122
TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS PENYANDANG KUSTA DI KOTA MEDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara Diajukan Oleh : CHAIRI FIRNANDA 110902038 DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

  • Upload
    ledang

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PENGEMIS PENYANDANG KUSTA DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Universitas Sumatera Utara

Diajukan Oleh :

CHAIRI FIRNANDA

110902038

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

Page 2: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIPERTAHANKAN OLEH:

Nama : Chairi Firnanda

Nim : 110902038

Judul : Tinjauan Kesejahteraan Sosial Pengemis Penyandang

Kusta di Kota Medan

Medan, September 2015

PEMBIMBING

(Hairani Siregar, S.Sos, M.SP)

NIP. 19710927 1998012 001

KETUA DEPARTEMEN

ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

(Hairani Siregar, S.Sos, M.SP)

NIP. 19710927 1998012 001

DEKAN FISIP USU

(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si)

NIP. 19680525 1992031 002

Page 3: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

ii

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE

DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE

ABSTRACT

REVIEW OF SOCIAL WELFARE

BEGGARSWITHLEPROSYINTHE CITY OF MEDAN

(Thesis consist of 6 chapters, 108pages, 6 tables, 21 libraries and 9 appendix)

The state is responsible for the welfare of all its citizens. Government as

the highest authority is entitled to regulate and manage their own household. As

stated inthe Constitution of the Republic Indonesia Year 1945 which mandates

that the state is obliged to protect all the people of Indonesia and the entire

country of Indonesia, promote the general welfare, the intellectual life of the

nation in order to achieve social justice for all Indonesian people. Ideals of

national development is to improvethe welfare of the whole community.

Indonesiais one of the welfare state (walfare state) in which countries adopt a

constitutional system concerned with the welfare of society.

This research is classified into type of descriptive research with qualitative

approach that aims to know social welfare beggar swith leprosy in the city of

Medan. Informants in this research is divided into two kinds, primary informants

and additional informants, primary informants in this research were two people

with leprosy beggars and two additional informants consisting of neighbors

primary informants. Methods of data collection is conducted in-depth interviews

and direct observation in the field.

The results showed social welfare indicators seen from the main

informants consisting of material needs, spiritual needs, and social. Meterial needs

in the form of in adequate food, clothing needs are not met, the needs of the home

or place of residence are met, unmet needs rest, medication needs are not met.

Spiritual needs are not met in the form of education, worship and spiritual

cleansing needs can be met, entertainment needs are not met. Social needs

between individuals goes well, individual interaction with the family is not going

well. Social interaction between groups of persons with leprosy with community

groups can work well.

Key Word : Beggars, Social Welfare, Leprosy.

Page 4: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

ABSTRAK

TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS PENYANDANG

KUSTA DI KOTA MEDAN

(Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 108 halaman, 6 tabel, 21 kepustakaan dan 9

lampiran)

Negara bertanggung jawab atas kesejahteraan setiap rakyatnya. Pemerintah

sebagai pemegang kekuasaan tertinggi berhak untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang

Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan bahwa negara

berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Cita-cita pembangunan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh

masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara kesejahteraan (walfare state)

dimana negara menganut sistem ketatanegaraan yang mementingkan

kesejahteraan masyarakatnya.

Tipe penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk megetahui kesejahteraan sosial

pengemis penyandang kusta di Kota Medan. Informan dalam penelitian ini terbagi

menjadi dua macam, yaitu informan utama dan informan tambahan, informan

utama dalam penelitian ini adalah 2 orang pengemis penyandang kusta dan 2

orang informan tambahan yaitu tetangga informan utama. Metode pengumpulan

data yang dilakukan adalah wawancara mendalam dan observasi.

Hasil penelitian menunjukan kesejahteraan sosial informan utama dilihat

dari indikator yang terdiri dari kebutuhan material, kebutuhan spiritual, dan

sosialnya. Kebutuhan meterial yang berupa makanan tidak mencukupi, kebutuhan

pakaian tidak terpenuhi, kebutuhan rumah atau tempat tinggal terpenuhi,

kebutuhan istirahat terpenuhi, kebutuhan obat-obatan tidak terpenuhi. Kebutuhan

Spiritual berupa pendidikan tidak terpenuhi, kebutuhan beribadah dan siraman

rohani dapat terpenuhi, kebutuhan hiburan tidak terpenuhi. Kebutuhan Sosial

antara individu dengan individu berjalan baik, interaksi individu dengan keluarga

tidak berjalan baik. Interaksi sosial antara kelompok penyandang kusta dengan

kelompok masyarakat dapat berjalan dengan baik.

Kata Kunci : Pengemis, Kesejahteraan Sosial, Kusta

Page 5: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas rahmat dan karunia

ALLAH SWT yang telah memberikan kekuatan mental, pikiran dan kesehatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skirpsi ini dengan baik yang berjudul

“Tinjauan Kesejahteraan Sosial Pengemis Penyandang Kusta Di Kota Medan”.

Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat dalam menempuh

Ujian Komprehensif untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara.

Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan sejumlah

kekurangan dan kelemahan sehingga mengurangi kesempurnaannya, hal ini

dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis.

Maka dengan segala kerendahan hati penulis membuka diri untuk saran dan kritik

yang dapat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan secara khusus

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara, dan sekaligus sebagai dosen pembimbing yang

Page 6: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

v

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, serta memberikan

dukungan yang .luar biasa dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen, Pegawai dan Staff Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu

pengetahuan, bimbingan dan jasa-jasanya hingga penulis dapat

menyelesaikan perkuliahan.

4. Kepada yang teristimewah dan tercinta kedua orang tua penulis Bapak

Suriyono dan Mama Teti Alfiani S.ST, yang tak pernah berhenti

mendoakan dan mendukung penulis selama proses penyelesaian skripsi

ini.

5. Kepada abang Sandi Afrizal Rinaldi S.Kom beserta istri kakak

Triwicahaya Ningsih Am.Keb yang terus mendukung, serta menghibur

penulis saat penulis sedang merasa tertekan dan pusing dalam proses

penyusunan skripsi hingga ke tahap penyelesian.

6. Kepada adikku Diah Indah Arizka yang juga banyak berusaha memotivasi

penulis melalui komentar-komentar yang cukup pedas, namun juga sering

membuat penulis terhibur dengan candaan dan kegilaan-kegilaan

bersamanya sehingga membuat penulis tertawa lepas yang cukup

membuat segala beban penulis menjadi berkurang.

7. Kepada Suci Anggraeni yang telah banyak memberikan motivasi untuk

menjadi lebih baik lagi. Semoga selalu diberikan semangat dan

kemudahan-kemudahan dalam menyelesaikan gelar Sarjana Pendidikan di

UNIMED.

Page 7: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

vi

8. Kepada sahabatku di Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Eka

Khaparistia S.Sos yang telah banyak memotivasi, sering memaksa penulis

untuk segera mengerjakan skripsi. Indah Simanjuntak, Heny Sidabutar

dan Feby yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu dan

memberi masukan-masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Kepada M. Fikri Arifi yang telah berjuang bersama dan terima kasih

untuk kerelaannya berbagi kasur untuk beristirahat di kamar kos pada

masa-masa perkuliahan.

10. Kepada sahabatku Arif Wibowo yang selalu semangatin dengan caranya

sendiri. Makasih banyak karna dari SMA dulu dan sampai sekarang ini

masih setia nyempatin waktu untuk dengarkan cerita dan segala macem

unek-unek dalam hati, udah sering bantu dalam banyak hal, makasih

banyak karena udah banyak bantu aku untuk mencapai titik ini. Semoga

Allah balas lebih dari itu, dan selamat atas diterimanya menjadi anggota

TNI angkatan darat.

11. Terima kasih buat anak ragilnya Ibu Marwiyah, adikku Tri Aprilia Anjani

yang selalu mendoakan dan sering menghibur dengan caranya sendiri,

semoga selalu diberikan semangat serta kemudahan dalam menyelesaikan

gelar sarjana pendidikannya di UMSU.Kepada Balqis Husna Rizki yang

sering nyempatkan waktunya untuk memberikan masukan-masukan pada

masalah tertentu. Semoga selalu diberikan kemudahan-kemudahan dalam

meraih gelar Sarjana Pendidikan di UNIMED.

12. Kepada Vindy Prananda, Eko Syahputra, Sausan Faras, Sofia Azmi

Nasution, sahabat kampus yang paling sering bikin ketawa lepas. Halim,

Page 8: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

vii

Dina Rizky, M. Iqbal, Fajar Hasibuan, Haikal, Cindy, Elvana, Sumihar

Lia, Ronni, Revor, Amel dan Kepada Almarhum M. Nur Ajie yang sudah

banyak memberikan banyak nasihat untuk perkuliahan sampai nasihat

hidup. Agusman Harefa teman seperjuangan saat menghadapi segala

urusan sidang meja hijau. Nonivili dan Herawati yang telah banyak

membantu mempersiapkan keperluan sidang.

13. Kepada seluruh teman-teman Program Ilmu Kesejahteraan Sosial

angkatan tahun 2011 yang telah berjuang bersama-sama dimasa

perkuliahan dulu. Terima kasi buat kerja sama selama ini.

14. Kepada Sahabat-sahabat F2_INBPUR yang saling mendukung untuk

studi dan segala kegiatan masing-masing dari kita, terkhusus untuk Pari

Ardian dan Ulfa Fujianti S.Pdi karena sering meminjamkan alat-alat yang

mendukung penulis dan masukan saran sampai selesai perkuliahan.

15. Kepada Ibu Zuraidah, kak Debby dan seluruh staff yang telah banyak

membantu dalam administrasi di Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU.

16. Kepada kawan-kawan Panitia Temu Ramah 2012 HMI Komisariat FISIP

USU, terima kasih buat dukungan kalian

17. Kepada orang-orang yang tidak tersebutkan namanya yang sudah

mendukung dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, saya

ucapkan terima kasih, semoga Allah membalas kebaikan yang anda

perbuat untuk saya.

Page 9: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................ ii

ABSTRAK .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR BAGAN ................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ...................................................................... 9

1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................................... 9

1.4 Sistematika Penelitian ......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesejahteraan Sosial ........................................................................... 11

2.1.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial ............................................... 11

2.1.2 Tujuan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial ........................ 15

2.1.3 Usaha Kesejahteraan Sosial ..................................................... 16

2.1.4 Fungsi-fungsi Kesejahteraan Sosial .......................................... 17

Page 10: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

ix

2.1.5 Pelayanan Sosial ....................................................................... 18

2.2 Interaksi Sosial .................................................................................... 19

2.2.1 Pengertian Interaksi Sosial ........................................................ 19

2.2.2 Macam-macam Interaksi Sosial ................................................ 20

2.2.3 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ................................................. 21

2.2.4 Syarat-syarat Interaksi Sosial ................................................... 23

2.3 Kebutuhan Hidup ............................................................................... 24

2.4 Pengemis ............................................................................................. 26

2.4.1 Pengertian Pengemis ................................................................. 26

2.4.2 Kriteria Pengemis ..................................................................... 27

2.5 Penyakit .............................................................................................. 27

2.6 Penyakit Kusta ................................................................................... 28

2.6.1 Ciri-ciri Penyakit Kusta ............................................................ 29

2.6.2 Faktor-faktor Penularan Penyakit Kusta ................................... 30

2.7 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 31

2.8 Defenisi Konsep dan Ruang Lingkup Penelitian .............................. 33

2.8.1 Defenisi Konsep ....................................................................... 33

2.8.2 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian .................................................................................... 36

3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................. 36

3.3 Informan Penelitian ............................................................................ 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 38

3.5 Teknik Analisis Data .......................................................................... 39

Page 11: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

x

3.6 Penyajian Data .................................................................................... 39

BAB IVDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kota Medan ......................................................... 41

4.1.1 Sejarah Singkat Kota Medan .................................................. 41

4.1.2 Kota Medan Secara Geografis ............................................... 43

4.1.3 Kota Medan Secara Demografis ............................................ 45

4.1.4 Kota Medan Secara Sosial ..................................................... 47

4.1.5 Kota Medan Secara Kultural ................................................. 49

4.1.6 Keadaan Perekonomian ......................................................... 50

4.1.7 Pariwisata ............................................................................... 52

4.1.8 Transportasi ............................................................................ 53

4.1.9 Lokasi Penyandang Kusta Melakukan Kegiatan Mengemis.. 56

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Informan Utama ............................................................................... 57

5.1.1 Informan Utama I ................................................................. 57

5.1.2 Informan Utama 2 .................................................................. 73

5.2 Informan Tambahan ......................................................................... 85

5.2.1 Informan Tambahan I ............................................................ 85

5.2.2 Informan Tambahan 2 ........................................................... 89

5.3 Analisis Data ................................................................................... 93

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 103

6.2 Saran ................................................................................................ 105

Daftar Pustaka

Page 12: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

xi

Daftar Bagan

Bagan Alur Pikiran....................................................................................... 32

Page 13: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas Lahan Peruntukan Kota Medan .................................... 44

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Usia dan Jenis Kelamin

................................................................................................ 46

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Kelompok Umur dan

Jenis Kelamin ........................................................................ 47

Tabel 4.4 Jumlah Tempat Ibadah Di Kota Medan ................................ 48

Tabel 4.5 Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Kota Medan ............ 48

Tabel 4.6 Jumlah Sarana Kesehatan Negeri dan Swasta Kota Medan ... 49

Page 14: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

xiii

LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Dosen Pembimbing

2. Lembar Daftar Hadir Seminar Proposal

3. Lembar Kegiatan Bimbingan Penulisan Skripsi

4. Surat Permohonan Izin Penelitian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik

5. Surat Balasan Izin Rekomendasi Penelitian Badan Penelitian dan

Pengembangan Provinsi Sumatera Utara

6. Surat Balasan Izin Rekomendasi Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat Provinsi Sumatera Utara

7. Surat Balasan Izin Rekomendasi Penelitian Badan Penelitian dan

Pengembangan Kota Medan

8. Surat Balasan Izin Penelitian Kecamatan Medan Sunggal Kota

Medan

9. Daftar Pertanyaan Pedoman Wawancara

Page 15: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara bertanggung jawab atas kesejahteraan setiap rakyatnya.

Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi berhak untuk mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan bahwa

negara berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Cita-cita pembangunan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan

seluruh masyarakat. Pemerataan pembangunan adalah salah satu trilogi

pembangunan yang menjadi komitmen retorik pemerintah. Pembangunan nasional

mencakup upaya peningkatan semua segi kehidupan bangsa, dapat berupa

pembangunan aspek fisik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan kemanan, dan

dapat pula berupa pembangunan ideologi.

Seiring bergantinya pemimpin, bermacam-macam pula kebijakan dan

program yang dilakukan dalam mengupayakan peningkatan kesejahteraan

rakyatnya. Berbagai kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan

diarahkan kedalam bentuk peningkatan kesejahteraan penduduk miskin. Upaya

untuk mengurangi jumlah penduduk miskin didorong oleh berbagai kebijakan

lintas sektor mengarah pada penciptaan kesempatan usaha bagi masyarakat

miskin, pemberdayaan masyarakat miskin, peningkatan kemampuan masyarakat

Page 16: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2

miskin, serta pemberian perlindungan sosial bagi masyarakat miskin (Setiadi,

2011:821).

Indonesia merupakan salah satu negara kesejahteraan (walfare state)

dimana negara menganut sistem ketatanegaraan yang mementingkan

kesejahteraan masyarakatnya. Upaya pemenuhan kesejahteraan sosial telah

menjadi perhatian nasional. Diasumsikan bahwa kemajuan bangsa ataupun

keberhasilan pemerintah tidak lagi dilihat dari sekedar meningkatnya angka

pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari keberhasilan dari pembangunan nasional.

Tujuan dari negara kesejahteraan bukan untuk menghilangkan perbedaan dalam

ekonomi masyarakat, tetapi memperkecil kesenjangan ekonomi dan semaksimal

mungkin menghilangkan kemiskinan dalam masyarakat. Kesenjangan yang lebar

antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dalam suatu negara tidak

hanya menunjukkan kegagalan negara tersebut di dalam mengelola keadilan

sosial, tetapi kemiskinan yang akut dengan perbedaan penguasaan ekonomi yang

mencolok akan menimbulkan dampak buruk dalam segala segi kehidupan

masyarakat.

Penanganan terhadap para penyandang masalah kesejahteraan sosial pun

menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan, seperti penanganan

masalah kemiskinan, kecacatan, keterlantaran, ketunaan sosial maupun korban

bencana alam dan sosial. Kemajuan pembangunan ekonomi tidak akan ada artinya

jika kelompok rentan penyandang masalah sosial di atas tidak dapat terlayani

dengan baik. Rendahnya kualitas kesehatan masyarakat juga erat kaitannya

dengan rendahnya tingkat pendidikan dan kemiskinan. Rendahnya tingkat

Page 17: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3

kesehatan akan berimbas pada tingginya angka kematian khususnya anak-anak

usia balita.

Masyarakat rentan sekali dengan berbagai penyakit seperti kolera, diare,

TBC, malaria, demam berdarah, flu burung, penyakit kelamin dan juga berbagai

penyakit menular lainnya seperti kusta. Masyarakat miskin tidak memiliki

kemampuan untuk memenuhi standar kesehatan anggota keluarganya. Hal ini

dapat dilihat dari makanan sehari-hari yang kurang memenuhi kebutuhan nutrisi

tubuh, dan dapat dilihat dari rendahnya kesadaran akan arti pentingnya perawatan

kesehatan, baik kesehatan diri dan lingkungannya. Sehat dalam pengertian atau

kondisi mempunyai batasan yang berbeda-beda. Secara awam sehat dapat

diartikan keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada keluhan,

dapat menjalankan kegiatan sehari-hari, dan sebagainya. Menurut batasan ilmiah,

sehat atau kesehatan telah dirumuskan dalam undang-undang kesehatan No.23

Tahun 1992 sebagai berikut: “ keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial

dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan

sosial. Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,

mental dan sosial saja, tetapi juga di ukur dari produktivitasnya dalam arti

mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi (Notoatmodjo,

2005:2).

Upaya kesehatan dilakukan dalam bentuk kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Hal ini

berarti, bahwa dalam rangka mewujudkan derajad kesehatan ini, baik kesehatan

individu, kelompok, masyarakat harus diupayakan. Upaya mewujudkan kesehatan

ini dilakukan individu, kelompok, masyarakat, baik secara melembaga oleh

Page 18: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

4

pemerintah, ataupun swadaya masyarakat (LSM). Upaya mewujudkan kesehatan

tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan dan

peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup dua aspek yaitu,

kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilatif (pemulihan kesehatan setelah

sembuh dari sakit atau cacat). Sedangkan peningkatan kesehatan mencakup dua

aspek yakni preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan

kesehatan) itu sendiri. Kesehatan itu perlu ditingkatkan karena kesehatan

seseorang itu relatif dan mempunyai bentangan yang luas dan harus selalu

diupayakan sampai ke tingkat kesehatan yang optimal (Notoatmodjo, 2005:4).

Tahun 2013 Kementerian Kesehatan RI mencatat 16.825 kasus kusta baru,

dengan angka kecacatan 6,82 per 1.000.000 penduduk. Angka ini menempatkan

Indonesia di peringkat ketiga dunia dengan kasus baru kusta terbanyak setelah

India (134.752 kasus) dan Brasil (33.303 kasus). Sementara untuk tahun 2014

sejauh ini ada 8.526 kasus baru. Provinsi Jawa Timur merupakan kantong utama

penyakit kusta. Jumlah penderita penyakit usta absolut sebanyak 4.807 orang

menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi dengan penderita penyakit kusta

tertinggi di Indonesia. Kantongnya berada di wilayah Madura, Pantura, dan Tapal

Kuda (http://www.depkes.go.id/article/view/15012300020/hari-kusta-sedunia-

2015-hilangkan-stigma-kusta-bisa-sembuh-tuntas.html diakses pada tanggal 26

Mei 2015 Pukul 23.00).

Sumatera Utara terdapat empat Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Kusta

(UPT RSK), yakni UPT RSK Sicanang, Lau Simomo, Hutasalem dan UPT RSK

Belidan. Tahun 2014 Jumlah penderita kusta sudah berkurang, yang sedang

diopname di UPT RSK Sicanang sebanyak 12 orang dan 696 berstatus mantan

Page 19: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

5

pengidap. Begitu juga di RSK Lau Simomo dan Hutasalem, terdapat sebanyak 35

orang sedang diopname dan 344 orang mantan pengidap.

(http://regional.kompas.com/read/2013/04/09/21255967/Cegah.Pasien.Kusta.Men

gemis..Dinkes.Usulkan.Rp.4.Miliar diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pukul

16.00 WIB). Tahun 2015 penyandang kusta di Sumatera Utara sebanyak 940

orang , yang tersebar di Sicanang Belawan 345 orang, Belidahan Sergai 265

orang, Lau Simomo Karo 165 orang, dan Hutasalem Balige 155 orang.

(http://karakternews.com/nusantara/nusantara/940-penderita-kusta-di-sumatera-

utara-tak-terdaftar-bpjs diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 21.05).

Kemudahan yang disediakan bagi penyandang cacat guna mewujudkan

kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Undang-

Undang No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, Peraturan Pemerintah No.

43 tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang

Cacat, bahwa penyandang cacat merupakanbagian dari masyarakat Indonesia yang

mempunyai kedudukan, hak, kewajibandan peran yang sama dengan masyarakat

Indonesia lainnya di segala aspek kehidupan dan penghidupan. Mewujudkan

kesamaan kedudukan, hak, kewajiban dan peran penyandang cacat diperlukan

sarana dan upaya yang lebih memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada

akhirnya akan menciptakan kemandirian dankesejahteraan penyandang cacat.

Kecacatan yang tampak pada tubuh penderita kusta seringkali tampak

menyeramkan bagi sebagian besar masyarakat sehingga menyebabkan perasaan

jijik, bahkan ada yang ketakutan secara berlebihan terhadap kusta atau dinamakan

leprophobia. Penyandang disabilitas menghadapi berbagai keterbatasan akses atas

pendidikan, layanan kesehatan, kesempatan kerja dan pelatihan serta partisipasi

Page 20: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

6

dalam politik dan kehidupan sosial. Hambatan – hambatan pada partisipasi yang

setara termasuk stigma dan diskriminasi, kurangnya layanan kesehatan dan

layanan rehabilitasi yang memadai, transportasi dan bangunan serta informasi dan

teknologi komunikasi yang tidak dapat diakses. Akibatnya, penyandang disabilitas

mengalami kondisi kesehatan yang lebih buruk, kesempatan ekonomi yang lebih

sedikit dan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan

penyandang disabilitas.

