Upload
satria-nita-pinta-karunia
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/29/2019 bahasan perdarahan
1/15
ORGAN GENITALIA INTERNA WANITA
Uterus
Organ muskuler yang tebal, memiliki rongga dan berada di antara vesika urinaria
disebelah anterior dan rektum disebelah posterior. Panjang uterus 7.5 cm dan lebar 4 5cm dengan berat sekitar 60 gram. Bagian uterus diatas isthmus disebut corpus uteri dan
bagian dibawah isthmus disebut servik. Dalam keadaan normal posisi uterus adalah
antefleksi anteversi. Servik uteri dibagi menjadi 2 bagian: pars vaginalis dan pars
supravaginalis ; dibagian dalam servik terdapat kanalis servikalis.
Corpus uteri merupakan bagian terbesar uterus ; dibagian anterior menempel pada
vesika urinaria dan dibagian posterior menempel pada intestinum ; dibagian lateral
menempel pada berbagai struktur yang berada didalam ligamentum latum ( tuba falopii
ligamentum rotundum ligamentum ovarii proprium vasa uterina dan ureter ).
Arteria uterina menyilang ureter sebelum berjalan di dinding lateral uterus. Titik
persilangan tersebut kira-kira 1.5 cm dari fornix lateralis. Cavum uteri berbentuk
segitiga dengan kubah yang berada pada bidang setinggi kedua ostium tuba falopii danapex bagian bawah setinggi ostium uteri internum.
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan: (1) Serosa ( peritoneum visceralis), (2)
Miometrium, (3) Endometrium.
Selama kehamilan, serabut otot tersebut tidak bertambah banyak namun mengalami
hipertrofi. Endometrium adalah lapisan berongga yang lunak yang mengandung
sejumlah kelenjar dan dilapisi dengan ciliated collumnar epithelium ; bentuk kelenjar
dan stroma bervariasi sesuai dengan siklus haid ; ketebalan pasca menstruasi dini 1
2 mm dan menjelang menstruasi 4 7 mm.
Tuba Fallopii
Dua buah saluran muskuler yang terbentang dari sudut superior uterus kearah lateral
dengan panjang masing-masing sekitar 8 14 cm. Saluran ini menghubungan cavum
uteri dengan cavum peritoneale.
Tuba dapat dibagi menjadi 4 bagian: (1) Pars uterina / interstitsialis, (2) Pars Isthmica
(penampang melintang paling sempit), (3) Pars Ampullaris, (4) Pars Infundibularis
[fimbriae].
Dinding Tuba Falopii terdiri dari 3 lapisan: (1) Lapisanserosa, (2) Lapisan muskularis,
(3) Lapisan mucosa.
Mukosa tuba dilapisi selapis sel kolumnar yang sebagian memiliki bulu-getar (silia) dan
sebagian lain memiliki kelenjar.
Ovarium
Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah almond yangberada disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior
ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii.
Panjang kira-kira 2.5 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 3.0 cm. Masing-masing
memiliki permukaan medial dan lateral. Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior
(mesovarium) dan tepi posterior yang bebas.
Ligamentum penyangga ovarium adalah : ligamentum suspensorium ovarii (
ligamentum infundibulo-pelvicum ) dan ligamentum Ovarii Proprium.
Pembuluh darah ovarium terutama berasal dari arteri ovarica yang merupakan cabang
aorta abdominalis dan selanjutnya dialirkan keluar ovarium melalui vena ovarica.
Ovarium terbungkus oleh tunica albuginea yang mirip dengan yang dijumpai pada
testis. Bagian luar ovarium disebut cortex yang memiliki gameet dan dibagian dalam
7/29/2019 bahasan perdarahan
2/15
disebut medula yang mengandung banyak pembuluh darah besar serta syaraf. Cortex
ovarium relatif avaskular dan dijumpai sejumlah folikel ovarium kecil. Masing-masing
folikel mengandung ovum immature (oosit) yang terbungkus dengan satu atau beberapa
lapisan sel. Bila oosit hanya dilapisi oleh satu lapisan sel, sel tersebut dinamakan sel
folikel, bila dilapisi oleh beberapa lapisan sel-sel tersebut dinamakansel granulosa.Dibagian cortex terdapat sejumlah folikel dengan berbagai derajat maturasi. Pada folikel
primordial, oosit dilapisi oleh satu lapisan sel pipih (squamoues epithelium). Folikel
primer memiliki dua atau lebih lapisan sel granulosa kubis yang mengitari oosit. Folikel
sekunder mengandung ruang-ruang berisi cairan diantara sel granulosa. Ruangan
tersebut sering mengalami penyatuan (coalesence) membuat cavum sentral yang disebut
sebagai antrum. Folikel dgraf atau folilkel vesikuler yang matur memiliki antrum yang
sangat dominan dan folikel biasanya menonjol keluar permukaan ovarium.
