151
EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS) DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan) S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Negara OLEH : ZUDIKA DM MANULLANG 1 0 0 9 0 3 0 2 2 DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

  • Upload
    buidang

  • View
    242

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

1

EVALUASI DAMPAK PROGRAM

SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS)

DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(Studi di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Pendidikan Sarjana (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Administrasi Negara

OLEH :

ZUDIKA DM MANULLANG

1 0 0 9 0 3 0 2 2

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014

Page 2: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas setiap berkat dan

penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Evaluasi Dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) Dalam

Pemberdayaan Masyarakat (Studi di Kelurahan Bagan Deli Kecamtan Medan

Belawan Kota Medan)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

sosial dari Departemen Ilmu Administrasi Negara di Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada

kedua orang tua, Ayahanda Sudirman Manullang dan Ibunda Elisabeth Juniar

Simanjuntak, yang dengan kasih sayang dan rela hati memberikan doa serta restu

bagi penulis selama menempuh masa pendidikan. Terima kasih kepada Tuhan

Yesus Kristus karena senantiasa memberkati orang tua dan seluruh keluarga

penulis.

Selama pengerjaan skripsi ini, penulis mendapat banyak sekali arahan,

bimbingan, motivasi, saran serta kritik dari semua pihak yang turut membantu

penulis dalam menyelesaikannya. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima

kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan FISIP USU.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu

Administrasi Negara.

4. Ibu Dra. Nurlela Ketaren, M.SP selaku dosen pembimbing akademik

selama masa perkuliahan.

5. Bapak Drs. M. Ridwan Rangkuti, M.S selaku dosen pembimbing skripsi

yang begitu tulus dan murah hati dalam membimbing dan memotivasi

penulis selama pengerjaan skripsi ini .

6. Ibu Dra. Asima Yanti Siahaan, P.hD selaku dosen penguji yang juga turut

memberikan arahan dan bimbingan untuk skripsi ini.

Page 3: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

ii

7. Ibu Ir. Hj. Ritha Lisda Lubis, M.Hum selaku Sekretaris Badan Penelitian

dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara yang telah memberi izin

penelitian.

8. Ibu Dra. Siti Mahrani Hasibuan selaku Sekretaris Balitbang Kota Medan

yang juga memberikan izin penelitian.

9. Bapak Saut Sinaga selaku Kepala Kelurahan Bagan Deli Kecamatan

Medan Belawan yang telah memberi izin melakukan penelitian di

Kelurahan Bagan Deli.

10. Bapak Ir. Herianto selaku Pejabat Satuan Kerja Pengembangan

Penyehatan Lingkungan dan Permukiman yang bersedia sebagai informan

penelitian.

11. Seluruh Bapak dan Ibu dosen dan staf pengajar di Departemen Ilmu

Administrasi Negara yang menambahkan kepada penulis pengajaran dan

pengalaman hidup.

12. Seluruh staf pegawai administrasi di Departemen Ilmu Administrasi

Negara, khususnya Kak Mega dan Kak Dian yang turut meringankan

langkah penulis selama masa pendidikan.

13. Adik-adik penulis (Daniel, Ruth dan Debora), saudara (khususnya Kak

Maya) dan keluarga (Tulang, Pak Tua dan Maktua, Oppung dan Bou)

yang banyak mendukung dan mendoakan penulis selama pendidikan, serta

teman dekat penulis yang turut menyemangati dan mendoakan

kebersamaan ini, Jerri Sanjaya Nababan.

14. Saudara di Kelompok Gita Lee-El (Bang Daniely Aroz Daely dan Ira

Purba) yang selalu berbagi kasih, penguatan, dan doa. Juga saudara di

Kelompok Diadema (Kak Rascel, Marisi dan Devi).

15. Adik-adik Kelompok Naomi Latisha (Apritania, Debby, Irene, Jesika) dan

Nehemia (Dian, Soezono, Sondang, Andi). Terima kasih untuk semangat

dan doa kalian.

16. Sahabat terbaik “Batokers” (Ira Purba, Ade Auristha Manurung, Mariance

Hasibuan, Susanti Lona Silalahi, Petra Rosjuwita Telaumbana, Christine

Page 4: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

iii

Anne Dearni Batubara, David Saputra, Maulana All Ravi dan Bobby

Trimart Gea), terima kasih untuk kasih sayang sebagai anggota keluarga

baru dan pengalaman hidup bersama kalian.

17. Teman-teman Kelompok Magang Desa Sei Musam Kendit (Anya, Ira,

Ance, Chyntia, Nurhayati, Dewi, Deddy, Dion, Fritz, Yanan, Imam dan

Farid).

18. Dan, seluruh teman-teman angkatan 2010.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Meski begitu, penulis menyadari

masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan dan isi, mohon saran dan kritik

yang dapat membangun kebaikan skripsi ini. Akhir kata, kiranya setiap pembaca

dapat menemukan hal bermanfaat didalam skripsi ini. Sekian dan terima kasih.

Medan, Juli 2014

Zudika DM Manullang

Page 5: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………….... iii

DAFTAR TABEL………………………………………………… ... vii

DAFTAR BAGAN………………………………………………….. ix

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………… x

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… xi

ABSTRAK…………………………………………………………… xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………… 1

1.2 Fokus Masalah………………………………………………… 8

1.3 Rumusan Masalah…………………………………………….. 8

1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………… 9

1.5 Manfaat Penelitian……………………………………………. 9

1.6 Kerangka Teori……………………………………………….. 9

1.6.1 Kebijakan Publik……………………………………… 10

1.6.1.1 Pengertian Kebijakan Publik………………….. 10

1.6.1.2 Tahapan Kebijakan Publik……………………. 13

1.6.2 Implementasi Kebijakan……………………………… 15

1.6.3 Evaluasi Kebijakan…………………………………… 17

1.6.3.1 Tujuan Evaluasi Kebijakan…………………… 18

1.6.3.2 Langkah-Langkah Evaluasi Kebijakan………. 19

1.6.3.3 Pendekatan Evaluasi…………………………. 20

1.6.3.4 Model Evaluasi Kebijakan…………………… 23

1.6.3.5 Kriteria Evaluasi……………………………… 24

1.6.3.6 Metode Evaluasi……………………………… 31

1.6.3.7 Evaluasi Dampak Kebijakan………………….. 32

1.6.3.8 Model Evaluasi Yang Digunakan Peneliti…….. 35

Page 6: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

v

1.6.4 Pemberdayaan Masyarakat…………………………… 35

1.6.4.1 Tahap-tahap Pemberdayaan………………….. 38

1.7 Definisi Konsep………………………………………………. 39

1.8 Definisi Operasional………………………………………….. 40

1.9 Sistematika Penulisan ……………………………………….. 41

BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian…………………………………………….. 43

2.2 Lokasi Penelitian……………………………………………... 43

2.3 Informan Penelitian……………………………………….….. 44

2.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………… 44

2.5 Teknik Analisis Data………………………………………… 46

BAB III DESKRIPSI UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Medan……………………………… 48

3.1.1 Letak Geografis……………………………………… 48

3.1.2 Pemerintahan………………………………………… 49

3.1.3 Demografi……………………………………………. 52

3.2 Gambaran Umum Kecamatan Medan Belawan……………… 55

3.2.1 Letak Geografis………………………………………. 55

3.2.2 Pemerintahan………………………………………… 57

3.2.3 Demografi……………………………………………. 59

3.3 Gambaran Umum Kelurahan Bagan Deli……………………. 60

3.3.1 Letak Geografis………………………………………. 60

3.3.2 Pemerintahan…………………………………………. 63

3.3.3 Demografi…………………………………………….. 66

3.4 Gambaran Umum Distarukim Provsu…………………………. 69

3.4.1 Tugas dan Fungsi Distarukim…………………………. 69

3.4.2 Visi dan Misi Distarukim……………………………… 71

3.4.3 Satker PPLP…………………………………………… 74

Page 7: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

vi

3.4.3.1 Program dan Kegiatan………………………. 75

3.5 Gambaran Umum Program SANIMAS…………………….. 77

3.5.1 Program Sanitasi Berbasis Masyarakat……………… 77

3.5.2 Visi dan Misi Program Sanimas……………………... 80

3.6 Gambaran Umum Permen No. 15/PRT/M/2010…………….. 80

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.1 Karakteristik Informan……………………………………… 82

4.2 Deskripsi Hasil Wawancara………………………………… 85

4.2.1 Indikator Efektivitas………………………………. 86

4.2.2 Indikator Efisiensi………………………………….. 91

4.2.3 Indikator Kecukupan……………………………….. 93

4.2.4 Indikator Pemerataan……………………………….. 96

4.2.5 Indikator Responsivitas…………………………….. 98

4.2.6 Indikator Ketepatan………………………………… 101

4.3 Pelaksanaan Program SANIMAS di Kelurahan Bagan Deli... 105

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Analisis Evaluasi Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

(SANIMAS)……………………………………………….. 110

5.2 Analisis Evaluasi Dampak Program SANIMAS dalam

Pemberdayaan Masyarakat…………………………………. 124

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan………………………………………………….. 131

6.2 Saran……………………………………………………….. . 134

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 135

LAMPIRAN

Page 8: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lokasi Sanimas Tahun 2012 Propinsi Sumatera Utara…… 6

Tabel 1.2 Pendekatan Evaluasi………………………………………. 22

Tabel 1.3 Kriteria Evaluasi………………………………………….. 25

Tabel 1.4 Metodologi Untuk Evaluasi Program……………………. 32

Tabel 3.5 Banyaknya Kelurahan dan Lingkungan Menurut

Kecamatan di Kota Medan Tahun 2007-2011…………… 51

Tabel 3.6 Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2009……………… 53

Tabel 3.7 Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Tahun 2011………………………………………………. 55

Tabel 3.8 Data Umum Mengenai Kecamatan Medan Belawan……. 56

Tabel 3.9 Luas Wilayah Dirinci per Kelurahan Tahun 2012………. 57

Tabel 3.10 Banyaknya Pegawai Negeri Kantor Camat dan Instansi

Pemerintah Di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2012… 58

Tabel 3.11 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis di Kelurahan

Bagan Deli………………………………………………… 66

Tabel 3.12 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Kelurahan

Bagan Deli………………………………………………… 67

Tabel 3.13 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

dan Usia di Kelurahan Bagan Deli………………………… 68

Page 9: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

viii

Tabel 3.14 Penduduk Menurut Pemakaian MCK di Kelurahan

Bagan Deli………………………………………………. 69

Tabel 3.15 Penduduk Menurut Pemakaian Air di Kelurahan

Bagan Deli……………………………………………….. 69

Tabel 4.16 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Jenis Kelamin… 84

Tabel 4.17 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Tingkat

Pendidikan……………………………………………….. 85

Tabel 4.18 Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Jenis Pekerjaan… 86

Tabel 5.19 Nama Pengurus KSM Bunga Tanjung……………………. 107

Page 10: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Medan …………. 49

Bagan 3.2 Peta Kecamatan Medan Belawan……………………… 56

Bagan 3.3 Jumlah Penduduk Per Kelurahan se-Kecamatan

Medan Belawan Tahun 2012 …………………………... 59

Bagan 3.4 Struktur Organisasi Kelurahan Bagan Deli……………. 64

Page 11: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kantor Kecamatan Medan Belawan………………… 58

Gambar 3.2 Kelurahan Bagan Deli ………………………………. 62

Gambar 3.3 Kantor Kelurahan Bagan Deli ………………………. 65

Gambar 4.1 Bangunan MCK+ di Lorong Ujung Tanjung I……… 89

Gambar 4.2 Ketua KSM Bunga Tanjung di depan Bangunan MCK+

Di Lorong Ujung Tanjung…………………………... 109

Gambar 4.3 Bangunan MCK++ Tahun 2013 di Lingkungan IV…. 109

Gambar 5.1 Tiga Kamar Mandi Tampak Depan………………….. 114

Gambar 5.2 Tiga Kamar Mandi Dari Dalam MCK+…………….. 114

Gambar 5.3 Tempat Khusus Cuci………………………………… 114

Gambar 5.4 Tempat Khusus Mandi………………………………. 115

Gambar 5.5 Kamar Mandi Dilengkapi Dengan Kakus…………… 115

Page 12: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara Untuk Pelaksana Program (Kelompok Swadaya

Masyarakat)

2. Pedoman Wawancara Untuk Pegawai PPLP Dinas Tarukim Sumut

3. Transkrip Wawancara Untuk PPK PI PLP Distarukim Provsu

4. Transkrip Wawancara Untuk Pelaksana Program (KSM)

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15/PRT/M/2010 tentang

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur

6. Surat Keterangan Pengajuan Judul Skripsi

7. Surat Permohonan Persetujuan Judul

8. Surat Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

9. Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

10. Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal

11. Berita Acara Seminar Proposal

12. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

13. Surat Izin Penelitian

14. Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Balitbang Pemprovsu

15. Surat Rekomendasi Penelitian dari Balitbang Pemko Medan

16. Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian dari Kelurahan Bagan

Deli

Page 13: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

xii

ABSTRAK

EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS

MASYARAKAT (SANIMAS) DALAM PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DI KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN

BELAWAN KOTA MEDAN

Nama : Zudika DM Manullang

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Dosen Pembimbing : Drs. M. Ridwan Rangkuti, M.Si

Persoalan sanitasi di Sumatera Utara relatif masih tertinggal. Banyak penduduk yang belum mendapatkan akses sanitasi layak. Program sanitasi berbasis masyarakat (SANIMAS) adalah bentuk kebijakan pemerintah yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum terkait perbaikan sanitasi di lingkungan permukiman padat, kumuh dan miskin di perkotaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15/PRT/M/2010, program ini dibiayai melalui Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur. Pelaksanaan kegiatan DAK SANIMAS diselenggarakan secara swakelola melalui proses pemberdayaan masyarakat, mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program dan melihat dampak SANIMAS dalam pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Bagan Deli. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan pendekatan deksriptif dan model evaluasi Single Program Before-After. Informan penelitian yaitu Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Infrastruktur Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Dinas Tarukim Sumut dan Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bunga Tanjung sebagai informan kunci. Sementara itu, masyarakat Lorong Ujung Tanjung I Lingkungann V Kelurahan Bagan Deli merupakan informan utama penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 program SANIMAS telah terlaksana dengan baik. Program SANIMAS memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat yaitu meningkatkan derajat martabat masyarakat, meningkatkan derajat kesehatan dan meningkatan derajat martabat keluarga. Oleh karenanya, sebaiknya program ini tetap dilanjutkan dan perlu diperluas cakupannya serta harus ada pemeliharaan bersama oleh masyarakat. Akan tetapi, dalam hal pemberdayaan, masyarakat belum seluruhnya dapat diberdayakan karena masih kurangnya pembinaan dari pemerintah daerah bagi masyarakat sasaran. Kata Kunci (Keywords): Evaluasi Dampak, Program Sanitasi Berbasis

Masyarakat (SANIMAS), Kelurahan Bagan Deli

Page 14: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akses terhadap air bersih dan layanan sanitasi bersih adalah hak azasi

manusia dan juga kebutuhan mutlak setiap orang. Sama halnya dengan

pendidikan, kesehatan merupakan kebutuhan mendasar yang penting bagi setiap

manusia. Manusia tidak hanya cukup berinvestasi bagi pendidikan, tetapi juga

kesehatan. Pemeliharaan kesehatan khususnya terhadap sanitasi seperti akses air

bersih dan jamban sangat perlu untuk dibudayakan. Sebab, sanitasi yang sehat

merupakan kunci untuk menciptakan masyarakat yang sehat.

Kesehatan lingkungan adalah salah satu bagian dari kesehatan masyarakat.

Upaya menyehatkan lingkungan berarti juga sebagai salah satu usaha untuk

menyehatkan masyarakat. Lingkungan yang sehat akan meningkatkan peluang

pengembangan ekonomi, kesempatan sekolah bagi anak-anak, meningkatkan

produktivitas manusia, dan mengurangi polusi terhadap air. Secara umum, tujuan

kesehatan lingkungan menurut Budiman Chandra (2005:4) adalah melakukan

koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan

kesejahteraan hidup manusia, melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur

sumber-sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan

kesejahteraan hidup manusia, dan melakukan kerja sama serta menerapkan

Page 15: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

2

program terpadu di antara masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga

nonpemerintah dalam menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular.

Permukiman kumuh masih menjadi masalah klasik yang dihadapi

Indonesia sebagai negara dengan populasi masyarakat terbesar di dunia.

Pertumbuhan penduduk kota di Indonesia yang begitu cepat telah memberikan

dampak sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Ada banyak

penduduk yang bertempat tinggal secara tidak manusiawi di berbagai kota besar

dan kota kecil. Turunan dari masalah pemukiman kumuh ini tidak lain yaitu

keterbatasan akses air dan sanitasi bersih. Inilah akibat minimnya kesadaran

masyarakat yang menyebabkan berkembangnya perilaku tidak sehat.

Masyarakat Indonesia di daerah kumuh padat perkotaan belum menyadari

pentingnya perilaku hidup sehat dengan menjaga kesehatan lingkungan. Slamet

(2009:2) berpendapat orang sadar bahwa penyakit itu banyak sekali ditentukan

oleh berbagai faktor, antara lain perilaku masyarakat sendiri. Norma serta budaya

yang menentukan gaya hidup masyarakat akan menciptakan keadaaan lingkungan

yang sesuai dengannya dan menimbulkan penyakit yang sesuai dengan gaya

hidupnya tadi. Jadi, menurutnya, untuk menjadi sehat tidak cukup hanya dengan

pencegahan penyakit secara perseorangan, tetapi harus melihat dan mengelola

masyarakat sebagai satu kesatuan bersama lingkungan hidupnya. Peran

masyarakat pertama-tama disini adalah menyadari pentingnya mengubah perilaku

hidup sehat dengan pengelolaan sanitasi.

Page 16: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

3

Permasalahan sanitasi buruk merupakan masalah publik. Dalam kondisi

inilah peran pemerintah sebagai alat negara hadir dan terlibat menangani masalah

tersebut. Apapun pilihan pemerintah terhadap masalah publik, baik untuk

melakukan sesuatu maupun tidak, itulah kebijakan pemerintah. Sebagai suatu

proses seperti dikatakan Graycar dalam Kaban (2008:59), kebijakan menunjuk

pada cara dimana melalui cara tersebut pemerintah dapat mengetahui apa yang

diharapkan darinya, seperti program dan mekanisme dalam mencapai produknya

(tujuannya). Dengan sebuah program, pemerintah menetapkan kebijakannya

untuk mencapai tujuan publik.

Persoalan sanitasi di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara (Sumut)

dinilai masih relatif tertinggal. Banyak penduduk yang belum mendapatkan akses

sanitasi layak (Harian Medan Bisnis, 10 Nopember 2013). Pemerintah berasumsi

perlunya pendekatan paradigma baru untuk mengejar ketertinggalan sanitasi

dengan kelestarian lingkungan sebagai prinsip utama. Paradigma baru yang

diterapkan untuk masing-masing sektor yaitu, sektor air limbah, persampahan dan

sektor drainase perkotaan.

Pendekatan program sanitasi berbasis masyarakat (SANIMAS) sebagai

bentuk kebijakan pemerintah terkait perbaikan sanitasi bagi masyarakat yang

tinggal di kawasan padat kumuh miskin perkotaan. SANIMAS adalah program

nasional yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum sejak tahun 2006

dan dirancang untuk memberdayakan masyarakat di lingkungan permukiman

padat, kumuh dan miskin di perkotaan. SANIMAS menempatkan masyarakat

Page 17: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

4

sebagai pelaku, pengambil keputusan, dan penanggung jawab kegiatan mulai dari

identifikasi, perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan pengawasan.

Program SANIMAS menggunakan prinsip Demand Responsive Approach

(DRA) atau Pendekatan yang Tanggap Terhadap Kebutuhan. Pihak

kabupaten/kota harus menyampaikan minat terlebih dahulu, apabila tidak

menyampaikan minat maka mereka tidak akan difasilitasi. Salah satu bentuk

minat tersebut adalah dengan kemauan mengalokasikan dana APBD. Hal ini

sesuai dengan prinsip pendanaan SANIMAS yaitu multi sumber (multisource of

fund). Selain itu, SANIMAS juga menggunakan prinsip seleksi-sendiri (self

selection), opsi teknologi sanitasi, partisipatif dan pemberdayaan

(http://www.ampl.or.id/old/ampl/sekilassanimas.php diakses pada 10 Nopember

2013 pukul 16.30 WIB ).

Pola penyelenggaraan SANIMAS dilakukan oleh Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) dengan difasiitasi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)

yang memiliki kemampuan teknis dan sosial kemasyarakatan, mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Jadi pada

prinsipnya keseluruhan tahapan mulai dari perencanaan, implementasi konstruksi,

pengawasan hingga operasi pemeliharaan semuanya dilakukan oleh masyarakat.

Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (Satker

PPLP) Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumut merupakan

penyambung tangan Kementerian Pekerjaan Umum dalam melaksanakan program

Sanimas yang didasarkan pada Peraturan Presiden (PP) Republik Indonesia No.

Page 18: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

5

70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Didalam Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2010 tentang Petunjuk Teknis

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur bahwa Satuan Kerja

Perangkat Daerah Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur (SKPD DAK)

merupakan organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab

kepada Gubernur/BupatiWalikota yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai

dari Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur (BAB I, Pasal 1, ayat 7).

Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) yang dilakukan

Kementerian PU mengambil enam kabupaten kota di wilayah Sumut. Keenam

daerah tersebut adalah Karo, Deli Serdang, Tebingtinggi, Medan, Pematang

Siantar, dan Binjai, yang masuk dalam projek yang ditujukan untuk perbaikan

sanitasi masyarakat. Kementerian Pekerjaan Umum menetapkan 300 lokasi

sanitasi di enam kabupaten/kota di Sumut. Sebanyak 149 lokasi di antaranya

dialokasikan di Medan (http://liputanbisnis.com/2013/02/20/300-lokasi-sanitasi-

disiapkan-kementerian-pu-di-sumut/ diakses 10 Nopember 2013 pukul 16.58

WIB).

Page 19: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

6

Tabel 1.1 : Lokasi Sanimas Tahun 2012 Propinsi Sumatera Utara

No.

Tahun

Propinsi

Kab / Kota

Lokasi System

Kondisi Prasarana

Jumlah Pendudu

k

Pegguna

Rencana

Pegguna Realisas

i

MCK Perpipaan

KK

JIWA

KK

JIWA

KK JIWA 1 2012 SUMATERA

UTARA Kota Medan

Lorong Ujung Tanjung 1, Lingkungan 5, Kel. Bagan Deli, Kec. Medan Belawan

MCK + Belum dimonev

Belum dimonev 0 0 60 300 0 0

2 2012 SUMATERA UTARA

Kota Medan

Lorong Promis, Lingkungan 15, Kel. Bagan Deli, Kec. Medan Belawan

MCK + Belum dimonev

0 0 60 300 0 0

Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum

(http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/semua-lokasi-(20120210).html)

Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia belum terlepas dari

kawasan perkumuhan padat kota. Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan

Belawan adalah salah satu kawasan yang dimaksud. Kelurahan Bagan Deli berada

disekitar Pelabuhan Belawan dan pabrik-pabrik minyak. Kelurahan ini memiliki

jumlah penduduk yang cukup padat. Akan tetapi, dari banyaknya penduduk,

hanya sedikit penduduk yang tinggal di rumah dengan memiliki kamar mandi dan

jamban. Keterbatasan air menjadi masalah bagi penduduk di Kelurahan Bagan

Deli yang hidup di pinggiran laut.