Penderita kusta telah menyelesaikan rangkaian pengobatannya, dinyatakan

sembuh dan tidak menular, status predikat penyandang kusta tetap dilekatkan

pada dirinya seumur hidup. Inilah yang seringkali menjadi dasar permasalahan

psikologis para penyandang kusta. Rasa kecewa, takut, malu, tidak percaya diri,

merasa tidak berguna, hingga kekhawatiran akan dikucilkan (self stigma). Hal ini

diperkuat dengan opini masyarakat (stigma) yang menyebabkan penderita kusta

dan keluarganya dijauhi bahkan dikucilkan oleh masyarakat. Survei di lima

Kabupaten di Indonesia (Kab. Subang, Malang, Gresik, Gowa, dan Bone) pada

tahun 2007 memotret diskriminasi yang dialami penderita kusta baik di

lingkungan keluarga, maupun di sarana dan pelayanan publik, seperti dipisahkan

dari pasangan (diceraikan), dikeluarkan atau tidak diterima di pekerjaan, ditolak di

sekolah, restoran, tempat ibadah, pelayanan kesehatan dan fasilitas umum lainnya.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah memberikan perhatian khusus

kepada penderita penyakit kusta dengan menempatkan mereka di Rumah Sakit

Kusta Sicanang Belawan. Namun pasca penutupan Rumah Sakit Kusta tersebut,

maka pelayanan terhadap pasien ataupun mantan penyandang kusta telah

dialihkan kepada Dinas Sosial Sumatera Utara. Hidup berstatus penyandang kusta

Page 21: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

7

membuat mereka harus hidup terisolir dari masyarakat lainnya. Meskipun telah

dinyatakan sembuh secara medis, namun status penyandang kusta tetap melekat

pada diri mereka, masyarakat juga tidak bisa menerima kehadiran para

penyandang kusta untuk saling hidup berdampingan dan berinteraksi, sehingga

para penyandang kusta kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara

mandiri.

Penyandang kusta telah mendapatkan bantuan dari pemerintah, namun

sejak awal tahun 2014 mereka tidak lagi mendapatkan bantuan dari pemerintah

Sumatera Utara, sebagai upaya untuk bertahan hidup, dengan

ketidakberdayaannya mereka berinisiatif untuk mengemis dan memohon belas

kasihan dari para pengguna jalan dipersimpangan Jalan Gagak Hitam Ring Road

Kecamatan Medan Sunggal. Kehadiran para pengemis penyandang kusta

dipersimpangan jalan untuk meminta-minta bantuan tentunya menambah masalah

baru bagi pemerintah, karena masalah pengemis-pengemis lain juga masih belum

tuntas ditangani oleh pemerintah. Pengemis juga dianggap merusak keindahan

kota, selain itu kehadiran pengemis penyandang kusta juga dianggap mengganggu

kenyamanan para pengguna jalan.

Perubahan yang akan dilakukan terhadap masyarakat sekurang-kurangnya

dapat dilakukan melalui metode intervensi mikro ataupun intervensi makro.

Intervensi mikro memusatkan perhatian pada upaya perubahan pada tingkat

individu, keluarga dan kelompok kecil. Sedangkan intervensi makro lebih

memusatkan perhatian pada perubahan masyarakat, baik yang bersifat lokal,

regional maupun internasional. Perubahan yang dilakukan dalam intervensi

makro maupun mikro ditujukan terutama pada manusia sebagai salah satu sumber

Page 22: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

8

utama dalam pembangunan ( karena dalam pembangunan di Indonesia dikenal

adanya 2 unsur utama, yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia). Oleh

karena itu, dalam upaya mengoptimalkan pembangunan yang akan dan sedang

dilaksanakan, pengenalan akan akan hakekat manusia tentunya mempunyai

sumbangan tersendiri, paling tidak akan dapat menambah wawasan ketika akan

menerapkan suatu program pada masyarakat (Adi, 2003:29-30).

Mengenai hakekat manusia dalam pembangunan yang diuraikan secara

singkat diharapkan akan membantu para pelaku perubahan (change agent) agar

dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengembangkan masyarakat Indonesia,

karena disadari bahwa intervensi yang akan diterapkan selayaknya mengarah ke

arah tercapainya tujuan ideal pembangunan tersebut, meskipun dimakumi pula

bahwa hampir tidak mungkin untuk mencapai sesuatu yang sangat ideal, tetapi

paling tidak pembangunan yang dilakukan dapat mendekati tipe ideal yang

diinginkan (Adi, 2003:38).

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis

tertarik untuk meneliti Bagaimana Kesejahteraan Sosial Pengemis Penyandang

Kusta di Kota Medan. Maka penulis menyusun penelitian ini dalam suatu karya

ilmiah dengan judul “ Tinjauan Kesejahteraan Sosial Pengemis Penyandang

Kusta di Kota Medan “.

Page 23: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

9

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Kesejahteraan Sosial

Pengemis Penyandang Kusta Di Kota Medan ?“.

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui Kesejahteraan Sosial Pengemis Penyandang Kusta di Kota Medan.

`1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun peneliti mengharapkan dari hasil penelitian ini adalah agar dapat

diketahui Kesejahteraan Sosial Pengemis Penyandang Kusta Di Kota Medan.

1.4 Sistematika Penelitian

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

peneltian, serta sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSAKA

Bab Ini Berisikan Uraian Dan Konsep Yang Berkaitan Dengan

Masalah Dan Objek Yang Diteliti, Kerangka Pemikiran,

Defenisi Konsep, Ruang Lingkup Penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Page 24: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

10

Bab Ini Berisikan Tipe Penelitian, Lokasi Penelitian, Informan,

Teknik Pengumpulan Data, Serta Teknik Analisa Data.

Penyajian Data

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi

penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya

Ilmiah ini.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari

hasil penelitian beserta dengan analisanya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atas

penelitian yang dilakukan. Bab ini juga memberikan kritik dan

saran dalam rangka proses membangun kearah yang lebih baik

lagi untuk semua objek yang terkait.

Page 25: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesejahteraan Sosial

2.1.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan Sosial banyak dikemukakan oleh para ahli dan lembaga

yang memperhatikan banyaknya masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.

Adapun para ahli atau lembaga yang memberikan pengertian kesejahteraan sosial

adalah sebagai berikut :

a. Walter A. Fridlander mendefenisikan Kesejahteraan sosial adalah sistem

yang terorganisir dari usaha-usaha dan lembaga-lembaga sosial yang

ditujukan untuk membantu individu maupun kelompok dalam mencapai

standart hidup dan kesehatan yang memuaskan serta untuk mencapai relasi

perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka

mengembangkan kemampuan-kemampuannya secara penuh untuk

mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan

keluarga dan masyarakat (Fauzik, 2007: 119).

Defenisi diatas menjelaskan bahwa: Pertama Konsep kesejahteraan

sosial sebagai suatu sistem atau “organized system” yang berintikan

lembaga-lembaga dan pelayanan sosial. Kedua, Tujuan sistem tersebut

adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat

kebutuhan pokok seperti sandang,pangan,papan,kesehatan dan relasi-relasi

sosial dengan lingkungannya. Ketiga tujuan tersebut dapat dicapai dengan

cara, meningkatkan kemampuan individu baik dalam memecahkan

Page 26: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

12

masalahnya maupun dalam memenuhi kebutuhannya.Kesejahteraan sosial

sebagai lembaga yang memberikan pelayanan pertolongan guna memenuhi

kebutuhan-kebutuhan kesehatan, standar kehidupannya dan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial baik pribadi maupun kelompok

dimana kebutuhan keluarga dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

b. Secara yuridis konsepsional, pengertian kesejahteraan sosial termuat dalam

Undang-undang No.11 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok

kesejahteraan sosial, pasal1 ayat 1 adalah sebagai berikut : “Kesejahteraan

sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial

warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya” (Adi, 2013: 23).

Mewujudkan kesejahteraan sosial tersebut dilaksanakan berbagai

upaya, program dan kegiatan tersebut “Usaha Kesejahteraan Sosial” baik

yang dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat. Undang-undang No.11

Tahun 2009 bagian II pasal 25 juga menjelaskan secara tegas tugas serta

tanggung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan kesejahteraan sosial

yang meliputi :

1) Merumuskan kebijakan dan program penyelenggaraan kesejahteraan

sosial

2) Menyediakan akses penyelenggaraan kesejahteraan sosial

3) Melaksanakan rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan

sosial, dan perlindungan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

Page 27: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

13

4) Memberikan bantuan sosial sebagai stimulan kepada masyarakat yang

menyelenggarakan kesejahteraan sosial

5) Mendorong dan memfasilitasi masyarakat serta dunia usaha dalam

melaksanakan tanggung jawab sosialnya

6) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber

7) Menetapkan standar pelayanan, registrasi, akreditasi, dan sertifikasi

pelayanan kesejahteraan sosial

8) Melaksanakan analisis dan audit dampak sosial terhadap kebijakan

dan aktivitas pembangunan

9) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian kesejahteraan sosial

10) Melakukan pembinaan dan pengawasan serta pemantauan dan

evaluasi terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

11) Mengembangkan jaringan kerja dan koordinasi lintas pelaku

penyelenggaraan kesejahteraan sosial tingkat nasional dan

internasional dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

12) Memelihara taman makam pahlawan dan makam pahlawan nasional;

13) Melestarikan nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan

sosial.

14) Mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial

dalam anggaran pendapatan dan belanja negara.

c. Menurut James Midgley dalam Kesejahteraan sosial sebagai kondisi dalam

suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial adalah “suatu keadaan atau kondisi

kehidupan manusia yang tercipta ketika berbagai permasalahan sosial dapat

Page 28: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

14

dikelola dengan baik, ketika kebutuhan manusia dapat terpenuhi dan ketika

kesempatan sosial dapat dimaksimalisasikan. (Adi,2013 : 23)

d. Menurut Alfred J.Khan Kesejahteraan sosial terdiri dari program-program

yang tersedia selain yang tercakup dalam kriteria pasar untuk menjamin

suatu tindakan kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan kesejahteraan,

dengan tujuan meningkatkan derajat kehidupan komunal dan berfungsinya

individual, agar dapat mudah menggunakan pelayanan-pelayanan maupun

lembaga-lembaga yang ada pada umumnya serta membantu mereka yang

mengalami kesulitan dan dalam pemenuhan kebutuhan mereka (Fauzik,

2007:106-107).

e. Menurut Harold L. Wilensky dan Charles N. Lebeaux Kesejahteraan sosial

adalah suatu sistem yang terorganisir dari usaha-usaha pelayanan sosial dan

lembaga-lembaga sosial, untuk membantu individu-individu dan kelompok

dalam mencapai tingkat hidup serta kesehatan yang memuaskan.

Maksudnya agar individu dan relasi-relasi sosialnya memperoleh

kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan-

kemampuannya serta meningkatkan atau menyempurnakan kesejahteraan

sebagai manusia sesuai dengan kebutuhan masyarakat (Fauzik, 2007:118).

f. Arthur Dunham mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai kegiatan-

kegiatan terorganisir dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi

sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan didalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga

dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar

kehidupan dan hubungan-hubungan sosial (Fauzik, 2007:117).

Page 29: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

15

g. Menurut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), Kesejahteraan adalah suatu

kondisi atau keadaan sejahtera baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak

hanya perbaikan-perbaikan penyakit sosial tertentu saja. Kemudian

pengertian ini disempurnakan menjadi suatu kegiatan terorganisir dengan

tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu-individu dengan

lingkungan sosial mereka.

2.1.2 Tujuan Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial

Undang-Undang No 11 Tahun 2009 pasal 3 bahwa tujuan penyelenggara

kesejahateraan sosial sebagai berikut :

a. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas dan kelangsungan hidup

b. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian

c. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan

menangani masalah kesejahteraan sosial

d. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial dunia

usaha dalam penyelenggara kesejahetraan sosial

e. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggara kesejahteraan

Penjelasan yang pertama adalah tercukupinya kebutuhan dasar dalam

menjalankan kelangsungan hidup seperti, sandang, pangan, papan, kesehatan,

pendidikan, dan hak untuk berpartisipasi dilingkungan masyarakat. Penjelasan

yang kedua adalah mengembalikan keberfungsian sosialnya di dalam masyarakat,

dimana sebelumnya mempunyai masalah sosial. Penjelasan yang ketiga adalah

menjaga dan mempertahankan kesejahteraan sosialnya pada saat mempunyai

permasalahan dan masalah tersebut bisa dicegah dan ditangani. Penjelasan yang

keempat adalah meningkatkan pengetahuan dan peduli kepada orang-orang yang

Page 30: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

16

mempunyai masalah sosial untuk ditangani. Penjelasan yang kelima adalah

meningkatkan kualitas terlaksananya kesejahteraan bagi setiap masyarakat yang

mempunyai masalah sosial.

2.1.3 Usaha Kesejahteraan Sosial

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1974, Usaha-

Usaha Kesejahteraan sosial adalah semua upaya, program, dan kegiatan yang

ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan

mengembangkan kesejahteraan sosial. Usaha kesejahteraan sosial mengacu pada

program, pelayanan, dan berbagai kegiatan yang secara konkret berusaha

menjawab kebutuhan ataupun masalah-masalah yang dihadapi anggota

masyarakat. Usaha kesejahteraan sosial dapat diarahkan pada individu, keluarga,

kelompok atau komunitas. Beberapa contoh dari Usaha kesehjateraan sosial yang

searah dengan tujuan pembangunan ekonomi adalah:

a. Beberapa tipe unit usaha kesejahteraan sosial yang secara langsung

memberikan sumbangan terhadap peningkatan produktifitas individu,

kelompok ataupun masyarakat contohnya adalah pelayanan konseling pada

generasi muda dan lain-lain.

b. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang berupaya untuk mencegah atau

meminimalisir hambatan (beban) yang dapat dihadapi oleh para pekerja ( yang

masih produktif).

c. Jenis usaha kesejahteraan sosial yang memfokuskan pada pencegahan dampak

negatif urbanisasi dan industrialisasi pada kehidupan keluarga dan masyarakat

atau membantu mereka agar dapat mengidentifikasi dan mengembangkan

Page 31: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

17

“pemimpin” dari suatu komunitas lokal. Beberapa karakteristik usaha

kesejahteraan sosial yaitu :

1. Menanggapi kebutuhan manusia.

2. Usaha kesejahteraan sosial diorganisir guna menanggapi kompleksitas

masyarakat perkotaan yang modern.

3. Kesejahteraan sosial mengarah ke spesialisasi, sehingga lembaga

kesejahteraan sosialnya juga menjadi tersepesialisasi.

4. Usaha kesejahteraan sosial menjadi sangat luas.

2.1.4 Fungsi-Fungsi Kesejahteraan Sosial

Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial bertujuan untuk menghilangkan atau

mengurangi tekanan-tekanan yang diakibatkan terjadinya perubahan-perubahan

sosio-ekonomi, mengindarkan terjadinya konsekuensi-konsekuensi sosial negative

akbibat pembangunan serta menciptakan kondisi-kondisi yang mampu mendorong

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan sosial memiliki fungsi-

fungsi antara lain ialah (Fahrudin, 2012:12-13). :

1. Fungsi Pencegahan (Preventive)

Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat individu, keluarga, dan

masyarakat supaya terhindar dari masalah-masalah sosial baru.

2. Fungsi Penyembuhan (Curative)

Kesejahteraan sosial ditujukan untuk menghilangkan kondisi-kondisi

ketidakmampuan fisik,emosional, dan sosial agar orang yang mengalami

masalah tersebut dapat berfungsi kembali secara wajar dalam masyarakat.

Dalam fungsi ini mencakup juga fungsi pemulihan (rehabilitasi).

3. Fungsi Pengembangan (Development)

Page 32: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

18

Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan sumbangan langsung

maupun tidak langsung dalam proses pembangunan atau pengembangan

tatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam masyarakat.

4. Fungsi Penunjang (Supportive)

Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan untuk membantu mencapai tujuan

sektor atau bidang pelayanan kesejahteraan sosial yang lain.

2.1.5 Pelayanan Sosial

Kesejahteraan sosial mencakup pelayanan-pelayanan sosial yang terdapat di

masyarakat sebagai upaya atau tindakan dalam membantu mengatasi

permasalahan-permasalahan agar terjalin sebuah keberfungsian sosial (social

functioning) seseorang baik secara individu maupun kelompok. Pelayanan sosial

menurut Huraerah (2011: 45) adalah: “Kegiatan yang terorganisasi yang ditujukan

untuk membantu warga negara yang mengalami permasalahan sebagai akibat

ketidakmampuan keluarga melaksanakan fungsi-fungsinya. Kegiatan ini antara

lain berupa pelayanan sosial bagi anak (termasuk balita dan remaja) serta lanjut

usia terlantar atau mengalami berbagai bentuk kecacatan”.

Pelayanan Sosial adalah konteks kelembagaan yang sebagai terdiri atas

program-program yang disediakan bedasarkan kriteria selain kriteria pasar untuk

menjamin tingkatan dasar dari penyediaan kesehatan, pendidikan dan

kesejahteraan, untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan keberfungsian

individual, untuk memudahkan akses pada pelayanan-pelayanan dan lembaga-

lembaga pada umumnya, dan untuk membantu mereka yang berada dalam

kesulitan dan kebutuhan.

Page 33: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

19

Pelayanan sosial dapat dicapai dengan cara yang bersifat informasi,

bimbingan dan pertolongan dapat dicapai dengan cara yang bersifat informasi,

bimbingan dan pertolongan melalui berbagai bentuk kegiatan yang berkenaan

dengan pemecahan masalahnya. Pelayanan sosial merupakan wujud aktifitas

pekerja sosial dalam praktik profesionalnya. Pelayanan sosial merupakan jawaban

terhadap tuntutan kebutuhan dan masalah yang dialami masyrakat sebagai akibat

perubahan yang dialami masyrakat itu sendiri. Dengan demikian bidang-bidang

pelayanan sosial akan tergantung bagaimana Pekerja Soial memandang dan

mengidentifikasikan masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Jika

cakupan maslah sosial telah mengalami perluasan dari masalah sosial-ekonomi

kepada masalah sosial-psikologis, maka cakupan pelayanan sosial juga harus

demikian.

2.2 Interaksi Sosial

2.2.1 Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang

berkaitan dengan hubungan antara individu dengan individu, antara individu

dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok sosial yang lain. Interaksi

sosial terjadi ketika dua orang individu bertemu dengan saling menyapa, berjabat

tangan, bercandaria atau mungkin berkelahi (Philipus, 2004:22).“Interaksi sosial

adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar

individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok” (Maryati, 2003:22).

Menurut Gillin interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang

dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-

kelompok manusia, maupun orang perorangan dengan kelompok manusia.

Page 34: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

20

Interaksi dapat terjadi apabila komunikasi terjalin dengan baik.Jika dua orang

bertemu, interaksi sosial di mulai pada saat itu, mereka menegur, berjabat tangan,

saling berbicara, bahkan mungkinn berkelahi. Walaupun orang-orang yang

bertemu muka tersebut tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah

terjadi, oleh karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang

menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang

yang bersangkutan. Kesemuanya itu menimbulkan kesan di dalam pikiran

seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok

tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-

anggotanya.

2.2.2 Macam-macam Bentuk Interaksi Sosial

Menurut Maryati dan Suryawati (2003:23) interaksi sosial dibagi menjadi

tiga macam, yaitu :

1. Interaksi Antara Individu dengan Individu

Ketika dua orang bertemu, saling menegur, saling berbicara atau

bahkan mungkin berkelahi. Saling bertemu muka tanpa berbicara pun

juga disebut dengan interaksi sosial antara individu. Dalam hubungan

ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika

hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika

hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya

(bermusuhan).

2. Interaksi Antara Individu Dengan Kelompok

Page 35: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

21

Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif.

Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam – macam

sesuai situasi dan kondisinya.

3. Interaksi Antara Kelompok Dengan Kelompok

Interaksi sosial kelompok dengan kelompok terjadi sebagai satu

kesatuan bukan kehendak pribadi.

2.2.3 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Gillin dan Gillin dalam Philipus dan Nurul Aini (2004:23-28) mengadakan

penggolongan yang luas tentang bentuk-bentuk interaksi sosial. Menurut mereka

dua macam proses yang timbul akibat adanya interaksi sosial yaitu :

1. Proses Asosiatif (Processes of association)

a. Kerja sama (Coorperation)

Kerja sama terjadi dalam kelompok masyarakat manapun di dunia ini.

Masyarakat itu sendiri terbentuk karena adanya keinginan dari

individu-individu untuk bekerja sama. Begitu pentingnya kerja sama

dalam kehidupan masyarakat, sehingga banyak orang menganggap

kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang penting dan utama.

Walaupun pada kenyataannya kita tidak dapat menghindari adanya

suasana pertentangan atau konflik dalam masyarakat

b. Akomodasi

Akomodasi adalah suatu proses yang menunjuk pada usaha-usaha

manusia untuk menyelesaikan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha

untuk mencapai kestabilan.

c. Asimilasi

Page 36: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

22

Suatu usaha-usaha yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok

untuk mengurangi perbedaan antara mereka.Asimilasi merupakan

proses sosial dalam taraf lanjut. Ditandai dengan adanya usaha-usaha

mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-

perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi

usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-

proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.

d. Akulturasi

Akulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok

masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan

dengan unsur – unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa

sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diterima dan

diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya

kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.

2. Proses Disasosiatif (Oppositional Process)

a. Persaingan

Persaingan adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok-

kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang

kehidupan yang menjadi perhatian umum.

b. Kontravensi

Kontravensi merupakan suatu proses yang berada antara persaingan

dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi terutama ditandai oleh

gejala-gejala ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu

rencana dan perasaan, baik dalam bentuk sesuatu yang disembunyikan,

Page 37: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

23

maupun kebencian atau keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.

Dalam bentuk murni konversi merupakan kebencian terhadap

seseorang atau kelompok orang walau tidak sampai pada sikap

pertentangan atau pertikaian.

c. Pertentangan

Pertentangan terjadi karena menyadari adanya perbedaan-perbedaan

tertentu antara suatu kelompok masyarakat dengan kelompok

masyarakat lain. Perbedaan itu meliputi perbedaan ciri-ciri

badaniah,emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola perilaku, perbedaan

dalam tingka ekonomi, perbedaan agama, dan perbedaan lainnya.

2.2.4 Syarat – syarat Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut

hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan

kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial :

1. Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam

tiga bentuk, yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok,

antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung

maupun tidak langsung.

2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang

lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut.

Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan

yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Page 38: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

24

2.3 Kebutuhan Hidup

Berdasarkan pengertian kesejahteraan sosial, dapat diketahui bahwa

manusia membutuhkan kebutuhan hidup sehari-hari. Menurut Rusdiarti dan

Kusmuriyanto (2012:3-6) kebutuhan tersebut mempunyai tingkatan-tingkatan,

yakni :

1. Kebutuhan Berdasarkan Intensitasnya

a. Kebutuhan Primer

Primer berarti pertama atau utama. Kebutuhan primer adalah

kebutuhan pertama atau utama yang harus dipenuhi oleh setiap

manusia. Contohnya : kebutuhan akan makan, minum, pakaian,

perumahan serta kesehatan.

b. Kebutuhan sekunder

Kebuthuan sekunder adalah jenis kebutuhan yang diperlukan setelah

semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan

baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer.

Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik,

pakaian yang baik, perumahan yang baik dan sebagainya yang belum

masuk kedalam kategori mewah.

c. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah,

tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya

kebutuhan primer dan sekunder. Contohnya adalah mobil, antena

parabola, ipad iphone, komputer, apartemen, liburan keluar negeri,

dan apartemen.

Page 39: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

25

2. Kebutuhan Berdasarkan Sifat

a. Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan

jasmani atau fisik. Kebutuhan tersebut ditujukan agar badan tetap

sehat dan bugar. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian,

sandal, serta istirahat yang teratur, dan lain sebagainya.

b. Kebutuhan Rohani

Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan

kesehatan jiwa. Contohnya seperti : siraman rohani, beribadah,

menikmati hiburan, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan dan

lain-lain.

3. Kebutuhan Berdasarkan Waktu

a. Kebutuhan Sekarang

Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak bisa

ditunda-tunda lagi/kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Contoh:

makan, minum, sandang, tempat tinggal, dan obat – obatan.

b. Kebutuhan yang akan datang

Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya

dapat ditunda, tetapi harus dipikirkan mulai sekarang. Contoh:

tabungan

4. Kebutuhan Berdasarkan Subjeknya

a. Kebutuhan Individu

Page 40: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

26

Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang hanya diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan seorang saja. Contoh: kebutuhan petani waktu

bekerja berbeda dengan kebutuhan seorang dokter.

b. Kebutuhan Sosial (kelompok)

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi

kepentingan bersama kelompok. Contoh: siskamling, gedung sekolah,

rumah sakit, dan jembatan serta berbagai contoh yang lainnya.

5. Kebutuhan Menurut Bentuk

a. Kebutuhan Material

Kebutuhan material adalah kebutuhan yang berbentuk benda material

atau benda berwujud, seperti tas, makanan, rumah, pakaian, dan lain-

lain.

b. Kebutuhan Immaterial

Kebutuhan immaterial adalah kebutuhan yang berbentuk benda

immaterial atau benda yang tak berwujud, seperti nasihat ulama,

penjelasan guru, hiburan, petunjuk dokter, dan lain-lain.

2.4 Pengemis

2.4.1 Pengertian Pengemis

Berdasarkan Permensos No.08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan

,Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, Potensi dan

Sumber Kesejahteraan Sosial yang dimaksud dengan pengemis adalah orang-orang

yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan

berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang

lain.Gelandangan dan pengemis Menurut Departemen Sosial R.I (1992), adalah

Page 41: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

27

orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma-norma

kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat serta tidak mempunyai tempat

tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di

tempat umum.

Pengemis menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31

Tahun 1980 Tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis adalah orang-

orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum

dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang

lain. Permasalahan pengemis, dan gepeng, sebenarnya hanyalah turunan dari

permasalahan kemiskinan. Selama persoalan kemiskinan belum teratasi jumlah

pengemis, dan gepeng tidak akan pernah berkurang malah jumlahnya akan

semakin bertambah.

2.4.2 Kriteria Pengemis

Berdasarkan Permensos No.08 Tahun 2012 tentang Pedoman Pendataan

dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan

Sumber Kesejahteraan Sosial, kriteria bahwa seseorang dikatakan sebagai

pengemis adalah sebagai berikut:

a. mata pencariannya bergantung pada belas kasihan orang lain

b. berpakaian kumuh dan compang - camping

c. berada di tempat-tempat ramai/strategis dan

d. memperalat sesama untuk merangsang belas kasihan orang lain.

2.5 Penyakit

Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang

menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang

Page 42: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

28

dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi

dengan seorang dokter (https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit, diakses pada hari

sabtu 04 Juli 2015 Pukul 11.36 WIB).

Berdasarkan KBBI :

a. Sesuatu yg menyebabkan terjadinya gangguan pada makhluk hidup

b. Gangguan kesehatan yg disebabkan oleh bakteri, virus, atau kelainan sistem

faal atau jaringan pada organ tubuh (pada makhluk hidup).

Klasifikasi penyakit ada 3 yaitu:

a. Penyakit menular (Penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menyerang

tubuh manusia. Kuman dapat berupa virus, bakteri, amuba, atau jamur)

b. Penyakit tidak menular (Penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi

disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan

tubuh manusia)

c. Penyakit kronis (Penyakit yang berlangsung sangat lama).

2.6 Penyakit Kusta

Penyakit kusta adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh kuman

mycobacterium leprae (M.leprae) yang pertama kali menyerang saraf tepi,

selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa (mulut) saluran pernapasan bagian

atas, sistem retikulo endotelial,mata, otot, tulang dan testis. Penyakit kusta ini

dapat menyerang semua orang. Laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan

dengan wanita, dengan perbandingan 2:1, walaupun ada beberapa daerah yang

menunjukan insidens ini hampir sama bahkan ada daerah yang menunjukan

penderita wanita lebih banyak. Penyakit ini dapat mengenai semua umur. Namun

demikian, jarang dijumpai pada umur yang sangat muda.

Page 43: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

29

Frekuensi terbanyak adalah pada umur 15-29 tahun, walaupun pernah

didapatkan dipulau Nauru, pada keadaan epidemi, penyebaran hampir sama pada

semua umur. Di Brasilia terdapat peninggian prevalensi pada usia muda,

sedangkan pada penduduk imigran prevalensi meningkat di usia lanjut. Beberapa

faktor lain yang dapat berperan dalam kejadian dan penyebaran kusta antara lain

adalah iklim (cuaca panas dan lembab), diet, status gizi, status sosial ekonomi dan

genetik ( Marwali, 2000:260-261).

2.6.1 Ciri-ciri Penyakit Kusta

1. Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama

mengenai kulit, saraf, dan membran mukosa. Pasien dengan penyakit

ini dapat dikelompokkan lagi menjadi 'kusta tuberkuloid (Inggris :

paucibacillary), kusta lepromatosa (penyakit Hansen multibasiler),

atau kusta multibasiler (borderline leprosy).

2. Kusta multibasiler, dengan tingkat keparahan yang sedang, adalah tipe

yang sering ditemukan. Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta

tuberkuloid namun jumlahnya lebih banyak dan tak beraturan, bagian

yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan gangguan saraf

tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak

stabil dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta

tuberkuloid.

3. Kusta tuberkuloid ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi

makula kulit dan bagian yang tidak berasa (anestetik).

4. Kusta lepormatosa dihubungkan dengan lesi, nodul, plak, kulit

simetris, dermis kulit yang menipis, dan perkembangan pada mukosa

Page 44: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

30

hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung (kongesti nasal) dan

epistaksis (hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan

saraf sering kali terlambat.

5. Tidak sejalan dengan mitos atau kepercayaan yang ada, penyakit ini

tidak menyebabkan pembusukan bagian tubuh. Menurut penelitian

yang lama oleh Paul Brand, disebutkan bahwa ketidakberdayaan

merasakan rangsang pada anggota gerak sering menyebabkan luka

atau lesi. Kini, kusta juga dapat menyebabkan masalah pada penderita

AIDS.

2.6.2 Faktor-faktor Penularan Penyakit Kusta

1. Faktor Kuman kusta

Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh (solid)

bentuknya, lebih besar kemungkinan menyebabkan penularan daripada

kuman yang tidak utuh lagi. Mycobacterium leprae bersifat tahan asam,

berbentuk batang dengan panjang 1-8 mikron dan lebar 0,2-0,5 mikron,

biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel

terutama jaringan yang bersuhu dingin. Kuman kusta dapat hidup di luar

tubuh manusia antara 1 sampai 9 hari tergantung suhu atau cuaca dan

diketahui hanya kuman kusta yang utuh (solid) saja dapat menimbulkan

penularan (Depkes RI, 2002).

2. Faktor Imunita

Sebagian manusia kebal terhadap penyakit kusta (95%). Dari hasil

penelitian menunjukan bahwa dari 100 orang yang terpapar, 95 orang yang

tidak menjadi sakit, 3 orang sembuh sendiri tanpa obat dan 2 orang menjadi

Page 45: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

31

sakit. Hal ini belum lagi mempertimbangkan pengaruh pengobatan (Depkes

RI, 2002).

3. Keadaan Lingkungan

Keadaan rumah yang berjejal yang biasanya berkaitan dengan kemiskinan,

merupakan faktor penyebab tingginya angka kusta. Sebaliknya dengan

meningkatnya taraf hidup dan perbaikan imunitas merupakan faktor utama

mencegah munculnya kusta.

4. Faktor Umur

Penyakit kusta jarang ditemukan pada bayi. Incidence Rate penyakit ini

meningkat sesuai umur dengan puncak pada umur 10 sampai 20 tahun dan

kemudian menurun. Prevalensinya juga meningkat sesuai dengan umur

dengan puncak umur 30 sampai 50 tahun dan kemudian secara perlahan-

lahan menurun.

5. Faktor Jenis Kelamin

Insiden maupun prevalensi pada laki-laki lebih banyak dari pada wanita,

kecuali di Afrika dimana wanita lebih banyak dari pada laki-laki. Faktor

fisiologis seperti pubertas, monopause, kehamilan, infeksi dan malnutrisi

akan mengakibatkan perubahan klinis penyakit kusta.

2.7 Kerangka Pemikiran

Kesejahteraaan sosial pengemis penyandang kusta dewasa ini sangat

memprihatinkan,tak jarang kondisi kelayakan hidup mereka tergantung terhadap

belas kasihan orang lain yang mana keberadaannya sering kita temui di

persimpangan jalan raya kota. Keberadaan mereka di anggap mengganggu

pengguna jalan dan mengurangi keindahan kota. Tindakan rehabilitasi medis yang

Page 46: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

32

memperbaiki fungsi tubuh dan mengurangi kecacatan penderita, tidak membuat

penderita mampu berpartisipasi dan berintegrasi sosial sehingga kualitas hidup

penderita disabilitas kusta belum meningkat.

Pemerintah telah membuat kebijakan dalam hal penanggulangan PMKS

penyandang kusta. Tetapi kesejahteraan sosial penyandang kusta masih belum

terjamin. Masalah kesejahteraan sosial pengemis penyandang kusta dalam

penelitian ini dapat di tinjau dari beberapa aspek yaitu kebutuhan material,

kebutuhan spiritual, dan sosial. Melalui beberapa hal tersebutlah yang akan

peneliti tinjau tentang pengemis penyandang kusta .

adapun kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut :

Bagan 1

Kerangka Pemikiran

Pengemis

Penyandang Kusta

Kebutuhan

Material

Kebutuhan

Spiritual

Sosial

Kebutuhan Jasmani

a. Makan

b. Minum

c. Pakaian

d. Rumah

e. Istirahat

f. Obat-obatan

Kebutuhan Rohani

a. Pendidikan

b. Beribadah

c. Siraman Rohani

d. Hiburan

Interaksi Sosial

a. Penyandang Kusta

Dengan Sesama

Penyandang Kusta

b. Penyandang Kusta

Dengan Kerabatnya

c. Kelompok

Penyandang Kusta

Dengan Kelompok

Masyarakat Sehat

Page 47: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

33

2.8 Defenisi Konsep dan Ruang Lingkup Penelitian

2.8.1 Defenisi Konsep

Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan

dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi dan hal lain yang sejenis.

Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa

yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep ditujukan untuk mencapai

keseragaman pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa obyek, peristiwa

maupun fenomena yang diteliti (Siagian, 2011:141). Konsep yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,

spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

2. Pengemis penyandang kusta adalah seseorang ataupun sekelompok orang

yang memiliki riwayat terkena penyakit kusta. Hidup dengan memanfaatkan

belas kasih dari orang-orang atau pengguna jalan atas ketidakberdayaannya

untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena muncul stigma dan

diskriminasi masyarakat lain yang disebabkan oleh penyakit kusta yang di

derita dan mereka sandang.

2.8.2 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

terpenuhinya kebutuhan :

1. Kebutuhan Material

Page 48: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

34

Kebutuhan material adalah kebutuhan berupa alat-alat yang dapat diraba,

dilihat, dan mempunyai bentuk. Kebutuhan material berwujud nyata dan

dapat dinikmati langsung.

a. Kebutuhan Jasmani

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani

atau fisik. Kebutuhan tersebut ditujukan agar badan tetap sehat dan

bugar. seperti makanan, minuman, pakaian,rumah, serta istirahat yang

teratur, dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan yang dihubungkan dengan benda-benda tak berwujud.

Kebutuhan ini tidak bisa diraba, dilihat, dan berbentuk tetapi bisa dirasakan

dalam hati, Yaitu :

a. Kebutuhan Rohani

Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan

jiwa. Seperti : siraman rohani, beribadah, menikmati hiburan, pendidikan,

dan lain-lain.

3. Sosial

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan saling berinteraksi antara manusia

yang satu dengan manusia lainnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Macam-macam interaksi sosial itu adalah:

a. Interaksi antara individu dengan individu

Interaksi antara penyandang kusta dengan penyandang kusta lainnya,

saling menegur, saling berbicara, dan lain sebagainya.

b. Interaksi antara individu dengan kelompok

Page 49: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

35

Interaksi antara penyandang kusta dengan keluarga yang tidak terkena

penyakit kusta.

c. Interaksi antara kelompok dengan Kelompok

Interaksi antara kelompok penyandang kusta dengan kelompok

masyarakat lain.

Page 50: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan

dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang

diteliti. Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel

penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang

berlangsung. Pada umumnya penelitian deskriptif sudah dilandasi oleh konsep dan

teori yang memadai, hanya saja penelitian bertujuan sebatas menggambarkan

fenomena yang ada dalam setiap unsur, tetapi tidak sampai pada analisis statistik

inferensial (Siagian, 2011:52).

Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan suatu hal

berupa gambar atau foto yang didapat dari data lapangan dan kemudian

menjelaskannya dengan kata-kata. Pendekatan penelitian ini adalah berupa

pendekatan kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari

data, menelaah, menyusun dalam suatu satuan. Penelitian ini adalah penelitian

deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesejahteraan sosial

pengemis penyandang kusta yang ada di Kota Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di persimpangan ataupun traffic lightjalan Gagak

Hitam Ring Road Kecamatan Medan Sunggal. Alasan peneliti melakukan

penelitian dilokasi ini karena di persimpangan Jalan Gagak Hitam Ring Road

Page 51: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

37

Kecamatan Medan Sunggal ini terdapat pengemis penyandang kusta yang

beroperasi meminta-minta dan memohon belas kasih pengguna jalan.

3.3 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang bermanfaat untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Ia mempunyai banyak pengalaman

tentang latar penelitian. Informan berkewajiban secara sukarela menjadi anggota

tim penelitian walaupun hanya bersifat informal. Informan dengan kebaikannya

dan kesukarelaannya dapat memberikan pendangannya dari segi orang dalam

nilai-nilai, sikap dan suatu proses yang menjadi latar belakang penelitian tersebut.

Penelitian kualitatif tidak mewajibkan untuk membuat generalisasi dari

penelitiannya oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak terdapat adanya

populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus

penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informasi

yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses

penelitian (Suyanto, 2005:171-172). Informan penelitian ini meliputi dua macam

informan yaitu :

1. Informan Utama

Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam penelitian ini.

Yaitu para pengemis penyandang kusta.

2. Informan Tambahan

Yaitu mereka yang dapat menguatkan informasi walaupun tidak langsung

terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan dalam

penelitian ini adalah masyarakat atau tetangga di sekitar tempat tinggal

pengemis penyandang kusta.

Page 52: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

38

Penelitian kualitatif pemilihan subjek secara acak (random) akan

dihindari. Mereka yang terpilih merupakan informan utama yang terlibat langsung

dalam penelitian yaitu pengemis penyandang kusta dan informan tambahan Yaitu

mereka yang dapat menguatkan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam

interaksi sosial yang diteliti. Berdasarkan teori-teori diatas maka peneliti

memutuskan untuk mengambil 2 (dua) informan utama yaitu pengemis

penyandang kusta dan 2 (dua) informan tambahan yaitu tetanggaditempat tinggal

pengemis penyandang kusta.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara atau prosese sistematis

dalam pengumpulan data, pencatatan, dan penyajian fakta untuk keperluan

penelitian (Sumarsono, 2004:134). Pengumpulan data informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer, Yaitu pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan

dengan menggunakan instrumen sebagai berikut :

a. Pengamatan atau observasi partisipan yaitu teknik pengumpulan data

dengan mengamati secara langsung objek peneliti dengan mencatat gejala-

gejala yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang

diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

b. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada pihak-

pihak yang terkait dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang

Page 53: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

39

dibutuhkan. Metode wawancara ini ditujukan untuk informan penelitian

yang telah ditetapkan oleh sih peneliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis data

deskriptif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data,

menelaah, menyusun dalam suatu satuan, yang kemudian dikategorikan pada

tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikannya

dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat

kesimpulan penelitian (Moelong, 2007:54).

Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara

kualitatif, artinya untuk analisis data tidak diperlukan model uji statistik dengan

memakai rumus-rumus tertentu, melainkan lebih ditujukan sebagai tipe penelitian

deskriptif. Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan

ditampilkan untuk mendukung analisis yang disampaikan, sehingga pada akhirnya

dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian.

3.6 Penyajian Data

Prinsip dasar penyajian data adalah membagi pemahaman kita tentang

sesuatu hal pada orang lain. Oleh karena ada data yang diperoleh dalam penelitian

kualitatif berupa kata-kata dan tidak dalam bentuk angka, penyajian biasanya

berbentuk uraian kata-kata dan tidak berupa tabel-tabel dangan ukuran-ukuran

statistik. Sering kali data disajikan dalam bentuk kutipan-kutipan langsung dari

kata-kata wawancara sendiri. Selain itu hasil penelitian kualitatif juga dapat

disajikan dalam bentuk life story, yaitu deskripsi tentang peristiwa dan

Page 54: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

40

pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan

seseorang dengan kata-katanya sendiri (Suyanto, 2005).

Page 55: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

41

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kota Medan

4.1.1 Sejarah Singkat Kota Medan

Indonesia memiliki beberapa kota besar, yaitu salah satunya adalah Kota

Medan. Kota ini juga merupakan kota terbesar yang berada di Pulau Sumatera.

Tepatnya adalah merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Utara. Kota Medan

juga pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan pintu gerbang wisatawan

menuju objek wisata Danau Toba, Penangkaran Orang Hutan di Bukit Lawang,

Penangkaran Gajah di Tangkahan, serta objek wisata Brastagi di tanah Karo.

Zaman dahulu kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan

keadaan tanahnya berawa-rawa. Terdapat beberapa sungai-sungai yang melintasi

kota Medan yang bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei

Babura, Sei Sekambing, Sei Putih, Sei Belawan, Sei Deli, dan Sei Sulang saling.

Guru Patimpus mendirikan Kota Medan pada tahun 1590. Tahun 1833 orang

Eropa yang pertama sekali mengunjungi Deli adalah John Anderson dan

menemukan kampung yang bernama Medan. Saat itu kampung ini berpenduduk

200 orang yang dipimpin oleh seseorang yaitu bernama Tuanku Pulau Berayan

yang bermukim disana untuk mengutip pajak dari sampan-sampan yang

membawa lada yang menuruni sungai. Kemudian pada tahun 1886 Medan secara

resmi mendapatkan status sebagai kota, dan pada tahun berikutnya residen pesisir

timur serta Sultan Deli berpindah ke Medan. Medan berubah menjadi kota penting

diluar Pulau Jawa pada tahun 1909, terutama setelah pemerintah kolonial belanda

Page 56: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

42

membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Saat itu Dewan Kota

yang pertama terdiri dari dua belas anggota orang Eropa, dua orang bumi putra,

dan seorang Tionghoa.

Usaha perkebunan berkaitan erat dengan pembukaan lahan bagi

perkebunan tembakau yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys dan berpusat

dipertemuan dua alur sungai (Sungai Babura dan Sungai Deli) yaitu suatu wilayah

yang disebut dengan Medan Putri. Tujuan kedatangan Neinhuys ke Deli adalah

sebagai suatu rangkaian perjalanan mencari lahan untuk perkebunan tembakau

sebagai tugas dari perusahaan dagang. Pada perkembangan lanjutan, cikal-bakal

Kota Medan ditentukan oleh pemberian konsensi tanah oleh Sultan Mahmud

kepada Neinhuys yang turut menyeret pengakuan atas hak tanah-tanah rakyat

yang termasuk dalam konsesi tersebut (Said, 1977 : 36-37). Konsensi tanah

tersebut yang meliputi kampung Baru dan Deli menjadi lahan bagi tanaman

tembakau dan pala pada masa itu. Pada tahun 1870 kegiatan perkebunan atas

konsensi tanah tersebut atau disebut juga Perkebunan Deli Mij telah menjadi luas.

Akhir abad ke-19 dan awal abad 20 terdapat dua gelombang migrasi besar

ke Medan. Pada gelombang pertama kedatangan orang Tionghoa dan jawa sebagai

kuli kontrak perkebunan. Tapi setelah tahun1880 perusahaan perkebunan berhenti

mendatangkan orang Tionghoa, sebab sebagian besar dari meraka lari

meninggalkan perkebunan dan sering membuat kerusuhan. Perusahaan kemudian

sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang Tionghoa

bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor

perdagangan. Lalu pada gelombang kedua ialah ke datangan orang Minangkabau,

Page 57: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

43

mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai

buruh perkebunan, melainkan untuk berdagang, menjadi guru dan ulama.

4.1.2 Kota Medan Secara Geografis

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari

keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan

jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°

30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi

kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5

meter di atas permukaan laut. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas

wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan.

Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal

29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha,

meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan

dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor

66/III/PSU tanggal 21 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali

lipat. Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973

kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang

terdiri dari 11 kecamatan dengan 116 kelurahan. Berdasarkan luas administrasi

yang sama maka melalui Surat Pesetujuan Dalam Menteri Dalam Negeri Nomor

140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran

kelurahan menjadi 144 kelurahan.

Perkembangan terkhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH

Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996

Page 58: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

44

tentang pendefitipan 7 kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan

berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 35 Tahun 1992 tentang

Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan,

dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan

perkembangan administratif ini Kota Medan kemudian tumbuh secara

geografis,demografis dan sosial ekonomis.

Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipersentasekan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Luas Lahan Peruntukan di Kota Medan

No Jenis Lahan Persentase

1 Permukiman 36,3 %

2 Perkebunan 3,1 %

3 Lahan Jasa 1,9 %

4 Sawah 6,1 %

5 Perusahaan 4,2 %

6 Kebun Campuran 45,4 %

7 Industri 1,5 %

8 Hutan Rawa 1,8 %

Wilayah Kota Medan hampir seluruhnya berbatasan langsung dengan

Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah barat, timur dan selatan. Sepanjang

wilayah utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui sebagai

salah satu jalur lalu lintas terpadat didunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan

salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya

dibidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis Kota Medan

didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alamnyaseperti Deli

Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,

Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan

secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerja sama dan kemitraan

Page 59: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

45

sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dangan daerah-daerah

sekitarnya (http://pemkomedan.go.id/new/hal-selayang-pandang.html diakses

pada tanggal 19 Agustus 2015 pukul 21.29)

4.1.3 Kota Medan Secara Demografis

Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur

agama,suku etnis, budaya dan keragaman (plural) adat istiadat. Hal ini

memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan terbuka. Secara

Demografis, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa transisi

demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan

dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat

kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi

proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fakir masyarakat dan

perubahan social ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan

yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian. Dalam kependudukan

dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran

dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi ke keadaan

dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran

ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain perubahan pola berpikir masyarakat

akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada

aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat kematian disebabkan oleh membaiknya

gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini

pertumbuhan penduduk mulai menurun.

Akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah

tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung untuk

Page 60: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

46

tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi.

Komponen kependudukan lainnya umumnya menggambarkan berbagai berbagai

dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural.

Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas),

meningkatnya arus perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi,

termasuk arus ulang alik (commuters), mempengaruhi kebijakan kependudukan

yang diterapkan.

Pembangunan kependudukan dilaksanakan dengan mengindahkan

kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup sehingga mobilitas dan

persebaran penduduk tercapai optimal. Mobilitas dan persebaran pen duduk yang

optimal, berdasarkan pada adanya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan

daya dukung dan daya tampung lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak

didukung oleh lingkungan dan pembangunan akan menimbulkan masalah sosial

yang kompleks, dimana penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun

sebaliknya. Pada tahun 2013, penduduk Kota Medan mencapai 2.135.516 jiwa.

Dibanding hasil Proyeksi Penduduk 2013, terjadi pertambahan penduduk sebesar

12.712 jiwa (0,6%). Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan

penduduk mencapai 8.055 jiwa/km².

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Usia dan Jenis Kelamin

Sumber : Medan dalam Angka 2014

No. Rentang Usia

(Umur)

Tahun 2012 Tahun 2013

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

1 0-14 289.723 274.499 289.923 277.083

2 15-54 662.805 967.605 664.678 694.214

3 55+ 56.504 107.324 98.792 111.546

Jumlah 1. 047 .875 1 .074 .929 1.053 .393 1. 082. 123

Page 61: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

47

Tahun 2013 jumlah penduduk perempuan usia sekolah pada golongan

umur 19-25 mencapai 172.422 jiwa atau 32,28% namun pada laki-laki hanya

mecapai 162.800 jiwa atau 30,48%. Golongan umur 16-18 tahun perempuan

mencapai 64.942 jiwa atau 12,16%, sedangkan laki-laki 61.999 atau 11,61%.

Golongan umur 13-15 tahun perempuan 56,035 jiwa, atau 10,49% sedangkan

laki-laki 56.598 jiwa atau 10,59%. Untuk lebih jelasnya dapat melihat tabel

berikut :

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin

Golongan

Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

Jiwa Persentasi Jiwa Persentasi

0-5 122.140 22,87 117.241 21,95 239.381

6-12 130.624 24,45 123.491 23,12 254.115

13-15 56.598 10,59 56,035 10,49 112.633

16-18 61.999 11,61 64.942 12,16 126.941

19 – 25 162.800 30,48 172.422 32,28 335.222

Sumber : Medan dalam Angka 2014

4.1.4 Kota Medan Secara Sosial

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan,

keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya, merupakan faktor penunjang dan

penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Keberadaan sarana

pendidikan kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya, merupakan sarana vital bagi

masyarakat untuk mendapat pelayanan hak dasarnya yaitu hak memperoleh

pelayanan pendidikan dan kesehatan serta pelayanan sosial lainnya .

Infrastruktur dalam hal ini meliputi prasarana fisik yang meliputi rumah

ibadah, sekolah, sarana kesehatan. Jumlah rumah ibadah di Kota Medan dalam

tiga tahun terakhir (2011-2013) . Pemerintah memberikan kebebasan pada setiap

Page 62: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

48

masyarakat dalam menjalankan ibadah atas keyakinannya. Berikut adalah

informasi atas jumlah tempat ibadah yang berada di Kota Medan :

Tabel 4.4

Jumlah Tempat Ibadah Kota Medan

No. Tempat Ibadah Tahun

2011 2012 2013

1. Mesjid 1.041 976 1.047

2. Musholla 699 535 669

3. Gereja 751 526 637

4. Kuil 34 141 26

5. Wihara 22 133 26

6. Klenteng 23 34 6

Sumber: Medan Dalam Angka 2014

Jumlah sekolah Negeri dan Swasta yang terdapat di Kota Medan memiliki

2035 sekolah, Terdiri dari sekolah tingkat Taman kanak-kanak (TK) sampai

dengan Tingkat SMA atau Sederajat. Seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.5

Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Kota Medan

No. Sekolah Tahun

2012 2013

1. TK - 321

2. SD 819 824

3. SMP 399 355

4. SMA 202 211

5. SMK 160 150

6. Madrasah Ibtidaiyah (MI) - 72

7. Madrasah Tsanawiyah (MTs) - 74

8. Madrasah Aliyah - 28

Sumber : Medan Dalam Angka 2014

Jumlah sarana kesehatan yang tedapat di Kota Medan pada tahun 2012

terdiri daari 77 rumah sakit, 128 rumah bersalin, dan 39 puskesmas. Sedangkan

pada tahun 2013 terdiri dari 78 rumah sakit, 117 rumah bersalin dan 39

puskesmas, untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini :

Page 63: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

49

Tabel 4.6

Jumlah Sarana Kesehatan Negeri dan Swasta Kota Medan

No. Jenis Sarana Kesehatan Tahun

2012 2013

1. Rumah Sakit 77 78

2. Rumah Bersalin 128 117

3. Puskesmas 39 39

Sumber : Medan dalam Angka 2014

Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama pengembangan kota

yang sifatnya kompleks dan multi dimensional yang penomenanya di pengaruhi

oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain : tingkat pendapatan,

kesehatan, pendidikan, lokasi, gender dan kondisi lingkungan. Kemiskinan bukan

lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan

memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau

sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Data

SUSENAS tahun 2004, memperkirakan penduduk miskin di kota medan tahun

2004 berjumlah 7,13% atau 32.804 rumah tangga atau 143.037 jiwa. Dilihat dari

persebarannya, Medan bagian Utara (Medan Deli, Medan Labuhan, Medan

Marelan dan Medan Belawan) merupakan kantong kemiskinan terbesar (37,19%)

dari keseluruhan penduduk miskin (http://pemkomedan.go.id/new/hal-selayang-

pandang.html diakses pada tanggal 19 Agustus 2015 pukul 21.28).

4.1.5 Kota Medan Secara Kultural

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal

Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya,

budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya

nilai – nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak

satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan (modernisasi), dan

Page 64: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

50

sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang

heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman

suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan

sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan

industri pariwisata di Kota Medan (http://pemkomedan.go.id/new/hal-selayang-

pandang.html diakses pada tanggal 19 Agustus 2015 pukul 21.30).

4.1.6 Keadaan Perekonomian

Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatera Utara dan Selat Malaka,

penduduk Medan banyak yang berprofesi dibidang perdagangan. Biasanya

pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah

kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etni Tionghoa

dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik dikuasai olehh orang-orang

mandailing, sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi,

seperti pengacara, dokter, notaris dan wartawan mayoritas digeluti oleh orang

minangkabau.Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman

kelompok-kelompok etnis. Etnis melayu yang merupakan penduduk asli kota,

banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis tionghoa dan minangkabau yang

sebagian besar hidup dibidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar

pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman tionghoa dan tionghoa sejalan dengan arah

pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang mandailing juga

memilih tinggal dipinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat

kecenderungan dikalangan masyarakat mandailing untuk menjual rumah dan

tanah mereka di tengah kota, seperti dikampung Mesjid, Kota Maksum, dan

Sungai Mati.

Page 65: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

51

A. Pusat Perbelanjaan

1. Plaza dan Mall

a. Grand Palladium yang terletak di Medan Petisah

b. Medan Mall terletak di pusat pasar

c. Millenium Plaza, merupakan pusat penjualan telepon genggam

d. Sun Plaza, yang terletak tidak jauh dari Cambridge City Square

e. Cambridge City Square diatasnya terdapat 4 bangunan yang berupa

appartemen

f. Thamrin Plaza, satu diantara plaza tertua di Medan, bersebelahan dengan

Medan Mall, namun kini sudah tidak beroperasi sebagai tempat grosir

pakaian, sepatu dan barang kebutuhan lain.

2. Pasar

a. Pusat Pasar, salah satu pasar tradisional tua di Medan yang sudah ada

sejak zaman kolonial. Menyediakan beragam kebutuhan pokok dan sayur-

mayur.

b. Pasar Petisah, pemerintah kota menggabungkan pasar tradisional dan pasar

modern. tak heran jika sekarang tampilannya tidak kumuh dan becek

seperti pasar tradisional pada umumnya.

c. Pasar Beruang, terletak dijalan beruang

d. Pasar Simpang Limun, salah satu pasar tradisional yang cukup tua dan

menjadi merek dagang kota Medan. terletak dipersimpangan jalan

Sisingamangaraja dan jalan Sakti Lubis. Saat ini sedang dalam tahap

penataan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang di akibatkan

aktivitas pasar.

Page 66: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

52

e. Pasar Sukaramai, pasar ini terletak di persimpangan jalan Aksara dan Jalan

Thamrin yang bersebelahan dengan Thamrin Plaza

f. Pasar Simpang Melati, dikenal dengan pasar yang menjual berbagai

macam pakaian bekas dan menjadi lokasi favorit baru para pemburu

pakaian bekas setelah pasar Simalingkar dan Jalan Pancing.

g. Pasar Ikan Lama, pasar ini tidak menjual ikan, pasar ini memasarkan

tekstil yang cukup terkenal, bahkan tak jarang dijadikan objek kunjungan

wisata bagi para turis asing.

4.1.7 Pariwisata

Ada banyak bangunan-bangunan tua di Medan yang masih menyisahkan

arsitektur khas Belanda. Seperti Gedung Balai Kota lama., Kantor Pos Medan,

Menara Air, Titi Gantung, dan juga Gedung London Sumater. Selain itu masih

ada beberapa bangunan bersejarah antara lain Istana Maimun, Mesjid Raya

Medan, dan juga Rumah Tjong A Fie dikawasan Jl. Jendral Ahmad Yani. Daerah

kesawan juga masih menyisakan bangunan-bangunan tua, seperti bangunan PT.

London Sumatera , dan ruko-ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang.

Malaysia dan Singapura. Ruko-ruko ini kini telah disulap menjadi sebuah pusat

jajanan makan yang ramai pada malam harinya. Saat ini Pemerintah Kota Medan

merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan makanan dengan

harapan dengan adanya program ini menambah arus kunjungan dan lama tinggal

wisatawan ke kota ini.

B. Bangunan Tua

a. Kantor Balai Kota

a. Kantor Pos Pusat

Page 67: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

53

b. Stasiun Kereta Api Lama

c. Menara Bakaran Batu

d. Istana Maimun

e. Menara Air Tirtanadi

f. PT. PP London Sumatera

C. Hotel

1. Grand Angkasa International Hotel

2. Danau Toba International Hotel

3. JW Marriott

4. Grand Aston City Hall

5. Grand Swissbell Hotel

6. The Aryaduta Hotel

7. Hotel City International

D. Tempat Ibadah

1. Mesjid Raya Al-Mashun

2. Graha Bunda Maria Annai Velangkani

3. Katedral Roma Katolik

4. Kuil Shri Mariamman

5. Maha Vihara Maitreya

6. Kelenteng Gunung Timur

4.1.8 Transportasi Kota Medan

1. Angkutan Darat

Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di darat.

Lancarnya arus lalu lintas akan sangat menunjang perkembangan ekonomi suatu

Page 68: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

54

daerah. Guna menunjang kelancaran perhubungan darat di Kota Medan sampai

dengan keadaan akhir tahun 2013 tercatat panjang jalan yang ada 3.711,74 km.

Sarana jalan yang ada pada tahun 2013 tercatat 3.162,61 km dalam kondisi baik,

177,49 km sedang dan 113,80 km rusak, sedangkan yang dalam kondisi rusak

berat 38,69 km, dan yang tidak terperinci 219,15 km. Kota Medan memiliki

sarana dan prasarana yang lengkap, berikut ini adalah Terminal dan Stasiun yang

melayani transportasi darat :

a. Terminal Bus

1. Terminal Sambu

2. Terminal Amplas

3. Terminal Pinang Baris

b. Stasiun Kereta Api

Angkutan kereta api merupakan sarana angkutan yang sangat penting di

Provinsi Sumatera Utara dimana Medan sebagai pusat perdagangan dan industri

dari 33 Kabupaten/Kota di Prop Sumut. Ini dapat kita lihat dari jumlah kiriman

barang-barang yang diangkut kereta api tahun 2013 melalui stasiun Medan

menurut jenisnya berjumlah total 666.172 ton dengan rincian, minyak sawit

389.232 ton, karet 6.557 ton, BBM 231.536 ton, BHP 11.931 ton dan sisa nya

selain kategori diatas sebanyak 27.345 ton. Jumlah penumpang yang diangkut

kereta api melalui stasiun Medan tahun 2013 sebanyak 2.054.879 jiwa. Kereta api

menghubungkan Medan dengan Kota Binjai, Tebing Tinggi,Kisaran, Tanjung

Balai, dan Rantau Perapat.

Page 69: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

55

2. Angkutan Udara

Laporan Bandara Polonia menunjukkan bahwa pada tahun terakhir ini

2013, frekuensi penerbangan yaitu jumlah pesawat udara dan penumpang yang

datang/berangkat telah mengalami perkembangan yang bervariasi, pada jumlah

pesawat yang datang dan berangkat terjadi peningkatan, demikian halnya pada

penumpang baik berangkat, datang dan transit mengalami kenaikan. Untuk bagasi,

barang dan pos paket pada keadaan bongkar dan muat mengalami peningkatan.

Bandar Udara Kuala Namu International Airport yang terletak di wilayah

Kabupaten Deli Serdang menghubungkan Medan dengan kota-kota besar lain di

Indonesia dan juga Negara-negara lain, yang sebelumnya penerbangan ini hanya

di Bandara Polonia Medan.

3. Angkutan Air

Pelabuhan Belawan berada dibagian utara kota. Pelabuhan ini merupakan

pelabuhan Indonesia tersibuk di luar pulau Jawa. Layanan kapal feri

menghubungkan Belawan dengan Penang, Malaysia.

4.1.9 Lokasi Penyandang Kusta Melakukan Kegiatan Mengemis

Jalan Gagak Hitam Medan berada di Wilayah Kecamatan Medan Sunggal.

Jalan ini merupakan jalan lintas antar provinsisehingga banyak pengguna jalan

dari berbagai daerah melalui jalan ini untuk menuju ke Kota Medan atau menuju

kota lain seperti Kota Binjai, Kabupaten Langkat yang berada disebelah barat,

atau sebaliknya dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi yang berada di

sebelah tenggara Kota Medan. Kawasan inimulai banyak didirikan bangunan-

bangunan sebagai tempat kuliner, tempat hiburan, tempat jual- beli kendaraan,

penginapan atau hotel. Setiap malamnya kawasan ini ramai dikunjungi

Page 70: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

56

masyarakat karena kawasan ini menjadi salah satu tempat favorit bagi sebagian

masyarakat Kota Medan sekitarnya untuk menikmati berbagai kuliner sekaligus

menjadi tempat santai bagi masyarakat setelah di sibukkan dengan berbagai

aktivitas pada siang hari.

Pengemis penyandang kusta tidak hanya berkegiatan di jalan Gagak Hitam

saja, menurut pengamatan yang peneliti lakukan selama ini, pengemis

penyandang kusta juga tampak berkegiatan diberbagai titik lokasi, seperti di

persimpangan Jalan Putri Hijau–Jalan Yos Sudarso, Persimpangan Jalan Ir. H.

Juanda–Brigjen Katamso, Persimpangan Jalan Sisingamangaraja - Jalan Halat,

Persimpangan Jalan Asrama- Jalan Gatot Subroto, dan persimpangan Jalan

Gagak Hitam – Jalan Sunggal. Setiap persimpangan diberi tiang-tiang lampu yang

disertai beberapa warna lampu dengan tujuan untuk mengatur lalu lintas seperti

pertanda harus berhenti ataupun pertanda harus berjalan. Rambu-rambu yang

difungsikan sebagai pengatur lalu lintas dimanfaatkan oleh para pengemis

penyandang kusta sebagai tempat untuk meminta-minta kepada pengguna jalan

disaat kendaraan harus berhenti. Trotoar yang terdapat ditengah-tengah jalan

berfungsi sebagai pembatas bagi pengguna jalan yang datang dari arah

berlawanan, namun bagi pengemis penyandang kusta dimanfaatkan menjadi

tempat beristirahat atau sebagai tempat berteduhnya, karena ditrotoar tersebut

memang sengaja ditanami pohon-pohon untuk memperindah jalan kota.

Page 71: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

57

BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dibahas mengenai data – data yang diperoleh dari

penelitian yang dilakukan di lapangan melalui observasi dan wawancara dengan

Informan. Peneliti mengumpulkan data dari dua orang informan utama dan dua

orang informan tambahan. Data yang diperoleh langsung dari pengemis

penyandang kusta yang beraktivitas di satu lokasi yang telah ditentukan dalam

penelitian yaitu di Jalan Gagak Hitam Ring Road Medan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di lapangan, maka diperoleh

berbagai data – data serta informasi melalui observasi dan wawancara mendalam

dengan para informan. Gambaran yang lebih jelas dan rinci mengenai data - data

yang telah didapat dari hasil penelitian dilapangan tersebut, maka penulis

mencoba menguraikan data - data yang telah didapatkan dari wawancara dengan

informan dengan narasi penulis tentang data – data tersebut.

5. 1 Informan Utama

5.1.1 Informan Utama I

Nama : Ajo

Usia : 60 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku : Jawa

Informan utama yang peneliti wawancarai adalah Bapak Ajo berusia 60

Tahun. Beliau adalah seorang mantan ataupun seseorang yang telah sembuh dari

Page 72: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

58

penyakit kusta yang pernah dideritanya. Bapak ini lahir di Jawa namun dibesarkan

di Sumatera Utara, dengan kata lain merupakan transmigrasi atau tepatnya buruh

kontrak sesuai dengan sistem pada zaman dulu. Awalnya ia beserta keluarga dan

kerabatnya tinggal di Desa Hessa Air Genting Kabupaten Asahan. Saat

dikampung ia dan orang tuanya merupakan seorang petani, mengurus dan

memanen hasil kebunnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berikut adalah

hasil wawancara saya mengenai latar belakang informan utama :

“Bapak lahir di Jawa tapi besar di Sumatera dek, cemanalah dulu kan ada sistem

transmigrasi kerja kontrak dari Jawa kemari. dulu orang tua bekerja sebagai

petani makanya bapak menurun jadi petani juga ngurus ladang sama sawah juga

untuk dijual sama untuk makan sendiri, kalo dijual ya lumayan lah hasilnya

cukup untuk makan”.

Mengenai sejak kapan ia mulai menderita kusta dia mengatakan, ia tidak

mengetahui apa sebabnya dan kapan tepatnya dia menderita penyakit itu,

menurutnya kedua orang tuanya tidak menderita penyakit kusta. Awalnya ia

hanya merasakan demam dan menyangka itu hanya demam biasa, hal itu

dikarenakan minimnya pengetahuan serta tenaga medis yang berada di kampung.

Memasuki usia yang ke 28 tahun atau pada tahun 1988 beliau di vonis menderita

penyakit kusta oleh seseorang yang pada waktu itu disebut mantri, mantri yang

memeriksa pak Ajo menyuruhnya untuk segera berobat ke Rumah Sakit Kusta

Pulau Sicanang Belawan. Tahun 1990 barulah ia mulai melakukan perawatan

secara intensif di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan setelah mendapat

surat rujukan dari Puskesmas yang ada di Desa Hessa Air Genting Kabupaten

Asahan, berangkatlah ia dari kampung dengan bus turun di Simpang Limun dan

Page 73: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

59

melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum menuju Belawan. Perjalanan

menuju ke Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan yang berjarak kurang

lebih 5 Km dari jalan besar Medan-Belawan, kemudian melanjutkan perjalanan

dengan angkutan yang berupa sepeda motor yang pada saat ini lebih dikenal

dengan sebutan ojek. Berikut hasil wawancaranya :

“ Dulu bapak juga gak tau dek kapan bapak sakit ini, dulu memang reaksinya ya

demam tapi bapak kira demam biasa aja, setahu bapak orang tua dulu gak ada

yang sakit kayak gini. Jaman dulu masih susah cari dokter ya berobatnya sama

mantri aja, kira-kira tahun 1988 baru ketahuan kalo bapak sakit kusta terus

disuruhnya bapak ke Rumah Sakit Kusta di Belawan, udah tahun 1990 barulah

bapak berobat kesana lewat surat rujukan Puskesmas di Hessa Air Genting

dirujuk ke rumah sakit, dari Kisaran naik bus turun di simpang limun terus lanjut

naik angkot arah ke Belawan, sempat nyasar dan kelewatan sampe ke daerah

pelabuhan sana dek, tapi terus nyetop angkot lagi minta diturunkan di rumah

sakit kusta, tapikan dulu belum ada angkot yang masuk , naik ojek-ojek yang

disimpang itu lh dek jadinya.”

Pak Ajo dirawat dengan telah mendapatkan bermacam tahap pengobatan

medis dan obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit kustanya selama dirawat

dirumah sakit. Tahun 1993 pihak rumah sakit menyatakan bahwa Pak Ajo tidak

lagi memerlukan perawatan intensif. Beberapa waktu kemudian, di tahun 1993 ia

menikah dengan istrinya yang merupakan mantan pasien rumah sakit kusta.

Istrinya berasal dari Tapanuli Selatan, mulai dirawat di rumah sakit kusta hampir

bersamaan dengan Pak Ajo, laluia juga memperjelas istrinya lah yang terlebih

dahulu dirawat. Saat itu ia dan istrinya masih perlu menjalani berobat jalan dan

Page 74: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

60

pemeriksaan rutin setiap harinya, dan itu hanya berlangsung sampai tahun 2013

atau sampai berhenti beroperasinya rumah sakit. Tahun 2012 lalu istrinya

meninggal dunia karena sakit yang juga tidak diketahui apa penyakitnya.

