26
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata dan mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk fil air mata di depan kornea. Kelopak merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bula mata. 1 Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari tumor jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi, maupun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blefaroptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan

referat hordeolum (grandis)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat hordeolum (grandis)

Citation preview

Page 1: referat hordeolum (grandis)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata

atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata dan mengeluarkan

sekresi kelenjar yang membentuk fil air mata di depan kornea. Kelopak

merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata

terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bula mata.1 Penutupan

kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan

mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang

didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari tumor jinak sampai

keganasan, proses inflamasi, infeksi, maupun masalah struktur seperti

ektropion, entropion dan blefaroptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan

kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.2

Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada

kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan

kalazion akut. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau peradangan supuratif

kelenjar kelopak mata]. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut

hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena

maka disebut hordeolum eksternum.3 Gejalanya berupa kelopak yang

bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah, serta nyeri bila ditekan.1

1

Page 2: referat hordeolum (grandis)

2

Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat

juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan

yang kurang. Hordeolum mudah timbul pada individu yang menderita

blefaritis dan konjungtivitis menahun.4

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan hordeolum?

2. Bagaimana penyebaran penyakit hordeolum?

3. Apa sajakah bentuk/jenis hordeolum?

4. Apa sajakah yang menjadi penyebab hordeolum?

5. Bagaimanakah patofisiologi terjadinya hordeolum?

6. Gejala apa sajakah yang akan muncul pada penderita hordeolum?

7. Pemeriksaan apa saja yang bisa dilakukan untuk menegakkan diagnosis

hordeolum?

8. Penyakit apa saja yang menjadi diagnosis banding dari hordeolum?

9. Terapi apa saja yang bisa diberikan untuk mengobati hordeolum?

10. Bagaimana komplikasi dari hordeolum?

11. Bagaimana pencegahan terhadap hordeolum?

12. Bagaimana prognosis dari hordeolum?

C. Tujuan Penulisan Referat

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang

hordeolum, yang meliputi definisi, epidemiologi, jenis-jenis hordeolum,

Page 3: referat hordeolum (grandis)

3

penyebab, patofisiologi, gejala klinis yang muncul, pemeriksaan yang

dilakukan untuk menegakkan diagnosis, diagnosis banding, terapi,

komplikasi, pencegahan, dan prognosis dari hordeolum.

D. Manfaat Penulisan Referat

1. Menambah wawasan ilmu kedokteran pada umumnya dan ilmu penyakit

mata pada khususnya.

2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti

kepaniteraan klinik senior dibagian ilmu penyakit mata BKIM (Balai

Kesehatan Indera Masyarakat) Medan.

Page 4: referat hordeolum (grandis)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Palpebra

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang

dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip

melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir

pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi. 6

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke

dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan

areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva

pelpebrae). 6

1. Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,

longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak

subkutan.

2. Musculus orbikularis okuli

Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya

mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit

melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi.

Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian

pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal.

4

Page 5: referat hordeolum (grandis)

5

Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli

dipersarafi oleh nervus facialis.

3. Jaringan areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan

lapis subaponeurotik dari kujlit kepala.

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa

padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas

jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah

di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).

5. Konjungtiva palpebrae

Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa,

konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus.

Gambar 1. Anatomi Palpebra 11

Page 6: referat hordeolum (grandis)

6

Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan)

menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata,

glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea

kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula

Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris

dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang

tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah

dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal). 6

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior

palpebra. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui

kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. 6

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang

dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis

kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang

terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara

palpebra orbita. 6

Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra

superior dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus

inferior. 6

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra

superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal

dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah

Page 7: referat hordeolum (grandis)

7

aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot

polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor

utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa

untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam

batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor

palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior

dipasok oleh nervus okulomotoris. 6

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra.

Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V

(Trigeminus), sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V

(Trogeminus). 6

B. Hordeolum

1. Definisi

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar

Meibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut

hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan

superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll. 6

2. Klasifikasi

Dikenal 2 bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum dan eksternum.

Penjelasannya adalah sebagai berikut : 1

Page 8: referat hordeolum (grandis)

8

a. Hordeolum eksternum

Hordeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau

Moll dengan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada

hordeolum eksternum, nanah dapat keluar dari pangkal rambut.

Tonjolannya ke arah kulit, ikut dengan pergerakkan kulit dan

mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit (Gbr.2).

Gambar 2. Hordeolum Eksternum 11

b. Hordeolum internum

Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang

terletak di dalam tarsus dengan penonjolan terutama ke daerah

kulit konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya berukuran

lebih besar dibandingkan hordeolum eksternum. Pada hordeolum

internum, benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan tidak ikut

bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami

supurasi dan tidak memecah sendiri (Gbr.3).

Page 9: referat hordeolum (grandis)

9

3. Epidemiologi

Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum

merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering

ditemukan pada praktek kedokteran. insidensi tidak tergantung pada ras

dan jenis kelamin.12

4. Etiologi

Staphylococcus aureus adalah agen infeksi pada 90-95% kasus

hordeolum. 4

5. Faktor resiko

Faktor resiko hordeolum adalah sebagai berikut : 5

a. Penyakit kronik.

b. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.

c. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.

d. Diabetes.

e. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.

f. Riwayat hordeolum sebelumnya.

Gambar 3. Hordeolum Internum 11

Page 10: referat hordeolum (grandis)

10

g. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih.

h. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.

6. Patogenesis

Patogenesis terjadinya hordeolum eksterna diawali dengan

pembentukan nanah dalam lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus

aureus. Biasanya mengenai kelenjar Zeis dan Moll. Selanjutnya terjadi

pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Statis ini akan

mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus aureus. Terjadi

pembentukan nanah dalam lumen kelenjar. Secara histologis akan

tampak gambaran abses, dengan ditemukannya PMN dan debris nekrotik.

Hordeolum interna terjadi akibat adanya infeksi sekunder kelenjar

Meibom di lempeng tarsal.14,15

7. Manifestasi klinis

a. Gejala 3,4

1) Pembengkakan.

2) Rasa nyeri pada kelopak mata.

3) Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak

mata.

b. Tanda 1,8

1) Eritema.

2) Edema.

3) Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata.

Page 11: referat hordeolum (grandis)

11

4) Seperti gambaran absces kecil.

9. Diagnosa

Diagnosa hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil

pemeriksaan oftalmologis.13

10. Diagnosa banding

Diagnosa banding hordeolum adalah : 1

1) Kalazion.

2) Dakriosistitis.

3) Selulitis preseptal.

4) Konjungtivitis adenovirus.

5) Karsinoma sel basal.

11. Penatalaksanaan

Biasanya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari. 9

a. Non farmakologi 9

1) Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya

untuk membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.

2) Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan

sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti

sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan.

Lakukan dengan mata tertutup.

3) Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat

menimbulkan infeksi yang lebih serius.

Page 12: referat hordeolum (grandis)

12

4) Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan

hal itu menjadi penyebab infeksi.

5) Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan

infeksi ke kornea.

b. Farmakologi

Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam

tidak ada perbaikan dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar

daerah hordeolum.4

1) Antibiotik topikal

Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam

selama 7-10 hari. 4 Dapat juga diberikan eritromisin salep mata

untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna yang

ringan.10

2) Antibiotik sistemik

Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat

tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular.4 Pada kasus

hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat.

Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4

kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau

cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali

sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari

selama 7 hari. 10

Page 13: referat hordeolum (grandis)

13

c. Pembedahan

Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur

pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada

hordeolum.9

Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal

dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan

prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang

bila : 7

1) Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus,

tegak lurus pada margo palpebra.

2) Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo

palpebra.

Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh

isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan

salep antibiotik.7

12. Komplikasi

Komplikasi hordeolum adalah mata kering, simblefaron, abses, atau

selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di

depan septum orbita dan abses palpebra.14

Page 14: referat hordeolum (grandis)

14

13. Pencegahan

Pencegahan hordeolum dapat dilakukan dengan cara berikut : 14

a. Menjaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan

sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.

b. Mengusap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap

hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.

c. Menjaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak

terkontaminasi oleh kuman.

d. Menggunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah

berdebu.

14. Prognosis

Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum

bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan

daerah mata tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang

sakit serta terapi yang sesuai.14

Page 15: referat hordeolum (grandis)

15

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada

kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum

internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut

hordeolum eksternum.

Staphylococcus aureus adalah agen infeksi pada 90-95% kasus

hordeolum.

Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan oftalmologis. Dari anamnesis didapatkan adanya benjolan pada

kelopak mata yang awalnya hanya berupa benjolan kecil berwarna kemerahan

namun makin lama makin membesar dan disertai nyeri bila ditekan. Benjolan

ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman

stafilokokus pada kelenjar kelopak mata.

Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan hiperemi

pada palpebra yang disertai nyeri. Benjolan menonjol kearah kulit dan ikut

bergerak dengan pergerakan kulit disertai adanya supurasi tanpa injeksi

konjungtiva. Kadang ditemukan pseudoptosis atau ptosis yang terjadi akibat

bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat.

Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat,

antibiotik topikal ataupun sistemik dan pembedahan.

15

Page 16: referat hordeolum (grandis)

16

B. Saran

Mahasiswa diharapkan dapat lebih mengenal dan mendalami tentang

hordeolum dikarenakan hordeolum merupakan penyakit yang cukup banyak

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Page 17: referat hordeolum (grandis)

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Sidarta I, SR Yulianti. Ilmu Penyakit Mata, Cetakan IV, Balai Penerbit

FK UI, Jakarta 2011: Hal1-2 ; 92-94

2. http://www.aafp.org.afp/980600ap/articles.html

3. http://www.emedicine.com/oph/LID.html

4. http://www.emedicine.com/emerg/OPHTHALMOLOGY.htm

5. http://www.3-rx.com/stye/default.php

6. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika,

Jakarta, 2000: Hal 17-20

7. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK

UI, Jakarta. 2004: Hal 92-94

8. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penerbit FK

UI, Jakarta 2003: Hal 15 -16

9. http://www.emedicinehealth.com/script.main/art.asp?

articlekey=58821&page=1

10. http://www.prod.hopkins-abxguide.org/diagnosis/heent/hordeolum_stye_

chalazion.html

11. http://dermatlas.med.jhml.edu/derm

12. http://dokterie.wordpress.com/2010/03/09/hordeolum/

13. http://indonesiaindonesia.com/f/13173-hordeolum/

Page 18: referat hordeolum (grandis)

18

14. Michael ED. Hordeolum. 2009. Available from : http://translate.google.

co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://emedicine.medscape. com

/ article/1213080-overview

15. Michael JB. Hordeolum. 2010. Available from : http://translate.google.co

.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://emedicine.medscape. com/

article/798940-overview