30
JOURNAL READING Identifications of hordeolum pathogens and its susceptibility to antimicrobial agents in topical and oral medications Arrum Chyntia Yuliyanti H1A 010 024 13/5/2015

Journal Reading Hordeolum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Journal Reading Hordeolum

Citation preview

PRESENTASI KASUS ULKUS KORNEA

JOURNAL READINGIdentifications of hordeolum pathogens and its susceptibility to antimicrobial agents in topical and oral medications

Arrum Chyntia YuliyantiH1A 010 02413/5/2015

DATA JURNAL

NAMA PENULIS: Parima Hirunwiwatkul, Kanitta Wachirasereechai, Mayuree Khantipong, Anan ChongthaleongJENIS TULISAN: Brief communication (Original)JUDUL : Identifications of hordeolum pathogens and its susceptibility to antimicrobial agents in topical and oral medicationsJURNAL ASAL: Asian Biomedicine Vol. 6 No. 2 April 2012; 297-302. Available from: http://www.abm.digitaljournals.org/index.php/abm/article/view/1087/561

ISI JURNALLATAR BELAKANG : Hordeolum paling sering ditemukan dalam praktik klinis.Terapi dapat berupa kompres hangat atau antibiotik (antibakteri topikal salep mata, tetes mata, dan oral), hingga insisi dan kuretase.saat ini belum ada guideline standard dokter cenderung menggunakan berbagai antibiotik resistensiKebanyakan ahli mata di Thailand memutuskan penggunaan antibiotik berdasarkan pengalaman.Informasi tentang penggunaan antibiotik masih sedikit dan kontroversial. Meningkatnya penggunaan antibiotik topikal di seluruh dunia peneliti mencoba mengidentifikasi organisme patogen pada hordeolum dan menentukan kerentanannya terhadap antibiotik topikal mata yang sering digunakan pada pasien di Thailand.

TUJUAN :

Untuk mengidentifikasi organisme patogen yang saat ini terdapat pada hordeolum dan menguji kerentanannya terhadap antibiotik pada pengobatan topikal mata pada pasien di Thailand.

METODOLOGI :

Subyek Penelitian79 pasien yang tidak pernah berobat kasus hordeolum tanpa komplikasi dengan abses berukuran lebih dari 5 mm dan kurang dari 7 hari direkrut dari pasien rawat jalan Departemen Oftalmologi King Chulalongkorn Memorial Hospital, Bangkok, Thailand.

Kriteria eksklusi :

riwayat penggunaan antibiotik apapun saat menderita hordeolumkecenderungan terjadi perdarahantidak bisa dilakukan insisi dan drainase di bawah pengaruh anestesi localalergi xilocain atau povidinememiliki komplikasi terkait dengan hordeolum seperti selulitis preseptal dan blefaritis. Prosedur Pengumpulan dan kultur bakteri Analisis Statistik

analisis secara statistik deskriptif.

HASIL :

Didapatkan pertumbuhan bakteri pada 50 pasien (63,3%) dari total 79 pasien.Sebanyak 54 isolat didentifikasi sebagai :Staphylococcus epidermidis (19 isolat; 35,2%), Proprionibacterium acnes (13 isolat; 24,1%), Staphylococcus aureus (10 isolat; 18,5%),Corynebacterium spp. (10 isolat; 18,5%), Aerococcus viridans (1 isolat; 1,85%), dan Prevotella intermedia (1 isolat; 1,85%).

pengecatan gram didapatkan organisme positif hanya 14 dari 50 kultur pasien.13 spesimen (92,9%) konsisten dengan organisme dari kultur spesimen menunjukkan karakteristik organisme penyebab. Hanya 1 yang tidak menunjukkan pertumbuhan dari kultur.

