31
BAB III BAHAN DAN PERALATAN A. Pendahuluan Pada umumnya sumber daya proyek dikelompokkan atas 6 kelompok yaitu: 1. Manusia (Man) 2. Bahan bangunan (Material) 3. Mesin/peralatan (machine) 4. Metode/cara kerja (Methode) 5. Modal uang (Money) 6. Pasar (Market) Sumber daya tersebut diatas pada umumnya tidak tersedia melimpah sehingga merupakan kendala bagi pencapaian tujuan. Dengan proses manajemen, kendala- kendala tersebut dapat ditanggulangi dengan efektif dan efisien. B. Bahan Bangunan Bahan bangunan adalah salah satu unsur utama yang memegang peranan penting dalam industri suatu konstruksi, sehingga diperlukan suatu ketentuan teknis dari suatu bahan bangunan agar dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan konstruksi. Bahan bangunan yang dipakai harus dipilih dari bahan yang berkualitas untuk memperoleh hasil yang baik. Ketentuan mengenai 19

BAB III KP

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III KP

BAB III

BAHAN DAN PERALATAN

A. Pendahuluan

Pada umumnya sumber daya proyek dikelompokkan atas 6 kelompok yaitu:

1. Manusia (Man)

2. Bahan bangunan (Material)

3. Mesin/peralatan (machine)

4. Metode/cara kerja (Methode)

5. Modal uang (Money)

6. Pasar (Market)

Sumber daya tersebut diatas pada umumnya tidak tersedia melimpah

sehingga merupakan kendala bagi pencapaian tujuan. Dengan proses manajemen,

kendala-kendala tersebut dapat ditanggulangi dengan efektif dan efisien.

B. Bahan Bangunan

Bahan bangunan adalah salah satu unsur utama yang memegang peranan

penting dalam industri suatu konstruksi, sehingga diperlukan suatu ketentuan

teknis dari suatu bahan bangunan agar dapat digunakan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan konstruksi. Bahan bangunan yang dipakai harus dipilih dari bahan

yang berkualitas untuk memperoleh hasil yang baik. Ketentuan mengenai bahan

beton dan lain-lain pada proyek ini didasarkan pada PBI tahun 1971.

Bahan bangunan yang digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan

kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung

Emas di Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang pada uraian berikut ini :

1. Tiang Pancang (Spul Pile)

Tiang pancang digunakan untuk mendukung pembebanan suatu bangunan

tinggi,yang peranannya membantu pondasi lebih kuat untuk menopang beban

yang diterima. Dalam Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor Pengawasan

19

Page 2: BAB III KP

dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di Jalan Arteri

Yos Sudarso, Semarang ini kedalaman pemasangan tiang pancang sedalam antara

40 meter sampai dengan 50 meter.Tiang pancang yang digunakan terdiri dari

terdiri dari tiang pancang dengan panjang 12, 14 meter.

Gambar III.1. Tiang Pancang (Pile)

2. Air

Air yang digunakan untuk campuran beton sebaiknya air tawar yang bersih

dan mempunyai syarat teknis, sesuai dengan persyaratan kualitas air yang

tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia tahun 1971 maupun SK-

SNI 1971. Kebersihan air sangat penting dalam pembuatan beton, karena sangat

berpengaruh pada :

a). Perawatan beton guna menjamin pengerasan yang

sempurna.

b). Pembuatan pasta semen, yang berpengaruh pada

kekuatan susut dan keawetan betonnya.

c). Proses pengikatan dalam campuran beton.

Air yang digunakan untuk campuran beton sebaiknya air tawar yang bersih,

dan mempunyai syarat teknis, sebagai berikut :

a). Air tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan organik atau

bahan lainnya yang dapat merusak beton atau baja tulangan, memenuhi

syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3.

b). Jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan beton harus sesuai dengan

rencana. Kekurangan atau kelebihan air akan mempengaruhi dari kekuatan

beton tersebut.

