak pada jaringan sekitarnya yang

sehat (Bence, 1990).

Tidak semua perawatan saluran akar berhasil dengan baik. Pasien harus selalu

diberi tahu mengenai kemungkinan terjadinya kegagalan perawatan. Prognosisnya

sering berubah pada waktu sebelum, selama dan sesudah perawatan bergantung

kepada apa yang terjadi dan apa yang ditemukan selama atau setelah perawatan.

Prognosis memuaskan pada permulaan perawatan dapat berubah menjadi prognosis

yang lebih buruk atau tidak memuaskan pada akhir prosedur. Dokter gigi harus

memberikan pandangan umum bahwa hasil yang mungkin terjadi adalah memuaskan,

meragukan atau tidak memuaskan. Mereka akan tahu bahwa segala sesuatunya

mungkin tidak akan berjalan seperti yang diharapkan. Pasien akan lebih menerima

jika kegagalan terjadi. Interprestasi keberhasilan atau kegagalan berbeda-beda pada

setiap klinisi. Kriteria keberhasilan bagi seorang dokter gigi mungkin berupa lamanya

hasil perawatan bertahan dan kriteria kegagalannya mungkin kalau pasien

mengeluhkan gejala sakit pada gigi yang telah dirawat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan perawatan

saluran akar adalah faktor patologi, faktor penderita, faktor anatomi, faktor perawatan

dan kecelakaan prosedur perawatan(Ingle, 1985; Cohen & Burn, 1994; Walton &

Torabinejab, 1996).

Faktor Patologis

7

Page 8: laptut

1. Keadaan patologis jaringan pulpa.

Beberapa peneliti melaporkan tidak ada perbedaan yang berarti dalam keberhasilan

atau kegagalan perawatan saluran akar yang melibatkan jaringan pulpa vital dengan

pulpa nekrosis. Peneliti lain menemukan bahwa kasus dengan pulpa nekrosis

memiliki prognosis yang lebih baik bila tidak terdapat lesi periapikal.

 

2. Keadaan patologis periapikal

Adanya granuloma atau kista di periapikal dapat mempengaruhi hasil perawatan

saluran akar. Secara umum dipercaya bahwa kista apikalis menghasilkan prognosis

yang lebih buruk dibandingkan dengan lesi granulomatosa. Teori ini belum dapat

dibuktikan karena secara radiografis belum dapat dibedakan dengan jelas ke dua lesi

ini dan pemeriksaan histologi kista periapikal sulit dilakukan.

3. Keadaan periodontal

Kerusakan jaringan periodontal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

prognosis perawatan saluran akar. Bila ada hubungan antara rongga mulut dengan

daerah periapikal melalui suatu poket periodontal, akan mencegah terjadinya proses

penyembuhan jaringan lunak di periapikal. Toksin yang dihasilkan oleh plak

dentobakterial dapat menambah bertahannya reaksi inflamasi.

4. Resorpsi internal dan eksternal

Kesuksesan perawatan saluran akar bergantung pada kemampuan menghentikan

perkembangan resorpsi. Resorpsi internal sebagian besar prognosisnya buruk karena

sulit menentukan gambaran radiografis, apakah resorpsi internal telah menyebabkan

perforasi. Bermacam-macam cara pengisian saluran akar yang teresorpsi agar

mendapatkan pengisian yang hermetis.

Faktor Penderita

faktor penderita yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu

8

Page 9: laptut

perawatan saluran akar adalah sebagai berikut (Ingle, 1985; Cohen & Burns, 1994;

Walton &Torabinejad, 1996) :

1. Motivasi Penderita

Pasien yang merasa kurang penting memelihara kesehatan mulut dan melalaikannya,

mempunyai risiko perawatan yang buruk. Ketidaksenangan yang mungkin timbul

selama perawatan akan menyebabkan mereka memilih untuk diekstraksi (Sommer,

1961).

2. Usia Penderita

Usia penderita tidak merupakan faktor yang berarti bagi kemungkinan keberhasilan

atau kegagalan perawatan saluran akar. Pasien yang lebih tua usianya mengalami

penyembuhan yang sama cepatnya dengan pasien yang muda. Tetapi penting

diketahui bahwa perawatan lebih sulit dilakukan pada orang tua karena giginya telah

banyak mengalami kalsifikasi. Hali ini mengakibatkan prognosis yang buruk, tingkat

perawatan bergantung pada kasusnya (Ingle, 1985).

3. Keadaan kesehatan umum

Pasien yang memiliki kesehatan umum buruk secara umum memiliki risiko yang

buruk terhadap perawatan saluran akar, ketahanan terhadap infeksi di bawah normal.

Oleh karena itu keadaan penyakit sistemik, misalnya penyakit jantung, diabetes atau

hepatitis, dapat menjelaskan kegagalan perawatan saluran akar di luar kontrol ahli

endodontis (Sommer, dkk, 1961; Cohen & Burns, 1994).

Faktor Perawatan

Faktor perawatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu

perawatan saluran akar bergantung kepada :

1. Perbedaan operator

Dalam perawatan saluran akar dibutuhkan pengetahuan dan aplikasi ilmu biologi serta

pelatihan, kecakapan dan kemampuan dalam manipulasi dan menggunakan

9

Page 10: laptut

instrumen-instrumen yang dirancang khusus. Prosedur-prosedur khusus dalam

perawatan saluran akar digunakan untuk memperoleh keberhasilan perawatan.

Menjadi kewajiban bagi dokter gigi untuk menganalisa pengetahuan serta

kemampuan dalam merawat gigi secara benar dan efektif (Healey, 1960; Walton

&Torabinejad, 1996).

2. Teknik-teknik perawatan

Banyak teknik instrumentasi dan pengisian saluran akar yang tersedia bagin dokter

gigi, namun keuntungan klinis secara individual dari masing-masing ukuran

keberhasilan secara umum belum dapat ditetapkan. Suatu penelitian menunjukan

bahwa teknik yang menghasilkan penutupan apikal yang buruk, akan menghasilkan

prognosis yang buruk pula (Walton & Torabinejad, 1996).

3. Perluasan preparasi atau pengisian saluran akar.

Belum ada penetapan panjang kerja dan tingkat pengisian saluran akar yang ideal dan

pasti. Tingkat yang disarankan ialah 0,5 mm, 1 mm atau 1-2 mm lebih pendek dari

akar radiografis dan disesuaikan dengan usia penderita. Tingkat keberhasilan yang

rendah biasanya berhubungan dengan pengisian yang berlebih, mungkin disebabkan

iritasi oleh bahan-bahan dan penutupan apikal yang buruk. Dengan tetap melakukan

pengisian saluran akar yang lebih pendek dari apeks

radiografis, akan mengurangi kemungkinan kerusakan jaringan periapikal yang lebih

jauh (Walton & Torabinejad, 1996).

 Faktor Anatomi Gigi

Faktor anatomi gigi dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan suatu perawatan

saluran akar dengan mempertimbangkan :

1. Bentuk saluran akar

Adanya pengbengkokan, penyumbatan,saluran akar yang sempit, atau bentuk

abnormal lainnya akan berpengaruh terhadap derajat kesulitan perawatan saluran akar

10

Page 11: laptut

yang dilakukan yang memberi efek langsung terhadap prognosis (Walton &

Torabinejad, 1996).