Pernikahannya itu di karuniai seorang anak perempuan yang sehat tidak terkena

penyakit kusta, saat ini anaknya telah berusia 18 tahun dan baru saja

menyelesaikan sekolahnya di tingkat SMA belum memiliki pekerjaan . Tingkat

pendidikan sekolah dasar anaknya bersekolah di SD Negeri yang tidak terlalu jauh

dari rumah sakit, kemudian melanjutkan sekolah SMP di Al-Washliyah yang

berada di Belawan, dan terakhir melanjutkan sekolah SMA disebuah panti, nama

panti tempat anaknya sekolah ia tidak ingat, selama SMA di panti itu segala biaya

dan keperluan sekolah anaknya ditanggung pihak panti, sehingga ia tidak pernah

mengeluarkan biaya untuk perlengkapan sekolah anaknya saat SMA. Ia sendiri

tidak khawatir jika anaknya akan terkena kusta, ia mengatakan dahulu setiap

sebulan sekali terus dilakukan pemeriksaan darah rutin oleh dokter ataupun tenaga

medis dirumah sakit kusta itu. Perobatan dan pemeriksaan rutin itu hanya

berlangsung saat rumah sakit masih ditangani oleh Dinas Kesehatan, ketika

pelayanan dialihkan ke Dinas Sosial ia tidak pernah lagi melakukan perobatan

rutin seperti sebelumnya. Berikut hasil wawancaranya :

“ mulai tahun 1990 sampe 1993 macem-macem obatlah yang dikasih di rumah

sakit, tahun 93 itu Dinas Kesehatan itu ngasih bapak rumah pondok untuk tempat

tinggal sama istri, dulunya istri bapak juga sama-sama mantan pasien juga, trus

nikahlah kami tahun 1993 itu, istri bapak dari tapanuli selatan sana, dia duluan

yang dirawat baru gak lama bapak masuk dirawat, gak beda jauhlah jarak

waktunya. tahun 2012 semalem istri bapak meninggal gak tau karna sakit apa.

Page 75: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

61

kalo dulu kami dirumah itu masih berobat jalan tiap harinya, semenjak diurus

sama Dinsos ini barulah kami gapernah lagi kami berobat rutin kayak dulu. kami

nikah punya satu orang anak perempuan sekarang udah berumur 18 tahun, dia

sehat gak ada kena penyakit kusta, baru aja kemarin tamat SMA di panti, SD dia

dekat rumah sakit sana, SMP di Belawan Al-Washliyah kalo gak salah, SMA dia

di panti memang, tapi bapak lupa pula nama pantinya itu, yang jelas selama SMA

gapernah keluar untuk biaya sama keperluan sekolah karna kan ditanggung panti

semua. kami gak takut dia kena kusta juga karena kan dulu setiap bulannya anak

kami itu diperiksa darahnya sama rumah sakit. Sekarang aja semenjak sama

Dinsos ini bapak sama anak gak pernah lagi periksa lagi.

Selama proses berobat jalan berlangsung pak Ajo beserta istri dan anaknya

menempati rumah pondok yang berbentuk petak berukuran kurang lebih 6 x 3

Meter dengan dinding permanen dengan ketinggian sepinggang orang dewasa dan

selebihnya papan. Bagian depan rumah langsung menghadap gedung rumah sakit,

sedangkan bagian belakang adalah rumah-rumah penduduk biasa dan bukan

mantan pasien rumah sakit kusta, samping kanan-kirinya berdempetan dengan

rumah mantan pasien lainnya, setiap deretannya terdapat lima rumah yang dihuni

oleh lima keluarga. Rumah itu diberikan oleh Dinas Kesehatan Pemerintah

Sumatera Utara yang pada waktu itu bertanggung jawab menangani para pasien

Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan. Rumah itu juga dilengkapi kamar

mandi yang tidak tertutup sepenuhnya dan terdapat air bersih yang berasal dari

sumur bor disalurkan melalui pipa-pipa kerumah-rumah pondok mantan pasien

rumah sakit. Selain air, rumah juga disalurkan listrik yang bersumber dari gardu

listrik PLN.

Page 76: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

62

Pak Ajo mengatakan dahulu Dinas Kesehatan disetiap akhir tahun

memberikan bantuan piring, sendok, selimut, sarung bantal serta dua buah baju

untuk orang dewasa dan satu buah untuk anaknya. Bahan makanan sehari-hari

seperti sayur-sayuran didistribusikan Dinas Kesehatan sebanyak tiga kali dalam

seminggu, sedangkan beras untuk orang dewasa mendapat 15 kg/orang dan anak

sebanyak 7,5 kg per anak dan itu dibagikan setiap sebulan sekali. Bahan makanan

pokok memang terus dipenuhi oleh Dinas Kesehatan tetapi tidak dengan peralatan

rumah tangga, seperti kompor, kuali dan peralatan lain yang diperlukan untuk

mengolah bahan makanan itu, untuk dapat mengolah bahan makanan itu maka ia

berusaha mencari uang sendiri dengan cara meminta-minta di jalan ataupun

menjual sebagian barang-barang yang pernah diberi Dinas Kesehatan yang

kemudian hasilnya ia gunakan untuk membeli peralatan dapur yang dibutuhkan

atau juga untuk keperluan lain. Jika dibandingkan dengan dulu, kegiatan

mengemis yang ia lakukan dulu tidak sesering seperti sekarang ini, hal itu

dilakukan karena pemerintah melalui Dinas Kesehatan tidak pernah memberikan

uang tunai. berikut hasil wawancaranya :

“Kalo dulu itu dek Dinas Kesehatan ada kasi kami bantuan tiap akhir tahun, yang

dikasi itu baju untuk dewasa masing-masing dua potong, untuk anak satu potong,

selimut, sarung bantal, piring, sendok. Bahan makanan kayak sayur-sayuran

dikasi seminggu itu tiga kali, beras kami perbulan untuk orang dewasa 15 kg

untuk anak 7,5 kg. Dinas Kesehatan cukuplah kalo kasi bahan makanan, tapi ya

itu ada kurangnya juga perlatan dapur kayak kompor sama alat masak lain itu ga

pernah dikasi memang, makanya sebelum rumah sakit tutup kami udah minta-

minta kejalan juga, tapi gak sering macem sekarang ini, kadang juga sampe jual

Page 77: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

63

selimut sama yang lain keorang untuk menuhin kebutuhan rumah tangga,

palingan gitulah caranya karna kan pemerintah dari dulu memang gak pernah

kasih kami uang.”

Pelayanan yang diberikan oleh Dinas Sosial saat ini hanya memberikan

bantuan berupa bahan makanan berupa beras, gula, bubuk teh, kentang, sayur dan

sembako lainnya, bahan makanan tersebut hanya didistribusikan setiap sebulan

sekali. Bantuan berupa piring, sendok, selimut serta pakaian yang dahulunya rutin

diberikan oleh Dinas Kesehatan setiap menjelang akhir tahun mulai ditiadakan

semenjak dialihkan ke Dinas Sosial. Pelayanan kesehatan yang diberikan Dinas

Sosial juga hanya diadakan seminggu sekali, yaitu setiap hari jum’at, ada seorang

dokter dari puskesmas setempat yang memberikan pelayanan bagi mereka yang

membutuhkan obat-obatan, seperti betadine,obat demam, dan obat lainnya.

Ketika saya menanyakan tentang bagaimana ia bisa menjadi pengemis,dia

menjawab mengemis ataupun meminta-minta di persimpangan jalan dan lampu

merah yang ada di Kota Medan itu sebenarnya sudah lama dilakukan, semenjak

rumah sakit masih ditangani oleh Dinas Kesehatan juga sudah pernah mengemis,

ia terdesak untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, butuh uang pegangan, dan

untuk biaya perlengkapan sekolah anak. Pak Ajo mengatakan hanya itu satu-

satunya upaya yang bisa ia lakukan pada saat itu. Pak Ajo mengatakan saat ini

kondisi hidupnya makin terasa sulit saat Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang

Belawan ditangani oleh Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, sehingga

membuatnya jauh lebih sering lagi untuk turun kejalan mengemis dipersimpangan

jalan di Kota Medan. Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara saat ini masih tetap

memberikan bantuan untuk ia dan anaknya, tetapi pada barang-barang tertentu

Page 78: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

64

tidak lagi diberikan dan intensitas waktu pendistribusian bahan makanan juga

tidak sesering dahulu. Kebutuhan makan didistribusikan pada pertengahan bulan

dan itu hanya sebulan sekali. Menurutnya tidak ada lagi usaha ataupun

keterampilan yang bisa ia manfaatkan dan kembangkan disana, misalkan untuk

bercocok tanam, dikarenakan kondisi tanah sekitar yang tidak bisa untuk

ditanami. berikut adalah hasil wawancara saya tentang kenapa menjadi pengemis :

“bapak pun gak mau ngemis dek, tapi kami ngemis karena butuh uang

untuk keperluan rumah tangga, untuk makan, uang pegangan, untuk biaya

keperluan anak sekolah. Semenjak diurusin dinas sosial ini jadi terasa makin

susah, kalo dulu dinas kesehatan kasih kami bantuan sayuran itu seminggu 3 kali,

sekarang Dinsos ngasih bantuan pun cuma sebulan sekali, nanti kami yang

datang ke gedung serbaguna rumah sakit itu, gak mungkin bisa kami makan itu

apalagi kalo yang dikasi itu bentuknya sayuran, mana bisa tahan untuk sebulan,

palingan kalo sayur itu untuk makan sehari aja, untuk makan-makan besok ya kan

pake uang sendiri lagi lah, tapi mau uang dari mana sementara kami disana gak

pernah dikasih uang, gak ada yang bisa kami manfaatin, entah nanam apa gitu

yang bisa dijual, hasilnya kan bisa untuk biaya hidup”.

Kemudian peneliti menanyakan bagaimana tentang kondisi atau keadaan

yang sering terjadi disaat beraktivitas di jalan, ia mengatakan bahwa ia menyadari

banyaknya jumlah pengguna jalan menjadi kondisi yang sangat membahayakan

bagi dirinya sendiri, karena ia meminta-minta tepat pinggiran atau ditengah jalan

yang dilalui para pengendara. Resiko tertabrak atau tersenggol pengendara sangat

mungkin terjadi padanya. Tidak semua pengendara yang kasihan dengan

keadaannya, bermacam-macam pula penolakan dari para pengendara, tetapi ada

Page 79: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

65

juga pengendara yang prihatin dan kasihan dengan melihat keadaannya itu lalu

memberinya uang. Hujan dan panas juga merupakan kondisi alam yang menjadi

tantangan dan harus ia lewati. Berikut hasil wawancara peneliti mengenai kondisi

yang dialami saat mengemis :

“kalo minta-minta di jalan ya gitu lah dek, bapak harus betul-betul merapat ke

mobil-mobil, kereta yang berenti di lampu merah, bawak kotak ini yang ada

tulisannya, kadang kalo capek ya sambil duduk di pinggir-pinggir trotoar itu

sambil ngulurkan kotak. kadang kalo pas udah lampu hijau bapak yah kepinggir

cepat-cepat, pernah juga dimarahin sama supir-supir itu, pernah juga hampir ke

injak kaki sama ban mobil karna mintanya sambil duduk. Semua itu yah sambil

panas-panasan sama ujan-ujanan, pas waktu panas-panasan tapi ga ada yang

mau ngasih rasanya itu susah kali, bapak kan juga gak bisa maksa orang untuk

ngasi uang ke bapak, namanya untuk hidup caranya ya di tahankan lah dek mau

gimana lagi yakan”.

a. Kebutuhan Material

Menurut keterangan yang telah saya peroleh dari Pak Ajo, ternyata ia tidak

memiliki sumber penghasilan lain, ia juga mengaku kebutuhan hidup juga tidak

hanya itu-itu saja dan terkadang ada juga kebutuhan yang tidak terduga. Maka

untuk dapat memenuhi kebutuhannya dan jika benar-benar mendesak terpaksa ia

pergi mengemis ke Medan untuk mencari uang tambahan, hasilnya pun tidak bisa

disamakan karna setiap harinya tentu saja berbeda hasilnya, menurutnya rata-rata

berkisar Rp 10.000 – Rp 25.000 saja perharinya, itupun belum dipotong biaya

naik angkutan umum yang berkisar Rp. 9000 untuk pergi saja dan belum lagi

untuk ongkos pulangnya lagi. Uang hasil mengemis itu juga digunakan untuk

Page 80: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

66

keperluan rumah tangga dan sebagai pegangan untuk mencukupi kebutuhan

makan jika nantinya tidak sampai mencukupi selama sebulan, kebutuhan makanan

didistribusikan sebulan sekali oleh Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara dan itu

dinilai tidak mencukupi untuk dikonsumsi sebulan. Dinas Sosial sendiri

memberikan 15 kg beras untuk Pak Ajo dan 7,5 kg beras kualitas bagus untuk

anaknya, jadi beras yang diberikan berdasarkan jumlah penghuni rumah. Bukan

hanya beras saja tetapi juga ada kentang, minyak goreng, sayuran dan berbagai

sembako lain. berikut hasil wawancara mengenai penghasilan dan penggunaannya

: “kalo hasil di jalan itu gak bisa dipastikan berapa dapatnya, palingan rata-

ratanya Rp. 10 ribu sampe Rp 25 ribu aja dek, uangnya biasa dipakai untuk

pegangan, soalnya kadang bantuan makanan itu gak semuanya bisa tahan sampe

sebulan, uangnya pun kadang untuk pegangan manatau ada keperluan lain, beras

15 kg untuk bapak aja terus anak juga dapat 7,5 kg, jadi 22,5 kg untuk sebulan

kami berdua masih cukuplah, bukan cuma beras aja ada kentang, minyak goreng,

dan sayuran kayaak sawi gitu, tapi ya itu tadi mana mungkin sayur bisa tahan

untuk sebulan pasti busuk, otomatis perlu lah lagi uang untuk beli lauk untuk

makan besoknya”.

Menurut informan utama pakaian yang ia gunakan sampai saat ini masih

terpenuhi, pakaian yang diberikan oleh Dinas Kesehatan masih bisa digunakan,

pakaian itu berasal dari program Dinas Kesehatan di setiap akhir tahun, dalam

program itu juga memberikan dua buah pakaian untuknya dan satu buah pakain

untuk anaknya. Sejak tahun 2013 menangani mantan pasien rumah sakit kusta,

baru lebaran kemarin saja Dinas Sosial memberikan satu baju kaos dan satu baju

kemeja untuknya dan 2 baju untuk anaknya. Berikut adalah hasil wawancaranya :

Page 81: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

67

“ pakaian masih bisa dipakai walaupun gak terlalu bagus, dulu waktu di urusin

dinas kesehatan kami ada dikasi baju tidur, piyama gitu tiap akhir tahun, tapi

semenjak sama dinas sosial tiap akhir tahun kami gak ada dapat lagi dek, dari

tahun 2013 Dinsos ngurusin kami baru lebaran semalam kasih untuk bapak baju

kaos satu, kemeja satu, kalo anak dapat dua juga kalo gak salah, bajunya pun

yang biasa-biasa gak mahal“

Mengenai kebutuhan rumah untuk tempat tinggalnya terpenuhi, kondisi

rumahnya adalah rumah pondok yang diberikan sementara atas kebijakan Dinas

Kesehatan kepada Pak Ajo yang sudah ditempati sejak tahun 1993 sampai

sekarang, status rumahnya pun hanya bisa di tinggalin jika Pak Ajo masih hidup.

Jika Pak Ajo sudah meninggal maka anaknya tidak berhak untuk melanjutkan

tinggal dirumah itu, pemerintah hanya memberikan tenggang waktu selama 3

bulan pada anaknya sebelum meninggalkan rumah pondok itu. Rumah itu

berukuran 6 x 3 meter, berdinding papan, beratap seng, dan berlantai semen.

terdapat juga kamar mandi serta air bersih untuk keperluan mandi atau mencuci

bahkan untuk diminum. Selain air, rumah itu juga disalurkan listrik yang berasal

dari PLN. Kondisi rumah juga dirasakannya cukup bersih dan sehat, hanya saja

tak jarang jika air laut sedang pasang maka seluruh halaman rumah kebanjiran,

tetapi tidak sampai masuk kedalam karena rumah sudah dibuat benteng agar air

tidak masuk ke dalam rumahnya, itu saja yang menjadi keluhan oleh Pak Ajo.

berikut adalah hasil wawancaranya :

“rumah itu udah bapak tempatin dari tahun 93 dek, dulu kan bapak dirawat

rumah sakit sampai tahun 93, terus udah dibilang sembuh katanya kami disebut

pasien pondok, rawat jalan lah gitu, terus kami yang udah sembuh ini

Page 82: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

68

ditempatkan di rumah-rumah pondok, tapi dulu belum ada dibangun kayak

sekarang, trus kalo bapak meninggal anak bapak gak bisa lagi neruskan tinggal

dirumah itu. Air di kamar mandi juga bersih karna kan dibuatkan sumur bor

yang dalam sampe puluhan meter jadi air pun bersih bisa untuk cuci, mandi sama

minum juga bisa, air itu dialirkan kerumah-rumah kami dek, listrik juga dari

gardu PLN yang disalurkan ke rumah-rumah, cuma itu lah dek kalo air laut

pasang banjir semua halaman, makanya bapak buat benteng biar gak masuk air

ke dalam rumah itu aja yang bikin gak nyaman”.

Menurut informasi yang peneliti peroleh dari informan utama, kebutuhan

istirahatnya dapat terpenuhi. Pak Ajo mulai melakukan aktivitas mengemis di

jalan sama seperti masyarakat yang bekerja pada umumnya, pergi pagi dan pulang

ke rumah sore hari, terkadang juga sampai malam hari, itu pun tidak rutin setiap

hari ia lakukan, tetapi untuk lebih seringnya dihari sabtu atau hari minggu. Jika ia

lelah saat meminta-minta di jalan, trotoar jalan dan pepohonan menjadi tempatnya

untuk beristirahat dan berteduh. Berikut adalah hasil wawancaranya:

“biasa kalo dari rumah bapak ke Medan pagi , pulangnya juga sore sama

kayak orang kerja, nanti naik angkot ke sana terus pulang sore, kadang malem

juga pernah sampe rumah dek, kalo udah drumah ya udah gak ada lagi kegiatan

bapak, golek-golek, sambil nunggu jam makan malam juga, habis itu baru tidur

bangunnya jam 5 . lebih seringnya memang hari sabtu minggu, kalo badan lagi

gak enak bapak ga ngemis dek. Kalo pas minta-minta terasa capek bapak duduk

di bawah-bawah pohon yang di tengah ini.”.

Menurut informasi yang didapat dari informan utama, kebutuhan obat-

obatan tidak terpenuhi karena tidak ada lagi aktivitas pelayanan kesehatan di

Page 83: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

69

Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan tersebut, kini ia dan anaknya dalam

keadaan sehat tidak sedang sakit apapun. Tidak adanya jaminan kesehatan untuk

Pak Ajo dan anaknya, maka jika ia ataupun anaknya sakit maka usaha yang

dilakukannya ialah membeli obat sendiri ke apotik atau pergi berobat ke klinik

dengan menggunakan simpanan uang hasil mengemis di jalan. Jarang sekali ia

berobat ke Puskesmas yang ada di Sicanang, ia mengatakan Puskesmas

beroperasi hanya sampai siang menjelang sore saja dan tidak memungkinnya

menunggu sampai esok hari. Ada juga dokter dari Puskesmas datang setiap jum’at

kasi obat-obat yang dibutuhkan. Berikut adalah hasil wawancaranya :

“kalo sakit-sakit ringan pake uang hasil di jalan itu bapak beli sendiri ke kedai,

apotik, kadang ke klinik, jarang bapak dan anak berobat ke Puskesmas karena

kan Puskesmas gak lama-lama dia buka kadang siang udah tutup, kalo lagi sakit

kan gak mungkin nunggu-nunggu buka besok pagi. Setiap jum’at ada juga dokter

dari Puskesmas yang ngelayani kami kalo lagi butuh obat-obatan. “

b. Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan pendidikan Pak Ajo tidak terpenuhi, Informan utama

mengungkapkan pendidikan tertinggi yang diraih hanya sampai SD kelas tiga

saja, menurutnya pada zaman dahulu pendidikan bukan sesuatu kebutuhan pokok

dan tidak harus, selain itu juga faktor ekonomi yang sulit. Berikut adalah hasil

wawancaranya :

“ Bapak dulu sekolah gak tamat dek, cuma sampe SD kelas tiga aja kalo gak

salah, tau lah zaman dulu sekolah itu gak penting kali rasanya, selain itu ekonomi

orang tua pun juga susah dulunya dek, ya sudahlah bapak terus ikut orang tua

Page 84: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

70

bantu-bantu mereka berladang, namanya anak yakan pasti ada keinginan bantu-

bantu orang tuanya cari uang untuk makan,”.

Kebutuhan beribadah dan siraman rohani Pak Ajo terpenuhi, ia

melakukan ibadah sholat berjamaah di masjid yang berada berkisar 50 meter dari

rumahnya. Sholat yang sering dilakukan secara berjamaah antara lain sholat

Magrib dan sholat Isya saja, ia beralasan aktivitas mengemis di jalan itu membuat

sholat lainnya tidak dapat dilakukan berjamaah bahkan juga lebih sering

ditinggalkan. Pak Ajo juga menghadiri pengajian dan mendengarkan ceramah

setiap malam jum’at yang diadakan rutin di mesjid itu. Berikut adalah hasil

wawancaranya :

“kalo sholat Magrib dan Isya aja bapak berjamaah, ya tahulah kalo siang bapak

di jalan sampe sore. setiap malam jum’at abis sholat Isya sering juga datang

dengerin ceramah rutin di mesjid itu, “.

Kebutuhan hiburan Pak Ajo terpenuhi, hiburan yang biasa dilakukan

dalam mengatasi kerjenuhan dari aktivitas sehari-harinya yaitu dengan bermain ke

rumah tetangga, berkumpul di warung milik masyarakat sekitar. Berikut adalah

hasil wawancaranya :

“Kalo bosen bapak gak pernah pergi jalan-jalan jauh dek, paling kerumah

tetangga, ngumpul di warung sama orang-orang sekitar sana, paling sering itu

kalo bosen yauda gitu aja dek gak ada hiburan macem-macem, yah karena kan

kalo liburan macem-macem ya gak ada biaya, untuk makan aja pun susah”.

c. Kebutuhan Sosial

Interaksi antara informan utama dengan individu penyandang kusta lain

terpenuhi dan terjalin baik jarang sekali mengalami konflik, interaksi dengan

Page 85: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

71

penyandang kusta lain biasanya terjadi jika mereka saling tegur sapa, mengobrol

saat berjumpa di manapun , dan ia menganggap itu sama seperti dengan

masyarakat umumnya. Berikut adalah hasil wawancaranya :

“Sesama kami biasa lah dek gak beda sama orang sehat kok, suka negur kalo

jumpa, kalo ada pengajian pun sama kami datang ke mesjid itu, ceritain entah

apa gitu, kalo cerita masalah ya cerita soal sekitaran nasib kami ini lah yang

kekurangan waktu di urus Dinsos ini, samalah pokoknya kayak orang-orang sehat

lain ga ada beda”.

