45
AKADEMI KEBIDANAN AISYIYAH – BANTEN Jl. Raya Cilegon Km.8 Desa Pejaten Kec. Kramatwatu Kab. Serang - Banten Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit dr. Ita MS

Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

  • Upload
    mura

  • View
    275

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dr. Ita MS. Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. Definisi. Kebutuhan fisiologis yg digunakan : utk alat transportasi nutrien , elektrolit & sisa metabolisme Sbg komponen pembentuk sel , plasma, darah & komponen tubuh yg lain Sebagai pengatur suhu tubuh & seluler. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

AKADEMI KEBIDANAN AISYIYAH – BANTENJl. Raya Cilegon Km.8 Desa Pejaten Kec. Kramatwatu Kab. Serang - Banten

Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

dr. Ita MS

Page 2: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Definisi

Kebutuhan fisiologis yg digunakan: utk alat transportasi nutrien, elektrolit &

sisa metabolisme Sbg komponen pembentuk sel, plasma,

darah & komponen tubuh yg lain Sebagai pengatur suhu tubuh & seluler

Page 3: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Sistem organ yg berperan

Ginjal Kulit Paru Gastrointestinal Sistem endokrin:

ADH (anti diuretik hormon) Aldosteron Prostaglandin glukokortikoid

Page 4: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Ginjal

Peran cukup besar dlm pengaturan kebutuhan cairan & elektrolit

Fungsi: Pengaturan air Pengaturan konsentrasi

garam dlm darah Keseimbangan asam basa Ekskresi bahan

buangan/kelebihan garam

Page 5: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Kulit (1)

Terkait dg proses pengaturan panas Proses ini diatur oleh

pusat pengatur panas yg disarafi oleh vasomotorik (kemampuan mengendalikan arteriol kulit dg cara vasokonstriksi & vasodilatasi)

Page 6: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Kulit (2)

Cara pelepasan panas: Penguapan: jmlh keringat tgtg

banyaknya darah yg mengalir melalui pembuluh darah dlm kulit

Pemancaran (radiasi): panas dilepaskan ke udara sekitar

Konduksi: panas dialirkan ke benda yg disentuh

Konveksi: mengalirkan udara yg telah panas dg permukaan yg lebih dingin

Page 7: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Paru

Peran dlm pengeluaran cairan dg menghasilkan insensible water loss + 400 ml/hari

Pengeluaran cairan terkait dg respon akibat perubahan kemampuan bernapas

Page 8: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Gastrointestinal

Organ saluran cerna memiliki peran dlm proses penyerapan & pengeluaran air

Cairan yg hilang sekitar 100-200 ml/hari

Page 9: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

ADH

Hormon yg memiliki peran dlm peningkatan reabsorbsi air utk mengendalikan keseimbangan air

Dibentuk di hipotalamus yg terletak di hipofisis posterior

Page 10: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Aldosteron

Fungsi: Sbg absorbsi natrium yg disekresi oleh

kelenjar adrenal di tubulus ginjal

Page 11: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Prostaglandin

Fungsi: Pengaturan sirkulasi ginjal melalui

pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, & mobilitas pencernaan

Page 12: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Glukokortikoid

Fungsi: Mengatur dlm meningkatkan reabsorbsi

natrium & air shg volume darah meningkat & terjadi retensi natrium

Page 13: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Mekanisme perpindahan cairan

Difusi Osmosis Transpor aktif

Page 14: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Difusi

Bercampurnya molekul dlm cairan, gas atau zat padat dengan bebas & acak

Difusi dpt terjadi bila 2 zat bercampur dlm sel membran Di dlm tubuh terjadi melalui membran

kapiler yg permeabel Kecepatan difusi bervariasi

tergantung pd ukuran molekul, konsentrasi cairan & suhu cairan

Page 15: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Osmosis

Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui membran semi permeabel

Terjadi perpindahan dr larutan kurang pekat ke larutan dg konsentrasi lebih pekat

Penting dlm pengaturan keseimbangan cairan di dalam & di luar sel

Page 16: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Transpor Aktif

Proses perpindahan cairan menggunakan energi atau bantuan

Penting utk mempertahankan natrium dlm cairan di dlm maupun di luar sel

Page 17: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Page 18: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Faktor yg memengaruhi

1. Usia Berkaitan dg luas permukaan tubuh, aktivitas

organ, serta jumlah kebutuhan metabolisme 2. Suhu3. Diet/nutrisi

Bila kurang gizi, maka akan memecah cadangan makanan shg terjadi pergerakan cairan dr dlm ke luar sel

4. Stres Peningkatan produksi ADH krn stres dpt

meningkatkan metabolisme

Page 19: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Kebutuhan air berdasarkan umur & berat badan