2. Kelompok gigi

Ada yang berpendapat bahwa perawatan saluran akar pada gigi tunggal mempunyai

hasil yang lebih baik dari pada yang berakar jamak. Hal ini disebabkan karena ada

hubungannya dengan interpretasi dan visualisasi daerah apikal pada gambaran

radiografi. Tulang kortikal gigi-gigi anterior lebih tipis dibandingkan dengan gigi-gigi

posterior sehingga lesi resorpsi pada apeks gigi

anterior terlihat lebih jelas. Selain itu, superimposisi struktur radioopak daerah

periapikal untuk gigi-gigi anterior terjadi lebih sedikit, sehingga interpretasi

radiografinya mudah dilakukan. Radiografi standar lebih mudah didapat pada gigi

anterior, sehingga perubahan periapikal lebih mudah diobservasi dibandingkan

dengan gambaran radiologi gigi posterior (Walton & Torabinejad, 1989).

3. Saluran lateral atau saluran tambahan

Hubungan pulpa dengan ligamen periodontal tidak terbatas melalui bagian apikal saja,

tetapi juga melalui saluran tambahan yang dapat ditemukan pada setiap permukaan

akar. Sebagian besar ditemukan pada setengah apikal akar dan daerah percabangan

akar gigi molar yang umumnya berjalan langsung dari saluran akar ke ligamen

periodontal (Ingle, 1985). Preparasi dan pengisian saluran akar tanpa

memperhitungkan adanya saluran tambahan, sering menimbulkan rasa sakit yang

hebat sesudah perawatan dan menjurus ke arah kegagalan perawatan akhir (Guttman,

1988).

Kecelakaan Prosedural

Kecelakaan pada perawatan saluran akar dapat memberi pengaruh pada hasil akhir

perawatan saluran akar, misalnya :

1. Terbentuknya ledge (birai) atau perforasi lateral.

11

Page 12: laptut

Birai adalah suatu daerah artifikasi yang tidak beraturan pada permukaan dinding

saluran akar yang merintangi penempatan instrumen untuk mencapai ujung saluran

(Guttman, et all, 1992). Birai terbentuk karena penggunaan instrumen yang terlalu

besar, tidak sesuai dengan urutan; penempatan instrumen yang kurang dari panjang

kerja atau penggunaan instrumen yang lurus serta tidak fleksibel di dalam saluran akar

yang bengkok (Grossman, 1988, Weine, 1996). Birai dan ferforasi lateral dapat

memberikan pengaruh yang merugikan pada prognosis selama kejadian ini

menghalangi pembersihan, pembentukan dan pengisian saluran akar yang memadai

(Walton & Torabinejad, 1966).

2. Instrumen patah

Patahnya instrumen yang terjadi pada waktu melakukan perawatan saluran akar akan

mempengaruhi prognosis keberhasilan dan kegagalan perawatan. Prognosisnya

bergantung pada seberapa banyak saluran sebelah apikal patahan yang masih belum

dibersihkan dan belum diobturasi serta seberapa banyak patahannya. Prognosis yang

baik jika patahan instrumen yang besar dan terjadi ditahap akhir preparasi serta

mendekati panjang kerja. Prognosis yang lebih buruk jika saluran akar belum

dibersihkan dan patahannya terjadi dekat apeks atau diluar foramen apikalis pada

tahap awal preparasi (Grossman, 1988; Walton & Torabinejad, 1996).

4. Fraktur akar vertikal

Fraktur akar vertikal dapat disebabkan oleh kekuatan kondensasi aplikasi yang

berlebihan pada waktu mengisi saluran akar atau pada waktu penempatan pasak.

Adanya fraktur akar vertikal memiliki prognosis yang buruk terhadap hasil perawatan

karena menyebabkan iritasi terhadap ligamen periodontal (Walton &Torabinejad,

1996).

12

Page 13: laptut

BAB III

PEMBAHASAN

Mapping

Diagnosa

Perawatan Saluran Akar

Pulpektomi EndoIntrakanal

Teknik

Prosedur

Indikasi Kontra indikasi

Factor keberhasilan

Dan kegagalan

3.1 Prinsip Perawatan Saluran Akar

Melebarkan saluran akar, membersihkan ruang pulpa serta menghaluskan

saluran akar merupakan tujuan dari tahapan preparasi saluran akar di dalam perawatan

saluran akar serta merupakan hal hal pokok dan penting di dalam kita melakukan

perawatan saluran akar.

13

Page 14: laptut

Seperti yang telah disebutkan, preparasi saluran akar mempunyai bebrapa

tujuan yakni membersihkan ruang pulpa dan saluran akar, melebarkan saluran akar

untuk meningkatkan kerja obat dan instrument, menghaluskan dinding saluran akar

untuk mendapat kelancaran pengisian saluran akar, mendapat pandangan jalan masuk

saluran akar ke apeks yang baik. Sehingga preparasi saluran akar dibagi lagi menjadi

beberapa fungsi dan tujuan pokoknya, seperti :

1. Preparasi akses, preparasi akses dilakukan sampai harus bisa

melewatkan instrument ke kamar pulpa lancar dan tanpa hambatan.

Dapat menggunakan instrument file dan reamer sesuai kegunaanya.

2. Debridement atau pembersihan saluran akar dilakukan dengan cara

mengerok dinding saluran akar serta menggunakan bahan irigasi

untuk melepaskan debris atau iritan serta melarutkan /

menghancurkan iritan dari saluran akar.

3. Menghaluskan dinding saluran akar, dilakukan dengan

menggunakan bahan glyserin yang bertujuan untuk mendapatkan

kelancaran di dalam melakukan pengisian saluran akar nantinya.

Suatu preparasi saluran akar dianggap selesai jika:

a. Pulpanya bersih sampai serupa dengan warna dentin

b. Masuknya instrument lancer di dalam saluran akar

c. Dinding saluran akar sudah cukup halus

d. Cukup lebar untuk pengisian saluran akar sampai ke for apikal

3.2 Tahapan perawatan saluran akar

3.2.1 Diagnosa dan rencana perawatan

Terlebih dahulu kita mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh pasien

dari keluhan – keluhan yang dirasakan oleh pasien. Yang nantinya akan menentukan

rencana perawatan kepada pasien. Berdasarkan scenario tersebut maka dapat

disimpulkan jika pasien memiliki diagnose pulpitis Irreversibel. irreversibel adalah

suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat simtomatik atau asimtomatik yang

disebabkan oleh suatu stimulus/jejas, dimana pertahanan pulpa tidak dapat

14

Page 15: laptut

menanggulangi inflamasi yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali ke kondisi

semula atau normal.

3.2.3 Asepsis

Di bagi menjadi 3 kelompok :

1. Asepsis lapangan kerja

Asepsis lapangan kerja dapat diperoleh dengan menggunakan isolator karet,penyedot

saliva, pemasangan alat penahan lidah, dan gulungan kapas. Isolator karet berfungsi

untuk mencegah tertelannya instrument endodontic yang digunakan dan melindungi

gusi lidah dan pipi dari trauma.

(a) Rubber dam; (b) Rubber dam frame; (c) Rubber dam

puch; (d) Rubber dam puc

2. Asepsis operator

Asepsis bagi operator dapat dilakukan dengan :

a. Membersihkan tangan dengan sabun dan air.

b. Bila perlu memakai sarung tangan yang steril. Sewaktu merawat pasien yang

mempunyai penyakit infeksi, hepatitis, TBC, HIV, maka lebih baik menggunakan

sarung tangan yang karet.

