56
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak jenis bahan cetak yang biasa dipakai di bidang kedokteran gigi salah satu fungsi dari bahan cetak adalah dapat dipakai untuk memperoleh model studi dan model kerja pada pasien. Cetakan rahang yang baik akan menghasilkan suatu geligi tiruan lengkap dengan retensi (kokoh), stabil, estetik serta mempunyai dukungan yang baik. Dalam pembuatan geligi tiruan lengkap dilakukan dua kali pencetakan yaitu pencetakan pendahuluan agar diperoleh cetakan anatomis sedangkan pencetakan kedua atau akhir agar diperoleh cetakan fisiologis. Untuk membuat cetakan pertama umumnya dipergunakan bahan cetak irreversible hydrocolloid dengan sendok cetak sediaan. Dari pencetakan pendahuluan diperoleh suatu model anatomis yang disebut juga model studi. Dari model ini dapat dipelajari masalah yang timbul selama perawatan geligi tiruan lengkap, selain itu juga diperlukan untuk mendiagnosis atau sebagai penunjang diagnosis dan dapat pula dipergunakan untuk membuat sendok cetak perorangan. Untuk memperoleh cetakan kedua yang optimal pada perawatan geligi tiruan lengkap, sendok cetak perorangan memegang peranan penting. Sendok cetak perorangan adalah sendok cetak yang dibuat 1

BAB I laptut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan tutorial

Citation preview

Page 1: BAB I laptut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak jenis bahan cetak yang biasa dipakai di bidang kedokteran gigi salah satu fungsi dari

bahan cetak adalah dapat dipakai untuk memperoleh model studi dan model kerja pada pasien.

Cetakan rahang yang baik akan menghasilkan suatu geligi tiruan lengkap dengan retensi (kokoh),

stabil, estetik serta mempunyai dukungan yang baik. Dalam pembuatan geligi tiruan lengkap

dilakukan dua kali pencetakan yaitu pencetakan pendahuluan agar diperoleh cetakan anatomis

sedangkan pencetakan kedua atau akhir agar diperoleh cetakan fisiologis.

Untuk membuat cetakan pertama umumnya dipergunakan bahan cetak irreversible

hydrocolloid dengan sendok cetak sediaan. Dari pencetakan pendahuluan diperoleh suatu model

anatomis yang disebut juga model studi. Dari model ini dapat dipelajari masalah yang timbul

selama perawatan geligi tiruan lengkap, selain itu juga diperlukan untuk mendiagnosis atau

sebagai penunjang diagnosis dan dapat pula dipergunakan untuk membuat sendok cetak

perorangan.

Untuk memperoleh cetakan kedua yang optimal pada perawatan geligi tiruan lengkap,

sendok cetak perorangan memegang peranan penting. Sendok cetak perorangan adalah sendok

cetak yang dibuat khusus untuk rahang seseorang (individu tertentu) karena tidak ada rahang

yang sama, baik bentuk maupun keadaannya. Maka dari itu untuk membuat sendok cetak

perorangan diperlukan desain yang cermat dan dibuat pada model rahang dari hasil cetakan

pertama (cetakan anatomis). Untuk memperoleh penutupan tepi yang rapat (peripheral seal)

suatu geligi tiruan lengkap, ditentukan sejak pembentukan tepi sendok cetak perorangan.

Pembentukan ini dilakukan dengan menggunakan bahan kompon yang mempunyai titik leleh

rendah (low fusing compund) yang sering disbut juga green stick compound.

Dengan desain sendok cetak perorangan yang tepat dan tepi yang rapat diharapkan akan

diperoleh cetakan kedua yang tepat pula. Untuk menjamin ketepatan ini, diperlukan boxing dari

cetakan kedua agar diperoleh model kerja yang akurat. Model kerja sangat penting karena akan

menjadi landasan diamana geligi tiruan lengkap dibuat.

1

Page 2: BAB I laptut

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana syarat bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan non elastis?

2. Apa saja tipe bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan non elastis ?

3. Apa saja sifat, komposisi, manipulasi serta aplikasi bahan cetak kedokteran gigi dari

bahan cetak elastic dan non elastis?

4. Apa saja tipe sendok cetak?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami syarat bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic

dan non elastis?

2. Mengetahui dan memahami tipe bahan cetak kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan

non elastis ?

3. Mengetahui dan memahami sifat, komposisi, manipulasi serta aplikasi bahan cetak

kedokteran gigi dari bahan cetak elastic dan non elastis?

4. Mengetahui dan memahami tipe sendok cetak?

2

Page 3: BAB I laptut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan sebagian besar alat-alat yang akan dipasang di dalam mulut (misalnya gigi

tiruan, mahkota, inlay, jembatan dan alat orthodontia) membutuhkan persiapan model jaringan

mulut pasien. Salah satu kegunaan bahan cetak adalah untuk mendapatkan cetakan negatif

jaringan tersebut. Cetakan ini dipakai untuk mendapatkan model positif dengan mempergunakan

salah satu bahan model atau die yang ada (Combe, 1992:211).

Bahan cetak berbentuk encer atau pasta dimasukkan ke dalam mulut dengan pertolongan

sendok cetak yang sesuai besarnya. Pengerasan bahan tersebut berlangsung dapat oleh karena

pendinginan atau melalui suatu reaksi kimia. Bahan cetak yang lebih encer lebih mudah

melepasnya dari jaringan. Secara umum hal ini dikenal sebagai bahan cetak mucostatic. Bahan

cetak yang lebih kental dikenal muco-compressive (Combe, 1992:211).

Membuat cor atau model adalah tahap penting dalam sejumlah prosedur kedokteran gigi.

Berbagai jenis cor dan model dapat dibuat dari produk gips dengan menggunakan cetakan atau

reproduksi negatif sebagai tempat untuk gips. Pada cetakan gipsum inilah dokter gigi merancang

dan membuat konstruksi baik untuk protesa lepasan maupun cekat. Jadi, hasil cor harus secara

akurat mewakili struktur mulut (Philips, 2003:94).

Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk membuat tiruan

dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria berikut. Pertama, bahan tersebut

harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada

dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua, selama di mulut bahan

tersebut harus berubah (mengeras) menjadi benda padat menyerupai karet dalam waktu tertentu.

Idealnya waktu pengerasan total harus kurang dari 7 menit. Akhirnya cetakan yang mengeras

harus tidak berubahatau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap

stabil sehingga bahan cor dapat dituang. Kondisi lingkungan serta karakteristik jaringan sering

kali menentukan pilihan bahan mutu cetakan dan mutu hasil cor (Philips, 2003:94).

3

Page 4: BAB I laptut

Bahan cetak dapat dikelompokkan sebagai reversibel atau ireversible, berdasarkan pada

cara bahan tersebut mengeras. Istilah irreversible menunjukkan bahwa reaksi kimia telah

terjadi.jadi, bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula pada klinik dokter gigi.

Misalnya hidrokoloid alginat, pasta cetak oksida seng eugenol (OSE), dan plaster of paris

mengeras dengan reaksi kimia, sedang bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerisasi.

Sebaliknya, reversibel berarti bahan tersebut melunak dengan pemanasan dan memadat dengan

pendinginan, tanpa terjadi perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan kompoun cetak termasuk

dalam kategori ini. Kompoun cetak adalah campuran resin dan malam serta diklasifikasikan

sebagai substansi termoplastik.

Cara lain mengelompokkan bahan cetak gigi adalah menurut penggunaannya. Beberapa

bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui undercut tanpa mematahkan atau

mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum

ditemukannya agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk pasien bergigi,

bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk pasien tak bergigi.

Sebenarnya, pasta cetak OSE dan plaster of paris disebut bahan cetak mukostatik karena bahan

tersebut tidak menekan jaringan selama pelekatan cetakan. Sebelum perkembangan baru-baru ini

dari bahan cetak elastomerik yang amat cair (light body). Bahan cetak pasta dan plaster of paris

seringkali digunakan sebagai bahan pilihan untuk mencetak struktur mulut pada pembuatan gigi

tiruan lengkap. Bahan lain yang diklasifikasikan sebagai bahan tidak elastik adalah kompoun

cetak.

Bahan cetak elastik termasuk kategori pengguanaan kedua. Bahan ini dapat secara akurat

mereproduksi baik struktur keras maupun lunak dari rongga mulut, termasuk undercut dan celah

interproksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakai untuk mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan

digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan serta untuk

unit restorasi tunggal.

