Upload
merylla-jane
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
1/21
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT MATA
RS MATA DR YAP
Nama : Mutiara Astra Srinivasha
NIM : 11-2010-014
Dr. Pembimbing : dr. Enni Cahyani P., SpM, Mkes
Fak. Kedokteran : UKRIDA
I. IDENTITAS
Nama : Tn.Parto Partoyono
Umur : 45 tahun
No RM: 17-46-65
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Dongkayen Pedoro Sambung Macan, Sragen.
II. ANAMNESIS
Dilakukan Autoanamnesis pada tanggal 26 November 2011
Keluhan Utama:
Mata kiri panas dan pegal sejak 1 hari SMRS
Keluhan Tambahan:
Mata kiri merah, keluar air dan sakit kepala
1
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
2/21
Riwayat Penyakit Sekarang:
Satu hari SMRS, pasien mengeluhkan mata kirinya terasa sakit, merah, pegal dan cekot-
cekot. Dari mata kirinya keluar cairan terus menerus. Pasien juga mengeluh kepalanya sakit dan
terasa berat. Sakit yag dirasakan makin lama makin parah sehingga akhirnya pasien memutuskan
untuk berobat ke puskesmas. Pasien mengaku diberi obat tetes mata yang pasien tidak ketahui
namanya namun tidak kunjung membaik.
Malamnya pasien merasakan sakit kepala hebat, pusing dan mual tetapi tidak muntah. Mata
kiri dirasakan semakin sakit dan akhirnya pasien memutuskan untuk berobat ke RS Mata Dr.YAP
dan dirawat inap selama dua hari.
Pasien mengatakan bahwa lima tahun yang lalu pernah berobat ke RS Mata Dr. YAP dan
mata kirinya didiagnosa dengan ulkus kornea. Pasien mendapat terapi Timolol namun tidak pernah
kontrol lagi. Pasien mengatakan lama kelamaan pandangan terasa kabur apabila mata sebelah
kanan ditutup, dan sekarang mata kiri hanya dapat melihat lambaian tangan.
Pasien datang ke poliklinik RS. Mata Dr. Yap dan di rawat inap di ruangan isolasi Sadewa.
Riwayat Penyakit Dahulu:
a. Umum :
- Diabetes Mellitus : Tidak ada
- Hipertensi : Tidak ada
- Jantung : Tidak ada
- Asma : Tidak ada
- Gastritis : Tidak ada
b. Mata :
- Ulkus kornea dengan Glaukoma sekunder.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
2
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
3/21
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital : Tekanan Darah: 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,5C
Kepala : normocephali, rambut hitam dengan distribusi merata
Mata : OS kelopak mata dalam batas normal, konjuntiva hiperemis dan
sklera tidak ikterik, OD konjungtiva tidak hiperemis dan sklera tidak
ikterik.
THT : Tidak ada deviasi septum nasi, MAE lapang, T1-T1 tenang tidak
Hiperemis
Thoraks :Suara nafas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-), BJ I-II reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
B. STATUS OFTALMOLOGIKUS
KETERANGAN OKULO DEXTRA (OD) OKULO SINISTRA (OS)
1. VISUS
Tajam Penglihatan 6/6 1/300
Koreksi - -
Addisi - -
Distansia Pupil Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan
Kacamata Lama - -
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
Eksoftalmos - -
Enoftalmos - -
Deviasi - -
Gerakan Bola Mata Baik ke semua arah Baik ke semua arah
3
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
4/21
3. SUPERSILIA
Warna Hitam Hitam
Simetris Simetris Simetris
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
Edema - -
Nyeri tekan - Ada
Ektropion - -
Entropion - -
Blefarospasme - -
Trikiasis - -
Sikatriks - -
Fissura palpebra - -
Ptosis - -
Hordeolum - -Kalazion - -
5. KONJUNGTIVA TARSALIS SUPERIOR DAN INFERIOR
Hiperemis - Ada
Folikel - -
Papil - -
Sikatriks - -
Anemis - -
Kemosis - -
6. KONJUNGTIVA BULBI
Sekret - -
Injeksi Konjungtiva - Ada
Injeksi Siliar - Ada
Injeksi Subkonjungtiva - -
Pterigium - -
Pinguekula - -
Nevus Pigmentosus - -
Kista Dermoid - -
7. SISTEM LAKRIMALIS
Punctum Lakrimalis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
8. SKLERA
4
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
5/21
Warna Putih Merah
Ikterik - -
Nyeri Tekan - Ada
9. KORNEA
Kejernihan Jernih Keruh
Permukaan Licin Licin
Ukuran 12mm 12mm
Sensibilitas Baik Baik
Infiltrat - -
Keratik Presipitat - -
Sikatriks - -
Ulkus - -
Laserasi - -
Arkus Senilis - -
Edema - AdaTes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
10. BILIK MATA DEPAN
Kedalaman Dalam Dangkal
Kejernihan Jernih Keruh
Hifema - -
Hipopion - -
Efek Tyndall - -
11. IRIS
Warna Coklat kehitaman Coklat kehitaman
Kripte Jelas Jelas
Sinekia - -
Koloboma - -
12. PUPIL
Letak Di tengah Di tengah
Bentuk Bulat BulatUkuran 3 mm 7 mm
Refleks Cahaya
Langsung
Positif negatif
Refleks Cahaya Tak
Langsung
Positif negatif
5
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
6/21
13. LENSA
Kejernihan Jernih Keruh
Letak Di tengah Di tengah
Shadow Test Negatif Negatif
14. BADAN KACA
Kejernihan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
15. FUNDUS OKULI