15

Page 16: laptut

c. Menggunakan masker untuk menghindari kontaminasi dari hidung dan tenggorokan

operator.

d. Perhiasan seperti: cincin, gelang, jam tangan harus di buka untuk mencapai

keadaan steril dari hama operator dan sebaiknya operator berkuku pendek.

e. Tangan operator jangan sampai luka pada waktu perawatan atau sesudah perawatan

oleh karena instrument.

3. Asepsis instrument

Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit antara pasien dengan operator atau

sebaliknya. Instrument yang digunakan dalam perawatan dapat disterilkan dengan alat

sterilitator. Pada waktu ini banyak instrument yang digunakan hanya untuk 1 kali

pemakaian.

3.2.4 Relief Of Pain

Relief of pain adalah suatu usaha untuk menghilangkan rasa sakit. Relief of pain ada 3

macam, yaitu:

a. Sebelum perawatan

Sebelum dilakukan perawatan, apabila pasien menderita infeksi, contohnya

abses, maka sebaiknya dilakukan drainase terlebih dahulu untuk

menghilangkan rasa sakitnya. Setelah dilakukan drainase, pasien dapat diberi

obat-obat antibiotic untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Selain itu juga

dapat menggunakan obat analgesic untuk mengurangi rasa sakit.

b. Saat perawatan

- Pada tahap ini, yang dapat dilakukan adalah:

- Jaringan karies dibuang terlebih dahulu.

- Setelah jaringan karies dibuang, kavitas dibersihkan.

- Kemudian kavitas diberi eugenol supaya kavitas bebas dari bakteri.

- Setelah itu, kavitas ditumpat dengan menggunakan tumpatan sementara.

- Pemberian Anastesi Lokal

ANESTESI LOKAL

Pada permulaan terapi saluaran akar, digunakan anestesi local. Bahan-bahan

lain yang dulu digunakan untuk ekstirpasi pulpa tanpa rasa sakit termasuk arsenic,

16

Page 17: laptut

paraformaldehida, dan diatermi. Semua cara ini tidak memadai dan memakan waktu

dan dengan datangnya anestesi local, tidak dipakai lagi. Anestesi sebagai tiap

medikasi hendaknya jangan diberikan tanpa suatu pengetahuan cermat riwayat medis

dan riwayat gigi-gigi pasien.

ANESTESI INFILTRASI

Anetesi infiltrasi adalah injeksi suatu anestesi local ke dalam jaringan lunak

pada daerah apeks akar. Infiltrasi mungkin adalah cara paling mudah, aman, dan cepat

untuk menghasilkan anestesi guna pengambilan pulpa gigi. Injeksi suatu anestetik

menghentikan setiap rasa sakit dan memungkinkan pengambilan pulpa.

Injeksi dilakukan seperti untuk pencabutan sebuah gigi, jarum dimasukkan ke

dalam lipatan mukobukal agak mesial dari gigi yang akan dianestesi dan dibawa kea

rah apeks akar sampai tulang ditemukan. Suatu larutan anestetik efektiv dan tahan

lama seperti lidocaine 2% dengan 1:100.000 ephineprine lebih disukai, meskipun

anestetik lainnya juga efektif.

Suatu injeksi palatal untuk gigi maksiler pada banyak kasus tidak perlu, tapi

kadang-kadang anestesi memadai tidak diperoleh tanpa injeksi ini karena inervasi

pulpa oleh serabut dari ligament periodontal. Meskipun dilakukan injeksi dengan teliti

tidak mungkin di ikuti oleh anestesi menyeluruh. Harus dilakukan suatu injeksi

subperiosteal, dengan memasukkan jarum dekat apeks gigi tepat dibawah periosteum

dan dengan perlahan memasukkan sekitar 0,5 ml larutan anestetik.

ANESTESI BLOK

Karena plat alveolar bukal padat, anestesi anestesi infiltrasi saja tidak efektiv

untuk daerah mandibular posterior mulut terutama untuk pengambilan pulpa pada gigi

premolar dan molar. Blok mandibular gow-gate adalah jenis anestesi blok mandibular

lain. Penganjuran tehnik gow-gate menyatakan suatu keberhasilan lebih tinggi

daripada dengan tehnik konvesional, meskipun permulaan anestesi lama. Ahli

endodontic juga dapat menggunakan tehnik lain blok anestesi regional, blok alveolar

superior posterior, blok infraorbital, blok palatin besar, blok nasopalatin, blok

maksiler atau divisi kedua. Blok-blok saraf ini dindikasikan bila anestesi infiltrasi

kurang memadai.

17

Page 18: laptut

TEKNIK UNTUK PENAMBAHAN ANESTESI INFILTRASI DAN BLOK

Kadang-kadang sukar untuk mendapatkan anestesi yang memadai dengan

injeksi larutan anestetik local karena keadaan pulpa yang terinflamasi. Alas an tidak

efisiennya larutan anestetik pada daerah inflamasi mungkin disebabkan kenaikan

aktivitas saraf peripheral atau penurunan pH jaringan yang terinflamasi yang

memungkinkan sedikit molekul anestetik mencapai saraf dan demikian mencegah

anestesi penuh. Bila anestesi infiltrasi gagal tehnik lain dapat digunakan untuk

menginduksi anestesi yang sempurna.

ANESTESI INTRAPULPAL

Bila sensitivitas gigi bertahan setelah anestesi infiltrasi atau blok, dapat

diberikan anestesi intrapulpal. Injeksi langsung ke dalam badan pulpa yang terbuka ini

hanya dapat dilakukan bila pembukaan pulpa cukup besar untuk menerima jarum

hipodermik. Namun, pembukaan yang terlalu besar dapat menyebabkan penyemburan

larutan kembali, sehingga larutan hanya sedikit atau tidak masuk pulpa untuk

membuatnya mati rasa. Maslah ini dapat dicegah dengan memasukkan jarum ke

dalam saluran akar sampai jarum terjepit dan menyemprotkan larutan anestetik ke

dalam pulpa radikular.

Pada banyak kasus perlu untuk membengkokkan jarum agar dapat masuk ke

dalam saluran akar. Satu atau dua tetes larutan anestetik dengan cepat dikeluarkan ke

dalam pulpa dan anestesi yang dihasilkan adalah efektif dan segera.

INJEKSI LIGAMEN PERIODONTAL

Injeksi ligament periodontal atau intraligamenter digunakan untuk menambah

anestesi yang tidak sempurna. Ini dianggap suatu injeksi intraoseus Karen pemberian

anestetik pada ruang meduler dekat dengan ligament periodontal. Maksud injeksi ini

adalah untuk menganestesi ligament periodontal gigi yang menjalani terapi

endodontic dan dengan demikian menutup saraf pulpa.

18

Page 19: laptut

Alat semprit tekanan khusus telah dikembangkan untuk unjeksi

intraligamenter. Alat ini digunakn untuk mengeluarkan volume anestetik yang telah

ditentukan sebelumnyadengan usaha minimal dan tanpa mematahkan karpul anestetik.

Suatu jarum pendek 27 atau 30 gauge dimasukkan disebelah proksimal dengan

tekanan positive sedalam munkin sepanjang akar, dengan bevel jarum kearah tulang

Krista. Pada gigi posterior jarum ditekuk hingga sudu ysng sesuai, picu di tekan untuk

mengeluarkan sekitar 0,2 ml ke arah intraligamensepanjang akar mesial dan distal gigi

berakar banyak.