Setiap bulan, pada wanita dewasa, satu dari folikel yang masak mengeluarkan oosit dari
ovarium, peristiwa ini disebut ovulasi.
1. Drife.J , Magowan B (ed) : Clinical pelvic anatomy in Clinical ObstetricGynaecology. Saunders 2004
2. Hoyte L Jakab M , Warfeld SK: Levator ani thickness variation in
symptomatic and asymptomatic women using magnetic resonance based 3-
dimensional collor mapping. Am J Obstet Gynecol 191:856, 2004
3. Krantz KE :Anatomy of The Female Reproductive System in Current Obstetric
& Gynecologic Diagnosis & Treatment 9th ed McGraw-Hill Co, 2003
4. Marchetti DL : Gynecologic Anatomy in The Care Of The Gynecologic
Obstetric Patient Mosby 1997
5. Moore KL: Clinical Oriented Anatomy 4th ed Lippincott William & Wilkins,
1999
6. Netter FH et al: The Ciba Collection of Medical Illustrations. Vol 2:
Reproductive System Novartis Medical Education, 1986
7. Umek WH, Morgan DM et al : Quantitative analysis of uterosacral ligament
origin and insertion point by magnetic resonance imaging. Obstet Gynecol
103;447,2004
TERJADINYA KEHAMILAN
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan :
1. Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih /
spermatozoa pria.2. Pembelahan sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.
3. Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan
normal : implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).
4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot embrio janin menjadi bakal individu baru.
Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon : estrogen, progesteron, human chorionic
gonadotropin, human somatomammotropin, prolaktin dsb.
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan
selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan.
Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi dan
organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan
keseimbangan hormonal tersebut.
7/29/2019 bahasan perdarahan
3/15
PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM REPRODUKSI
Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas / kelenturan uterus.Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
- tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
- kehamilan 8 minggu : telur bebek
- kehamilan 12 minggu : telur angsa
- kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
- kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
- kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
- kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
- kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
- 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, padakehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi
satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi
segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur,
kontraksi minimal -> berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan
nyawa ibu.
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan
akibat progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah
kebiruan (tanda Chadwick).
Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi
progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin)
menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan
produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammaemembesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar
Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting
susu membesar dan menonjol.
PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi
dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus +
1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg,
penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.
PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM TUBUH LAINNYA
Sistem respirasi
7/29/2019 bahasan perdarahan
4/15
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke
kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest
compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional
residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
Sistem gastrointestinalEstrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering
lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung.
Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari
10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem sirkulasi / kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK maternal, meliputi :
- retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
- anemia relatif
- akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun- tekanan darah arterial menurun
- curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
- volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
- volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,kemudian bertambah
secara perlahan sampai akhirkehamilan
Pada trimester pertama, terjadi :
- penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai
peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
- penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan
TBW / total body water
- akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik
untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
- akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan
osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat
hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output
meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai
varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-
antiibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi
15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastinpenting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga
meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat.
Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menurun karena terjadi
penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2
dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol
plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium,
cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan
7/29/2019 bahasan perdarahan
5/15
hemoglobin tambahan.Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal,
terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
- ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
- produksi glukosa dari hati menurun
- produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun- aktifitas ekskresi ginjal meningkat
- efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter
dan mungkin hidronefrosis sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal inidianggap normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea
grisea), striae lividae pada perut, dsb.
Perubahan Psikis
Sikap / penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi juga
kesehatan / keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.
Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi
dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur
dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut ngidam, yaitu keinginan
terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu,
tapi mungkin juga hal-hal lain)
Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap
yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara
teratur, bahkan kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan
kandungannya.
