Ppt Responsi Hordeolum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hordeolum

Citation preview

  • RESPONSI KASUSWIRASASMITA PARIPIHPEMBIMBING :MAULIDA ANGRAINIdr.Ratna Muslimah,Sp.M

  • Identitas pasienNama: Ny. Nur aulia rahmawatiUsia : 22 tahunJenis kelamin: PerempuanAlamat: Jln. Kebonsari III SurabayaAgama: IslamSuku: JawaTanggal : 21 juli 2014

  • AnamnesisKeluhan utama : Mata kabur sebelah kanan

    Riwayat Penyakit SekarangMengeluh kabur saat melihat pada mata kanan. Mata terasa mengganjal. Ibu tersebut juga merasa tidak nyaman saat melihat ke bawahPasien mengeluh ada banjolan di kelopak mata bawah, bila ditekan agak nyeri.Pasien juga mengeluh pusing sejak 4 hari tidak didapatkan mual dan muntah Pasien minum obat neuralgia dan panadol untuk meredakan sakit kepalanya.

  • Riwayat Penyakit DahuluPasien menggunakan kacamata sebelumnya. Ukuran kacamata dengan lensometer (-) karena pasien tidak membawa kacamata yang lama saat pemeriksan6 bulan yang lalu pasien pernah ada benjolan besar di kelopak mata kanan bawah, lama-lama mengecil sendiri tetapi tidak kempes, terasa gatal, cekot-cekot, dan berwarna merah.Pasien memiliki riwayat maagh pernah mengalami hemiparesis pada ekstrimitas.Riwayat Diabetes Melitus disangkalRiwayat hipertensi disangkalRiwayat operasi mata sebelumnya disangkalRiwayat trauma disangkalRiwayat penggunaan obat : Neuralgia dan panadol untuk meredakan pusingnya.

  • Riwayat Penyakit Keluarga

    Riwayat Diabetes Melitus disangkalRiwayat Hipertensi (+) pada ibu pasienRiwayat orang tua menggunakan kacamata (-)

    Riwayat Sosial (-)

  • Pemeriksaan Fisik

    Status present

    Keadaan Umum : Postur tubuh idealKesadaran: kompos mentisTanda vital: TD/Nadi/Suhu/RR (tidak diperiksa)Status generalis: Pemeriksaan kepala, THT, jantung, paru-paru, abdomen, dan ekstremitas (tidak dilakukan).

  • Status Oftalmologi :

  • Segmen Anterior

  • Segmen Posterior

  • ResumeWanita, 22 tahunPandangan kabur mata kanan terutamaTerdapat benjolan di palpebra superior arah arah temporal, palpebra superior arah nasalTerasa mengganjalRiwayat menggunakan kacamata sebelumnya tidak adaOD visus menurun(VOD : 0,4 F 0,4 ph tetap; VOS : 1,0ODS hiperemi (-), iris shadow (-)ODS lensa jernih

  • Diagnosis Kerja :Hordeolum eksterna

    Diagnosis Banding : Khalazion

    Diagnostik : -

  • TerapiInsisi dan darinaseKompres air hangat selama 10-15 menit, 3-4 kali sehariAntibiotic: neomycin, polimicin B, gentamicin, chloramphenicol, ciprofloxacin, dibekacin, tobramicin, Flucidic acid, bacitracin diberikan selama 7-10 hari, pada fase inflamasiSistemik: Ampicilin 250 mg per-oral/sehari 4 kali, Eritromicin, tetraciclin dosis rendahBila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan konservatif atau sudah fase abses dianjurkan insisi dan drainase.Perbaikan hygiene dapat mencegah terjadi infeksi kembali

  • Monitoring :Keluhan pasienVisusLuka Post-ops

  • Edukasi :Menjelaskan pada pasien mengenai keadaan pasien bahwa keluhan pandangan kabur pada pasien dikarenakan adanya hordeolum yang menghalangi pandanganMenjelaskan pada pasien mengenai penatalaksanaan penyakitMenjelaskan mengenai penggunaan obat pada pasienMenjelaskan bahwa penggunaan kacamata tidak dapat memperbaiki visus pasien bila hordeolum tidak diobatiMenjelaskan indikasi-indikasi dilakukan tindakan operatif pada pasien hordeolumMenjelaskan mengenai komplikasi dan prognosis pasienKontrol ke poli mata untuk perawatan luka post-op

  • PrognosisODOSAd vitam:BonamBonamAd fungsionam:BonamBonamAd sanatonam: BonamBonam

  • PEMBAHASAN KASUSAnamnesisRiwayat penyakit sekarang :Mengeluh kabur saat melihat pada mata kanan. Mata terasa mengganjal. Ibu tersebut juga merasa tidak nyaman saat melihat ke bawahPasien mengeluh ada banjolan di kelopak mata bawah, bila ditekan agak nyeri.Keluhan tersebut terdapat dalam penyakit hordeolum dimana terjadi infeksi pada kelenjar palpebra yang menimbulkan pembengkakan dimana pembengkakan tersebut dapat menyebabkan penurunan visus karena terhalangnya penglihatan.Pasien juga mengeluh pusing sejak 4 hari tidak, didapatkan mual dan muntah.Pusing pada pasien kemungkinan disebabkan karena pasien mengalami aniseikonia, dimana bayangan benda pada keduamata tidak sama besarnya atau bentuknya. Hal ini bisa dilihat dari hasil pemeriksaan visus natural pasien dimana VOD 0,4 dan VOS 1,0.