Permulaan anestesi adalah segera dan pengaruh rata-rata tahan 27 menit bila

menggunakan lidokain yang mengandung epinephrine 1 : 50.000. lidokain tanpa

epinephrine rata-rata tahan selama 1 menit. Tehnik ini paling sering digunakan pada

gigi molar mandibular dan efektiv sekitar 92%.kemampuan untuk anestesi gigi

tunggal membuat kemampuan tehnik ini tidak terhingga nilainya pada diagnosis rasa

sakit difus yang asalnya tidak diketahui.

c. Sesudah perawatan

jika diperlukan medikasi lanjutan bisa diberi analgesic dan antibiotic sesuai

dengan kebutuhan namun, jika tidak diperlukan cukup dengan control untuk

mengtahui keberhasilan dari perawatan

3.2.5 Outline Cavity Entrance dan Preparasi Cacity Entrance

Cara membuat cavity entrance

Outline Cavity entrance

Outline cavity entrance adalah proyeksi ruang pulpa ke permukaan

gig dibagian singulum atau oklusal. Outline cavity Entrance digambarkan

pada bagian palatal/lingual gigi anterior atau bagian oklusal gigi posterior.

Tujuan dari cavity entrance ini adalah untuk menghindari terbuangnya

jaringan gigi yang berlebihan pada saat dilakukan preparasi cavitas.

a. Outline dari gigi insisivus RA

19

Page 20: laptut

Berbentuk triangular dengan alas sejajar insisial. Ukuran garis bentuk jalan

masuk untuk semua gigi anterior harus menggambarkan struktur

anatomikinternal kamar pulpa koronal masing-masing gigi. Pada gigi

insisivus rahang atas, bantuk jalan masuk agak triangular dengan dasar

segitiga ke arah tepi insisal.

b. Outline dari gigi caninus RA

Berbentuk oval dengan arah insiso cervical. Proses pembukaan jalan masuk

untuk gigi kaninus maksiler pada dasarnya sama seperti untuk gigi insisivus

sentral dan lateral maksiler. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa bentul

lubang jalan masuk ovoid,seperti ditentukan oleh anatomi kamar pulpa.

Teknik untuk jalan masuk adalah sama seperti pada gigi insisivus sentral

dan lateral maksiler.

20

Page 21: laptut

c. Outline dari gigi Premolar pertama RA

Berbentuk oval memanjang/seperti ginjal dengan arah bukal palatal. Batas

kavitas jalan masuk yang ovoid tidak boleh melus melebihi separuh

kecondongan lingual kusp fasial dan separuh kecondongan fasial kusp

palatal

c. Outline dari gigi premolar RB

Berbentuk bulat/oval. Lubang jalan masuk yang dihasilkan adalah ovoid,

dengan dinding-dinding kamar pulpa bertemu dengan kavitas pembukaan

dan divergen ke arah oklusal. Preparasi ovoid harus cukup meluas ke arah

bukal dan lingual untuk memungkinkan pengambilan seluruh atap kamar

pulpa. Preparasi jalan masuk ovoid ini memungkinkan eksplorasi bifurkasi

dan trifurasi pada sepertiga tengah dan sepertiga apikal.

21

Page 22: laptut

d. Outline dari gigi molar RA

Berbentuk triangular dengan alas sejajar bukal. Dinding-dinding kavitas

jalan masuk harus bersatu dengan dinding-dinding kamar pulpa dan agak

divergen ke arah permukaan oklusal. Lubang jalan masuk biasanya segitiga,

dengan sudut-sudut bulat yang meluas ke arah, tetapi tidak termasuk , ujung

kusp mesiobukal, tepi marginal, dan tepi miring. Preparasi segitiga ini

memungkinkan jalan masuk langsung ke orifis saluran akar.

22

Page 23: laptut

e. Outline dari gigi molar RB

Berbentuk triangular dengan alas sejajar mesial. Prosedur mengikuti

prosedur yang digariskan bagi gigi molar maksiler. Lubang jalan masuk

biasanya trapezoidal dengan sudut-sudut bulat atau persegi panjang bila

terdapat saluran distal kedua. Pembukaan jalan masuk meluas ke arah kusp

mesiobukal, untuk menemukan saluran mesiobukal, ke arah lingual agak

melebihi alur sentral, dan ke arahdistal agak melebihi alur bukal.

23

Page 24: laptut

Tekhnik preparasi cavity entrance gigi anterior dan posterior RA/RB

Gigi Anterior RA/RB

1. Menggunakan fissure bur yang digerakan tegak lurus permukaan

gigi sampai menembus dentin, kemudian setelah itu alat dapat

digantikan dengan round bur besar dan arah preparasi sejajar

sumbu gigi sampai menembus ruang pulpa.

2. Kemudian mencari orifice dengan jarum miller ( orifice adalah

lubang saluran akar yang terletak pada dasar ruang pulpa)

3. Setelah itu mengunakan round bur besar untuk menghilangkan

tanduk pulpa dan membentuk cavity entrance sehingga alat

preparasi dapat dimasukan ke dalam saluran akar dengan bebas.

Gigi Posterior RA/RB

1. Pada prefarasi gigi posterior menggunakan fissure bur long shank

yang digerakan tegak lurus permukaan gigi ditengah-tengah outline

menembus ruang pulpa sampai membentuk cavity entrance sesuai

outline.

2. Kemudian mencari orifice dengan jarum miller

24

Page 25: laptut

3. Setelah itu menggunakn round bur besar untuk menghilangkan

tanduk pulpa dn membentuk cavity entrance sehingga alat

preparasi dapat dimasukan ke dalam saluran akar dengan bebas.

Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat preparasi cavity

entrance, antara lain :

a) Preparasi salah arah menyebabkan perforasi lateral

b) Preparasi terlalu dalam dapat menyebabkan perforasi menembus

bifurkasi

c) Bila preparasi cavitas terlalu lebar maka dinding cavitas menjadi

tipis dan mudah pecah jika ditumpat

a. Bur Rosehead

b. Bur Rosehead

Bur Rosehead

Bur Safe-ended diamond

3.2.6 Ekstirpasi Pulpa

25

Page 26: laptut

Jarum ekstirpasi pembuangan jaringan pulpa memerlukan jarum ekstirpasi

yang tidak akan menyangkut tetapi cukup besar untuk mengangkat pulpa. Jarum

jangansampai tersangkut karena bisa patah di dalam.

Mencegah patahnya instrumen patahnya instrumen dalam saluran akar dapat

dicegah dengan secara teratur memeriksa cacat yang terjadi pada instrumen seperti:

1. perubahan kerapatan spiral/unwinding (merenggang atau makin merapat)

2. spiral yang mengalami roll-up (sangat merapat setelah meregang )

3. distorsi puncak instrumen (ujungnya sangat bengkok)

4. korosi.

Jika instrumen telah memperlihatkan tanda-tanda keausan, jangan dipakai lagi

pencegahan adalah menhindari patahnya instrumen.

Bila jalan masuk koronal telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah

ekstirpasi pulpa dari kamar dan saluran akar. Kamar pulpa mungkin berisi suatu pulpa

vital, sebagian vital atau nekrotik. Pulpektomi atau ekstirpasi pulpa, adalah

pengambilan seluruh pulpa baik yang normal maupun yang patologis. Bila gigi telah

dibiarkan terbuka untuk drainase, dan bila sisa makanan dan debris lain menumpuk

didalam kavitas pulpa, disampiing debris pulpa nekrotik, pengambilan bahan-bahan

inin disebut debridemen.

