bahasan perdarahan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    1/15

    ORGAN GENITALIA INTERNA WANITA

    Uterus

    Organ muskuler yang tebal, memiliki rongga dan berada di antara vesika urinaria

    disebelah anterior dan rektum disebelah posterior. Panjang uterus 7.5 cm dan lebar 4 5cm dengan berat sekitar 60 gram. Bagian uterus diatas isthmus disebut corpus uteri dan

    bagian dibawah isthmus disebut servik. Dalam keadaan normal posisi uterus adalah

    antefleksi anteversi. Servik uteri dibagi menjadi 2 bagian: pars vaginalis dan pars

    supravaginalis ; dibagian dalam servik terdapat kanalis servikalis.

    Corpus uteri merupakan bagian terbesar uterus ; dibagian anterior menempel pada

    vesika urinaria dan dibagian posterior menempel pada intestinum ; dibagian lateral

    menempel pada berbagai struktur yang berada didalam ligamentum latum ( tuba falopii

    ligamentum rotundum ligamentum ovarii proprium vasa uterina dan ureter ).

    Arteria uterina menyilang ureter sebelum berjalan di dinding lateral uterus. Titik

    persilangan tersebut kira-kira 1.5 cm dari fornix lateralis. Cavum uteri berbentuk

    segitiga dengan kubah yang berada pada bidang setinggi kedua ostium tuba falopii danapex bagian bawah setinggi ostium uteri internum.

    Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan: (1) Serosa ( peritoneum visceralis), (2)

    Miometrium, (3) Endometrium.

    Selama kehamilan, serabut otot tersebut tidak bertambah banyak namun mengalami

    hipertrofi. Endometrium adalah lapisan berongga yang lunak yang mengandung

    sejumlah kelenjar dan dilapisi dengan ciliated collumnar epithelium ; bentuk kelenjar

    dan stroma bervariasi sesuai dengan siklus haid ; ketebalan pasca menstruasi dini 1

    2 mm dan menjelang menstruasi 4 7 mm.

    Tuba Fallopii

    Dua buah saluran muskuler yang terbentang dari sudut superior uterus kearah lateral

    dengan panjang masing-masing sekitar 8 14 cm. Saluran ini menghubungan cavum

    uteri dengan cavum peritoneale.

    Tuba dapat dibagi menjadi 4 bagian: (1) Pars uterina / interstitsialis, (2) Pars Isthmica

    (penampang melintang paling sempit), (3) Pars Ampullaris, (4) Pars Infundibularis

    [fimbriae].

    Dinding Tuba Falopii terdiri dari 3 lapisan: (1) Lapisanserosa, (2) Lapisan muskularis,

    (3) Lapisan mucosa.

    Mukosa tuba dilapisi selapis sel kolumnar yang sebagian memiliki bulu-getar (silia) dan

    sebagian lain memiliki kelenjar.

    Ovarium

    Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah almond yangberada disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior

    ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii.

    Panjang kira-kira 2.5 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 3.0 cm. Masing-masing

    memiliki permukaan medial dan lateral. Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior

    (mesovarium) dan tepi posterior yang bebas.

    Ligamentum penyangga ovarium adalah : ligamentum suspensorium ovarii (

    ligamentum infundibulo-pelvicum ) dan ligamentum Ovarii Proprium.

    Pembuluh darah ovarium terutama berasal dari arteri ovarica yang merupakan cabang

    aorta abdominalis dan selanjutnya dialirkan keluar ovarium melalui vena ovarica.

    Ovarium terbungkus oleh tunica albuginea yang mirip dengan yang dijumpai pada

    testis. Bagian luar ovarium disebut cortex yang memiliki gameet dan dibagian dalam

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    2/15

    disebut medula yang mengandung banyak pembuluh darah besar serta syaraf. Cortex

    ovarium relatif avaskular dan dijumpai sejumlah folikel ovarium kecil. Masing-masing

    folikel mengandung ovum immature (oosit) yang terbungkus dengan satu atau beberapa

    lapisan sel. Bila oosit hanya dilapisi oleh satu lapisan sel, sel tersebut dinamakan sel

    folikel, bila dilapisi oleh beberapa lapisan sel-sel tersebut dinamakansel granulosa.Dibagian cortex terdapat sejumlah folikel dengan berbagai derajat maturasi. Pada folikel

    primordial, oosit dilapisi oleh satu lapisan sel pipih (squamoues epithelium). Folikel

    primer memiliki dua atau lebih lapisan sel granulosa kubis yang mengitari oosit. Folikel

    sekunder mengandung ruang-ruang berisi cairan diantara sel granulosa. Ruangan

    tersebut sering mengalami penyatuan (coalesence) membuat cavum sentral yang disebut

    sebagai antrum. Folikel dgraf atau folilkel vesikuler yang matur memiliki antrum yang

    sangat dominan dan folikel biasanya menonjol keluar permukaan ovarium.