Batas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ekskavasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rasio Arteri:Vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan
C/D Ratio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Makula Lutea Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Retina Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Eksudat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sikatriks Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ablasio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
16. PALPASI
Nyeri Tekan - Ada
Massa Tumor - -Tensi Okuli Normal perpalpasi Meningkat / tinggi
Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
17. KAMPUS VISI
Tes Konfrontasi Sesuai dengan pemeriksa Tidak sesuai pemeriksa
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
1. Gula darah semasa ( GDS) 134 mg/dL 80-120mg/dL
2. Ureum 35,7 mg/dL 10-50mg/dL
3. Creatinin 1,19 mg/dL 0,6-1,36mg/dL
4. Waktu pembekuan 9,5 menit 7-16 menit
5. Waktu perdarahan 1 menit 2-6 menit
6
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
7/21
6. HBSAg Negatif Negatif
V. RESUME
Telah diperiksa seorang pria, umur 45 tahun dengan keluhan mata kiri sakit, merah, pegal
dan cekot-cekot, keluar cairan (+), kepala sakit dan terasa berat (+), pusing (+), mual (+) dan
riwayat OS ulkus kornea. Visus 1/300 pada OS. Pada pemeriksaan fisik ditemukan palpebra mata
kiri: spasme (+), nyeri tekan (+). Konjungtiva tarsalis sup. & inf. OS: hiperemis (+). Konjungtiva
bulbi OS: injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (+). Kornea: keruh (+), udem (+). Bilik anterior OS
dangkal dan keruh. Pupil OS 7 mm, refleks cahaya langsung dan tidak langsung tidak ada. Lensa
OS keruh. TIO perpalpasi meningkat pada OS. Pada pemeriksaan Lab didapatkan GDS 134
mg/dL, waktu perdarahan 1 menit.
VI. DIAGNOSIS KERJA
Glaukoma sekunder sudut tertutup
VII. DIAGNOSIS BANDING
Glaukoma primer sudut tertutup akut
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
1. Oftalmoskopi
2. Tonometri aplanasi Goldmann
3. Gonioskopi
4. Perimetri
IX. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
- Acetazolamide 250 mg 3x1
- KCl 1 kolf 12 tpm
- Timolol 0,5% ed 2x0,5
7
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
8/21
- Injeksi deksametason 4x0,5 cc
- Sulfas atropin 1% ed 2x0,5
- Asam mefenamat inj. 3x1 amp.
Operasi :
- Trabekulektomi
X. PROGNOSIS
OKULO DEXTRA (OD) OKULO SINISTRA (OS)
Ad Vitam : dubia ad bonam ad malam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam ad malam
Ad Sanationam : dubia ad bonam ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Glaukoma berasal dari kata Yunani Glaukos, yang berarti hijau kebiruan, yang memberikankesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.4 Glaukoma adalah kelompok penyakit mata
yang ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokular yang disertai oleh pencekungan diskusoptikus dan pengecilan lapangan pandang. Glaukoma merupakan penyakit yang ditemukan pada
masyarakat, dimana terdapat suatu kelainan neuropati saraf optik dengan karakteristik terdapatnya
cupping (penipisan dari nerve fibre layer).5
8
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
9/21
FISIOLOGIAQUOEUS HUMOR
Aquoeus humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posteriormata. Volumenya adalah sekitar 250 ul, dan kecepatan pembentukannya yang bervariasi diurnal
adalah 1,5-2 uL/men.2
Aquoeus humordiproduksi oleh korpus siliare. Setelah memasuki kamera posterior,aquoeus humormengalir melalui pupil ke kamera anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut
kamera anterior.2
Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan trabekula memperbesar ukuran
pori-pori di jalinan tersebut sehingga kecepatan drainase aquoeus humorjuga meningkat.2
Aliran aquoeus humorke dalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-
saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm menyalurkan
cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil aquoeus humor keluar dari mata antara berkas ototsiliaris dan lewat sela-sela sklera (aliran uveoskleral).2
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA
Tingginya tekanan intraokuler tergantung pada besarnya produksi aquoeus humor oleh
badan siliar dan pengaliran keluarnya. Besarnya aliran keluaraquoeus humormelalui sudut bilik
mata depan juga tergantung pada keadaan sudut bilik mata depan, keadaan jalinan trabekulum,
keadaan kanal Schlemm dan keadaan tekanan vena episklera. Tekanan intraokuler dianggapnormal bila kurang daripada 20 mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer aplanasi. Pada tekanan
lebih tinggi dari 20 mmHg yang juga disebut hipertensi oculi dapat dicurigai adanya glaukoma.