Teknik Ekstirpasi Pulpa

Setelah kavitas jalan masuk diselesaikan dan setelah pengambilan seluruh atap

kamar pulpa, pulpa diambil dengan ekskavator sendok endodontik yang tajam. Kamar

diirigasi dengan larutan sodium hipoklorit 5% dan dikeringkan. Setelah itu, orifice

ditemukan dengan probing menggunakan eksplorer endodontik atau jarum miller

(smooth broach) disekitar alur anatomik yang terletak pada dasar kamar pulpa atau

pada sudut titik yang dibentuk oleh dinding dan dasar kamar pulpa dan menuju

saluran akar.

Setelah saluran saluran ditemukan dan ditembus, harus diselidiki dengan

broach halus atau alat endodontik kecil. Panjang kerja gigi yang sebenarnya juga

harus ditentukan. Ekstirpasi pulpa dan debridemen makroskopik saluran akar adalah

langkah selanjutnya. Harus digunakan barbed broach (jarum ekstirpasi), yang

26

Page 27: laptut

digunakan untuk ekstirpasi seluruh pulpa dan untuk pengambilan debris nekrotik,

poin absorben, butiran kapas dan bahan asing lainnya dari saluran akar.

Perdarahan setelah pengambilan pulpa ditanggulangi dengan irigasi yang

berlebihan dengan larutan sodium hipoklorit 5,2%, diikuti dengan pengeringan

saluran akar menggunakan poin absorben kering.

3.2.7 DWF ( Diagnostic Wire Foto )

Diagnostic wire foto adalah suatu teknik pengukuran panjang gigi

menggunakan foto roentgen dengan cara jarum miller yang diberi stopper yang

terbuat dari guttap (guttap stopping) atau di tekuk sebagai batas panjang alat. Stopper

yang terbuat dari guttap (guttap stopping) tersebut diletakkan sesuai dengan panjang

gigi yang sudah di ukur sebelumnya. Jarum miller dan stopper yang terbuat dari

guttap (guttap point) dimasukkan ke dalam saluran akar sampai stopper yang terbuat

dari guttap (guttap point) terletak pada cusp tertinggi. Penggunaan guttap stopping

sebagai stopper akan memeberikan gampabaran radiopak pada hasil foto roentgen yg

diambil nanti.

Apabila pada elemen gigi terdapat fraktur mahkota, panjang alat yang

dimasukkan ke dalam saluran akar dikurangi lagi denagn panjang mahkota yang patah

tersebut. Untuk alat (cone) sinar x, phantom dan posisi film diatur sedemikian rupa

pada waktu pengambilan foto.

Rumus pengukuran panjang gigi teknik diagnostic wire foto :

PGF x PAS

PGS =

PAF

Keterangan :

PGS = panjang gigi sebenarnya

PGF = panjang gigi dalam foto

27

Page 28: laptut

PAS = panjang alat sebenarnya

PAF = pangajang alat dalam foto

3.2.8 Preparasi Saluran Akar

Pengeluaran bahan-bahan yang dapat merangsang atau mendorong terjadinya

radang periapikal, seperti bahan pulpa nekrotik atau mikroorganisme, akan dapat

mengurangi keparahan dan mempercepat penyembuhan. Untuk meningkatkan

keberhasilan dan mengurangi rasa sakit yang dialami pasien, semua alat harus terletak

dalam saluran dan setiap usaha untuk melesaknya kotoran ke jaringan periapikal harus

dihindari.

Preparasi saluran akar bertujuan untuk :

a. Membersihkan rongga pulpa dan saluran akar dari sisa jaringan pulpa, kotoran, dentin

yang lunak atau terinfeksi

b. Menghilangkan obstruksi

c. Melebarkan saluran akar sehingga meninggikan daya kerja antibiotik, obat-obatan

pada bagian yang terinfeksi.

d. Menghaluskan dinding saluran akar sedemikian rupa sehingga pengisian saluran akar

yang akan dilakukan menjadi lebih baik

Preparasi Saluran Akar Tunggal

- Preparasi dimulai dengan round bur no 2 atau 4 atau tapered fissure diamond bur

dengan arah tegak lurus pada permukaan enamel samapimenembus jaringan dentin dan

diteruskan sampai atap pulpa terbukan dengan kedalaman 3mm.

- Setelah itu arah bur diubah menjadi sejajar sumbu gigi sampai menembus R.Pulpa

sehingga ditemukan lubang saluran akar yang terletak pada dasar R.pulpa yang disebut

orifice.

- Gunakan tapered fissure no 2 atau 4 untuk membentuk dinding cavity entrance divergen

ke arah oklusal atau insisal samapi jarum miller dapat masuk dengan lurus, setelah terasa

tembus maka orifice dicari dengan menggunakan jarum miller.

- Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur dengan gerakan

menarik keluar kavitas sehingga cavity entrance terbentuk dengan baik dan alat preparasi

dapat dimasukkan ke dalam saluran akar dengan bebas.Masukkan jarum ektirpasi,

28

Page 29: laptut

diputar searah jarum jam dan ditarik keluar, diulang lagi sampai jaringan pulpa dicabut.

Preparasi Saluran Akar Ganda

- Pembutan cavity entrance menggunakan round bur no1 atau tapered fissure diamond

bur pada tengah fossa di bagian oklusal atau endo access.

- Setelah kedalaman preparasi mencapaidentin, preparasi dilanjutkan menggunakan

fissure diamond bur sampai ditemukan orifice ke 3 saluran akar.

- Pada gigi berakar ganda, bila atap pulpa belum terbuka maka cari orifice yang paling

besar terlebih dahulu, kemudian atap pulpa diangkat dengan bur sesuai letak orifice.

- Menghilangkan tanduk pulpa menggunakan round diamond bur dengan gerakan

menarik keluar kavitas, sehingga cavity entrance terbentuk dengan baik dan alat

preparasi dapat dimasukkan ke dalam saluran akar dengan bebas.

Teknik Preparasi Saluran Akar

1. Teknik Konvensional:

a. Teknik konvensional yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan

pada gigi dengan saluran akar lurus dan akar telah tumbuh sempurna.

b. Preparasi saluran akar menggunakan file tipe K

c. Gerakan file tipe K-flex adalah alat diputar dan ditarik. Sebelum preparasi

stopper file terlebih dahulu harus dipasang sesuai dengan panjang kerja gigi.

Stopper dipasang pada jarum preparasi setinggi puncak tertinggi bidang

insisal. Stopper digunakan sebagai tanda batas preparasi saluran akar.

d. Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil.

Preparasi harus dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga

lebih besar dengan panjang kerja tetap sama untuk mencegah terjadinya step

atau ledge atau terdorongnya jaringan nekrotik ke apical.

e. Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang

lebih besar harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk

membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah.

Irigasi harus dilakukan secara bergantian anatar H2O2 3% dan aquadest steril,

bahan irigasi tyerakhir yang dipakai adalah aquadest steril.

29

Page 30: laptut

f. Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan

menggunakan jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lain. Bila

masih ada penyumbatan maka saluran akar dapat diberi larutan untuk

mengatasi penyumbatan yaitu larutan largal, EDTA, atau glyde (pilih salah

satu).

g. Preparasi saluran akar dianggap selelsai bila bagian dari dentin yang ter

infeksi telah terambil dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian

saluran akar.

2. Teknik Step Back

Konsep teknik step back juga dikenal dengan sebagai teknik corong atau

preparasi serial. Teknik ini mula-mula diuraikan oleh Clem di tahun 1969 dan

menjadi populer ketika serangkaian laporan penelitian mengindikasikan keunggulan

dibanding teknik preparasi standar.