DIAGNOSTIK KEHAMILAN
Berdasarkan perubahan-perubahan anatomik dan fisiologik, dapat dikumpulkan hal-hal
yang mungkin bermakna pada pemeriksaan fisis maupun penunjang, untuk menuju pada
diagnosis kehamilan.Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan :
1. amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih)
2. pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, atau pada kehamilan muda
diperiksa dengan palpasi)
3. adanya kontraksi uterus pada palpasi (Braxton-Hicks)
4. teraba/terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada imaging. Ballotement (+).
Jika (-) curiga mola hidatidosa.
5. terdengar jantung janin (dengan alat Laennec/ Doppler) atau visual tampak jantung
berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscopy).
6. teraba bagian tubuh janin pada palpasi (Leopold) atau tampak pada imaging
(ultrasonografi)
7/29/2019 bahasan perdarahan
6/15
7/29/2019 bahasan perdarahan
7/15
Pada tahap ini semua hasil konsepsi sudah keluar dari rahim. Perdarahan berkurang
menjadi lebih sedikit dan mulut rahim sudah menutup kembali. wanita yang mengalami
abortus harus menjalani kuretase untuk membersihkan sisa-sisa perdarahan di dalam
rahim
Blighted ovumAdalah kehamilan yang tidak berkembang. Di dalam rahim hanya terdapat kantong
kehamilan tanpa adanya mudigah yang pada akhirnya akan berujung dengan keguguran.
Kasus blighted ovum harus diselesaikan dengan tindakan dikuret
Hamil anggur (mola hidatidosa)
Adalah kehamilan yang tidak normal dimana pada perkembangannya bagian janin atau
plasenta berubah sifat menjadi tumor yang berbentuk keguguran. Dan wanita yang
mengalaminya hrus dikuret
Kehamilan diluar kandungan
Adalah kehamilan yang< hasil konsepsi atau pembuahannya terletak diluar rongga
rahim, misalnya terjadi di saluran telur (tuba), ovarium atau rongga perut. hal ini
menimbulkan perdarahan dalam perut dan dapat menimbulkan syok.Perdarahan pada tengah kehamilan kedua (trisemester kedua)
Plasenta previa
Kehamilan dimana letak palsenta berada di bawah menutupi jalan lahir, sehingga bila
terjadi kontraksi akan menimbulkan perdarahan. Bila pada kasus plasenta previa
perdarahan yang terjadi tidak terlalu banyak, ibu hamil dapat dirawat. peluang
kehamilan berlanjut samapai usia kehamilan cukup bulan masih terbuka. Tetapi bila
perdarahan banyak sekali, terpaksa harus dilakukan operasi caesar dengan konsekuensi
bayi lahir prematur
Penyakit atau kelainan mulut rahim
Misalnya pada polip serviks, atau mungkin menderita kanker serviks, padahal
kehamilannya sendiri dalam kondisi normal
Perdarahan pada kehamilan tua (trisemester ketiga)
Plasenta previa
Plasenta letaknya rendah dan dapat berlanjut sampai di trisemester ketiga
Solusi plasenta
Adalah terlepasnya sebagian plasenta sebelum bayi lahir, penyebabnya terutama bila
pasien menderita hipertensi, preeklamsia, kekurangan asam folat atau terjaid trauma
(benturan). Bila kasus perdarahan solusi plasenta bayi masih hidup, harus segera
dilakukan operasi caesar. Tapi bila bayi telah meninggal maka akan dicoba lahir dengan
persalinan normal dengan pengawasan medis yang ketat
Perdarahan saat hamil. PERSI.
Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis yang
dilanjutkan dengan pemeriksaan kehamilan tak dapat diabaikan. Dalam kehidupan
wanita, hanya sedikit diagnosis yang lebih penting daripada diagnosis kehamilan. Hanya
sedikit pengalaman hidup yang dapat memicu emosi baik berupa kebahagiaan luar biasa
atau sebaliknya kesedihan yang mendalam. Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis
terhadap kehamilan yang mudah dikenali dan merupakan petunjuk penting bagi
diagnosis dan evaluasi kemajuan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan pada kehamilan bertujuan untuk memelihara kesehatan ibu dan
janin. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan selama hamil dan ditunjang oleh
7/29/2019 bahasan perdarahan
8/15
beberapa pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan penunjang menjadi salah satu
pelengkap dalam evaluasi penilaian kesehatan ibu hamil termasuk juga bayinya. Saat ini
berbagai macam alat alat periksa tambahan ditawarkan dan memang hal tersebut bisa
dibenarkan, tetapi persoalannya apakah suatu keharusan atau hanya disarankan sehingga
tidak membuat meningkatnya anggaran perawatan kehamilan seorang ibu. Keadaanyang membuat pemeriksaan hamil biaya mahal kadang malah membuat ibu hamil
menolak memeriksakan ke dokter, sehingga upaya deteksi awal kelainan seorang ibu
hamil menjadi kurang berhasil.