4

Page 5: BAB I laptut

BAB III

PEMBAHASAN

Mapping

3.1 Syarat bahan cetak kedokteran gigi

Suatu bahan cetak hendaknya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a. Ketepatan

Ini jelas penting, karena suatu hasil restorasi atau alat yang dibuat di laboratorium tidak

akan bias lebih teliti daripada cetakan dari mana model kerjanya diperbuat.

5

Bahan Cetak Syarat

Tipe

Komposisi

Sifat

Kelebihan Kekurangan

Manipulasi

Aplikasi

Page 6: BAB I laptut

Untuk mendapatkan ketepatan yang sebesar-besarnya, penting diperhatikan factor-faktor

sebagai berikut :

i. sifat-sifat rheology ; bahan hendaknya berada dalam keadaan encer atau plastis

sewaktu dimasukkan ke dalam mulut ; hendaknya cukup encer sehingga dapat

menghasilkan cetakan yang teliti dan halus ; harus mempunyai waktu kerja yang

cukup, selama mana tidak terjadi peningkatan viskositas yang berarti.

ii. Perubahan dimensi yang terjadi sewaktu hendak dilepas dari mulut,

sehingga adanya undercut dapat tercatat tanpa terjadi kerusakan cetakan. Bahan

hendaknya merekat pada sendok cetak.

iii. Sebaiknya bahan cukup elastic sewaktu dilepas dari mulut, sehingga adanya

undercut dapat tercatat tanpa terjadi kerusakan cetakan. Bahan hendaknya

merekat pada sendok cetak.

iv. Perubahan dimensi selama penyimpana hasil cetakan dilaboratorium

hendaknya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

v. Hendaknya dapat bercampur (compatible) dengan bahan model/die.

b. sifat-sifat lain

i. Tidak toksis dan tidak mengiritasi, mempunyai bau dan rasa yang dapat

ditoleransi.

ii. Mempunyai waktu setting yang sesuai, artinya bahan cetak hendaknya tidak

pwerlu berada di dalam mulut selama lebih dari lima menit, untuk mencegah

kelelahan baik operator dan pasien

iii. Stabil pada penyimpanan untuk jangka waktu lama.

(E.C.Combe,1992)

6

Page 7: BAB I laptut

3.2 Tipe bahan cetak kedokteran gigi

1. Elastik

Hidrocoloid : Reversible : Agar

Irreversible : Alginate

Elastomer : a. Polysulphida

b. Silikon

c. Polyether

2. Non- elastik : a. Plaster of Paris

b. Impression composition (Compound)

c. Zinc Oxide Eugenol & pasta sejenisnya

d. Bahan cetak dari wax

e. Bahan lain : Gutta percha

Peripheral seal

3.3 Sifat, Komposisi, manipulasi, dan aplikasi dari masing-masing bahan cetak dalam

Kedokteran Gigi

3.3.1 Bahan cetak elastik

3.3.1.1 Hidrocoloid

Substansi koloid merupakan kombinasi dari wujud apapun, dengan pengecualian

bentuk gas. Sebagai contoh, benda cair atau padat dalam udara disebut aerosol, benda

gas, cair, atau padat dalam cairan disebut liosol, benda gas, cair, dan padat dalam benda

padat disebut foam, emulsi, padat, dan suspensi padat. Semua penghamburan koloid

dinamakan sol tanpa melihat jenis fase penghambur. Bahan koloid yang digunakan untuk

menbuat cetakan baik agar maupun alginat dilarutkan dalam air. Oleh karena itu disebut

Hidrokoloid.

Bahan cetak dapat dikelompokkan sebagai reversible dan irreversible berdasarkan

cara bahan tersebut mengeras. Istilah Irreversible menunjukkan reaksi kima telah terjadi,

jadi bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula. Sedangkan Reversible berati

melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan, tanpa terjadi perubahan

kimia.

7

Page 8: BAB I laptut

Koloid dapat berada dalam keadaan sol dan gel. Dalam keadaan sol bahan ini

berupa suatu caiaran kental. Sol dapat berubah menjadi gel yaitu konsistensi seperti jelly,

disebabkan adanya penggumpalan molekul yang tadinya tersebar menjadi serat atau

rantai membentuk suatu rangkaian jala. Serat-serat ini kemudian mengikat media

tempatnya tersebar (misalnya air).

Sol dapat diubah menjadi gel dengan dua cara :

a. Menurunkan suhu; (bersifat reversible). Dengan memanaskan maka sol dapat diperoleh

kembali; misalnya agar. Pada gel ini serat-serat terikat satu sama lain oleh gaya Van der

Waals.

b. Membentuk gel dengan reaksi kimia; (bersifat irreversible).

Bila suatu gel ditempatkan dalam air, gel tersebut akan menyerap air melalui

suatu proses yang dikenal dengan imbibisi. Gel membengkak selama Imbibisi sehingga

mengubah dimensi awalnya. Imbibisi dapat menyebabkan distorsi sebanyak sineresis dan

penguapan. Efek dari sintesis, penguapan, dan imbibisi harus dibatasi untuk menjamin

dimensi yang tepat dari cetakan. Dalam penggunaan hidrokoloid sebagai bahan cetak

maka bahan ini dimasukkan dalam mulut dalam keadaan sol swaktu masih cukup encer

agar dapat mencatat detil-detil rahang. Pada fase ini pembentukan gel belum dimulai.

Bahan dikeluarkan dari mulut setelah terbentuk gel dimana bahan sudah menunjukkan

sifat elastis. Syneresis dan Imbibissi gel harus dicegah karena syneresis dapat

menyebabkan pengerutan dan imbibisi mengakibatkan terjadinya ekspansi.

A. Agar

Agar adalah koloid hidrofilik organik (polisakarida) diekstrak dari rumput laut jenis

tertentu. Merupakan suatu ester sulfurik dari polimer linier galaktosa. Terdapat dalam

konsentrasi 8%-15%, bergantung terhadap sifat bahanyang dimaksud. Kandungan utama

berdasarkan berat air (>8%). Bahan ini modifikasi terdapat dalam jumlah sedikit,

memberikan pengaruh cukup besar terhadap sifat bahan.

8

Page 9: BAB I laptut

• Komposisi

Konstitusi Persentase Fungsi

Agar

Borax

Natrium

Sulfat Air

14

0,2

2

83,8

Koloid

Memperkuat gel, tetapi memper-lambat waktu setting bahan gips

keras

Mempercepat waktu setting gips keras

Media tempat tersebarnya koloid

Sifat-sifat Agar

1. Ketepatan

Rheology : Bahan ini dibuat cukup encer sehingga seandainya dikerjakan dengan

benar sanggup mencetak detil yang halus.

Bagian yg terlebih dulu mengeras adalah bahan yang berkontak dengan sendok

karena bagian ini lebih dingin daripada jaringan. Jdi bahan yang berkontak dengan

berada dalam keadaan cair agak lama dapat mengalir sehingga mengeliliner bagian

cetakan yang kurang sempurna yang diakibatkan oleh karena adanya perubahan

dimensi atau karena bergeraknya sendok cetak.

Bahan yang telah set dapat dikeluarkan melalui undercut.

Model diisi langsung setelah pencetakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya

syneresis dan imbibisi.

Kompatibel thd bahan model tergantung senyawa kimia yang terkandung pada bahan

cetak.

2. Sifat-sifat lain

Bahan ini tidak toksis dan tidak iritasi.

Waktu settingnya agak lambat, kecuali diberi pendinginan yang efisien.

9

Page 10: BAB I laptut

Tahan cukup lama dipakai (Bahan dapat dipergunakan berulang-ulang dan dapat

disterilisasi). Tanpa adanya akselerator untuk setting stone dapat diperoleh

permukaan halus.

Pemakaian Agar

Untuk pencetakan prosthodonsia dan pekerjaan mahkota dan jembatan.

Digunakan di lab untuk duplikasi model karena dapat dipergunakan berulang-ulang.

Kini byk digantikan oleh alginate dan elastomer. Tp akhir-akhir ini penggunaan agar

banyak dicampur alginate.

Manipulasi Agar

Bahan dalam container disegel untuk mencegah penguapan air. Bahan ini dicairkan

dengan memanaskan tabungnya dlm air mendidih + 10 menit.

Tabung dikocok sampai rata - dibiarkan sampai dingin (45oC) kemudian dipindahkan dari

tabung ke dalam sendok cetak.