Bila tekanan lebih dari 25 mmHg pasien menderita glaukoma (tonometerSchiotz).2,6,7
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel ganglion difus,
yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnyaakson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga menjadi atrofi, dan prosesus siliaris
memperlihatkan degenerasi hialin.2
Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cekungan optikus diduga disebabkanoleh ; gangguan pendarahan pada papil yang menyebabkan degenerasi berkas serabut saraf pada
papil saraf optik (gangguan terjadi pada cabang-cabang sirkulus Zinn-Haller), diduga gangguan ini
disebabkan oleh peninggian tekanan intraokuler. Tekanan intraokuler yang tinggi secara mekanikmenekan papil saraf optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola
mata. Bagian tepi papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah sehingga terjadi
cekungan pada papil saraf optik2,6
KLASIFIKASI
1. Glaukoma Primer
a. Glaukoma sudut terbuka
9
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
10/21
Glaukoma primer sudut terbuka adalah bentuk glaukoma yang tersering dijumpai.
Sekitar 0,4-0,7 % orang berusia lebih dari 40 tahun dan 2-3% orang berusia lebih dari 70
tahun diperkirakan mengidap glaukoma primer sudut terbuka. Diduga glaukoma primersudut terbuka diturunkan secara dominan atau resesif pada 50% penderita, secara genetik
penderitanya adalah homozigot. Terdapat faktor resiko pada seseorang untuk mendapatkan
glaukoma seperti diabetes melitus, hipertensi, kulit berwarna dan miopia.1,2,6,8
Gambaran patologik utama pada glaukoma primer sudut terbuka adalah proses
degeneratif di jalinan trabekular, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinandan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm. Akibatnya adalah penurunan aquoeus
humoryang menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.2
Mulai timbulnya gejala glaukoma primer sudut terbuka agak lambat yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya berlanjut dengan kebutaan. 1,6,8
Pada glaukoma primer sudut terbuka tekanan bola mata sehari-hari tinggi atau lebihdari 20 mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang mengakibatkan terdapat
gangguan susunan anatomis dan fungsi tanpa disadari oleh penderita. Gangguan saraf optikakan terlihat gangguan fungsinya berupa penciutan lapang pandang.1
Pada waktu pengukuran bila didapatkan tekanan bola mata normal sedang terlihat
gejala gangguan fungsi saraf optik seperti glaukoma mungkin akibat adanya variasi diurnal.Dalam keadaan ini maka dilakukan uji provokasi minum air, pilokarpin, uji variasi diurnal,
dan provokasi steroid.1,6.
b. Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup dibagi menjadi 4, yaitu ; glaukoma sudut tertutup akut
primer, glaukoma sudut tertutup subakut, glaukoma sudut tertutup kronik dan iris plateau.
Hanya glaukoma sudut tertutup akut primer yang akan dibahas karena merupakan suatukedaruratan oftalmologik.2,3.
Glaukoma sudut tertutup akut primer terjadi apabila terbentuk iris bomb yang
menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran
aquoeus humor dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri
hebat, kemerahan dan kekaburan penglihatan.
Pada glaukoma sudut tertutup , pupil berdilatasi sedang, disertai sumbatan pupil.
Hal ini biasanya terjadi pada malam hari, saat tingkat pencahayaan berkurang. Hal tersebutjuga dapat terjadi pada dilatasi pupil untuk oftalmoskopi.2,8
Glaukoma sudut tertutup akut primer ditandai oleh munculnya kekaburan penglihatanmendadak yang disertai nyeri hebat, halo dan mual serta muntah. Temuan-temuan lain adalah
peningkatan mencolok tekanan intraokular, kamera anterior dangkal, kornea berkabut, pupil
terfiksasi berdilatasi sedang dan injeksi siliaris.1,2,3,8.
2. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital (jarang) dapat dibagi menjadi (1) glaukoma kongenital primer,
10
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
11/21
yang menunjukkan kelainan perkembangan terbatas pada sudut kamera anterior; (2) anomali
perkembangan segmen anterior - sindrom Axenfeld, anomali Peter, dan sindrom Reiger. Disini
perkembangan iris dan kornea juga abnormal;(3) berbagai kelainan lain, termasuk aniridia,sindrom Sturge-weber, neurofibromatosis, sindrom Lowe dan rubela kongenital. Pada keadaan
ini, anomali perkembangan pada sudut disertai dengan kelainan okular dan ekstraokular lain.2
Glaukoma kongenital bermanifestasi sejak lahir pada 50% kasus, didiagnosis pada 6
bulan pertama pada 70% kasus dan didiagnosis pada akhir tahun pertama pada 80% kasus.2
Gejala paling dini dan paling sering adalah epifora. Dapat dijumpai fotofobia dan
pengurangan kilau kornea. Peningkatan tekanan intraokular adalah tanda kardinal.