Melihat keberadaan Kelurahan Bagan Deli dengan permukiman

kumuhnya, pemerintah provinsi melalui Dinas Tata Ruang dan Permukiman

Sumatera Utara mengalokasikan bantuan pengelolaan sanitasi bagi kelurahan

tersebut. Kelurahan Bagan Deli memperoleh program Sanitasi Berbasis

Masyarakat pada tahun 2012. Pelaksanaan program SANIMAS di Kelurahan

Page 20: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

7

Bagan Deli diwujudnyatakan dengan pembangunan fasilitas kamar mandi, cuci

dan kakus (MCK) di lokasi atau lingkungan yang telah disepakati Satker PPLP

dengan pemerintah daerah dan masyarakat kelurahan. Program SANIMAS tidak

hanya ditujukan untuk membantu masyarakat dalam pengelolaan sanitasi, tetapi

juga sekaligus memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat dapat merasakan

manfaat yang berkelanjutan.

Suatu kebijakan untuk dapat diketahui apakah kebijakan yang telah

dijalankan meraih dampak yang diinginkan memerlukan tindakan evaluasi.

Evaluasi kebijakan berupa pemeriksaan yang objektif, sistematis, dan empiris

terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap targetnya dari segi

tujuan yang ingin dicapai. Salah satu akibat dari output kebijakan adalah akibat

yang dihasilkan oleh intervensi program pada kelompok sasaran dan akibat

tersebut mampu menimbulkan pola perilaku baru pada kelompok sasaran

(impact).

Sebuah program berbasis masyarakat dan dirancang dengan pendekatan

yang tanggap terhadap kebutuhan adalah sesuatu yang akan sangat bermanfaat

bagi kelompok sasaran. Dengan melihat tujuan pokok dari program SANIMAS

berupa pemberdayaan masyarakat dan berusaha untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, penulis tertarik

melakukan penelitian terhadap program ini. Penulis ingin mengevaluasi program

SANIMAS dan melihat apakah program ini telah benar-benar memberdayakan

masyarakat akan pentingnya sanitasi yang sehat. Berdasarkan uraian diatas,

Page 21: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

8

peneliti hendak melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Dampak Program

Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Dalam Pemberdayan Masyarakat (Studi

Kasus di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan)”.

1.2 Fokus Masalah

Dalam penelitian kualitatif, batasan masalah penelitian disebut fokus

masalah. Fokus masalah ditentukan agar ada batasan yang jelas didalam

melaksanakan penelitian. Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian

ini adalah untuk melihat dampak program SANIMAS yang telah diimplentasikan

dalam pemberdayaan masyarakat secara khusus bagi masyarakat di Lorong Ujung

Tanjung I Lingkungan V Kelurahan Bagan Deli.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dalam

pemberdayaan masyarakat (Studi Kasus di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan

Medan Belawan Kota Medan)?

Page 22: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

9

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dalam pemberdayaan

masyarakat di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara Subjektif, untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam

melatih kemampuan berpikir ilmiah dalam pembuatan karya ilmiah.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah, referensi

bacaan dan tambahan informasi bagi para pembaca mengenai Program

Sanitasi Berbasis Masyarakat.

3. Manfaat Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi

pemerintah dan masyarakat dalam rangka peningkatan upaya pencapaian

program Sanitasi Berbasis Masyarakat.

1.6 Kerangka teori

Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah

yang penting. Kerangka teori diharapkan memberi pemahaman yang jelas dan

Page 23: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

10

tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Oleh karena itu,

penulis akan mengemukakan beberapa teori, pendapat ataupun gagasan yang akan

dijadikan sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini.

1.6.1 Kebijakan Publik

1.6.1.1 Pengertian Kebijakan Publik

Secara etimologi, Kebijakan Publik terdiri dari dua kata yaitu kebijakan

dan publik. Kebijakan oleh Graycar (Donovan dan Jackson dalam Kaban,

2008:59) dapat dipandang dari perspektif filosofis, produk, proses, dan kerangka

kerja. Sebagai suatu konsep filosofis, kebijakan dipandang sebagai serangkaian

prinsip atau kondisi yang diinginkan. Sebagai suatu produk, kebijakan diartikan

sebagai serangkaian kesimpulan atau rekomendasi. Sebagai suatu proses,

kebijakan menunjuk pada cara dimana melalui cara tersebut suatu organisasi dapat

mengetahui apa yang diharapkan darinya yaitu program dan mekanisme dalam

mencapai produknya. Dan sebagai suatu kerangka kerja, kebijakan merupakan

suatu proses tawar-menawar dan negosiasi untuk merumuskan isu-isu dan metode

implementasinya.

Pengertian lain menurut Anderson dalam Winarno (2002) lebih jelas lagi

bahwa istilah “kebijakan” atau “policy” dipergunakan untuk menunjuk perilaku

seorang aktor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun suatu lembaga

pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.

Menurutnya, perilaku para aktor berperan penting dalam merumusakan dan

menjalankan kebijakan yang ditentukan.

Page 24: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

11

Charles O. Jones (1994) melihat kata kebijakan sering digunakan dan

dipertukarkan maknanya dengan tujuan, program, keputusan, hukum, proposal,

patokan, dan maksud besar tertentu. Pergantian makna tersebut menurut Jones

memang bukanlah masalah, hanya saja biasanya dalam hubungan atau kaitan

teknis atau administratif tertentu kata ini mempunyai acuan khusus yang hanya

dimengerti oleh kelompok tertentu.

Menurut Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt dalam Jones (1994), kebijakan

adalah “keputusan tetap” yang dicirikan oleh konsistensi dan pengulangan

(repetitiveness) tingkah laku dari mereka yang membuat dan dari mereka yang

mematuhi keputusan tersebut. Eulau dan Prewitt juga mengamati bahwa

“kebijakan dibedakan dari tujuan-tujuan kebijakan, niat-niat kebijakan dan

pilihan-pilihan kebijakan”. Berikut ini merupakan definisi menurut mereka untuk

membedakan beberapa komponen kebijakan umum:

Niat (Intentions)

Yaitu tujuan-tujuan sebenarnya dari sebuah tindakan

Tujuan (Goals)

Yaitu keadaan akhir yang hendak dicapai

Rencana atau usulan (Plans or proposals)

Yaitu cara yang ditetapkan untuk mencapai tujuan

Program

Yaitu cara yang disahkan untuk mencapai tujuan

Page 25: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

12

Keputusan atau pilihan (Decisions or choices)

Yaitu tindakan-tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan,

mengembangkan rencana, melaksanakan dan mengevalusi program

Pengaruh (Effects)

Yaitu dampak program yang dapat diukur (yang diharapkan dan yang

tidak diharapkan; yang bersifat primer atau yang bersifat sekunder)

Sementara itu, gagasan tentang publik berasal dari bahasa Inggris yaitu

public yang berarti (masyarakat) umum dan juga rakyat. Menurut Parsons

(2008:3), publik itu sendiri berisi aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk

diatur atau diintervensi oleh pemerintah atau aturan sosial, atau setidaknya oleh

tindakan bersama.

Rumusan kebijakan publik yang dikemukakan oleh Thomas R. Dye adalah

apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan dan tidak dilakukan

(Winarno, 2002:15). Sementara itu, Wildavsky dalam Kusumanegara (2010)

mendefinisikan kebijakan publik merupakan suatu hipotesis yang mengandung

kondisi-kondisi awal dari aktivitas pemerintah dan akibat-akibat yang bisa

diramalkan. Sifat kebijakan publik sebagai arah tindakan dapat dipahami secara

lebih baik bila konsep ini dirinci menjadi beberapa kategori, seperti tuntutan-

tuntutan kebijakan (policy demands), keputusan-keputusan kebijakan (policy

decisions), pernyataan-pernyataan kebijakan (policy statements), hasil-hasil

Page 26: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

13

kebijakan (policy outputs), dan dampak-dampak kebijakan (outcomes) (Anderson

dalam Winarno, 2002).

Dari beberapa pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa

kebijakan publik merupakan suatu bentuk keputusan yang telah dipilih dan

ditetapkan pemerintah untuk dilaksanakan maupun tidak dilaksanakan dan

menyangkut kepentingan orang banyak.

1.6.1.2 Tahapan Kebijakan Publik

Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang

dilakukan di dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Aktivitas

politis tersebut dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan

divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur

menurut urutan waktu: penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi

kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan (William Dunn,

2003:22). Sedangkan aktivitas perumusan masalah, peramalan (forecasting),

rekomendasi kebijakan, pemantauan (monitoring), dan evaluasi kebijakan adalah

aktivitas yang lebih bersifat intelektual.

Dalam memecahkan masalah yang dihadapi kebijakan publik, Dunn

mengemukakan beberapa tahap analisis yang harus dilakukan yaitu:

1. Penetapan agenda kebijakan (agenda setting)

Perumusan masalah dapat memasok pengetahuan yang relevan dengan

kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi

Page 27: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

14

masalah dan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penyusunan

agenda. Perumusan masalah dapat membantu menemukan asumsi-asumsi

yang tersembunyi, mendiagnosis penyebab-penyebabnya, memetakan

tujuan-tujuan yang memungkinkan, memadukan pandangan-pandangan

yang bertentangan, dan merancang peluang-peluang kebijakan yang baru.

Perumus kebijakan harus difasilitasi berupa dukungan sosial, dukungan

politik, dukungan budaya.

2. Formulasi kebijakan

Dalam tahap formulasi kebijakan, peramalan dapat menyediakan

pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan

terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari diambilnya alternatif,

termasuk tidak melakukan sesuatu.

3. Adopsi kebijakan

Pada tahap adopsi kebijakan, pengambil kebijakan terbantu dalam

rekomendasi yang membuahkan pengetahuan yang relevan dengan

kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang

akibatnya di masa mendatang telah diestimasikan melalui peramalan.

4. Implementasi kebijakan

Pemantauan (monitoring) menyediakan pengetahuan yang relevan dengan

kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang diambil sebelumnya terhadap

pengambil kebijakan pada tahap implementasi kebijakan. Pemantauan

membantu menilai tingkat kepatuhan, menemukan akibat-akibat yang

Page 28: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

15

tidak diinginkan dari kebijakan dan program, mengidentifikasi hambatan

dan rintangan implementasi, dan menemukan letak pihak-pihak yang

bertanggung jawab pada setiap tahap kebijakan. Proses implementasi

membutuhkan fasilitasi seperti tim, lembaga, peraturan, sumber daya.

5. Evaluasi kebijakan

Evaluasi membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan

tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan

yang benar-benar dihasilkan.

1.6.2 Implementasi Kebijakan

Hal yang paling penting dalam proses kebijakan adalah

pengimplementasiannya. Secara etimologi, implementasi berasal dari bahasa

Inggris yaitu to implement (mengimplementasikan) berarti to provide the means

for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to give

practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu). Sesuatu

yang dimaksud dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat berupa

undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan yang

dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan kenegaraan.

Menurut Patton dan Sawicki dalam Hessel Nogi S. Tangkilisan (2003:9),

implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk

merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk

mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah

Page 29: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

16

diseleksi. Program dan atau kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif

pemecahan masalah harus diimplementasikan oleh badan-badan administrasi

maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah.

Seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber

daya, unit-unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta

melakukan interpretasi terhadap perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuk

yang dapat diikuti dengan mudah bagi realisasi program yang dilaksanakan. Dunn

mengistilahkan implementasi dengan lebih khusus dengan menyebutnya

implementasi kebijakan (policy implementation) adalah pelaksanaan pengendalian

aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu (Dunn, 2003:132).

Implementasi kebijakan berarti berusaha untuk memahami “apa yang

senyatanya terjadi sesudah suatu program diberlakukan atau dirumuskan, yakni

peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan

atau legislasi kebijakan publik, baik itu menyangkut usaha-usaha untuk

mengadministrasikannya maupun usaha-usaha untuk memberikan dampak

tertentu pada masyarakat ataupun peristiwa-peristiwa (Mazmanian dan Sabatier

dalam Solichin Abdul Wahab, 2008:176).

Tahap implementasi kebijakan merupakan tahap dimana alternatif yang

telah ditetapkan diwujudkan dalam tindakan yang nyata. Tahap tersebut

dilaksanakan oleh unit-unit administratif dengan memobilisasi sumber daya yang

ada. Tanpa implementasi, suatu kebijakan akan sia-sia dan hanya berupa konsep

semata. Implementasi kebijakan merupakan rantai yang menghubungkan

Page 30: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

17

formulasi kebijakan dengan hasil (outcome) kebijakan yang diharapkan. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa implementasi berupa penerapan, penyelenggaraan,

pelaksanaan, atau pengeksekusian suatu kebijakan yang telah disahkan.

1.6.3 Evaluasi Kebijakan

Evaluasi merupakan tahap terakhir didalam proses kebijakan publik.

Evaluasi adalah suatu cara untuk menilai apakah suatu kebijakan atau program itu

berjalan dengan baik atau tidak. Lester dan Stewart dalam Kusumanegara (2010)

menyatakan evaluasi kebijakan pada hakekatnya mempelajari konsekuensi-

konsekuensi kebijakan publik. Evaluasi kebijakan ditujukan untuk melihat sebab-

sebab kegagalan suatu kebijakan atau untuk mengetahui apakah kebijakan publik

yang telah dijalankan meraih dampak yang diinginkan.

Thomas R. Dye dalam Parsons (2008:547) menyatakan bahwa evaluasi

kebijakan adalah “pembelajaran tentang konsekuensi dari kebijakan publik”.

Tepatnya ia mencatat evaluasi kebijakan adalah pemeriksaan yang objektif,

sistematis, dan empiris terhadap efek dari kebijakan dan program publik terhadap

targetnya dari segi tujuan yang ingin dicapai.

Sementara itu, Anderson (1979) berpendapat evaluasi kebijakan

memusatkan perhatiannya pada estimasi, penilaian, dan taksiran terhadap

implementasi (proses) dan akibat-akibat (dampak) kebijakan. Dalam hal ini,

evaluasi kebijakan dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi

kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap akhir saja, melainkan dilakukan

dalam seluruh proses kebijakan. Dengan demikian, evaluasi kebijakan bisa

Page 31: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

18

meliputi perumusan masalah-masalah kebijakan, program-program yang

diusulkan untuk menyelesaikan masalah kebijakan, implementasi, maupun

dampak kebijakan.

1.6.3.1 Tujuan Evaluasi Kebijakan

Dalam mengevaluasi kebijakan, ada fokus yang ingin dicapai oleh

pengevaluasi. Evaluasi kebijakan memiliki tujuan yang dapat dirinci sebagai

berikut (Subarsono, 2005:120-121) :

a. menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan

Melalui evaluasi maka dapat diketahui derajat pencapaian tujuan dan

sasaran kebijakan.

b. mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan

Dengan evaluasi juga dapat diketahui berapa biaya dan manfaat dari suatu

kebijakan

c. mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan

Salah satu tujuan evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas

pengeluaran atau output dari suatu kebijakan.

d. mengukur dampak suatu kebijakan

Pada tahap lebih lanjut, evaluasi ditujukan untuk melihat dampak dari

suatu kebijakan, baik dampak positif maupun negatif.

e. untuk mengetahui apabila ada penyimpangan

Page 32: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

19

Evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan –

penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan cara membandingkan antara

tujuan dan sasaran dengan pencapaian target

f. sebagai bahan melakukan (input) untuk kebijakan yang akan datang

Tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi proses

kebijakan kedepan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik.

1.6.3.2 Langkah-Langkah Evaluasi Kebijakan

Agar suatu kebijakan dapat dievaluasi dengan baik, para ahli

mengembangkan langkah-langkah dalam evaluasi kebijakan. Edward Suchman

dalam Winarno (2004:169) mengemukakan enam langkah dalam evaluasi

kebijakan yaitu:

1. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi

2. Analisis terhadap masalah

3. Deskripsi dan standardisasi kegiatan

4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi

5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari

kegiatan tersebut atau karena penyebab lain

6. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak

Menurut Suchman, mendefinisikan masalah merupakan tahap yang paling

penting dalam evaluasi kebijakan. Setelah masalah didefinisikan dengan jelas

Page 33: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

20

maka tujuan-tujuan dapat disusun dengan jelas pula. Oleh karena itu, ia juga

mengidentifikasi beberapa pertanyaan operasional untuk menjalankan riset

evaluasi seperti:

(1) Apakah yang menjadi isi dari tujuan program?

(2) Siapa yang menjadi target program?

(3) Kapan perubahan yang diharapkan terjadi?

(4) Apakah tujuan yang ditetapkan satu atau banyak (unitary or multiple)?

(5) Apakah dampak yang diharapkan besar?

(6) Bagaimanakah tujuan-tujuan tersebut dicapai?

1.6.3.3 Pendekatan Evaluasi

Menurut William N. Dunn (2003:611-612), evaluasi kebijakan

mempunyai dua aspek yang saling berhubungan: penggunaan berbagai macam

metode untuk memantau hasil kebijakan publik dan program dan aplikasi

serangkaian nilai untuk kegunaan hasil terhadap beberapa orang, kelompok atau

masyarakat secara keseluruhan. Dunn membedakan tiga jenis pendekatan dalam

evaluasi antara lain:

1. Evaluasi semu (pseudo evaluation) adalah pendekatan yang menggunakan

metode-metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan

dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan, tanpa berusaha untuk

menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasil tersebut terhadap

individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan. Asumsi

Page 34: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

21

utamanya adalah bahwa ukuran tentang manfaat atau nilai merupakan

sesuatu yang dapat terbukti sendiri atau tidak kontoversial.

2. Evaluasi formal (formal evaluation) merupakan pendekatan yang

menggunakan metode dekriptif untuk menghasikan informasi yang valid

dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi

hasil tersebut atas dasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan

secara formal oleh pembuat kebijakan dan administrator program. Asumsi

utamanya bahwa tujuan dan target diumumkan secara formal adalah

merupakan ukuran yang tepat untuk manfaat atau nilai kebijakan program.

3. Evaluasi keputusan teoritis (decision-theoretic evaluation) adalah

pendekatan yang menggunakan metode-metode dekriptif untuk

menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan valid

mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai

macam pelaku kebijakan. Perbedaan pokok evaluasi ini dengan dua jenis

pendekatan di atas adalah bahwa evaluasi keputusan teoritis berusaha

untuk memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan target dari pelaku

kebijakan baik yang tersembunyi atau dinyatakan.

Page 35: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

22

Tabel 1.2 : Pendekatan Evaluasi Menurut William Dunn

PENDEKATAN TUJUAN ASUMSI BENTUK-BENTUK UTAMA

Evaluasi Semu Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid tentang hasil kebijakan

Ukuran manfaat atau nilai terbukti dengan sendirinya atau tidak controversial

Eksperimentasi sosial

Akuntansi sistem sosial

Pemeriksaan sosial

Sintesis riset dan praktik

Evaluasi Formal Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan secara formal diumumkan sebagai tujuan program-kebijakan

Tujuan dan sasaran dari pengambil kebijakan dan administrator yang secara resmi diumumkan merupakan ukuran yang tepat dari manfaat atau nilai

Evaluasi perkembangan

Evaluasi eksperimental

Evaluasi proses retrospektif

Evaluasi hasil retrospektif

Evaluasi Keputusan Teoritis

Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan yang secara eksplisit diinginkan oleh berbagai pelaku kebijakan

Tujuan dan sasaran dari berbagai pelaku yang diumumkan secara formal ataupun diam-diam merupakan ukuran yang tepat dari manfaat atau nilai

Penilaian tentang dapat tidaknya evaluasi

Analisis utilitas multiatribut

Sumber: Dunn (2003:612)

Page 36: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

23

1.6.3.4 Model Evaluasi Kebijakan

Menurut Wayne Parsons (2008:549-552), ada dua macam model evaluasi

kebijakan yang digunakan yaitu:

1. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan ketika kebijakan atau

program yang sedang diimplementasikan merupakan analisis tentang

“seberapa jauh sebuah program diimplementasikan dan apa kondisi yang

bisa meningkatkan keberhasilan implementasi”. Pada fase implementasi

memerlukan evaluasi “formatif” yang akan memonitor cara dimana sebuah

program dikelola atau diatur untuk menghasilkan umpan balik yang bisa

berfungsi untuk meningkatkan proses implementasi.

Rossi dan Freeman dalam buku Parsons mendeskripsikan model evaluasi

ini sebagai evaluasi pada tiga persoalan:

Sejauh mana sebuah program mencapai target populasi yang tepat

Apakah penyampaian pelayanannya konsisten degan spesifikasi

desain program atau tidak

Sumber daya apa yang dikeluarkan dalam melakukan program

2. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur

bagaimana kebijakan atau program secara aktual berdampak pada problem

Page 37: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

24

yang ditanganinya. Model evaluasi ini pada dasarnya adalah model

penelitian komparatif yang mengukur beberapa persoalan yaitu:

membandingkan sebelum dan sesudah program diimplentasikan

membandingkan dampak intervensi terhadap satu kelompok

dengan kelompok lain atau antara satu kelompok yang menjadi

subjek intervensi dan kelompok lain yang tidak (kelompok

kontrol);

membandingkan apa yang terjadi dengan yang apa yang mungkin

terjadi tanpa intervensi.

atau membandingkan bagaiamana bagian – bagian yang berbeda

dalam satu wilayah mengalami dampak yang berbeda – beda akibat

dari kebijakan yang sama.

1.6.3.5 Kriteria Evaluasi

Suatu kebijakan yang telah diimplementasikan harus menghasilkan

informasi mengenai kinerja kebijakan. William N. Dunn (2003:610)

mengemukakan beberapa kriteria dalam menilai kinerja kebijakan, sebagai

berikut:

Page 38: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

25

Tabel 1.3 : Kriteria Evaluasi

TIPE KRITERIA PERTANYAAN ILUSTRASI

Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai?

Unit pelayanan

Efisiensi Seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan?

Unit biaya Manfaat bersih Rasio biaya-manfaat

Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah?

Biaya tetap (masalah tipe I) Efektivitas tetap (masalah tipe II)

Perataan Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok tertentu?

Kriteria Pareto Kriteria kaldor-Hicks Kriteria Rawls

Resposivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok tertentu?

Konsistensi dengan survai warga negara

Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai?

Program publik harus merata dan efisien

Sumber: Dunn (2003:610)

Kriteria-kriteria di atas merupakan tolak ukur atau indikator dari evaluasi

kebijakan publik. Karena penelitian ini menggunakan metode kualitatif maka

pembahasan dalam penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan yang

dirumuskan oleh William N. Dunn untuk setiap kriterianya. Untuk lebih jelasnya

setiap indikator tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas

disebut juga hasil guna. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil

yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Apabila pencapaian

Page 39: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

26

tujuan-tujuan organisasi semakin besar, maka semakin besar pula efektivitasnya.

Adanya pencapaian tujuan yang besar daripada organisasi, maka makin besar pula

hasil yang akan dicapai dari tujuan-tujuan tersebut.

William N. Dunn dalam bukunya yang berjudul Pengantar Analisis

Kebijakan Publik: Edisi Kedua, menyatakan bahwa:

“Efektivitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan. Yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya” (Dunn, 2003:429).

Apabila setelah pelaksanaan kegiatan kebijakan publik ternyata dampaknya tidak

mampu memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat, maka dapat

dikatakan bahwa suatu kegiatan kebijakan tersebut telah gagal, tetapi adakalanya

suatu kebijakan publik hasilnya tidak langsung efektif dalam jangka pendek, akan

tetapi setelah melalui proses tertentu.

Menurut pendapat Cambell yang dikutip oleh Richard M. Steers dalam

bukunya Efektivitas Organisasi menyebutkan beberapa ukuran daripada

efektivitas, yaitu:

1. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasi;

2. Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan;

3. Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan

kemungkinan dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik;

4. Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap

biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut;

Page 40: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

27

5. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah

semua biaya dan kewajiban dipenuhi;

6. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi sekarang

dan masa lalunya;

7. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya

sepanjang waktu;

8. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada

kerugian waktu;

9. Semangat kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal pencapaian

tujuan, yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan dan

perasaan memiliki;

10. Motivasi artinya adanya kekuatan yang muncul dari setiap individu

untuk mencapai tujuan;

11. Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai

satu sama lain, artinya bekerja sama dengan baik, berkomunikasi dan

mengkoordinasikan;

12. Keluwesan Adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk

mengubah prosedur standar operasinya, yang bertujuan untuk

mencegah keterbekuan terhadap rangsangan lingkungan;

(Dalam Steers, 1985:46-48).

