29
CASE REPORT HORDEOLUM Pembimbing: Dr. Diantinia Sp.M Disusun Oleh: Miya Elmira 110.2007.178 COASS STASE MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI RSUD SOREANG, KABUPATEN BANDUNG 2012

Case Report Hordeolum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CASE REPORT HORDEOLUMPembimbing: Dr. Diantinia Sp.MDisusun Oleh: Miya Elmira 110.2007.178COASS STASE MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI RSUD SOREANG, KABUPATEN BANDUNG 2012CASE REPORTI. IDENTITAS PASIEN Nama : ThaniaJenis Kelamin : Perempuan Umur Pekerjaan Agama Suku Alamat Tgl. Periksa No. RM : 18 tahun : Pelajar : Islam : Sunda : Raci 3/8 Ciwidey Kabupaten Bandung : 20 April 2012 : 39286II. ANAMNESA (Autoanamnesis) Keluhan Utama : Benjolan di kedua kelopak mata bawah :

Citation preview

Page 1: Case Report Hordeolum

CASE REPORT

HORDEOLUM

Pembimbing:

Dr. Diantinia Sp.M

Disusun Oleh:

Miya Elmira

110.2007.178

COASS STASE MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

RSUD SOREANG, KABUPATEN BANDUNG

2012

Page 2: Case Report Hordeolum

CASE REPORT

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Thania

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 18 tahun

Pekerjaan : Pelajar

Agama : Islam

Suku : Sunda

Alamat : Raci 3/8 Ciwidey Kabupaten Bandung

Tgl. Periksa : 20 April 2012

No. RM : 39286

II. ANAMNESA (Autoanamnesis)

Keluhan Utama : Benjolan di kedua kelopak mata bawah

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Soreang dengan keluhan ada benjolan di kedua

kelopak mata bawah sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Awalnya berupa benjolan

kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata bawah pada

kedua mata menjadi merah dan bengkak. Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan

tersentuh dan terasa gatal. Pasien juga merasa seperti ada yang mengganjal pada kedua

kelopak mata bawah.

Page 3: Case Report Hordeolum

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien tidak pernah menderita penyakit yang sama seperti ini sebelumnya.

Riwayat DM, alergi disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak terdapat anggota keluarga dengan riwayat penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Pengobatan :

Selama sakit pasien memakai obat-obatan yaitu salep mata , namun lupa nama obatnya.

Riwayat trauma :

Riwayat trauma, terkena benda asing, atau bahan kimia pada mata disangkal oleh pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis:

Keadaan umum : Tampak Sakit Ringan

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/ mnt

Respirasi : 20 x/ mnt

Suhu : 36,5 ºC

Kepala

Mata : lihat status lokalis

Hidung : Deformitas (-) , Krepitasi (-) , Nyeri tekan (-), PCH (-)

Mulut : Sianosis (-), Mukosa bibir lembab

Telinga : Sekret -/-

Leher

Trakea Deviasi (-) Pembesaran KGB (-)

JVP tidak meningkat

Thorax

Pulmo

Page 4: Case Report Hordeolum

I : Pergerakan hemitorak kanan-kiri simetris saat keadaan statis maupun dinamis

P : Fremitus taktil dan vokal, hemitorak kanan- kiri simetris

P : Sonor pada seluruh lapang paru

A : VBS kanan = kiri, Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Cor

I : Ictus cordis tidak terlihat

P : Ictus cordis tidak teraba

P : Batas atas jantung ICS III linea parasternal sinistra

Batas kanan jantung ICS V linea sternalis dextra

Batas kiri jantung ICS VI linea mid clavicula sinistra

A : BJ I-II reguler, Gallop (-), Mur-mur (-)

Abdomen

I : Datar, tidak tegang

P : Lembut, tidak teraba massa, hepar dan lien tidak teraba pembesaran NT(-),

NTE (-), acites (-)

P : Timpani keempat kuadran abdomen

A : Bising usus (+) normal

Extremitas

Akral hangat, deformitas (-/-)

Edema tungkai -/-

STATUS OPHTALMOLOGIS

Pemeriksaan subyektif

Pemeriksaan OD OS

Visus Jauh 6/6 6/6

Refraksi - -

Koreksi - -

Visus dekat - -

Proyeksi sinar Baik Baik

Persepsi warna Baik Baik

Page 5: Case Report Hordeolum

Pemeriksaan Objektif

INSPEKSI OD OS

Muscle balance Orthotrophia

Gerakan bola mata

Normal ke segala arah Normal ke segala arah

Palpebra Superior edema (-) edema (-)