Mengenai hubungan informan utama dengan kerabat yang sehat dan tidak

terkena penyakit kusta dapat terpenuhi, ia mengatakan bahwa Pak Ajo masih

memiliki kerabat yang sehat atau dengan kata lain tidak menderita penyakit kusta,

memang keluarganya jarang sekali datang untuk mengunjunginya, bisa dibilang

tidak pernah, terkadang Pak Ajo sendiri yang balik mengunjungi keluarga yang

ada di kampung hanya sekedar bersilahturrahim, ia mengatakan lumayan sering

pulang ke kampung tetapi tidak ada membuat jadwal tertentu dan itu juga

tergantung dengan kondisi keuangannya yang juga masih kekurangan. Akibat dari

penyakitnya ini Pak Ajo ini merasa asing atau tidak percaya diri jika bertemu

dengan keluarganya, merasa tidak ingin orang-orang atau keluarga dan kerabatnya

terlalu dekat dengannya, padahal mereka justru tidak ada atau tidak menunjukan

sikap ingin menjauhinya, ia juga mengatakan bahwa itulah yang menjadi

penyebab kenapa tidak kembali lagi ke kampung halamannya. Berikut hasil

wawancaranya :

”keluarga yang sehat ada di kampung, di Hessa Air Genting sana, dulu lumayan

sering lah pulang ke sana, tapi liat kondisi uang juga dek, sekarang kan bapak

Page 86: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

72

juga masih susah di sini, belakangan ini aja udah jarang jumpain keluarga

disana mungkin ada 3 tahun lalu lah terakhir kesana , bapak milih di sini terus

karna bapak suka merasa asing sendiri karna penyakit ini.”

Interaksi kelompok penyandang kusta dengan kelompok masyarakat lain

dapat terpenuhi, ia mengatakan interaksi itu dengan kelompok masyarakat yang

tergabung di jajaran pemerintahan. Interaksi itu kelompok masyarakat

penyandang kusta Pulau Sicanang Belawan terjadi ketika mereka melakukan aksi

ataupun menyampaikan aspirasi kepada pemimpin tertinggi di Kota Medan dan

juga pemimpin tertinggi di Sumatera Utara, mereka menyampaikan tuntutan yang

menyangkut kebutuhan hidup selama di rumah pondok komplek Rumah Sakit

Kusta Sicanang Belawan. Mereka menuntut agar pemerintah mengembalikan

Dinas kesehatan yang menangani kebutuhan hidup mereka. Interaksi berlanjut

saat perwakilan dari kelompok penyandang kusta dapat berkomunikasi langsung

dengan pihak pemerintah. Interaksi sosial antara kelompok penyandang kusta

dengan kelompok masyarakat sekitar juga terjadi pada saat hari-hari besar seperti

perayaan memperingati 17 Agustus, saat masih ditangani Dinas Kesehatan,

penyandang kusta dan masyarakat sekitar berpartisipasi untuk mengikuti berbagai

perlombaan-perlombaan yang ada.

“Terakhir kemaren itu lah kami ada sekitar 4 mobil rame-rame pergi ke Medan

unjuk rasa ke Kantor Gubernur untuk nyampaikan suara kami supaya kami balek

lagi di urusin sama Dinas Kesehatan kayak dulu lah pokoknya. Ini kayak gini

kami kurang diperhatikan lagi hidupnya sama pemerintah. Padahal kami datang

cuma mau nyampaikan itu aja bukan mau ribu-ribut,,, eh tapi malah kami

dihadang sama mobil apa yang besar yang bisa nyemprotkan air itu... kadang

Page 87: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

73

kalo demo gitu kami dibiarkan, tapi kadang juga ada sekitar 5 orang diajak ke

dalam wakil kami. dulu kegiatan bersama masyarakat sehat di sana itu ya

sewaktu Dinas Kesehatan ngadain perlombaan 17 Agustus, anak-anak dan orang

dewasa sehat maupun yang sakit kusta juga ikutin perlombaan yang dibuat.

5.1.2 Informan Utama 2

Nama : Inung

Usia : 55 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Aceh

Informan utama kedua yang peneliti wawancarai adalah ibu Inung berusia

55 Tahun. Ibu Inung adalah anak petani berasal dari Aceh dan sudah sejak umur

10 tahun sudah menderita penyakit kusta. Dahulu kedua orang tuanya tidak

mengizinkannya untuk berobat jauh-jauh dan selama itu juga ia hanya melakukan

perobatan yang ada di kampung. Ia juga tidak mengetahui kenapa bisa menderita

sakit kusta dan sepengetahuannya kedua orang tua serta nenek-kakeknya tidak

memiliki riwayat menderita penyakit kusta. Ia mengatakan sudah hampir 30 tahun

ia meninggalkan tempat kelahirannya, dari Aceh ia dirawat di Rumah Sakit Kusta

Sicanang Belawan, setelah selesai dirawat kembali lagi ke Aceh untuk menikah

dengan suaminya yang merupakan seorang mantan pasien rumah sakit dan sama-

sama berasal dari Aceh juga. Suaminya sudah menderita sakit kusta sejak kelas 4

SD, lalu suaminya kembali dirawat di Kuta Cane selama 6 bulan.

Ia pindah ke Rumah Sakit Kusta Hutasalem namun anaknya yang

pertama tidak diperbolehkan bersekolah dengan anak-anak orang sehat disana

karena mereka takut tertular, ia mengatakan selama 14 tahun ia berada di

Page 88: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

74

Hutasalem, ia kembali lagi ke Aceh, lalu tidak lama penyakit kustanya dan

suaminya kambuh lagi kemudian kembali dirawat di Rumah Sakit Kusta

Sicanang Belawan. Sejak 15 tahun yang lalu ia terus menetap di rumah pondok

yang berada berhadapan dengan Rumah Sakit Kusta Belawan. Ia mengungkapkan,

ia dan suami sudah banyak memperoleh obat-obatan dan penanganan medis

selama perawatan di berbagai rumah sakit kusta yang pernah ia singgahi. Dampak

dari penyakit kusta yang ia derita membuat salah satu tangannya mengalami

kecacatan yang saat itu telah dioperasi oleh pihak rumah sakit.

Pernikahan Ibu Inung dan suaminya memiliki tiga orang anak perempuan

dan semuanya sehat, ia tidak khawatir jika anaknya akan menderita penyakit yang

sama seperti yang di derita oleh kedua orang tuanya, ia mengatakan seperti itu

karena dahulu pihak rumah sakit telah memberikan suntikan dan pemeriksaan

rutin dengan tujuan untuk mengantisipasi kemungkinan anaknya menderita kusta,

suntikan itu juga diberikan ketika ia sedang mengandung, sedangkan pemeriksaan

darah dilakukan rutin setiap sebulan sekali. Kedua anaknya telah menikah dan

tinggal bersama suaminya, masing-masing telah memiliki dua orang anak.

Resepsi pernikahan kedua anaknya digelar seadanya, kini kedua anaknya yang

telah menikah tidak lagi tinggal bersamanya, kehidupan anaknya juga sulit

sehingga tidak dapat meringankan kehidupan orang tuanya. Ketiga anaknya itu

telah menyelesaikan sekolah sampai jenjang SMA, sedangkan anaknya yang

ketiga belum lama ini telah menyelesaikan sekolah SMA dan masih belum

mempunyai pekerjaan. Ia mengatakan anak-anaknya sejak SD sampai SMA

bersekolah di Panti Melati yang ada di Tembung, mengenai biaya serta

perlengkapan sekolah lain ditanggung oleh panti .

Page 89: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

75

Berikut hasil wawancaranya :

“ibu kan dulu tinggal di Aceh nak sama orang tua juga, dari umur 10 tahun udah

kena sakit ini, tapi kan taulah dulu di kampung gak boleh berobat jauh-jauh sama

orang tua, makanya ini termasuk terlambat juga ngobatinya. jari-jari tangan ibu

liat lah ini udah gak lurus lagi, ini udah di operasi dulunya sama dokter rumah

sakit itu, heran sama gatau juga kenapa bisa sakit ini, tahu-tahu yaudah di bilang

sakit ini. udah ada hampir 30 tahunlah ibu berobat ke rumah sakit- rumah sakit,

udah pindah sana-sini, kalo ditanya tahun berapa pasnya ibu udah lupa karna

udah lama juga ibu di sini, tapi seingat ibu skitar tahun 80an gitu ibu dari Aceh

ke Hutasalem sana, terus pindahlah ke Rumah Sakit Kusta Belawan itu, jumpalah

sama suami disitu, kami sama-sama dari Aceh juga, abis di rawat pulang lagi ke

Aceh untuk nikah, waktu itu bapak kambuh lagi terus di rawat di Kutacane 6

bulan, pindah lagi ke Hutasalem tapi karna anak yang paling besar itu gak

dibolehin sekolah sama orang-orang sehat itu karena takut kertularan katanya,

balik lagi lah ke Aceh, gak lama di sana kambuh lagi kusta bapak gak tahan dia

balik berobat ke rumah sakit kusta yang di Belawan itu lagi. terus tinggal

dirumah pondok itu lah sampe sekarang. Anak ibu ada tiga orang, semuanya

perempuan sehat gak ada yang sakit kusta, dulu di rumah sakit rutin diperiksa

sama dokter ada juga suntikan supaya anak gak tertular kusta kayak orang

tuanya ini, kalo sekolah tiga-tiganya itu SD sampe tamat SMA di Panti Melati

Tembung sana, biaya sekolah keperluan sekolahanya udah ditanggung panti

semua, jadi gak ada keluar biaya sekolah.

Informan utama ini mengatakan ia mengemis dan memohon belas kasihan

pengguna jalan menurutnya hanya satu-satunya cara yang bisa ia lakukan untuk

Page 90: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

76

memenuhi kebutuhan hidupnya, kebutuhan itu antara lain untuk keperluan rumah

tangga dan uang pegangan jika sewaktu-waktu ada kebutuhan yang tidak bisa

diprediksinya. Suaminya yang juga merupakan sesama mantan pasien rumah sakit

juga tidak bisa bekerja normal dikarenakan adanya penolakan dari sebagian

masyarakat karena bekas luka menyebabkan orang yang melihatnya merasa jijik

dan mengerihkan takut tertular. Ia juga mengatakan saat ini suaminya berada

dikampung mengurus sawah peninggalan orang tua yang hasilnya bisa mereka

gunakan untuk memenuhi kebutuhan. Ia mengungkapkan kecacatan di bagian

tangannya tidak memungkinkannya untuk melakukan kegiatan layaknya orang

normal lainnya. Ibu Inung ini mengemis di jalan semenjak berhenti beroperasinya

Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan, saat itu juga Dinas Sosial Provinsi

yang mengambil alih pelayanan di rumah sakit itu yang sebelumnya ditangani

oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Semenjak Dinas Sosial yang

mengambil alih pelayanan Ibu Inung merasa kurang mendapatkan pelayanan yang

baik dengan membandingkan pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan

dulu. Seingatnya ia sudah mulai berjalan dua tahun menjalani aktivitas di jalan itu.

Ia juga mengatakan ia tidak mengemis tiap hari, hanya dihari sabtu atau minggu

saja ia lebih sering berada di jalan. Berikut adalah hasil wawancaranya :

“udah jalan dua tahun ini ibu ke jalan gini, Dinas Sosial yang sekarang

menangani kami kurang bagus nak, gak kayak dulu waktu orang kesehatan yang

nangani kami, sekarang ngasih bantuan cuma sebulan sekali aja, padahal ibu kan

makan tiap hari, kalo uang memang gak pernah kami dari dulu di kasih sama

pemerintah, belum lagi untuk kebutuhan yang lain mau gimana lagi coba ibu cari

uang,?? tangan ibu udah cacat kayak gini gak bisa megang apa-apa, gak bisa

Page 91: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

77

dibuat kerja apa-apa,,, karna itu lah nak ibu terpaksa ke jalan medan ini minta-

minta sama orang pake kotak yang ada tulisan kalo kami ini sakit kusta yang di

Rumah Sakit Kusta Belawan. tapi kalo ibu sendiri ya gak tiap hari kejalan,

palingan sabtu atau minggu aja dari pagi pulang ke rumah sore naik angkot

pulang pergi. Suami sekarang ada di kampung sana ngurus sawah peninggalan

orang tualah, orang memang gak sekolahan, “.

Mengenai bagaimana kondisi ataupun kesulitan yang sering terjadi ketika

beraktivitas di jalan ia mengatakan bahwa sebenarnya menyadari mengemis di

jalan tentunya sebuah resiko yang sangat berbahaya untuknya. Mendatangi

pengguna jalan yang sedang berhenti di lampu merah, memohon belas kasih dari

pengguna jalan untuk memberikan ia uang seikhlas hati. Sengatan matahari

menjadi tantangan yang harus dilewatinya demi uang pemberian dari pengguna

jalan yang melintas. Tak jarang pula ia nyaris tersenggol kendaraan yang ingin

jalan saat lampu hijau sudah menyalah, ada juga pengguna jalan yang berkata

kasar padanya karena merasa ia menghalangi laju dari kendaraan para pengguna

jalan.

“ di jalan itu macam-macam nak keadaannya, kena panas terik matahari, kena

marah supir-supir itu, hampir ke senggol juga pernah lah, banyak yang gak mau

kasi, ada juga lah orang yang berbaik hati sama ibu mau dia kasi ibu sikit

uangnya untuk bantu ibu. Kalo ada razia otomatis pendapatan pasti berkurang

lah nak. Kalo cuma berharap sama bantuan dinsos yang datangnya sebulan

sekali itu yaaah entah kayakmana lah jadinya kami nak. Susahnya cari uang di

jalan ya mau gak mau harus ibu lakukan dari pada di rumah aja gak bisa menuhi

kebutuhan makan”.

Page 92: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

78

a. Kebutuhan Material

Menurut keterangan yang dikatakan oleh informan utama , uang yang

dihasilkan melalui mengemis di persimpangan jalan digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup seperti perobatan dan untuk makan ataupun digunakan untuk

membeli pakaian. Hasil yang diperoleh Ibu Inung selama dijalan rata-rata

perharinya berkisar Rp 15.000 sampai Rp 20.000 yang belum termasuk potongan

untuk biaya naik angkutan menuju Medan ataupun pulang ke Belawan.

Penghasilan yang di dapat tidak sepenuhnya untuk makan ia dan keluarganya,

karena Dinas Sosial telah mendistribusikan bantuan berupa bahan makanan pokok

yang berupa beras untuk penyandang kusta dan anak-anaknya dengan porsi

ataupun jumlah yang berbeda. Selain itu ada bantuan lain yaitu berupa sembako

dan sayuran, semuanya itu didistribusikan sebulan sekali. Menurutnya bahan

makanan tersebut tidak dapat memenuhi selama satu bulan. Berikut adalah hasil

wawancaranya :

“Kalo gak turun ke jalan ya ibu gak ada kegiatan apa-apa nak, paling tidur

dirumah, duduk-duduk sambil cerita sama tetangga. Penghasilan pun juga gak

ada selain dari hasil di jalan ini, turun kejalan pun dapetnya gak banyak nak

paling cuma dapat Rp 10.000 – Rp. 20.000 aja rata-ratanya, bisa lebih banyak

bisa lebih sikit, gak bisa di samakan tiap harinya itu nak, namanya juga ngemis

yakan bisa dapet banyak bisa dapet sedikit, pernah juga dapetnya pas-pas untuk

ongkos angkot pergi - pulang aj, gak bisa lagi sekarang kayak dulu itu, sekarang

bantuan makanan cuma sebulan sekali di bagi di teras rumah sakit itu, beras

dikasi per kepala, kalo macem ibu ini nak dapatnya 15 kg trus anak-anak ibu

masing-masing 7,5 kg perbulannya, cukuplah kalo beras itu sebulan, minyak

Page 93: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

79

goreng, sayuran juga dikasi untuk sebulan, coba dipikirlah mana tahan sayur itu

untuk sebulan pasti busuk kan? mungkin cuma bisa sehari atau dua hari itu kalo

sayur, otomatis untuk makan besok kan harus pake uang sendiri beli sayurnya,

mau duit dari mana padahal tangan ibu cacat gini gak bisa pegang apa-apa

tangan ini. “

Mengenai asal pakaian yang dipakai sehari-hari dapat terpenuhi, ia

mengatakan pakaian lusuh dan kusam yang dipakai sehari-hari adalah pakaian

lama yang masih bisa digunakan, pakaian itu berasal dari pemberian Dinas

Kesehatan di setiap akhir tahun, jika ada bagian yang robek mungkin dijahitkan

anaknya. Ia mengatakan bahwa Dinas Sosial menjelang lebaran lalu memberikan

baju untuknya dan anaknya juga mendapatkan. Berikut adalah hasil

wawancaranya :

“baju-baju yang ibu pake ini baju-baju lama semua nak, kadang kalo sobek ya

minta jahitkan, kadang bisa juga kumpulin sedikit-sedikit beli baju murah-murah

asalkan bisa nutup badan. Dulu sempat juga ada dikasi baju-baju tidur sama

orang kesehatan itu, kalo sekarang gak ada dapet baju lagi, baru lebaran

semalam itulah mau raya dikasih kami baju untuk anak juga dapat”

Kebutuhan rumah sebagai tempat berlindung dapat terpenuhi, ia

mengatakan rumah yang menjadi tempat tinggalnya merupakan rumah yang

diberikan sementara oleh pemerintah, rumah itu hanya berukuran 6 x 3 meter

sama seperti rumah-rumah pondok penyandang kusta yang lainnya, rumah itu

sebagai tempat tinggal pasien yang sudah tidak memerlukan perawatan intensif

atau dulunya disebut pasien pondok, karena rumah yang diberikan itu adalah

rumah pondok yang berdinding papan, beratap seng, dan berlantai semen. Jika ada

Page 94: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

80

bagian rumah yang rusak ataupun atapnya bocor maka ia tambal sendiri jika ada

uang yang bisa digunakan. Menurutnya kamar mandi cukup bersih karena tersedia

air yang bersih yang berasal dari sumur bor dan tidak tercemar air laut, air ini juga

digunakan untuk minum Ibu Inung dan keluarga. listrik juga yang ada di

rumahnya berasal dari gardu listrik PLN. Lingkungan kotor dan bau disebabkan

oleh air laut yang merendam sebagian pelataran rumah, dan jumlah air yang

tergenang akan bertambah banyak jika air sedang pasang. Meskipun kondisi

rumah sedikit kurang nyaman seperti itu, namun ia lebih memilih untuk tetap

tinggal di rumah pondok itu karena masyarakat yang ada dikampungnya itu takut

tertular penyakit kusta olehnya, sangat berbeda dengan keluarganya yang selalu

menerima keadaannya. Berikut adalah hasil wawancaranya :

“Rumah yang ibu tempatin sama keluarga nak sebenarnya bukan rumah ibu

sendiri, ukurannya pun gak besar kali paling panjangnya sekitar 6 meter lebarnya

3 meteran, itu rumah pemerintah ibu disuruh nempatin karena dulukan pasien

yang udah sembuh dari rumah sakit itu disuruh nempatin gitu aja sama sambil

kami tetap berobat jalan dan sampe sekarang kami tempatin. Jadi gak bisa

diwariskan ke anak-anak, seandainya bapak sama ibu udah meninggal anak-anak

ini gak boleh lagi tinggal di rumah itu. Kadang kalo ada bocor sikit ya dibetulin

atau ditempel-tempel gitu aja biar kalo waktu ujan gak basah kami didalamnya.

kalo untuk mandi air pun juga bersih karna kan disana udah pake sumur bor yang

dalam jadi gak kecampur air laut, bisa pake juga kok untuk minum. Listrik juga

masuk kok di rumah itu. Halaman rumah sering banjir kalo udah pasang laut.

makanya semua rumah-rumah di sana pada dibuat benteng biar gak masuk

kedalam rumah airnya nak, biarpun kayak gitu kami tetap milih tinggal disitu

Page 95: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

81

terus karena masyarakat di kampung sana ada yang takut sama penyakit yang

pernah ibu derita ini, tapi kalo keluarga ya gak ada yang takut.”.

Menurut informasi dari informan utama kebutuhan istirahatnya terpenuhi

dengan baik, berdasarkan urutan kegiatannya sehari-hari ia pergi mengemis ke

jalan itu dimulai pagi hari kira-kira pukul 7 atau 9 pagi terkadang juga siang hari

dan pulang sore menjelang petang, ia tidak ada aktivitas lain atau pekerjaan lain

setelah pulang dari beraktivitas di jalan. Berikut hasil wawancaranya :

“kalo turun ke jalan ibu pergi dari rumah itu jam 7an, jam 9, siang baru pergi

juga pernah, perjalanan sekitar satu setengah jam lah kalo naik angkot ke Medan,

nanti jam 6 kurang ibu baru tuh naik angkot pulang ke arah Belawa, sampai

rumah paling mandi terus masak kalo belum ada yang makanan, abis itu ya udah

paling golek sebentar terus tidur, besok paginya bangun subuh-subuh masak”.

Mengenai kondisi kesehatan ia dan keluarga, ia mengatakan kondisi

kesehatan Ibu Inung beserta keluarganya sehat tidak ada terserang penyakit

apapun. Akses untuk memperoleh obat-obatan secara gratis tidak terpenuhi,

karena jika ada anggota keluarga yang terserang penyakit maka akan dibawanya

berobat ke Puskesmas ataupun balai pengobatan terdekat. Kalaupun ia

membutuhkan obat-obatan saat Puskesmas sudah tutup, maka ia membeli obat di

warung atau pergi ke apotik memakai uang sendiri. Mereka juga tidak ditolak

untuk berobat di tempat pelayanan kesehatan yang sama dengan masyarakat sehat

lain. Tetapi kalau masih sakit-sakit ringan ia hanya mengkonsumsi obat-obatan

yang ada diwarung-warung. berikut hasil wawancaranya :

“ Alhamdulillah nak kami semua lagi sehat gak ada yang sakit, kalo sakit ya

biasa ibu beli sendiri diluar, pernah bawa ke Puskesmas, tapi Puskesmas kan gak

Page 96: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

82

sampe malam bukanya, kalo udah gitu ya beli ke apotik atau ke klinik. kalo

sakitnya demam, batuk biasa ya minum obat kede itu, dulu kalo sakit ya di bawa

aja ke rumah sakit kusta itu di situ dikasih obat gratis, tersedia banyak obat-

obatan yang kami perlukan. “

b. Kebutuhan Spiritual

Keterangan informan utama mengenai pendidikan tidak dapat terpenuhi, ia

mengatakan seperti kebanyakan orang dulu pada umumnya mereka menganggap

sekolah itu bukanlah sesuatu yang penting untuk kehidupannya di masa depan.

Ibu Inung hanya menempuh pendidikan sampai kelas 4 SD saja, hal itu

disebabkan oleh penyakit kusta yang telah di derita sejak usia 10 tahun sehingga

membuatnya harus berhenti sekolah kemudian dilanjutkan perawatan intensif di

rumah sakit kusta. Berikut hasil wawancaranya :

“ ibu dulu sekolah cuma sampai kelas 4 aja nak, ibu kan kena sakit kusta ini

waktu umur 10 tahun, ya udah lah gak sekolah lagi terus dibawa berobat

kampung ibu, udah gitu kan kalo dulu sekolah ga penting-penting kali buat

perempuan”.