Page 41: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

28

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran efektivitas

merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang

akan dicapai.

2) Efisiensi

Apabila kita berbicara tentang efisiensi bilamana kita membayangkan hal

penggunaan sumber daya (resources) kita secara optimum untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Maksudnya adalah efisiensi akan terjadi jika penggunaan sumber

daya diberdayakan secara optimum sehingga suatu tujuan akan tercapai.

William N. Dunn berpendapat bahwa:

“Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efisiensi yang merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. Efisiensi biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil dinamakan efisien” (Dunn, 2003:430).

Apabila sasaran yang ingin dicapai oleh suatu kebijakan publik ternyata sangat

sederhana sedangkan biaya yang dikeluarkan melalui proses kebijakan terlampau

besar dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Ini berarti kegiatan kebijakan telah

melakukan pemborosan dan tidak layak untuk dilaksanakan.

3) Kecukupan

Kecukupan dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang telah

dicapai sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai hal. William N. Dunn

Page 42: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

29

mengemukakan bahwa kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh

suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang

menumbuhkan adanya masalah (Dunn, 2003:430).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecukupan masih

berhubungan dengan efektivitas dengan mengukur atau memprediksi seberapa

jauh alternatif yang ada dapat memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan

dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Hal ini, dalam kriteria kecukupan

menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang

diharapkan.

3) Perataan

Perataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti dengan

keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik. William N. Dunn

menyatakan bahwa kriteria kesamaan (equity) erat berhubungan dengan

rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara

kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat (Dunn, 2003:434).

Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang

akibatnya atau usaha secara adil didistribusikan. Suatu program tertentu mungkin

dapat efektif, efisien, dan mencukupi apabila biaya-manfaat merata. Kunci dari

perataan yaitu keadilan atau kewajaran.

Page 43: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

30

5) Responsivitas

Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai tanggapan

sasaran kebijakan publik atas penerapan suatu kebijakan. Menurut William N.

Dunn, responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu

kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok

masyarakat tertentu (Dunn, 2003:437). Suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat

melalui tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih

dahulu memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan

dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai

dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa dukungan ataupun wujud yang

negatif berupa penolakan.

Dunn pun mengemukakan bahwa:

“Kriteria responsivitas adalah penting karena analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya (efektivitas, efisiensi, kecukupan, kesamaan) masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan” (Dunn, 2003:437).

Oleh karena itu, kriteria responsivitas cerminan nyata kebutuhan, preferensi, dan

nilai dari kelompok-kelompok tertentu terhadap kriteria efektivitas, efisiensi,

kecukupan, dan kesamaan.

Page 44: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

31

6) Ketepatan

Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan pada

kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. William N. Dunn

menyatakan bahwa kelayakan (Appropriateness) adalah:

“Kriteria yang dipakai untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi dengan menilai apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut merupakan pilihan tujuan yang layak. Kriteria kelayakan dihubungkan dengan rasionalitas substantif, karena kriteria ini menyangkut substansi tujuan bukan cara atau instrumen untuk merealisasikan tujuan tersebut” (Dunn, 2003:499).

Artinya ketepatan dapat diisi oleh indikator keberhasilan kebijakan lainnya (bila

ada). Misalnya dampak lain yang tidak mampu diprediksi sebelumnya baik

dampak tak terduga secara positif maupun negatif atau dimungkinkan alternatif

lain yang dirasakan lebih baik dari suatu pelaksanaan kebijakan sehingga

kebijakan bisa lebih dapat bergerak secara lebih dinamis.

1.6.3.6 Metode Evaluasi

Menurut Finsterbusch dan Motz dalam Subarsono (2005:128), untuk

melakukan evaluasi terhadap program yang telah diimplementasikan, ada

beberapa metode evaluasi yang dapat dipilih yakni:

a. Single program after – only yaitu informasi diperoleh berdasarkan keadaan

kelompok sasaran sesudah program dijalankan

b. Single program before – after yaitu informasi yang diperoleh berdasarkan

perubahaan keadaan sasaran sebelum dan sesudah program dijalankan

Page 45: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

32

c. Comparative after – only yaitu informasi yang diperoleh berdasarkan keadaan

sasaran dan bukan sasaran program dijalankan

d. Comparative before – after yaitu informasi yang diperoleh berdasarkan efek

program terhadap kelompok sasaran sebelum dan sesudah program dijalankan.

Tabel 1.4 : Metodologi untuk Evaluasi Program

Jenis Evaluasi Pengukuran kondisi kelompok sasaran Kelompok

Kontrol Informasi yang diperoleh Sebelum Sesudah

Single Program After – Only

Tidak Ya Tidak Ada Keadaan kelompok sasaran

Single Program Before – After

Ya Ya Tidak Ada Perubahan kelompok sasaran

Comparative After - Only

Tidak Ya Ada Keadaan kelompok sasaran dan kelompok kontrol

Comparative Before – After

Ya Ya Ada Efek program terhadap kelompok sasaran dan kelompok kontrol

Sumber : Subarsono (2005:130)

1.6.3.7 Evaluasi Dampak

Sebelumnya telah disebutkan bahwa evaluasi kebijakan adalah usaha

untuk menentukan dampak dari kebijakan pada kondisi-kondisi kehidupan nyata.

Dampak adalah perubahan kondisi fisik maupun sosial sebagai akibat dari output

kebijakan. Akibat dari output kebijakan ada dua macam yakni:

Akibat yang dihasilkan oleh suatu intervensi program pada kelompok

sasaran (baik akibat yang diharapkan atau tidak diharapkan) dan akibat

Page 46: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

33

tersebut mampu menimbulkan pola perilaku baru pada kelompok sasaran

(impact).

Akibat yang dihasilkan oleh suatu intervensi program pada kelompok

sasaran, baik yang sesuai dengan yg diharapkan atau tidak dan akibat

tersebut tidak mampu menimbulkan perilaku baru pada kelompok sasaran

(effects).

Evaluasi dampak merupakan usaha menentukan dampak atas implementasi

kebijakan yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan pada keadaan-keadaan atau

kelompok-kelompok di luar sasaran atau tujuan kebijakan.

Menurut Lester dan Stewart dalam Winarno (2002: 170-171), setidaknya

ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh seorang evaluator didalam melakukan

evaluasi kebijakan publik, yaitu: Pertama, evaluasi kebijakan mungkin

menjelaskan keluaran-keluaran kebijakan, misalnya pekerjaan, uang, materi yang

diproduksi, dan pelayanan yang disediakan. Keluaran ini merupakan hasil yang

nyata dari adanya kebijakan, namun tidak memberi makna sama sekali bagi

seorang evaluator.

Kedua, evaluasi kebijakan barangkali mengenai kemampuan kebijakan

dalam memperbaiki masalah-masalah sosial, misalanya usaha untuk mengurangi

kemacetan lalu lintas atau tingkat kriminalitas. Dan ketiga, evaluasi kebijakan

barangkali menyangkut konsekuensi-konsekuensi kebijakan dalam bentuk policy

feedback, termasuk didalamnya adalah reaksi dari tindakan-tindakan pemerintah

Page 47: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

34

atau pernyataan dalam sistem pembuatan kebijakan atau dalam beberapa pembuat

keputusan.

Pada sisi yang lain, Thomas R. Dye dalam Winarno (2002: 171-173)

menyatakan dampak dari suatu kebijakan mempunyai beberapa dimensi dan

semuanya harus diperhitungkan dalam membicarakan evaluasi.

1) Dampak kebijakan pada masalah-masalah publik dan dampak kebijakan

pada orang-orang yang terlibat.

2) Kebijakan-kebijakan mungkin mempunyai dampak pada keadaan-keadaan

atau kelompok-kelompok di luar sasaran atau tujuan kebijakan.

3) Kebijakan mungkin akan mempunyai dampak pada keadaan-keadaan

sekarang dan keadaan di masa yang akan datang.

4) Evaluasi juga menyangkut unsur yang lain, yakni biaya langsung yang

dikeluarkan untuk membiayai program-program kebijakan publik.

5) Dimensi yang terakhir dari evaluasi kebijakan adalah menyangkut biaya-

biaya tidak langsung yang ditanggung oleh masyarakat atau beberapa

anggota masyarakat akibat adanya kebijakan publik.

Sekalipun dampak yang sebenarnya dari suatu kebijakan mungkin sangat

jauh dari yang diharapkan atau diinginkan, tetapi kebijakan tersebut pada

dasarnya mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang penting bagi masyarakat.

Page 48: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

35

1.6.3.8 Model Evaluasi Yang Digunakan Peneliti

Didalam penelitian ini, peneliti akan melakukan evaluasi dampak dengan

menggunakan model Single Program Before-After. Peneliti hendak melihat

perubahan keadaan kelompok sasaran sebelum dan sesudah program Sanitasi

Berbasis Masyarakat (Sanimas) diimplementasikan.

1.6.4 Pemberdayaan Masyarakat

Konsep pemberdayaan dapat dikatakan sebagai jawaban atas realitas

ketidakberdayaan (disempowerment). Mereka yang tidak berdaya adalah pihak

yang tidak memiliki daya atau kehilangan daya. Mereka yang tidak berdaya

adalah mereka yang kehilangan kekuatannya.

Definisi pemberdayaan dalam arti sempit, yang berkaitan dengan sistem

pengajaran antara lain dikemukakan oleh Merriam Webster dan Oxford English

Dictionary kata”empower” mengandung dua arti. Pengertian pertama adalah to

give power of authority dan pengertian kedua berarti to give ability to or enable.

Dalam pengertian pertama diartikan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan

kekuasaan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedangkan dalam

pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau

keberdayaan.

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi

yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru

pembangunan, yakni yang bersifat “people centred, participatory, empowering,

Page 49: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

36

and sustainable” (Chambers, 1995). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata

memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk

mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), yang pemikirannya

belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari alternatif terhadap

konsep-konsep pertumbuhan di masa yang lalu (Ginanjar K., “Pembangunan

Sosial dan Pemberdayaan : Teori, Kebijaksanaan, dan Penerapan”, 1997:55).

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat

dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakanan. Dengan kata lain,

pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Dalam upaya

memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu ; pertama,

menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

berkembang. Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap

masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada

masyarakat yang sama sekali tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk

membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan

kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk

mengembangkannya.

Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat

(empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain

dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Penguatan ini meliputi langkah-

langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan (input), serta

Page 50: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

37

pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities) yang akan membuat

masyarakat menjadi berdaya. Upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf

pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan

ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar.

Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut pembangunan prasarana

dan sarana dasar fisik, seperti irigasi, jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah

dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada

lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan,

dan pemasaran di perdesaan, dimana terkonsentrasi penduduk yang

keberdayaannya amat kurang. Untuk itu, perlu ada program khusus bagi

masyarakat yang kurang berdaya, karena program-program umum yang berlaku

tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.

Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota

masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya

modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban

adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan

institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan

serta peranan masyarakat didalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan

partisipasi rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan

masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya

dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi.

Page 51: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

38

Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses

pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah karena

kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Perlindungan dan pemihakan

kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan

masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi,

karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan melunglaikan yang lemah.

Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan

yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin

tergantung pada berbagai program pemberian (charity). Karena pada dasarnya

setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat

dipertukarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan akhirnya adalah

memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk

memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan

(Bahan Kuliah PPS SP ITB, “Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat”, hlm 2-3).

1.6.4.1 Tahap-tahap Pemberdayaan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pemberdayaan masyarakat adalah untuk

membentuk individu masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi

kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan

tersebut. Dengan demikian untuk menjadi mandiri perlu dukungan kemampuan

Page 52: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

39

berupa sumberdaya manusia yang utuh dengan kondisi kognitif, psikomotorik

afektif dan sumberdaya lain yang bersifat fisik dan material (Khausar, 2012).

Agar pemberdayaan dapat dilakukan sesuai dengan target, perlu

memperhatikan tahap-tahap yang harus dilalui meliputi:

1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan

peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan

keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar

sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.

3) Tahap peningkatan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga

terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk menghantarkan pada

kemandirian. (Ambar Teguh S, 2004:82-83)

1.7 Definisi Konsep

Defenisi konsep memberi batasan terhadap pembahasan dari permasalahan

yang ditentukan oleh peneliti. Adapun defenisi konsep dari penelitian ini adalah :

a. Evaluasi dampak kebijakan Program SANIMAS adalah usaha untuk

menentukan dampak atas implementasi kebijakan program SANIMAS

yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan pada kelompok sasaran atau

tujuan kebijakan.

b. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat

dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak

Page 53: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

40

mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan serta berusaha untuk memampukan dan memandirikan

masyarakat.

1.8 Definisi Operasional

Singarimbun (1989:46) menyatakan definisi operasional adalah unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Definisi operasional ini semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya

mengukur suatu variabel. Adapun definisi operasional dari variabel evaluasi

dampak kebijakan adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas, yaitu pencapaian hasil yang diinginkan:

- Kualitas yang dihasilkan dari program

- Produktivitas (kuantitas dari jasa yang dihasilkan)

- Motivasi (adanya kekuatan yang muncul dari setiap individu untuk

mencapai tujuan)

2. Efisiensi, yaitu usaha-usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan:

- Adanya target pencapaian waktu

- Tersedianya sumber daya manusia

- Adanya sumber daya modal

3. Kecukupan, yaitu adanya pemecahan masalah dari hasil yang diinginkan:

- Kecukupan produktivitas

- Solusi yang dilakukan atas usulan masyarakat

Page 54: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

41

4. Pemerataan, yaitu pendistribusian biaya dan manfaat yang merata:

- Distribusi hasil yang merata

- Kesamaan manfaat program yang dirasakan masyarakat

5. Responsivitas, yaitu dampak kebijakan terhadap pemuasan kebutuhan

preferensi atau kelompok tertentu

- Adanya tanggapan positif

- Adanya kritik

- Adanya saran

6. Ketepatan, yaitu manfaat atau kegunaan hasil yang diinginkan

- Program ditujukan kepada masyarakat PAKUMIS

- Kesesuaian hasil program dengan tujuan yang diharapkan

- Adanya perubahan yang dialami masyarakat

1.9 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, fokus masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

kerangka teori, definisi konsep, definisi operasional dan

sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan

penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Page 55: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

42

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan data tentang gambaran umum dan karakteristik

lokasi penelitian yang relevan dengan topik penelitian.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian di

lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang kajian dan analisis data yang diperoleh

pada saat penelitian di lapangan dan memberikan interpretasi

terhadap masalah yang diteliti.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan simpulan dari temuan penelitian yang telah

dilakukan.

Page 56: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

43

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala

sosial. Menurut Bungin (2007:68), penelitian sosial menggunakan format

deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai

kondisi, situasi, atau fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang

menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai

suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi,

ataupun fenomena tertentu. Dengan demikian, penelitian ini akan menjelaskan

gambaran realitas dari masalah yang akan peneliti elaborasi dengan menggunakan

data-data yang ada.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan

Belawan Kota Medan. Lokasi SANIMAS di kelurahan ini tepatnya di Lorong

Ujung Tanjung I Lingkungan V. Lokasi ini dipilih karena Kelurahan Bagan Deli

merupakan salah satu kelurahan yang menjadi sasaran pemerintah dalam

melaksanakan program SANIMAS.

Page 57: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

44

2.3 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data,

informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2007:108). Ia

berpendapat bahwa terdapat dua cara memperoleh informan penelitian yaitu (1)

snowball sampling dan (2) key person.

Dalam penelitian ini, peneliti akan memperoleh informasi dari key person.

Lebih lanjut Bungin (2007:77) mengemukakan untuk memperoleh informan

penelitian melalui key person digunakan apabila peneliti sudah memahami

informasi awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian, sehingga ia

membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara atau observasi.

Adapun informan kunci dalam penelitian ini ada dua yaitu:

(1) Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Bunga Tanjung : Bapak

Sumarno

(2) Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Infrastruktur Penyehatan

Lingkungan Permukiman (PPK PILP) Dinas Tarukim Sumut : Bapak

Ir. Herianto

Informan utama yang juga mendukung penelitian ini adalah masyarakat

Lorong Ujung Tanjung I Lingkungan V Kelurahan Bagan Deli Kecamatan

Medan Belawan.

Page 58: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

45

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer, merupakan teknik pengumpulan data

yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang terdiri dari:

a. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder, merupakan data yang tidak secara

langsung diperoleh dari objek penelitian.

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

catatan atau foto-foto dan rekaman yang ada di lokasi penelitian serta

sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

Page 59: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

46

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan

mengggunakan berbagai literatur seperti buku, karya ilmiah dan lainnya

yang berkenaan dengan penelitian ini.

2.5 Teknik Analisis Data

Analisis-analisis kualitatif cenderung menggunakan pendekatan logika

induktif, di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di

lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum (Bungin, 2007:143).

Melalui metode analisis data, peneliti menguji kemampuan bernalar dalam

mengelaborasi fakta, data dan informasi yang diperoleh. Selanjutnya, peneliti

menganalisisnya sehingga dapat menghasilkan informasi dan kebenaran dari

setiap permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Dalam melakukan analisis data, menurut Miles dan Huberman dalam

Sugiyono (2009: 246) ada langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Page 60: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

47

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan peneliti untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan ini sebagai hipotesis dan bila

didukung oleh data maka akan dapat menjadi teori.

Page 61: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

48

BAB III

DESKRIPSI UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Medan

3.1.1 Letak Geografis

Kota Medan terletak di bagian utara Pulau Sumatera dengan posisi

koordinat 3°35′LU dan 98°40′BT. Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka

di sebelah utara dan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, timur, dan utara.

Luas Kota Medan adalah sekitar 26.510 hektar atau setara dengan 265,10 km².

Dengan kata lain, Kota Medan memiliki wilayah 3,6% dari keseluruhan Sumatera

Utara. Kota Medan jika diperlihatkan secara topografinya cenderung miring ke

utara. Kota ini berada pada 2,5 hingga 3,5 meter di atas permukaan laut.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab

berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat

dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia,

Singapura dan lain-lain. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran

Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk)

kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar

negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong

perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah

Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Page 62: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

49

3.1.2 Pemerintahan

Pemerintah Daerah Kota Medan adalah Walikota Medan beserta perangkat

daerah otonom yang lain sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Secara

garis besar struktur organisasi Pemerintah Kota Medan, dapat digambarkan

sebagai berikut:

Bagan 3.1 : STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA MEDAN

Sumber : Website Pemerintah Kota Medan (www.pemkomedan.go.id) diakses

pada 02 Juni 2014 pukul 20.08 WIB

Administrasi pemrintahan Kota Medan pada saat ini terdiri atas 21

kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2001 lingkungan. Fungsi

Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam lima (5) sifat, yaitu:

(1) Pemberian pelayanan,

(2) Fungsi pengaturan (penetapan perda),

(3) Fungsi pembangunan,

(4) Fungsi perwakilan (dengan berinteraksi dengan Pemerintah Propinsi

/Pusat),

Page 63: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

50

(5) Fungsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah,

Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan 2 (dua) bidang urusan yaitu :

(1) Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh Dinas-

dinas daerah (Dinas Kesehatan, Pekerjaan Umum) dan

(2) Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari:

Kewenangan mengatur yang diselengarakan bersama-sama dengan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, sebagi Badan Legislatif

Kota.

Kewenagan yang tidak bersifat mengatur (segala sesuatu yang dicakup

dalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum), yang

diselenggarakan oleh Wlikota/Wakil Walikota, sebagai pimpinan tertinggi

Badan Eksekutif Kota.

Berdasarkan fungsi dan kewenangan tersebut, Walikota Medan membawahi

(pimpinan Eksekutif tertinggi) seluruh Instansi pelaksana Eksekutif Kota.

Page 64: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

51

Tabel 3.1 : Banyaknya Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan di

Kota Medan Tahun 2007-2011

No. Tahun/Kecamatan

(1)

Kelurahan

(2)

Lingkungan

(3)

1 Medan Tuntungan 9 75 2 Medan Johor 6 81 3 Medan Amplas 7 77 4 Medan Denai 6 82 5 Medan Area 12 172 6 Medan Kota 12 146 7 Medan Maimun 6 66 8 Medan Polonia 5 46 9 Medan Baru 6 64 10 Medan Selayang 6 63 11 Medan Sunggal 6 88 12 Medan Helvetia 7 88 13 Medan Petisah 7 69 14 Medan Barat 6 98 15 Medan Timur 11 128 16 Medan Perjuangan 9 128 17 Medan Tembung 7 95 18 Medan Deli 6 105 19 Medan Labuhan 6 99 20 Medan Marelan 5 88 21 Medan Belawan 6 143

Jumlah 2011 151 2.001 2010 151 2.001 2009 151 2.001 2008 151 2.001 2007 151 2.001

Sumber : Medan Dalam Angka 2012, hlm. 25

Page 65: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

52

3.1.3 Demografi

Penduduk Kota Medan tergolong masyarakat plural yang meliputi unsur

agama, suku etnis, budaya dan keragaman adat istiadat. Hal ini memunculkan

karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Secara

demografi, Kota Medan sedang mengalami masa transisi demografi. Pada tahun

2011, penduduk kota Medan mencapai 2.117.224 jiwa. Dibanding hasil Sensus

Penduduk 2010, terjadi pertambahan penduduk sebesar 19.614 jiwa (0,94%).

Dengan luas wilayah mencapai 265,10 kmଶ, kepadatan penduduk mencapai 7.987

jiwa/kmଶ.

Page 66: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

53

Tabel 3.2 : Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Berdasarkan

Sensus Penduduk Tahun 2009

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1. Medan Tuntungan 34 153 35 919 70 073 2. Medan Johor 57 495 58 725 116 220 3. Medan Amplas 57 127 58 029 115 156 4. Medan Denai 69 746 70 194 139 939 5. Medan Area 53 866 55 386 109 253 6. Medan Kota 41 298 42 994 84 292 7. Medan Maimun 28 212 29 646 57 859 8. Medan Polonia 26 389 27 038 53 427 9. Medan Baru 20 822 23 394 44 216 10. Medan Selayang 42 434 43 244 85 678 11. Medan Sunggal 54 452 56 216 110 667 12. Medan Helvetia 71 713 73 662 145 376 13. Medan Petisah 32 795 35 325 68 120 14. Medan Barat 38 513 40 585 79 098 15. Medan Timur 56 201 57 673 113 874 16. Medan Perjuangan 51 752 53 950 105 702 17. Medan Tembung 70 628 71 158 141 786 18. Medan Deli 75 246 74 830 150 076 19. Medan Labuhan 53 522 53 399 106 922 20. Medan Marelan 64 183 62 436 126 619 21. Medan Belawan 48 908 47 791 96 700 Kota Medan 1 049 457 1 071 596 2 121 053 Sumber : Website Pemerintah Kota Medan (www.pemkomedan.go.id )diakses pada 03 Juni 2014 pukul 19.15 WIB

Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan

kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan

persebaran penduduk tercapai optimal. Mobilitas dan persebaran penduduk yang

optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan

daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak

didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial

Page 67: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

54

yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun

sebaliknya.

Program kependudukan di kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia

lainnya yaitu pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak,

perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta

pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang terus

ditingkatkan. Komponen kependudukan umumnya menggambarkan berbagai

dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun cultural,

menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas),

meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi,

termasuk arus ulang alik, akan mempengaruhi kebijakan kependudukan yang

diterapkan.