Palebra inferioredema (+)

Nyeri tekan (+)

edema (+)

Nyeri tekan (+)

Apparatus Lakrimalis Lakrimasi(-) Lakrimasi (-)

Konjungtiva Tarsalis

SuperiorHiperemis (-) Hiperemis (-)

Konjungtiva Tarsalis

Inferior

Hiperemis (+)

benjolan (+)

Hiperemis (+)

benjolan (+)

Konjungtiva Bulbi Injeksi Konjungtiva (+) Injeksi Konjungtiva (+)

Kornea Jernih Jernih

COA Sedang Sedang

Pupil

Bulat

Refleks direk +

Refleks indirek +

Bulat

Refleks direk +

Refleks indirek +

Iris Sinekia (-) Sinekia (-)

Lensa Jenih Jernih

Page 6: Case Report Hordeolum

IV. RESUME

Seorang perempuan berumur 18 tahun datang dengan keluhan :

Benjolan di kedua kelopak mata bawah sejak 1 bulan smrs yang awalnya berupa benjolan

kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata bawah pada

kedua mata menjadi merah dan bengkak.

Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal.

Seperti ada yang mengganjal pada kedua kelopak mata bawah.

Pada pemeriksaan fisik :

Visus ODS : 6/6

Palpebra inferior ODS:

edema (+)

Nyeri tekan (+)

Konjungtiva Tarsalis Inferior ODS:

Hiperemis (+)

benjolan (+)

Konjungtiva Bulbi ODS:

Injeksi Konjungtiva (+)

V. DIAGNOSIS BANDING

Hordeolum interna ODS

Hordeolum eksterna ODS

Kalazion ODS

VI. DIAGNOSA KERJA

Hordeolum interna ODS

VII. PENATALAKSANAAN

Planning Theraphy :

- Incisi hordeolum interna

- Antibiotik sistemik : Cefadroxil 3x500 mg

Page 7: Case Report Hordeolum

- Analgetik : As.mefenamat 3x500 mg

- Antibiotik topikal : Cloramfenicol zalf 5xq.s

Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu

drainase. Lakukan dengan mata tertutup. Jangan mencoba memecahkan hordeolum,

biarkan pecah sendiri.

Bersihkan kelopak mata dengan air bersih

Kontrol ke poliklinik 3 hari mendatang

VIII. PROGNOSIS

Quo Ad Vitam : Ad Bonam

Quo Ad fungsionam : Dubia Ad Bonam

Quo Ad sanactionam : Dubia Ad Bonam

Page 8: Case Report Hordeolum

TINJAUAN PUSTAKA

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan

berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna

untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui

punctum lakrimalis.

Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak

sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion,

entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak

mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.1

Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata.

Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan

infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena

disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka

disebut hordeolum eksternum.2

Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada

semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada

individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.3

A. ANATOMI PALPEBRA

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan

melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari

dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat

lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan

lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).5

1. Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan

elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

Page 9: Case Report Hordeolum

2. Muskulus Orbikularis okuli

Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura

palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat

berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai

bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar

palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.

3. Jaringan Areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis

subaponeurotik dari kujlit kepala.

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang

disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak

mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak

bawah).

5. Konjungtiva Palpebrae

Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra,

yang melekat erat pada tarsus.

Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian

anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.

Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut

pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke

dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan

sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah

dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra.

Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus

lakrimalis.

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini

berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian

lateral orbita dan membentuk sudut tajam.

Page 10: Case Report Hordeolum

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak

di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum

orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior;

septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.5

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot

rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke

depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang

mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra

inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa

untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus

inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus

simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan

sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata

bawah oleh cabang kedua nervus V. 6

B. DEFINISI

Hordeolum ( stye ) adalah infeksi

atau peradangan pada kelenjar di tepi

kelopak mata bagian atas maupun bagian

bawah yang disebabkan oleh

Figure 2. Anatomy of upper and lower eyelids.