    Setiap bulan, pada wanita dewasa, satu dari folikel yang masak mengeluarkan oosit dari

    ovarium, peristiwa ini disebut ovulasi.

    1. Drife.J , Magowan B (ed) : Clinical pelvic anatomy in Clinical ObstetricGynaecology. Saunders 2004

    2. Hoyte L Jakab M , Warfeld SK: Levator ani thickness variation in

    symptomatic and asymptomatic women using magnetic resonance based 3-

    dimensional collor mapping. Am J Obstet Gynecol 191:856, 2004

    3. Krantz KE :Anatomy of The Female Reproductive System in Current Obstetric

    & Gynecologic Diagnosis & Treatment 9th ed McGraw-Hill Co, 2003

    4. Marchetti DL : Gynecologic Anatomy in The Care Of The Gynecologic

    Obstetric Patient Mosby 1997

    5. Moore KL: Clinical Oriented Anatomy 4th ed Lippincott William & Wilkins,

    1999

    6. Netter FH et al: The Ciba Collection of Medical Illustrations. Vol 2:

    Reproductive System Novartis Medical Education, 1986

    7. Umek WH, Morgan DM et al : Quantitative analysis of uterosacral ligament

    origin and insertion point by magnetic resonance imaging. Obstet Gynecol

    103;447,2004

    TERJADINYA KEHAMILAN

    Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan :

    1. Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih /

    spermatozoa pria.2. Pembelahan sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.

    3. Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan

    normal : implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).

    4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot embrio janin menjadi bakal individu baru.

    Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon : estrogen, progesteron, human chorionic

    gonadotropin, human somatomammotropin, prolaktin dsb.

    Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan

    selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan.

    Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi dan

    organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan

    keseimbangan hormonal tersebut.

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    3/15

    PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM REPRODUKSI

    Uterus

    Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi

    intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk

    elastisitas / kelenturan uterus.Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :

    - tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)

    - kehamilan 8 minggu : telur bebek

    - kehamilan 12 minggu : telur angsa

    - kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat

    - kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat

    - kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat

    - kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid

    - kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid

    - 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

    Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, padakehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi

    satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi

    segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur,

    kontraksi minimal -> berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan

    nyawa ibu.

    Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan

    akibat progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan.

    Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

    Vagina / vulva

    Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah

    kebiruan (tanda Chadwick).

    Ovarium

    Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi

    progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi

    pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus

    hormonal menstruasi.

    Payudara

    Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial

    payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin)

    menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan

    produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammaemembesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar

    Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting

    susu membesar dan menonjol.

    PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL

    Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi

    dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.

    Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus +

    1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg,

    penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.

    PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM TUBUH LAINNYA

    Sistem respirasi

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    4/15

    Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke

    kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest

    compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional

    residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.

    Sistem gastrointestinalEstrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu

    terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering

    lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung.

    Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari

    10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).

    Sistem sirkulasi / kardiovaskular

    Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan

    HEMODINAMIK maternal, meliputi :

    - retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung

    - anemia relatif

    - akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun- tekanan darah arterial menurun

    - curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir

    kehamilan

    - volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%

    - volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,kemudian bertambah

    secara perlahan sampai akhirkehamilan

    Pada trimester pertama, terjadi :

    - penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai

    peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus

    - penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan

    TBW / total body water

    - akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik

    untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.

    - akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan

    osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.

    Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat

    hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output

    meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai

    varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-

    antiibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi

    15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastinpenting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga

    meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat.

    Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menurun karena terjadi

    penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2

    dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.

    Metabolisme

    Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan

    karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).

    Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol

    plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium,

    cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    5/15

    hemoglobin tambahan.Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal,

    terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :

    - ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat

    - produksi glukosa dari hati menurun

    - produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun- aktifitas ekskresi ginjal meningkat

    - efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta

    lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).

    Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga

    peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.

    Traktus urinarius

    Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan

    progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.

    Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter

    dan mungkin hidronefrosis sementara.

    Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal inidianggap normal.

    Kulit

    Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa

    hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea

    grisea), striae lividae pada perut, dsb.

    Perubahan Psikis

    Sikap / penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi juga

    kesehatan / keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.

    Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi

    dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur

    dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut ngidam, yaitu keinginan

    terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu,

    tapi mungkin juga hal-hal lain)

    Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap

    yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara

    teratur, bahkan kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan

    kandungannya.

    DIAGNOSTIK KEHAMILAN

    Berdasarkan perubahan-perubahan anatomik dan fisiologik, dapat dikumpulkan hal-hal

    yang mungkin bermakna pada pemeriksaan fisis maupun penunjang, untuk menuju pada

    diagnosis kehamilan.Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan :

    1. amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih)

    2. pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, atau pada kehamilan muda

    diperiksa dengan palpasi)

    3. adanya kontraksi uterus pada palpasi (Braxton-Hicks)

    4. teraba/terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada imaging. Ballotement (+).

    Jika (-) curiga mola hidatidosa.

    5. terdengar jantung janin (dengan alat Laennec/ Doppler) atau visual tampak jantung

    berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscopy).

    6. teraba bagian tubuh janin pada palpasi (Leopold) atau tampak pada imaging

    (ultrasonografi)

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    6/15

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    7/15

    Pada tahap ini semua hasil konsepsi sudah keluar dari rahim. Perdarahan berkurang

    menjadi lebih sedikit dan mulut rahim sudah menutup kembali. wanita yang mengalami

    abortus harus menjalani kuretase untuk membersihkan sisa-sisa perdarahan di dalam

    rahim

    Blighted ovumAdalah kehamilan yang tidak berkembang. Di dalam rahim hanya terdapat kantong

    kehamilan tanpa adanya mudigah yang pada akhirnya akan berujung dengan keguguran.

    Kasus blighted ovum harus diselesaikan dengan tindakan dikuret

    Hamil anggur (mola hidatidosa)

    Adalah kehamilan yang tidak normal dimana pada perkembangannya bagian janin atau

    plasenta berubah sifat menjadi tumor yang berbentuk keguguran. Dan wanita yang

    mengalaminya hrus dikuret

    Kehamilan diluar kandungan

    Adalah kehamilan yang< hasil konsepsi atau pembuahannya terletak diluar rongga

    rahim, misalnya terjadi di saluran telur (tuba), ovarium atau rongga perut. hal ini

    menimbulkan perdarahan dalam perut dan dapat menimbulkan syok.Perdarahan pada tengah kehamilan kedua (trisemester kedua)

    Plasenta previa

    Kehamilan dimana letak palsenta berada di bawah menutupi jalan lahir, sehingga bila

    terjadi kontraksi akan menimbulkan perdarahan. Bila pada kasus plasenta previa

    perdarahan yang terjadi tidak terlalu banyak, ibu hamil dapat dirawat. peluang

    kehamilan berlanjut samapai usia kehamilan cukup bulan masih terbuka. Tetapi bila

    perdarahan banyak sekali, terpaksa harus dilakukan operasi caesar dengan konsekuensi

    bayi lahir prematur

    Penyakit atau kelainan mulut rahim

    Misalnya pada polip serviks, atau mungkin menderita kanker serviks, padahal

    kehamilannya sendiri dalam kondisi normal

    Perdarahan pada kehamilan tua (trisemester ketiga)

    Plasenta previa

    Plasenta letaknya rendah dan dapat berlanjut sampai di trisemester ketiga

    Solusi plasenta

    Adalah terlepasnya sebagian plasenta sebelum bayi lahir, penyebabnya terutama bila

    pasien menderita hipertensi, preeklamsia, kekurangan asam folat atau terjaid trauma

    (benturan). Bila kasus perdarahan solusi plasenta bayi masih hidup, harus segera

    dilakukan operasi caesar. Tapi bila bayi telah meninggal maka akan dicoba lahir dengan

    persalinan normal dengan pengawasan medis yang ketat

    Perdarahan saat hamil. PERSI.

    Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya diagnosis yang

    dilanjutkan dengan pemeriksaan kehamilan tak dapat diabaikan. Dalam kehidupan

    wanita, hanya sedikit diagnosis yang lebih penting daripada diagnosis kehamilan. Hanya

    sedikit pengalaman hidup yang dapat memicu emosi baik berupa kebahagiaan luar biasa

    atau sebaliknya kesedihan yang mendalam. Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis

    terhadap kehamilan yang mudah dikenali dan merupakan petunjuk penting bagi

    diagnosis dan evaluasi kemajuan kehamilan.