Page 68: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

55

Tabel 3.3 : Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2011

No. Kecamatan (1)

Laki-Laki (2)

Perempuan (3)

Jumlah (4)

1 Medan Tuntungan 39.824 41.974 81.798 2 Medan Johor 61.867 63.589 125.456 3 Medan Amplas 57.357 58.186 115.543 4 Medan Denai 71.407 70.459 141.866 5 Medan Area 47.856 48.791 96.647 6 Medan Kota 35.274 37.389 72.663 7 Medan Maimun 19.440 20.206 39.646 8 Medan Polonia 26.275 27.109 53.384 9 Medan Baru 17.593 21.971 39.564 10 Medan Selayang 49.103 50.879 99.982 11 Medan Sunggal 55.479 57.439 112.918 12 Medan Helvetia 71.174 74.065 145.239 13 Medan Petisah 29.401 32.431 61.832 14 Medan Barat 34.782 36.099 70.881 15 Medan Timur 52.687 56.071 108.758 16 Medan Perjuangan 45.211 48.272 93.483 17 Medan Tembung 65.481 68.303 133.784 18 Medan Deli 86.137 83.876 170.013 19 Medan Labuhan 57.248 55.068 112.316 20 Medan Marelan 74.002 71.786 145.788 21 Medan Belawan 48.962 46.701 95.663

Kota Medan 1.046.560 1.070.664 2.117.224 Sumber : Medan Dalam Angka 2012, hlm. 43

3.2 Gambaran Umum Kecamatan Medan Belawan

3.2.1 Letak Geografis

Medan Belawan merupakan salah satu kecamatan dari dua puluh satu

kecamatan di Kota Medan yang terletak diantara 03°-48° Lintang Utara dan 98°-

42° Bujur Timur. Luas wilayah kecamtan ini mencapai 21,82 kmଶ. Berdasarkan

letaknya, Kecamatan Medan Belawan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

di sebelah barat dan timur. Di sebelah selatan, Medan Belawan berbatasan dengan

Page 69: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

56

Kecamatan Medan Labuhan. Sedangkan di sebelah utara, ia berbatasan dengan

Selat Malaka.

Bagan 3.2 : Peta Kecamatan Medan Belawan

Sumber : Kecamatan Medan Belawan Dalam Angka 2012

Tabel 3.4 : Data Umum Mengenai Kecamatan Medan Belawan

No Data Umum Keterangan 1 Luas 21,82 km2 2 Jumlah Kelurahan 6 Kelurahan 3 Jumlah Penduduk 95.506 Jiwa 4 Panjang Jalan Aspal -

Sumber : Website Pemerintah Kota Medan (www.pemkomedan.go.id)

diakses pada 03 Juni 2014 pukul 20.45 WIB

Kecamatan Medan Belawan adalah daerah pesisir Kota Medan dan

merupakan wilayah bahari dan maritim yang berbatasan langsung pada Selat

Malaka. Di Kecamatan Medan Belawan ini terdapat Pelabuhan Belawan yang

Page 70: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

57

merupakan pelabuhan terbuka untuk perdagangan internasional, regional dan

nasional. Pelabuhan Belawan ini merupakan urat nadi perekonomian Sumatera

Utara khususnya arus keluar masuk barang dan penumpang melalui angkutan laut,

sehingga Kota Medan dikenal dengan pintu gerbang Indonesia bagian Barat.

Tabel 3.5 : Luas Wilayah Dirinci per Kelurahan Tahun 2012

No. Kelurahan (1)

Luas (ܕܓ) (2)

Persentase (%) (3)

1. Belawan Pulau Sicanang 15,10 69,20 2. Belawan Bahagia 0,54 2,47 3. Belawan Bahari 1,03 4,72 4. Belawan II 1,75 8,02 5. Bagan Deli 2,30 10,54 6. Belawan I 1,10 5,04 Sumber : Kecamatan Medan Belawan Dalam Angka 2012, hlm. 5

3.2.2 Pemerintahan

Kecamatan Medan Belawan yang dipimpin oleh seorang camat, saat ini

terdiri dari enam kelurahan yang terbagi atas 143 lingkungan, 171 RW, 432 RT

dan 243 blok sensus. Tahun 2011, Kecamatan Medan Belawan memiliki total 133

pegawai negeri, sementara tahun 2012 sudah memiliki 136 pegawai negeri yang

dialokasikan di kantor camat dan instansi-instansi pemerintah lainnya. Alokasi

pegawai terbesar ada di puskesmas yakni 49 pegawai. Sedangkan alokasi pegawai

terkecil terdapat pada statistik kecamatan dan pertanian yang hanya berjumlah

satu pegawai.

Bila dirinci menurut golongan, dari 136 pegawai negeri di Kecamatan

Medan Belawan, sebagian besar pegawai negeri sudah bergolongan III yaitu 78

Page 71: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

58

pegawai. Jumlah pegawai negeri terbanyak berada di Kelurahan Belawan II dan

jumlah pegawai yang paling sedikit berada di Kelurahan Belawan I.

Tabel 3.6 : Banyaknya Pegawai Negeri Kantor Camat dan Instansi

Pemerintah Di Kecamatan Medan Belawan Tahun 2012 (Jiwa)

No. Instansi Golongan Jumlah I II III IV Honor

1 Kantor Camat 0 8 15 1 1 25 2 KUA 1 1 3 0 0 5 3 Statistik 0 0 0 0 0 0 4 PPLKB 0 2 4 0 0 6 5 Pertanian 0 0 1 0 0 1 6 PD. Kebersihan 0 1 1 0 0 2 7 Puskesmas 0 18 24 8 0 50 8 Kelurahan 1 1 28 0 12 42 9 Dinas P & K 0 2 2 1 0 25 Medan Belawan 2 33 78 10 13 136 Sumber : Kecamatan Medan Belawan Dalam Angka 2012, hlm. 10

Gambar 3.1 : Kantor Kecamatan Medan Belawan Tampak Depan

Sumber : Observasi, 07-05-2014 (Dokumentasi Zudika)

Page 72: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

59

3.2.3 Demografi

Kecamatan Medan Belawan dihuni oleh 95.709 orang penduduk dimana

penduduk terbanyak berada di kelurahan Belawan II yakni 20.947 orang. Jumlah

penduduk terkecil berada di kelurahan Belawan Bahagia yakni sebanyak 11.915

orang. Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka

kelurahan Belawan Bahagia merupakan kelurahan terpadat yaitu 22,065 jiwa tiap

kmଶ. Jumlah penduduk Kecamatan Medan Belawan sebanyak 95.709 penduduk

terdiri dari 48.917 orang laki-laki dan 46.792 orang perempuan. Berdasarkan

kelompok umur, distribusi penduduk Kecamatan Medan Belawan relatif lebih

banyak penduduk usia produktif.

Pada tahun 2012, tercatat sebanyak 958 penduduk yang lahir di

Kecamatan Medan Belawan, sedangkan hanya 296 orang yang meninggal.

Mobilitas penduduk di Kecamatan Medan Belawan ini cukup ramai, yakni selama

tahun 2012 tercatat 651 orang datang dan 756 orang pindah dari kecamatan ini.

Sebagian besar penduduk di Kecamatan Medan Belawan berprofesi sebagai

pedagang.

Page 73: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

60

Bagan 3.3: Jumlah Penduduk Per Kelurahan se-Kecamatan Medan Belawan

Tahun 2012

Sumber : Kecamatan Medan Belawan Dalam Angka 2012, hlm. 18

3.3 Gambaran Umum Kelurahan Bagan Deli

3.3.1 Letak Geografis

Kelurahan Bagan Deli terletak di tepi Muara Deli sampai ke tepian Kuala

Deli. Kelurahan ini merupakan salah satu dari enam kelurahan yang ada didalam

wilayah administrasi Kecamatan Medan Belawan. Kelurahan Bagan Deli berada

di bagian paling timur Kecamatan Medan Belawan dan berbatasan langsung

dengan Selat Malaka.

7551

6045 6103

10531

8274

10385

7145

5843 5883

10382

7586

9776

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Belawan Pulau

Sicanang

Belawan Bahagia

Belawan Bahari

Belawan II Bagan Deli Belawan II

Laki-laki Perempuan

Page 74: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

61

Berdasarkan letak astronomis, Kelurahan Bagan Deli terletak pada 03°

47°LU − 03° 48°LU dan 98° 41’BT − 98° 42’BT. Sedangkan berdasarkan letak

geografis, Kelurahan Bagan Deli berbatasan dengan:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Belawan I

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Muara Sungai Deli

3. Sebelah timur berbatasan dengan Muara Selat Malaka

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Belawan II dan Kelurahan

Belawan Bahari

Kelurahan Bagan Deli memiliki luas wilayah administrasi 230 Ha/݉ଶ

yang terdiri dari 15 distrik lingkungan. Dari ke-15 lingkungan ini, yang menjadi

objek penelitian penulis adalah Lingkungan V. Lingkungan ini memiliki luas areal

lahan 21,5 Ha. Adapun batas-batas wilayah Lingkungan V Kelurahan Bagan Deli,

yaitu:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Lingkungan XV

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Muara Deli

3. Sebelah timur berbatasan dengan Lingkungan IV

4. Sebelah barat berbatasan dengan Paluh Perta (Selat Malaka)

Page 75: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

62

Gambar 3.2 : Gapura Kelurahan Bagan Deli Tampak Dari Seberang Jalan

Sumber : Observasi, 13-05-2014 (Dokumentasi Zudika)

Page 76: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

63

3.3.2 Pemerintahan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang

Kelurahan dinyatakan bahwa kelurahan merupakan perangkat daerah

kabupaten/kota yang berkedudukan di wilayah kecamatan. Kelurahan dipimpin

oleh lurah yang bertanggung jawab kepada bupati/walikota melalui camat. Lurah

mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan

dan kemasyarakatan, sebagaimana yang dilimpahkan oleh bupati/walikota.

Kelurahan terdiri dari lurah dan perangkat kelurahan. Perangkat kelurahan terdiri

dari sekretaris kelurahan dan seksi yang sebanyak-banyaknya 4 seksi serta jabatan

fungsional.

Kelurahan Bagan Deli saat ini dipimpin oleh Lurah Irwan Syah Lubis, SH.

Lurah Bagan Deli dibantu oleh tiga kepala urusan (seksi) yaitu Seksi Tata

Pemerintahan, Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Seksi Ketentraman dan

Ketertiban Umum. Kelurahan ini memiliki 15 lingkungan yang masing-masing

dipimpin oleh satu orang kepala lingkungan. Pada penelitian ini, lokasi penelitian

berada di lingkungan V yang dipimpin oleh Nazaruddin.

Page 77: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

64

Bagan 3.4 : Struktur Organisasi Kelurahan Bagan Deli

Daftar Nama Kepala Lingkungan di Kelurahan Bagan Deli

Lingkungan Nama Kepala Lingkungan I Subari II Bahtrem Armaya III Khaidir Panjaitan IV Syamsir K. V Nazaruddin VI M. Aminuddin VII Sulaiman VIII Suprianto IX Merry S. X Arisyal Jambak XI Hendra S. XII Monica Panjaitan XIII Siti Syarifah XIV Jomuk Simanungkalit XV Syafaridah

Sumber : Data Kelurahan Bagan Deli Tahun 2013

KEPALA LINGKUNGAN

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV

LURAH IRWAN SYAH LUBIS SH / III D

JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS LURAH SESI SUMIATI S. / III B

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum PH. MHD. SYAFI’I / I D

Seksi Pemberdayaan Masyarakat

NINGRAT SINAGA / III C

Seksi Tata Pemerintahan

SITI MARIAH / III C

Page 78: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

65

Gambar 3.3 : Kantor Kelurahan Bagan Deli Tampak Depan

Sumber : Observasi, 08-04-2014 (Dokumentasi Zudika)

Di Kelurahan Bagan Deli, terdapat tiga lembaga kemasyarakatan. Pertama,

Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa yang dibentuk berdasarkan Surat

Keterangan Lurah. Lembaga masyarakat ini sehari-harinya diurus oleh 18 orang

pengurus yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan seperti kebersihan,

kerja bakti dan keagamaan.

Kedua, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang dibentuk

berdasarkan SK TP PKK Kelurahan. Lembaga masyarakat PKK ini juga sehari-

hari diurus oleh pengurus yang berjumlah 38 orang. Ketiga, lembaga masyarakat

dengan nama Kelompok Nelayan atau Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang

berjumlah 42 unit organisasi dan diketahui oleh SK Lurah.

Page 79: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

66

3.3.3 Demografi

Jumlah penduduk Kelurahan Bagan Deli adalah 17.054 orang yang terdiri

dari 3.735 KK. Adapun jumlah penduduk pada Lingkungan V yang menjadi

lokasi dari penelitian ini adalah 793 orang dengan jumlah kepala keluarga terdiri

dari 354 KK. Agama mayoritas yang dianut masyarakat di Kelurahan Bagan Deli

adalah agama Islam. Berikut ini adalah persentase mengenai komposisi penduduk

berdasarkan etnis dan agama di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan

Belawan.

Tabel 3.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis di Kelurahan Bagan Deli

No. Etnis Jumlah (Orang)

Persentase

1 Melayu 7.063 41,42 2 Jawa 4.218 24,74 3 Karo 153 0,90 4 Mandailing 905 5,31 5 Batak 2.985 17,51 6 Sunda 138 0,81 7 Padang 407 2,39 8 Tionghoa 170 0,99 9 Suku lainnya 1015 5,93 Jumlah 17.054 100

Sumber : Data Kelurahan Bagan Deli Tahun 2013

Penduduk Kelurahan Bagan Deli terdiri dari beragam etnis, yaitu etnis

Melayu, Jawa, Karo, Mandailing, Batak, Sund, Padang, Tionghoa dan lainnya.

Warga Kelurahan Bagan Deli adalah mayoritas suku Melayu disamping suku

Jawa, Batak, dan suku lainnya. Bahasa yang umum digunakan sehari-hari adalah

bahasa Melayu.

Page 80: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

67

Tabel 3.8 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di

Kelurahan Bagan Deli

No. Lingkungan Islam Kristen Katolik Hindu Budha Kepercayaan Jumlah 1 I 880 90 0 0 0 0 970 2 II 905 23 0 0 4 0 932 3 III 1383 69 0 0 0 0 1452 4 IV 1553 0 0 0 0 0 1553 5 V 1520 0 0 0 2 0 1522 6 VI 1175 5 0 0 0 0 1180 7 VII 1208 843 0 0 0 6 2057 8 VIII 235 50 0 0 0 0 285 9 IX 391 28 0 0 0 0 419 10 X 645 472 30 2 0 0 1149 11 XI 34 38 0 0 8 0 80 12 XII 72 993 43 0 0 0 1108 13 XII 1298 148 7 0 0 0 1453 14 XIV 628 572 37 0 0 0 1237 15 XV 1657 0 0 0 0 0 1657

Total 13584 3331 117 2 14 6 17054 Sumber : Data Kelurahan Bagan Deli Tahun 2013

Mayoritas penduduk di Kelurahan Bagan Deli ini menganut agama Islam

dan kemudian agama Kristen serta beberapa agama lainnya. Dari tabel di atas

dapat dilihat persebaran jumlah penduduk berdasarkan agamanya di setiap

lingkungan yang ada di Kelurahan Bagan Deli.

Page 81: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

68

Tabel 3.9 : Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

di Kelurahan Bagan Deli

Sumber : Data Kelurahan Bagan Deli Tahun 2013

Informasi dari tabel di atas menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan

jenis kelamin dan pembagian usia dibawah 17 tahun dan diatas 17 tahun. Jumlah

penduduk yang paling banyak di Kelurahan Bagan Deli berada di lingkungan VII,

baik penduduk dibawah 17 tahun (1103 orang) maupun penduduk diatas 17 tahun

(954 orang). Sementara itu, jumlah penduduk yang paling sedikit berada di

lingkungan XI yaitu penduduk dibawah usia 17 tahun ada 44 orang dan penduduk

diatas usia 17 tahun ada 36 orang.

Adapun jumlah penduduk menurut pemakaian MCK (Mandi, Cuci, Kakus)

di Kelurahan Bagan Deli meliputi tiga bagian, yakni penggunaan septik tank

sebanyak 1990 KK, sumber asal sungai sebanyak 1281 KK, dan penggunaan

No. Lingkungan 17 Tahun ≤ Jumlah 17 Tahun ≥ Jumlah Laki-Laki

Perempu-an

Laki-Laki

Perempu-an

1 I 180 310 490 182 298 480 2 II 184 303 487 182 263 445 3 III 236 480 716 248 488 736 4 IV 426 353 779 405 369 774 5 V 331 462 793 293 436 729 6 VI 177 443 620 182 378 560 7 VII 336 767 1103 321 633 954 8 VIII 44 100 144 40 101 141 9 IX 67 126 193 89 137 226 10 X 263 312 575 275 299 574 11 XI 11 33 44 6 30 36 12 XII 240 340 580 220 308 528 13 XII 279 495 774 252 427 679 14 XIV 338 302 640 313 284 579 15 XV 319 563 882 262 513 775

Total 3431 5389 8820 3270 4964 8234

Page 82: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

69

MCK sebanyak 464 KK. Sedangkan banyaknya penduduk menurut pemakaian air

dari berbagai sumber air yaitu: air PAM 1926 KK, air sumur biasa 204 KK, air

sumur bor 1510 KK, dan lainnya ada 95 KK.

Tabel 3.10 : Penduduk Menurut Pemakaian MCK di Kelurahan Bagan Deli

No. Sarana Jumlah 1 Septik Tank 1990 KK 2 Sungai 1281 KK 3 MCK 464 KK Jumlah 3735 KK

Sumber : Data Kelurahan Bagan Deli Tahun 2013

Tabel 3.11 : Penduduk Menurut Pemakaian Air di Kelurahan Bagan Deli

No. Jenis Air Jumlah 1 Air PAM 1926 KK 2 Air Sumur Biasa 204 KK 3 Air Sumur Bor 1510 KK 4 Lainnya 95 KK Jumlah 3735 KK

Sumber : Data Kelurahan Bagan Deli Tahun 2013

3.4 Gambaran Umum Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi

Sumatera Utara

3.4.1 Tugas dan Fungsi Dinas Penataan Ruang dan Permukiman

(Tarukim)

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 3 Tahun 2001

tentang Dinas-dinas Daerah, Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman (Distarukim)

merupakan salah satu dinas pada Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara

yang mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas

Page 83: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

70

otonomi, tugas pembantuan serta tugas dekonsentrasi di bidang Penataan Ruang

dan Pemukiman. Tugas pokok Dinas Tarukim ialah melaksanakan urusan

Pemerintahan / Kewenangan Provinsi, di bidang Penataan Ruang, Pembinaan

Perumahan dan Permukiman, Tata Bangunan dan Konstruksi, Penyehatan

Lingkungan Kepenataan Ruang dan Permukiman serta tugas pembantuan.

Untuk melaksanakan tugas, Dinas Tarukim menyelenggarakan fungsi

sebagai berikut:

(1) Perumusan kebijakan teknis di bidang sekretariat, penataan ruang,

perumahan dan permukiman, tata bangunan dan jasa konstruksi serta

penyehatan lingkungan Kepenataan Ruang dan Permukiman;

(2) Penyelenggaraan urusan Pemerintah dan Pelayanan Umum di bidang

penataan ruang, perumahan dan permukiman, tata bangunan dan jasa

konstruksi serta penyehatan lingkungan Kepenataan Ruang Dan

Permukiman;

(3) Pelaksanaan pemberian perizinan di bidang Kepenataan Ruang Dan

Permukiman;

(4) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang

penataan ruang, perumahan dan permukiman, tata bangunan dan jasa

konstruksi serta penyehatan lingkungan Kepenataan Ruang Dan

Permukiman;

(5) Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang Kepenataan Ruang Dan

Permukiman;

Page 84: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

71

(6) Pelaksanaan tugas pembantuan di bidang kepenataan ruang dan

permukiman;

(7) Pelaksanaan pelayanan Administrasi Internal dan Eksternal;

(8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3.4.2 Visi dan Misi Dinas Tarukim Provinsi Sumatera Utara

Dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah, serta berbagai

kecenderungan pembangunan ke depan, dan juga dalam mencapai sasaran

pembangunan permukiman sesuai tata ruang yang tertuang di dalam RPJMD

Provinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013, VISI DINAS TARUKIM PROVINSI

SUMATERA UTARA adalah : "TERWUJUDNYA PERMUKIMAN SESUAI

RENCANA TATA RUANG"

Penjelasan dari visi tersebut di atas adalah sebagai berikut :

Terwujudnya Permukiman, mengandung pengertian bagian dari

lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan

yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai

penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan

perdesaan.

Rencana tata ruang, mengandung pengertian hasil perencanaan tata

ruang yang menjadi pedoman pembangunan yang memberikan arah

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang guna

Page 85: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

72

tercapainya hasil pembangunan yang optimal baik rencana umum tata

ruang maupun rencana rinci tata ruang.

Kemudian, dalam rangka mewujudkan visi tersebut, misi Dinas Tarukim

Provinsi Sumatera Utara adalah :

1. Mewujudkan kualitas organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif

dan Sumber Daya Manusia yang professional, mandiri, dengan

menerapkan prinsip good governance.

2. Mewujudkan rencana tata ruang sebagai basis pembangunan wilayah

dan kawasan.

3. Mewujudkan perumahan dan permukiman di perkotaan dan perdesaan

yang layak huni, produktif, terjangkau dan berkelanjutan melalui

pengembangan sistem, prasarana dan sarana lingkungan perumahan dan

permukiman dalam mendukung pengembangan wilayah.

4. Mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata

bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya

5. Mewujudkan pelayanan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan

yang prima.

Sebagai penjabaran Visi Misi Dinas Tarukim Provinsi Sumatera Utara,

maka tujuan yang akan dicapai adalah :

Membangun prasarana dan sarana permukiman pada kawasan lintas

kabupaten / kota, kawasan kumuh, agropolitan/minapolitan, pulau-

Page 86: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

73

pulau terluar dan terpencil, desa nelayan, kawasan bencana, daerah

tertinggal, serta kawasan khusus.

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang di Provinsi

Sumatera Utara.

Mengembangkan fungsi-fungsi kawasan Permukiman yang dapat

dijadikan sebagai pusat orientasi dan magnet kawasan dengan

menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana lingkungan serta

diimbangi dengan penataan sistem sirkulasi dan ruang terbuka hijau

yang baik dan memadai serta berkelanjutan.

Meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungannya yang

tertib penyelenggaraan bangunan gedung dan menjamin

keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan,

kenyamanan, dan kemudahan;

Meningkatkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana penyehatan

lingkungan yang terjangkau bagi semua golongan

Meningkatkan kualitas organisasi, tata laksana dan Sumber Daya

Manusia yang profesional, mandiri, dengan menerapkan prinsip good

governance.