Page 11: Case Report Hordeolum

bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul

pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar

Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena,

timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna

yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.5

Hordeolum Eksternum

Adalah infeksi kelenjar sebaceous dari Zeis di dasar bulu mata, atau infeksi

pada kelenjar keringat apokrin dari Moll. [1Hordeolum eksternum terbentuk pada

bagian luar palpebra dan dapat dilihat sebagai benjolan merah kecil.

Hordeolum Internum

Adalah infeksi pada kelenjar sebaceous meibom yang melapisi bagian dalam

kelopak mata. Penyakit ini juga menyebabkan benjolan merah di bawah palpebra

(pada konjunctiva tarsalis) dan tampak dari luar sebagai bengkak dan kemerahan.

Hordeolum internum mirip dengan chalazia, tetapi cenderung lebih kecil dan lebih

menyakitkan dan biasanya tidak menghasilkan kerusakan permanen. Hordeolum

internum ditandai dengan onset akut dan biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa

pengobatan) dibandingkan dengan chalazia yang kronis dan biasanya tidak sembuh

tanpa intervensi.

Page 12: Case Report Hordeolum

Gb I. Hordeolum eksterna10

Gb II. Hordeolum interna 2

Pada hordeolum eksternus benjolan ikut bergerak dengan pergerakan kulit, benjolan

menonjol ke arah kulit, dan bila mengalami supurasi benjolanmemecah sendiri ke arah kulit.

Sedangkan pada hordeolum internus benjolan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit,

benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan karena letaknya dalamtarsus jarang memecah

sendiri.

C. ETIOLOGI

Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.3

D. FAKTOR RESIKO

1. Penyakit kronik.

2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.

3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.

4. Diabetes

Page 13: Case Report Hordeolum

5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.

6. Riwayat hordeolum sebelumnya

7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih

8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik. 4

E. PATOFISIOLOGI

Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll.

Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.

Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan

sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. 2,3

F. GEJALA,TANDA DAN DIAGNOSIS BANDING

Gejala 2,3

- Pembengkakan

- Rasa nyeri pada kelopak mata

- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata

- Riwayat penyakit yang sama

Tanda 7

- Eritema

- Edema

- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata

- Seperti gambaran absces kecil

Page 14: Case Report Hordeolum

Keluhan utama dapat berupa bengkak dan kemerahan pada kelopak mata yang terasa nyeri

untuk hoedeolum internum, dan bisul atau benjolan kmerahan, dapat disertai nanah atau tidak

pada hordeolum eksternum

GEJALA TAMBAHAN

Selain keluhan utama diatas hordeolum juga dapat disertai dengan beberapa gejala

tambahan, yaitu :

Benjolan di kelopak mata atas atau bawah

     Pembengkakan lokal kelopak mata

     Nyeri lokal kelopak mata

    Kemerahan pada kelopak mata

     Nyeri sentuh

     Pengerasan kulit dari margo kelopak mata

     Sensasi terbakar di mata

     Terasa berat pada kelopak mata

     Gatal pada bola mata

     Penglihatan kabur

     Sekret purulen di mata

     Iritasi pada mata

     sensitivitas cahaya

     Tearing

     Ketidaknyamanan selama berkedip

     Sensasi benda asing di mata

DIAGNOSIS BANDING

Beberapa diagnosis banding untuk keluhan diatas (menurut Andrew T. Raftery) :

Hordeolum

Xanthelasma

Blepharitis

Kista meibomian

Kalazion

Entropion

Ectropion12,13

Page 15: Case Report Hordeolum

G. PENATALAKSANAAN

Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.8

Umum

1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu

drainase. Lakukan dengan mata tertutup.

2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang

tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses

penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.

3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang

lebih serius.

4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab

infeksi.

5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.

Obat

Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada

perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.

1. Antibiotik topikal.

Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. 3

Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan

hordeolum interna ringan.9

2. Antibiotik sistemik

Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran

kelenjar limfe di preauricular. 3

Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat

diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari.

Page 16: Case Report Hordeolum

Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4

kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.9

Pembedahan

Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan

mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum. 8

Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain

tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan

dilakukan insisi yang bila:

- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo

palpebra.

- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.

Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan

meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik. 6

KOMPLIKASI

Page 17: Case Report Hordeolum

Komplikasi hordeolum dapat berupa mata kering, simblefaron, abses, atau

selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum

orbita dan abses palpebra.

PENCEGAHAN

Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah

agar hordeolum tidak mudah berulang.

Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk

membersihkan ekskresi kelenjar lemak.

Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.

Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.

Page 18: Case Report Hordeolum

RINGKASAN

Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila

kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss

atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.

Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak mata, perasaan

tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki riwayat penyakit yang sama,

eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata. Seperti gambaran absces kecil.

Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik

topikal atau pun sistemik dan pembedahan.

Page 19: Case Report Hordeolum

PEMBAHASAN

Mengapa pasien didiagnosis Hordeolum interna ODS ?

Pasien didiagnosis Hordeolum interna ODS dikarenakan pada anamnesis ditemukan :

Benjolan di kedua kelopak mata bawah sejak 1 bulan smrs yang awalnya berupa

benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak

mata bawah pada kedua mata menjadi merah dan bengkak.

Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal.

Seperti ada yang mengganjal pada kedua kelopak mata bawah.

Merupakan gejala-gejala hordeolum

Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

Visus ODS : 6/6

Palpebra inferior ODS:

edema (+)

Nyeri tekan (+)

Konjungtiva Tarsalis Inferior ODS:

Hiperemis (+)

benjolan (+)

Konjungtiva Bulbi ODS:

Injeksi Konjungtiva (+)

Benjolan terdapat pada konjungtiva tarsal inferior -> hordeolum interna

Terdapat pada kedua mata, sehingga didiagnosis sebagai Hordeolum interna ODS

Mengapa didiagnosis banding dengan Hordeolum eksterna & Kalazion ?

Hal tersebut dikarenakan keluhan yang sama terdapat pada hodeolum interna, hordeolum

eksterna serta kalazion yaitu terdapat benjolan di kelopak mata.

Namun, dikarenakan benjolan terdapat di konjungtiva tarsal inferior maka diagnosis

hordeolum ekterna dapat disingkirkan.

Page 20: Case Report Hordeolum

Pada pasien ini terdapat tanda-tanda peradangan pada konjungtiva tarsal inferior serta

konjungtiva bulbi, maka diagnosis kalazion dapat disingkirkan. Dikarenakan pada kalazion

tidak terdapat tanda-tanda peradangan.

Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat?

Pada pasien ini diberikan antibiotik oral, antibiotik salep serta analgetik oral

Dikarenakan etiologi dari hordeolum paling banyak adalah Staphylococcus aureus, maka

pemberian antibiotik sudah tepat.

Dikarenakan pasien mengeluh nyeri, maka pemberian analgetik yaitu asam mefenamat sudah

tepat.

Pasien juga dianjurkan untuk kompres hangat, untuk membantu drainase dan jangan menusuk

hordeolum dikarenakan akan memperluas infeksi.

Pada penderita dianjurkan untuk menkonsumsi obat yang diberikan baik obat yang berupa

salep maupun oral, karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan dosis dapat

menyebabkan resistensi. Penderita dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik mata setelah tiga

hari kemudian untuk memantau perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi.

Bagaimana prognosis pasien ini?

Prognosis pada penderita ini adalah baik, karena pada kasus ini hordeolum masih

kecilsehingga proses peradangan pada hordeolum masih bisa mengalami penyembuhan

dengan sendirinya. Secara fungsional, penderita masih dapat melakukan pekerjaannya atau

aktifitasnyasehari-hari dengan baik, dan masih dapat memiliki hubungan sosial yang baik

dengan orang lain disekitarnya.

Page 21: Case Report Hordeolum

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.aafp.org.afp/980600ap/articles.html

2. http://www.emedicine.com/oph/LID.html

3. http://www.emedicine.com/emerg/OPHTHALMOLOGY.htm

4. http://www.3-rx.com/stye/default.php

5. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta,

2000: Hal 17-20

6. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

2004: Hal 92-94

7. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penerbit FK UI, Jakarta

2003: Hal15 -16

8. http://www.emedicinehealth.com/script.main/art.asp?articlekey=58821&page=1

9. http://www.prod.hopkins-abxguide.org/diagnosis/heent/

hordeolum_stye_chalazion.html

10. http://dermatlas.med.jhml.edu/derm

11. Raftery AT., Lim, Eric., Churchill’s Pocketbook of Differential Diagnosis.

Elsevier’s : 2010

12. Yanoff, M., Duker, J. Textbook Of Ophtalmology. Moaby Elsevier’s : 2010