6
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1. Anatomi Palpebra Palpebra atau kelopak mata mempunyai fungsi melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Pada kelopak mata terdapat bagian-bagian: 1,2 Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelanjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus. Otot seperti: M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. Levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. Orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. Levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N.II, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra 1

Hordeolum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kelainan pada palpebra

Citation preview

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi Palpebra

Palpebra atau kelopak mata mempunyai fungsi melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Pada kelopak mata terdapat bagian-bagian:1,2

Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelanjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.

Otot seperti: M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. Levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian menembus M. Orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. Levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh N.II, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra

Gambar 1. 1. Jaringan palpebra

Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita orbita merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat oada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom.Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. Plapebra

Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari rumus frontal N.V sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

2. Definisi Hordeolum

Hordeolum merupakan penyakit pada kelopak mata dengan gejala berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal serta merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum merupakan infeksi yang disebabkan oleh kuman Stapylococcus.1,3-6

3. Klasifikasi

Hordeolum dibedakan atas dua jenis yaitu hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Hordeolum merupakan suatu abses di dalam kelenjar tersebut.1,3-6

4. Epidemiologi

Secara global, belum ada data yang menunjukan insiden dan prevalensi hordeolum. Akan tetapi hordeolum merupakan kasus terbanyak lesi pada kelopak mata yang sering ditemukan di praktek klinis. Hordeolum internum lebih jarang ditemukan daripada hordeolum eksternum. Hordeolum dapat terjadi pada siapa saja baik orang dewasa maupun anak-anak. Insiden hordeolum lebih banyak ditemukan pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak, hal ini dapat disebabkan oleh tingginya kadar hormon androgen sehingga meningkatkan viskositas sebum.7

5. Patofisiologi

Hordeolum yang timbul akibat adanya riwayat meibomitis (peradangan lokal pada kelenjar Meibom) dapat menyebabkan penebalan dan terjadi stasis pada sekresi kelenjar sehingga menyebabkan penyumbatan pada orifisium (saluran keluar) kelenjar Meibom.Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya.3,4,7

6. Manifestasi Klinis

Gejala hordeolum dapat berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila di tekan. Hordeolum internum memberikan penonjolan terutama ke daerah konjuntival tarsal dan berukuran lebih besar dibandingkan hordeolum ekternum.1,3-6

Gambar 1.2. Hordeolum Internum (kanan) dan Hordeolum eksternum (kiri)

7. Diagnosis

Diagnosis Hordeolum ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Apabila gejala klinis yang dialami sesuai dengan teori manifestasi klinis diatas, serta ditemukan tanda-tanda yang sesuai pemeriksaan fisik maka diagnosis hordeolum dapat ditegakkan.1,7,8

8. Diganosis banding

Diagnosis banding hordeolum adalah kalazion, preseptal selulitis, karsinoma kelenjar sebaseus, dan granuloma pyogenik. 1,8,9

9. Penatalaksanaan

Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkat bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah. Diberi antibiotik lokal terutama bila berbakat untuk rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar aurikel. Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi dan kuretase. Insisi untuk mengeluarkan pus pada hordelum internum dilakukan dengan cara membuat insisi vertikal pada konjungtiva tarsal. Antibiotik sistemik yang diberikan. 1,3-5,10

Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anastesia topikal dengan pantokain tetes mata.Dilakukan anastesia filtrasi dengan prokain atau lidokain didaerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:

Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus dengan margo palpebra

Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.

Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.

10. Komplikasi

Penyulit hordeolum dapat berupa selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.1

11. Pencegahan

Menceegah rekurensi timbulnya hordeolum dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko seperti blefaritis dan disfungsi kelenjar Meibom dengan cara; menjaga kebersihan kelopak mata (daily lid hygiene) dan menggunakan kompres hangat.1,10

12. Prognosis

Hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu. Kesembuhan ini dapat dipercepat dengan menggunakan kompres hangat dan mempertahankan kebersihan kelopak mata. Hordeolum internum dapat berkembang menjado kalazion, karena itu membutuhkan penanganan secara topikal dengan menggunakan steroid atau dengan melakukan insisi dan kuretase.1,3,10.

4