Page 87: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

74

3.4.3 Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

(Satker PPLP)

Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman atau

disingkat Satker PPLP merupakan “penyambung tangan” dari Kementerian

Pekerjaan Umum yang dalam penelitian ini berada didalam naungan Dinas

Tarukim Sumatera Utara. Sebagaimana tertulis pada Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum No. 08/PRT/M/2010 yang di dalamnya antara lain mengatur tentang tugas

pokok dan fungsi, pada Pasal 656 dituliskan bahwa Direktorat Pengembangan

Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang kebijakan, pengaturan,

perencanaan, pembinaan, pengawasan, pengembangan dan standarisasi teknis

dibidang air limbah, drainase dan persampahan permukiman.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana maksud dalam Pasal 656,

Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

menyelenggarakan fungsi :

Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan air limbah,

persampahan dan drainase;

Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan air

limbah, drainase dan persampahan termasuk penanggulangan bencana

alam dan kerusuhan sosial;

Pembinaan investasi dibidang air limbah, persampahan dan drainase;

Page 88: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

75

Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan

kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air limbah, drainase

dan persampahan; dan

Pelaksanaan tata usaha direktorat

3.4.3.1 Program dan Kegiatan

Masalah sanitasi di Indonesia masih relatif tertinggal, masih banyak

penduduk yang belum mendapatkan akses sanitasi layak. Perlu pendekatan

paradigma baru untuk mengejar ketertinggalan sanitasi. Hal ini dilakukan dengan

menjadikan masyarakat pengguna sebagai subyek utama dan kelestarian

lingkungan sebagai prinsip utama. Berikut adalah paradigma baru yang diterapkan

untuk masing-masing sektor yaitu :

1. Sektor Air Limbah

Pendekatan melalui paradigma baru ini dilakukan dengan mendorong

kesadaran masyarakat untuk merubah perilaku buang air besar (BAB) dari BAB

sembarangan ke BAB yang aman dan sehat. Hal ini dilakukan dengan pendekatan

Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS). Sanitasi Berbasis

Masyarakat atau SANIMAS merupakan salah satu opsi program untuk

peningkatan kualitas dibidang sanitasi khususnya pengelolaan air limbah yang

diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan padat kumuh miskin

perkotaan dengan menerapkan pendekatan berbasis masyarakat.

Page 89: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

76

SANIMAS menggunakan prinsip Demand Responsive Approach (DRA)

atau Pendekatan yang Tanggap Terhadap Kebutuhan. Apabila kota/kabupaten

tidak menyampaikan minat maka tidak akan difasilitasi. Minat tersebut salah

satunya dicerminkan dengan kemauan untuk mengalokasikan dana dari APBD.

Oleh karena itu, SANIMAS juga menekankan prinsip pendanaan multi sumber

(multisource of fund). SANIMAS juga menggunakan prinsip seleksi-sendiri (self

selection), opsi teknologi sanitasi, partisipatif dan pemberdayaan. Pola

penyelenggaraan SANIMAS dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) dengan difasiitasi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) yang memiliki

kemampuan teknis dan social kemasyarakatan, mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.

2. Sektor Persampahan

Untuk pengelolaan sampah, dulunya hanya kumpul-angkut-buang hingga

TPA kelebihan beban dan tidak mampu lagi menampung sampah. Kini

pengurangan timbulan sampah dilakukan semaksimal mungkin dari sumbernya

melalui pendekatan program 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle dengan

dukungan peran serta masyarakat, dunia usaha dan swasta untuk meminimalkan

jumlah dan komposisi sampah.

3. Sektor Drainase Perkotaan

Demikian juga halnya dengan pengelolaan drainase, dulunya mengalirkan

limpasan air hujan kebadan air penerima secepatnya, kini pembangunan

infrastruktur drainase dilakukan dengan pendekatan drainase berwawasan

Page 90: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

77

lingkungan dengan berupaya memperlambat limpasan air hujan agar lebih banyak

yang meresap ke dalam tanah melalui bangunan resapan baik buatan atau alamiah

sesuai dengan kaidah konservasi dan keseimbangan lingkungan.

Pengelolaan drainase dengan konsep baru ini dilakukan dengan

pendekatan konservasi, bukan semata membuang kelebihan air secepat dan

sebanyak-banyaknya, namun penyaluran kelebihan air hanya dilakukan jika usaha

mengendalikan (menahan dan memanfaatkan) air hujan telah dilakukan secara

optimal. Inilah yang dinamakan pengelolaan drainase berwawasan lingkungan.

Konsep ini ingin mengubah paradigma lama dalam pembangunan drainase

khususnya di perkotaan. Selama ini drainase difungsikan untuk mengalirkan air

hujan yan mengalirkan air hujan yang berupa limpasan (run-off) secepat-cepatnya

ke penerima air/badan air terdekat.

3.5 Gambaran Umum Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

(SANIMAS)

3.5.1 Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

Pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman di Indonesia

saat ini belum mencapai kondisi yang diinginkan terutama bagi masyarakat

berpenghasilan rendah di lingkungan permukiman padat penduduk, kumuh dan

rawan sanitasi di perkotaan. Akses penduduk kepada prasarana dan sarana air

limbah permukiman pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan,

lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai

Page 91: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

78

pengamatan dan penelitian telah membuktikan bahwa semakin besar akses

penduduk kepada fasilitas prasarana dan sarana air limbah permukiman (serta

pemahaman tentang hygiene), maka semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus

penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases).

Salah satu solusi dalam penyediaan prasarana dan sarana air limbah

permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah di lingkungan padat

penduduk, kumuh dan rawan sanitasi, telah dikenalkan kegiatan Sanitasi Berbasis

Masyarakat (SANIMAS), yaitu sebuah inisiatif untuk mempromosikan

penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman yang berbasis

masyarakat dengan pendekatan tanggap kebutuhan. Fokus kegiatan Sanitasi

Berbasis Masyarakat adalah penanganan air limbah rumah tangga khususnya tinja

manusia, namun tidak tertutup juga untuk menangani limbah cair industri rumah

tangga yang dapat terurai secara alamiah seperti industri tahu, tempe dan

sejenisnya. Melalui pelaksanaan Sanitasi Berbasis Masyarakat ini, masyarakat

memilih sendiri prasarana dan sarana air limbah permukiman yang sesuai, ikut

aktif menyusun rencana aksi, membentuk kelompok dan melakukan

pembangunan fisik termasuk mengelola kegiatan operasi dan pemeliharaannya,

bahkan bila perlu mengembangkannya.

Pada dasarnya kegiatan SANIMAS dilaksanakan untuk memfasilitasi

masyarakat miskin perkotaan dalam merencanakan, melaksanakan pembangunan,

mengoperasikan dan memelihara sistem sanitasi yang mereka pilih. Mengingat

kegiatan ini didasarkan pada kebutuhan masyarakat dan memerlukan pelibatan

Page 92: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

79

masyarakat dan pemerintah daerah secara menyeluruh serta menyebar di 31

Provinsi sehingga diperlukan monitoring dan evaluasi dalam hal teknis maupun

manajemen pelaksanaan program (Dikutip dari

http://ciptakarya.pu.go.id/sanimas/statis-4-sekilassanimas.html)

Program Sanimas dimulai sejak Agustus 2001 dan berakhir pada Februari

2004. Inisiatif program diprakarsai dan dibiayai oleh kerjasama Pemerintah

Indonesia dengan Pemerintah Australia melalui Australian International Agency

for International Development (AusAID) dan Water and Sanitation Program

(WSP) serta Bank Dunia (World Bank). Tahun 2004 program ini dilanjutkan oleh

Bappenas melalui POKJA AMPL bekerja sama dengan Bremen Overseas

Research and Development Association (BORDA), bersama mitra LPTP, BEST,

BALIFOKUS, YIS dan LPKP, sebagai executing agency. Sejak tahun 2006

Sanimas telah dijadikan sebagai program nasional oleh Departemen Pekerjaan

Umum (sekarang Kementerian Pekerjaan Umum) (disadur berdasarkan

http://id.wikipedia.org/wiki/Sanimas diakses pada 10 Nopember 2013 pukul 20.11

WIB).

Konsep pemberdayaan masyarakat melalui program SANIMAS ini

dimaksudkan untuk menjadikan masyarakat sebagai aktor utama dalam proses

perencanaan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan fasilitas sanitasi

komunal. Hai ini bertujuan agar fasilitas yang terbangun dapat memberikan

manfaat yang berkelanjutan. Konsep tersebut menggunakan prinsip-prinsip

pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan berbasis-masyarakat seperti:

Page 93: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

80

pilihan yang diinformasikan sebagai dasar dalam pendekatan tanggap kebutuhan,

air merupakan benda sosial dan ekonomi, pembangunan berwawasan lingkungan,

peran aktif masyarakat, serta penerapan prinsip pemulihan biaya.

3.5.2 Visi dan Misi Program SANIMAS

Adapun visi program SANIMAS yaitu sebagai berikut:

“Pedoman Sanitasi Berbasis Masyarakat ini dimaksudkan sebagai acuan bagi para

pemangku kepentingan (Kelompok masyarakat, LSM/Swasta dan Pemerintah)

dalam menyelenggarakan kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat.”

Untuk mencapai visinya, maka diperlukan misi yang dikerjakan sesuai

dengan visi yang ditetapkan. Berikut ini merupakan misi program SANIMAS,

yaitu: “Pedoman Sanitasi Berbasis Masyarakat ini bertujuan agar masyarakat dan

para pemangku kepentingan mengerti dan memahami penyediaan prasarana dan

sarana air limbah melalui penyelenggaraan Sanitasi Berbasis

Masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kesadaran untuk melaksanakan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), meningkatkan peran serta masyarakat

atau kelompok masyarakat serta membina dan memfasilitasi masyarakat atau

kelompok masyarakat”.

3.6 Gambaran Umum Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

15/PRT/M/2010

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2010 merupakan

peraturan yang berisi tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus

Page 94: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

81

Bidang Infrastruktur. Sesuai dengan Pasal 2, peraturan menteri ini dimaksudkan

sebagai pedoman bagi Kementerian, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi,

penilaian kinerja, pemanfaatan serta pembinaan dari segi teknis terhadap kegiatan

yang dibiayai melalui DAK Bidang Infrastruktur. Adapun ruang lingkup

pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi perencanaan dan pemrograman,

koordinasi penyelenggaraan, pelaksanaan, tugas dan tanggung jawab pelaksanaan

kegiatan, pemantauan, monitoring dan evaluasi, pengendalian, pelaporan

kegiatan/fisik dan keuangan, serta penilaian kinerja (Pasal 2 ayat 3).

Didalam Peraturan Menteri tersebut, dilampirkan mengenai Petunjuk

Pelaksanaan Subbidang Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat. Petunjuk

Teknis dimaksudkan untuk menyediakan bahan sebagai acuan bagi Pemerintah

Kabupaten/Kota dan masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan Sanitasi

Lingkungan Berbasis Masyarakat yang dialokasikan melalui Dana Alokasi

Khusus (DAK) mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi

hingga pengelolaan (operasi dan pemeliharaan), dalam rangka meningkatkan

pelayanan sanitasi skala kawasan di daerah perkotaan yang rawan sanitasi dengan

penduduk berpenghasilan rendah.

Pelaksanaan kegiatan DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat ini

diselenggarakan secara swakelola melalui proses pemberdayaan masyarakat,

mulai dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi dan

pemeliharaan.

Page 95: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

82

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Setelah melakukan pengumpulan data di lapangan tentang Evaluasi

Dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Dalam Pemberdayaan

Masyarakat di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, maka hasil

temuan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data-data yang diperoleh

merupakan hasil observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi yang peneliti

lakukan selama ± 3 bulan.

Pada sebuah penelitian, analisis data diperlukan sebagai suatu tahap

mengorganisir data sesuai dengan pola, kategori, dan unit-unit deskriptif tertentu.

Sedangkan interpretasi juga penting sebagai proses memberi arti dan signifikansi

terhadap analisis yang dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari

hubungan dan keterkaitan antar deskripsi-deskripsi data yang ada (Barnsley &

Ellis (1992) dalam Yeremias T. Kaban dikutip dari

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/mapu5103/materi4_4.htm). Berikut ini peneliti

menyajikan karakteristik informan dan hasil temuan penelitian yang telah

dikumpulkan.

4.1 Karakteristik Informan

Jenis informan dalam penelitian ini ada dua yakni informan kunci dan

informan utama. Adapun karakteristik tentang Evaluasi Dampak Program Sanitasi

Page 96: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

83

Berbasis Masyarakat Dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Bagan Deli

Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai berikut.

4.1.1 Klasifikasi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Peneliti melakukan wawancara kepada orang-orang yang bersedia menjadi

informan. Informan penelitian ini sama sekali tidak ada unsur kesengajaaan yang

ditentukan berdasarkan jenis kelamin. Baik informan kunci, maupun informan

utama merupakan orang-orang yang langsung peneliti temui di Kelurahan Bagan

Deli, khususnya di Lingkungan V sebagai objek lokasi penelitian.

Tabel 4.1 : Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) 1 Laki-laki 7 orang 50 2 Perempuan 7 orang 50 Total 14 orang 100

Sumber : Hasil wawancara, 2014

Menurut pengklasifikasian informan berdasarkan jenis kelamin di atas,

diperoleh persentase informan yang berjenis kelamin laik-laki dan perempuan

sama banyaknya yaitu masing-masing 50 %. Karakteristik informan yang

diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin ini tidak mempengaruhi informasi

yang diberikan kepada peneliti. Data-data yang peneliti sajikan merupakan

informasi yang diberikan oleh informan melalui wawancara. Pada saat

wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama baik kepada

informan laki-laki maupun perempuan.

Page 97: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

84

4.1.2 Klasifikasi Informan Berdasarkan Pendidikan

Pengkasifikasian kedua yang peneliti sajikan yaitu informan berdasarkan

tingkat pendidikan. Peneliti tidak lupa menanyakan informan tentang pendidikan

terakhir yang ditempuhnya. Adapun temuan terhadap informan menurut

pendidikannya seperti di bawah ini.

Tabel 4.2 : Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) 1 Tidak Sekolah 1 orang 7,69 2 SD 8 orang 57,15 3 SMP 3 orang 23,08 4 SMA 1 orang 7,69 5 Diploma 0 0 6 Sarjana 1 orang 7,69 Total 14 orang 100

Sumber : Hasil Wawancara, 2014

Keterangan dari tabel tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan informan

penelitian ini memiliki tingkat pendidikan hingga SD yaitu 57,15 %. Hanya

informan kunci yang memiliki tingkat pendidikan paling tinggi yaitu sarjana.

Sebagian besar warga Lingkungan V Kelurahan Bagan Deli ternyata masih cukup

tertinggal dalam bidang pendidikan.

4.1.3 Klasifikasi Informan Berdasarkan Pekerjaan

Selain mengumpulkan informasi tentang jenis kelamin dan pendidikan,

peneliti juga mengelompokkan informasi berdasarkan jenis pekerjaan informan.

Data ini merupakan data primer yang penulis peroleh setelah bertanya langsung

kepada para informan.

Page 98: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

85

Tabel 4.3 : Pengklasifikasian Informan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1 Tidak bekerja 0 0 2 Petani 0 0 3 Nelayan 4 orang 28,58 4 Wiraswasta 1 orang 7,69 5 Buruh 0 0 6 Nelayan 0 0 7 Ibu Rumah Tangga 7 orang 53,85 8 PNS/TNI/POLRI 1 orang 7,69 9 Lain-lain (Kepala

Lingkungan 1 orang 7,69

Total 14 orang 100 Sumber : Hasil wawancara, 2014

Sesuai dengan tabel pengklasifikasian informan berdasarkan jenis

pekerjaan di atas, dapat dilihat bahwa informan penelitian lebih banyak ibu rumah

tangga yakni 53,85 %. Sementara itu hanya satu orang informan berprofesi

sebagai PNS yaitu informan kunci. Perolehan data hasil penelitian ini tidak

dengan sengaja memilih ibu rumah tangga sebagai informan terbanyak. Peneliti

melakukan wawancara kepada pengguna layanan Program SANIMAS yang telah

ditunjukkan oleh Kepala Lingkungan V sebagai fokus lokasi penelitian.

4.2 Deskripsi Hasil Wawancara tentang Evaluasi Program Sanitasi

Berbasis Masyarakat Dalam Pemberdayaan Masyarakat di

Kelurahan Bagan Deli

Pada penelitian ini, peneliti membuat pedoman wawancara dan

mewawancarai beberapa informan yang dianggap mengetahui pelaksanaan

Program Sanitasi Berbasis Masyarakat. Dari empat belas orang informan, hanya

Page 99: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

86

satu orang pejabat pelaksana program SANIMAS yang peneliti wawancarai yaitu

Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Infrastruktur PLP Dinas Tarukim

Provinsi Sumatera Utara. Lalu, ada dua orang yang terlibat dalam Kelompok

Swadaya Masyarakat selaku pelaksana program di lapangan yaitu Ketua KSM

Bunga Tanjung dan Sekretaris KSM Bunga Tanjung. Sebelas orang lainnya

merupakan masyarakat yang sehari-harinya turut merasakan hasil program

SANIMAS.

Masing-masing informan bersedia dan telah menjawab pertanyaan-

pertanyaan peneliti mengenai dampak Program Sanitasi Berbasis Masyarakat

dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya di Lingkungan V Kelurahan Bagan

Deli. Kemudian, seluruh jawaban dari informan akan diabstraksikan dan

disimpulkan. Hasil wawancara tentang Evaluasi Dampak Program Sanitasi

Berbasis Masyarakat Dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Bagan Deli

dapat dilihat berdasarkan indikator evaluasi sebagai berikut:

4.2.1 Indikator Efektivitas

Sebagai suatu proses, sebuah kebijakan menunjuk pada cara dimana

melalui cara tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang diharapkan

darinya. Demikian Graycar menyebutkan konsep kebijakan dipandang dari

perspektif prosesnya. Pengambil kebijakan menetapkan kebijakan sebagai salah

satu cara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Cara yang ditetapkan dan

disahkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki diantaranya dengan adanya

Page 100: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

87

program. Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan

dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

Program SANIMAS merupakan bentuk bantuan pengelolaan sanitasi bagi

masyarakat yang tinggal di permukiman padat kumuh dan miskin kota

(PAKUMIS). Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, peneliti

menemukan rata-rata informan kurang mengerti apa yang dimakud dengan

sanitasi. Peneliti harus menjelaskan makna yang lebih sederhana untuk membantu

informan memahami tentang sanitasi. Dari penjelasan peneliti, barulah informan

dapat mengerti makna sanitasi yaitu usaha untuk membina dan menciptakan

keadaan yang baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat. Peneliti

juga menanyakan informan mengenai pemahaman dan kebutuhannya terhadap

sanitasi dalam kehidupan mereka. Semua informan menyadari pentingnya

kebutuhan akan sanitasi. Bapak Mislan Harun salah satunya yang berpendapat

bahwa sanitasi itu penting terutama air bersih.

Dari 13 orang infroman mewakili masyarakat Lingkungan V yang peneliti

wawancarai, ada 8 orang tidak mengetahui tentang program SANIMAS.

Masyarakat sebagai informan yang peneliti tanyai dan tahu program SANIMAS

ternyata karena mereka terlibat didalam pelaksanaan program, seperti Bapak

Sumarno sebagai Ketua KSM Bunga Tanjung, Bapak Nazaruddin sebagai Kepala

Lingkungan sekaligus sekretaris KSM Bunga Tanjung dan Bapak Zailani sebagai

anggota KSM di lokasi lainnya. Namun hanya ada satu orang warga biasa yaitu

Ibu Sarah yang memang tahu SANIMAS karena tahu dari Kepala Lingkungannya.

Page 101: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

88

Selanjutnya, peneliti menanyakan pengetahuan informan mengenai

bentuk program SANIMAS yang telah dilaksanakan di Lingkungan V Kelurahan

Bagan Deli. Pertama-tama peneliti memberi tahu bahwa SANIMAS merupakan

program yang diturunkan oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi

Sumatera Utara bagi masyarakat di Kelurahan Bagan Deli. Jadi, peneliti

menegaskan bahwa SANIMAS berupa bantuan pemerintah dalam bidang

kesehatan lingkungan dengan maksud untuk memberdayakan masyarakat.

Informasi yang peneliti peroleh menunjukkan dari 13 orang sebagai

informan penelitian, hanya 11 orang yang benar-benar tahu bentuk program yang

dikerjakan di Lingkungan V yaitu sarana mandi, cuci, kakus (MCK+). Sedangkan

2 orang lainnya mengaku tidak tahu bentuk program tersebut. Meskipun informan

mengggunakan sarana yang dibangun dari program SANIMAS, ternyata mereka

tidak mengetahui kalau itulah bentuk bantuan pemerintah dari program

SANIMAS. Ketidaktahuan informan tentang bentuk bantuan tersebut adalah

wajar karena sebelumnya informan juga tidak tahu adanya program SANIMAS di

lingkungan tempat tinggal mereka.

Sebagian besar informan (11 orang) mengetahui keberadaan bangunan

MCK+ yang berada tepat disamping rumah Kepala Lingkungan V merupakan

bantuan pemerintah atas program SANIMAS. MCK+ adalah bangunan MCK

yang dilengkapi dengan bangunan pengolah limbahnya berupa tangki septik

(septic tank ) bersusun atau biasa disebut Baffled Reaktor. MCK+ yang dibangun

pada tahun 2012 itu memiliki tiga kamar mandi masing-masing untuk laki-laki

Page 102: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

89

dan perempuan yang sudah dilengkapi dengan jamban didalamnya serta

disediakan juga tempat untuk mencuci kain.

Gambar 4.1 : Bangunan MCK+ di Lorong Ujung Tanjung I Tampak Depan

Sumber : Observasi, 26-06-2014 (Dokumentasi Zudika)

Kemudian, peneliti menanyakan pendapat informan mengenai kualitas

yang dirasakan sejak MCK+ mulai digunakan hingga tahun ini. Semua informan

menyatakan kepuasan yang sama setelah adanya program SANIMAS dengan

bantuan pembangunan MCK+. Menurut informan, kini masyarakat sangat

terbantu kebutuhannya akan penggunaan MCK. Karena sebelumnya, masyarakat

cukup kesulitan untuk dapat menikmati air dan fasilitas kamar mandi yang layak

di kelurahan tersebut.

Peneliti juga menanyakan mengenai motivasi masyarakat terhadap

pelaksanaan program SANIMAS. Pertanyaan mengenai motivasi ini sekaligus

menggali apakah informan mengetahui tujuan dari program SANIMAS. Dari hasil

Page 103: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

90

wawancara, diperoleh jawaban bahwa masyarakat menyadari kebutuhannya akan

sanitasi yang layak bagi kepentingan masyarakat sendiri. Ada tiga orang informan

yang menyatakan SANIMAS membantu masyarakat yang tidak mempunyai WC

di rumah masing-masing. Ketiadaan WC kerap membuat masyarakat buang air

besar sembarangan (BABS) di belakang rumah atau pinggir laut.

Lalu, ada pula lima orang informan menyatakan SANIMAS menjadi solusi

bagi masyarakat yang selama ini kesulitan dalam memperoleh air bersih. Seorang

informan memberitahu bahwa ia pernah mendapatkan air dengan menyelang dari

orang yang memiliki air dan harus mengeluarkan uang sebesar Rp 6.000 untuk

satu jam. Pengetahuan akan SANIMAS memberikan motivasi positif bagi

masyarakat demi terpenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih dan MCK.

Agar dapat diketahui apakah program terlaksana dengan efektif atau tidak,

maka perlu dilihat dari pencapaian tujuannya. Peneliti mengumpulkan data

mengenai tujuan SANIMAS dengan mewawancarai PPK Pengembangan

Infrastruktur PLP Dinas Tarukim Provinsi Sumatera Utara yaitu Bapak Ir.

Herianto sebagai pelaksana kebijakan dan Ketua KSM Bunga Tanjung yakni

Bapak Sumarno sebagai perwakilan penerima kebijakan.

Bapak Ir. Herianto mengatakan bahwa program SANIMAS bertujuan

memotivasi masyarakat untuk memberikan usulan kegiatan yang dimulai dari

bawah (bottom-up), mengurangi Buang Air Besar Sembarangan (BABS), dan

mencapai target MDG’s untuk pelayanan sanitasi yang layak. Sementara itu,

menurut Bapak Sumarno, tujuan progam SANIMAS ialah untuk membersihkan

Page 104: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

91

lingkungan. Karena menurut beliau, sebelumnya masyarakat masih kurang

menjaga kebersihan lingkungan, khususnya pada saat buang air besar (BAB).

4.2.2 Indikator Efisiensi

Program dan proyek merupakan dua hal yang berbeda. Program dibuat

sebagai suatu kegiatan yang dirancang oleh berbagai macam tugas dengan jangka

waktu relatif panjang. Biasanya program ini terdiri dari beberapa proyek kerja dan

memberikan arahan tentang tujuan yang ingin dicapai serta persoalan yang perlu

dipecahkan. Sementara proyek berupa kesatuan tugas yang berjangka waktu lebih

pendek terdiri dari beberapa tugas yang memiliki sasaran, jadwal serta anggaran

tertentu.

Efektivitas dan efisiensi sangatlah berhubungan. Apabila kita berbicara

tentang efisiensi bilamana kita membayangkan hal penggunaan sumber daya

(resources) kita secara optimum untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Efisiensi

akan terjadi jika penggunaan sumber daya diberdayakan secara optimum sehingga

suatu tujuan akan tercapai.

Program Sanitasi Berbasis Masyarakat telah dikerjakan sejak tahun 2006

di Sumatera Utara dan masih tetap diimplementasikan secara berkelanjutan

hingga tahun 2014. Pada bulan September 2011, Satker PPLP Dinas Tarukim

Provinsi Sumatera Utara menaruh fokus pengerjaan program SANIMAS di

Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan. Setelah disepakati baik oleh

pemerintah daerah maupun masyarakat, program SANIMAS mulai dilaksanakan

Page 105: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

92

di Kelurahan Bagan Deli. Lorong Ujung Tanjung I Lingkungan V menjadi lokasi

sasaran pembangunan MCK+ yang diselesaikan selama 100 hari.

Suatu program dapat dikatakan efisien apabila dalam menjalankan sesuatu

memperhatikan ketepatan cara baik usaha, kerja, tidak membuang waktu, tenaga

dan biaya. Ini sangat penting apalagi program SANIMAS dirancang khusus untuk

memberdayakan masyarakat dan menempatkan masyarakat sebagai pelaku,

pengambil keputusan dan penanggung jawab seluruh kegiatan. Program

SANIMAS sengaja menarik keterlibatan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya sendiri.

Pola penyelenggaraan SANIMAS dilakukan oleh Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) dengan difasilitasi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan.

Penentuan orang-orang sebagai anggota KSM ini menurut Bapak Sumarno adalah

sukarelawan yang diperoleh berdasarkan musyawarah di kantor lurah dan

masyarakat sendiri yang memilih. Sebagai sukarelawan, artinya masyarakat itu

sendiri yang memberikan diri untuk mengerjakan program tanpa memperoleh

upah.

Adapun jumlah anggota KSM yang diberi nama KSM Bunga Tanjung

adalah tujuh orang yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, operator,

pengutip dan dua orang anggota. Bapak Sumarno menerangkan tentang pekerja

program merupakan orang-orang di kelurahan itu sendiri, tapi kalau ahlinya dari

luar (kelurahan). Tenaga ahli yang dimaksudkan Bapak Sumarno adalah Tenaga

Page 106: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

93

Fasilitator Lapangan (TFL) berjumlah tiga orang. TFL inilah yang bertugas untuk

mendokumen dan menggambar pola bangunan MCK+.

Selain itu, peneliti mengumpulkan data mengenai bentuk dukungan yang

diberikan oleh warga lainnya di sekitar lokasi pembangunan MCK+. Hal ini untuk

menilai apakah warga kelurahan benar-benar ikut berpartisipasi dalam

memberdayakan masyarakat. Jawaban dari informan menunjukkan dukungan

yang beragam bagi pelaksanaan program SANIMAS, diantaranya tanah milik

pribadi yang disumbangkan untuk lokasi pembangunan, materi berupa makanan

dan minuman, persetujuan atau izin saja, bahkan sekadar semangat dan juga doa

agar tidak ada yang menghambat pembangunan.

Dari segi permodalan, pelaksanaan program SANIMAS menurut Bapak Ir.

Herianto didanai oleh pemerintah pusat dan daerah dengan adanya kesepakatan

bersama. Kemauan mengalokasikan dana APBD merupakan salah satu prinsip

pelaksanaan SANIMAS yang sebelumnya telah disetujui oleh pemerintah daerah.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Sumarno, biaya yang diterima oleh Pengurus

KSM Bunga Tanjung sebagai modal untuk menyelesaikan pembuatan MCK+

adalah sebesar Rp 400.000.000. Biaya ini dialokasikan untuk membeli bahan-

bahan fisik bangunan dan operasionalnya.

4.2.3 Indikator Kecukupan

Dalam mengevaluasi kebijakan, perlu melihat sudah seberapa jauh

pencapaian hasil yang diinginkan dapat memecahkan masalah. Kebijakan atau

program dibuat untuk membantu memecahkan masalah publik. Program harus

Page 107: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

94

dapat meringankan masalah di lingkungan masyarakat sehingga kebutuhan

masyarakat tidak lagi terhambat. Karenanya, pelaksana kebijakan juga mesti tahu

apa yang dihadapi masyarakat sehingga tidak salah memberikan pemecahan

masalah.

Pada saat di lapangan, peneliti mengamati keadaan Kelurahan Bagan Deli,

khususnya Lorong Ujung Tanjung I Lingkungan V. Berdasarkan pengamatan

peneliti, kondisi lingkungan kelurahan tidak terpelihara dengan baik dan tidak

sehat. Masyarakat di kelurahan ini masih kurang menyadari pentingnya hidup

bersih dan sehat. Di sekitar rumah masyarakat, peneliti temui banyak sekali

sampah yang dibuang sembarangan sehingga menimbulkan bau tidak sedap

dimana-mana.

Peneliti menanyakan kepada informan mengenai kebutuhan yang paling

prioritas dan diharapkan segera disediakan oleh pemerintah daerah maupun

pemerintah kota. Hampir seluruh informan menjawab kebutuhan akan air bersih

merupakan prioritas. Bahkan atas program SANIMAS pun, masyarakat

mengajukan usulan agar disediakan air bila pemerintah memberikan bantuan

sarana MCK+ bagi masyarakat di Kelurahan Bagan Deli.

Bapak Sumarno selaku Ketua KSM menjadi pelopor untuk kelancaran

program SANIMAS di Kelurahan Bagan Deli. Ia tidak serta mengiyakan

menerima program SANIMAS bagi kelurahan tersebut. Sebabnya, pada tahun-

tahun sebelumnya pun pemerintah sudah pernah memberikan bantuan sanitasi di

Kelurahan Bagan Deli, tetapi beberapa bulan kemudian terlantar hingga sekarang

Page 108: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

95

karena tidak tersedianya air dan kurang perawatan. Bapak Sumarno dengan tegas

mengatakan kepada pejabat pemberi program bahwa SANIMAS dapat diterima

masyarakat kelurahan asalkan tetap ada airnya. Kalau tidak ada airnya, kata

Bapak Suamarno, nanti orang mau mandi, buang air besar, airnya darimana?

Ternyata pada waktu itu, air yang selama ini bersumber dari PDAM tidak ada

masuk ke Kelurahan Bagan Deli karena pernah terjadi kasus penggelapan uang.

Apabila kebutuhan akan air merupakan masalah yang perlu diperhatikan

pemerintah, maka sepatutnya pemerintah pula berupaya agar kebutuhan

masyarakat tercukupi. Atau dengan kata lain, harus ada jalan keluar supaya

masalah ini diselesaikan. Salah satunya yaitu melalui program SANIMAS berupa

sarana MCK+ yang juga telah disediakan air seperti usulan masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan kunci yakni Bapak

Ir. Herianto tentang pelaksanaan program SANIMAS dalam memecahkan

masalah di Kelurahan Bagan Deli, ia memberikan jawaban kalau pemerintah

pusat sifatnya stimulan. Stimulan itu artinya merangsang kabupaten/kota untuk

dapat mengandalkan diri sendiri dan melakukan. Artinya kalau dibuat satu,

maunya ditambah kuantitasnya. Di Sumatera Utara, sudah menjamur atau terbiasa

membangun di kabupaten/kota dalam rangka mengurangi BABS.

Ketika peneliti menanyakan langkah seperti apa yang telah dilakukan agar

program SANIMAS dapat tercapai, ia menerangkan langkah yang dilakukan agar

tercapainya program SANIMAS seharusnya ada pendampingan dan pembinaan

dari pemerintah kabupaten/kota. “Program SANIMAS memang menjadikan

Page 109: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

96

masyarakat sebagai aktor utama dari pelaksanaan program ini. Akan tetapi,

operasional selanjutnya seperti iuran masyarakat atas pemakaian MCK itulah

diperuntukkan membayar listrik dan air. Mestinya pemerintah daerah yang

membina masyarakat agar mengerti konsep kelanjutannya. Sekarang yang

menjadi permasalahan adalah Pemda-nya pun tidak ada yang mau

memberdayakan. Jadi kalau masyarakat tidak didampingi, tidak dibimbing, dibuat

pelatihan di kabupaten/kota, program SANIMAS menjadi terhenti. Salah siapa?

Yang pertama, salah pembinaan di lingkungan. Yang kedua, memang

masyarakatnya tidak punya kemauan untuk hidup bersih dan sehat. Contohnya

begini. Iuran harus dibayar tiap bulan. Ternyata ada masyarakat yang keras

kepala, tak mau dia bayar seribu sehari, tapi merokok dia dua bungkus.

Seharusnya dia berhenti merokok. Artinya ada orang yang membina untuk

membukakan ini kepada dia supaya dia sadar” (Wawancara dengan Bapak Ir.

Herianto).

Jadi, menurut Bapak Ir. Herianto, program SANIMAS akan semakin

efisien apabila pemerintah daerah/kota melakukan pembinaan bagi masyarakat

dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Pemerintah daerah/kota tidak boleh

cepat lepas tangan, tetapi sebaiknya merencanakan waktu yang tepat untuk

meneruskan pemberdayaan masyarakat.

4.2.4 Indikator Pemerataan

Faktor biaya dan manfaat adalah dua hal dalam mengukur tingkat

pemerataan terhadap suatu kebijakan. Kebijakan yang berorientasi pada

Page 110: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

97

pemerataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha secara adil

didistribusikan. Suatu program tertentu mungkin dapat efektif, efisien, dan

mencukupi apabila biaya-manfaat merata. Pembiayaan yang dibagikan dengan

merata kepada kelompok masyarakat harus sesuai dengan anggaran yang telah

disediakan sehingga pada akhirnya masyarakat dapat merasakan manfaatnya

bersama.

Peneliti mencari tahu tentang anggaran dana yang disediakan oleh

pemerintah untuk pengerjaan program SANIMAS. Bapak Ir. Herianto

mengutarakan penyiapan anggaran ini merupakan perencanaan pertama yang

dilakukan oleh kabupaten/kota apabila ingin menerima program SANIMAS.

Perencanaan pertama adalah kabupaten/kota mengusulkan kepada pemerintah

pusat untuk penanganan daerah-daerah yang masih banyak BABS. Dananya

diusulkan terlebih dahulu. Di tahun 2006, kabupaten/kota menyiapkan anggaran

Rp 250 juta. Ada perjanjian antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.

Pemerintah daerah menyediakan anggaran untuk upah dan fisik (pengadaan bahan

bangunan) sebesar Rp 200 juta, kalau pemerintah pusat Rp 76 juta.

Akan tetapi, saat peneliti juga menanyakan pertanyaan yang sama kepada

informan utama yaitu Ketua KSM Bunga Tanjung sebagai pelaksana program

SANIMAS di Kelurahan Bagan Deli, biaya yang diterima dari pemerintah

provinsi adalah sebesar Rp 400.000.000. Bahkan, ia mengaku bahwa anggaran

yang ada tersebut masih belum bisa mencukupi kebutuhan. Bahkan menurut

Page 111: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

98

perkiraan Bapak Sumarno, anggaran tersebut masih kurang, apalagi untuk

merehab.

Selain biaya, peneliti mewawancarai seluruh informan mengenai pendapat

mereka terhadap program SANIMAS yang telah dirasakan langsung, khususnya

sudah dua tahun ini. Setiap informan menyatakan melalui program SANIMAS,

masyarakat telah merasakan manfaat yang lebih baik dibandingkan kehidupan

mereka sebelumnya. Manfaat tersebut dialami secara merata bagi masyarakat

yang turut menikmati hasil program SANIMAS.

Salah satu informan utama, yakni Bapak Zailani menyatakan manfaat

besar yang dialaminya setelah program SANIMAS ada di Kelurahan Bagan Deli.

Ia mengingat kembali sewaktu dahulu masih mengambil air pada orang lain dan

sekarang kapan saja ia bebas mengambil air bahkan sudah punya air sendiri di

rumah. Bagi masyarakat, air yang dulunya mahal jadi murah. Dari yang jaraknya

jauh, kini jadi dekat.

4.2.5 Indikator Responsivitas

Sebuah kebijakan yang berhasil tampak melalui tanggapan masyarakat

yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu memprediksi pengaruh

yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan dilaksanakan. Dan juga tanggapan

masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk

yang positif berupa dukungan ataupun wujud yang negatif berupa penolakan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, peneliti

memperoleh data mengenai responsivitas masyarakat terhadap program

Page 112: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

99

SANIMAS, baik sebelum dilakukannya program maupun setelah program sudah

dinikmati. Sebelumnya peneliti menanyakan bagaimana respons informan

sewaktu dimintai pendapat terhadap program SANIMAS. Jawaban informan

menyatakan persetujuan atau mendukung program SANIMAS dilaksanakan di

Kelurahan Bagan Deli mengingat kebutuhan masyarakat akan MCK dan terutama

air sangat terbatas.

Bapak Sumarno, sebagai orang tua yang dipercayai masyarakat dalam hal

pengelolaan program-program dari pemerintah di Kelurahan Bagan Deli ikut serta

menanyakan respons positif sekaligus saran masyarakat kala program SANIMAS

disosialisasikan di kelurahan tersebut. Masyarakat Bagan Deli kini belajar dari

pengalaman-pengalaman sebelumnya ketika telah menerima bantuan sanitasi juga.

Pasalnya, sudah pernah dibangun MCK di Kelurahan Bagan Deli, tetapi tidak ada

air dan itulah yang gagal padahal bangunan MCK-nya besar. Dari pengalaman

demikian, masyarakat memberikan usulan. Alangkah baiknya apabila dibuat

sumur bor.

Setelah itu, peneliti pun menanyakan respons informan ketika program

SANIMAS telah nyata dialami masyarakat dalam bentuk pembangunan MCK+.

Menurut salah satu informan yaitu Bapak Zailani, masyarakat sebagai pengguna

MCK di Lingkungan V cukup senang dengan bantuan sarana yang telah tersedia.

Saat ini masyarakat sudah mudah mendapatkan air bersih. Dahulu ada masyarakat

yang biasanya buang air besar ke sungai. Ia bercerita, kalau bulan puasa setelah

berbuka jam 6 sore, biasanya usai makan apabila sakit perut masyarakat tidak

Page 113: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

100

perlu lagi nunggu antrian kamar mandi. Karena sudah tersedia beberapa unit

kamar mandi.

Sampai hari ini, menurut informan, masyarakat menerima dengan senang

hati hasil dari program SANIMAS yang setiap hari dapat dinikmati. Meskipun

dalam setiap penggunaan MCK, masyarakat memberikan uang sebagai

pembayaran operasional sehari-hari, namun masyarakat tidak merasa keberatan.

Dari hasil wawancara dengan Bapak Nazaruddin selaku Kepala Lingkungan yang

juga bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas MCK+

menyatakan bahwa masyarakat tidak diberikan keharusan membayar jasa

penggunaan MCK. Hanya saja masyarakat diberitahu untuk ikut serta

menyumbangkan uang guna membayar biaya operasional seperti beban listrik dan

air atau penggantian bola lampu yang rusak maupun lainnya.

Informasi yang peneliti peroleh dari masing-masing informan, masyarakat

boleh dengan sekadar saja memberikan uang kepada Bapak Nazaruddin kalau

sudah selesai menggunakan MCK. Ada yang memberikan Rp 1.000 – Rp 2.000

per hari atau Rp 10.000- Rp 20.000 per bulan. Ada pula yang tidak membayar

karena memang tidak sanggup atau tidak memiliki uang untuk membayarkannya.

Akan tetapi, peneliti juga memperoleh informasi kalau pemerintah daerah

maksudnya lurah ternyata memberikan bantuan anggaran Rp 50.000 juga per

bulannya untuk pembayaran operasionalnya.

Jawaban dari masing-masing informan mengenai pembayaran atas

penggunaan MCK ini menyatakan dukungan dan persetujuan. Alasan yang

Page 114: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

101

diberikan oleh informan terhadap dukungan tersebut ialah karena penanggung

jawab atau pengelola MCK adalah orang yang telah dipercayai sejak lama

sekaligus Kepala Lingkungan V itu sendiri. Menurut informan, masyarakat juga

cukup jeli untuk setiap penggunaan uang tersebut. Masyarakat mau juga bertanya

tentang beban listrik dan air yang ditangguhkan tiap bulannya. Itulah sebabnya

masyarakat tidak merasa keberatan mengeluarkan uang dari kantong masing-

masing asalkan uang tersebut memang digunakan untuk kebutuhan operasional

dan pengelolaan MCK.

Selanjutnya, peneliti pun menanyakan respons informan terhadap kendala

atau kerugian yang dialami dalam menggunakan fasilitas MCK+. Dari tiga belas

informan, sepuluh orang informan menyatakan tidak ada kendala yang dialami

sampai sejauh ini. Masyarakat tetap dapat menggunakan fasilitas MCK+ dengan

nyaman. Akan tetapi, ada tiga orang informan yang berpendapat sama mengenai

kendala yang dialami yaitu Bapak Sumarno, Ibu Sarah dan Bapak Amat. Ketiga

informan mengatakan kendala yang pernah dialami ialah aliran listrik padam.

Menurut Bapak Amat, kalau listrik padam, maka pipa air tidak dapat menyala.

Akibatnya, masyarakat yang hendak menggunakan MCK harus menunggu sampai

listrik menyala kembali.

4.2.6 Indikator Ketepatan

Pada akhirnya, jika sebuah kebijakan atau program telah

diimplementasikan, hasilnya adalah melihat apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan

Page 115: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

102

sudah tepat sesuai dengan perencanaan di awal. Ketepatan merujuk pada nilai dari

tujuan program dan pada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut.

William N. Dunn berpendapat bahwa ketepatan (appropriateness) adalah kriteria

yang dipakai untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi

dengan menilai apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut

merupakan pilihan tujuan yang layak (Dunn, 2003:499).

Pertama, peneliti menanyakan kepada informan kunci mengenai ketepatan

sasaran atau target program SANIMAS. Informasi yang diperoleh dari Bapak Ir.

Herianto yang mengatakan bahwa masyarakat penerima program ialah masyarakat

yang berpenghasilan rendah dan hidup di daerah KUMIS (kumuh dan miskin).

Program SANIMAS hanya ditujukan bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang

kurang terawat dengan bersih. Salah satunya masyarakat di Kelurahan Bagan Deli

Kecamatan Medan Belawan.

Apabila dikaitkan dengan tujuan program SANIMAS yang telah

dikemukakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Infrastruktur PLP

Dinas Tarukim Provinsi Sumatera Utara, Bapak Ir. Herianto yakni dapat

memotivasi masyarakat, mengurangi BABS dan mencapai target MDG’s untuk

pelayanan sanitasi yang layak. Peneliti mewawancarai informan untuk

mengetahui apakah program SANIMAS ini telah sesuai dengan tujuan seperti

yang diungkapkan tersebut.

Bapak Ir. Herianto mengungkapkan bahwa kenyataan yang terjadi di

lapangan sekarang dengan tujuan belum nampak begitu jelas. Tetapi ia tetap

Page 116: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

103

mengharapkan dampak dari program SANIMAS dapat memberdayakan

masyarakat. Menurut Bapak Ir. Herianto, mulai dari perencanaan, persiapan,

pelaksanaan sampai operasi dan perawatannya, masyarakat melakukan sendiri

tanpa dukungan pemerintah pembiayaannya. Ia sendiri berharap masyarakat

merasakan proses pemberdayaan tersebut, tetapi kalau masyarakat tidak ada

pembinaan dan sebagainya, menurut beliau masyarakat menjadi “mati suri”.

Sebab, SANIMAS bukanlah orientasi proyek, melainkan program yang dari awal

sampai berlanjut dikerjakan oleh masyarakat itu sendiri.

Program SANIMAS yang ditujukan bagi masyarakat di Kelurahan Bagan

Deli sejak tahun 2012 menurut Bapak Sumarno telah memberikan dampak positif

seperti membantu masyarakat tidak BAB sembarang lagi karena sudah ada kakus,

serta dapat mencuci dan mandi dengan sarana kamar mandi dan air yang tersedia.

Pernyataan ini sejalan pula dengan pendapat Bapak Mislan Harun dan Ibu

Aminah yang merasa sangat terbantu dengan adanya sarana MCK sehingga ia

tidak susah lagi BAB ke sungai.

Ada informan lain yang mengungkapkan kesenangannya karena sudah ada

bantuan MCK sehingga kebutuhannya akan air dapat terpenuhi seperti Ibu Sarah

dan Ibu Suhaibah. Bahkan Ibu Rukiyah dengan bangga mengatakan bahwa

sekarang ia sudah bebas mendapatkan air. Sedangkan bagi Bapak Ahmad Fauzi

yang sehari-hari menjadi tukang ojek merasakan kesenangan juga karena tukang

ojek sepertinya bisa singgah untuk sekadar mencuci muka.

Page 117: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

104

Namun, ada pula seorang informan yang berpendapat kalau ia belum

merasakan dampak yang sebenarnya, yaitu Bapak Amat. Bagi dirinya sendiri, ia

belum merasakan pengaruh yang nyata. Hanya saja ia turut senang karena

kebutuhannya bersama-sama dengan warga kelurahan akan air dapat dipenuhi.

Bagaimanapun, sebuah program dapat ditentukan hasilnya berdasarkan

indikator-indikator tertentu. Adapun indikator dari sasaran program SANIMAS

menurut Bapak Ir. Herianto yakni membantu layanan sanitasi bagi masyarakat

yang tinggal di daerah kumuh dan miskin, mengurangi BAB sembarang. Selaras

dengan pernyataannya, ia menegaskan bahwa “sekecil apapun ini, itu sudah

perubahan”.

Tetapi, ia juga menyadari setiap program yang telah dikerjakan belum

sepenuhnya sesuai dengan target yang ditetapkan. Ia meyakini meskipun

pencapaian tujuan masih sangat kecil, yang penting pola hidup masyarakat

sudah mulai berubah menjadi lebih baik. Menurutnya, tidak ada pekerjaan yang

sempurna, tetapi pada dasarnya yang sesuai dengan indikator itu sudah dirasakan

masyarakat.

“Hal ini dapat dilihat dari dampak sosial saja, misalnya. Andaikata ada

orang yang bertanya, “Kau tinggal dimana?” kalau ditanya kawan sekolah. Dan

dijawab “di kampung sana”. “Kampung tempat parade orang BABS malam ya?

Malu ‘nggak kita sekarang? Apa dampaknya dari yang didapatkan sekarang?”

Bapak Ir. Herianto menegaskan bahwa dampak dari program SANIMAS telah

cukup dapat memberikan perubahan bagi masyarakat, seperti meningkatkan

Page 118: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

105

derajat martabat masyarakat, meningkatkan derajat kesehatan, dan meningkatkan

martabat keluarga itu. Melalui program SANIMAS masyarakat dapat

meningkatkan derajat kesehatan dan harga diri” (Wawancara dengan Bapak Ir.

Herianto).