Dibiarkan dalam posisinya di dalam mulut sampai menjadi gel.

Pembentukan gel agak lambat, dapat dipercepat dengan cara:

– Menyemprot sendok cetaknya dengan air dingin

– Menggunakan sendok cetak yang memiliki saluran-saluran untuk mengalirkan air

dingin.

Gel ---(heating)---> Sol ---(cooling) ---> Gel

B. Alginat

Faktor penyebab keberhasilan bahan cetak ini adalah:

• Manipulasi mudah

• Nyaman bagi pasien

10

Page 11: BAB I laptut

• Retatif tidak mahal karena tidak memerlukan banyak peralatan

Komposisi

Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid irreversible adalah salah satu alginat yang

larut air, seperti natrium, kalium atau alginat trietanolamin. Bila alginat larut air, dicampur air

bahan tersebut membentuk sol.

Konstitusi Persentase Fungsi

Larutan garam asam alginik/polysaccarida

misal: Na, K, ammonium alginate.

Garam kalsium alginate yang lambat larut

misal CaSO4, 2H2O

Trisodium phosphate

Bahan pengisi (misal diatomaceous earth)

Siliko fluoride, atau fluoride

Bahan pewangi

Indikator kimia (terdapat pada beberapa

bahan)

12

12

2

70

Sedikit

Sedikit

Sedikit

Bereaksi dengan Ca2+ menghasilkan gel kalsium alginate

Melepas Ca2+ untuk bereaksi dengan alginate

Bereaksi dengan Ca2+ menghasilkan Ca3(PO4)2,

untuk menghalangi pembentukan gel.

Meningkatkan kohesi campuran memperkuat gel.

Memperbaiki permukaan model stone.

Supaya lebih disenangi pasien.

warna dapat berubah dengan berubahnya pH,

utk menunjukkan perbedaan tahap manipulasi,

misal merah jambu sewaktu siap untuk diisi

ke sendok cetak, putih ketika bahan siap untuk

dimasukkan ke dalam mulut.

Sifat Alginat

1. Ketepatan

• Sifat rheology : cukup encer untuk mencatat detail halus.

• Rx lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga bahan yang berkontak dengan

jaringan mengeras lebih dahulu.

11

Page 12: BAB I laptut

• Tekanan yang tiba-tiba menimbulkan tegangan pada bahan dan menyebabkan

perubahan setelah keluar dari RM.

• Cukup elastis untuk ditarik melewati undercut meski kadang-kadang bagian cetakan

dapat patah bila melalui undercut yang dalam.

• Tidak stabil pada penyimpanan

• Kompatibel dengan model plaster dan stone

2. Sifat lainnya

• Bahan tidak toksis dan tidak mengiritasi; rasa dan bau bisa ditoleransi.

• Waktu setting tergantung pada komposisi dan pada suhu pencampuran.

• Tidak stabil disimpan pada ruangan yang lembab atau kondisi yang lebih hangat dari

suhu kamar.

3. Keakuratan

Sebagian besar cetakan alginat tidak mapu memproduksi detail yang halus yang tidak

dapat dperoleh dengan cetakan elastometrik lainnya. Kekasaran cetakan permukaan dapat

menyebabkan distorsi pada tepi gigi yang dipreparasi.

Pemakaian Alginat

Bahan ini biasanya tidak dipergunakan untuk mencetak inlay, mahkota, dan pekerjaan

jembatan tetapi dipergunakan dengan hasil sangat baik untuk cetakan prosthetic dan

orthodonsia. Alginate kurang stabil (dimensionil) dibandingkan dengan elastomer.

Manipulasi

Secara ringkas untuk dapat memperoleh hasil cetakan yang baik, perlu di[erhatikan hal

berikut ini:

Kontainer dikocok dulu sebelum dipakai agar merata.

Bubuk & air diukur sesuai anjuran pabrik

Biasanya digunakan air dengan suhu kamar. Waktu setting :

12

Page 13: BAB I laptut

- lebih cepat à air hangat

- lebih lambat à air dingin.

Retensi pada sendok cetak diperoleh dengan:

- Sendok cetak berlubang-lubang

- Bahan adhesive (sticky wax yang dicairkan atau methyl cellulose).

Dikeluarkan dengan tiba-tiba/cepat dari jaringan untuk menjamin keadaan elastis yang

paling baik.

Kekuatan gel maksimal untuk mencegah fraktur dan menjamin cetakan cukup elastis ketika

dikeluarkan dr RM.

Setelah keluar, hendaknya :

- Disiram air dingin untuk menghilangkan saliva

- Ditutup kain kasa lembab untuk mencegah syneresis

- Diisi sesegera mungkin, sebaiknya < 15 menit setelah pengambilan cetakan.

3.3.1.2 Bahan Cetak Elastik Elastomer

Suatu bahan elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh sejumlah

kecil ikatan. Ikatan silang tersbut mengikat rantai polimer yang melingkar pada titik tertentu

untuk membentuk jalinan 3 dimensi yang sering disebut gel. Pada keadaan ideal pergangan

menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran hanya sampai batas tertentu yang dapat

kembali ke keadaan semula, yaitu rantai kembali melingkar pada keadaan berikatan ketika

diangkat. Banyaknya ikatan silang menentukan kekekuan dan sifat elastis bahan tersebut.

Bahan mnyerupai karet sintetik, pertama kali dibuat dari suatu proses yang disebut vulkanisasi

atau curing. Vulkanisasi adalah suatu peroses ikatan silang yang melibatkan gugus sulfur

merkaptan, komponene yang memberikan karakteristik aroma bahan cetak polisulfid. Elastomer

kedokteran gigi pertama,polysulfida, sering sekali dihubungkan dengan:

1. Jenis bahan, yaitu bahan cetak berbasis karet

2. Istilah proses, yaitu bahan cetak vulkanisasi

3.Kimia, yaitu bahan cetak mercaptan

13

Page 14: BAB I laptut

4.Nama salah satu pabrik pembuat pertama, seperti thiokol korporation.

Bahan cetak elastis irreversible (elastomer tanpa air) terdiri atas 4 (empat) jenis yaitu

polisulfid, silikon kondensasi, silikon tambahan,dan polieter (Anusa-vice, 1996:118). Masing-

masing jenis bahan cetak elastomer tersebut memiliki komposisi yang berbeda. Namun pada

dasarnya, elastomer tanpa air (elastomer) memiliki komposisi dasar yaitu pasta basis dan pasta

katalisator/ aselarator/ reaktor.

A. POLISULFID

Komposisi:

Bahan ini terdiri dari 2 pasta:

- pasta basis :   a. polimer polisulfid,seperti mercaptan yang mengandung gugus S-H

b. bahan pengisi (lithopone dan titanium dioksid). Pasta dasar

biasanya berwarna putih.

c. bahan pembentuk sifat plastik (dibutyl phtalat) untuk menghasilkan

kekentalan yang tepat bagi pasta

d. sulfur, yang memunginkan terjadinya reaksi

- pasta reaktor :

a. timah dioksid,ini menyebabkan polimerisasi dan cross linking oleh karena

oksidaasi gugus –S-H. Pada salah satu produk terdapat garam kuprum.

b. bahan pengisi dan pembuat plastik

c. asam oleik atau stearik

(Anusavice, 1996:121)

14

Page 15: BAB I laptut

Sifat

Rheologi

Polisulfid adalah bahan cetak elastometrik yang paling sedikit kekakuannya,

kelenturan ini memungkinkan bahan yang mengeras dilepaskan dari daerah undercut

dan dikeluarkna dari mulut dengan tekanan minimal. Di luar kelenturan tersebut,

bahan yang belum mengeras memiliki tingkat kekentalan yang tinggi.

Energi Robek

Polisulfid memiliki ketahanan tunggi terhadap robekan. Bagian tipis dari bahan cetak

polisulfid lebih sulit robek bila dinbandingkan dengan bahan cetak polieter atau

silikon denga ketebalan yang sama. Namun karena keretarannya terhadap distorsi,

cetakan polisulfid lebih sulit mengalami distorsi dari pada robek. Ini menimbulkan

suatu dilema karena robek dapat langsung terlihat sewaktu cetakan diperikas dengan

seksama sedangkan distorsi yang disebabkan oleh peregangan hampir tidak mungkin

terdeteksi.

