of 48 /48
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian terhadap maloklusi telah berkembang dari penilaian maloklusi terhadap suatu individu menjadi penilaian maloklusi terhadap sekolompok populasi. Penelitian terhadap maloklusi ini tidak hanya dilakukan oleh seorang dokter gigi, namun juga dilakukan oleh seorang ahli kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya perhatian para ahli kesehatan masyarakat terhadap maloklusi dan perawatan ortodonti maka banyak merode penilaian maloklusi dengan menggunakan indeks disusun dan diajukan untuk keperluan survei epidemiologi. Secara umum penyusunan suatu indeks bertujuan untuk menjelaskan status relatif suatu populasi pada suatu skala bertingkat dengan batas atas dan batas bawah yang jelas dengan membandingkan satu populasi dengan populasi yang lain yang telah dikelompokkan dengan kriteria dan metode yang sama. Jadi suatu indeks maloklusi memerlukan penilaian kuantitatif dan objektif yang dapat memberikan batasan adanya penyimpangan dari oklusi ideal yang masih diaanggap normal, dan dapat memisahkan kasus-kasus abnormal menurut tingkat keparahan dan kebutuhan masyarakat. 1

laptut indeks maloklusi

Embed Size (px)

Text of laptut indeks maloklusi

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPenilaian terhadap maloklusi telah berkembang dari penilaian maloklusi terhadap suatu individu menjadi penilaian maloklusi terhadap sekolompok populasi. Penelitian terhadap maloklusi ini tidak hanya dilakukan oleh seorang dokter gigi, namun juga dilakukan oleh seorang ahli kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya perhatian para ahli kesehatan masyarakat terhadap maloklusi dan perawatan ortodonti maka banyak merode penilaian maloklusi dengan menggunakan indeks disusun dan diajukan untuk keperluan survei epidemiologi. Secara umum penyusunan suatu indeks bertujuan untuk menjelaskan status relatif suatu populasi pada suatu skala bertingkat dengan batas atas dan batas bawah yang jelas dengan membandingkan satu populasi dengan populasi yang lain yang telah dikelompokkan dengan kriteria dan metode yang sama. Jadi suatu indeks maloklusi memerlukan penilaian kuantitatif dan objektif yang dapat memberikan batasan adanya penyimpangan dari oklusi ideal yang masih diaanggap normal, dan dapat memisahkan kasus-kasus abnormal menurut tingkat keparahan dan kebutuhan masyarakat.Dalam menggunakan suatu indeks maloklusi dibutuhkan suatu observasi langsung terhadap sumber data, yaitu keadaan rongga mulutu dan model studi. Informasi/data yang diperoleh dari kegiatan observasi ini akan diolah dengan analisis deskriptif agar diperoleh suatu gambaran mengenai karatreistik data tersebut sehingga dapat diperoleh kesimpulan mengenai tingkat keparahan maloklusi dan rencana perawatan yang akan diberikan.Mengingat pentingnya indeks maloklusi bagi mahasiswa kedokteran gigi sebagai bekal ke depan, maka kita mempelajari macam-macam indeks maloklusi beserta kriteria-kriteria penggunaannyaa.1.2 Rumusan Masalah1. Sebut dan jelaskan syarat-syarat indeks maloklusi?2. Sebut dan jelaskan macam-macam indeks maloklusi?3. Bagaimana hubungan analisis deskriftif dengan indeks maloklusi?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui dan memahami syarat-syarat indeks maloklusi.2. Untuk mengetahui dan memahami segala sesuatu tentang macam dari indeks maloklusi.3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana hubungan analisis deskriftif dengan indeks maloklusi.1.4 Mapping

