Upload
agnes-cecilia
View
270
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
real laporan kasus
Citation preview
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. E Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 48 tahun Alamat : Jl. SDIT Pekerjaan : Pengajar Status perkawinan : menikah Agama : Islam Masuk RS : 21 januari 2015
KELUHAN UTAMA : SAKIT DADA TERASA SEPERTI TERTIMPA BEBAN BERAT SEJAK KURANG LEBIH 15 MENIT SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :-pasien mengeluh sakit dada sebelah kiri dan tidak menjalar terasa seperti ditimpa beban berat yang membuat pasien sulit bernafas sejak kurang lebih 15 menit smrs dan tidak ada perbaikan dengan istirahat- sakit ini muncul saat mengangkat barang dan sakitnya tidak menjalar ke belakang atau tangan kiri.-pasien juga lebih suka tidur dengan bantal tinggi ( 2- 3 bantal).-terasa jantung berdebar-debar-lemas-keringat dingin-pasien juga mudah lelah saat melakukan aktivitas yang agak berat dan sudah tidak bisa lari lagi tetapi masih kuat untuk berjalan jauh dan menjalankan aktivitas sehari-hari.-batuk (-) , bengkak pada kaki (-), mual (-), demam(-)-bak dan bab baik tidak ada kelainan
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:-pasien pernah seperti ini sebelumnya tetapi sembuh sendiri setelah beristirahat-riwayat hipertensi (+) sejak tahun 2004 dan minum obat teratur tetapi 1 thn ini sudah tidak minum obat-riwayat dm disangkal-riwayat sakit jantung disangkal-riwayat asma disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dengan
pasien dalam keluarga disangkal
RIWAYAT KEBIASAAN pasien merokok sejak muda dan
dalam 1 hari menghabiskan 1 bungkus
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : compos mentis Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi : 203 x/menit, reguler, isi cukup Pernapasan : 25 x/ menit Suhu : 36,20C
Kulit : sawo matang, ikterus(-), sianosis(-), spider nevi (-)
Kepala : normochepali Mata : Eksophtalamus (-/-), endophtalamus (-/-),
edem palpebra (-/-), konjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+) pupil isokor diameter 2mm/2mm, pergerakan mata ke segala arah.
Hidung : Lubang hidung lapang, tidak ada deviasi septum dan tidak ada epitaksis.
Telinga : Kedua meatus acusticus externus normal, pendengaran baik
Mulut : tonsil T1-T1 tenang dan tidak hiperemis, lidah kotor (-), lidah tremor (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar thyroid (-), JVP 5+2 cmH2O
Thoraks :Bentuk normal dan tidak ada retraksi
Paru-paruInpeksi : bentuk dan pergerakan hemitorak kanan dan kiri simetrisPalpasi : vokal fremitus hemitorak simetris kanan dan kiriPerkusi : sonor pada seluruh lapangan paruAuskultasi : bising nafas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
JantungInspeksi : iktus kordis terlihat di ICS V linea midclavikula sinistraPalpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midclavikula sinistraPerkusi : Batas jantung kiri di ICS V 1 jari di samping linea midclavikula sinistra Batas jantung kanan di ICS IV linea parasternal dextraAuskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :Inspeksi : tampak datarAuskultasi : bising usus (+) normalPerkusi : timpani di seluruh kuardan abdomenPalpasi : hepar tidak teraba, supel, nyeri tekan (+) di epigastrium
Ekstremitas :Akral hangat, edema
(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN EKG
PEMERIKSAAN EKG
Heart rate : 1500/7 = 214 x/menitGelombang R di V5 dan V6 > 27 mmGelombang P tertutup gel T. Interval PR tidak dapat dihitung, interval QT memendek.Kesan : superventrikel takikardi dan LVH
PEMERIKSAAN FOTO THORAK PA
Cor : CTR > 50%, cor membesar ke lateral kiriSinus dan diafragma normalKesan : tampak kardiomegali
PEMERIKSAAN LABORATORIUMPemeriksaan Hasil
Hemoglobin 15,7
Leukosit 10.800
Trombosit 292.000
Hematokrit 43
Gula darah sewaktu 160
Kolesterol 231
Ureum 49
Kreatinin 1,0
Asam urat 5,3
SGOT 133
SGPT 100
DIAGNOSA CHF fc II ec IHD Superventrikel takikardi Dislepidimia
PENATALAKSANAANTerapi : Istirahat total Oksigen 2-3 lpm Infus RL 12 gtt / menit Inj. Ranitidin 1 amp/ 12 jam iv Inj. Furosemid 1 amp iv Captopril 3 x 25 mg Amlodipin 1 x 10 mg Simvastatin 1x 20 mg (malam) Propanolol 10 mg / 8 jam Rawat icu EKG ulang di icu
PROGNOSIS : Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad malam Quo ad sanasionam : dubia ad bonam
Kenapa di diagnosa CHF fc II Pada anamnesis didapat :- Sulit bernapas pada saat melakukan aktivitas yang agak berat yaitu
mengakat barang, keringat dingin, jantung berdebar-debar.- Riwayat hipertensi
Pada pemeriksaan fisik didapat :- Nadi : 203 x/menit- Peningkatan JVP yaitu 5+2 cmH2 O
- Pada thoraks : cor : Inspeksi : iktus kordis terlihat di ICS V linea midclavikula sinistra
- Perkusi : Batas jantung kiri di ICS V 1 jari di samping linea midclavikula sinistra
Pada pemeriksaan penunjang di dapat :- EKG : LVH dan superventrikel takikardi- Foto thoraks : kardiomegali.