DISKUSI :

Sebanyak 29 kasus dari 79 pasien tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri. Menurut peneliti hal ini dikarenakan hordeolum dapat self-limitting atau oklusinya kekurangan patogen.6 spesies bakteri : Staphylococcus epidermidis, Proprionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, Corynebacterium spp., Aerococcus viridans, dan Prevotella intermedia flora normal kulit kecuali Aerococcus viridans.Staphylococcus spp masih tetap menjadi pathogen dominan pada hordeolum.P.acne dan Corynebacterium spp belum pernah dilaporkan sebagai pathogen hordeolum. Peneliti menduga terdapat peningkatan prevalensi bakteri tersebut atau mungkin prosedur pengumpulan pus dan teknik transfer yang digunakan saat ini lebih berkembang.resisten terhadap tetrasiklin: 36,84% pada S. epidermidis dan 30% pada S.aureus. Meskipun hanya terdapat 2 strain Staphylococcus spp yang resisten terhadap tetrasiklin, namun harus diperhatikan bagaimana antibiotik disalurkan karena organisme ini mampu mengembangkan beberapa strategi untuk menghindari kematian. RESISTENSI INTERMEDIAT

Peneliti tidak mengetahui jumlah pasti antibiotik yang masuk ke mata untuk menentukan efikasi terapi hordeolum tanpa meningkatkan strain resisten ditentukan titik susceptible menggunakan nilai MIC 10 kali lebih rendah daripada konsentrasi agen antibiotik yang digunakan pada sediaan.

Untuk aplikasi klinis data penelitian ini harus digunakan hati-hati mengingat banyak faktor dan keterbatasan yang dapat mempengaruhi terapi hordeolum seperti sarana oftalmik, farmakokinetik obat dalam jaringan yang terinfeksi, dan respons imun host. Kriteria inklusi yang ketat membuat jumlah sampel kecil dan berpotensi membatasi penelitian ini. SIMPULAN :

Kebanyakan patogen pada hordeolum adalah flora normal kulit. Spesies Staphylococcus spp masih tetap menjadi patogen dominan pada hordeolum. didapatkan Proprionibacterium acnes resisten terhadap tobramycin dan polymyxin.PELAJARAN YANG DAPAT DIPEROLEH :

Dalam studi ini didapatkan Proprionibacterium acnes resisten terhadap Tobramycin dan Polymyxin peringatan awal kepada dokter bahwa terdapat patogen lain terkait hordeolum dan berpotensi resisten terhadap antibiotik jika digunakan secara tidak rasional. Dokter harus berhati-hati dalam pemberian antibiotik topikal mata. Tidak direkomendasikan penggunaan antibiotik tunggal untuk mengobati hordeolum, terutama tetrasiklin, tobramycin, atau polymyxin karena telah diidentifikasi strain yang resisten.

KELEBIHAN PENELITIAN :

Peneliti menyatakan penelitian ini merupakan pertama yang sejenis Judul dan abstrak memberikan ringkasan yang informatif dan seimbang atas apa yang dilakukan dan apa yang ditemukan pada penelitian.Latar belakang dan tujuan penelitian dijabarkan secara cukup jelas.Penelitian ini dilakukan dengan seluruh sampel pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan peneliti sangat ketat dalam pemilihan sehingga memakan waktu penelitian yang cukup lama yaitu 5 tahun.Peneliti menggunakan prosedur standard Data dalam penelitian ini merupakan data primer jadi hasil penelitian lebih akurat.

KEKURANGAN PENELITIAN :

Peneliti tidak menjelaskan definisi kasus hordeolum.Populasi penelitian dan bagaimana penentuan jumlah sampel minimal yang digunakan tidak dijelaskan.Hasil penelitian ini menjadi sulit dianalisis karena tidak ada kriteria interpretasi untuk penggunaan eksternal antimikroba.Hasil dari penelitian ini tidak bisa secara keseluruhan digeneralisasikan karena tidak mencakup seluruh wilayah Thailand dan pengambilan hanya dilakukan di sebuah rumah sakit tersier.

TERIMAKASIH