Pencekungan diskus optikus akibat glaukoma merupakan kelainan yang terjadi relatif dini dan
terpenting. Temuan-temuan lanjut adalah peningkatan garis tengah, edema epitel, robekanmembran Descemet, dan peningkatan kedalaman kamera anterior serta edema dan kekeruhan
lensa.2
3. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebabnya. Dapat disebabkan ataudihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang telah diderita sebelumnya atau pada saat
itu.2,5.
Penyakit-penyakit yang diderita tersebut dapat memberikan kelainan pada 5 :
Badan siliar : luksasi lensa ke belakang
Pupil : seklusio pupil, glaukoma yang diinduksi miotik
Sudut bilik mata depan : goniosinekia.
Saluran keluaraqueous : miopia
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis. Penyebab lainnya adalah
penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata.
Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.8
Pada uveitis, tekanan intraokular biasanya lebih rendah dari normal karena korpus siliar
yang meradang kurang berfungsi baik. Namun juga dapat terjadi peningkatan tekanan intraokular
melalui beberapa mekanisme yang berlainan. Jalinan trabekular dapat tersumbat oleh sel-selradang dari kamera anterior, disertai edema sekunder, atau kadang-kadang terlibat dalam proses
peradangan yang spesifik diarahkan ke sel-sel trabekula (trabekulitis).2,9
Uveitis kronik atau rekuren menyebabkan gangguan permanen fungsi trabekula, sinekiaanterior perifer, dan kadang-kadang neovaskularisasi sudut,yang semuanya meningkatkan
glaukoma sekunder.2
4. Glaukoma absolut
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (terbuka/tertutup) dimana sudahterjadi kebutaan total, akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut.1
11
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
12/21
Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan
ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering dengan mata buta
ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupaneovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma
hemoragik.1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan tekanan bola mata
Pemeriksaan tekanan bola mata dilakukan dengan alat yang dinamakan tonometer. Dikenal
beberapa alat tonometer seperti tonometer Schiotz dan tonometer aplanasi Goldman. Pemeriksaantekanan bola mata juga dapat dilakukan tanpa alat disebut dengan tonometer digital, dasar
pemeriksaannya adalah dengan merasakan lenturan bola mata (ballotement) dilakukan penekanan
bergantian dengan kedua jari tangan.1,7
Gonioskopi
Tes ini sebagai cara diagnostik untuk melihat langsung keadaan patologik sudut bilik mata,
juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing.1,7
Pemeriksaan ini dilakukan dengan meletakkan lensa sudut (goniolens) di dataran depan
kornea setelah diberikan lokal anestetikum. Lensa ini dapat digunakan untuk melihat sekeliling
sudut bilik mata dengan memutarnya 360 derajat.1
Pemeriksaan lapang pandang
Berbagai cara untuk memeriksa lapang pandang pada glaukoma adalah layar singgung,kampimeter dan perimeter otomatis.2
Penurunan lapang pandang akibat glaukoma itu sendiri tidak spesifik, karena gangguan ini
dapat terjadi akibat defek berkas serat saraf yang dapat dijumpai pada semua penyakit saraf
optikus, tetapi pola kelainan lapangan pandang, sifat progresivitasnya dan hubungannya dengankelainan-kelainan diskus optikus adalah khas untuk penyakit ini.2
Uji lain pada glaukoma
Uji Kopi
Penderita meminum 1-2 mangkok kopi pekat, bila tekanan bola mata naik 15-20
mmHg setelah minum 20-40 menit menunjukkan adanya glaukoma.1,7
Uji Minum AirSebelum makan pagi tekanan bola mata diukur dan kemudian pasien disuruh minum
dengan cepat 1 liter air. Tekanan bola mata diukur setiap 15 menit. Bila tekanan bola
mata naik 8-15 mmHg dalam waktu 45 menit pertama menunjukkan pasien menderitaglaukoma.1,7
12
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
13/21
Uji Steroid
Pada pasien yang dicurigai adanya glaukoma terutama dengan riwayat glaukomasimpleks pada keluarga, diteteskan betametason atau deksametason 0,1% 3-4 kali
sehari. Tekanan bola mata diperiksa setiap minggu. Pada pasien berbakat glaukoma
maka tekanan bola mata akan naik setelah 2 minggu.1,7
Uji Variasi Diurnal
Pemeriksaan dengan melakukan tonometri setiap 2-3 jam sehari penuh, selama 3 hari
biasanya pasien dirawat. Nilai variasi harian pada mata normal adalah antara 2-4mmHg, sedang pada glaukoma sudut terbuka variasi dapat mencapai 15-20 mmHg.
Perubahan 4-5 mmHg sudah dicurigai keadaan patologik.
Uji Kamar Gelap
Pada uji ini dilakukan pengukuran tekanan bola mata dan kemudian pasien
dimasukkan ke dalam kamar gelap selama 60-90 menit. Pada akhir 90 menit tekananbola mata diukur. 55% pasien glaukoma sudut terbuka akan menunjukkan hasil yang
positif, naik 8 mmHg.1,7
Uji provokasi pilokarpinTekanan bola mata diukur dengan tonometer, penderita diberi pilokarpin 1% selama 1
minggu 4 kali sehari kemudian diukur tekanannya.
DIAGNOSIS
Diagnosis glaukoma sudut terbuka primer ditegakkan apabila ditemukan kelainan -
kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan lapang pandang disertai peningkatan tekananintraokular, sudut kamera anterior terbuka dan tampak normal, dan tidak terdapat sebab lain yang
menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Sekitar 50 % pasien glaukoma sudut terbukaprimer memperlihatkan tekanan intraokular yang normal sewaktu pertama kali diperiksa, sehingga
untuk menegakan diagnosis diperlukan pemeriksaan Tonometri berulang.2
Glaukoma sudut tertutup terjadi bila tekanan intraokular mendadak naik karena adanya
hambatan oleh akar iris pada sudut balik mata depan, yang membendung semua aliran keluar. Ini
terjadi bila secara anatomis sudut bilik mata depan sempit. Glaukoma sudut tertutup ditandai oleh
penglihatan yang kabur mendadak diikuti rasa nyeri hebat dan penampakan lingkaran berwarnapelangi disekitar lampu. Sering mual-mual dan muntah. Biasanya nyeri pada dan disekitar
mata.gejala lainnya antara lain tekanan intraokular yang sangat tinggi, bilik mata depan yangdangkal, sembab kornea, tajam penglihatan menurun, pupil yang agak melebar dan tidak bergerakdan injeksi siliar. Pada funduskopi, papil saraf optik menunjukkan penggaungan dan atrofi.1,2,3,8
Selain dari anamnesis diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang yang dapatdilakukan pada pasien yang diduga glaukoma.
13
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
14/21
DIAGNOSIS BANDING
Iritis akut dan konjungtivitis harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding pada glaukomasudut tertutup bila ada radang mata akut, meskipun pada kedua hal tersebut di atas jarang disertai
bilik mata depan yang dangkal atau tekanan yang meninggi.
1. Pada iritis akut terdapat lebih banyak fotofobia, tetapi rasa nyerinya kurang jika dibandingkandengan glaukoma. Tekanan intraokular normal, pupil kecil dan kornea tidak sembab. Flare
dan sel-sel terlihat didalam bilik mata depan, dan terdapat injeksi siliar dalam (deep ciliaryinjection).
2. Pada konjungtivitis akut tidak begitu nyeri atau tidak nyeri sama sekali, dan tajam penglihatan
tidak menurun. Ada kotoran mata dan konjungtiva sangat meradang, tetapi tidak ada injeksisiliar. Reaksi pupil normal, kornea jernih dan tekanan intraokular normal.2
PENATALAKSANAAN
I.Pengobatan Medis
Supresi Pembentukan Aquoeus humor
Penghambat adrenergik beta (beta blocker)
Timolol maleat 0,25% dan 0,5%
Betaksolol 0,25% dan 0,5%
Levobunolol 0,25% dan 0,5%
Metipranolol 0,3%Efek samping : hipotensi, bradikardi, sinkop, halusinasi, kambuhnya asma, payah jantung
kongestif.
Kontraindikasi utama pemakaian obat-obat ini adalah penyakit obstruksi jalan napas menahun,
terutama asma dan defek hantaran jantung.2
Apraklonidin
Suatu agonis adrenergik 2 yang menurunkan pembentukan Aquoeus humor tanpa efek padaaliran keluar.2
Inhibitor karbonat anhidrase2
Asetazolamid dosis 125-250 mg sampai 3x sehari peroral atau 500 mg sekali atau2x sehari atau secara IV (500 mg). Pemberian obat ini timbul poliuria.
Efek samping : anoreksi, muntah, mengantuk, trombositopeni, granulositopeni, kelainan ginjal.
Diklorfenamid
Metazolamid
Untuk glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak memberi hasil memuaskan dan pada
glaukoma akut dimana tekanan intraokular yang sangat tinggi perlu segera dikontrol.