    Pemeriksaan kesehatan pada kehamilan bertujuan untuk memelihara kesehatan ibu dan

    janin. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan selama hamil dan ditunjang oleh

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    8/15

    beberapa pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan penunjang menjadi salah satu

    pelengkap dalam evaluasi penilaian kesehatan ibu hamil termasuk juga bayinya. Saat ini

    berbagai macam alat alat periksa tambahan ditawarkan dan memang hal tersebut bisa

    dibenarkan, tetapi persoalannya apakah suatu keharusan atau hanya disarankan sehingga

    tidak membuat meningkatnya anggaran perawatan kehamilan seorang ibu. Keadaanyang membuat pemeriksaan hamil biaya mahal kadang malah membuat ibu hamil

    menolak memeriksakan ke dokter, sehingga upaya deteksi awal kelainan seorang ibu

    hamil menjadi kurang berhasil.

    Beberapa pemeriksaan yang dianjurkan selama kehamilan

    Pemeriksaan Darah/Laboratorium

    Pemeriksaan Laboratorium juga dapat dilakukan seorang wanita prahamil yang

    bertujuan kesempurnaan sebuah hasil kehamilan.

    Pemeriksaan yang dianjurkan pada seorang ibu hamil adalah pemeriksaan darah rutin

    meliputi kadar hemoglobin (Hb), sel darah putih (lekosit), sel darah merah (eritrosit)

    dan laju endapan darah (LED). Dengan hasil pemeriksaan diharapkan kita dapat

    menentukan seorang ibu kurang kadar hemoglobin (anemia) atau tidak, dan adakahindikasi hasil laboratorium yang tidak normal. Selain itu diperiksakan juga fungsi hati,

    fungsi ginjal, riwayat infeksi dengan hepatitis (sakit kuning), kadar gula darah dan

    penyakit kelamin.

    Pemeriksaan, darah rutin, fungsi ginjal, fungsi hati plus infeksi hepatitis (HbSAg)

    sangat dianjurkan. Orang yang pernah terinfeksi sakit kuning (HbSAg) juga dianjurkan

    karena Indonesia masuk kategori endemic penyakit kuning. Jika hasil pemeriksaan

    positif maka anak akan dipersiapkan diberikan vaksin segera setelah lahir. Pemeriksaan

    penyakit kelamin dan penyakit yang ditularkan secara hubungan kelamin seperti virus

    yang mengganggu kekebalan tubuh (HIV) hanya dilakukan pada kelompok risiko tingi

    saja. Ada pemeriksaan khusus lain yang penting saat ini mengingat kecenderungan

    nikah dengan orang asing, malah kadang terjadi juga pada yang nikah sesama melayu,

    tapi jarang yakni pemeriksaan rhesus, karena bila terjadi ketidak cocokan Rhesus

    berakibat munculnya reaksi imunologi.

    Pemeriksaan khusus, seperti petanda kemungkinan infeksi TORCH (toksoplasma,

    rubella d, sitomegalo virus dan Herpes), mengingat biaya relative mahal, hanya

    disarankan saja kecuali pada kelompok ibu yang patut diduga risiko tinggi terinfeksi,

    misal adanya riwayat kelahiran anah cacat, keguguran berulang dan bayi yang

    meninggal dalam kandungan. Pemeriksaan khusus ini masuk kategori disarankan dan

    kalau tidak mampu karena mahal, tetap tidak menjadi halangan bagi seorang ibu untuk

    hamil kembali disebabkan kegagalan suatu kehamilan banyak factor penyebab lainnya.

    Pemeriksaaan Ultrasonografi (USG)Pemeriksaan dianjurkan bagi setiap ibu hamil minimal dua kali selama kehamilan yakni

    saat usia kehamilan trimester pertama untuk deteksi awal sehat tidaknya janin di

    rahimnya dan saat trimester ketiga, untuk deteksi posisi janin dalam rahim, kesejahteran

    janin, serta letak plasenta. Pemeriksaan terlalu sering boleh-boleh saja karena

    pemeriksaan USG tidak membahayakan janin, asal saja tidak menambah beban biaya.

    Pemeriksaan khusus lainnya misal dengan USG tiga dan empat dimensi, dengan alasan

    ingin melihat format wajah anak, boleh-boleh saja sejauh mempunyai dana yang cukup

    karena biaya relative mahal. Pemeriksaan khusus ini bukan suatu hal yang dianjurkan

    kecuali bagi yang berminat, lazim dilakukan pada trimester kedua. Pemeriksaan khusus

    ini sempat menjadi perdebatan para ahli karena dilematis yang terjadi bila saat melihat

    wajah terlihat adanya bibir yang sumbing, sehingga menimbulkan trauma berat bagi

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    9/15

    keluarganya dan masalah ini merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan

    sebelumnya.