Beberapa pemeriksaan yang dianjurkan selama kehamilan
Pemeriksaan Darah/Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium juga dapat dilakukan seorang wanita prahamil yang
bertujuan kesempurnaan sebuah hasil kehamilan.
Pemeriksaan yang dianjurkan pada seorang ibu hamil adalah pemeriksaan darah rutin
meliputi kadar hemoglobin (Hb), sel darah putih (lekosit), sel darah merah (eritrosit)
dan laju endapan darah (LED). Dengan hasil pemeriksaan diharapkan kita dapat
menentukan seorang ibu kurang kadar hemoglobin (anemia) atau tidak, dan adakahindikasi hasil laboratorium yang tidak normal. Selain itu diperiksakan juga fungsi hati,
fungsi ginjal, riwayat infeksi dengan hepatitis (sakit kuning), kadar gula darah dan
penyakit kelamin.
Pemeriksaan, darah rutin, fungsi ginjal, fungsi hati plus infeksi hepatitis (HbSAg)
sangat dianjurkan. Orang yang pernah terinfeksi sakit kuning (HbSAg) juga dianjurkan
karena Indonesia masuk kategori endemic penyakit kuning. Jika hasil pemeriksaan
positif maka anak akan dipersiapkan diberikan vaksin segera setelah lahir. Pemeriksaan
penyakit kelamin dan penyakit yang ditularkan secara hubungan kelamin seperti virus
yang mengganggu kekebalan tubuh (HIV) hanya dilakukan pada kelompok risiko tingi
saja. Ada pemeriksaan khusus lain yang penting saat ini mengingat kecenderungan
nikah dengan orang asing, malah kadang terjadi juga pada yang nikah sesama melayu,
tapi jarang yakni pemeriksaan rhesus, karena bila terjadi ketidak cocokan Rhesus
berakibat munculnya reaksi imunologi.
Pemeriksaan khusus, seperti petanda kemungkinan infeksi TORCH (toksoplasma,
rubella d, sitomegalo virus dan Herpes), mengingat biaya relative mahal, hanya
disarankan saja kecuali pada kelompok ibu yang patut diduga risiko tinggi terinfeksi,
misal adanya riwayat kelahiran anah cacat, keguguran berulang dan bayi yang
meninggal dalam kandungan. Pemeriksaan khusus ini masuk kategori disarankan dan
kalau tidak mampu karena mahal, tetap tidak menjadi halangan bagi seorang ibu untuk
hamil kembali disebabkan kegagalan suatu kehamilan banyak factor penyebab lainnya.
Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)Pemeriksaan dianjurkan bagi setiap ibu hamil minimal dua kali selama kehamilan yakni
saat usia kehamilan trimester pertama untuk deteksi awal sehat tidaknya janin di
rahimnya dan saat trimester ketiga, untuk deteksi posisi janin dalam rahim, kesejahteran
janin, serta letak plasenta. Pemeriksaan terlalu sering boleh-boleh saja karena
pemeriksaan USG tidak membahayakan janin, asal saja tidak menambah beban biaya.
Pemeriksaan khusus lainnya misal dengan USG tiga dan empat dimensi, dengan alasan
ingin melihat format wajah anak, boleh-boleh saja sejauh mempunyai dana yang cukup
karena biaya relative mahal. Pemeriksaan khusus ini bukan suatu hal yang dianjurkan
kecuali bagi yang berminat, lazim dilakukan pada trimester kedua. Pemeriksaan khusus
ini sempat menjadi perdebatan para ahli karena dilematis yang terjadi bila saat melihat
wajah terlihat adanya bibir yang sumbing, sehingga menimbulkan trauma berat bagi
7/29/2019 bahasan perdarahan
9/15
keluarganya dan masalah ini merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan
sebelumnya.