Umur Kebutuhan air (ml/kg berat

badan)

Hasil perhitungan

total (ml)

3 hari 80-180 250-300

1 tahun 120-135 1150-3000

2 tahun 115-125 1350-1500

4 tahun 100-110 1600-1800

10 tahun 70-85 2000-2500

14 tahun 50-60 2200-2700

18 tahun 40-50 2200-2700

dewasa 20-30 2400-2600

Page 20: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (1)

1. Hipovolemia/dehidrasi:Jenis dehidrasi: Dehidrasi isotonik: kehilangan cairan =

kehilangan elektrolit Dehidrasi hipertonik: kehilangan air >

elektrolit Dehidrasi hipotonik: kehilangan elektrolit

> air

Page 21: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (2)

Derajat dehidrasi: Berat: ▪ kehilangan cairan 4-6 liter, serum natrium

159-166 mEq/l, hipotensi, turgor kulit buruk, oliguria, nadi & pernapasan meningkat

Sedang:▪ Kehilangan cairan 2-4 liter / 5-10% BB,

serumnatrium 152-158 mEq/l, mata cekung Ringan:▪ Kehilangan cairan 5% berat badan / 1,5-2 liter

Page 22: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (3)

2. Hipervolume/overhidrasi: peningkatan volume darah & edema

3. Hiponatremia Kurang natrium dlm plasma darah Pd pasien kelebihan cairan, ditandai

rasa haus berlebih, cemas, kejang perut, denyut nadi cepat, hipotensi, membran mukosa kering, kdr natrium < 135mEq/l

Page 23: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (4)

4. Hipernatremia Kdr natrium plasma tinggi, ditandai: mukosa

kering, rasa haus, turgor kulit buruk & permukaan kulit bengkak, kulit kemerahan, lidah kering, kejang, suhu meningkat, kdr natrium >145 mEq/l

5. Hipokalemia Kurang kalium dlm darah, ditandai: denyut nadi

lemah, tekanan darah menurun, tdk nafsu makan & muntah, perut kembung, otot lemah, aritmia, penurunan bising usus, kdr kalium plasma < 3,5 mEq/l

Page 24: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (5)

6. Hiperkalemia Kdr kalium dlm darah tinggi, ditandai: mual,

hiperaktivitas saluran cerna, aritmia, lemah, urin sedikit, cemas, kdr kalium > 5mEq/l

7. Hipokalsemia Kurang kalsium dlm plasma, ditandai: kram

otot & perut, kejang, bingung, kdr kalsium < 4,3 mEq/l

8. Hiperkalsemia Kdr kalsium berlebih dlm darah, ditandai:

nyeri tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual, kdr kalsium >4,3 mEq/l

Page 25: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Gangguan/masalah kebutuhan cairan & elektrolit (6)

9. Hipomagnesia Kurang kdr magnesium dlm darah,

ditandai: iritabilitas, tremor, kram, takikardi, hipertensi, kejang, kdr magnesium < 1,3 mEq/l

10.Hipermagnesia Kdr magnesium berlebih dlm darah,

ditandai: gangguan napas, koma, kdr magnesium >2,5 mEq/l

Page 26: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Keterampilan dasar

Pemberian cairan melalui infus Memasukkan cairan melalui

intravena dg bantuan infus set Tujuan utk memenuhi kebutuhan

cairan & elektrolit sbg tindakan pengobatan & pemberian nutrisi parenteral

Page 27: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Pemberian cairan melalui infusPersiapan alat/bahan Standar infus Infus set Cairan sesuai kebutuhan pasien Jarum infus sesuai dg ukuran Pengalas Torniket/karet pembendung Kapas alkohol Plester Gunting Kasa steril Betadin Sarung tangan

Page 28: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Prosedur pelaksanaan (1)

Cuci tangan Jelaskan prosedur yg dilakukan Hubungkan cairan & infus set dg

menusukkan ke dlm botol infus (cairan)

Isi cairan ke dalam infus set dg menekan bagian ruang tetesan hingga ruang tetesan terisi sebagian & buka penutup hingga selang terisi & udara selang keluar

Letakkan pengalas di bawah vena

Page 29: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Page 30: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Prosedur pelaksanaan (2)

Lakukan pembendungan dg torniket/ karet pembendung 10-12 cm di atas tempat penusukan & anjurkan pasien utk menggenggam

Gunakan sarung tangan steril Desinfeksi daerah yg akan ditusuk

dg kapas alkohol Lakukan penusukan pada vena dg

posisi jarum mengarah ke atas

Page 31: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Page 32: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Prosedur pelaksanaan (3)

Cek keluarnya darah melalui jarum. Apabila saat penusukan terjadi pengeluaran darah, maka tarik keluar bagian dalam jarum sambil meneruskan tusukan ke vena

Setelah jarum infus bagian dalam dikeluarkan, tahan bagian atas vena menggunakan penekanan jari agar darah tidak keluar, & hubungkan bagian infus dg selang infus

Page 33: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Prosedur pelaksanaan (4)

Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dg kebutuhan

Lakukan fiksasi dg kassa steril Lepaskan sarung tangan Cuci tangan Tulis tanggal, jam pelaksanaan infus

pd plester, catat ukuran, tipe jarum, jenis cairan, letak infus & kecepatan aliran

Page 34: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Menghitung cairan infus (1)

a. Berdasarkan luas permukaan tubuh = (ml/m2)/24 jam utk BB>10 kg

Normal: (1500 ml/m2)/24 jam kebutuhan rumatan

b. Berdasarkan kebutuhan kalori = 100-150 cc/100 kal

Page 35: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Menghitung cairan infus (1)

c. Berdasarkan berat badan 100 ml/kg BB = 10 kg pertama 50 ml/kg BB = 10 kg kedua 20 ml/kg BB = berat > 20 kgContoh:Anak dg BB 25 kg, kebutuhan cairannya: 100 ml/kg x 10 kg = 1000 cc (utk 10 kg I) 50 ml/kg x 10 kg = 500 cc (utk 10 kg II 20 ml/kg x 5 kg = 100 cc (utk 5 kg sisa)Total = 1600 cc/24 jam

Page 36: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Menghitung tetesan infus (1)

Dewasa (makro dg 20 tetes/ml) Tetesan/menit = jumlah cairan yg

masuk lamanya infus (jam) x 3

atau

Tetesan/menit = jumlah kebutuhan cairan x faktor tetesan

lama infus (jam) x 60 menit

Page 37: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Menghitung tetesan infus (2)

Anak

Tetesan/menit: jumlah cairan yg masuk

lamanya infus (jam)

Page 38: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Melaksanakan transfusi darah (1)

Tindakan pada pasien yg membutuhkan darah dg cara memasukkan darah melalui vena dg menggunakan alat transfusi set

Tujuan: memenuhi kebutuhan darah & memperbaiki perfusi jaringan

Page 39: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Melaksanakan Transfusi darah (2)Persiapan alat/bahan Standar infus Transfusi set NaCl 0,9% Darah sesuai kebutuhan pasien Jarum infus/abocath sesuai ukuran Pengalas Torniket/pembendung Kapas alkohol Plester Gunting Kassa steril Betadin Sarung tangan

Page 40: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Melaksanakan Transfusi darah (3)

Cuci tangan Jelaskan prosedur yg akan dilakukan Gunakan selang infus yg mempunyai filter

(selang Y atau tunggal) Lakukan pemasangan sesuai prosedur infus,

terlebuh dahulu masukkan cairan NaCl 0,9% sebelum pemberian transfusi

Periksa identifikasi kebenaran produk darah, kompabilitas dlm kantong darah, kesesuaian identifikasi pasien, periksa kadaluarsa & periksa adanya pembekuan

Page 41: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Pelaksanaan transfusi darah (4)

Buka set pemberian darah, untuk slang Y atur ketiga klem, & utk slang tunggal klem pengatur pada posisi off

Page 42: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Pelaksanaan transfusi darah (5)

Cara transfusi dg selang Y Lakukan penusukan pd botol berisi cairan NaCl 0,9%

& isi selang dg NaCl 0,9% Buka klem pengatur pd selang Y& hubungkan ke

kantong NaCl Tutup/klem pd selang yg tdk digunakan Tekan sisi bilik dg ibu jari & jari telunjuk (biarkan

ruang filter terisi sebagian) Buka klem pengatur bagian bawah & biarkan selang

terisi NaCl Kantong darah perlahan dibalik-baluk 1-2 kali agar

sel-selnya tercampur. Kemudian tusuk kantong darah & buka klem pd selang & filter isi darah

Page 43: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Pelaksanaan transfusi darah (6)

Cara transfusi dg selang tunggal Lakukan penusukan pd kantong

darah Tekan sisi bilik dg ibu jari & jari

telunjuk sehingga filter terisi sebagian

Buka klem pengatur & biarkan selang infus terisi darah

Page 44: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Pelaksanaan transfusi darah (7)

Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selam 15 menit pertama, & tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya

Setelah dilakukan transfusi bersihkan selang dengan memasukkan cairan NaCl

Cuci tangan Catat tipe, jumlah, komponen darah

yg diberikan

Page 45: Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

TERIMA KASIH