Kebutuhan akan beribadah kurang terpenuhi, ia melaksanakan sholat jika

sedang berada di rumah saja dan sholatnya dilaksanakan dirumah, sesekali jika

ada kesempatan ia pergi ke mesjid untuk sholat berjamaah dengan masyarakat

lain. Mesjid itu juga cukup sering mengadakan ceramah dan pengajian rutin, para

jamaah yang akan melaksanakan sholat dan mengikuti pengajian terdiri dari

masyarakat sekitar dan mantan pasien Rumah Sakit Kusta Sicanang Belawan.

Dalam kesempatan seperti itu masyarakat sekitar yang memang bukan mantan

pasien kusta, dapat menerima keberadaan penyandang kusta untuk sama-sama

Page 97: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

83

melaksanakan ibadah, begitu juga saat pengajian seluruh jamaah dapat berbaur.

Berikut hasil wawancaranya :

“lagi di jalan mana sholat ibu nak, kalo lagi gak ke jalan baru ibu sholat di

rumah kadang pergi ke mesjid juga berjamaah, biasa ibu sholat magrib itu

seringnya ke mesjid sama orang-orang sana, di sana kan ada jadwal pengajian

rutin, lumayan sering juga lah habis sholat Isya tuh pengajiannya dimulai, sholat

pun biasa kok gak ada buat saf sendiri-sendiri, pengajian pun juga berbaur kami

sama orang-orang sehat sana.”.

Keterangan dari informan utama kebutuhannya akan hiburan dapat

terpenuhi, ia mengatakan selama ini hanya berada di rumah saja, duduk diteras

rumah bersama tetangga sebelah rumah atau bahkan duduk sendirian saja dan

menurutnya itu sudah cukup membuat ia terhibur. Berikut hasil wawancaranya :

“penghasilan pun kecil nak hiburannya kalo bosen ya biasa aja, cerita-cerita

sama tetangga di depan teras rumah, kadang duduk sendirian didepan rumah.

gak ada hiburan macem-macemlah.”

c. Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial antara sesama penyandang kusta terpenuhi, ia

mengatakan interaksi Ibu Inung dengan penyandang kusta lain baik-baik saja

berjalan baik karena dapat berkomunikasi dengan baik, menurutnya sama saja

sepertinya dengan masyarakat sehat yang lain. Kalau mereka bertemu saling

menyapa bahkan saling bercanda juga pada kesempatan lain. Biasa Ibu Inung ini

bertemu dengan penyandang kusta lain sewaktu belanja di warung atau di pasar,

berikut hasil wawancaranya :

Page 98: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

84

“ kalo sama penderita kusta lain ya sama aja sih nak, sama kayak yang lain ,

bercanda, tegur sapa, yaah macem-macem lah. Sering ketemunya itu di kedai beli

sayuran tiap pagi, ya udah saling nanyak lah kami nak, tanyak-tanyak masak apa

hari ini, sambil saling bercandaan lah sikit-sikit,. “.

Informan utama mengatakan memiliki kerabat ataupun keluarga yang

sehat dan semuanya berada di kampung , tetapi sudah lama tidak bertemu dan

berkomunikasi. Interaksi penyandang kusta dengan kerabat dan keluarga tidak

terpenuhi, hal itu terjadi menurutnya karena jarak yang jauh, Berikut hasil

wawancaranya :

“Keluarga yang sehat pasti ada karena ibu ini anak paling kecil, ibu sendiri pula

yang sakit kusta ini, yang lain sehat cuma memang udah lama gak ketemu karena

kan jaraknya jauh di Aceh sana, seandainya ke sana gak ada lah buat ongkos

naik bus itu , mau lewat telepon juga susah gak punya uang dan nomor yang bisa

di hubungi.”

Interaksi individu dengan kelompok masyarakat sekitar dapat terpenuhi,

itu terjadi ketika berada dalam pengajian. Ibu Inung ini memang mengikuti wirid

ataupun kelompok pengajian ibu-ibu yang diadakan setiap hari jum’at. Seluruh

anggotanya terdiri dari masyarakat sekitar serta ibu-ibu mantan pasien Rumah

Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan. Berikut hasil wawancaranya :

“ibu ikut kelompok pengajian ibu-ibu setiap hari jum’at siang, anggotanya ya

sama ibu-ibu sekitar juga berbaur gak ada pilih-pilih kawan cerita atau duduk

jauh-jauhan, orang-orang sekitar sana gak ada yang takut tertular sama kami

kok,”.

Page 99: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

85

5.2 Informan Tambahan

5.2.1 Informan Tambahan 1

Nama : Sugiyo

Usia : 55 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku : Jawa

Pekerjaan : Pedagang

a. Kebutuhan Material

Kehidupan para pengemis penyandang kusta menurut Pak Sugiyo sebagai

tetangga dari pengemis penyandang kusta itu di nilai memang tidak mencukupi

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Ketidakberdayaan yang

diakibatkan oleh penyakit yang pernah diderita membuat kebutuhan hidup mereka

harus dipenuhi pemerintah. Bantuan diberikan pemerintah saat ini hanya sekedar

berupa bahan makanan. Tetangga sekitarnya pun juga hidup dengan pas-pasan

atau tidak dapat banyak membantu penyandang kusta untuk memenuhi kebutuhan

hidup mereka. Berikut hasil wawancaranya :

“Menurut saya hidup Pak Ajo itu ya memang kekurangan, apalagi lihatlah bekas-

bekas penyakit kustanya itu buat fisiknya gak kayak orang normal, mau kerja pun

susah. Tambah lagi semenjak rumah sakit tutup makin susah bapak lihat, makan

aja gak tau entah kayakmana itu, tapi memang biasa ada jatah dari pemerintah

untuk bapak ini, beras, minyak goreng, macem-macem lah dek yang dikasih, tapi

memang sekarang itu agak jarang nampak bapak. Kalo baju ya tau sendiri lah

kalo hidup bergantung sama orang, bajunya ya baju-baju lama yang dipakai

sehari-hari, kalo kita liat itu ya baju yang udah gak layak.”

Page 100: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

86

Informan tambahan mengatakan program-program pemerintah yang

ditujukan untuk mengatasi kemiskinan sama sekali tidak semuanya menerima,

menurut informasi yang didapatkan dari wawancara dengan tetangga penyandang

kusta ini, dari 135 Kepala Keluarga tidak sampai setengahnya yang mendapat

program Bansos ataupun bantuan lainnya. Itu disebabkan status kehidupan mereka

yang telah ditangani oleh Dinas Sosial jadi dianggap tidak perlu mendapatkan

bantuan sosial dalam bentuk lain. Berikut hasil Wawancaranya :

“Pak Ajo pernah cerita gak pernah dapat bantuan dari subsidi minyak dari

pemerintah itu, terus sih pernah orang ini protes kenapa gak dapat bantuan sosial

itu, terus katanya sih karena orang ini udah diurus sama Dinas Sosial makanya

gak dapet dana bantuan yang lain, ”

Menurut keterangan dari informan tambahan rumah yang menjadi tempat

tinggal pengemis penyandang kusta itu adalah rumah pondok dari pemerintah

yang sifatnya sementara. Walaupun kecil dan terasa sempit, tetapi cukup bersih

karena sudah ada dilengkapi kamar mandi serta air bersih , rumahnya bisa

menjadi tempat meneduh dari panas matahari ataupun saat hujan. Berikut hasil

wawancaranya :

“Rumahnya menurut bapak bersih kok, memang bukan permanen, dindingnya

sebagian besar masih papan tapi lumayanlah gak kena ujan sama panas. kamar

mandi pun airnya bersih dek karna kan ada sumur bor dari pemerintah terus

dialirkan kerumah-rumah.”

Menurut informan tambahan, kebutuhan obat-obatan secara gratis tidak

terpenuhi. Pak Ajo dan anaknya jarang terlihat sakit, dan kalaupun sakit ringan ia

hanya membeli obat-obatan yang di warung menggunakan uang yang ia punya.

Page 101: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

87

Hal itu disebabkan karena tidak adanya lagi aktivitas serta obat-obatan di rumah

sakit itu. Berikut hasil wawancaranya :

“Jarang sakit bapak itu setahu saya, kalo pun sakit ya cuma sakit-sakit ringan,

demam, batuk gitu aja terus dia beli obatnya di warung pake uangnya sendiri.

Jarang dia mau ke Puskesmas dek gak tau kenapa, kadang pun kan Puskesmas

cepat kali tutup.”

Menurut informan tambahan kebutuhan istirahat Bapak Ajo ini dapat

terpenuhi, beraktivitas di jalan sama seperti layaknya orang-orang yang berkerja

pada umumnya. Pergi pagi sampai sore baru ia kembali lagi pulang ke rumah.

Berikut hasil wawancaranya :

“ Pak Ajo ini pergi ke jalan ya sama kayak orang-orang mau kerja itu, jam 7

udah pigi nnti sore mau magrib udah di rumah lagi dia. abis itu yauda istirahat

lah dia kalo memang gak ada kegiatan lagi, setahu bapak gitu aja dia.”

b. Kebutuhan Spiritual

Menurut informan tambahan kebutuhan ibadah sholat Pak Ajo dapat

terpenuhi, ia sering melakukan ibadah berjamaah di Mesjid, hanya sholat Magrib

dan sholat Isya yang dilakukan berjamaah. Begitu juga untuk mengikuti pengajian

dan mendengarkan ceramah Pak Ajo cukup sering menghadirinya bersama-sama

dengan masyarakat lainnya. Berikut hasil wawancaranya :

“sering kok liat, sering jumpa kalo pas sholat, datang pun kalo ada pengajian

rutin di mesjid, dia kan juga satu perwiridan sama saya, biasanya tuh kalo wirid

setiap malam jum’at, kami sih yang sehat-sehat ini biasa aja kalo lagi dekat sama

mereka gak ada takut tertular”.

Page 102: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

88

Menurut informan tambahan kebutuhan hiburan dapat terpenuhi. Hiburan

yang menjadi pilihan jika Pak Ajo sedang dilanda kejenuhan tidak pernah rekreasi

kemana-mana melainkan hanya berkunjung ke rumah tetangga atau berada di

warung untuk sekedar mengobrol. Berikut hasil wawancaranya :

“jarang jalan-jalan bapak itu dek, kalo dia suntuk cuma cerita-cerita aja lah

sama kami di warung itu sama orang-orang sini juga, kadang ke depan sana

tempat tetangga.”

c. Sosial

Interaksi sosial antara mereka sesama penyandang kusta dapat terpenuhi,

tidak ada masalah ataupun mengalami konflik yang besar. Mereka sama-sama

dapat menjalani hidup dengan saling menjaga ketentraman. Interaksi itu terjadi

ketika mereka sedang berpapasan atau saat berada di warung. Berikut hasil

wawancarnya :

“Kalo mereka gak pernah saya liat ribut-ribut sampe besar gitu, ya kalo pun ada

itu wajar aja terjadi terus yauda besoknya normal lagi macem gak pernah ada

masalah dek, bisa saling jaga kenyamananlah, “

Interaksi sosial antara Individu dengan masyarakat sekitar pun terpenuhi

dan bisa di katakan baik-baik saja tidak menunjukan adanya penolakan ataupun

diskriminasi. Berikut hasil wawancaranya :

“Hubungan Pak Ajo dengan masyarakat ya biasa aja kok gak ada yang jauhin

dia karna penyakit kusta nya itu. buktinya ya itu kalo pengajian atau wirid ya

sama-sama kok, kalo ada yang pesta diundang juga kok”

Penyandang kusta termasuk pak Ajo tidak pernah ikut terlibat kedalam

kegiatan-kegiatan masyarakat karena saat ini disana sudah jarang ada dibuat

Page 103: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

89

kegiatan untuk masyarakat, berbeda saat masih ditangani oleh Dinas Kesehatan

yang sering mengadakan berbagai macam perlombaan untuk memeriahkan 17

Agustus, masyarakat dan para penyandang kusta sama-sama ikut berpartisipasi

dalam acara itu. Berikut hasil wawancaranya :

“Disini jarang ada kegiatan makanya gak pernah bapak ini terlibat di kegiatan

masyarakat dek. paling kegiatan orang itu sendiri lah misalnya demo ke Medan

sana baru bapak ini ikut juga. Tapi kalo dulu Dinas Kesehatan lumayan sering

ngadakan perlombaan waktu 17 agustus, yang ikut-ikut lomba ya gabung semua,

orang-orang sehat sama orang-orang yang sakit kusta ini “.

5.2.2 Informan Tambahan 2

Nama : Ibu Salamah

Usia : 52 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Aceh

Alamat : Jalan Komplek Rumah Sakit Kusta Sicanang

Belawan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

a. Kebutuhan Material

Kehidupan sehari-hari ibu Inung terlihat sangat sederhana dan tentunya

selalu mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai

tetangga tak banyak yang bisa dilakukan untuk membantunya, sesekali saja ibu

Salamah ini membagi sedikit makanan yang dimilikinya kepada bu Inung

tetangganya tersebut. Berikut hasil wawancaranya :

Page 104: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

90

“kasian liatnya hidupnya itu cuma dari bantuan bulanan pemerintah aja gak ada

kerjaan lain. Jari tangannya udah bengkok gitu gak bisa lagi dia kerja lain kayak

kita yang normal ini. Ada niat bantu tapi liat sendirilah kondisi ekonomi keluarga

gak jauh beda sama ibu itu, bedanya kalo aku suami masih bisa kerja nafkahi

anak istri ya walaupun pas-pasan dan harus pande bagi-bagi uang untuk

kebutuhan yang lain, kadang kalo ada makanan ya sikit-sikitlah ku kasih”.

Program pemerintah dalam mengurangi kemiskinan tidak berlaku untuk

sebagian besar mantan penderita kusta di Pulau Sicanang Belawan. Bantuan-

bantuan sosial yang ditujukan untuk masyarakat miskin tidak mereka dapatkan.

Penyandang kusta ini tidak terjamin kesehatannya, jika sewaktu-waktu ia

menderita penyakit maka dapat dipastikan ia akan kesulitan dalam membiayai

perobatan.

“Bantuan pemerintah yang dibagi ke ibu itu ya cuma beras, minyak goreng,

sayur, yang biasanya dikasi sebulan sekali itu biasanya dek, kalo uang-uang yang

dari subsidi BBM itu gak ada dapat setauku dek, BPJS juga gak dapat dek

soalnya kalo pun sakit ibu itu pake uang sendiri biasanya beli obat ke kedai”

Ibu Inung tinggal di rumah yang diberikan pemerintah untuk ia tempati

sementara sejak kesembuhannya dari penyakit kusta yang sempat ia derita dulu.

Di dalamnya sudah terdapat kamar mandi dengan air bersih yang berasal dari

sumur bor, tidak untu mandi saja namun air itu juga dapat diminum ataupun

digunakan untuk keperluan sehari-hari. Rumah itu dapat melindungi penghuninya

dari panas matahari ataupun hujan, dindingnya yang sebagian terbuat dari papan

dan batu dapat melindungi penghuninya dari udara dingin yang berhembus.

Berikut hasil wawancaranya :

Page 105: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

91

“ kalo ditanya soal rumah ibu itu gak jauh beda sama rumahku ini dek,

dindingnya sebagian papan lumayanlah kalo malam gak kedinginan kali kami

karna angin, kalo siang gak kepanasan, kalo siang gak kepanasan. kamar

mandinya juga ada sama air bersih juga tersedia disini, asalnya ya dari sumur

bor dek, kalo air dari sumur biasa mana bisa dek pasti jorok juga kayak air laut

itu, kalo listrik dari gardu lsitrik PLN”.

Menurut keterangan yang diperoleh dari informan tambahan, obat-obatan

dapat terpenuhi. Ibu Inung jarang terlihat sakit, begitu juga dengan anggota

keluarganya. Jika hanya sakit ringan ia dan keluarganya hanya mengkonsumsi

obat yang ia beli di warung sekitar, tetapi jika terserang penyakit yang tergolong

cukup parah ataupun penyakit itu tidak kunjung sembuh maka ia akan membawa

berobat ke Puskesmas terlebih dahulu. Berikut hasil wawancaranya :

“sakit ibu itu minum obat kede aja dek, terus kalo gak kurang-kurang sakitnya

baru dia ke Puskesmas, tapi itu pun jarang dia nampak sakit kulihat, jarang juga

dia mengeluh sakit samaku tapi entah juga lah ya kalo dia diem-diem ditahankan

sakit itu “

Menurut informasi informan tambahan, jika mengemis ataupun meminta-

minta dijalan, ibu Inung seperti masyarakat yang bekerja lainnya pergi pagi dan

pulang sore. Berikut hasil wawancaranya :

“Kalo lagi minta-minta ke jalan, dia pergi dari pagi ke Medan sana dek nanti

sore mau magrib baru pulang dia dari Medan naik angkot, kadang ada angkot

yang mau nurunkan sampe ke dalam sini, kadang kalo gak ada angkot yang mau

nurunkan disini ya turun dia di depan jalan bercabang itu, karna sebetulnya gak

ada angkot yang masuk sini, masuknya ke jalan sebelah sana aja”.

Page 106: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

92

b. Kebutuhan Spiritual

Menurut informasi dari informan tambahan kedua kebutuhan beribadah

dapat terpenuhi, Ibu Inung sering juga beribadah, baik di rumah maupun

berjamaah Sholat Magrib dan Sholat Isya di mesjid. Aktivitas yang ia lakukan di

mesjid bukan hanya sholat saja, tapi juga menghadiri pengajian dan

mendengarkan ceramah.

“ Ibu Inung itu sholat ya di mesjid, seringnya Sholat Magrib dan Sholat Isya

berjamaah dia dimesjid. Kalo dengerin ceramah ya setiap ada pengajian di

mesjid ini lumayan sering lah dia datang ngikutin sampe siap acaranya itu”.

c. Sosial

Interaksi Sosial antara individu penyandang kusta dengan penyandang

kusta lain dinilai informan tambahan kedua dinilai baik-baik saja. Jika bertemu

dengan sesamanya mereka saling menegur dan saling melempar senyum paling

tidak. Berikut hasil wawancaranya :

“ Orang itu jumpa pasti saling negur kok, senyum lah paling gak, soalnya kan

mereka ini udah saling kenal, sama-sama pernah di rawat di rumah sakit ini, gak

pernah kelihatan berantam ataupun ribu-ribut besar”.

Interaksi Individu antara penyandang kusta dengan kelompok masyarakat

sekitar dapat terpenuhi dan dinilai baik-baik saja oleh informan tambahan. Bu

Inung dapat bergaul baik dengan masyarakat sekitar, karena masyarakat setempat

juga tidak menunjukan sikap penolakan atau diskriminasi terhadap ibu Inung.

Berikut hasil wawancaranya :

“ Sikap masyarakat sini biasa aja dek sama ibu ini, gak pernah macem-macem

sama menjauhi dia karna penyakitnya itu, malahan ibu Inung ini sama-sama

Page 107: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

93

anggota pengajian ibu-ibu, anggotanya sebagian besarnya ya ibu-ibu lain yang

fisiknya sehat sama gak pernah sakit kusta, orang sini gak takut lah”.

Interaksi kelompok penyandang kusta dengan kelompok masyarakat

sekitar menurut informan tambahan dapat terpenuhi yaitu terjadi ketika kelompok

penyandang kusta di undang untuk menghadiri acara-acara pesta ataupun acara

syukuran masyarakat sekitar. Berikut hasil wawancaranya :

“ Orang-orang sini kalau punya acara pesta atau syukuran, yang sakit-sakit kusta

ini di undang juga kok, mau juga datang untuk datang ke acara itu, memang gak

ada pilih-pilih di sini “.

5.3 Analisis Data

Tahap ini peneliti akan memberikan analisis data terhadap data – data

yang telah di kumpulkan selama peneliti melakukan observasi dan wawancara di

lapangan terhadap orang – orang yang menjadi informan dalam penelitian ini,

seperti yang telah dilihat sebelumnya bahwa peneliti telah menguraikan data –

data yang telah diperoleh dari masing – masing informan dan telah menganalisis

data tersebut mengenai kesejahteraan sosial pengemis penyandang kusta,

selanjutnya pada analisis data ini seluruh informasi akan digabung serta di uraikan

sehingga terjawablah pertanyaan dalam penelitian ini mengenai tinjauan

kesejahteraan sosial pengemis penyandang kusta di Kota Medan.

Informan dalam penelitian ini berjumlah empat orang yang terbagi

menjadi dua orang informan utama yaitu para pengemis penyandang kusta itu

sendiri serta dua orang informan tambahan yaitu tetangga dari informan utama

yang dianggap mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dari informan utama yaitu

Page 108: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

94

para pengemis penyandang kusta itu sendiri dimana kesejahteraan sosial dilihat

dari kebutuhan material yaitu kebutuhan berupa alat-alat yang dapat diraba,

dilihat, dan mempunyai bentuk. Kebutuhan material berwujud nyata dan dapat

dinikmati langsung. Kebutuhan spiritual kebutuhan yang dihubungkan dengan

benda-benda tak berwujud. Kebutuhan ini tidak bisa diraba, dilihat, dan berbentuk

tetapi bisa dirasakan dalam hati. dan sosial adalah kebutuhan interaksi antara

manusia yang satu dengan manusia lainnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Macam-macam interaksi sosial itu adalah interaksi antara individu dengan

individu, yaitu interaksi yang melibatkan individu penyandang kusta dengan

individu penyandang kusta lainnya. Interaksi sosial antara individu dengan

kelompok, yaitu interaksi yang melibatkan individu penyandang kusta dengan

keluarganya. Interaksi antara kelompok dengan kelompok yaitu interaksi yang

melibatkan para kelompok penyandang kusta dengan masyarakat.

Data dari informan utama yang pertama yaitu berasal dari Bapak Ajo, ia

merupakan salah satu mantan pasien di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang

Belawan. Menikah dengan istrinya yang dahulunya juga merupakan pasien di

Rumah Sakit Kusta Sicanang Belawan dan memiliki anak yang sehat tidak

memiliki riwayat penyakit yang sama dengan mereka. Ia dirawat intensif sejak

tahun 1990 dan pada tahun 1993 ia dinyatakan sembuh oleh dokter yang

merawatnya selama berada di rumah sakit, saat itu juga ia tidak membutuhkan

perawatan intensif lagi. Berobat jalan dilakukannya setiap hari sampai rumah sakit

berhenti beroperasi. Selama proses berobat jalan itu berjalan maka Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang menangani mereka memberikan rumah

pondok untuk mereka tinggalin sementara. Letak rumah itu persis berada di

Page 109: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

95

samping ataupun langsung berhadapan dengan Rumah Sakit Kusta Pulau

Sicanang Belawan. Segala bentuk kebutuhan pokoknya dipenuhi dan ditanggung

oleh Dinas Kesehatan yang menangani rumah sakit pada waktu itu. Operasional

Rumah Sakit Kusta sudah berhenti di awal tahun 2014 lalu dan kini dialihkan ke

Dinas Sosial Sumatera Utara.

a. Kebutuhan Material

Kebutuhan material Pak Ajo yang berupa makanan tidak terpenuhi, selama

ini hanya bergantung dari bantuan pemerintah yang berbentuk sembako yang

dibagikan secara rutin sebulan sekali. Rumah yang ia tempati merupakan rumah

pondok milik pemerintah yang ia tempatin sejak tahun 1993 sampai sekarang,

memiliki kamar mandi serta terdapat air bersih untuk keperluan sehari-hari dan

dapat dikonsumsi. Tidak memiliki kegiatan ataupun pekerjaan lain membuat

kebutuhannya akan istirahat dapat terpenuhi, bahkan ia dapat beristirahat dengan

cukup dan teratur. Kebutuhannya akan obat-obatan ia peroleh dengan membeli ke

warung dengan menggunakan uang hasil mengemis.

b. Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan Spiritual yang berupa pendidikan tidak terpenuhi, ia hanya

bersekolah sampai kelas 3 SD saja. Kebutuhan ibadah dan siraman rohani dapat

terpenuhi karena ia cukup sering menghadiri sholat Magrib dan Isya berjamaah di

mesjid yang berada tak jauh dari rumahnya. Selain sholat ia juga memperoleh

siraman rohani dari mesjid yang diadakan setiap kamis malam. Kebutuhan akan

hiburan dapat ia lakukan kapan saja ia mau, dengan sering berkunjung ke rumah-

rumah tetangga, ngumpul dan mengobrol di warung bersama masyarakat ataupun

penyandang kusta lain.