Penelitian Observasi Klinik

Analisis Lapangan

Syarat-syaratIndeks Maloklusi

Analisis Deskriptif

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Maloklusi2.1.1 Pengertian Pengertian oklusi menurut Dewanto (1993) adalah berkontaknya permukaan oklusal gigi geligi di rahang atas dengan permukaan oklusal gigi geligi di rahang bawah pada saat rahang atas dan rahang bawah menutup. Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada rahang atas (maksila) dan rahang bawah (mandibula) yang terjadi selama pergerakan mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara dental system, skeletal system dan muscular system. Oklusi gigi bukan merupakan keadaan yang statis selama mandibula bergerak, sehingga ada bermacam macam bentuk oklusi misalnya : centrik, excentrik, habitual, supra-infra, mesial, distal, lingual (Daniel, 2000).Dikenal ada 2 macam istilah oklusi yaitu (Dewanto, 1993) :a) Oklusi ideal yaitu suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan yang tak mungkin terjadi pada manusia.b) Oklusi normal yaitu suatu hubungan gigi geligi disatu rahang terhadap gigi geligi di rahang lain apabila kedua rahang tersebut dikatupkan dan condylus mandibularis berada pada fossa glenoidea.Maloklusi adalah bentuk oklusi yang menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk normal. Maloklusi juga berarti kelainan ketika gigi-geligi atas dan bawah saling bertemu ketika menggigit atau mengunyah. Maloklusi dapat berupa kondisi bad bite atau sebagai kontak gigitan menyilang (crossbite), kontak gigitan yang dalam (overbite), gigi berjejal (crowdeed), gigitan menyilang (scisor bite) atau posisi gigi maju kedepan (protrusi). Hal ini dapat memberikan efek terhadap penampilan estetis, berbicara atau kenyamanan dalam mengunyah makanan (Daniel, 2000). Dalam penelitian ini maloklusi juga dapat diartikan dengan susunan gigi-geligi yang tidak teratur. 2.1.2 Penyebab MaloklusiMaloklusi tidak disebabkan oleh satu faktor saja, ada beberapa faktor berbeda yangmerupakan penyebabnya yaitu, genetik dan lingkungan. Menurut Proffit (1998) secara umum maloklusi disebabkan karena 2 faktor yaitu :a) Faktor keadaan diluar gigi itu sendiri (ekstrinsik factor ) : Herediter Kelainan kongenital Perkembangan dan pertumbuhan yang salah pada waktu prenatal dan postnatal Penyakitpenyakit sistemik yang menyebabkan adanya kecenderungan kearah maloklusi seperti: ketidakseimbangan kelenjar endokrin, gangguan metabolisme, penyakit-penyakit infeksi, malnutrisi. Kebiasaan jelek, sikap tubuh yang salah dan trauma.b) Faktorfaktor pada gigi (intrinsik / lokal factor) : Anomali jumlah gigi, terdiri dari adanya gigi berlebih (dens supernumerary teeth) dan tidak adanya gigi (anondontia). Anomali ukuran gigi. Anomali bentuk gigi. Frenulum labii yang tidak normal. Kehilangan dini gigi desidui. Persistensi gigi desidui. Terlambatnya erupsi gigi permanen. Jalan erupsi yang abnormal. Ankilosis. Karies gigi. Restorasi yang tidak baik.

2.1.3 Akibat MaloklusiMenurut Daniel (2000), maloklusi dapat menyebabkan beberapa gangguan pada penderitanya yaitu :a) Masalah psikososial yang disebabkan karena gangguan estetis wajah.b) Masalah dengan fungsi rongga mulut termasuk kesulitan dalam menggerakkan rahang (gangguan otot dan nyeri), gangguan sendi temporomandibular, gangguan pengunyahan, menelan dan berbicara.c) Kemungkinan mendapatkan trauma yang lebih mudah, masalah penyakit periodontal atau kehilangan gigi.Dibiase (2001) menyatakan beberapa kasus maloklusi pada anak remaja sangat berpengaruh terhadap psikolgis dan perkembangan sosial, yang disebabkan karena penindasan (bullying) yang berupa ejekan dan hinaan dari teman sekolahnya. Pengalaman psikis yang tidak menguntungkan dapat sangat menyakitkan hati sehingga remaja korban penindasan tersebut akan menjadi sangat depresi.2.1.4 Diagnosis MaloklusiMaloklusi sering ditemui selama pemeriksaan oleh dokter gigi, dapat terlihat ketika gigi berkontak pada saat menelan air ludah dan kepala ditengadahkan, dan jika ditemukan adanya maloklusi maka pemakaian rontgen photo dapat dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut.2.1.5 Prevalensi MaloklusiCara yang paling mudah untuk mengetahui prevalensi maloklusi ialah dengan memisahkan maloklusi menurut komponen morfologi yang ada. Cara ini banyak dilakukan dalam studi epidemiologi dan data mengenai 6 komponen (ciri-ciri) maloklusi dalam TPI dilaporkan dalam penelitian terbaik di Amerika. Jadi, prevalensi tentang kelainan vertical (gigitan terbuka dan tumpang gigit dalam), kelainan transversal (gigitan silang), kelainan anteroposterior (jarak gigit dan jarak gigit terbalik/reserved overjet), kelas II atau kelas III, gigi berjejal, dan anomaly gigi disajikan secara terpisah. 2.2 Indeks MaloklusiIndeks menurut Toung dan Striffler ialah nilai numeric yang menjelaskan status relative suatu populasi pada suatu skala bertingkat dengan batas atas dan batas bawah yang jelas. Hal ini dirancang agar mampu memberi kesempatan dan fasilitas untuk dibandingkan dengan populasi lain yang telah dikelompokkan dengan criteria dan metode yang sama. Indeks maloklusi yang diperlukan ialah penilain kuantitatif dan objektif yang dapat memberikan batasan adanya penyimpangan dari oklusi ideal yang masih dianggap normal dan dapat memisahkan kasus-kasus abnormal menurut tingkat keparahan dan kebutuhan masyarakat. 2.2.1 Syarat Indeks MaloklusiMenurut Jamison dan McMillan (1960), indeks maloklusi hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : Sederhana, akurat, dapat dipercaya, dan dapat diulang. Bersifat objektif dan menunjukkan data kuantitatif yang dapat di analisis dengan metode statistik yang digunakan pada saat itu. Direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat membedakan antara maloklusi yang memerlukan perawatan dan yang tidak memerlukan. Dapat digunakan untuk menilai maloklusi dengan cepat, meskipun oleh petugas yang tidak diberi instruksi khusus mengenai diagnosis orthodonti. Dapat dimodifikasi untuk koleksi data epidemiologi maloklusi yang berbeda dengan prevalensi, insidensi dan keparahan maloklusi seperti frekuensi malposisi gigi individual. Dapat digunakan baik pada pasien maupun pada model gigi. Dapat untuk mengukur derajat keparahan maloklusi tanpa mengelompokkan atau mengklasifikasikan maloklusi. 2.2.2 Macam-macam Indeks Maloklusia. Occlusal Feature Index (OFI)Ciri maloklusi yang dinilai adalah letak gigi berjejal, kelainan integritas tonjol gigi posterior, tumpang gigit, jarak gigit. Keuntungannya metode ini sederhana dan objektif serta tidak memerlukan perlatan diagnostik yang rumit, namun kurang praktis karena dalam menilai integritas tonjol hanya dengan memeriksa hubungan gigi posterior atas dan bawah sebelah kanan serta memerlukan latihan khusus dalam menentukan besarnya skor penilaian gigi berjejal anterior bawah.b. Malalignment Index (Mal I)Indeks ini digunakan untuk menilai keparahan gigi yang tidak teratur. Ciri oklusi yang dinilai ialah letak gigi yang berpindah atau berotasi secara kuantitatif. Gigi yang berpindah dinilai apakah lebih kecil atau lebih besar dari 1,5 mm dan gigi yang berotasi dinilai apakah berputar lebih kecil atau lebih besar dari 45o. Penilaian dilakukan dengan bantuan sebuah penggaris plastik kecil.c. Handicapping Labio-Lingual Deviation Index (HLD Index)Indeks ini ditujukan kepada subjek yang dipilih dengan maloklusi yang parah atau berat dan adanya anomali wajah. Indeks ini dapat digunakan pada gigi permanen. Ciri-ciri maloklusi yang dinilai pada metode ini ialah meliputi 9 macam ciri maloklusi di mana 2 di antaranya merupakan ciri khas yang dapat menentukan adanya cacat muka (physical handicap).d. Handicapping Malocclusion Assesment Index (HMA Index)Salah satu indeks yang dianjurkan oleh para ahli yang telah mengevaluasi penggunaan indeksindeks yang dianjurkan adalah indeks HMA oleh Salzman. Indeks HMA secara kuantitatif memberikan penilaian terhadap ciriciri oklusi dan cara menentukan prioritas perawatan ortodonti menurut keparahan maloklusi yang dapat dilihat pada besarnya skor yang tercatat pada lembar isian. Indeks ini digunakan untuk mengukur kelainan gigi pada satu rahang, dan mengukur ciri maloklusi yang merupakan kelainan dentofasial. Keuntungan penggunaan indeks ini adalah : Mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi dan peka terhadap semua tingkatan maloklusi. Penilaian renggang dan absen gigi posterior dicatat. Jika metode dipelajari dengan baik, tidak diperlukan catatan lain dan skor keparahan maloklusi dapat dikalkulasi dengan cepat.Selain keuntungan diatas, indeks ini juga dapat memenuhi persyaratan indeks yang dituliskan sebelumnya, diantaranya sederhana, objektif dalam pengukuran, dapat mengukur tingkat keparahan maloklusi, dapat diperiksa langsung pada pasien dan tidak menggunakan alat yang rumit. Kekurangan metode ini memerlukan latihan cara pemeriksaan untuk menyamakan persepsi pada pemeriksa.e. Treatment Priority Index (TPI)Indeks ini merupakan modifikasi dari Malocclusion Severity Estimate untuk menentukan prioritas perawatan bagi sekelompok populasi dan digunakan untuk tujuan epidemiologi. Indeks dibuat untuk menilai jarak gigit, gigitan terbalik, tumpang gigit, gigitan terbuka anterior, gigi insisivus agenesis, disto oklusi, mesio oklusi, gigitan silang posterior dengan segmen gigi atas bukoversi, gigitan silang posterior dengan segmen gigi atas linguoversi, malpopsisi gigi individual dan celah langit-langit. Penggunaan indeks ini memerlukan bantuan sebuah penggaris pengukur.f. Occlusal Index (OI)Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan perkembangan normal oklusi. Penilaiannya adalah umur gigi, relasi gigi molar, tumpang gigit, jarak gigit, gigitan silang posterior, gigitan terbuka posterior, penyimpangan gigi, relasi gigi tengah dan adanya gigi insisivus atas. Indeks ini dapat digunakan pada masa gigi susu, gigi bercampur dan gigi permanen, namun bentuk penilaiannya rumit sehingga kurang praktis.g. Metode Survei Dasar dari WHOKarena banyak kesukaran-kesukaran yang dihadapi dalam menentukan kelainan handicap, dan karena tidak adanya standar untuk menilai anomali dentofasial yang bisa diterima, maka pada tahun 1971 WHO revision Committee memberikan rekomendasi, bahwa untuk survey dasar hanya anomali dentofasial yang berat yang dikembangkan, yaitu :a. Anomali yang menyebabkan cacat muka (facial disfigurement)b. Anomali yang menyebabkan gangguan berat pada fungsi pengunyahan atau pernafasanSelain itu keadaan-keadaan yang dianggap sebagai penyebab anomali juga dicatat, yaitu :a. Mesio-oklusi yang beratb. Disto-oklusi yang beratc. Celah bibir atau celah langit-langitd. Lain-lain anomali termasuk gigitan terbuka, tumpang gigit dalam, gigi sangat berjejal dan sebagainya. Jika ini ada maka sebaiknya dirinci secara lengkap.Definisi sederhana dari ciri-ciri maloklusi di bawah ini menjelaskan macam-macam keadaan yang dapat mempengaruhi anomali dentofasial, tetapi hanya manifestasi yang berat yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan bentuk yang perlu dicatat sebagai anomali dentofasial.h. Metode Penilaian menurut FDIUntuk mengukur atau menilai ciri-ciri maloklusi, pada tahun 1959 sebuah komisi yang menangani klasifikasi dan statistik kondisi mulut dari FDI (FDI Commission on Classification and Statistic for Oral Conditions = COCSTOC) telah mengusulkan Method of measuring Occlusal Traits yang telah diterima secara resmi oleh FDI pada Mexico City tahun 1972. Pengukuran menurut metode ini terbatas pada penilaian tertentu in situ dari gigi-gigi itu sendiri, hubungan antara gigi-gigi dalam satu rahang (intra-arch), dan hubungan gigi-gigi dalam kedua rahang (inter-arch). Tidak ada pilihan umum tentang jaringan lunak (misalnya profil jaringan lunak) sebab penilaian semacam itu sangat subjektif.Sistem pengukuran ini merupakan langkah pertama yang pasti ke arah metode komprehensif untuk mendapatkan informasi kombinasi sifat-sifat atau ciri-ciri yang mempengaruhi penampilan wajah seseorang. Jika data yang peroleh cukup, diharapkan dapat menentukan cut-off point bagi sifat-sifat individu yang bisa membedakan orang-orang yang membutuhkan perawatan dan yang tidak.2.3 Analisis DeskriptifAnalisis deskriptif adalah kegiatan menganalisa suatu data yang fungsinya untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang sudah diperoleh. Analisis deskriptif sering diabaikan penggunaannya dalam penelitian-penelitian sosial, karena memang dalam beberapa fungsi analisis lainnya otomatis tercantum analisis deskriptif. Penggunaan analisis deskriptif ini sangat dianjurkan untuk digunakan sebelum melakukan analisis lainnya pada data anda. Hal ini sangat penting karena dengan analisis deskriptif kita bisa mengkoreksi secara cepat data yang sudah kita masukkan.http://inparametric.com/bhinablog/statistics/analisis-deskriptif2.4 Perawatan Orthodontik2.4.1 Kebutuhan Akan Perawatan OrthodontikPenilaian kebutuhan akan perawatan orthodontic memerlukan suatu pengertian yaitu bahwa tanpa perawatan, maloklusi atau kelainan dento-facial tersebut akan berakibat negative, dan keadaan negative tadi tidak akan terjadi jika kondisi tersebut dirawat atau dinormalkan. Akibat negative tersebut ialah menurunnya kesehatan jaringan periodontal, meningkatnya risiko terhadap karies gigi, gangguan fungsi TMJ, ketidak-mampuan berbicara atau makan, atau ketidaksesuain psikososial. 2.4.2 Tuntutan Terhadap Perawatan OrthodontikTuntutan terhadap perawatan orthodontic ditunjukkan oleh jumlah pasien yang betul-betul menginginkan dan mencari pelayanan perawatan. Kebutuhan akan perawatan lebih sukar diukur untuk diukur. Hal ini berkenaan dengan jumlah orang-orang yang mempunyai masalah orthodontic dan yang memanfaatkan pelayanan. Seperti kita ketahui bahwa tidak semua orang dengan gigi yang maloklusi menginginkan perawatan meskipun mereka memiliki gigi yang sangat menyimpang dari normal. Beberapa di antara orang-orang tersebut tidak menyadari bahwa mereka mempunyai masalah dengan giginya, sedangkan yang lain merasa bahwa mereka memerlukan perawatan tetapi tidak berusaha dan tidak dapat memperoleh perawatan.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Syarat-Syarat Indeks Maloklusi Menurut Jamison dan McMillan (1960), indeks maloklusi hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : Sederhana, akurat, dapat dipercaya, dan dapat diulang. Bersifat objektif dan menunjukkan data kuantitatif yang dapat di analisis dengan metode statistik yang digunakan pada saat itu. Direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat membedakan antara maloklusi yang memerlukan perawatan dan yang tidak memerlukan. Dapat digunakan untuk menilai maloklusi dengan cepat, meskipun oleh petugas yang tidak diberi instruksi khusus mengenai diagnosis orthodonti. Dapat dimodifikasi untuk koleksi data epidemiologi maloklusi yang berbeda dengan prevalensi, insidensi dan keparahan maloklusi seperti frekuensi malposisi gigi individual. Dapat digunakan baik pada pasien maupun pada model gigi. Dapat untuk mengukur derajat keparahan maloklusi tanpa mengelompokkan atau mengklasifikasikan maloklusi. Indeks Maloklusi Valid sepanjang waktu Merupakan salah satu syarat indeks maloklusi yang ideal Bisa dilakukan kapanpun itu waktunyaJadi indeks yang digunakan dapat digunakan selama penetuan tingkat keparahan maloklusi walaupun modifikasi data dengan hasil dari sebelum perawatan sampai setelah perawatan, baik hasilnya tetap atau terjadi penurunan atau peningkatan. 3.2 Macam-macam Indeks Maloklusi3.2.1 Occlusal Feature Index (OFI)Indeks ini ntelah dikembangkan oleh national institute of dental research pada tahun 1957 dan telah diterapkan dan dievaluasi oleh paulton dan Aaronson (1960) dalam penelitiannya. Ciri-ciri maloklusi yang dinilai dengan metode ini ialah letak gigi berjejal, kelainan interdigitasi tonjol gigi posterior, tumpang gigit, jarak gigit. Kriteria penilaian denngan member skor sebagai berikut : OFI (1) gigi berjejal depan bawah :0 = susunan letak gigi rapi1 = letak gigi berjejal sama dengan setengan lebar gigi insisivus satu kanan bawah2 = letak gigi berjejal sama dengan lebar gigi insisivus satu kanan bawah3 = letak gigi berjejal lebih besar dari lebar gigi insisivus satu kanan bawah OFI (2) interdigitasi tonjol gigi dilihat pada region gigi premolar dan molar sebelah kanan dari arah bukal dalam keadaan oklusi.0 = hubungan tonjol lawan lekuk1 = hubungan antara tonjol dan lekuk2 = hubungan antara tonjol lawan tonjol OFI (3) tumpang gigit, ukuran panjang bagian insisal gigi insisivus bawah yang tertutup gigi insisivus atas pada keadaan oklusi0 = sepertiga bagian insisal gigi insisiv bawah1 = duapertiga bagian insisal gigi insisivus bawah2 = sepertiga bagian gingival gigi insisivus bawah OFI (4) jarak gigit, jarak dari tepi labio insisal gigi insisivus atas ke permukaan labial gigi insisivus bawah pada keadaan oklusi.0 = 0 1,5mm1 = 1,5 3mm2 = 3mm atau lebihSkor total didapatkan dengan menjumlahkan skor keempat macam cirri utama maloklusi tersebut diatas. Skor OFI setiap individu berkisar antara 0 9 (OFI (1)) = 3, OFI (2,3 dan 4)masing masing= 2)Penilaian dapat dilakukan pada model gigi atau langsung dalam mulut. Waktu yang diperlukan untuk menilai hanya kurang lebih 1-11/2 menit bagi setiap individu.Keuntungan metode ini adalah sederhana dan obyektif serta tidak memerlukan peralatan diagnostic yang rumit seperti model gnalthostik. Dan alat sefalometri. Selain itu apabila peneliti hanya memerlukan waktu penilaian yang singkat.Kerugiannya adalah dalam menilai interdigitasi tonjol hanya memeriksa hubungan gigi posterior atas dan bawah sebelah kanan saja\, sebelah kiri tidak dinilai. Selain itu penilaian gigi berjejal depan bawah memerlukan latihan terlebih dahulu karena untuk menentukan besanya skor membutuhkan waktu untuk mengukur lebar mesio distal gigi gigi anterior bawah dan mengukur panjang lengkung gigi depan bawah.Paulton adan aronson (1960) telah mengevaaluasi metode ini dan dari hasil penelitiannya terbukti bahwa penilaian keparahan maloklusi oleh ahli ortodontio secara subyektif dan penilaian oleh dokter ahli kesehatan masyarakat memakai OFI hasilnya mendekati (hamper sama). Criteria penilaian maloklusi oleh ahli ortodonti sebagai berikut, skornya sebagai berikut :0 1 = maloklusi ringan sekali (slight) = tidak memerlukan perawatan ortodoni1 3 = maloklusi ringan (mild) = ada sedikit variasi dari oklusi ideal yang tidak perlu dirawat.4 5 = maloklusi sedang (moderate) = indikasi perawatan ortodonti6 9 = maloklusi berat/parah (severe) = sangat memerlukan perawatan ortodontiPenilaian ini yang berdasarkan atas perlunya perawatan tidak dapat diterapkan pada populasi yang lebih besar, tetapi meskipun demikian ternyata erat hubungannya dengan skor OFI.

3.2.2 Malalignment Index (Mal I)Index ini diajukan oleh Van Kirk dan Pennell pada tahun 1959. Cirri-ciri maloklusi yang dinilai ialah letak gigi yang tidak teratur (Malalignment teeth). Criteria penilaian dengan member skor sebagai berikut:Skor 0 = Ideal alignment = letak gigi teratur dalam deretan normalSkor 1 = Minor alignment = letak gigi tak teratur ringanIni ada 2 tipe yaitu: (1) rotasi