Selain itu teknik step back menciptakan ketirusan yang gradual dari apeks ke

arah korona. Teknik ini dengan instrumen baja anti karat merupakan teknik yang

banyak sekali diajarkan dan digunakan dewasa ini.

a. Yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada saluran akar yang bengkok

dan sempit pada 1/3 apikal.

b. Tidak dapat digunakan jarum reamer karena saluran akar bengkok sehingga

preparasi saluran akar harus dengan pull and push motion, dan tidak dapat dengan

gerakan berputar.

c. Dapat menggunakan file tipe K-Flex atau NiTi file yang lebih fleksibel atau lentur.

d. Preparasi saluran akar dengan jarum dimulai dari nomer terkecil:

No. 15 s/d 25 = sesuai panjang kerja

File No. 25 : Master Apical File (MAF)

No. 30 = panjang kerja – 1 mm MAF

No. 35 = panjang kerja – 2 mm MAF

No. 40 = panjang kerja – 3 mm MAF

No. 45 = panjang kerja sama dengan no. 40 dst

e. Setiap pergantian jarum file perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja dengan file

no. 25, untuk mencegah terjadinya penyumbatan saluran akar karena serbuk dentin

yang terasah.

f. Preparasi selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil dan saluran akar

cukup lebar untuk dilakukan pengisian.

30

Page 31: laptut

Metode preparasi saluran ini mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan

metode konvensional,yaitu :

1. Tidak begitu mudah menyebabkan trauma periapikal

2. Memudahkan pengambilan lebih banyak debris

3. Flare lebih besar yang dihasilkan instrumentasi memudahkan pemampatan

kerucut gutta –perca yang ditambahkan baik dengan metode kondensasi

lateral maupun kondensasi vertikal.

4. Perkembangan suatu matriks apikal atau stop mencegah penumpatan

berlebih saluran akar

5. Tekanan kondensasi lebih besar dapat digunakan yang sering digunakan

untuk mengisi saluran lateral dengan bahan penutup

KEKURANGAN TEKNIK STEP BACK

Pada akar yang sempit, instrument tersendat dan mudah patah

Kebersihan daerah apical dengan irigasi sulit dicapai

Resiko terdorongnya debris kea rah periapikal

Prosedur perawatan membutuhkan waktu lama

Membutuhkan banyak peralatan

3.Teknik Balance Force

a. Menggunakan alat preparasi file tipe R- Flex atau NiTi Flex

b. Menggunakan file no. 10 dengan gerakan steam wending, yaitu file

diputar searah jarum jam diikuti gerakan setengah putaran berlawanan

jarum jam.

c. Preparasi sampai dengan no. 35 sesuai panjang kerja.

d. Pada 2/3 koronal dilakukan preparasi dengan Gates Glidden Drill

(GGD)

- GGD #2 = sepanjang 3 mm dari foramen apical

- GGD #3 = sepanjang GGD #2 – 2 mm

- GGD #4 = sepanjang GGD #3 – 2 mm

- GGD #5 = sepanjang GGD #4 – 2 mm

- GGD #6 = sepanjang GGD #5 – 2 mm

31

Page 32: laptut

Gates glidden drill

d. Preparasi dilanjutkan dengan file no. 40 s/d no.45

e. Dilakukan irigasi

f. Keuntungan balance force :

Hasil preparasi dapat mempertahankan bentuk semula

Mencegah terjadinya ledge dan perforasi

Mencegah pecahnya dinding saluran akar

Mencegah terdorongnya kotoran keluar apeks

a

b

c

d

(a) Jarum eksterpasi; (b) Reamer tipe K; (c) File tipe K;

(d) File K-Flex

3.2.9 Trial Guttap

Mencoba kon master (kon guttaperca)

32

Page 33: laptut

1. Kon master hanya pas di daerah apeks dari saluran akar yang telah

dibersihkan apeknya dan berbentuk corong kea rah mahkota, tahanan yang

dirasakan ketika kon akn ditarik seharusnya hanya ringan saja. Yang

diperlukan hanya sedikit sesak saja; sedangkan apa yang dinamakan tug-back

tidak diperlukan. Tetapi, ketika kon dimasukkan harus tetap adasesuatu yang

menghentikannya (suatu definite stop). Kon harus pas sepanjang 1 mm dari

ujung panjang kerja.

2. Kon bisa saja terlalu kecil yang bias diketahui ketika kon terlihat melipat

beberapa milimeter di daerah aapeks. Untuk memperoleh ujung apeks yang

lebih besar, potong ujung kon master sebanyak 1 mm sehingga diperoleh kon

yang sedikit sesak. Sering, kon tidak dapat dimasukkan sampai mencapai

panjang kerja (misalnya kurang 1 mm). Hal ini tidak apa-apa asal : (a) Daerah

apeks telah bebas dari debris, dan (b) penguak dapat berpenetrasi sampai 1

mm dari panjang preparasi. Suatu daerah apeks yang sudah bebas debris dan

penguak yang dapat berpenetrasi sampai 1 mm biasanya akan ikut

mendorongkan guttaperca dan siler hingga mengisi sisa 1 mm yang belum

terisi itu.

3. Kon master di keluarkan dengan menjepitnya di titik acu lalu periksa

panjangnya dengan penggaris dan perbaiki bila perlu.

4. Panjang kon master (bukan keadaan kepasannya kea rah lateral) dievaluasi

dengan radiograf. Sekali lagi, kurangnya kon dari panjang yang terpreparasi

jangan sampai melebihi 1 mm. Gambaran kon master yang pas di daerah

sepertiga apeks pada radiograf tidak menunjukkan kerapatan apeksnya.

5. Jika panjang terpreparasi, lakukanlah (a) perimeran kering diulang kembali

sehingga yakin tidak ada debris yang tersisa, atau (b) paskan lagi kon lain

yang lebih kecil.

6. Jika kon guttaperca keluar dari foramen apikalis maka ini berarti apical-

stop-nya tidak ada. Pada keadaan ini, yang diperlukan adalah membuat kon

yang dibuat sendiri yakni dengan melunakkannya dalam pelarut atau memilih

lagi kon yang lebih pendek dan lebih besar kemudian dimodifikasi.

3.2.10 Trial Foto

33

Page 34: laptut

Tujuan trial foto yaitu untuk melihat pekerjaan kita sudah tepat atau tidak.

3.2.11 Sterilisasi Saluran Akar

I. Cara penempatan obat

A. Paper point tidak boleh sampai apeks

- ujung paper point ditetesi obat sterilisasi saluran akar

- paper point tersebut dimasukkan ke dalam saluran akar

- diatas paper point tersebut di letakkan cotton pellet kering

- kavitas ditutup dengan tumpatan sementara

B. Cotton pellet dlm kamar pulpa

- Kapas kecil sebesar 1/3 kamar pulpa ditetesi obat sterilisasi saluran akar

- kelebihan obat diperas pada Cotton roll

- kemudian dimasukkan kamar pulpa

- diatasnya diberi cotton pellet kering

- kavitas ditutup dengan tumpatan sementara

Sebelum diberi obat sterilisasi saluran akar, harus dikeringkan terlebih dahulu dengan

Paper point dimana sebelumnya saluran akar telah diirigasi

II. Frekuensi Pengobatan

Sesuai dengan prinsip umum penatalaksanaan saluran akar, dressing sebaiknya diganti

tiap minggu dan tidak lebih dari dua minggu karena dressing menjadi cair oleh

eksudat periapikal dan nenbusuj karena interaksi dengan mikroorganisme.