4.3 Pelaksanaan Program SANIMAS di Kelurahan Bagan Deli

Program Sanitasi Berbasis Masyarakat telah dimulai pada tahun 2006 di

Sumatera Utara dengan prakarsa Satuan Kerja Pengembangan Infrastuktur

Penyehatan Lingkungan Permukiman (Satker PPLP) Dinas Tata Ruang dan

Permukiman Sumatera Utara. Pola penyelenggaraan SANIMAS dilakukan oleh

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan difasiitasi oleh Tenaga Fasilitator

Lapangan (TFL) yang memiliki kemampuan teknis dan sosial kemasyarakatan,

mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.

Pada prinsipnya, keseluruhan tahapan mulai dari perencanaan,

implementasi konstruksi, pengawasan hingga operasi pemeliharaan semuanya

dilakukan oleh masyarakat. Pemberdayaan masyarakat melalui program

SANIMAS ini berupaya menjadikan masyarakat sebagai aktor utama didalam

seluruh proses dengan tujuan agar fasilitas yang terbangun dapat memberikan

manfaat yang berkelanjutan.

Proses penentuan lokasi yang membutuhkan SANIMAS diseleksi terlebih

dahulu. Perencanaan pertama yaitu pemerintah kota, khususnya dalam penelitian

ini adalah Pemerintah Kota Medan, mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk

Page 119: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

106

penanganan daerah-daerah yang masih banyak BABS. Lalu pemerintah kota

menyiapkan daftar panjang (longlist) daerah BABS. Tim fasilitator menyeleksi

lokasi menjadi daftar pendek (short list). Kuota yang disediakan ternyata tidak

banyak. Kalau di kota itu ada sepuluh lokasi yang daerahnya BABS, maka tim

fasilitator akan melakukan survei. Dari survei tersebut, akan diperolehlah

beberapa lokasi saja yang menjadi short list.

Lokasi-lokasi dalam daftar pendek kemudian dikompetisikan atau

diseleksi kembali dengan melihat kesiapan lahan. Lahan harus merupakan

kontribusi dari masyarakat atau pemerintah kota. Kalau tidak ada lahan, maka

tidak akan diberikan program SANIMAS. Makanya dari sepuluh lokasi yang

menjadi short list, diadakanlah seleksi kampung. Maksudnya adalah dari satu

kuota lokasi sesuai anggaran yang ada, diperebutkan oleh beberapa lokasi.

Selanjutnya, masyarakat pun diundang untuk sosialisasi supaya diberitahu

tentang program SANIMAS. Dengan sosialisasi, masyarakat akan dibukakan dan

mengetahui apa dan bagaimana SANIMAS karena disitulah pendekatan yang

tanggap terhadap kebutuhan masyarakat (Demand Responsive Approach). Setelah

sosialisasi, tim melakukan RPA (Rural Participatory Assesment) atau isitilahnya

survei kampung cepat berupa kompetisi memperebutkan satu lokasi tadi dengan

menggunakan metode focus group discussion. Kalau sudah didapatkan satu lokasi

yang memang bersedia menyediakan lahan dan mengerti program SANIMAS, tim

akan melakukan simulasi program SANIMAS bagi lokasi tersebut.

Page 120: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

107

Kemudian, barulah dibentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang

dipilih oleh masyarakat di sekitar lokasi SANIMAS itu sendiri. Yaitu seperti

KSM Bunga Tanjung di Lorong Ujung Tanjung I Lingkungan V Kelurahan Bagan

Deli. Anggota KSM adalah sukarelawan yang bersedia bekerja demi kebutuhan

masyarakat bersama tanpa diupah. KSM inilah yang merencanakan apa yang mau

dibangun. KSM tidak bekerja sendirian, tetapi didampingi oleh Tim Fasilitator

Lapangan yaitu pejabat pelaksana program SANIMAS dari Dinas Tarukim.

Akhirnya, program pun dilaksanakan dan yang bekerja masyarakat itu sendiri.

Berikut ini merupakan susunan pengurus KSM Bunga Tanjung yang

mengerjakan Program SANIMAS di Lingkungan V Kelurahan Bagan Deli

Kecamatan Medan Belawan.

Tabel 5.1 : Nama Pengurus KSM Bunga Tanjung

Sumber : Wawancara, 2014

Didalam merencanakan apa yang hendak dibangun di Lingkungan V,

anggota KSM tidak serta merta mengambil keputusan sendiri karena mereka pun

tetap bertanya kepada masyarakat tentang apa yang harus dibangun sesuai dengan

kebutuhan masyarakat seperti yang dilakukan Bapak Sumarno selaku Ketua KSM

Bunga Tanjung yakni menanyakan apa kemauan masyarakat supaya dia merasa

1. Ketua : Sumarno 2. Sekretaris : Nazaruddin 3. Bendahara : Nurrehan 4. Tim Perencana : Supiani 5. Tim Pelaksana : Lela 6. Tim Pengawas : Umar 7. Panitia Pengadaan : Ramlah 8. Seksi Operasi dan Pemeliharaan : Syafaridah

Page 121: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

108

lebih baik. Jadi, upaya mereka adalah menanyakan apa kebutuhan masyarakat di

Lingkungan V tersebut.

Setelah memperoleh saran dan respons positif dari masyarakat, maka

pembangunan pun segera dilakukan. Pada masa pembangunan, menurut Bapak

Sumarno, masyarakat turut serta membantu meskipun kadang kala saja. Bantuan

dari masyarakat bermacam-macam. Ada yang memberikan makanan dan

minuman, rokok, sekadar semangat bahkan doa supaya pekerjaan mereka lancar.

Begitulah yang dialami selama masa pengerjaan program SANIMAS dalam

bentuk MCK+ selama 100 hari.

Selama pekerjaan dilakukan, Pejabat Pembuat Komitmen yang mengurusi

pelaksanaan program SANIMAS di Kelurahan Bagan Deli tetap memantau

pembangunan bersama-sama tim pengawas yang telah dibentuk hingga

pembangunan selesai dikerjakan. Berikutnya, pengelolaan operasional dan

pemeliharaan sarana yang telah ada tetap diserahkan kepada masyarakat itu

sendiri tanpa campur tangan pemerintah daerah.

Pengelolaan operasional ditanggungjawabi oleh satu orang yaitu Bapak

Nazaruddin sebagai Kepala Lingkungan yang bertepatan lokasi SANIMAS

disamping rumahnya. Bapak Nazaruddin bertanggung jawab untuk membayar

biaya listrik setiap bulan, mengganti bola lampu apabila rusak, menjaga dan

membersihkan sarana MCK. Masyarakat sebagai pengguna sarana memang tidak

diwajibkan untuk membayar setiap kali menggunakan MCK. Namun, karena

Page 122: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

109

masyarakat menyadari ada biaya operasional yang harus ditanggung, maka

masyarakat mau memberikan uang kepada pihak penanggung jawab.

Uang yang diberikan kepada penanggung jawab sesuai dengan

kemampuan masing-masing orang. Ada yang membayar Rp 1.000 per orang

setiap kali menggunakan MCK, atau Rp 10.000 setiap bulan. Lalu uang yang

terkumpul digunakan untuk membayar beban listrik atau bila bersisa, uang

tersebut disisihkan untuk dapat digunakan bila suatu waktu ada kerusakan. Dari

hasil wawancara dengan informan, mereka mengaku tidak keberatan kalau

memberikan uang tersebut karena itu juga digunakan hal yang wajar dan diketahui

oleh masyarakat bersama. Malah ada masyarakat yang rela membayar karena

merasa sangat senang sudah ada MCK yang bagus di lingkungannya.

Gambar 4.2 dan 4.3 : Ketua KSM Bunga Tanjung Di Depan Bangunan

MCK+ di Lorong Ujung Tanjung (Kiri) dan Bangunan MCK++ Tahun 2013

di Lingkungan IV

Sumber : Observasi, 22-04-2014 (Dokumentasi Zudika)

Page 123: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

110

BAB V

ANALISIS DATA

Didalam BAB ini, penulis menganalisis data, yaitu penyusunan data secara

sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori-kategori,

lalu menjabarkan dan menyusunnya ke dalam unit-unit sehingga dapat dipahami

baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain.

5.1 Analisis Evaluasi Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS)

Dalam penelitian ini, evaluasi program SANIMAS diukur dari data-data

temuan di lapangan yang telah diklasifikasikan sebelumnya ke dalam indikator-

indikator dalam teori evaluasi kebijakan publik. Kemudian indikator-indikator

tersebut dianalisis untuk mengonfirmasi jawaban informan dengan data sekunder.

Adapun indikator-indikator yang digunakan peneliti adalah efektivitas, efisiensi,

kecukupan, pemerataan, responsivitas, dan ketepatan.

5.1.1 Efektivitas

Indikator efektivitas digunakan untuk melihat apakah hasil dari suatu

program yang sudah terlaksana sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Atau

dengan kata lain, adakah keterkaitan antara hasil yang ada dengan hasil yang

diharapkan sesuai tujuan? Berdasarkan visi dan misi Program SANIMAS,

Page 124: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

111

program ini bertujuan agar masyarakat dan para pemangku kepentingan mengerti

dan memahami penyediaan prasarana dan sarana air limbah melalui

penyelenggaraan Sanitasi Berbasis Masyarakat, sehingga dapat meningkatkan

kesadaran untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),

meningkatkan peran serta masyarakat atau kelompok masyarakat serta membina

dan memfasilitasi masyarakat atau kelompok masyarakat.

Sebuah program akan efektif bila para pelaksana program memahami

tujuan SANIMAS. Program dikerjakan tentu karena melihat sebuah tujuan, itulah

visi dan misi program, demi kepentingan publik. Pelaksana kebijakan dari Dinas

Tarukim menyebutkan ada tiga poin yang diingin dicapai sebagai tujuan program

SANIMAS, yakni memotivasi masyarakat untuk memberikan usulan kegiatan

yang dimulai dari bawah (bottom-up), mengurangi Buang Air Besar Sembarangan

(BABS), dan mencapai target Millenium Development Degrees (MDG’s) untuk

pelayanan sanitasi yang layak.

Berdasarkan hasil penelitian selama kurang lebih 3 bulan di Kelurahan

Bagan Deli, tepatnya di Lorong Ujung Tanjung I Lingkungan V, masyarakat

sudah cukup aktif memberikan usulan maupun opininya demi kebaikan

lingkungan mereka. Masyarakat di Lingkungan V menyadari keadaan

lingkungannya yang tidak bersih dan kebiasaan BABS karena tidak mempunyai

sarana yang memadai baik di rumah masing-masing maupun di tempat umum.

Dengan adanya program SANIMAS, masyarakat terbantu dalam meningkatkan

pengelolaan sanitasi yang layak di Kelurahan Bagan Deli. Kesadaran masyarakat

Page 125: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

112

mulai terbentuk karena bantuan pemerintah khususnya pembangunan sarana

MCK+ untuk mengurangi BABS dan memberikan pelayanan sanitasi layak

seperti air bersih. Dari hasil penelitian, masing-masing informan menyatakan

sikap senang atas bantuan sarana MCK yang telah berdiri di lingkungan V.

Dari hasil penelitian ditemukan masyarakat yang semakin termotivasi

untuk menggunakan sarana dengan fasilitas kamar mandi, tempat mencuci dan

kakus. Bahkan seperti usulan Ketua KSM Bunga Tanjung yang telah dipenuhi

sekarang, masyarakat pun sangat mudah dan bebas memperoleh air bersih. Kedua,

bantuan sarana MCK kini telah membenahi kebiasaan masyarakat yang selama ini

BABS di sungai/pinggir laut menjadi di kakus. Masyarakat sadar karena nihilnya

sarana kakus yang baik maka mereka terpaksa BABS. Masyarakat juga tidak

mempersoalkan apabila menggunakan kakus umum. Bagi mereka, disediakannya

MCK sudah membantu kehidupan mereka menjadi lebih baik.

Terakhir, jika menilik poin ketiga dalam rangka mencapai target MDG’s

untuk peningkatan sanitasi yang layak belum bisa diasumsikan secara signifikan.

Program SANIMAS diadakan sebagai salah satu upaya pencapaian target

tersebut. Kebutuhan akan sanitasi layak berupa air bersih untuk kesehatan

masyarakat adalah yang paling dibutuhkan masyarakat. Hasil wawancara dengan

informan mengungkapkan pernah ada sarana MCK dibangun namun beberapa

bulan kemudian tidak dipakai masyarakat lagi karena ketiadaan air bersih.

Merujuk pada ketiga poin seperti yang disampaikan oleh PPK PI PLP

Distarukim Sumut, program SANIMAS dalam bentuk pembangunan MCK+ di

Page 126: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

113

Lorong Ujung Tanjung I telah cukup baik dirasakan oleh masyarakat

penggunanya. Program tidak hanya sekadar diberikan dan dilaksanakan begitu

saja, namun upaya pemerintah menstimulus masyarakat agar tanggap terhadap

kebutuhannya tampak berhasil. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip

penyelenggaran sanitasi lingkungan berbasis masyarakat yang termuat didalam

Lampiran Permen No. 15/PRT/M/2010 yakni dapat diterima, artinya pilihan

kegiatan berdasarkan musyawarah sehingga memperoleh dukungan dan diterima

masyarakat.

Selain itu, melalui sosialisasi program SANIMAS di awal perencanaan,

masyarakat pun dipahamkan mengenai kesadaran untuk melaksanakan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sosialisasi dimaksudkan agar kelompok

masyarakat pengguna mengerti penjelasan PHBS dan tata cara penggunaan sarana

Sanitasi Berbasis Masyarakat yang telah terbangun.

Program SANIMAS memang berusaha untuk meningkatkan peran serta

masyarakat melalui penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat. Akan tetapi,

setelah program tersebut terlaksana, ternyata masyarakat kurang didampingi untuk

tahap selanjutnya. Artinya, tidak ada pembinaan bagi masyarakat untuk

memfasilitasi masyarakat atau kelompok masyarakat mengenai tindak lanjut

program.

Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa hasil dari program memang

telah dirasakan cukup baik oleh masyarakat, tetapi hasil yang ada belum sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan karena tidak adanya pembinaan bagi masyarakat.

Page 127: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

114

Gambar 5.1 dan 5.2 : Tiga Kamar Mandi Tampak Depan (Kiri) dan Tiga

Kamar Mandi Tampak Dari Dalam MCK+(Kanan)

Gambar 5.3 : Tempat Khusus Cuci

Sumber : Observasi 26-06-2014 (Dokumentasi Zudika)

Page 128: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

115

Gambar 5.4 : Tempat Khusus Mandi

Gambar 5.5 : Kamar Mandi Dilengkapi Dengan Kakus

Sumber : Observasi, 26-06-2014 (Dokumentasi Zudika

Page 129: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

116

5.1.2 Efisiensi

Sebenarnya efektivitas dan efisiensi sangat berhubungan. Ukuran

efisiensinya suatu program dalam kebijakan publik dilihat dari penggunaan

sumber daya yang optimum sehingga suatu tujuan tertentu akan tercapai. Baik itu

sumber daya manusia (tenaga), sumber daya alam, maupun sumber daya modal.

Dalam SANIMAS, program ini dirancang khusus untuk memberdayakan

masyarakat itu sendiri. Pemerintah hanya sebagai fasilitator yang menyediakan

anggaran dana sesuai kebutuhan.

Program SANIMAS telah menggerakkan masyarakat untuk membentuk

sumber daya manusia yang mandiri dengan adanya Kelompok Swadaya

Masyarakat. Didalam Permen PU No. 15/PRT/M/2010, KSM merupakan wakil

masyarakat calon penerima manfaat dalam penyelenggaraan prasarana dan sarana

sanitasi lingkungan berbasis masyarakat. Kelompok masyarakat di lokasi

penelitian ini yakni KSM Bunga Tanjung.

Seperti yang telah diketahui bersama, swadaya berarti kekuatan (tenaga)

sendiri. Masyarakatlah yang paling banyak berperan dengan kemampuannya

sendiri agar tujuan bisa tercapai. Dari hasil wawancara diperoleh data kalau

masyarakat siap sedia melaksanakan program ini dengan sukarela tanpa upah.

Bahkan dengan kerjasama yang baik diantara pengurus KSM dan masyarakat,

pembangunan dapat dilaksanakan sesuai pencapaian target waktu yaitu 100 hari.

Pembiayaan kegiatan DAK Sanitasi ini berasal dari berbagai sumber yaitu

Pemerintah Pusat (APBN), DAK, Pemerintah Kabupaten/Kota, swadaya

Page 130: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

117

masyarakat, swasta atau LSM (Lihat rincian pembiayaan didalam lampiran

Permen PU). Pembiayaan yang diterima KSM Bunga Tanjung dalam pengerjaan

program SANIMAS ada sekitar Rp 400 juta (peneliti tidak dapat mengetahui

rincian pembiayaan karena kesulitan meminta data). Mulai dari proses

perencanaan hingga pelaksanaan, program ini telah terlaksana dengan modal yang

cukup. Kalau pun masih ada kekurangan, Bapak Sumarno Ketua KSM Bunga

Tanjung berpendapat bahwa itu bisa ditutupi kalau ada bantuan lainnya. Artinya,

mereka membutuhkan nilai tambahan agar kualitas yang hendak digunakan lebih

baik dari sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis dari segi sumber daya manusia, modal, dan

waktu, program ini telah terlaksana dengan efisien dan benar-benar sudah

mengaktifkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya. Dengan melihat

bahwa fokus dari program ini adalah untuk memberdayakan masyarakat,

SANIMAS berhasil membentuk kelompok masyarakat yang swadaya sehingga

mampu membenahi kekurangan akan kebutuhan sanitasi dari lingkungan tempat

tinggalnya sendiri.

5.1.3 Kecukupan

Indikator kecukupan masih erat kaitannya dengan efektivitas. Program

bisa dikatakan efektif apabila produktivitas atau ketersediaan sarana telah ada dan

dapat mencapai tujuan. Akan tetapi, diperlukan penilaian apakah tujuan yang

sudah tercapai benar-benar mencukupi kebutuhan dalam berbagai hal.

Page 131: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

118

Berdasarkan observasi peneliti, masyarakat di Kelurahan Bagan Deli

membutuhkan prasarana dan sarana sanitasi yang layak bagi kehidupan mereka.

Keberadaan program SANIMAS dan program-program lainnya cukup membantu

masyarakat mengurangi beban kebutuhannya terhadap sanitasi. Informan

penelitian menyatakan belum ada mengalami masalah atau kendala selama

menggunakan sarana MCK+ hasil program SANIMAS. Kebutuhan masyarakat

Bagan Deli akan air bersih juga dapat dipenuhi.

Keadaan yang dirasakan masyarakat Lingkungan V sekarang menurut

informan sudah lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya saat ada bantuan

MCK tetapi tidak ada air untuk digunakan. Sejauh ini, masyarakat merasa sudah

tercukupi dengan bantuan yang ada, khususnya program SANIMAS. Namun,

kuantitasnya dianggap masih kurang dan mereka mengharapkan lebih banyak lagi.

Sejalan dengan pendapat Bapak Sumarno yang menganggap kebutuhan

yang bisa terpenuhi bagi masyarakat Bagan Deli baru sekitar 30%. Artinya,

mereka masih merasakan kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut.

Kecukupan berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan

kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah.

Dari beberapa temuan di atas, program SANIMAS sebenarnya sangat

membantu kebutuhan masyarakat Bagan Deli terhadap sanitasi yang bersih. Akan

tetapi, hingga sekarang jumlah yang diharapkan belum bisa mencukupi kebutuhan

dari banyaknya penduduk di Bagan Deli apalagi mereka yang tergolong dalam

masyarakat berpenghasilan rendah. Meskipun begitu, namun masyarakat kini

Page 132: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

119

sudah lebih tercukupi dengan ketersediaan air bersih yang menunjang kehidupan

mereka sehari-hari.

5.1.4 Pemerataan

Pemerataan dalam kebijakan publik dapat diartikan dengan keadilan yang

diberikan dan diperoleh oleh sasaran kebijakan publik. Keadilan yang bisa tampak

yaitu jumlah biaya yang diterima kelompok sasaran dan juga manfaat dari hasil

program yang terlaksana. Masyarakat butuh kesamarataan atas segala sesuatu

yang diterima dari pemerintah karena pemerintah berfungsi untuk melayani

kebutuhan publik secara adil.

Melalui program SANIMAS yang telah terlaksana sebanyak tiga kali di

Kelurahan Bagan Deli, sampai hari ini masyarakat menurut data yang bersumber

dari informan menyatakan telah cukup merasakan manfaat program SANIMAS,

namun memang belum merata ke seluruh lingkungan. Ketidakmerataan ini

sebenarnya sangat wajar karena sebelum masyarakat menerima program, mereka

telah mengikuti seleksi kampung terlebih dahulu berupa syarat-syarat yang mesti

disepakati masyarakat bersama di setiap lingkungan dan pemerintah daerah.

Misalnya seperti kesiapan lahan yang merupakan kontribusi dari masyarakat atau

pemerintah.

Berdasarkan penelitian ini, peneliti juga memperoleh data bahwa

masyarakat yang dapat merasakan program SANIMAS baru sekitar 30%. Artinya,

masih sangat sedikit masyarakat yang bisa menikmati hasil program SANIMAS.

Page 133: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

120

Bahkan kalau dihitung menurut jumlah kepala keluarga, Bapak Sumarno

mengatakan baru 20 KK saja yang sudah turut merasakan manfaat SANIMAS.

Kriteria kesamaan (equity), menurut Dunn erat berhubungan dengan

rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara

kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Dari temuan di lapangan,

peneliti juga memperoleh informasi bahwa di Kelurahan Bagan Deli terdapat

kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda. Kelompok ini terbentuk menjadi

dua kubu, yakni kubu yang lebih mendukung pada gerakan masyarakat dan kubu

yang mendukung pada pemerintah daerah (Lurah). Akibatnya, kadang kala terjadi

kecemburuan sosial seperti yang dinyatakan Bapak Sumarno didalam tubuh

masyarakat Bagan Deli karena tidak merasakan pemerataan.

Dalam kondisi demikian, program SANIMAS sesungguhnya belum

melindungi kesejahteraan minimum yang mengupayakan peningkatan

kesejahteraan sebagian orang dan pada saat yang sama melindungi posisi orang-

orang yang dirugikan (worst off). Penelitian ini menunjukkan belum tercapainya

pemerataan yang adil bagi masyarakat Bagan Deli, baik hasil dan manfaat

program SANIMAS. Sasaran program ini ditujukan pada kelompok masyarakat

yang sama, tetapi pada kenyataannya didalam masyarakat itu sendiri pun didapati

kelompok-kelompok lain yang menyebabkan kecemburuan sosial kelompok yang

satu kepada kelompok lainnya.

Page 134: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

121

5.1.5 Responsivitas

Responsivitas mengandung maksud adanya tanggapan sasaran kebijakan

publik atas penerapan suatu kebijakan. Responsivitas tidak hanya berupa sikap

menerima, tetapi juga penolakan dan kritikan merupakan respons yang berasal

dari kelompok sasaran penerima kebijakan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebenarnya responsivitas masyarakat

adalah hal utama. Karena program SANIMAS pun bergerak dari landasan

pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan. Pertama sekali masyarakat yang

harus tanggap bagaimana keadaan di sekitar lingkungannya dan apa yang

seyogianya dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri demi mencapai kehidupan

yang nyaman.

Semenjak pejabat pelaksana program SANIMAS datang ke hadapan

masyarakat Bagan Deli, masyarakat diundang untuk tanggap secara langsung

tentang cikal-bakal program SANIMAS ini. SANIMAS bukanlah seperti

program-program lainnya yang hanya berupa bantuan dari pemerintah dan

masyarakat tinggal menikmati. Program SANIMAS menuntut masyarakat

memahami dan mendorong dirinya sendiri untuk memperbaiki keadaannya

dengan konsep pemberdayaan.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa tanggapan masyarakat terhadap

program SANIMAS ialah mendukung terwujudnya program SANIMAS di

Lorong Ujung Tanjung I lingkungan V, khususnya. Dukungan ini merupakan

tanggapan dari kesadaran masyarakat akan kebutuhannya terhadap perbaikan

Page 135: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

122

sanitasi di lingkungan tempat tinggalnya. Peneliti tidak ada mendapati respons

negatif mengenai pelaksanaan program SANIMAS ini.

Usai program ini terwujud pun, respons masyarakat dapat dikatakan

semakin meningkat. Ada rasa senang dan syukur karena tersedianya sarana baru

yang bisa digunakan bagi kehidupannya sehari-hari. Ada pula yang menjadi sadar

bahwa ternyata pemerintah masih melihat keberadaan kelurahan mereka yang

selama ini belum terurus dengan baik.

Kriteria responsivitas adalah cerminan nyata kebutuhan, preferensi, dan

nilai dari kelompok-kelompok tertentu terhadap kriteria efektivitas, efisiensi,

kecukupan, dan kesamaan. Kalau respons masyarakat terhadap program

SANIMAS sudah baik membuktikan itulah cerminan kebutuhan, prioritas dan

nilai yang sepatutnya lebih diperhatikan lagi bagi kebaikan masyarakat.

Responsivitas yang ditemukan dalam penelitian ini tidak hanya dukungan

atau persetujuan adanya pembangunan MCK+ dari program SANIMAS.

Masyarakat sudah lebih tanggap terhadap kebutuhannya sendiri, seperti

memberikan usulan atas rencana pemenuhan kebutuhan. Selain itu, respons baik

masyarakat dapat terlihat dari adanya kemauan masyarakat untuk membayar uang

berupa iuran agar keberadaan MCK tetap utuh dan terpelihara dengan baik. Dari

sini, dapat dilihat bahwa masyarakat ternyata tidak mau menyia-nyiakan begitu

saja bantuan yang telah diberikan bagi mereka.

Page 136: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

123

5.1.6 Ketepatan

Indikator ketepatan dinilai dengan kembali melihat tujuan awal dari suatu

kebijakan kepada kelompok sasaran. Kesesuaian antara tujuan yang diharapkan

dengan hasil dari pelaksanaan program adalah keberhasilan program tersebut.

Tujuan-tujuan semula akan nampak pada hasil yang sudah nyata di depan mata.

Apakah tujuan tersebut telah terwujud didalam pelaksanaan program dan sesuai

dengan ekspektasi para pembuat program.

Kriteria ketepatan saling berhungan dengan kriteria lainnya mulai dari

efektivitas dan efisiensi, kecukupan dan pemerataan, serta responsivitas.

Kesemuanya akan memberikan jawaban atas implementasi program yang

dikerjakan. Suatu program menjadi sia-sia bila tidak dapat mencapai tujuan yang

diharapkan dan perlu dicari tahu apa yang menjadi kesalahan dari

implementasinya.

Ketepatan tidak jauh berbeda dengan efektivitas. Berdasarkan hasil

penelitian, program SANIMAS sampai saat ini sudah cukup efektif dalam

memotivasi masyarakat untuk tanggap terhadap kebutuhannya sendiri dan

mendorong masyarakat agar mengurangi BABS. Ini dikatakan sudah tepat karena

akhirnya setelah program terwujud dalam sarana MCK, masyarakat lebih

menggunakan sarana tersebut ketimbang melakukan kebiasaan tidak sehat lagi.

Kehadiran program SANIMAS sangat menolong masyarakat yang tinggal

di daerah perkumuhan dan miskin kota ini, seperti Kelurahan Bagan Deli. Meski

kehadirannya belum terdistribusi secara merata, namun dengan perlahan-lahan

Page 137: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

124

kesadaran dan pola perilaku masyarakat mulai terbentuk untuk hidup lebih baik

dan sehat dengan sanitasi yang layak. Pikiran masyarakat kini lebih terbuka akan

perlunya perubahan didalam diri mereka.

Berdasarkan penelitian ini, adanya dukungan positif, usulan bantuan yang

lain, dan sikap senang atas program SANIMAS merupakan respons sejujurnya

dari masyarakat yang menyatakan bahwa SANIMAS adalah program yang cukup

tepat bagi masyarakat Bagan Deli sekarang ini. Meskipun masih ada kekurangan

dalam pencapaian tujuannya, namun SANIMAS sudah mampu membentuk pola

pikir dan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat. Program SANIMAS

saat ini benar-benar menolong masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal di

permukiman padat, kumuh dan miskin di Kelurahan Bagan Deli ini. Bagaimana

pun, dengan adanya SANIMAS, masyarakat Bagan Deli merasakan manfaat dan

perubahan menjadi kelompok masyarakat yang lebih baik daripada sebelumnya.

V.2 Analisis Evaluasi Dampak Program SANIMAS dalam Pemberdayaan

Masyarakat

Berdasarkan analisis evaluasi program SANIMAS melalui indikator-

indikator evaluasi kebijakan seperti yang telah dikemukakan di atas, ada dua

indikator yang terlaksana dengan baik, yaitu efisiensi dan responsivitas. Dari

kedua indikator tersebut, peneliti akan menjabarkan dampak-dampaknya terhadap

masyarakat kelompok sasaran didalam bagian ini.

Page 138: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

125

Sebuah program dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif dan

kalau diamati dampak tersebut ada yang direncanakan maupun dampak yang tidak

direncanakan. Program-program, baik yang memiliki dampak positif maupun

dampak negatif merupakan kesempatan belajar untuk optimalisasi pendekatan dan

implementasi ke depan. Upaya evaluasi kebijakan ialah untuk menentukan

dampak dari kebijakan pada kondisi kehidupan nyata. Dampak dapat dilihat pada

perubahan kondisi baik secara fisik maupun sosial yang merupakan akibat dari

hasil kebijakan.

Hasil penelitian di Lorong Ujung Tanjung I Lingkungan V sebagai

kelompok masyarakat yang menerima program SANIMAS menunjukkan, selain

menerima manfaat, masyarakat juga dapat merasakan dampak program

SANIMAS. Dampak dari program SANIMAS bagi masyarakat tersebut ialah

meningkatkan derajat martabat masyarakat, meningkatkan derajat kesehatan,

dan meningkatkan martabat keluarga.

1) Meningkatkan derajat martabat masyarakat

Ternyata selama ini masyarakat Bagan Deli sadar akan kebiasaan

mereka BABS di sungai atau pinggir laut karena keterbatasan sarana MCK

yang layak dan air bersih. Kesadaran ini diakui kalau mereka kedatangan

tamu atau keluarga dari jauh dan mengetahui kondisi tempat tinggal

mereka yang sangat terbatas. Ada pula anak-anak mereka yang juga

merasa malu kalau ada teman-temannya yang bertanya tentang kampung

mereka dan dikenal dengan kampung yang buruk akibat BABS.

Page 139: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

126

Hal ini sesuai dengan pengalaman seorang informan yang

menikmati program SANIMAS yakni Ibu Aminah yang mulanya merasa

malu kalau ada tamu atau keluarganya datang ke rumah tetapi tidak ada

kamar mandi yang layak. Bahkan ia lebih malu karena tamu dan

keluarganya dari jauh tahu harus BABS di sungai. Namun, dengan

hadirnya SANIMAS melalui pembangunan MCK, Ibu Aminah tidak

merasa malu lagi pada tamu-tamunya. Ia pun mengaku martabat dirinya

sudah tidak lebih rendah dibandingkan dengan orang lain yang memiliki

kamar mandi pribadi di rumah masing-masing.

Program SANIMAS menunjukkan bahwa upaya membenahi

kehidupan masyarakat khususnya dalam bidang sanitasi dengan konsep

pemberdayaan ternyata dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat

Bagan Deli. Adanya peningkatan derajat martabat di tengah masyarakat.

Anggapan dan pandangan yang merendahkan masyarakat mulai

dipatahkan dengan bantuan SANIMAS. Masyarakat merasa bahwa mereka

memiliki derajat yang sama di tengah masyarakat meskipun mereka tidak

memiliki kamar mandi sendiri namun itu saja dapat memperbaiki martabat

dirinya.

2) Meningkatkan derajat kesehatan

Tidak hanya meningkatkan derajat martabat masyarakat, tetapi

juga SANIMAS mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak memberikan dampak

Page 140: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

127

positif bagi kesehatan masyarakat. Jika masyarakat sudah sadar arti

pentingnya sanitasi sehat, maka mereka pun merubah kebiasaan buruknya

dengan perilaku BAB yang bersih.

3) Meningkatkan derajat keluarga

Kemudian, program SANIMAS ini secara nyata mampu

meningkatkan martabat keluarga. Keluarga mereka tidak lagi dicap

sebagai keluarga yang memiliki gaya hidup tidak sehat walaupun miskin.

SANIMAS membuat mereka bisa mengakses dan menggunakan sarana

yang tersedia untuk pemenuhan kebutuhan fisik sehari-hari. Anak-anak

mereka juga menjadi semakin percaya diri bila berhadapan dengan orang

lain yang sering menjelek-jelekkan kampung tempat tinggalnya. Itulah

dampak sosial yang dialami masyarakat dengan bantuan program

SANIMAS.

Selain untuk melihat dampak dari SANIMAS, penelitian ini juga

menganalisis kaitan dampak program tersebut terhadap pemberdayaan

masyarakat. SANIMAS yang dirancang dengan pendekatan tanggap terhadap

kebutuhan berupaya memandirikan masyarakat dengan kemampuan dan

partisipasi masyarakat di lingkungan SANIMAS.

Pemberdayaan dapat dipahami dengan dua cara pandang. Pertama,

pemberdayaan dimaknai dalam konteks menempatkan posisi berdiri masyarakat.

Posisi masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang

Page 141: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

128

tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan dalam

posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang berbuat secara

mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari tanggungjawab negara.

Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan berarti terbukanya ruang dan

kapasitas mengembangkan potensi-kreasi, mengontrol lingkungan dan sumber

dayanya sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri.

Dari penelitian ini, proses pemberdayaan yang dialami masyarakat Bagan

Deli di Lingkungan V berlangsung secara berkelanjutan. Artinya, SANIMAS

menjadikan masyarakat langsung sebagai pelaku, pengambil keputusan, dan

penanggung jawab kegiatan mulai dari identifikasi, perencanaan, pelaksanaan,

pengelolaan, dan pengawasan.

Hasil wawancara dengan informan, yakni Bapak Sumarno selaku Ketua

KSM Bunga Tanjung, menunjukkan bahwa masyarakat memang diberi hak

sebagai pelaku dan penanggung jawab kegiatan. Hal ini dapat terlihat dari

masyarakat bersama pemerintah daerah dan tim fasilitator lapangan mengadakan

rapat musyawarah untuk menentukan pengurus Kelompok Swadaya Masyarakat.

Dalam proses pemilihan ini, masyarakat Bagan Deli sendiri yang menentukan

orang-orang yang bertanggung jawab sebagai pengurus. Kemudian, KSM ini

terlebih dahulu mengidentifikasi apa kebutuhan paling urgen bagi Lingkungan V.

Anggota KSM juga tetap bertanya kepada masyarakat lainnya mengenai saran dan

persetujuan untuk rencana pembangunan. Kalau mendapat dukungan dan

persetujuan dari masyarakat, lalu anggota KSM mulai melaksanakan

Page 142: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

129

pembangunan MCK sesuai dengan target waktu, dana dan tenaga yang telah

disiapkan.

Hingga pembangunan selesai dilakukan, namun proses pemberdayaan

tetap berlanjut, yaitu melalui pengelolaan sarana yang telah berdiri. Ternyata

pengelolaan yang terjadi di Lingkungan V yaitu mempercayakan kepada Bapak

Nazaruddin sebagai pengelola MCK. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama,

karena ia adalah Kepala Lingkungan dan masyarakat telah percaya kepada beliau

selama bertahun-tahun. Kedua, karena lokasi SANIMAS memang bertepatan

disamping rumah Bapak Nazaruddin.

Bapak Nazaruddin dan keluarganyalah yang menjaga dan membersihkan

sarana MCK. Pengelolaan yang dilakukan seperti membayar beban listrik,

membersihkan MCK, dan memperbaiki lampu apabila ada yang rusak. Ketika

peneliti menanyakan bagaimana dengan pengelolaan masyarakat, informan

lainnya memberikan informasi bahwa masyarakat pun ikut serta menjaga

kebersihan MCK dan membersihkannya jika telah selesai menggunakannya.

Peneliti melihat proses pemberdayaan masyarakat belum terlaksana

dengan efektif. Kalau melihat kenyataan yang ada sekarang, sesungguhnya belum

semua masyarakat benar-benar diberdayakan. Masyarakat penerima program

SANIMAS ini belum berpartisipasi secara aktif. Karena dari informasi yang

peneliti peroleh, belum pasti juga semua pengguna MCK ikut serta mengelola

sarana tersebut. Adapun proses pemberdayaan masyarakat menurut Permen PU

yaitu penguatan kelembagaan masyarakat berupa pelatihan terhadap Tim

Page 143: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

130

Fasilitator Lapangan, pelatihan terhadap KSM, mandor, pengelola dan sosialisasi

terhadap masyarakat pengguna. Sedangkan pengawasan dan pengendaliannya

dilakukan sejak tahap rembug warga tahap pertama, untuk menjaga

dilaksanakannya prinsip-prinsip dasar sanitasi lingkungan berbasis masyarakat.

Itulah yang menjadi batasan bagi pejabat pelaksana program dalam

mengimplementasikan program ini di Kelurahan Bagan Deli.

Selanjutnya dalam hal pengawasan pun sebenarnya belum dilakukan

dengan baik. Setelah program SANIMAS selesai dilaksanakan, tidak ada lagi

keberlanjutan baik dari tim fasilitator maupun dari Pejabat Pembuat Komitmen.

Namun, Bapak Ir. Herianto berpendapat besar harapannya pada proses

pemberdayaannya. Menurutnya langkah yang dilakukan agar tercapainya program

SANIMAS, seharusnya ada pendampingan dan pembinaan dari pemerintah kota.

Tetapi kalau masyarakat tidak ada pembinaan dan sebagainya, masyarakat akan

“mati suri”. Karena SANIMAS bukanlah orientasi proyek sehingga masyarakat

seharusnya terlibat dari awal sampai berlanjut.

Hasilnya sekarang memang dapat dikatakan masyarakat “mati suri” karena

sudah tidak ada keberlanjutan apapun lagi. Pemerintah daerah rupanya pun belum

ada melakukan pendampingan dan pembinaan setelah program SANIMAS

berakhir dilaksanakan. Akhirnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak

program SANIMAS dalam pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Bagan Deli

belum terlaksana sesuai tujuan yang diharapkan.

Page 144: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

131

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian data dan analisis data pada bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi program Sanitasi Berbasis Masyarakat di

Lorong Ujung Tanjung I Lingkungan V Kelurahan Bagan Deli memberikan

dampak positif bagi masyarakat sasaran. Sesuai dengan petunjuk teknis yang

terdapat dalam Permen PU No. 15/PRT/M/2010, program SANIMAS perlu

dilanjutkan dan sebaiknya memperluas cakupan serta memelihara wujud program

yang telah ada. Sebab, dampak program ini cukup baik untuk menjaga

kesinambungan antara masyarakat dan pemerintah.

Dampak yang dirasakan masyarakat seperti meningkatkan derajat martabat

masyarakat, meningkatkan derajat kesehatan dan meningkatkan martabat

keluarga. Meskipun dalam pelaksanaannya masih ada kekurangan yang

seharusnya dapat memfasilitasi pemberdayaan masyarakat, namun program

SANIMAS sedikit demi sedikit telah memberikan perubahan bagi kemandirian

masyarakat. Hal ini dilihat dari hasil wawancara, observasi dan data sekunder

yang menunjukkan bahwa indikator-indikator evaluasi hampir semuanya dapat

tercapai cukup baik.

Hasil evaluasi program SANIMAS didasarkan pada enam indikator

evaluasi diantaranya: efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas

Page 145: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

132

dan ketepatan. Kesemua indikator tersebut tetap saling berhubungan satu sama

lain. Namun, indikator efisiensi dan responsivitas memiliki nilai yang lebih besar

dibandingkan indikator lainnya dalam pelaksanaan program SANIMAS di

Kelurahan Bagan Deli. Faktor sumber daya manusia, sumber daya modal dan

capaian waktu yang ditetapkan menujukkan efisiensi program, dan adanya

tanggapan positif, kritik serta saran memperlihatkan tingginya responsivitas

masyarakat terhadap program SANIMAS di Kelurahan Bagan Deli. Secara

ringkas, kesimpulan dari tiap-tiap indikator adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas program SANIMAS sudah terlaksana cukup baik

meskipun hasil yang ada belum sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan. Hasil program hanya sampai pada pembangunan MCK+

dan dapat meningkatkan kesadaran untuk melaksanakan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat. Namun, pemeliharaan dan evaluasi

selanjutnya diserahkan kepada masyarakat tanpa ada pendampingan

dari tim fasilitator.

2. Efisiensi program memiliki nilai yang baik karena SANIMAS telah

menggerakkan masyarakat untuk bekerja secara mandiri dengan

adanya Kelompok Swadaya Masyarakat yang bertanggung jawab

terhadap program mulai dari perencanaan hingga evaluasinya.

Kinerja KSM pun dinilai baik karena dapat menggunakan biaya

pembangunan dan waktu dengan tepat.

Page 146: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

133

3. Indikator kecukupan masih dirasa kurang oleh masyarakat khususnya

dari segi pembinaan dari pemerintah daerah untuk memfasilitasi

pemberdayaan masyarakat. Akan tetapi, SANIMAS telah menjadi

jawaban bagi masalah sanitasi yang selama ini dialami masyarakat

karena ketiadaan MCK yang layak dan air bersih.

4. Dalam hal pemerataan, program SANIMAS sebenarnya telah

berupaya untuk memberikan bantuan bagi masyarakat di daerah

perkumuhan, namun belum seluruhnya masyarakat daapt merasakan

manfaat program. Masyarakat yang dapat merasakan manfaat hasil

SANIMAS baru dalam skala kecil yaitu 30%.

5. Responsivitas masyarakat pada program SANIMAS didapati sangat

baik. Program ini memang berjalan sesuai dengan pendekatannya

yaitu agar masyarakat tanggap terhadap pada kebutuhannya sendiri.

Melalui program SANIMAS, masyarakat tidak lagi hanya sekadar

menjadi penerima program, tetapi juga pemberi usulan, pengambil

keputusan dan pelaksana program demi tercapainya kebutuhan

umum.

6. Program SANIMAS memang sudah terlaksana dengan cukup baik di

Kelurahan Bagan Deli, namun hasil yang diinginkan belum tercapai

dengan tepat. Sekalipun program ini sudah tepat pada kelompok

sasaran, namun masih ada kekurangan dari segi kuantitas bantuan,

permodalan dan pembinaan pemerintah daerah, sehingga tujuan dari

Page 147: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

134

program ini yaitu meningkatkan peran serta masyarakat atau

kelompok masyarakat serta membina dan memfasilitasi masyarakat

atau kelompok masyarakat belum dapat tercapai.

6.2 Saran

Agar program SANIMAS di Kelurahan Bagan Deli dapat mencapai hasil

yang maksimal, ada beberapa saran yang peneliti berikan, antara lain:

1. Perlunya pendampingan dan pembinaan yang berkelanjutan bagi

masyarakat penerima program oleh pemerintah daerah/kota agar

pemberdayaan masyarakat tetap dapat dipantau.

2. Pemerintah daerah sebagai pelayan dari masyarakat sebaiknya

bekerjasama dengan mahasiswa atau tim fasilitator dari lembaga swadaya

masyarakat untuk membantu dalam hal pencerahan atau penyadaran

tentang pentingnya berperilaku hidup bersih sebagai bentuk pemberdayaan

masyarakat.

3. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkumuhan seperti Kelurahan

Bagan Deli, sebaiknya pemerintah daerah memberikan perhatian melalui

pengadaan program-program yang bermanfaat dan berdampak langsung

untuk kebaikan masyarakat.

4. Perlunya menggerakkan masyarakat agar terlibat secara partisipatif dalam

setiap program atau kegiatan sehingga tidak hanya kelompok masyarakat

tertentu saja yang menerima imbas dari suatu program, tetapi masyarakat

lainnya juga melalui ide dan gagasan yang kreatif.

Page 148: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

135

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, Sapari Imam. 1993. Sosiologi Perkotaan dan Desa. Surabaya: Usaha

Nasional

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Hariyono, Paulus. 2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta: Bumi Aksara

Jones, Charles O. 1994. Pengantar Kebijakan Publik. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Kartasasmita, Ginandjar. 1997. Pembangunan Sosial dan Pemberdayaan : Teori,

Kebijaksanaan, dan Penerapan”. Jakarta: CIDESS

Kaban, Yeremias. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik.

Yogyakarta: Penerbut Gava Media

Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2012. Kecamatan Medan Belawan Dalam

Angka. Medan: Badan Pusat Statistik Kota Medan

Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2012. Kota Medan Dalam Angka. Medan:

Badan Pusat Statistik Kota Medan

Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model dan Aktor Dalam Proses Kebijakan

Publik. Yogyakarta: Gava Media

Page 149: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

136

Marbun, BN. 1994. Kota Indonesia Masa Depan Masalah dan Prospek. Jakarta:

Erlangga

Parsons, Wayne. 2008. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis

Kebijakan. Jakarta: Kencana

Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Jakarta: Bumi

Aksara

Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Slamet, Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press

Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga

Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung:

Alfabeta

Sulistiyanti, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan.

Yogyakarta: Gava Media.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Lukman Offset

Tangkilisan. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta : YAPI

Wahab, Solichin Abdul. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang:

UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media

Page 150: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

137

Pressindo

Sumber Perundang-undangan:

Peraturan Presiden (PP) Republik Indonesia No. 70 Tahun 2012 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15/PRT/M/2010 tentang Petunjuk Teknis

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrasttuktur

E-Jurnal

Khausar. Mengatasi Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Masyarakat. Volume III.

Nomor 2. Juli – Desember 2012 | 39

(http://ejournal.stkipgetsempena.ac.id/index.php/visipena/article/view/42/42)

diakses 09 Maret 2014 pukul 22.00 WIB

Page 151: EVALUASI DAMPAK PROGRAM SANITASI BERBASIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/ZUDIKA.pdf · Jadwal Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi 10. Daftar Hadir Peserta

138

Sumber Internet:

“Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS)”.

(http://ciptakarya.pu.go.id/plp/?p=417) diakses 10 Nopember 2013 pukul 20.06

WIB

“Sekilas SANIMAS” (http://www.ampl.or.id/old/ampl/sekilassanimas.php)

diakses 10 Nopember 2013 pukul 16.30 WIB

“Perlu Paradigma Baru Kejar Ketertinggalan Sanitasi”.

(http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/11/09/60942/perlu_paradigm

a_baru_kejar_ketertinggalan_sanitasi/#.Un9UznBHKkQ) diakses 10 Nopember

2013 pukul 16.45 WIB

“Syarat Permukiman Sehat” (http://www.indonesian-

publichealth.com/2012/05/syarat-pemukiman-sehat.html diakses pada 09 Maret

2014 pukul 10.50 WIB).

“Lokasi Sanitasi Disiapkan Kementerian PU Sumut”.

(http://liputanbisnis.com/2013/02/20/300-lokasi-sanitasi-disiapkan-kementerian-

pu-di-sumut/) diakses 10 Nopember 2013 pukul 16.58 WIB

“Konsepsi Pemberdayaan Masyarakat”. Bahan Kuliah PPS SP ITB.

(http://suniscome.50webs.com/data/download/005%20Konsepsi%20Pemberdayaa

n.pdf) diakses 09 Maret 2014 pukul 21.59

(http://www.ut.ac.id/html/suplemen/mapu5103/materi4_4.htm)