    Pemeriksaan Kadiotokografi (CTG)

    Pemeriksaan CTG bertujuan melihat kesejahteraan janin, dengan melihat sinkronisasi

    fungsi plasenta dengan denyut jantung janin setiap ada gerakan janin. Pemeriksaandianjurkan bagi kelompok dengan kehamilan risiko tinggi seperti, riwayat kehamilan

    buruk sebelumnya (bayi; meninggal dalam kandungan, berat badan lahir rendah),

    sementara (ibu; tekanan darah tinggi, sakit gula dan kehamilan lewat waktu).

    Bagi kelompok risiko rendah merupakan suatu pilihan yang baik untuk dilakukan

    selama masa kehamilan. Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan saat monitoring

    proses kelahiran saat di kamar bersalin. Hasil Pemeriksaan CTG akan memberi

    masukan bagi dokter kandungan tentang tingkat kesehatan janin sehingga menjadi

    pertimbangn perlu tidaknya tindakan khusus. Dengan pemeriksaan penunjang yang

    terukur ini, para ibu hamil diharapkan dapat melewati masa kehamilan dengan baik

    termasuk juga janin yang dikandungnya. Sebaiknya lakukan konsultasi aktif dengan

    dokter keluarga/dokter kandungan bila ada kekhawatiran adanya sesuatu dalamkehamilan. Lebih cepat diketahui maka dokter akan lebih dapat memastikan apakah

    kehamilan dilanjutkan.

    Tabloid KONTRAS Nomor: 496 | Tahun XI 2 - 9 Juli 2009

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    10/15

    PERDARAHAN PADA TRIMESTER I

    Sekitar 20% wanita hamil pernah mengalami perdarahan pada awal kehamilan dan

    separuhnya mengalami abortus. Abortus ialah ancaman/pengeluaran hasil konsepsi

    sebelum janin dapat hidup di luar kandungan; sebagai batasan umur kehamilan kurang

    dari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 500 gram. Setiap perdarahan padaawal kehamilan terlebih dahulu harus dipikirkan berasal dari tempat pelekatan plasenta

    atau permukaan choriodecidua dan dianggap mengancam kelangsungan dan kehamilan.

    Penyebab perdarahan pada kehamilan trimester I sering sulit ditentukan walaupun telah

    dilakukan pemeriksaan lengkap. Pemeriksaan dalam dan spekulum hendaknya

    dilakukan dengan hati-hati terutama jika penyebabnya adalah karsinoma servik.

    Walaupun insiden karsinoma servik dengan kehamilan sangat jarang yaitu 1 : 3000.

    Dalam pemeriksaan spekulum dapat dilihat asal perdarahan; perdarahan disebabkan

    oleh gangguan kehamilan jika darah berasal dari ostium uteri. Pada beberapa wanita

    hamil dapat terjadi pula perdarahan dalam jumlah sedikit yang disebabkan oleh

    penembusan villi khorialis ke dalam desidua saat implantasi ovum.

    Pemeriksaan pnunjang yang diperlukan adalah:1) USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

    2) Test Kehamilan

    3) Fibrinogen pada missed abortion.

    Terapi sangat tergantung dari banyaknya perdarahan dan kelangsungan hidup hasil

    konsepsi.

    Pada abortus iminen penanganannya terdiri atas istirahat baring untuk menambah aliran

    darah ke uterus dan mengurangi rangsangan mekanis. Fenobarbital 3 x 30 mg atau

    diazepam 3 x 2 mg dapat diberikan untuk menenangkan pasien. Pemberian hormon atau

    tokolitik dapat dipertimbangkan bila hasil USG menunjukkan janin masih hidup.

    Pengeluaran hasil konsepsi diindikasikan pada abortus insipien, abortus inkomplit,

    missed abortion dan abortus dengan infeksi. Pengosongan uterus dapat ditakukan

    dengan kuret vakum atau cunam abortus disusul kerokan. Pada kasus dengan

    perdarahan berat atau syok, resusitasi cairan hendaknya dilakukan terlebih dahulu

    dengan NaCl atau RL disusul transfusi darah. Setetah syok teratasi dilakukan kuret.

    Pada missed abortionbila kadar fibrinogen rendah sebaiknya dikoreksi terlebih dahulu.

    Pengeluaran hasil konsepsi dapat diinduksi terlebih dahulu dengan pitosin drip atau

    dilatasi dengan laminaria. Pengeluaran hasil konsepsi pada abortus infeksi hendaknya

    dilindungi dengan antibiotika spektrum 1uas. Komplikasi abortus biasanya anemi oleh

    karena perdarahan, infeksi dan perforasi karena tindakan kuret.