Namun penggantian dressing juga harus disesuaikan dengan jenis obat sterilisasi

saluran akar yang digunakan, karena setiap obat mempunyai daya kerja yang berbeda,

contohnya

- N2 Paraformaldehida mempunyai daya kerja 7-10 hari, sehingga harus diganti

maksimal dalam 10 hari.

34

Page 35: laptut

- Sodium Hipoklorit, mempunyai aktivitas disinfektan yang hebat tapi sebentar,

sehingga kompoun ini lebih baik diaplikasikan pada saluran akar tiap dua hari

sekali.

III. Rotasi obat

Obat yang digunakan tidak boleh sama dan harus dirotasi hal ini penting untuk

menghindari terjadinya resistansi bakteri

3.2.12 Perbenihan

Untuk memperoleh keberhasilan dalam perawatan endodontik, diperlukan

suatu hasil negatif dari pemeriksaan bakteriologik. Buchbinder menunjukkan bahwa

keberhasilan perawatan saluran akar meningkat 10% pada pemeriksaan pasca operasi

bila sebelum diobturasi, gigi-gigi tersebut mempunyai hasil biakan yang negatif. Oliet

juga mengevaluasi dari 98 gigi yang beberapa diantaranya memiliki hasil biakan

negatif dan hasil biakan positif. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan bahwa suatu

tingkat keberhasilan yang lebih besar terjadi bila gigi ditumpat tanpa mikroorganisme

di dalam saluran akarnya. Penelitian Oliet yang dibantu oleh Sorin ini melaporkan

adanya peningkatan 11% lebih banyak tingkat kesembuhannya bila pada saluran

akarnya ditemukan biakan yang negatif.

Flora normal pada rongga mulut terdiri dari mikroorganisme aerob dan

anaerob fakultatif. Sommer dkk. Melaporkan bahwa organisme yang paling sering

diisolasi dari saluran akar ialah streptococcus alfa-hemolitik, seperti Streptococcus

viridans selain itu terdapat juga streptococcus beta-hemolitik, dan streptococcus

anhemolitik, terutama enterococcus.

Sterilitas saluran akar tidak dapat ditentukan dengan penglihatan dan bau.

Tidak semua bakteri mengeluarkan bau busuk, contohnya pseudomonas yang dapat

mengeluarkan bau sedap. Hasil biakan yang negatif merupakan indikator terbaik

mengenai pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran akar.

Media Biakan

Tidak semua mikroorganisme di dalam saluran akar dapat tumbuh pada media

biakan yang tersedia, terutama anaerob obligat. Grossman dengan didukung oleh

penelitian Palmer dkk. menunjukkan bahwa organisme tunggal dari spesies tertentu

mikroorganisme mulut, cukup untuk memulai pertumbuhan pada medium biakan dan

jumlah mikroorganisme yang diperlukan ialah sepuluh. Beberapa peneliti percaya

35

Page 36: laptut

bahwa tidak ada medium biakan yang memungkinkan pertumbuhan semua bakteri

anaerob maupun aerob.

Media yang cocok digunakan untuk membiakkan bahan dari saluran akar ialah

brain heart infusion broth dengan agar 0,1%, tripticase soy broth dengan agar 0,1%

(TSA), thioglycollate dan glucose ascites broth. Penambahan 0,1% agar dalam TSA

dianjurkan oleh Leavitt dkk. dengan tujuan untuk memudahkan pertumbuhan anaerob.

Peneliti-peneliti lain menganjurkan penambahan zat ascitic 5% atau serum kuda 10%

untuk memungkinkan pertumbuhan bakteri fastidius.

Tabung yang digunakan untuk melakukan media biakan sebaiknya tinggi yang

diisi sampai hampir penuh. Hal ini dimaksudkan agar didapatkan tingkat tegangan

oksigen yang berbeda pada berbagai permukaan dalam medium biakan.

Media biakan lain yang dikembangkan oleh Moller ialah suatu media biakan

dasar yang berisi daging anak lembu, jantung anak lembu, produk pepton dalam gel

agar, dan suplemen tertentu. Dengan media biakan ini diperoleh hasil yang lebih baik

dari media kering komersial.

Selain itu, Sundqvist menggunakan media biakan pra-reduksi yang dilukiskan

oleh Holzeman dan Moore. Dengan menggunakan sebuah sarung tangan anaerob,

Sunqvist menanam dan mengidentifikasi sejumlah anaerob yang dominan (90%).

Griffe dkk. menganggap medium thioglycollate pra-reduksi dua kali lebih efektif

untuk menumbuhkan suatu mikroorganisme saluran akar daripada menggunakan

medium biakan trypticase soy broth yang tidak direduksi.

Pengambilan Biakan

Teknik pengambilan biakan dari saluran akar diawali dengan mengeluarkan

dresing di dalam saluran akar hasil dari kunjungan sebelumnya dan dibuang.

Selanjutnya poin absorben steril dimasukkan ke dalam saluran akar dengan gerakan

menyeka untuk membersihkan permukaan saluran akar dari medikamen. Poin diambil

dan dibuang. Gerakan menyeka tersebut bertujuan untuk mencegah pemindahan

medikamen intrasaluran ke medium biakan yang akan menghalangi pertumbuhan

bakteri sehingga dapat dihasilkan suatu hasil biakan bakteri negatif-palsu. Selanjutnya

sebuah poin absorben steril yang baru dimasukkan ke dalam foramen apikal dan

dibiarkan disitu selama 1 menit. Hal ini bertujuan agar poin absorben tersebut dapat

mengabsorbsi eksudat periapikal dan mikroorganisme dari saluran akar sebanyak

mungkin. Selanjutnya poin absorben diambil dengan menggunakan penjepit kapas

steril yang dipegang dengan ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah, sementara tutup

36

Page 37: laptut

tabung tes dilepas dengan menggunakan jari kelingking dan telapak tangan pada

tangan yang sama. Tabung tes dipegang dengan tangan yang satunya dan agak

dimiringkan untuk mencegah kontaminasi udara. Poin absorben dijatuhkan ke dalam

medium, bibir tabung dipanasi dengan nyala api, kemudian tutup dipasang kembali

dan tabung biakan diinkubasi.

3.2.13 Pengisian Saluran Akar

Bahan Pengisian Saluran Akar

Gigi Sulung

• Zinc oxide eugenol paste

• Iodoform paste

• Calcium hydroxide

Gigi Permanen

Siller berbasis OSE

• Keuntungan :

Riwayat keberhasilan berlangsung lama; kualitas positif mengalahkan aspek

negatifnya (mewarnai gigi, waktu pengerasan sangat lambat, tidak adhesive, larut).

Formula Grossman

Bubuk :

- ZnO (badan semen) 42 bagian

- Resin stabelit (konsistensi dan waktu pengerasan) 27 bagian

- Bismuth subkarbonat 15 bagian

- BaSO4 (keradiopakkan) 15 bagian

- Na-barat 1 bagian

Cairan : Eugenol

• Masalah yang ada pada formula ini adalah waktu pengerasan sangat lambat, > 2

bulan.

Plastik

• Epoksi tersedia dalam formula bubuk cairan (AH26).

• Sifat yang dimiliki : antimikroba, adhesi, waktu kerja yang lama, mudah

mengaduknya, dan kerapatan yang sangat baik.

37

Page 38: laptut

• Kekurangannya : mewarnai gigi, relative tidak larut dalam pelarut, agak sedikit

toksik jika belum mengeras dan agak larut pada cairan mulut.