  • RIWAYAT PENYAKIT DAHULU6 bulan yang lalu pasien pernah ada benjolan besar di kelopak mata kanan bawah, lama-lama mengecil sendiri tetapi tidak kempes, terasa gatal, cekot-cekot, dan berwarna merah.Adanya infeksi yang diidap pasien pada 6 bulan lalu merupakan predisposisi terjadinya hordeolum, riwayat tersebut menunjukan adanya perjalanan infeksi yang mencentuskan terjadinya infeksi pada kelenjar meibom pasien sehingga terbentuk hordeolum.

  • Pemeriksaan Oftalmologis :VisusVOD : 0,4 ph tetapVOS : 1,0Dari hasil pemeriksaan visus dengan koreksi pada kedua mata pasien didapatkan hasil bahwa dengan koreksi terbaik pada mata kanan tidak dapat mencapai hasil maksimal (tidak bisa mencapai 6/6). Hasil pemeriksaan visus dengan pinhole hasilnya tetap. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kelainan pada pasien bukan disebabkan oleh kelainan refraksi karena dengan pemeriksaan pinhole dapat membedakan pada penurunan tajam penglihatan disebabkan oleh kelainan refraksi atau kelainan organik sehingga hasil pemeriksaan dengan pinhole yang bernilai tetap dapat menyingkirkan diagnosis banding dengan kelainan refraksi.

  • Segmen Anterior :Palpebra inferior: terdapat tumor di arah nasal, nyeri tekan (+)Palpebra superior: terdapat tumor di arah temporal, nyeri tekan +)Hasil pemeriksaan lensa didapatkan adanya tumor di palpebra inferior dan superior. Hasil ini dapat mengarahkan pada diagnosis hordeolum eksterna. Tumor palpebra tersebut mengakibatkan visus pasien tidak bisa maksimal (tidak dapat mencapai 6/6).Nyeri tekan (+) menandakan bahwa terdapat peradangan pada palpebra.

  • Segmen Posterior :Dari pemeriksaan segmen posterior didapatkan fundus reflex positif, sehingga dapat disimpulkan keluhan pada pasien disebabkan karena adanya kelainan pada segmen anterior dan dapat menunjang diagnosis Hordeolum.

  • TINJAUAN PUSTAKABAB III

  • Anatomi Palpebra

  • Struktur PalpebraA. Lapis KulitKulit palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

    B. Muskulus Orbikularis Okuli Fungsi musukulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi.

  • C. Jaringan Areolar Jaringan areolar submuskular yang terdapat dibawah muskulus orbikularis okuli berhubungan dengan lapis subaponeurotik dari kulit kepala.

    D. Tarsus Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang bersama sedikit jaringan elastis disebut tarsus superior dan inferior.

  • E. Konjungtiva PalpebraBagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Insisi bedah melalui garis kelabu dari tepian palpebra membelah palpebra menjadi lamel kulit dan muskulus orbikularis okuli di anterior dan lamella tarsal dan konjungtiva palpebra di posterior

  • HordeolumHordeolum adalah infeksi kelenjar di palpebra. Bila kelenjar meibom terkena timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum internum. Hordeolum interna yang lebih kecil dan lebih superficial adalah infeksi di kelenjar Zeis atau Moll (Hordeolum Eksternum).

  • EtiologiSebagian besar hordeolum disebabkan oleh infeksi stafilokok, biasanya staphylococcus aureus.

  • Gejala Klinis Hordeolum Ekst ditandai dengan peradangan lunak di lid margin khususnya di daerah anterior kulit.

    Hordeolum Interna ditandai adanya nyeri hebat yang disertai edema dan eritema seringkali pada seluruh kelopak mata.

  • Penatalaksanaan :Kompres air hangat selama 10-15 menit, 3-4 kali sehariAntibiotic: neomycin, polimicin B, gentamicin, chloramphenicol, ciprofloxacin, dibekacin, tobramicin, Flucidic acid, bacitracin diberikan selama 7-10 hari, pada fase inflamasiSistemik: Ampicilin 250 mg per-oral/sehari 4 kaliEritromicin, tetraciclin dosis rendahBila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan konservatif atau sudah fase abses dianjurkan insisi dan drainase.Perbaikan hygiene dapat mencegah terjadi infeksi kembal

  • Cara insisi:Berikan anastesi setempat dengan tetes mata pantocainKalau perlu diberikan anestesi umum, missal pada anak-anak atau orang-orang yang sangat takut sebelum diberi anastesi umumUntuk local anastesi bisa dipakai procain 2% dilakukan secara infiltrative dan tetes mata pantocain 2%Pada hordeolum internum insisi dilakukan pada konjungtiva, kearah muka dan tegak lurus terhadapnya (vertical) untuk menghindari banyaknya kelenjar-kelenjar yang terkena.Pada hordeolum eksternum arah insisi horizontal sesuai dengan lipatan kulit penting untuk tidak memencet atau menusuk-nusuk radang karena hal ini dapat menyebabkan penyebaran infeksi

  • Penyulit :Suatu hordeolum yang besar dapat menimbulkan abses palpebra dan selulitis palpebra

  • komplikasiKomplikasi yang paling umum adalah pembentukan jaringan parut di kelopak disebut Chalazion.

    DD : Chalazion