    Perdarahan Pada Trimester II

    Perdarahan pada trimester II sering dihubungkan dengan adanya komplikasi lambatdalam kehamilan, seperti partus prematurus imminen, pertumbuhan janin yang

    terlambat, dan solusio plasenta. Dapat juga perdarahan disebabkan oieh mola hidatidosa

    dan inkompetensi sevik. Pemeriksaan obstetri lengkap dan USG perlu dikerjakan pada

    setiap perdarahan trimester II. Pada USG dapat dipantau pertumbuhan dan keadaan bayi

    dalam kandungan. Pasien dengan perdarahan trimester II memerlukan pemeriksaan rutin

    spesialistik, dan karditokografi dapat diindikasikan pada kehamilan trimester III.

    Penanganan perdarahan yang disebabkan partus prematurus imminen berupa istirahat

    baring, pemberian tokolitik dan penanganan terhadap faktor risiko persalinan preterm.

    Sedangkan pada inkompetensi servik dapat dilakukan pengikatan servik.

    Perdarahan Pada Trimester III (antepartum)

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    11/15

    Definisi perdarahan antepartum menurut WHO adalah perdarahan pervagina setelah 29

    minggu kehamilan atau lebih. Insidennya 3% dan penyebab perdarahan antepartum

    dapat dilihat pada tabel 4. Perdarahan yang terjadi umumnya lebih berbahaya

    dibandingkan perdarahan pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu karena biasanya

    disebabkan faktor plasenta; perdarahan dan plasenta biasanya hebat dan mengganggusirkulasi O2, CO2 dan nutrisi dari ibu ke janin.

    Penyebab utama perdarahan antepartum yaitu plasenta previa dan solusio plasenta;

    penyebab lainnya biasanya berasal dari lesi lokat pada vagina/servik.

    Setiap pasien perdarahan antepartum hams dikelota oleh spesialis. Pemeriksaan dalam

    merupakan kontra indikasi kecuali dilakukan di kamar operasi dengan perlindungan

    infus atau tranfusi darah.

    USG sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis. Bila

    plasenta previa dapat disingkirkan dengan pemeriksaan USG dan pemeriksaan dengan

    spekutum dapat menyingkirkan kelainan tokal pada servik/vagina maka kemugkinan

    sotusio ptasenta harus dipikirkan dan dipersiapkan penanganannya dengan seksama.

    KESIMPULANSemua wanita dengan perdarahan pervagina selama kehamilan seyogyanya ditangani

    oleh spesialis. Peranan USG dalam menunjang diagnosis sangat diperlukan.

    Pemeriksaan Hb (hemoglobin) harus dilakukan untuk mengetahui beratnya anemi dan

    perdarahan yang terjadi. Pemeriksaan fibrinogen perlu dilakukan bagi kasus missed

    abortion dan solusio plasenta. Pemeriksaan spekulum berguna untuk mendeteksi adanya

    kelainan lokal pada saluran genital bagian bawah. Jika dalam anamnesis, pemeriksaan

    fisik dan penunjang tidak dapat ditentukan diagnosisnya, dan perdarahan minimal maka

    pasien dapat dikelola sebagai pasien rawat jalan dengan pemeriksaan antenatal biasa.

    Perdarahan akibat solusio plasenta berhubungan erat dengan angka kematian bayi dan

    mempunyai risiko 3 kali lebih tinggi untuk terjadinya prematuritas dan pertumbuhan

    janin yang terhambat.

    1. Abortus Iminen

    Perdarahan minimal dengan nyeri/tidak, Uterus sesuai dengan umur kehamilan, Servile

    belum membuka, Test hamil : positif, USG : Produk kehamilan dalam betas normal

    2. Abortus Insipien

    Perdarahan dengan gumpalan darah, Nyeri lebih kuat, Servile terbuka den teraba

    ketuban, Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri

    3. Abortus Inkomplit

    Perdarahan hebat sering menyebabkan syok, Perdarahan disease gumpalan darah den

    jaringan konsepsi, Servile terbuka, Sebagian basil konsepsi masih tertinggal dalam

    kavum uteri4. Abortus Kompiit

    Perdarahan den nyeri minimal, Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan, Ukuran uterus

    dalam bates normal, Servik tertutup

    5.Missed Abortion

    Perdarahan minimal, Sering didahului oleh tanda abortus iminen yang kemudian,

    menghilang spontan/setelah tempi, Tanda den gejala laumil menghilang, USG : Hasil

    konsepsi masih dalam uterus namun tak ada tanda kelangsungan hidupnya

    6. Abortus Infeksi/septik

    Abortus yang disertai infeksi den dapat berlanjut dengan abortus septik

    Perdarahan Selama Kehamilan

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    12/15

    Yoseph

    Dokter Puskesmas Secang II, Magelang

    Cermin Dunia Kedokteran No. 112, 1996

    32-35

    Definisi

    Suatu kehamilan disebut kehamilan ektopik bila zigot terimplantasi di lokasi-lokasi

    selain cavum uteri, seperti di ovarium, tuba, serviks, bahkan rongga abdomen. Istilah

    kehamilan ektopik terganggu (KET) merujuk pada keadaan di mana timbul gangguan

    pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan

    penurunan keadaan umum pasien.

    Manifestasi Klinik Kehamilan Tuba

    Gejala Subjektif

    Sebagian besar pasien merasakan nyeri abdomen, keterlambatan menstruasi dan

    perdarahan per vaginam. Nyeri yang diakibatkan ruptur tuba berintensitas tinggi dan

    terjadi secara tiba-tiba. Penderita dapat jatuh pingsan dan syok. Nyeri akibat abortus

    tuba tidak sehebat nyeri akibat ruptur tuba, dan tidak terus-menerus. Pada awalnya nyeri

    terdapat pada satu sisi, tetapi setelah darah masuk ke rongga abdomen dan merangsang

    peritoneum, nyeri menjadi menyeluruh. Perdarahan per vaginam berasal dari pelepasan

    desidua dari kavum uteri dan dari abortus tuba. Umumnya perdarahan tidak banyak dan

    berwarna coklat tua. Keterlambatan menstruasi tergantung pada usia gestasi. Penderitamungkin tidak menyangka bahwa dirinya hamil, atau menyangka dirinya hamil normal,

    atau mengalami keguguran (abortus tuba). Sebagian penderita tidak mengeluhkan

    keterlambatan haid karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya. Kadang-

    kadang pasien merasakan nyeri yang menjalar ke bahu. Hal ini disebabkan iritasi

    diafragma oleh hemoperitoneum.

    Temuan objektif

    Pada kasus-kasus yang dramatis, sering kali pasien datang dalam keadaan umum yang

    buruk karena syok. Tekanan darah turun dan frekuensi nadi meningkat. Darah yang

    masuk ke dalam rongga abdomen akan merangsang peritoneum, sehingga pada pasienditemukan tanda-tanda rangsangan peritoneal (nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas,

    defense musculaire). Bila perdarahan berlangsung lamban dan gradual, dapat dijumpai

    tanda anemia pada pasien. Hematosalping akan teraba sebagai tumor di sebelah uterus.

    Dengan adanya hematokel retrouterina, kavum Douglas teraba menonjol dan nyeri pada

    pergerakan (nyeri goyang porsio). Di samping itu dapat ditemukan tanda-tanda

    kehamilan, seperti pembesaran uterus.

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    13/15

    Diagnosis

    Diagnosis kehamilan ektopik terganggu tentunya ditegakkan dengan anamnesis,

    pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. KET harus dipikirkan bila seorangpasien dalam usia reproduktif mengeluhkan nyeri perut bawah yang hebat dan tiba-tiba,

    ataupun nyeri perut bawah yang gradual, disertai keluhan perdarahan per vaginam

    setelah keterlambatan haid, dan pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda akut

    abdomen, kavum Douglas menonjol, nyeri goyang porsio, atau massa di samping

    uterus. Adanya riwayat penggunaan AKDR, infeksi alat kandungan, penggunaan pil

    kontrasepsi progesteron dan riwayat operasi tuba serta riwayat faktor-faktor risiko

    lainnya memperkuat dugaan KET. Namun sebagian besar pasien menyangkal adanya

    faktor-faktor risiko tersebut di atas.

    Bila pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan kantong gestasi dengan denyut jantung

    janin dengan kavum uteri yang kosong, maka diagnosis pasti dapat ditegakkan. USGtransvaginal dapat mendeteksi tubal ring (massa berdiameter 1-3 cm dengan pinggir

    ekhogenik yang mengelilingi pusat yang hipoekhoik); gambaran tersebut cukup spesifik

    untuk kehamilan ektopik. USG transvaginal juga memungkinkan evaluasi kavum pelvis

    dengan lebih baik, termasuk visualisasi cairan di kavum Douglas dan massa pelvis.

    Kadar hCG membantu penegakan diagnosis, meskipun tidak ada konsensus mengenai

    kadar hCG yang sugestif untuk kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik dapat dibedakan

    dari kehamilan normal dengan pemeriksaan kadar hCG secara serial. Pada usia gestasi

    6-7 minggu, kadar hCG serum meningkat dua kali lipat setiap 48 jam pada kehamilan

    intrauterin normal. Peningkatan yang subnormal (< 66%) dijumpai pada 85% kehamilan

    yang nonviable, dan peningkatan sebanyak 20% sangat prediktif untuk kehamilan

    nonviable. Fenomena ini, bila disertai dengan terdeteksinya kavum uteri yang kosong,

    mengindikasikan adanya kehamilan ektopik. Secara klinis, penegakan diagnosis KET

    dengan pemantauan kadar hCG serial tidak praktis, karena dapat mengakibatkan

    keterlambatan diagnosis. Selain itu, peningkatan kadar hCG serum dua kali lipat setiap

    48 jam tidak lagi terjadi setelah minggu ke-7 kehamilan. Oleh sebab itu, umumnya yang

    diperiksakan adalah hCG kualitatif untuk diagnosis cepat kehamilan.

    Dengan adanya USG dan pemeriksaan kadar hCG yang lebih akurat, kuldosentesis

    sudah tidak terlalu sering dilakukan. Meskipun demikian, tindakan tersebut masih

    dilakukan bila tidak ada fasilitas USG atau bila pada pemeriksaan USG kantong gestasitidak berhasil terdeteksi.

    Kadar progesteron pada kehamilan nonviable memang menurun, namun penurunan

    kadar progesteron tersebut tidak dapat membedakan kehamilan ektopik dari abortus

    insipiens.

    Diagnosis juga dapat ditegakkan secara bedah (surgical diagnosis). Kuretase dapat

    dikerjakan untuk membedakan kehamilan ektopik dari abortus insipiens atau abortus

    inkomplet. Kuretase tersebut dianjurkan pada kasus-kasus di mana timbul kesulitan

    membedakan abortus dari kehamilan ektopik dengan kadar progesteron serum di bawah

    5 ng/ml, -hCG meningkat abnormal (< 2000 mU/mL) dan kehamilan uterin tidak

  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    14/15

    terdeteksi dengan USG transvaginal. Diagnosis secara bedah juga dapat dilakukan

    dengan laparoskopi dan laparotomi. Laparotomi umumnya dikerjakan bila keadaan

    hemodinamik pasien tidak stabil.

    Diagnosis Banding

    Keadaan-keadaan patologis baik di dalam maupun di luar bidang obstetri-ginekologi

    perlu dipikirkan sebagai diagnosis banding KET. Kelainan bidang obstetri-ginekologi

    yang didiagnosis banding dengan KET antara lain abortus, kista ovarii terpuntir,

    perdarahan uterin disfungsional, endometriosis, salpingitis, ruptur kista luteal dan

    penyakit trofoblastik gestasional. Penyakit di luar bidang obstetri-ginekologi yang

    manifestasinya menyerupai KET adalah apendisitis.

    Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan

    sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janinlahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya

    adalah kelahiran prematur.

    Klasifikasi Abortus

    Beberapa tipikal abortus dapat diklasifikasikan sebagai berikut

    Abortus spontanea

    Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam hal ini

    dibedakan sebagai berikut:

    Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

    sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa

    adanya dilatasiserviks.

    Abortus insipiens, Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20

    minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil

    konsepsi masih dalam uterus.

    Abortus inkompletus, Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan

    sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.

    Abortus provokatus

    Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu

    dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada

    umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan

    belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun

    terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup.

    Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kehamilanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Janinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelahiran_prematur&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serviks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perdarahan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Uterushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Uteri&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berat_badan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kehamilanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Janinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kelahiran_prematur&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serviks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perdarahan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Uterushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Uteri&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berat_badan&action=edit&redlink=1
  • 7/29/2019 bahasan perdarahan

    15/15

    Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang

    dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan

    indikasi medikadalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:

    1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untukmelakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan)

    sesuai dengan tanggung jawab profesi.

    2. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum,

    psikologi).

    3. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga

    terdekat.

    4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai,

    yang ditunjuk oleh pemerintah.

    5. Prosedur tidak dirahasiakan.

    6. Dokumen medikharus lengkap.

    Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya

    indikasi medik(ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan

    alat-alat atau obat-obat tertentu.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tenaga_kesehatan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Profesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Psikologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peralatan_medis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dokumen_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ilegalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tenaga_kesehatan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Profesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Psikologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peralatan_medis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dokumen_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ilegal