Manipulasi

Dengan panjang tertentu dari kedua pasta yang ditekan keluar dari tube

kemasannya pada lembaran pengaduk atau kaca pengaduk, Pasta katalis mula-mula

dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian didistribusikan di atas spasta

basis, dan diaduk di lembar pengadukan. Massa yang diperoleh diumpulkan dengan

bilah spatula dan kembali diaduk merata. Proses tersebut terus dilanjutkan sampai

pasta adukan berwarna seragam tanpa terlihat garis warna basis atau katalis pada

adukan. Bila adukan tidak homogen, proses pengerasan tidak akan berlangsung

seragam dan diperoleh hasil cetakan yang mengalami distorsi

Bila bahan yang mengeras beergantung pada banyaknya regangan, begitu pula

bahan yang tidak mengeras. Pasta cetak polisulfid yang bersifat medium dan heavy

amatlah kental dan lengket. Akibatnya pasta jenis ini, sulit untuk diaduk, Namun

15

Page 16: BAB I laptut

apabila diberikan tekanan secukupnya dan pengadukan dilakukan dengan cepat bahan

tersebut akan terlihat lebih encer dan lebih mudah untuk ditangani. Gejala ini dikenal

dengan pseuduplastisitas.

B. SILIKON KONDENSASI

Komposisi: - pasta basis :   a. silikon kondensasi

b. bahan pengisi : silikon koloidal atau logam ok-sida mikro

- cairan katalis

(Anusavice, 1996:128)

C. SILIKON TAMBAHAN

Komposisi: - pasta basis :   a. polymethyl hidrogen siloxane

b. pre-polimer siloxan lain

c. bahan pengisi

- pasta katalis :  a. aktivator garam platinum

b. retarder

c. bahan pengisi

(Anusavice, 1996:133)

Manipulasi

Silikon tambahan encer dan agak kental dikemas dalam 2 pasta, sementara bahan

putty dikemas dalam 2 toples yang terdiridari bahan basis dengan kekentalan tinggi

dan bahan katalis. Karena baik basis dan katalis mengandung bahan serupa, kedua

bahan ini memilki kekentalan yang hampir sama. Jadi, bahan tersbut lebih mudah

diaduk diabndingkan dengan silikon kondensasi.

16

Page 17: BAB I laptut

Bahan cetak yang telah teraduk diamasukkan langsung ke dalam sendok cetak

yang telah dilapisi adhesif atau pada gigi yang telah dipreparasi bila ujung semprit

telah terpasang. Semakin banyak memberikan pengadukan yang lebih cepat, jadi

suatu bahan cetak yang teraduk merata. Hal yang perlu diperhatikan adalah

memastikan bahwa tutup tube yang mengandung pasta tetap terbuka. Sering kali

perbedaan warna dari kedua pasta begitu sedkit sehingga sulit untuk menentukan

warna visual apakah banyaknya jumlah basis dan katalis telah teraduk merata.

D. POLIETER

Komposisi: - pasta basis :   a. polimer polieter

b. bahan pengisi : silikon koloidal

c. bahan pembuat plastik : glikoeter atau ftalat

- pasta aselerator : alkil sulfonat aromatik

(Anusavice, 1996:138)

Manipulasi

Awalnya, polieter dikemas hanya dalam 1 kekentalan. Bahan psedoplastis

memungkinkan satu adukan digunakan baik untuk bahan semprit maupun sendok

cetak. Kemudian pabrik, pembuat menyediakan pasta tambahan yang dapt digunakan

untuk menhhasilkan suatu adukan pengencer. Komponen bahan memerlukan

perummusan ulang untuk mengadaptasi bahan bila ingin digunakan dengan alat

pengaduk otomatis. Sebagai akibatnya, kekerasan polieter juga berkurang.

- Dibutuhkan pencampuran secara merata

- Retensi bahan pada sendok cetak dicapai dengan mempergunakan bahan adhesive

seperti larutan rubber

- Sebaiknya dibuat ketebalan bahan cetak yang merata (2-3mm)

- Elastomer hendaknya dilepas dari jaringan secara tiba-tiba untuk menjamin sifat

elastisnya.

17

Page 18: BAB I laptut

3.3.2 Bahan non elastis

3.3.2.1 Plaster Of Paris

Struktur Kimia

Konstitusi utama: calcined calcium sulphate hemihydrates à bereaksi dengan air

à membentuk calcium sulphate dehydrate yang kaku.

1.      Natrium sulphat àmengurangi ekspansi selama setting, mempercepat proses

setting

2.      Borax à memperlambat proses setting

3.      Alirazin red à membuat bahan cetak berwarna merah jambu (pink) sehingga

bisa dibedakan dengan bahan model yang dituang ke dalamnya.

4.      Bahan pewangi

Bahan-bahan tersebut dapat tercampur di dalam bubuk gips atau dalam suatu

larutan untuk dicampur dengan gips.

Dalam bentuk larutan (disebut larutan A.E/anti ekspansi):

- Natrium sulphate         4 %

- Borax                          0,4-1 %

- Alizarin red                 0,04 %

Bahan tambahan, seperti gum tragacanth à meningkatkan sifat kohesif gips yang

sudah dicampur.

Starch à gips yang telah set akan terpisah oleh karena mengembangnya starch

sewaktu disiram dengan air mendidih; memudahkan melepas cetakan dari tuangan

model. Bahan yang mengandung starch disebut soluble plasters.

18

Page 19: BAB I laptut

Manipulasi

Plaster atau gips hendaknya dicampur dengan air atau larutan A.E dengan

perbandingan 100 g dengan 50-60 ml. Harus dijaga agar tidak terbentuk gelembung udara

sewaktu mengaduk karena gelembung ini dapat muncul di permukaan menyebabkan

ketidaktepatan hasil cetakan.

a. Penyimpanan

Perlu disimpan dalam container tertutup untuk mencegah terjadinya reaksi dengan

kelembapan atmosfer yang dapat menyebabkan terbentuknya hingga sehingga

mempercepat setting. Stone atau plaster disimpan pada temperatur ruang.

b. Kontaminasi

Jaga agar bahan tidak bercampur dengan bekas – bekas gypsum yang telah set atau

bahan impurity lainnya.

c. Rasio air dan powder yang tepat (penakaran)

Apabila dipakai terlalu banyak air untuk mencampur stone maka setelah set bias

diperoleh hasil yang serupa lunaknya dengan gips. Karena kekuatan suatu stone secara

tidak langsung sebanding dengan rasio W:P adalah sangat penting untuk

mempertahankanjumlah air serendah mungkin. Namun jangan terlalu rendah

sehinggaadukan tidak mengalir kedalam setiap detail cetakan. Sekali rasio W:P optimal

ditntukan, takaran yang sama harus selalu digunakan. Air dan bubuk harusdiukur

dengan menggunakan silinder pengukur volume air yang akurat dan menimbang

kesetaraannya untuk bubuk.

c. Mencegah tersetaknya udara di dalam campuran

Masukkan bubuk ke dalam air dan diaduk sedemikian rupa agar udara jangan

terperangkap ke dalam bahan.

19

Page 20: BAB I laptut

d. Cara pengadukan dan waktu pengadukan

Pengadukan selama satu menit basanya cukup untuk menghasilkan adonan yang cukup

halus dan tidak bergumpal. Bila mengaduk dengan tangan, mangkuk pengaduk harus

berbentuk parabolic, halus, dan tahan terhadap abrasi. Spatula harus memiliki bilah

yang kakuserta pegangan yang nyaman dipagang. Terjebaknya udara dalam adukan

harus dihindari intuk mencegah porous yang dapat menyebabkan kelemahan dan

ketidakakeakuratan permukaan. Penggunaan vibrator otomatis dengan frekuensi tinggi

dan amplitude yang tinggi adalah membantu. Air sudah diukur jumlahnya ditempatkan

dalam mangkuk pengaduk, dan bubuk yang sudah ditimbang ditaburkan. Adukan

kemudian dengan cepat diputar, dengan secara periodic menyapu spatula kedalam

mangkuk pengaduk untuk menjamin pembasahan semua bubuk serta memecahkan

endapan atau gumpalan. Pengadukan harus terus berlangsung sampai diperoleh adukan

yang halus, biasanya dalam 1 menit. Semakin lama waktu pengadukan berarti

mengurangi waktu kerja, khususnya untuk menuang model.

e. Vibrator

Sewaktu menuang ke dalam cetakan model atau die biasanya digunakan vibrator untuk

membantu mengalirnya adonan ke dalam cetakan dan mempermudah terlepasnya

gelembung udara. Cegah dilakukannya vibrasi yang berlebih karena dapat

menyebabkan distorsi bahan cetak.

Aplikasi :

1. Model dan die

2. Bahan cetak

3. Mounting

4. Packing

5. Bahan tanam

Sifat

a.Ketepatan

• Plaster sangat baik dalam mencatat detil-detil halus karena campuran bahan ini

20

Page 21: BAB I laptut

sangat encer ketika dimasukkan ke dalam mulut.

• Perubahan dimensi sewaktu setting sangat kecil karena adanya bahan anti ekspansi.

• Bila terdapat undercut, cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan dari dalam

mulut.

• Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil meskipun ada

sedikit karena pengeringan.

• Sebelum diisi dengan model gips atau dental stone, cetakan gips harus diberi bahan

separasi. Dapat diergunakan bahan pelapis alginate, varnish, atau waterglass atau

larutan sabun.

b. Sifat-sifat umum lainnya

• Bahan cetak gips bersifat nontoksis. Meskipun demikian kadang-kadang terasa tidak

enak bagi pasien karena menimbulkan rasa kering pada mulut.

• Waktu setting dapat dikontrol dengan persis dengan menggunakan jumlah bahan

tambahan yang tepat.

• Cetakan gips stabil dalam penyimpanan jangka lama asalsaja dibiarkan dalam

container tertutup.

Sewaktu bahan dasar gips (CaSO4)2.H2O dicampur dengan air diduga terjadi hal – hal

sebagai berikut (meskipun dalam literatur masih terdapat perbedaan pendapat

mengenai bentuk reaksi setting yang terjadi) :

a.  Sebagian hemihidrat larut dan menghasilkan ion – ion Ca2+ dan SO42-

b.  Hemihidrat yang terlarut membentuk dihidrat dalam larutan yang kemudian

menjadi terlalu jenuh. Dari larutan tersebut, terjadi pertumbuhan kristal dihidrat.

Bahan menjadi kaku tetapi tidak keras, dapat diukir tetapi tidak dapat dibentuk,

ekspansi termis dan panas masih berlangsung Initial Setting.

c.   Faktor – faktor penting yang berkaitan dengan reaksi setting bahan dasar gips :

Terjadi pertumbuhan kristal pada inti kristalisasi; pada kasus ini inti dapat

berupa kristal gypsum yang timbul sebagai impurity pada kristal hemihydrat.

Pergerakan ion – ion Ca2+ dan SO42- ke inti juga sangat penting.

Oleh karena dihydrat berkristalisasi maka lebih banyak hemihydrat yang

larut dan proses bersambung terus.

21

Page 22: BAB I laptut

Bahan keras, kaku, ekspansi thermis dan panas sudah berakhir Final

Setting.

Setting Time yaitu waktu yang diperlukan bahan untuk setting sampai menjadi rigid.

Setting time dipengaruhi oleh : komposisi, bentuk fisis, temperatur, W/P rasio, dan lama

pengadukan.

Reaksi  Setting :

(CaSO4)2H2O + 3H2O 2CaSO4.2H2O + panas.

Bahan Additive :

1.      Setting Time

a)      Akselerator

Na2SO4 mempercepat pembentukan kalsium sulfat hemihidrat K2SO4

menambah kecepatan larutnya kalsium sulfat hemihidrat

b)      Retardus

Na sitrat, boraks, kalium sitrat bahan ini diserap oleh inti kristal sehingga

dapat meracuni inti kristal akibatnya kelarutan tidak sempurna mengurangi

kecepatan kelarutan hemihidrat

2.      Setting Expantion

a)   Memperbesar setting expantion

Kalsium asetat 1% setting expantion linier untuk kompensasi pengerutan

logam saat dingin

b)   Memperkecil setting expantion

Natrium sulfat mengurangi setting expantion sebesar 0,05%.

22

Page 23: BAB I laptut

3.      Kekuatan penambahan bahan additive dapat mengurangi kekuatan gips.

Perubahan dimensi saat setting à plaster of paris à besar ekspansi linier 0,3 – 0,4

%. Ekspansi ini disebabkan adanya dorongan ke arah luar oleh kristal – kristal dihidrate

yang sedang terbentuk. Bahan yang telah ekspansi mengandung kristal – kristal dihidrat

dan pori – pori. Volume kristal bahan yang telah setting lebih kecil dari volume awal

hemihidrat. Besarnya pengurangan volume kristal ini dapat dihitung dari berat molekul

dan berat jenis hemihidrat, kira – kira sebanyak 7 %. Bila gips yang telah dicampur

dibiarkan dalam air pada waktu initial setting, maka akan terjadi ekspansi yang lebih

besar yang disebut disebut Hygroscopic Expansion dan kadang – kadang dilakukan

untuk mengekspansi bahan tanam gypsum.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat manipulasi gips:

1.      Penyimpanan harus tertutup rapat untuk menghindari kelembaban udara

dapat menyebabkan terbentuknya hidrat mempercepat setting time.

2.      Hindari kontaminasi kotoran, gips yang sudah setting atau impurity lain.

3.      Cara mencampur siapkan air sesuai kebutuhan dalam bowl, kemudian tuang

bubuk / powder gips, aduk 60 kali per menit diatas vibrator.

4.Bubuk dulu kemudian air

a)      banyak udara terjebak porus model tidak akurat

b)      kontak permukaan partikel bubuk gips dengan air tidak sama reaksi

kristalisasi tidak sama thermal expantion tidak sama.

5.      W/P rasio : plaster of paris (50 – 60ml/100gr), DS (22 – 35ml/100gr), DSHS

(20ml/100gr).

Kekuatan gips tergantung pada :

a)      Bahan yang digunakan, misalnya hemihidrat yang autoclaved atau calcined

dan adanya bahan additive.

b)      Perbandingan W/P.

23

Page 24: BAB I laptut

c)      Kekeringan bahan yang telah setting. Untuk mendapatkan sifat – sifat

optimal, gips hendaknya dibiarkan berhidrasi selama (paling sedikit) 1 jam (dan

kalau bisa lebih lama), dan kemudian dikeringkan sampai diperoleh berat yang

konstan pada suhu 450C.

(E.C.Combe,1992)

            Dua faktor yang mempengaruhi resistensi kekuatan dan abrasi setelah produk jadi

adalah bentuk partikel dan porusitas. Kekuatan produk gips berhubungan dengan jumlah

air yang digunakan untuk membuat model kerja. Banyaknya porus pada partikel

membuat kebutuhan air lebih banyak untuk merubah hemihidrat menjadi dihidrat.

(Carol Dixon Hatrick: 232)

Faktor-faktor berikut ini dapat diamati selama berlangsungnya reaksi setting:

a.       Campuran air dan hemihidrat dapat dituang seketika (bila digunakan

perbandingan yang benar antara air dengan powder)

b.      Bahan menjadi kaku tetapi tidak keras (initial setting) à pada tahap ini bahan

dapat diukir tetapi sudah tidak dapat dibentuk/dicetak.

c.       Terjadi apa yang disebut ”final  setting” dimana bahan menjadi keras dan

kuat. Walaupun demikian, pada tahap ini reaksi hidrasi tidak berarti sudah

sempurna, tetapi juga tidak berarti bahwa kekuatan dan kekerasan optimum sudah

tercapai.

d.      Dihasilkan panas selama setting karena hidrasi hemihidrat bersifat eksotermis.

(Combe, 1992 : 319)

3.3.2.2 Bahan Cetak Komposisi (Kompoun)

Komposisi:

24

Page 25: BAB I laptut

a.       Campuran damar alam (misalnya colophony dan shellac/wax)

b.      Bahan pengisi (soap-stone atau talc), berguna untuk meningkatkan viskositas

pada temperatur di atas temperatur mulut dan meningkatkan kekerasa kompoun

pada temperature ruang.

c.       Pelicin (asam stearic atau stearin)

d.      Bahan pewarna

Kompoun bersifat thermoplastic yaitu lunak sewaktu dipanaskan dan mengeras bila

didinginkan tanpa terjadi suatu reaksi kimia.

Klasifikasi:

a.       Tipe I, lower fusing materialsà

i.        Untuk mendapatkan cetakan prosthetic seperti preliminary-impression

pada pasien yang sudah tidak bergigi, tersedia dalam lembaran dengan tebal

kira-kira 4-5 mm.

ii.      Bahan untuk peripheral seal.

iii.    Tersedia dalam bentuk batang; dipakai untuk keperluan cetakan yang

menggunakan cincin kuprum yaitu untuk inlay dan mahkota, juga untuk

ditambahkan pada bagian marginal sendok cetak khusus, dll.

b.      Tipe II, higher fusing materialsà

Dipakai sebagai bahan untuk sendok cetak, bahan ini cukup kaku untuk dapat

mendukung bahan cetak lainnya.

Manipulasi:

a.       Untuk cetakan prostheticà

25

Page 26: BAB I laptut

Bahan komposisi dipanaskan dalam waterbath pada suhu 550C sampai 600C.

Karena bahan ini mempunyai sifat penghantar panas yang rendah maka harus

direndam agak lama dalam waterbath sampai sepenuhnya lunak. Meskipun

demikian, bila dibiarkan terlalu lama beberapa konstitusinya dapat terlepas ke

waterbath sehingga merubah sifat-sifat bahan. Air dapat terikut serta ke dalam

bahan apabila bahan komposisi dipijit-pijit sewaktu berada di dalam waterbath;

air ini akan berlaku sebagai plastisizer. Bila komposisi dibiarkan terlalu dingin

maka ia tidak mengalir dengan baik sewaktu dicetakkan di dalam mulut; tetapi

sebaliknya menjadi merekat apabila dibiarkan terlalu panas. Selalu diingat

memberi lapisan kain kasa pada waterbath agar bahan tidak merekat padanya.

b.      Untuk cetakan dengan cincin kuprum misalnya untuk pekerjaan inlay dan

mahkota, batangan komposisi dipanaskan dengan api (gas atau alkohol). Apabila

terjadi overheating beberapa konstitusinya bisa menguap sehingga dapat

merubah sifat-sifat bahan.

Aplikasi :

1. Untuk mencetak linggir gigi

2. Untuk mencetak gigi tunggal

3. Untuk pembuatan inlay, dan mahkota dengan cincin cuprum

4. Kompoun yang kental dapat digunakan untuk pembuatan gigi tiruan

5. Dapat digunakan sebagai pengecek preparasi, hal ini dilakukan agar tidak

membuang-buang bahan

Sifat-sifat:

(a)    Ketepatan

Secara umum bahan ini meskipun plastis sewaktu dicetakkan tetapi tidak cukup

encer untuk dapat mencatat semua detail halus dalam mulut.

Bahan cetak komposisi mempunyai koefisien termal ekspansi yang besar; maka

pada pendinginan sewaktu setting terjadi kontraksi yang cukup banyak. Hal ini

dapat dikurangi sampai batas tertentu dengan cara memanaskan permukaan

26

Page 27: BAB I laptut

bahan yang telah set di atas api lalu diulangi melakukan pencetakan. Dengan

cara ini maka hanya sejumlah kecil bahan komposisi yang mengalami kontraksi,

sehingga resultansi besarnya kontraksi juga kecil. Kontraksi juga terjadi sewaktu

pendinginan dari suhu mulut ke suhu kamar (kira-kira 1,5% volume).

Cetakan komposisi mengalami perubahan sewaktu melewati daerah undercut.

Terjadi perubahan dimensional selama penyimpanan hasil cetakan di

laboratorium. Stress dapat terbentuk di dalam bahan terutama apabila

dimanipulasi atau dibentuk ketika belum sepenuhnya lunak. Perubahan lebih

lanjut dapat terjadi oleh karena pelepasan stress ini, terutama apabila dibiarkan

beberapa waktu di dalam atmosfir hangat sebelum dilakukan pengisian model.

Bahan ini compatible dengan bahan model atau die.

(b)   Sifat-sifat lain

Tidak toksis dan tidak mengiritasi.

Mengeras di dalam mulut dalam waktu yang dapat ditoleransi.

Dapat tahan cukup lama, tetapi perubahan pada shellac dapat menyebabkan

kemunduran kualitasnya setelah pemakaian yang lama.

3.3.3.3 Zinc Oksid-Eugenol dan pasta sejenisnya

Struktur Kimia

a. Zinc oksid tersedia dalam bentuk pasta. Ini diperoleh dengan menambah suatu minyak

(misalnya olive oil, light mineral oil atau linseed oil).

Minyak ini juga bertindak sebagai plastizer di dalam bahan. Juga dapat disertakan

hydrogenated rosin untuk mempercepat setting dan menjadikan pasta lebih kohesif.

b. Eugenol mengandung talc atau kaolin sebagai bahan pengisi membuatnya berbentuk

pasta.

c. Salah satu atau kedua pasta dapat mengandung accelerator seperti zinc asetat.

27

Page 28: BAB I laptut

d. Setidak-tidaknya ada satu jenis pasta yang mengandung asam karboksilat sebagai bahan

pengganti eugenol. Bahan ini dapat bereaksi dengan zinc hidroksida (yang kemungkinan

terbentuk oleh karena hidrolisa zinc oksida) membentuk garam.

(Combe, E.C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta: Balai Pustaka.)

Zinc Oksid-Eugenol

1. Komponen tube no 1 (basis):

- Oksida seng 87%

- Minyak mineral atau sayur tertentu 13%

2. Komponen tube no 2 (bahan aselerator):

- Minyak cengkeh atau eugenol 12%

- Garam atau rosin terpolimerisasi 50%

- Bahan pengisi (jenis silika) 20%

- Lanolin 3%

- Balsam bersifat resin 10%

- Larutan aselerator (CaCl2) dan pewarna 5%

Minyak mineral atau sayur bertindak sebagai bahan pembuat plastis dan membantu

menghilangkan eugenol sebagai iritan. Oksida seng yang digunakan haruslah dibagi secara

cermat dan harus mengandung hanya sejumlah kecil air. Minyak cengkeh yang mengandung

eugenol 70-85%, kadang-kadang digunakan untuk pengganti eugenol karena bahan tersebut

mengurangi rasa terbakar yang dialami oleh pasien ketika bahan berkontak dengan jaringan

lunak.

Penambahan rosin pada pasta dalam tube kedua nampaknya mempermudah kecepatan

reaksi dan menghasilkan produk yang lebih halus, lebih homogeny. Balsam Canada dan Peru

seringkali digunakan untuk meningkatkan aliran dan memperbaiki sifat pengadukan. Bila pasta

28

Page 29: BAB I laptut

yang teraduk terlalu encer atau kurang kental, bahan pengisi (seperti malam) atau bubuk lembam

(seperti kaolin, talk dan tanah diatom) dapat ditambahkan pada satu atau kedua pasta tersebut.

Ada banyak garam pelarut yang dapat bertindak sebagai bahan percepat reaksi. Bahan

kimia yang biasa digunakan adalah seng asetat, kalsium klorid, alkohol primer, dan asam asetik

dingin. Aselarator dapat disatukan pada satu atau kedua pasta.

(Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC)

Sifat

a. Ketepatan

• Bahan cetak ini cukup encer untuk dapat mencatat detil halus dalam mulut.

• Tidak terdapat perubahan dimensional selama proses setting, atau kalaupun ada hanya sedikit.

• Bahan ini tidak elastic sehingga tidak dapat dipakai untuk mencatat undercut.

• Bahan yang telah set kelihatannya cukup stabil dalam penyimpanan di laboratorium.

• Bahan cetak ini dapat kompatibel dengan bahan model dental stone. Pasta dapat dikeluarkan

dari stone dengan cara melunakkannya dalam air pada suhu 60ºC.

b. Sifat-sifat lain

• Bahan ini tidak toksis, tetapi pasta yang mengandung eugenol dapat mengiritasi,memberi rasa

gatal, atau rasa seperti terbakar pada pasien dan rasanya tetap lengket sehingga bagi sebagian

penderita dianggap tidak menyenangkan. Pasta ini dapat merekat ke jaringan, sehingga bibir

pasien biasanya diolesi terlebih dahulu dengan vaselin (petroleum jelly).

• Waktu setting biasanya cukup baik bila diikuti petunjuk pabrik dengan benar dan dipergunakan

perbandingan pasta yang sesuai. Adanya air dan peningkatan suhu, kedua-duanya

memperpendek waktu setting.

Manipulasi

Pengadukan kedua pasta umumnya dilakukan pada kertas tahan minyak, meskipun dapat

juga digunakan lempeng kaca pengaduk. Proporsi yang tepat dari kedua pasta umumnya

diperoleh dengan menekan kedua pasta dengan panjang yang sama, masing-masing dari tiap

tube, pada lempeng pengaduk. Spatula baja antikarat yang lentur dapat digunakan untuk

mengaduk kedua bahan tersebut. Kedua bahan disatukan dengan menyapunya menggunakan

29

Page 30: BAB I laptut

spatula, dan pengadukan dilanjutkan selama kurang lebih 1 menit (atau seperti dianjurkan

oleh pabrik) sampai terlihat warna yang seragam.

Aplikasi:

1. Bahan ini biasanya dipergunakan dalam bagian tipis (2 sampai 3 mm) sebagai wash

impression. Cetakan dengan zinc oksid-eugenol dapat dilakukan dengan menggunakan

sendok khusus yang sangat rapat atau menggunakan basis gigi tiruan yang ada terutama

basis gigi tiruan yang hendak di-relining

2. Pasta bedah

Setelah gingivoplasti (pembuangan secara bedah jaringan gingiva hiperplastik dan untuk

menciptakan kontur fisiologis gingiva), pasta oksida seng eugenol dapat ditempatkan

pada daerah luka operasi untuk membantu memegang obat-obatan dan mempercepat

penyembuhan.

Campuran pasta bedah umumnya serupa dengan pasta cetak. Namun, pasta-pasta ini

umumnya lebih lunak dan lebih lambat mengeras dibandingkan dengan pasta cetak.

Adukannya harus dapat dibentuk menjadi suatu tali yang dimampatkan ke dalam luka

gingiva serta ruang interproksimal untuk memberikan retensi bagi dresing (pembalut).

Produk akhir haruslah cukup kuat menahan perubahan posisi selama pengunyahan tetapi

tidak begitu rapuh sehingga dapat bergeser di bawah tekanan terlokalisasi.

3. Pasta pencatat gigitan

Bahan yang digunakan untuk mecatat relasi oklusal antara gigi asli atau gigi tiruan

termasuk plaster cetak, kompoun, malam, resin, dan pasta oksida logam. Pasta oksida

seng eugenol seringkali digunakan sebagai bahan pencatat gigitan dalam membuat gigi

tiruan lengkap dan gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan. Bahan pembuat plastis seperti

petrolatum seringkali ditambahkan untuk mengurangi kecenderungan pasta melekat pada

jaringan mulut. Berlawanan dengan malam, pasta oksida seng eugenol hampir tidak

memberi tahanan terhadap gerakan menutup mandibula, sehingga memberikan catatan

relasi interoklusal yang lebih akurat. Juga pencatatan interoklusal lebih stabil

dibandingkan dengan yang dibuat dari malam.

30

Page 31: BAB I laptut

3 .3.3.4Bahan Cetak Lilin/Wax

Malam atau wax  merupakan salah satu bahan yang memegang peranan penting di

ilmu bidang Kedokteran Gigi. Malam atau wax dipergunakan pertama kali di dunia

Kedokteran Gigi sekitar abad 18 yang bertujuan untuk pencatatan cetakan rahang yang

tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru lainnya, malam masih digunakan

dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium. Untuk

memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur dari bahan alami dan

sintetis (Combe,1992).

            Malam atau wax yaitu bahan termoplastik yang terdiri dari berbagai bahan

organis dan bahan alami sehingga membuatnya sebagai bahan yang dengan sifat-sifat

yang sangat berguna. Unsur-unsur pokok Dental Wax, diantaranya : mineral, sayur-

sayuran/tumbuh-tumbuhan, dan serangga/hewani. Wax yang berasal dari bahan mineral

dibedakan menjadi parafin wax dan microcrystalin wax (ceresin). Sedangkan malam /

wax yang berasal dari hewani yaitu beeswax. Carnauba wax, candelila wax, resin, dan

gum merupakan jenis wax yang berasal dari sayur-sayuran/tumbuh-tumbuhan. Parafin

wax dan microcrystalin wax (ceresin) diperoleh dari hasil residu petroleum melalui

proses destilasi. Parafin wax memiliki sifat mudah pecah, mencair pada suhu 480-700C,

dan memiliki rantai hidrokarbon yang lurus. Sedangkan microcristalyn wax (ceresin)

memiliki sifat yang lebih fleksibel dan kuat, mencair pada suhu 650-900C, dan memiliki

rantai hidrokarbon yang bercabang. Beeswax memiliki sifat mudah pecah pada

temperature kamar tetapi mudah dibentuk pada temperature tubuh dan mencair pada suhu

840-910C. Begitu juga dengan carnauba wax, bahan ini mencair pada suhu 840-910C.

Sedangkan pada candelila wax, bahan ini mencair pada suhu 680-750C dan digunakan

untuk memperkeras parafin wax dengan jalan ditambahkan pada parafin wax. (USU-

library.ac.id, 2008).

            Teknik yang digunakan dalam pembuatan model malam pada gigi, terbagi

menjadi 2, yaitu :

1.      Teknik lansung, jika model malam langsung dibuat pada gigi.

31

Page 32: BAB I laptut

2.      Teknik tidak langsung, jika model malam dibuat pada die

Ada juga modifikasi dari teknik-teknik tersebut untuk mendapatkan hasil yang

lebih maksimal. (Philips, 2004)

Bahan malam yang dihasilkan secara alami (baik dari tumbuhan maupun hewan)

tidak bisa dikontrol dalam proses manipulasinya, sedangkan malam sintesis (seperti

derivat nitrogen dari asam lemak) atau polimer dari etilen dapat memberikan keuntungan

yang lebih. Pada prakteknya, di dunia kedokteran sendiri lebih banyak menggunakan

malam campuran dari berbagai macam sumber yang tujuannya untuk saling melengkapi

dan menutupi kekurangan setiap malam. (Craig,1983)

Malam yang digunakan di dunia Kedokteran Gigi (biasa disebut Dental Wax)

harus memenuhi syarat-syarat diantaranya :

1.      Stabil pada suhu mulut

2.      Dapat mengisi rongga cetak

3.      Non iritan dan tidak beracun

4.      Tidak meninggalkan residu pada saat dipanaskan

5.      Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan

(Wilson,1987)

Malam memiliki sifat-sifat fisis yang dapat membantu atau malah merugikan

pekerjaan di dunia Kedokteran Gigi. Sifat-sifat fisis itu antara lain :

1.      Suhu transisi padat – padat.

Suhu transisi padat – padat ini dapat diperoleh dengan memanaskan malam secara

merata hingga massa malam lunak dan merupakan saat yang tepat untuk

memanipulasi malam. Pada keadaan ini malam mudah dibentuk tanpa sobek.

Keadaan ini disebabkan karena kisi kristal yang stabil (orthorhombic) berubah

menjadi bentuk hexagonal yang terjadi di bawah titik cair malam. Malam yang tetap

kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi padat – padat di atas suhu 37ºC.

32

Page 33: BAB I laptut

 

2.      Ekspansi dan Kontraksi Termis

Koefisien ekspansi termis malam lebih tinggi daripada bahan kedokteran gigi lainnya.

Hal ini dapat menyebabkan kesalahan pada pattern atau pola sewaktu didinginkan

dari suhu cair ke suhu kamar. Ekspansi dan kontraksi sewaktu pemanasan ini dapat

menyebabkan hasil yang diperoleh sedikit berbeda dari dimensi ukuran yang

sebenarnya.

3.      Flow (daya alir)

Sifat aliran suatu malam sangat menentukan dalam menghasilkan detail cetakan yang

sempurna. Sifat aliran pada tiap tipe malam berbeda – beda sesuai dengan

penggunaannya di Kedokteran Gigi. Sifat aliran malam dan campuran malam

meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi padat – padat. Pengukuran

aliran pada malam tergantung dari pergeseran molekul – molekul malam selama

pergerakannya.

4.      Tegangan dalam (internal stress)

Tegangan dalam adalah tegangan yang timbul pada malam yang diakibatkan adanya

pemanasan malam yang tidak merata. Malam yang mengalami internal stress akan

mengalami distorsi apabila dilakukan pemanasan ulang. (Combe,1992)

Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, antara lain :

a.       Malam model

Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan untuk

pencatatan relasi rahang dalam bentuk gigi tiruan. Malam model yang digunakan

untuk keperluan klinik hendaknya tidak mengalami perubahan dimensi ketika

dipanaskan pada suhu mulut dan didinginkan pada suhu kamar.

33

Page 34: BAB I laptut

b.      Malam lembaran tuang

Malam jenis ini tersedia dalam bentuk lembaran dengan ketebalan tertentu. Bahan

malam tuang dan komponen polimer harus dibakar habis dari bumbung tuang

tanpa meninggalkan residu.

c.       Malam inlay

Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan pola inlay, yang dapat

dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model.

d.      Carding dan Boxing wax

Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk melekatkan gigi tiruan pada

tempatnya dan untuk membuat dinding batas cetakan sebelum dilakukan

pengisian.

e.       Malam perekat (Sticky wax)

Malam jenis ini berbentuk batang yang mudah patah/brittle, warna kuning, terbuat

dari beeswax dan beberapa resin alami. Bahan ini hendaknya mudah dilepas

dengan air mendidih dan memiliki kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk

mencegah bergeraknya bagian-bagian yang hendak disambung.

f.       Malam cetak

Malam jenis ini dipergunakan untuk mencetak rahang yang tidak bergigi. Malam

ini menunjukkan derajat aliran yang tinggi pada suhu mulut. 

(Combe,1992)

3.3.3.5 Bahan lain

1. Peripheral seal

34

Page 35: BAB I laptut

Formula monomer dan polimer. Monomernya adalah n-butyl methacrylate yang

mengandung activator amina tertiar, sedangkan polimernya adalah poly(ethyl

methacrylate) dengan suatu initiator peroksida. Polimerisasi terjadi sewaktu kedua bahan

ini dicampur. Kebaikan bahan ini adalah bahwa penggunaannya sangat mudah dan cepat.

Auto-polimerising acrylic konvesionil tidak sesuai untuk pemakaian ini. Hal ini

disebabkan karena pengaruh toksis methyl methacrylate dan panas yang terjadi selama

polimerisasi (exotherm) serta kecepatan reaksi.

2. Guttha Percha

Gutta Percha dapat melunak pada suhu 60-65˚C. Dapat mengalir pada suhu mulut bila

diberi tekanan. Dapat dipergunakan misalnya untuk pengambilan cetakan pasien yang

mempunyai cleft palatum. Bahan ini melunak dan terbentuk sendiri setelah beberapa hari

berkontak dengan jaringan lunak yang bergerak.

3.4 Tipe sendok cetak

3.4.1 Stock tray à ukuran standar.

Dibagi menjadi:

- Reusable à dari logam, tersedia dengan atau tanpa perforasi

- Disposable à dari polimer(seperti nylon atau polystyrene), biasanya berlubang-lubang

(perforated)

3.4.2 Special tray à berdasarkan model cetakan mulut penderita ; Semuanya disposable,

dapat dibuat dari self curing akrilik atau shellac.

Berdasarkan bentuk :

- Sendok cetak sebagian (1/2 rahang) : untuk pembuatan 1 gigi misalnya

inlay,onlay,mahkota jacket.

- Sendok cetak penuh/ seluruh rahang

35

Page 36: BAB I laptut

Sendok Cetak Siap Pakai

Sendok cetak pakai tersedia dalam atau tidak berbagai ukuran dan bentuk. Sendok

cetak ini dibuat dari logam atau plastik dan dapat berlubang atau tidak berlubang. Sendok

cetak plastik dengan tipe tertentu dibuat untuk satu kali pemakaian.

Idealnya sebuah sendok cetak pakai harus menutupi seluruh daerah pendukung

gigi tiruan dan memberikan suatu ruangan yang merata selebar beberapa milimeter.

Tetapi karena bentuk dan ukuran sendok cetak terbatas dan bentuk daerah pendukung

gigi tiruan sangat bervariasi, ketetapan sendok cetak seringkali kurang memuaskan.

Sendok cetak mungkin terlalu lebar atau sempit, mungkin tidak menutupi jaringan

pendukung gigi tiruan bagian posterior, sayap sendok cetak mungkin terlalu panjang

sehingga menusuk ke dalam sulkus dan mengubah bentuk jaringan sulkus.

Sendok Cetak Perseorangan

36

Page 37: BAB I laptut

Untuk menghindari perubahan yang permanen pada bahan cetak elastik ketika

dikeluarkan dari daerah ceruk, diperlukan bahan cetak dengan ketebalan yang memadahi.

Karena itu sendok cetak perseorangan harus dibuat pada model pendahuluan setelah

dilapisi dengan suaru pembuat ruangan yang cukup tebal.

Alginat merupakan bahan cetak yang elastik yang sering digunakan untuk pasien

tidak bergigi dan memrlukan ruang antara 3mm. Resin akrilik berpolimerisasi dingin atau

shellac yang mengandung aluminium dapat digunakan untuk membuat sendok cetak tipe

ini. Masalah cenderung terjadi dengan bhan cetak shellac terutama bila komponen batang

berwarna hijau digunakan untuk pembentukan tepi, karena panasnya akan melunakkan

shellac mengakibatkan pelepasan tegangan. Pendinginan sendok cetak shellac secara

merata sangat diperlukan setelah pembentukan tepi-tepinya selesai,jika digunakan

kombinasi kedua bahan tersebut.

Pasta oksida eugenol digunakan sebagai lapisan tipis karena itu diperlukan sendok

cetak yang cekat, resin akrilik berpolimerisasi dingin diindikasikan untuk sendok cetak

tipe ini terutama pada rahang bawah yang daerah pendukungnya di daerah anterior sangat

sempit dan jika terbuat dari shellac akan patah atau berubah bentuk selama prosedur

pembuatan cetakan.

Sebuah sendok cetak bawah yang cekat dari akrlik hendaknya mempunyai

tonggak pegangan di daerah premolar yang berfungsi sebagai bersandarnya jari.

Pegangan ini menjaga agar jari yang menstabilkan sendok cetak dan mendukung cetakan

benar-benar bebas dari daerah tepi cetakan yang kritis waktu bahan cetak mengeras. Jika

hal ini tidak dilakukan ketidaktepatan akan terjadi akibat jari-jari yang menghalangi

gerakan jaringan lunak saat pembentukan tepi dan menghalangi gerakan jaringan lunak

saat pembentukan tepi dan menghalangi terdorongnya bahan cetak yang berlebih ke

dalam sulkus.

37

Page 38: BAB I laptut

BAB IV

KESIMPULAN

1. Tipe bahan cetak dalam kedokteran gigi dibagi dalam dua tipe yaitu :

a. Elastik terdapat Hidrocoloid terdiri dari Reversible : Agar dan

Irreversible : Alginate serta Elastomer terdiri dari Polysulphida, Silikon

dan Polyether.

b. Non- elastik terdiri dari Plaster of Paris, Impression composition

(Compound), Zinc Oxide Eugenol & pasta sejenisnya, Bahan cetak dari

wax serta Bahan lain : Gutta percha dan Peripheral seal.

2. Syarat dan sifat bahan cetak yaitu suatu bahan cetak hendaknya mempunyai sifat-sifat

sebagai berikut : sifat-sifat rheology ; bahan hendaknya berada dalam keadaan encer atau

plastis sewaktu dimasukkan ke dalam mulut ; hendaknya cukup encer sehingga dapat

menghasilkan cetakan yang teliti dan halus, Perubahan dimensi yang terjadi sewaktu

hendak dilepas dari mulut, Sebaiknya bahan cukup elastic sewaktu dilepas dari mulut,

Perubahan dimensi selama penyimpana hasil cetakan dilaboratorium hendaknya sangat

kecil sehingga dapat diabaikan dan compatible. Serta sifat-sifat lain yaitu tidak toksis dan

tidak mengiritasi, mempunyai bau dan rasa yang dapat ditoleransi, mempunyai waktu

setting yang sesuai, dan stabil pada penyimpanan untuk jangka waktu lama.

38

Page 39: BAB I laptut

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC

Basker, R.M.1996.Perawatan Prostodontik bagi pasien tidak bergigi. Jakarta:EGC

Combe, E.C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta: Balai Pustaka

Prajitno, H.R.1991. Ilmu Geligi tiruan Jembatan. Jakarta:EGC

Utari, Rita I.1994. Desain & Teknik mencetak pada pembuatan gigi tiruan lengkap. Jakarta:

Hipokrates

Anonim.www.Library.usu.ac.id

Anonim.www.dentaland.co.nz

Anonim.www.2spi.com/catalog/chem/liquid-polymers.html

39