Kriteria Framingham dapat dipakai untuk diagnosis gagal jantung kongestif
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) atau ortopnea
Edema ekstremitas
Distensi vena leher Batuk malam hari
Ronkhi paru basah tidak nyaring Dispnea d’ effort (+)
Kardiomegali (+) Hepatomegali
Edema paru akut Efusi pleura
Gallop S3 Takikardi (>120x/menit) (+)
Penigkatan tekanan vena jugularis (+)
Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
Refluks hepatojugular
Diagnosis gagal jantung ditegakkan jika ada 2 kriteria mayor atau 1 kriteria major dan 2 kriteria minor.
New York Heart Association Functional classification kelas I : aktivitas fisik tidak terbatas dan tidak
ada keluhan saat melakukannya Kelas II : aktivitas sedikit terbatas dan ada
keluhan saat melakukan aktivitas fisik sehari-hari
Kelas III : aktivitas sangat terbatas dan ada keluha saat melakukan aktivitas fisik sehari-hari yang ringan
Kelas IV : timbul keluhan bahkan pada saat istirahat.
Pada kasus pasien mengeluh munculnya keluhan pada saat melakukan aktivitas yang agak berat yaitu menangakat barang sehingga didiagnosis dengan CHF kelas II
hubungan terjadinya peningkatan transaminase dengan CHF enzim ini terdapat pada jaringan atau sel yang
memunyai aktivitas metabolik tinggi contoh : di hepar, jantung dan otot bergaris. Enzim-enzim ini dikeluarkan ke aliran darah karena adanya jejas (cedera /kerusakan sel) atau kematian sel.
Pada CHF terjadi kerusakan otot jantung
Enzim transaminase keluar ke aliran darah
Peningkatan enzim tersebut pada pemerikasaan sebesar 2 - 4 x dari nilai normal
PENATALAKSANAAN CHF
Non farmakologi :-Bed rest total-Posisi setengah duduk -Diet -Oksigenasi
Farmakologi :- Diuretik- ACE inhibitor- Beta blocker- Antikoagulan dan antiplatelet- Digoksin- ISDN
Pengertian superventrikal takikardi Supraventrikular takikardi (SVT) adalah suatu
peningkatan frekuensi denyut jantung antara 180 sampai 240x/menit, dengan bentuk kompleks QRS yang seluruhnya normal. Kelainan ini sering terjadi pada demam, emosi, aktivitas fisik, dan gagal jantung.
Diagnosis SVT
Pada bentuk akut: pucat, gelisah, takipneu, sukar minum Denyut jantung 180-240 kali per menit (mungkin sulit
dihitung) Dapat terjadi gagal jantung (bila dalam 24 jam tidak
membaik) Dapat terjadi Stroke/cerebrovascular accident (pada bentuk
takikardia atrial menetap) EKG :- Frekuensi jantung 180-240 kali/menit, konstan- Bentuk kompleks QRS semuanya normal- Gelombang P kadang-kadang sukar
dibedakan dengan gelombang T (karena tumpang tindih).- Kadang-kadang terlihat depresi ST dan perubahan T
(rata/inversi).
Penatalaksanaan SVT
- Direct Current Synchronized Cardioversion - Manuver Vagal- Pemberian adenosin- Verapamil- Digoksin- Beta blocker- Prokainamid- Flecainide dan sotalol