Pemeriksaan Kadiotokografi (CTG)
Pemeriksaan CTG bertujuan melihat kesejahteraan janin, dengan melihat sinkronisasi
fungsi plasenta dengan denyut jantung janin setiap ada gerakan janin. Pemeriksaandianjurkan bagi kelompok dengan kehamilan risiko tinggi seperti, riwayat kehamilan
buruk sebelumnya (bayi; meninggal dalam kandungan, berat badan lahir rendah),
sementara (ibu; tekanan darah tinggi, sakit gula dan kehamilan lewat waktu).
Bagi kelompok risiko rendah merupakan suatu pilihan yang baik untuk dilakukan
selama masa kehamilan. Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan saat monitoring
proses kelahiran saat di kamar bersalin. Hasil Pemeriksaan CTG akan memberi
masukan bagi dokter kandungan tentang tingkat kesehatan janin sehingga menjadi
pertimbangn perlu tidaknya tindakan khusus. Dengan pemeriksaan penunjang yang
terukur ini, para ibu hamil diharapkan dapat melewati masa kehamilan dengan baik
termasuk juga janin yang dikandungnya. Sebaiknya lakukan konsultasi aktif dengan
dokter keluarga/dokter kandungan bila ada kekhawatiran adanya sesuatu dalamkehamilan. Lebih cepat diketahui maka dokter akan lebih dapat memastikan apakah
kehamilan dilanjutkan.
Tabloid KONTRAS Nomor: 496 | Tahun XI 2 - 9 Juli 2009
7/29/2019 bahasan perdarahan
10/15
PERDARAHAN PADA TRIMESTER I
Sekitar 20% wanita hamil pernah mengalami perdarahan pada awal kehamilan dan
separuhnya mengalami abortus. Abortus ialah ancaman/pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan; sebagai batasan umur kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 500 gram. Setiap perdarahan padaawal kehamilan terlebih dahulu harus dipikirkan berasal dari tempat pelekatan plasenta
atau permukaan choriodecidua dan dianggap mengancam kelangsungan dan kehamilan.
Penyebab perdarahan pada kehamilan trimester I sering sulit ditentukan walaupun telah
dilakukan pemeriksaan lengkap. Pemeriksaan dalam dan spekulum hendaknya
dilakukan dengan hati-hati terutama jika penyebabnya adalah karsinoma servik.
Walaupun insiden karsinoma servik dengan kehamilan sangat jarang yaitu 1 : 3000.
Dalam pemeriksaan spekulum dapat dilihat asal perdarahan; perdarahan disebabkan
oleh gangguan kehamilan jika darah berasal dari ostium uteri. Pada beberapa wanita
hamil dapat terjadi pula perdarahan dalam jumlah sedikit yang disebabkan oleh
penembusan villi khorialis ke dalam desidua saat implantasi ovum.
Pemeriksaan pnunjang yang diperlukan adalah:1) USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
2) Test Kehamilan
3) Fibrinogen pada missed abortion.
Terapi sangat tergantung dari banyaknya perdarahan dan kelangsungan hidup hasil
konsepsi.
Pada abortus iminen penanganannya terdiri atas istirahat baring untuk menambah aliran
darah ke uterus dan mengurangi rangsangan mekanis. Fenobarbital 3 x 30 mg atau
diazepam 3 x 2 mg dapat diberikan untuk menenangkan pasien. Pemberian hormon atau
tokolitik dapat dipertimbangkan bila hasil USG menunjukkan janin masih hidup.
Pengeluaran hasil konsepsi diindikasikan pada abortus insipien, abortus inkomplit,
missed abortion dan abortus dengan infeksi. Pengosongan uterus dapat ditakukan
dengan kuret vakum atau cunam abortus disusul kerokan. Pada kasus dengan
perdarahan berat atau syok, resusitasi cairan hendaknya dilakukan terlebih dahulu
dengan NaCl atau RL disusul transfusi darah. Setetah syok teratasi dilakukan kuret.
Pada missed abortionbila kadar fibrinogen rendah sebaiknya dikoreksi terlebih dahulu.
Pengeluaran hasil konsepsi dapat diinduksi terlebih dahulu dengan pitosin drip atau
dilatasi dengan laminaria. Pengeluaran hasil konsepsi pada abortus infeksi hendaknya
dilindungi dengan antibiotika spektrum 1uas. Komplikasi abortus biasanya anemi oleh
karena perdarahan, infeksi dan perforasi karena tindakan kuret.