Hidroksida kalsium (CaOH)2

• Siller Ca(OH)2 yang telah diperkenalkan adalah siller yang Ca(OH)2 nya

diinkoporasikan ke dalam basis OSE atau basis plastiknya.

Ionomer Kaca

• Material ini memiliki keuntungan bisa beradhesi ke dentin sehingga diharapkan bisa

mencapai kerapatan yang baik di apeks dan korona dan biokompatibel. Tapi,

kekerasan dan ketidaklarutannya menyukarkan perawatan ulang jika diperlukan dan

menyukarkan pembuatan pasak.

SYARAT – SYARAT BAHAN PENGISI SALURAN AKAR

a. Bahan harus dapat dengan mudah dimasukkan ke saluran akar.

b. Harus menutup saluran kea rah lateral dan apical.

c. Harus tidak mengerut setelah dimasukkan.

d. Harus kedap terhadap cairan.

e. Harus bakterisidal atau paling tidak harus menghalangi pertumbuhan bakteri.

f. Harus radiopak.

g. Tidak menodai struktur gigi.

h. Tidak mengiritasi jaringan periapikal atau mempengaruhi struktur gigi.

i. Harus steril atau dapat segera disterilkan dengan cepat sebelum dimasukkan.

j. Bila perlu dapat dikeluarkan dengan mudah dari saluran akar.

Teknik Pengisian Saluran Akar

Teknik single cone

Teknik pengisian saluran akar untuk teknik preparasi secara konvension

Tahapan :

- Pencampuran pasta saluran akar petunjuk pabrik

- Pasta diulaskan pada jarum lentulo dan guttap point untuk kemudian

dimasukan kedalam saluran akar yang telah dipreparasi jarum lentulo sesuai

panjang kerja dan diputar berlawanan jarum jam.

- Guttap point ( trial foto disterilkan dengan alcohol 70% dan dikeringkan

- Kering ( diulas dengan pasta ) masuk ke dalam saluran akar.

38

Page 39: laptut

- Guttap point di potong 1-2mm dibawah orifice dengan ekskavator yang

ujungnya telah di panasi dengan Bunsen burner hingga membara.

Teknik Kondensasi Lateral

Dengan teknik preparasi saluran akar secara step back

Sering digunakan hampir semua keadaan kecuali pada saluran akar yang

sangat bengkok / abnormal

Tahapan :

- Pencampuran pasta

- Guttap point ( trial foto disterilkan 70% alcohol dan dikeringkan

- Guttap point nomor 25 (MAF) diulasi dengan pasta ke saluran akar sesuai

dengan tanda yang telah dibuat dan ditekan kea rah lateral menggunakan

spreader.

- Ke dalam saluran akar diberi guttap tambahan, setiap memasukan guttap di

tekan ke arah lateral sampai saluran akar penuh dan spreader tidak dapat

masuk dalam saluran akar

- Guttap point dipotong 1-2mm dibawah orifice dengan eskavator yang telah

dipanasi

Teknik Kondensasi Vertical (Gutta perca panas)

Untuk pengisian saluran akar dengan teknik step back.

Menggunakan pluger yang dipanaskan, dilakukan penekanan pada guttap

perca yang telah dilunakan dengan panas kearah vertical dan dengan demikian

menyebabkan guttap perca mengalir dan mengisi seluruh lumen saluran akar

Tahapan :

- Suatu kerucut guttap perca utama sesuai dengan instrument terakhir yang

digunakan dipaskah pada saluran dengan cara step back

- Dinding saluran dilapisi dengan lapis tipis semen

- Kerucut disemen

- Ujung koronal kerucut dipotong dengan instrument panas

- Pembawa panas segera didorong ke dalam 1/3 koronal guttap perca.

Sebagian terbakar oleh plugel bila diambil dari saluran akar.

39

Page 40: laptut

- Condenser vertical dengan ukuran yang sesuai dimasukan dan tekanan

vertical dikenakan pada guttap perca yang telah dipanasi untuk mendorong

guttap perca yang menjadi plastis ke arah apikal

- Apikalis panas berganti oleh pembawa panas dan condenser diulangi sampai

guttap perca plastis menutup saluran aksesori besar dan mengisi luman saluran

dalam 3 dimensi – foramen apikal. Bagian sisa saluran diisi dengan potongan

tambahan guttap perca panas.

Metode seksional (teknik pluger)

Dapat digunakan untuk mengisi saluran kea rah apikal dan lateral

Teknik menggunakan suatu bagian kerucut guttap perca untuk mengisi suatu

bagian 1/3 saluran akar / ujung apikal

Tahapan :

- Dinding saluran akar dilapisi semen

- Pluger saluran dimasukan sampai 3-4mm dari apeks dipanaskan dalam

sterilitator garam panas (1011)

- Kerucut guttap perca dipotong beberapa bagian sesuai dengan ukuran saluran

yang telah dipreparasi dengan panjang 3-4mm

- Potong apikal ditempelkan pada pluger yang telah dipanasi, dimasukan ke

dalam saluran pada kedalaman yang sebelumnya telah diukur dan ditekan kea

rah vertical

- Pluger dilepas dengan hati-hati untuk mencegah ke luarnya bagian guttap

perca yang dimasukan

- Dibuat radiograf untuk memeriksa posisi dan kesesuaian bagian yang

dikondensasi

- Bagian berikutnya dimasukan kedalam eukaliptol, dipanaskan tinggi diatas

nyala api dan ditambahkan pada bagian sebelumnya dengan tekanan vertical

untuk memampatkan pengisi

Metode kompaksi

- Menggunakan panas untuk mengurangi viskositas guttap perca dan menaikan

plastisitasnya

- Digunakan untuk pengisi saluran yang lurus

- Menggunakan metode step back

40

Page 41: laptut

Metode Inverted cone

- Digunakan terbatas pada gigi dengan saluran kecil, berkelok-kelok, yang

tidak dapat diisi dengan kerucut guttap perca secara lepas

Metode Role Gutta perca

- Untuk mengisi saluran kecil bahan tersebut yang bengkok

41

Page 42: laptut

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Prinsip Perawatan saluran akar Melebarkan saluran akar, membersihkan ruang

pulpa serta menghaluskan saluran akar merupakan tujuan dari tahapan preparasi

saluran akar di dalam perawatan saluran akar serta merupakan hal hal pokok dan

penting di dalam kita melakukan perawatan saluran akar.

Tahapan Perawatan Saluran Akar adalah :

1. Diagnosa dan rencana perawatan

2. Foto rontgen

3. Asepsis

4. Relief of pain

5. Pembuatan outline dan Preparasi cavity entrance

6. Ekstirpasi

7. DWF

8. Preparasi Saluran Akar

9. Trial Guttap

10. Trial foto

11. Sterilisasi Sauran Akar

12. Perbenihan

13. Pengisian saluran akar

14. Tumpatan sementara

Suatu preparasi saluran akar dianggap selesai jika:

1. Pulpanya bersih sampai serupa dengan warna dentin

2. Masuknya instrument lancer di dalam saluran akar

3. Dinding saluran akar sudah cukup halus

4. Cukup lebar untuk pengisian saluran akar sampai ke for apikal

Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat preparasi cavity entrance, antara

lain :

42

Page 43: laptut

- Preparasi salah arah menyebabkan perforasi lateral

- Preparasi terlalu dalam dapat menyebabkan perforasi menembus bifurkasi

- Bila preparasi cavitas terlalu lebar maka dinding cavitas menjadi tipis dan

mudah pecah jika ditumpat

43

Page 44: laptut

44