14
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
15/21
Fasilitasi Aliran Keluar Aquoeus humor
Obat parasimpatomimetik2
o Pilokarpin : larutan 0,5-6% diteteskan beberapa kali sehari, gel 4% sebelum tidur.
o Demekarium bromide 0,125% dan 0,25%
o Ekotiopat iodide 0,03%-0,25%
Meningkatkan aliran keluar Aquoeus humor dengan bekerja pada jalinan trabekular
melalui kontraksi otot siliaris.
Semua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya penglihatan,
terutama pada pasien katarak.
Epinefrin 0,25-2%
Diteteskan sekali atau 2x sehari, meningkatkan aliran keluaraquoeus humordan sedikitbanyak disertai penurunan pembentukan Aquoeus humor .
Dipifevrin
Suatuprodrugepinefrin yang dimetabolisasi secara intraokular menjadi bentuk aktifnya.
Penurunan Volume Korpus Vitreum
Obat-obat hiperosmotik2
Darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan terjadi
penciutan korpus vitreum selain itu juga terjadi penurunan produksi Aquoeus humor .
Penurunan volume korpus vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaukoma sudut tertutupakut dan glaukoma maligna yang menyebabkan pergeseran lensa kristalina ke depan
(disebabkan oleh perubahan volume korpus vitreum atau koroid) dan menyebabkan
penutupan sudut (glaukoma sudut tertutup sekunder)
Gliserin (gliserol)
Miotik, Midriatik & Sikloplegik
Konstriksi pupil sangat penting dalam penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup
akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalampengobatan penutupan sudut akibat iris bomb karena sinekia posterior.2
Apabila penutupan sudut disebabkan oleh penutupan lensa ke anterior, sikloplegik(siklopentolat dan atropine) dapat digunakan untuk melemaskan otot siliaris sehingga
mengencangkan aparatus zonularis dalam usaha untuk menarik lensa ke belakang.2
II.Terapi Bedah & Laser
Iridektomi & Iridotomi Perifer
15
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
16/21
Sumbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk komunikasi langsung antara
kamera anterior dan posterior sehingga beda tekanan di antara keduanya menghilang. Hal
ini dapat dicapai dengan laser neodinium : YAG atau argon (iridotomi perifer) atau dengantindakan bedah iridektomi perifer. Walaupun lebih mudah dilakukan, terapi laser
memerlukan kornea jernih dan dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular yang
cukup besar, terutama apabila terdapat penutupan sudut akibat sinekia luas. Iridotomi laserYAG adalah terapi pencegahan yang digunakan pada sudut sempit sebelum terjadi
serangan penutupan sudut.2
Trabekuloplasti Laser
Penggunaan laser untuk menimbulkan luka bakar melalui suatu goniolensa ke jalinan
trabekular dapat mempermudah aliran akueus karena efek luka bakar tersebut pada jalinantrabekular dan kanalis Schlemm serta terjadinya proses-proses selular yang meningkatkan
fungsi jalinan trabekular. Teknik ini dapat diterapkan bagi bermacam-macam bentuk
glaukoma sudut terbuka.2
Bedah Drainase Glaukoma
Tindakan bedah untuk membuat jalan pintas dari mekanisme drainase normal,sehingga terbentuk akses langsung Aquoeus humor dari kamera anterior ke jaringansubkonjungtiva atau orbita, dan dapat dibuat dengan trabekulotomi atau insersi selang
drainase. Trabekulotomi telah menggantikan tindakan-tindakan drainase full-thickness.
Penyulit utama trabekulotomi adalah kegagalan bleb akibat fibrosis jaringan episklera.2
Penanaman suatu selang silikon untuk membentuk saluran keluar permanen bagi
Aquoeus humor adalah tindakan alternatif untuk mata yang tidak membaik dengan
trabekulotomi atau kecil kemungkinannya berespons terhadap trabekulotomi.2
Sklerostomi laser holmium adalah satu tindakan baru yang menjanjikan sebagai
alternatif bagi trabekulotomi.Goniotomi adalah suatu teknik yang bermanfaat untuk mengobati glaukoma
kongenital primer, yang tampaknya terjadi sumbatan drainase Aquoeus humor di bagiandalam jalinan trabekular.
Tindakan Siklodestruktif
Kegagalan terapi medis dan bedah dapat menjadi alasan untuk mempertimbangkan
tindakan destruksi korpus siliaris dengan laser atau bedah untuk mengontrol tekanan
intraokular. Krioterapi, diatermi, ultrasonografi mata tepat di sebelah posterior limbusuntuk menimbulkan kerusakan korpus siliaris dibawahnya.
Pertama-tama harus diingat bahwa glaukoma akut merupakan masalah pembedahan.Pengobatan dengan obat harus dilakukan sebagai tindakan pertolongan darurat bahwa tugas
mereka di daerah adalah memberi pengobatan secepatnya, kemudian merujuknya ke rumah sakit
yang ada fasilitas untuk pembedahan mata10.
Pengobatan dengan obat-obatan10 :
Miotik: yang paling mudah didapat adalah pilokarpin 2 - 4 % tetes mata yang diteteskan tiapmenit 1 tetes selama 5 menit, kemudian disusul 1 tetes tiap jam sampai 6 jam.
16
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
17/21
Carbonic anhidrase inhibitor: yang biasa dipakai adalah tablet asetazolamid, @ 250 mg, 2
tablet sekaligus, kemudian disusul tiap 4 jam 1 tablet sampai 24 jam.
Obat hiperosmotik: yang paling mudah adalah larutan gliserin, 50 % yang diberikan oral. Dosis1-1,5 gram/kgBB (0,7-1,5 KgBB). Untuk praktisnya dapat dipakai 1 cc per KgBB
Gliserin ini harus diminum sekaligus. Tidak banyak gunanya jika diminum sedikit demi
sedikit. Karena gliserin ini terlalu manis hingga dapat menyebabkan rasa mual pada penderita,boleh diteteskan jeruk nipis agar terasa seperti air jeruk. Obat lain yang hiperosmotik tetapi
tidak mudah didapat di daerah pedesaan adalah manitol 20 % yang diberikan perinfus + 60
tetes per menit. Morfin: suntikan 10-15 mg mengurangi rasa sakit dan mengecilkan pupil. Hasil pilokarpin
adalah miosis yang karenanya melepaskan iris dari jaringan trabekulum. Sudut bilik mata
depan akan terbuka. Daya kerja Asetazolamid adalah mengurangi pembentukan aqueous
humor. Gliserin dan manitol mempertinggi daya osmosis plasma.Obat-obatan di atas dapat diberikan bersama-sama, tetapi hanya merupakan pengobatan
darurat dan jangka pendek. Pembedahan harus tetap direncanakan. Dalam hal ini sering kali
menolak suatu operasi berhubung matanya sudah dirasakan lebih nyaman setelah mendapatkan
obat-obatan. Karenanya sejak semula penderita dan keluarganya sudah harus diberitahu akanperlunya pembedahan.
Pengobatan dengan sinar laser pada glaukoma dapat dilakukan untuk tindakan nonbedah
iridektomi.
II.PEMBEDAHAN10
Sebelum pembedahan, tiap glaukoma akut harus diobati terlebih dahulu. Dengan cara seperti
tersebut di atas tekanan bola mata yang tadinya sangat tinggi diturunkan dahulu sampai di bawah
25 mmHg. Apabila mata masih terlalu merah dapat ditunggu sampai mata lebih putih, dankemudian penderita dibedah.
Iridektomi perifer
Indikasi:Pembedahan ini dilakukan untuk glaukoma dalam fase prodomal, glaukoma akut yang
baru terjadi atau untuk tindakan pencegahan pada mata sebelahnya yang masih sehat.
Teknik: pada prinsipnya dibuat lubang di bagian perifer iris.
Maksudnya adalah untuk menghindari hambatan pupil. Iridektomi ini biasanya dibuat di sisitemporal atas.
Pembedahan Filtrasi
Indikasi: Pembedahan filtrasi dilakukan kalau glaukoma akut sudah berlangsung lama atau
penderita sudah masuk stadium glaukoma kongestif kronik.
Trepanasi Elliot: sebuah lubang kecil berukuran 1,5 mm dibuat di daerah kornea-skleral, kemudian
ditutup oleh konjungtiva dengan tujuan agar aquoeus mengalir langsung dari bilik mata depan ke
ruang subkonjungtiva.
17
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
18/21
Sklerektomi Scheie kornea-skleral dikauterisasi agar luka tidak menutup kembali dengan
sempurna, dengan tujuan agar aquoeus mengalir langsung dari bilik mata depan ke ruang
subkonjungtiva.
Trabekulektomi yaitu dengan mengangkat trabekulum sehingga terbentuk celah untuk
mengalirkan cairan mata masuk ke dalam kanal Schlemm.
Pengobatan glaukoma sudut terbuka diberikan secara teratur dan pembedahan hanya dilakukan
bila pengobatan tidak mencapai hasil memuaskan.
Pengobatan dengan obat-obatan10 :
Miotik :
- Pilokarpin 2-4 %, 3-6 kali satu tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mata -
outflow).
- Eserin - 1 %, 3-6 kali satu tetes sehari (membesarkan pengeluaran cairan mata - outflow).
Simpatomimetik
Epinefrin 0,5-2 % , 1-2 kali satu tetes sehari (menghambat produksi aquoeus humor).
Beta-blocker
Timolol maleat 0,25 - 0,50 %, 1-2 kali tetes sehari. (menghambat produksi aquoeus humor).
Carbonic Anhidrase Inhiobitor
Asetazolamid 250 mg, 4 kali 1 tablet(menghambat produksi aquoeus humor). Kalau pada
glaukoma akut obat-obat diberi bersamaan, pada glaukoma sudut terbuka, obat-obat diberikan satu
demi satu atau kalau perlu kemudian baru dikombinasi. Kalau tidak berhasil, frekuensi tetes matadinaikkan atau prosentase obat ditingkatkan atau ditambah dengan obat tetes lain seperti epinefrin
atau tablet asetazolamid. Seorang dokter umum di daerah dapat menolong dokter spesialis mata
dengan mengukur tekanan mata tiap bulan sekali dan apabila ditemukan bahwa tekanan meninggi
lagi di atas 21 mmHg maka penderita dirujuk kembali kepada dokter spesialis mata.
Apabila obat-obatan yang maksimal tidak berhasil menahan tekanan bola mata di bawah 21
mmHg dan lapang pandangan terus mundur dilakukan pembedahan. Jenis pembedahan yangdipakai adalah trepanasi elliot atau pembedahan sklerotomi Schele. Akhir-akhir ini operasi yang
menjadi popular adalah trabekulektomi. Pembedahan ini memerlukan mikroskop10.
KOMPLIKASI
Jika penanganan glaukoma pada penderita terlambat dapat mengakibatkan sinekia anterior
perifer dimana iris perifer melekat pada jalinan trabekula dan menghambat aliran aquoeus humor
keluar10.
Lensa yang membengkak mendorong iris lebih jauh kedepan yang akan menambah
18
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
19/21
hambatan pupil dan pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut10.
Serangan glaukoma yang hebat dan mendadak seringkali menyebabkan atrofi papil sarafoptik10.
PROGNOSIS
Tanpa pengobatan, glaukoma dapat mengakibatkan kebutaan total. Apabila obat tetes anti
glaukoma dapat mengontrol tekanan intraokular pada mata yang belum mengalami kerusakan
glaukomatosa luas, prognosis akan baik. Apabila proses penyakit terdeteksi dini sebagian besar
pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik.2
Pada glaukoma kongenital untuk kasus yang tidak diobati, kebutaan timbul dini. Mata
mengalami peregangan hebat dan bahkan dapat ruptur hanya akibat trauma ringan.2
19
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
20/21
20
8/2/2019 Case OS Glaukoma Sekunder Ec Blok Pupil
21/21
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001. hal : 172-9,220-4.
2. Vaughan DG, Eva RP, Asbury T. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika.
Jakarta. 2000.hal : 220-38.
3. Ilyas S. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. hal :
97-100.
4. http://www.ahaf.org/glaucoma/about/glabout.htm
5. http://www.mattaxneuprater.com/glosary.html#ecp.
6. Ilyas S, Tanzil M, Salamun, Azhar Z. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2000. hal : 155-72.
7. Ilyas S. Dasar Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2000. hal : 117-37.
8. http://www.indosiar.com/v2/news/newsread.htm
9. Kanski J J. Atlas Bantu Oftalmologi. Hipokrates. Jakarta 1992. hal : 51-7.
10. Ilyas S. et all. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran.
Edisi 2. Sagung Seto. Jakarta. 2001. hal : 254-9.
11. Ilyas S. Atlas Ilmu Penyakit Mata. Sagung Seto. Jakarta. 2001. hal : 54-7.
12. http://www.jakarta-eye-center.com/indonesia/tanyajawab.asp?id=1974&cat
13. http://www.ahaf.org/glaucoma/index.html
14. http://www.ahaf.org/glaucoma/about/gwhtnew.htm
15. http://www.ahaf.org/glaucoma/about/AqueousHumor.htm
16. http://www.ahaf.org/glaucoma/about/Aqueous_BuildUp.htm
17. http://geocities.yahoo.com/pstats/alam-penyakit
21
http://www.ahaf.org/glaucoma/about/glabout.htmhttp://www.mattaxneuprater.com/glosary.html#ecphttp://www.indosiar.com/v2/news/newsread.htmhttp://www.jakarta-eye-center.com/indonesia/tanyajawab.asp?id=1974&cathttp://www.ahaf.org/glaucoma/index.htmlhttp://www.ahaf.org/glaucoma/about/gwhtnew.htmhttp://www.ahaf.org/glaucoma/about/AqueousHumor.htmhttp://www.ahaf.org/glaucoma/about/Aqueous_BuildUp.htmhttp://geocities.yahoo.com/pstats/alam-penyakithttp://www.ahaf.org/glaucoma/about/glabout.htmhttp://www.mattaxneuprater.com/glosary.html#ecphttp://www.indosiar.com/v2/news/newsread.htmhttp://www.jakarta-eye-center.com/indonesia/tanyajawab.asp?id=1974&cathttp://www.ahaf.org/glaucoma/index.htmlhttp://www.ahaf.org/glaucoma/about/gwhtnew.htmhttp://www.ahaf.org/glaucoma/about/AqueousHumor.htmhttp://www.ahaf.org/glaucoma/about/Aqueous_BuildUp.htmhttp://geocities.yahoo.com/pstats/alam-penyakit