Perdarahan Pada Trimester II
Perdarahan pada trimester II sering dihubungkan dengan adanya komplikasi lambatdalam kehamilan, seperti partus prematurus imminen, pertumbuhan janin yang
terlambat, dan solusio plasenta. Dapat juga perdarahan disebabkan oieh mola hidatidosa
dan inkompetensi sevik. Pemeriksaan obstetri lengkap dan USG perlu dikerjakan pada
setiap perdarahan trimester II. Pada USG dapat dipantau pertumbuhan dan keadaan bayi
dalam kandungan. Pasien dengan perdarahan trimester II memerlukan pemeriksaan rutin
spesialistik, dan karditokografi dapat diindikasikan pada kehamilan trimester III.
Penanganan perdarahan yang disebabkan partus prematurus imminen berupa istirahat
baring, pemberian tokolitik dan penanganan terhadap faktor risiko persalinan preterm.
Sedangkan pada inkompetensi servik dapat dilakukan pengikatan servik.
Perdarahan Pada Trimester III (antepartum)
7/29/2019 bahasan perdarahan
11/15
Definisi perdarahan antepartum menurut WHO adalah perdarahan pervagina setelah 29
minggu kehamilan atau lebih. Insidennya 3% dan penyebab perdarahan antepartum
dapat dilihat pada tabel 4. Perdarahan yang terjadi umumnya lebih berbahaya
dibandingkan perdarahan pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu karena biasanya
disebabkan faktor plasenta; perdarahan dan plasenta biasanya hebat dan mengganggusirkulasi O2, CO2 dan nutrisi dari ibu ke janin.
Penyebab utama perdarahan antepartum yaitu plasenta previa dan solusio plasenta;
penyebab lainnya biasanya berasal dari lesi lokat pada vagina/servik.
Setiap pasien perdarahan antepartum hams dikelota oleh spesialis. Pemeriksaan dalam
merupakan kontra indikasi kecuali dilakukan di kamar operasi dengan perlindungan
infus atau tranfusi darah.
USG sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis. Bila
plasenta previa dapat disingkirkan dengan pemeriksaan USG dan pemeriksaan dengan
spekutum dapat menyingkirkan kelainan tokal pada servik/vagina maka kemugkinan
sotusio ptasenta harus dipikirkan dan dipersiapkan penanganannya dengan seksama.
KESIMPULANSemua wanita dengan perdarahan pervagina selama kehamilan seyogyanya ditangani
oleh spesialis. Peranan USG dalam menunjang diagnosis sangat diperlukan.
Pemeriksaan Hb (hemoglobin) harus dilakukan untuk mengetahui beratnya anemi dan
perdarahan yang terjadi. Pemeriksaan fibrinogen perlu dilakukan bagi kasus missed
abortion dan solusio plasenta. Pemeriksaan spekulum berguna untuk mendeteksi adanya
kelainan lokal pada saluran genital bagian bawah. Jika dalam anamnesis, pemeriksaan
fisik dan penunjang tidak dapat ditentukan diagnosisnya, dan perdarahan minimal maka
pasien dapat dikelola sebagai pasien rawat jalan dengan pemeriksaan antenatal biasa.
Perdarahan akibat solusio plasenta berhubungan erat dengan angka kematian bayi dan
mempunyai risiko 3 kali lebih tinggi untuk terjadinya prematuritas dan pertumbuhan
janin yang terhambat.
1. Abortus Iminen
Perdarahan minimal dengan nyeri/tidak, Uterus sesuai dengan umur kehamilan, Servile
belum membuka, Test hamil : positif, USG : Produk kehamilan dalam betas normal
2. Abortus Insipien
Perdarahan dengan gumpalan darah, Nyeri lebih kuat, Servile terbuka den teraba
ketuban, Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri
3. Abortus Inkomplit
Perdarahan hebat sering menyebabkan syok, Perdarahan disease gumpalan darah den
jaringan konsepsi, Servile terbuka, Sebagian basil konsepsi masih tertinggal dalam
kavum uteri4. Abortus Kompiit
Perdarahan den nyeri minimal, Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan, Ukuran uterus
dalam bates normal, Servik tertutup
5.Missed Abortion
Perdarahan minimal, Sering didahului oleh tanda abortus iminen yang kemudian,
menghilang spontan/setelah tempi, Tanda den gejala laumil menghilang, USG : Hasil
konsepsi masih dalam uterus namun tak ada tanda kelangsungan hidupnya
6. Abortus Infeksi/septik
Abortus yang disertai infeksi den dapat berlanjut dengan abortus septik
Perdarahan Selama Kehamilan
7/29/2019 bahasan perdarahan
12/15
Yoseph
Dokter Puskesmas Secang II, Magelang
Cermin Dunia Kedokteran No. 112, 1996
32-35
Definisi
Suatu kehamilan disebut kehamilan ektopik bila zigot terimplantasi di lokasi-lokasi
selain cavum uteri, seperti di ovarium, tuba, serviks, bahkan rongga abdomen. Istilah
kehamilan ektopik terganggu (KET) merujuk pada keadaan di mana timbul gangguan
pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan
penurunan keadaan umum pasien.
Manifestasi Klinik Kehamilan Tuba
Gejala Subjektif
Sebagian besar pasien merasakan nyeri abdomen, keterlambatan menstruasi dan
perdarahan per vaginam. Nyeri yang diakibatkan ruptur tuba berintensitas tinggi dan
terjadi secara tiba-tiba. Penderita dapat jatuh pingsan dan syok. Nyeri akibat abortus
tuba tidak sehebat nyeri akibat ruptur tuba, dan tidak terus-menerus. Pada awalnya nyeri
terdapat pada satu sisi, tetapi setelah darah masuk ke rongga abdomen dan merangsang
peritoneum, nyeri menjadi menyeluruh. Perdarahan per vaginam berasal dari pelepasan
desidua dari kavum uteri dan dari abortus tuba. Umumnya perdarahan tidak banyak dan
berwarna coklat tua. Keterlambatan menstruasi tergantung pada usia gestasi. Penderitamungkin tidak menyangka bahwa dirinya hamil, atau menyangka dirinya hamil normal,
atau mengalami keguguran (abortus tuba). Sebagian penderita tidak mengeluhkan
keterlambatan haid karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya. Kadang-
kadang pasien merasakan nyeri yang menjalar ke bahu. Hal ini disebabkan iritasi
diafragma oleh hemoperitoneum.
Temuan objektif
Pada kasus-kasus yang dramatis, sering kali pasien datang dalam keadaan umum yang
buruk karena syok. Tekanan darah turun dan frekuensi nadi meningkat. Darah yang
masuk ke dalam rongga abdomen akan merangsang peritoneum, sehingga pada pasienditemukan tanda-tanda rangsangan peritoneal (nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas,
defense musculaire). Bila perdarahan berlangsung lamban dan gradual, dapat dijumpai
tanda anemia pada pasien. Hematosalping akan teraba sebagai tumor di sebelah uterus.
Dengan adanya hematokel retrouterina, kavum Douglas teraba menonjol dan nyeri pada
pergerakan (nyeri goyang porsio). Di samping itu dapat ditemukan tanda-tanda
kehamilan, seperti pembesaran uterus.
7/29/2019 bahasan perdarahan
13/15
Diagnosis
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu tentunya ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. KET harus dipikirkan bila seorangpasien dalam usia reproduktif mengeluhkan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba,
ataupun nyeri perut bawah yang gradual, disertai keluhan perdarahan per vaginam
setelah keterlambatan haid, dan pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda akut
abdomen, kavum Douglas menonjol, nyeri goyang porsio, atau massa di samping
uterus. Adanya riwayat penggunaan AKDR, infeksi alat kandungan, penggunaan pil
kontrasepsi progesteron dan riwayat operasi tuba serta riwayat faktor-faktor risiko
lainnya memperkuat dugaan KET. Namun sebagian besar pasien menyangkal adanya
faktor-faktor risiko tersebut di atas.
Bila pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan kantong gestasi dengan denyut jantung
janin dengan kavum uteri yang kosong, maka diagnosis pasti dapat ditegakkan. USGtransvaginal dapat mendeteksi tubal ring (massa berdiameter 1-3 cm dengan pinggir
ekhogenik yang mengelilingi pusat yang hipoekhoik); gambaran tersebut cukup spesifik
untuk kehamilan ektopik. USG transvaginal juga memungkinkan evaluasi kavum pelvis
dengan lebih baik, termasuk visualisasi cairan di kavum Douglas dan massa pelvis.