Page 110: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

96

c. Sosial

Kebutuhan Sosial dapat terpenuhi yang terwujud dalam suatu interaksi,

yaitu interaksi individu dengan sesama penyandang kusta lain terjalin baik dan

saling menegur, bercerita dan bercanda. Interaksi individu penyandang kusta

dengan keluarganya jarang terjadi karena tidak adanya kesempatan untuk saling

berkomunikasi secara sering yang disebabkan faktor dari dalam dirinya sendiri

yang merasa asing dan minder karena pernah memiliki riwayat sakit kusta.

Interaksi antara kelompok penyandang kusta dengan masyarakat lain cukup sering

mereka lakukan dan interaksi itu terjadi ketika mereka para penyandang kusta

melakukan aksi demo ke pemerintah yang kemudian perwakilan dari mereka

melakukan dialog langsung dengan pemerintah.

Data dari informan utama yang kedua yaitu berasal dari Ibu Inung berusia

55 tahun berasal dan merupakan mantan pasien di Rumah Sakit Kusta Pulau

Sicanang Belawan, pernah dirawat Rumah Sakit Kusta Hutasalem Balige dan

kembali lagi ke Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan, kemudian ia pergi

ke Aceh untuk menikah dengan suaminya yang sesama pasien di Rumah Sakit

Kusta Sicanang Belawan. Selama pernikahannya memiliki 3 orang anak yang

sehat serta tidak memiliki riwayat menderita penyakit kusta. Perawatan dan

pemeriksaan tidak hanya diberikan untuk ia dan suami saja, melainkan anak-

anaknya juga terus di periksa secara rutin tanpa di pungut biaya oleh rumah sakit.

Kini dua diantaranya telah menikah dan masing-masing telah memiliki 2 orang

anak. Ia mulai dinyatakan menderita penyakit kusta pada umur 10 tahun, namun

pada waktu itu iya tidak di izinkan oleh orang tuanya untuk berobat jauh, sehingga

ia dapat dikatakan terlambat dalam pengobatan. Efek negatif dari keterlambatan

Page 111: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

97

penanganan itu ialah kecacatan yang tampak jelas pada jari-jari tangannya.

Kemudian mulai dirawat di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Belawan sekitar

tahun 1980an.

a. Kebutuhan Material

Kebutuhan material Ibu Inung yang berupa makan dan minuman kurang

terpenuhi, selama ini juga bergantung dari bantuan pemerintah melalui Dinas

Sosial Sumatera Utara, bantuan yang itu berupa sembako seperti beras, minyak

goreng, sayur ataupun bahan makanan lain, yang didistribusikan sebulan sekali.

Kebutuhan pakaian dapat terpenuhi, karena pakaian yang dikenakan sehari-hari

sebagian besar adalah pakaian lama, pakaian lainnya ada yang diberikan oleh

pemerintah sewaktu masih ditangani oleh Dinas Kesehatan. Sejak tahun 2013,

Dinas Sosial baru memberikan pakaian untuk ia dan keluarga pada lebaran tahun

2015 lalu, berupa dua pakaian orang dewasa dan dua buah pakaian anak.

Kebutuhan rumah yang menjadi tempat berteduh dari panas dan hujan dapat

terpenuhi, rumah itu merupakan rumah pondok milik pemerintah yang diperoleh

melalui sebuah kebijakan pemerintah untuk para pasien kusta yang tidak lagi

dirawat intensif dan hanya membutuhkan rawat jalan di Rumah Sakit, didalamnya

juga cukup bersih dan telah terdapat kamar mandi serta air bersih yang bisa

dipakai untuk keperluan sehari-hari. Kebutuhan akan istirahat Ibu Inung terpenuhi

karena ia mengemis di jalan hanya sampai sore hari saja, kemudian ia langsung

pulang ke rumah dan tidak memiliki pekerjaan lain lagi. Kesehatan merupakan

bagian dari indikator kesejahteraan seseorang, kebutuhan obat-obatan dapat

terpenuhi, saat Ibu Inung terserang penyakit maka ia pergi berobat ke Puskesmas

dengan membayar uang sekedar saja, namun begitu ia lebih sering membeli obat

Page 112: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

98

keluar, hal itu disebabkan karena Puskesmas tidak beroperasi dan melayani

sampai selama 24 jam. Jika hanya mengalami sakit yang tidak terlalu parah ia

hanya membeli obat ke warung dengan biaya sendiri.

b. Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan pendidikan tidak terpenuhi karena penyakit kusta yang mulai

menyerangnya saat usia 10 tahun membuatnya putus sekolah. Kebutuhan ibadah

dapat terpenuhi, ia hanya sholat subuh di rumah, sholat Magrib dan Isya dilakukan

berjamaah di mesjid. Siraman rohani biasanya ia hadiri dengan mendengarkan

ceramah saat diadakan pengajian di mesjid pada kamis malam setelah

melaksanakan sholat Isya. Kebutuhan Spiritual seperti hiburan terpenuhi dengan

cara mengobrol dengan tetangganya saja.

c. Sosial

Kebutuhan sosial terpenuhi dan terjadi interaksi antara individu

penyandang kusta dengan penyandang kusta lain, hal itu terjadi ketika mereka

bertemu saling menegur sapa dan sering terjadi pada saat mereka sama-sama

sedang berbelanja sayuran di warung. Interaksi individu dengan keluarga sangat

kurang karena intensitas pertemuan antara mereka jarang bahkan bisa dikatakan

tidak pernah lagi bertemu ataupun berkomunikasi, hal itu terjadi karena kedua

pihak tidak memiliki kesempatan serta akses untuk berinteraksi. Selain itu ada

beberapa anggota masyarakat di kampungnya yang memang merasa takut tertular

penyakitnya. Interaksi antara kelompok penyandang kusta dengan kelompok

masyarakat lain terjadi ketika mereka tergabung ke dalam suatu kelompok

pengajian yang seluruh anggotanya merupakan masyarakat sehat sekitar dan para

penyandang kusta.

Page 113: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

99

Data dari informan tambahan pertama yaitu berasal dari Bapak Sugiyo

yang berprofesi sebagai pedagang menjual berbagai keperluan sehari-hari dan

merupakan tetangga dari pengemis penyandang kusta. Sebagai tetangga ia tentu

dapat membantu peneliti dalam mendapatkan informasi-informasi yang

dibutuhkan mengenai kebutuhan-kebutuhan pengemis penyandang kusta. Menurut

pernyataannya keberadaan tetangganya tersebut di jalan untuk mengemis atau

meminta-minta dijalanan Kota Medan didorong oleh kurangnya perhatian dari

pihak pemerintah dalam membantu para pengemis memenuhi kebutuhan-

kebutuhan hidup.

a. Kebutuhan Material

Kebutuhan makanan yang didistribusikan sebulan sekali itu tidak cukup

untuk dikonsumsi selama sebulan, agar dapat memenuhi kebutuhan makan dan

kebutuhan lain dihari esok maka harus mencari uang sendiri yaitu melalui

mengemis di jalan dengan kondisi fisik yang tidak berdaya tersebut. Menurutnya

hidup pengemis ini serba bergantung dengan bantuan-bantuan yang diberikan

Dinas Sosial. Kebutuhan rumah dapat terpenuhi, rumah yang jadi tempat tinggal

sementara itu juga bisa dikatakan bersih, sehat dan nyaman, dapat menjadi tempat

berlindung dari panas dan hujan. Aktivitas mengemis di jalan juga hanya pagi

sampai sore, serta tidak mempunyai pekerjaan lain yang bisa dijadikan sumber

penghasilan untuk hidup mandiri, maka kebutuhan akan istirahat tidak ada

masalah dan bisa dikatakan terpenuhi kebutuhan istirahatnya.

b. Kebutuhan Spiritual

Menurut informasi yang diperoleh dari informan tambahan pertama,

kebutuhan ibadah dan siraman rohani dapat terpenuhi, di mesjid yang berada

Page 114: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

100

dilingkungannya mereka sering bersama-sama melakukan sholat berjamaah, dan

dimalam-malam tertentu juga menghadiri pengajian yang diadakan di mesjid

secara rutin. Kebutuhan akan hiburan dapat terpenuhi karena dengan sekedar

duduk-duduk di warung mengobrol dengan masyarakat lain dapat membuang rasa

kejenuhan dan dapat menghibur dirinya.

c. Sosial

Kebutuhan sosial yang berupa interaksi dengan sesama individu dan

kelompok juga dapat dinyatakan terpenuhi, menurut informasinya pengemis

penyandang kusta dapat hidup bergaul dan berbaur dengan masyarakat sekitar.

Kemudian hal itu dapat dibuktikan dengan teguran dan sapaan saat sama-sama

bertemu di mesjid ataupun saat sama-sama tergabung kedalam kegiatan rutin

seperti wirid. Interaksi sosial kelompok dengan kelompok juga terpenuhi, karena

kesamaan akan status dan kesamaan kebutuhan, pada suatu kesempatan bersama

dengan penderita kusta lain untuk menyampaikan suara mereka ke pusat-pusat

pemerintahan yang ada di Kota Medan.

Data yang diperoleh dari informan tambahan kedua yaitu berasal dari Ibu

Salamah yang berusia 52 tahun dan sebagai ibu rumah tangga. Menurutnya upaya

pemerintah dalam membantu mantan pasien dirumah sakit kusta Pulau Sicanang

Belawan kurang tepat, pemberhentian operasional rumah sakit kusta serta

pengalihan penanganan dari Dinas Kesehatan ke Dinas Sosial membuat distribusi

kebutuhan-kebutuhan hidup yang dibutuhkan mantan pasien rumah sakit kusta

menjadi kekurangan pasokan makanan serta kebutuhan hidup lainnya, padahal

kecacatan pada fisik para mantan pasien kusta ini yang menjadi penghambat

mereka untuk hidup mandiri. Ia mengatakan itu lah yang menjadi jawaban kenapa

Page 115: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

101

banyak mantan pasien Rumah Sakit Kusta berkeliaran dan mengemis di jalan-

jalan Kota Medan

A. Kebutuhan Material

Informan tambahan kedua mengatakan kebutuhan akan makanan diperoleh

dari bantuan sembako yang didistribusikan Dinas Sosial. Jika tidak mencukupi

maka mantan pasien kusta ini pergi ke Medan untuk meminta-minta dan

memohon belas kasih pengguna jalan. Kebutuhan pakaian terpenuhi, pakaian

yang digunakan juga merupakan pakaian-pakaian lama yang sudah terlihat lusuh

dan kusam yang sebagian besarnya diperoleh dari Dinas Kesehatan yang

menangani pada waktu itu. Kebutuhan rumah sebagi tempat berlindung diperoleh

dari pemerintah yang dapat dijadikan tempat tinggal sementara. Kebutuhan

istirahat terpenuhi dengan baik karena menurutnya pengemis itu tidak memiliki

pekerjaan lain lagi, saat beraktivitas di jalan pun beristirahat dengan duduk di

trotoar jalan, selesai mengemis langsung pulang kerumah untuk beristirahat.

Kebutuhan akan obat-obatan dapat terpenuhi, seperti saat ditangani oleh Dinas

Kesehatan, jika membutuhkan obat-obatan dapat diperoleh sendiri dengan cara

pergi berobat ke Puskesmas.

B. Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan spiritual mantan pasien rumah sakit kusta menurutnya

terpenuhi, sholat itu dilakukan secara berjamaah di mesjid, begitu juga dengan

siraman rohani ia peroleh dengan menghadiri pengajian dan mendengarkan

ceramah dari Ustad-ustad yang diundang sebagai penceramah di mesjid itu.

Kebutuhan akan hiburan sangat diperlukan oleh manusia, kejenuhan itu biasa

disebabkan oleh rutinitas kegiatan sehari-hari yang tak jarang memberikan

Page 116: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

102

tekanan terhadap diri manusia . Kebutuhan akan hiburan pengemis penyandang

kusta Ibu Inung ini terpenuhi karena meskipun ia lebih sering berada di rumah,

namun hanya dengan mengobrol dengan tetangga dapat menghibur dirinya.

C. Sosial

Setelah diuraikan dengan kata-kata diatas menurut informan tambahan

kedua interaksi yang terjadi antara individu sesama penyandang kusta dapat

terpenuhi dan berlangsung baik, hampir setiap hari berkomunikasi di warung saat

akan berbelanja bahan makanan yang akan di masak. Pada proses interaksi dengan

keluarga atau kerabat tidak terpenuhi, hal itu karena jarak yang membuat

intensitas pertemuan dan komunikasi antara mereka tidak terpenuhi. Interaksi

sosial antara kelompok penyandang kusta dengan masyarakat sekitar menurutnya

terpenuhi dan itu terjadi ketika penyandang kusta di undang ke acara pesta

ataupun syukuran milik masyarakat sekitar, di acara itu penyandang kusta dan

tamu – tamu lain duduk bersama tanpa ada menjaga jarak dengan penyandang

kusta.

Page 117: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

103

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam bentuk skripsi mengenai

tinjauan kesejahteraan sosial pengemis penyandang kusta di Kota Medan, maka

beberapa hal yang ditinjau peneliti dari pengemis penyandang kusta yaitu

kebutuhan material,kebutuhan spiritual dan sosialnya. Sebagaimana dengan

defenisi kesejahteraan sosial dalam undang-undang No 11 Tahun 2009 yang

mengatakan “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”. Penelitian

ini memberikan kesimpulan bahwa :

1. Kebutuhan Material

Menurut hasil penelitian yang telah diuraikan, kebutuhan material

pengemis penyandang kusta terhadap kebutuhan makanan kurang

terpenuhi, selama ini kebutuhan makan mereka hanya bergantung pada

bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Masalah itu terjadi karena

bantuan sembako yang distribusikan pemerintah hanya sebulan sekali.

Bahan makanan yang diberikan oleh pemerintah tersebut tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan pakaian kurang terpenuhi

karena pakaian yang dikenakan sebagian besarnya merupakan pemberian

Dinas Kesehatan yang pada saat itu memberikan pelayanan kepada

penyandang kusta, pakaian diberikan setiap menjelang akhir tahun. Sudah

Page 118: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

104

dua tahun Dinas Sosial mengambil alih pelayanan terhadap penyandang

kusta, namun baru sekali memberikan pakaian, yaitu diberikan bertepatan

pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2015. Kebutuhan rumah

terpenuhi, rumah itu dengan ukuran 6x3 meter yang menjadi tempat

tinggal penyandang kusta merupakan milik pemerintah, rumah tersebut

beratap seng, berlantai semen, serta sebagian besar dindingnya berbahan

kayu cukup untuk menjadi tempat berlindung dari panas matahari, dan

pada saat hujan. Kegiatan mengemis yang dilakukan para penyandang

kusta tidak membuat mereka menjadi kekurangan istirahat, aktivitas

mengemis dimulai pagi hari pukul 9 sampai pukul 6 sore menjelang

petang dan tidak ada dilanjutkan dengan aktivitas lain. Obat-obatan secara

gratis kurang terpenuhi karena tidak terdapat pelayanan kesehatan yang

memberikan pelayanan selama 24 jam untuk para penyandang kusta.

Puskesmas yang diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan gratis

namun hanya beroperasi sampai sore saja.

2. Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan Spiritual pengemis penyandang kusta tidak terpenuhi padaa

kebutuhan pendidikan, mereka memiliki latar belakang pendidikan yang

rendah, sehingga nyaris tidak memiliki ilmu pengetahuan yang dapat

digunakan untuk hidup mandiri. Kebutuhan ibadah dapat terpenuhi karena

di waktu-waktu tertentu mereka dapat melaksanakannya di mesjid sekitar

tempat tinggal mereka. Selain untuk tempat ibadah mesjid tersebut juga

menjadi tempat mereka memperoleh siraman rohani melalui acara

pengajian rutin. Kebutuhan hiburan terpenuhi, cukup membuat diri mereka

Page 119: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

105

menjadi lebih bersemangat dalam menjalani hidup, hiburan yang mereka

peroleh selama ini merupakan hiburan yang sederhana dan tidak

mempunyai pilihan untuk mengakses hiburan yang lain.

3. Sosial

Kebutuhan sosial terjadi dalam suatu interaksi-interaksi antara individu

sesama penyandang kusta, individu dengan keluarga, kelompok

penyandang kusta dengan kelompok masyarakat lain. Interaski antara

individu dengan individu penyandang kusta lain dapat terpenuhi, interaksi

diantara mereka terjadi pada saat kedua pihak bertemu pada suatu

kesempatan dan saling menegur atau hanya sebatas melempar senyum.

Interaksi antara individu penyandang kusta dengan keluarga atau

kerabatnya juga nyaris tidak terpenuhi. Hal itu dikarenakan jarak yang

jauh serta kondisi ekonomi yang tidak mendukung untuk melakukan

interaksi. Selain itu ada faktor penghambat lain yang membuat

penyandang kusta jarang berinteraksi dengan kerabatnya, hal itu

disebabkan oleh sebagian masyarakat ditempat asalnya merasa takut

tertular dan merasa jijik melihat kondisi fisik dari penyandang kusta itu.

Interaksi kelompok penyandang kusta dengan kelompok masyarakat

sekitar tempat tinggalnya dapat terpenuhi, hal dikarenakan kelompok

penyandang kusta dan kelompok masyarakat tergabung ke dalam

kelompok pengajian ataupun perwiritan yang sama.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran penulis adalah sebagai

berikut :

Page 120: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

106

1. Kepada Masyarakat

Sebagai pertimbangan untuk mengurangi dampak negatif dari munculnya

pengemis penyandang kusta di Kota Medan yang salah satunya

mengurangi keindahan kota, maka himbauan untuk masyarakat pengguna

jalan agar tidak lagi membiasakan diri untuk memberikan mereka uang,

karena apabila mereka bisa mendapatkan uang dengan mudah dan dengan

cara mengemis seperti itu akan membuat mereka menjadi pemalas dan

tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan masalah baru. Jika berniat

memberi, sebagai orang yang bijak maka kita tahu apa yang pantas kita

berikan untuk mereka, Misalnya dengan cara memberikan keterampilan-

keterampilan atau ilmu yang bisa ia gunakan untuk membantunya lepas

dari ketergantungan terhadap belas kasih pengguna jalan.

2. Kepada Pemerintah

Pemerintah selaku lembaga yang memiliki wewenang dan bertanggung

jawab atas kesejahteraan setiap warganya, terkhusus para mantan pasien

rumah sakit kusta Pulau Sicanang. Sebelum mengembalikan para

penyandang kusta ke masyarakat, pemerintah harus memberikan bekal

keterampilan yang tepat untuk mereka telah dinyatakan sembuh dari

penyakit kusta, dengan keterampilan yang diberikan maka diharapkan para

penyandang kusta tidak menjadi pengemis dijalan.

Page 121: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

107

Daftar Pustaka

Abu. Huraerah. 2011. Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat, Model

Dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung. Humaniara.

Adi, Isbandi Rukminto.2003. Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial,

pembangunan Sosial dan Kajian Pembangunan). Jakarta. Raja Grafindo

Persada.

Adi, Isbandi Rukminto. 2013. Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial,

pembangunan Sosial dan Kajian Pembangunan). Jakarta. Raja Grafindo

Persada.

Fahrudin, A. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung. Refika Aditama.

Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Hipokrates

Fauzik. Lendriyono, 2007. Beberapa Pemikiran Tentang Pembangunan

Kesejahteraan Sosial.Malang.UMM Press.

Lexy J, Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.

Maryati.Suryawati.2009.Sosiologi. Jakarta. Erlangga.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta.

Rineka Cipta

Philipus. Nurul Aini. 2004. Sosiologi dan Politik. Jakarta. PT Raja Grafindo

Persada.

Rusdiarti. Kusmuriyanto.2012. Ekonomi Fenomena Di Sekitar Kita. Semarang.

PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Setiadi, Elly M. Usman Kolip.2011. Pengantar Sosiologi : Pemahaman Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial, Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta

Kencana.

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial : Pedoman Praktis Penelitian

Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan. Grasindo Monoratama.

Sumarsono, Sonny, 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia, Yogyakarta.

Graha Ilmu.

Page 122: TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGEMIS …balitbang.pemkomedan.go.id/tinymcpuk/gambar/file/Chairi.pdf · bangsa dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

108

Suyanto,Bagong.2005.Metode Penelitian Sosial : Bergabai Alternatif Pendekatan.

Jakarta.Prenada Media

Tumanggor, Rusmin, et,al.2010.Ilmu sosial & Budaya Dasar, Ed.rev. cet 2.

Jakarta. Kencana.

Sumber Lain :

Badan Pusat Statistik Kota Medan Dalam Angka 2013

Badan Pusat Statistik Kota Medan Dalam Angka 2014

Undang-undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2009Tentang Kesejahteraan

Sosial

Undang-undang Republik Indonesia No.23 Tahun 1992Tentang Kesehatan

Undang-undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1997Tentang Penyandang Cacat

http://www.depkes.go.id/article/view/15012300020/hari-kusta-sedunia-2015-

hilangkan-stigma-kusta-bisa-sembuh-tuntas.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Hansen

http://medankota.bps.go.id/frontend/index.php/publikasi/index?Publikasi%5Btahu

nJudul%5D=2014&Publikasi%5BkataKunci%5D=Medan+Dalam+Angka&yt0=

Tampilkan

http://pemkomedan.go.id/new/hal-selayang-pandang.html

http://panduanmembuatobattradisional.blogspot.com/2014/02/mengenali-gejala-

penyakit-kusta.html

http://regional.kompas.com/read/2013/04/09/21255967/Cegah.Pasien.Kusta.Meng

emis..Dinkes.Usulkan.Rp.4.Miliar

https://id.wikipedia.org/wiki/Kebutuhan

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Medan#Sejarah

https://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit,