12
I. FLORA NORMAL MULUT Bahan yang disediakan : 1. Tusuk gigi steril 2. Zat warna untuk pewarnaan sederhana atau Gram Cara Kerja: 1. Siapkan objek gelas steril 2. Mensterilisasi ose dengan cara membakar pada spiritus 3. Masukkan ose ke dalam tabung NaCl fisiologis 4. Teteskan pada objek gelas 5. Mensterilisasi ose yang baru saja digunakan 6. Ambil kotoran di sela-sela gigi dengan menggunakan tusuk gigi steril 7. Letakkan tusuk gigi yang telah digunakan di atas cairan NaCl fisiologis 8. Buang tusuk gigi di bak pewarnaan 9. Keringkan objek glass dengan melewatkannya diatas uap api spirtus 10. Objek gelas yang telah berisi bakteri dipanaskan lalu di fiksasi dengancaramelewatkan pada lidah api sebanyak tiga kali dengan menggunakan pinset 11. Kemudian lakukan pewarnaan Gram 12. Lihat hasil pada mikroskop Hasil praktikum : NaCl fisiologis + kotoran gigi + pewarnaan gram OP DESKRIPSI BAKTERI Bentuk Gram Ciri tambahan OP 1 coccus + - Streptococcus Kesimpulan : Pada praktikum ini pelaksanaan praktikum dilakukannya pewarnaan gram untuk mengetahui bakteri yang terdapat di mulut (kotoran gigi), disimpulkan pada OP flora normal mulut ditemukannya adanya bakteri yang berbentuk coccus, gram (+). 1

Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas fkg

Citation preview

Page 1: Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

I. FLORA NORMAL MULUT

Bahan yang disediakan :1. Tusuk gigi steril2. Zat warna untuk pewarnaan sederhana atau Gram Cara Kerja:1. Siapkan objek gelas steril2. Mensterilisasi ose dengan cara membakar pada spiritus3. Masukkan ose ke dalam tabung NaCl fisiologis4. Teteskan pada objek gelas5. Mensterilisasi ose yang baru saja digunakan6. Ambil kotoran di sela-sela gigi dengan menggunakan tusuk gigi steril7. Letakkan tusuk gigi yang telah digunakan di atas cairan NaCl fisiologis8. Buang tusuk gigi di bak pewarnaan9. Keringkan objek glass dengan melewatkannya diatas uap api spirtus10. Objek gelas yang telah berisi bakteri dipanaskan lalu di fiksasi dengancaramelewatkan

pada lidah api sebanyak tiga kali dengan menggunakan pinset11. Kemudian lakukan pewarnaan Gram12. Lihat hasil pada mikroskop

Hasil praktikum :

NaCl fisiologis + kotoran gigi + pewarnaan gram

OP DESKRIPSI BAKTERIBentuk Gram Ciri tambahan

OP 1 coccus + - Streptococcus

Kesimpulan :Pada praktikum ini pelaksanaan praktikum dilakukannya pewarnaan gram untuk mengetahui bakteri yang terdapat di mulut (kotoran gigi), disimpulkan pada OP flora normal mulut ditemukannya adanya bakteri yang berbentuk coccus, gram (+).

1

Page 2: Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

II. FLORA NORMAL TANGAN

Pada percobaan ini, menggunakan jari telunjuk masing-masing individu dari tangan yang paling aktif. Tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, jari dioleskan ke ADP.

Hasil praktikum:

Kesimpulan :Bakteri yang tumbuh pada ADP setelah di eramkan selama 24 jam pada suhu 37 oC. Banyaknya bakteri yang tumbuh berbeda beda setiap individu.

2

Page 3: Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

III. ANTISEPSIS

Tujuan percobaan:Untuk melihat pengaruh sabun cuci tangan dan alcohol 70% + povidone iodine terhadap bakteri.

Alat dan bahan:1. Lempeng agar darah2. Kaldu 2cc3. Usap kapas steril4. Antisepsis:

- Sabun- Tinctura jodii 3% atau povidone iodine- Alkohol 70%

Cara kerja :1. Beri tanda pada bagian bawah lempeng agar darah dengan membagi menjadi 4 bagian

dengan menggunakan pensil gelas. Pada bagian I

Usap kapas steril dibasahi dengan kaldu steril, kemudian diusapkan pada telapak tangan, selanjutnya dioleskan pada bagian I lempeng agar darah.

Pada bagian IICuci tangan dengan sabun dan air selama 2 menit dan biarkan kering diudara. Kemudian usap kapas steril yang telah dibasahi kaldu steril pada telapak tangan yang sama, oleskan pada bagian II lempeng agar darah.

Pada bagian IIIAmbil usap kapas steril, basahi dengan kaldu steril, oleskan pada lengan bawah bagian voler, kemudian oleskan pada bagian III lempeng agar darah.

Pada bagian IVOlesi lengan bawah bagian voler dengan povidone iodine, biarkan kering, kemudian olesi dengan alcohol 70%. Ambil usap kapas steril dan basahi dengan kaldu steril, oleskan pada lengan bawah bagian voler, kemudian oleskan pada bagian IV lempeng agar darah.

2. Eram lempeng agar darah pada suhu 370C selama 24 jam. Lihat dan catat hasilnya.

3

Page 4: Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

Hasil praktikum :

Keterangan:I : Telapak tangan sebelum mencuci tanganII : Telapak tangan setelah mencuci tangan menggunakan sabun dan airIII : Bagian voler sebelum dibersihkan dengan alkohol 70% dan povidone iodineIV : Bagian voler yang sudah dibersihkan dengan povidone iodine dan alkohol 70%

Pembahasan:Pada hasil percobaan yang telah kami lakukan, dapat dilihat bahwa: Bakteri pada percobaan pertama yaitu dengan melakukan swab pada telapak tangan yang

belum dicuci lebih banyak dibandingkan dengan percobaan kedua yaitu swab pada telapak tangan yang telah dicuci menggunakan sabun. Hal itu dikarenakan sabun cuci tangan dapat mematikan beberapa jenis bakteri, namun masih ada bakteri yang resisten terhadap sabun cuci tangan tersebut sehingga bakteri tidak semuanya mati.

Bakteri pada percobaan ketiga yaitu dengan mengambil spesimen di bagian voler sebelum dibersihkan dengan menggunaka alkohol 70% dan providone iodine, lebih banyak dibandingkan dengan bakteri pada percobaan keempat, yaitu bagian voler yang telah dibersihkan menggunakan alkohol 70% dan providone iodine. Hal itu dikarenakan pada percobaan keempat, daerah voler telah diberikan alkohol 70% sebagai antisepsis.

Perbandingan jumlah bakteri pada percobaan pertama dan percobaan ketiga, lebih banyak terlihat pada hasil percobaan ketiga. Hal itu dapat disebabkan karena pada daerah voler lebih lembab dibandingkan dengan telapak tangan.

Perbandingan jumlah bakteri pada percobaan kedua dan keempat, lebih banyak terlihat pada hasil percobaan keenpat. Hal itu Karena pada percobaan kedua, telapak tangan hanya dibersihkan oleh sabun cuci tangan, sedangkan pada percobaan keempat daerah voler dibersihkan menggunakan alkohol 70% dan povidone iodine. Hal tersebut menunjukkan bahwa alkohol 70% dapat lebih banyak membunuh bakteri.

Kesimpulan :Berdasarkan percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alkohol 70% sebagai antisepsis lebih baik dibandingkan dengan hanya menggunakan air dan sabun cuci tangan biasa. Hal tersebut disebabkan karena ada beberapa bakteri yang lebih resisten terhadap sabun cuci tangan biasa.

4

I

II

III

IV

Page 5: Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

IV. DISINFEKSI

Alat :1. 8 batang gelas steril2. Alkohol 70% (3 tabung)3. Lisol 5% (3 tabung)4. Biakan kuman Staphylococcus aureus (dalam benihan air)5. 4 tabung kaldu masing-masing 2 cc6. Aquades steril 6 tabung

Cara kerja :1. Masukkan 4 batang gelas ke dalam suspense kuman yang telah disediakan sampai batas garis yang

ada pada batang gelas2. 1 batang gelas langsung dimasukkan ke dalam tabung berisi kaldu sebagai kontrol, sedangkan 3

batang gelas lainnya, tiap batang dimasukkan kedalam tabung yang berisi disinfektan selama 5, 10, dan 15 m3nit, kemudian tiap batang dimasukkan ke dalam tabung aquades steril dan selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung berisi kaldu

3. Semua tabung kaldu telah dimasuki batang gelas dieram dalam suhu 37oC selama 24 jam. Lihat hasil dan catat

Hasil praktikum :Setelah semua tabung kaldu yang telah dimasuki batang gelas dieram dalam suhu 37oC selama 24 jam, maka hasilnya yaitu :

1. Pada tabung kontrol, kaldu terlihat keruh yang menandakan terdapat bakteri hidup didalamnya.

2. Pada tabung kaldu yang dimasukkan batang yang telah dimasukkan kedalam tabung yang berisi disinfektan selama 5 menit yaitu kaldu tetap jernih.

5

Page 6: Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

3. Pada tabung kaldu yang dimasukkan batang yang telah dimasukkan kedalam tabung yang berisi disinfektan selama 10 menit yaitu kaldu juga terlihat jernih.

4. Pada tabung kaldu yang dimasukkan batang yang telah dimasukkan kedalam tabung yang berisi disinfektan selama 15 menit yaitu kaldu agak keruh.

6

Page 7: Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

Kesimpulan :Pada praktikum disinfeksi ini, tabung kaldu yang dimasukkan batang yang telah dimasukkan ke dalam tabung yang berisi disinfektan selama 15 menit terlihat agak keruh, sedangkan yang lainnya terlihat jernih. Hal ini berarti didalam tabung tersebut terdapat bakteri hidup, dan juga dari hasil yang didapat maka waktu yang optimal untuk pertumbuhan bakteri yaitu selama 15 menit.

7

Page 8: Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

V. KEPEKAAN KUMAN TERHADAP BERBAGAI AGEN

Pertumbuhan kuman dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu, pH, tekanan osmose, sinar matahari, bahan kimia, logam dan sebagainya.

Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan kuman karena kuman memerlukan suhu optimum untuk dapat tumbuh dengan baik. Suhu juga dapat mempengaruhi pembentukan pigmen pada beberapa jenis kuman, sehingga untuk melihat pigmennya maka kuman harus ditanam dan dieram pada suhu tertentu yang optimum.

Sinar matahari, terutama sinar ultra ungu (panjang gelombang 250-265 nano-meter) dan juga sinar-sinar lain yang mempunyai gelombang pendek, dapat menghambat pertumbuhan kuman atau mematikan kuman. Bakteri yang aktif melakukan pembelahan lebih mudah dipengaruhi olehsinar ultra ungu (ultraviolet, uv).

Beberapa jenis logam berat, seperti tembaga dan air raksa, mempunyai daya penghambat pertumbuhan beberapa jenis kuman; daya hambat logam terhadap pertumbuhan kuman ini disebut daya oligodinamik. Hal ini dapat diterangkan dengan ion-ion logam tersebut mempunyai afinitas dengan protein sel kuman, yang mengakibatkan pengumpulan sejumlah besar ion-iontersebut dan mengakibatkan denaturasi protein sel kuman.

Bahan kimia, berbagai jenis bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan kuman, misalnya kadar gula yang tinggi, zat warna, desinfektan, antibiotika. Bahan kimia ini dapat menghambat pertumbuhan kuman, disebut efek bakteriostatik,atau dapat membunuh kuman, disebut efek bakterisid. Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi, disinfeksi, antisepsisdan untuk membunuh kuman.

Antibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakterial. Antbiotikadapat bersifat bakteriostatik dan juga dapat bersifat bakterisid. Dalam melakukan terapi dengan menggunakan antibiotika guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) kuman terhadap antibiotik  yang tersedia, karena pada masa kini telah banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotika.

Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika antara lain dapat dilakukan dengan :

1. CARA CAKRAM (DISC METHOD), yaitu dengan menggunakan cakram kertas saring yang mengandung antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang kemudiandiletakkan di atas lempeng agar yang ditanami kuman yang akan diperiksa, kemudian dieram. Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram antibiotika, maka kuman yang diperiksa sensitive terhadap antibiotika tersebut. Cara ini disebut juga sebagai cara difusi agar, cara yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer.

2. CARA TABUNG (TUBE DILUTION METHOD), yaitu dengan membuat penipisan antibiotika pada sederetan tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung-tabung tersebut dimasukkan kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan kemudian dieram. Dengan cara ini akan dapat diketahui konsentrasi terendah antibiotika yang menghambat pertumbuhan kuman yang disebut Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC).

8

Page 9: Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

Bahan yang disediakan :

Untuk pemeriksaan kepekaan/sensitivitas kuman terhadap antibiotika1. Lempeng agar Mueller Hinton2. Kaldu BHI 1 cc3. Usap kapas steril4. Cakram antibiotika (5 macam)5. Biakan kuman : Staphylococcus aureus atau Escherichia colI

Cara kerja :Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap berbagai antibiotika:1. Ambil kuman yang telah disediakan dengan sengkelit steril, buat suspensi dalam tabung

berisi kaldu BHI steril 1 cc, sesuaikan dengan standar Mc Farland 0.52. Celupkan usap kapas steril ke dalam suspensi kuman yang telah dibuat3. Oleskan usap kapas yang telah mengandung kuman pada permukaan media agar secara

merata (seluruh permukaan agar)4. Letakkan cakram antibiotika yang disediakan pada permukaan agar dengan jarak cukup

antara cakram satu dengan cakram lain5. Eram pada lemari pengeram 37oC selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya

Hasil praktikum :Bakteri + swab + lempeng agar Muller Hinton + antibiotik

Escherichia coli Stapylococcus aureus

*)Keterangan antibiotika. E15 : Eritromycinb. AML25 : Amoxylinc. MET5 : Methicillind. P10 : Penicillin Ge. CIP5 : Ciprofioxacin

9

Page 10: Kepekaan Kuman Terhadap Berbagai Agen

Kesimpulan :Pada praktikum resistensi ini, bakteri Escheriachia coli yang diberikan antibiotic CIP5 terdapat diameter hemolysis sebesar 1,5 cm dan tidak resisten terhadap antibiotik lainnya. Pada bakteri Staphylococcus aureus, bakteri ini resisten terhadap semua antibiotik, dan yang paling resisten adalah terhadap antibiotik AML 25.

10