Kadar hCG membantu penegakan diagnosis, meskipun tidak ada konsensus mengenai
kadar hCG yang sugestif untuk kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik dapat dibedakan
dari kehamilan normal dengan pemeriksaan kadar hCG secara serial. Pada usia gestasi
6-7 minggu, kadar hCG serum meningkat dua kali lipat setiap 48 jam pada kehamilan
intrauterin normal. Peningkatan yang subnormal (< 66%) dijumpai pada 85% kehamilan
yang nonviable, dan peningkatan sebanyak 20% sangat prediktif untuk kehamilan
nonviable. Fenomena ini, bila disertai dengan terdeteksinya kavum uteri yang kosong,
mengindikasikan adanya kehamilan ektopik. Secara klinis, penegakan diagnosis KET
dengan pemantauan kadar hCG serial tidak praktis, karena dapat mengakibatkan
keterlambatan diagnosis. Selain itu, peningkatan kadar hCG serum dua kali lipat setiap
48 jam tidak lagi terjadi setelah minggu ke-7 kehamilan. Oleh sebab itu, umumnya yang
diperiksakan adalah hCG kualitatif untuk diagnosis cepat kehamilan.
Dengan adanya USG dan pemeriksaan kadar hCG yang lebih akurat, kuldosentesis
sudah tidak terlalu sering dilakukan. Meskipun demikian, tindakan tersebut masih
dilakukan bila tidak ada fasilitas USG atau bila pada pemeriksaan USG kantong gestasitidak berhasil terdeteksi.
Kadar progesteron pada kehamilan nonviable memang menurun, namun penurunan
kadar progesteron tersebut tidak dapat membedakan kehamilan ektopik dari abortus
insipiens.
Diagnosis juga dapat ditegakkan secara bedah (surgical diagnosis). Kuretase dapat
dikerjakan untuk membedakan kehamilan ektopik dari abortus insipiens atau abortus
inkomplet. Kuretase tersebut dianjurkan pada kasus-kasus di mana timbul kesulitan
membedakan abortus dari kehamilan ektopik dengan kadar progesteron serum di bawah
5 ng/ml, -hCG meningkat abnormal (< 2000 mU/mL) dan kehamilan uterin tidak
7/29/2019 bahasan perdarahan
14/15
terdeteksi dengan USG transvaginal. Diagnosis secara bedah juga dapat dilakukan
dengan laparoskopi dan laparotomi. Laparotomi umumnya dikerjakan bila keadaan
hemodinamik pasien tidak stabil.
Diagnosis Banding
Keadaan-keadaan patologis baik di dalam maupun di luar bidang obstetri-ginekologi
perlu dipikirkan sebagai diagnosis banding KET. Kelainan bidang obstetri-ginekologi
yang didiagnosis banding dengan KET antara lain abortus, kista ovarii terpuntir,
perdarahan uterin disfungsional, endometriosis, salpingitis, ruptur kista luteal dan
penyakit trofoblastik gestasional. Penyakit di luar bidang obstetri-ginekologi yang
manifestasinya menyerupai KET adalah apendisitis.
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janinlahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya
adalah kelahiran prematur.
Klasifikasi Abortus
Beberapa tipikal abortus dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam hal ini
dibedakan sebagai berikut:
Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa
adanya dilatasiserviks.
Abortus insipiens, Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus.
Abortus inkompletus, Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Abortus provokatus
Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu
dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada
umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan
belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun
terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik:
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kehamilanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Janinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelahiran_prematur&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serviks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perdarahan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Uterushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Uteri&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berat_badan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kehamilanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Janinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelahiran_prematur&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serviks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perdarahan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Uterushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Uteri&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berat_badan&action=edit&redlink=17/29/2019 bahasan perdarahan
15/15
Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang
dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan
indikasi medikadalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untukmelakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan)
sesuai dengan tanggung jawab profesi.
2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum,
psikologi).
3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga
terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai,
yang ditunjuk oleh pemerintah.
5. Prosedur tidak dirahasiakan.
6. Dokumen medikharus lengkap.
Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya
indikasi medik(ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan
alat-alat atau obat-obat tertentu.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tenaga_kesehatan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Profesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Psikologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peralatan_medis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dokumen_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ilegalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tenaga_kesehatan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Profesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Psikologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peralatan_medis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dokumen_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ilegal