20

Page 3: BAB III KP

c). Air yang akan digunakan sebaiknya diuji terlebih dahulu, sehingga dapat

diketahui jenis dan kadar mineral yang terkandung dalam air tersebut. Dalam

hal ini harus dinyatakan dengan hasil test dari laboratorium yang

berkompeten.

Dalam hal ini air tidak hanya untuk pembuatan beton saja tetapi juga untuk

perawatan beton, pemadatan tanah dan plesteran. Percobaan perbandingan antara

kekuatan tekan mortal dengan memakai air biasa dan dengan memakai air suling

digunakan untuk menguji kualitas air tersebut agar dapat dipakai sebagai

campuran yang baik. Air dapat dipakai apabila kekuatan tekan mortar dengan

memakai air itu pada umur 7 hari dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari

kekuatan mortar dengan memakai air suling dengan umur yang sama.

Air yang digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah

Direktorat Jendral Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di

Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang ini adalah air tanah yang diambil dengan

menggunakan pompa air listrik dan masih berada di lokasi proyek.

3. Agregat Halus (Pasir)

Pasir merupakan agregat halus yang berfungsi sebagai pengisi pori-pori yang

ditimbulkan oleh agregat yang lebih besar dalam campuran adukan beton. Sifat-

sifat dari pasir yang dipergunakan sangat mempengaruhi adukan beton seperti

kadar air dalam pasir yang dipergunakan sangat mempengaruhi perbandingan

faktor air semen, kandungan lumpurnya mempengaruhi kekuatan dan sifat awet

bangunan, bentuk dari butiran pasir mempengaruhi proses pengikatan. Pasir yang

digunakan sebaiknya bersih dari lumpur, tanah liat atau bahan-bahan lain dan

yang memenuhi persyaratan dalam PBI 1971.

Persyaratan pasir yang digunakan sebagai berikut :

a). Pasir terdiri dari butiran-butiran tajam,

keras dan bersifat kekal artinya tidak pecah ataupun hancur oleh pengaruh

cuaca seperti matahari dan hujan.

21

Page 4: BAB III KP

b). Pasir tidak boleh mengandung lumpur

lebih dari 5% dari berat kering. Apabila kandungan lumpur melebihi dari dari

5% dari berat kering maka pasir harus dicuci.

c). Pasir tidak boleh mengandung bahan

organik terlalu banyak. Banyaknya kandungan organik diketahui dengan

melakukan percobaan warna Abrams Herder (larutan NaOH).

d). Pasir harus terdiri dari butiran-butiran

yang beraneka ragam besarnya apabila diayak dengan ayakan 150 mm, maka

sisa butiran diatas 4 mm, minimal 2% dari berat sisa butiran-butiran diatas

ayakan 1 mm minimal 10% dari berat sisa butiran-butiran diatas ayakan 0.25

mm, berkisar antara 80% sampai dengan 90% dari berat.

e). Tidak boleh mengandung zat-zat organik

yang dapat merusak beton.

Gambar III.2. Agregat halus (pasir)

4. Agregat Kasar (Kerikil/Split)

Agregat kasar harus memenuhi syarat baik kekuatan, bentuk, tekstur maupun

ukurannya. Kriteria kerikil yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai

berikut :

a). Kerikil harus bersifat keras bentuknya bersudut, tidak bulat maupun pipih,

tektur kasar dan ukuran maksimal 40 mm.

b). Tidak berpori.

c). Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton.

d). Bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh perubahan cuaca.

e). Tidak mengandung lumpur, apabila terdapat kandungan lumpur harus dicuci.

22

Page 5: BAB III KP

f). Syarat-syarat tersebut di atas harus dinyatakan dari laboratorium.

Syarat-syarat agregat kasar yang baik sebagaimana tercantum dalam PBI

1971 (NI-2-1971) adalah sebagai berikut :

a). Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap

berat kering. Apabila kandungan lumpur lebih dari 1% maka agregat kasar

tersebut harus dicuci.

b). Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,

seperti zat reaktif alkali.

c). Agregat kasar harus terdiri dari butir kasar dan berpori. Agregat kasar

yang mengandung butiran-butiran pipih tidak boleh melebihi 20% dari berat

seluruh agregat kasar.

d). Besar butir agregat kasar tidak boleh melebihi 1/5 (seperlima) jarak

terkecil antara bidang samping cetakan dan 1/3 (sepertiga) dari tebal plat.

Gambar III.3. Agregat kasar ( kerikil )

5. Batu Merah (Bata)

Pembuatan batu bata atau batu merah sebagai hasil industri rumah tangga

atau perusahaan batu merah harus memenuhi syarat-syarat batu merah sebagai

bahan bangunan.

Batu merah harus memenuhi persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau

dengan syarat sebagai berikut :

a). Batu merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu

warna, satu kualitas.

b). Ukuran yang digunakan : panjang 24 cm, lebar

11.5 cm, tebal 5.2 cm.

23

Page 6: BAB III KP

c). Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti

tersebut adalah sebagai berikut, untuk panjang maksimum 3% lebar

maksimum 4% tebal maksimum 5% dengan selisih maksimum ukuran antara

bata kecil dan terbesar adalah :

d). Untuk panjang diperbolehkan 1 cm

e). Untuk lebar diperbolehkan 0.5 cm

f). Untuk tebal diperbolehkan 0.4 cm

g). Warna batu merah satu dengan yang lainnya

harus sama dan apabila dipatahkan harus sama merata kemerah-merahan.

h). Berat satu sama lain harus sama, yang berarti

ukuran, pembakaran dan pengadukan sama dan sempurna.

i). Bidang-bidangnya harus rata atau rusuk-

rusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat. Bidangnya tidak boleh retak-

retak.

j). Bila dipukul dengan keras suaranya nyaring.

Gambar III.4. Batu bata merah

6. Baja Tulangan

Baja tulangan merupakan bahan yang digunakan sebagai tulangan pada

konstruksi beton bertulang dan merupakan bahan utama yang diperhitungkan

untuk memikul kekuatan tarik pada konstruksi beton bertulang.

Baja yang dipakai harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a). Tulangan baja terdiri dari batang baja yang bulat mutu U-24 untuk diameter

9 mm atau di bawahnya dan baja ulir mutu U-32 untuk diameter di atas

16 mm.

24

Page 7: BAB III KP

b). Baja harus baru, baik dan sesuai dengan peraturan standar( PBI 1989 atau

Japanese Standart Class SR.24 atau British Standart No.785.1938 ).

c). Jenis baja besi tulangan harus dihasilkan dari pabrik-pabrik yang dikenal yang

berbentuk batang-batang polos atau batang-batang yang berprofil (besi ulir

harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3).

Gambar III.5. Baja tulangan

7. Semen Portland (PC)

Semen adalah suatu bahan bangunan yang berfungsi sebagai pengikat dalam

campuran adukan beton. Semen merupakan bubuk halus yang diperoleh dari

penghancuran clinker (bahan yang diperoleh dari hasil pembakaran suatu

campuran yang baik dan merata antara kapur dengan bahan lain yang

mengandung silikat, aluminat, dan oksida besi). Bubuk semen dapat dicampur

dengan air suling dan digunakan sebagai bahan ikat hidrolik. Persyaratan semen

yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a). Semen harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan (seperti tidak boleh

menggumpal, tidak cacat dan harus kering) sesuai dengan SK-SNI 1964, SII

0013-SI atau ASTM C-150.

b). Semen harus sampai di lokasi pekerjaan dalam keadaan baik dan asli dari

pabrik, artinya tidak ada yang mengeras dan berat tiap sak semen sama dengan

40 kg sesuai dengan Pabrik produsennya.

c). Dalam satu satuan pekerjaan harus menggunakan satu merk semen saja agar

didapat mutu beton yang sama dan seragam. PC yang digunakan harus PC

sejenis (NI-8) serta memenuhi sytar-syarat yang telah ditentukan dalam PBI-

71/NI-2.

25

Page 8: BAB III KP

d). PC yang sudah membatu tidak boleh dipakai dan sweeping tidak boleh

dipakai.

e). Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian

terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.

Cara penyimpanan semen :

a). Kantong semen masih dalam keadaan tertutup rapat dan utuh.

b). Semen tersimpan dalam gudang yang kering dan terlindungi dari pengaruh

cuaca, berventilasi cukup dan diletakkan di atas papan kayu dengan ketinggian

± 15 cm dari muka tanah.

c). Penimbunan semen tidak boleh lebih dari 5 tumpukan atau ketinggian 2

m,karena akan mengakibatkan semen mengeras pada bagian bawah yang

disebabkan tekanan dari atas.

d). Pemakaian semen didahulukan pada semen yang telah ada sehingga

penempatan semen harus dibedakan antara semen yang sudah ada dengan

semen yang baru.

e). Penyimpanan semen harus terpisah dari bahan-bahan lainnya.

8. Styrobond

Styrobond adalah salah satu bahan yang digunakan dalam proses bonding

agent, styrobond ini digunakan untuk menjadikan beton yang disambung agar

menjadi monolit atau saling homogen. Beton yang sudah mengeras jika

disambung dengan beton yang segar dengan kualitas yang sama tidak akan

menjadi beton yang homogen karena adanya perbedaan usia antar beton. Maka

disinilah peran penting styrobond dalam proses bonding agent, bahan ini juga

sering disebut sebagai lem beton.

26

Page 9: BAB III KP

Gambar III.6. Styrobond

9. Kayu

Kayu yang dimaksud di sini adalah kayu yang sering digunakan untuk

penguat cetakan, seperti balok-balok penyangga begisting atau bantalan begisting,

dan pembuatan bangunan yang bersifat sementara. Biasanya pemakaian kayu

dipasangkan dengan penyangga dari besi/bambu (scafollding) yang berfungsi

sebagai perancah, misalnya untuk penyangga balok konsul yang baru dipasang

dan penyangga plat lantai yang akan disambung.

Kayu-kayu yang dipakai dalam proyek ini harus memenuhi syarat dalam

normalisasi teknis yang berlaku. Syarat-syarat kayu yang digunakan yaitu :

a). Tidak rusak oleh rayap atau lapuk.

b). Berkualitas baik dan kuat.

c). Kayu yang cukup tua dan kering serta tidak melengkung atau mempunyai

cacat kayu berupa mata kayu dan harus memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan dalam PKKI-1961.

Penggunaan kayu harus sesuai dengan jenis, ukuran dan fungsinya sehingga

tidak akan mendapat kesalahan dalam pelaksanaan. Pada proyek ini, kayu yang

digunakan terdiri dari multyplex dan kayu meranti. Kayu Meranti digunakan

sebagai bahan acuan (form work) dan penyokong (support), sedangkan multyplex

digunakan sebagai acuan kolom, balok dan plat lantai.

27

Page 10: BAB III KP

Gambar III.7. Kayu untuk begisting kolom

10. Keramik

Keramik adalah bahan bangunan yang dipergunakan untuk melapisi lantai

ataupun dinding, biasanya berbentuk plat persegi dan tipis yang dibuat dari tanah

liat atau campuran tanah liat dan bahan mentah keramik lainnya, dibakar sampai

suhu sedemikian tinggi, sehingga mempunyai sifat-sifat fisik khusus.

Selain untuk ubin keramik, keramik juga digunakan dalam pembangunan

sebagai perlengkapan saniter (wastafel, closet dan urinoir) dan pada rumah tangga

sebagai barang pecah belah.

Bahan keramik dapat digolongkan atas 4 macam, yaitu :

a). Keramik kasar terbuat dari tanah liat (pasir

kuarsa, tanah pekat, silb termasuk abu tertentu) yang dibakar pada suhu

1000°C – 1400°C.

b). Keramik halus terbuat dari tanah liat yang halus

sekali dengan campuran jerami yang digiling (tembikar merah) atau dengan

tambahan kaolin, kuarsa, felspar, atau bubuk magnesium-silika yang dibakar

pada suhu 1260°C-1330°C.

c). Keramik pelapis dinding (fayence) terbuat dari

tanah pekat putih yang halus sekali dan yang mengandung kaolin, felspar,

kuarsa atau bubuk magnesium silikat sehingga warna menjadi putih.

d). Porselin (tembikar putih) terbuat dari 50%

kaolin, 25% felspar, dan 25% kuarsa. Digunakan untuk barang pecah belah.

28

Page 11: BAB III KP

Keramik yang dipakai pada proyek ini adalah keramik dengan merk Roman

ukuran 30 x 30 cm untuk lantai pada ruang, ukuran 30 x 30 cm untuk tangga, dan

untuk meja countre, merk Asia ukuran 20 x 25 cm untuk dinding KM/WC, ukuran

20 x 25 cm untuk lantai KM/WC.

11. Alumunium

Bahan aluminium Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor Pengawasan

dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di Jalan Arteri

Yos Sudarso, Semarang digunakan untuk kusen pintu, kusen jendela, daun pintu,

dan daun jendela.

12. Cat

Fungsi cat adalah :

a). Memperbaiki estetika dengan menyejukkan penglihatan dengan warna,

tanda pengenal melalui tulisan atau simbol, dan memperbaiki kesehatan

melalui pembersihan sederhana.

b). Melindungi terhadap pengaruh cuaca seperti matahari dan hujan, pengaruh

biologi seperti hama dan jamur, pengaruh kimia seperti minyak, garam, asam

dan lemak, serta melindungi tekanan mekanis seperti gesekan (keausan) lantai.

13. Kawat Pengikat (Bind Draad)

Bind draad merupakan kawat dari baja lunak yang mempunyai diameter 1

mm sampai dengan 2,5 mm. Bind draad digunakan sebagai pengikat persilangan

atau pertemuan antar baja tulangan sehingga bentuk kerangka tulangan yang

direncanakan tidak berubah atau tidak berpindah tempat dari posisinya.

29

Page 12: BAB III KP

Gambar III.8.Kawat pengikat (Bind draad)

14. Minyak Begisting

Merupakan cairan pelumas yang penggunaannya dengan dioleskan secara

merata ke seluruh permukaan begisting bagian dalam. Minyak begisting ini

berfungsi sebagai pelicin mencegah beton yang telah mengeras menempel pada

bekisting sehingga pada saat pelepasan begisting tidak ada massa beton yang

bekurang karena menempel di begisting.

C. Peralatan Proyek

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan suatu proyek, baik alat berat

maupun alat ringan sangat menunjang suatu pekerjaan proyek. Alat proyek ini

digunakan dengan tujuan :

1. Mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan.

2. Meningkatkan kualitas pekerjaan.

3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerjaan serta menghemat biaya.

Pemilihan alat dan jumlahnya perlu diperhatikan secara tepat agar sasaran

berupa waktu pelaksanaan pembangunan dan biaya pekerjaan dapat dihemat

seminimal mungkin.

Alat-alat yang dipergunakan Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di

Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang dijelaskan dalam uraian berikut ini.

1. Mesin Aduk Beton (Molen)

Mesin aduk beton (molen)/Concrete mixer merupakan alat yang digunakan

untuk membuat adukan beton campuran beton yang biasa disebut dengan molen.

30

Page 13: BAB III KP

Alat yang mempunyai kapasitas 0,45 m3 ini sangat membantu pekerjaan dari segi

kecepatan dan untuk menghasilkan adukan beton yang memenuhi persyaratan.

Keuntungan menggunakan molen :

a). Adukan bisa lebih homogen.

b). Waktu pelaksanaan akan lebih cepat.

c). Mutunya lebih baik daripada adukan beton cara manual.

Gambar III.9. Molen (concrete mixer)2. Truk Aduk Beton ( concrete mixer truck )

Truck aduk beton biasanya digunakan untuk pengecoran dalam jumlah besar

dan perlu penanganan yang cepat dan digunakan untuk mencampur adukan beton

dengan proporsi campuran menggunakan ukuran berat. Kapasitas concrete mixer

truck adalah 5 m3/truk dan 8 m³/truk.

Dalam pelaksanaan di lapangan sebelum adukan beton dituang atau

digunakan perlu diuji slump terlebih dahulu, dan perlu dicatat waktu truk masuk,

tinggal, dan keluar proyek, ini digunakan sebagai acuan bagi para pekerja agar

jangan terlalu lama menganggur sehingga diperoleh penanganan yang efektif.

Pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor Pengawasan dan Pelayanan

Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di Jalan Arteri Yos Sudarso,

Semarang, adukan beton dan campuran beton didatangkan dari Varia Usaha

Beton.

31

Page 14: BAB III KP

Gambar III.10. Concrete mixer truck

3. Alat Pemotong Baja Tulangan (Barcutter)

Barcutter digunakan untuk memotong baja tulangan, untuk baja tulangan

yang berdiameter besar menggunakan barcutter yang digerakkan dengan tenaga

listrik sedangkan baja tulangan yang berdiameter kecil cukup dengan barcutter

manual. Dalam Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor Pengawasan

dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di Jalan Arteri

Yos Sudarso, Semarang menggunakan barcutter listrik dan barcutter manual.

Cara kerja barcutter listrik :

a). Baja yang akan dipotong diletakkan dibawah pisau pemotong.

b). Mesin dihidupkan dan tangkai pegangan ditekan kebawah

perlahan-lahan sehingga terjadi gesekkan antara baja tulangan dengan pisau

pemotong.

c). Karena dalam gesekan tersebut pisau pemotong lebih kuat

sehingga baja tulangan akan aus dan terpotong.

Cara kerja barcutter manual :

a). Baja tulangan yang akan dipotong diletakkan diantara pisau geser.

b). Tangkai pegangan ditekan kebawah sehingga gigi akan bergerak maju

c). menekan dan menjepit baja tulangan.

d). Setelah terjadi desakan, baja tulangan akan terpotong.

32

Page 15: BAB III KP

Gambar III.11. barcutter

4. Alat Pembengkok Baja Tulangan (Barbender )

Barbender merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan baja

tulangan sesuai dengan dimensi dan ukuran dari tulangan beton sesuai dengan

gambar dan perhitungan. Alat pembengkok baja berupa paku yang ditancapkan

pada balok kayu sebagai batas untuk membengkokkan baja tulangan. Pengait ini

terbuat dari dari baja tulangan yang ujungnya sudah dipipihkan dan diberi lubang

sesuai dengan diameter baja tulangan yang akan dibengkokkan.

Cara kerja alat pembengkok baja :

a). Tulangan yang akan dibengkokkan diletakkan di antara pasak-pasak besi.

b). Kunci pembengkok diletakkan pada tulangan kemudian dibengkokkan

sampai sudut yang dikehendaki.

Gambar III.12. Alat pembengkok baja tulangan (barbender)

5. Dump Truck

Dump truck digunakan untuk mendukung kelancaran proyek dalam hal

pengangkutan bahan bangunan seperti batu kali, pasir, kerikil dan bahan-bahan

lain. Kelebihan dump truck adalah kemampuan membongkar muatan tanpa tenaga

33

Page 16: BAB III KP

manusia melainkan dengan tenaga mesin hidrolis, sehingga lebih menghemat

tenaga, biaya dan waktu. Kapasitas dump truck adalah 3 m3.

Gambar III.13. Dump truck

6. Perancah (Scaffolding)

Scaffolding adalah alat penyangga begisting balok dan plat lantai. Pada

proyek ini digunakan Scaffolding jenis besi. Perakitan Scaffolding berdasarkan

Gambar Kerja yang ada.

Gambar III.14. Penggunaan Scaffolding untuk begisting balok dan plat lantai

7. Begisting

Begisting merupakan alat pencetak adukan beton. Untuk kolom

menggunakan begisting permanen yang terbuat dari baja serta begisting dari

multyplex dengan tebal 2 cm, sedangkan untuk balok dan plat lantai hanya

menggunakan multyplex. Kayu Meranti digunakan sebagai bahan acuan (form

work) dan penyokong (support), sedangkan mulyiplex digunakan sebagai acuan

kolom, balok dan plat lantai.

34

Page 17: BAB III KP

Gambar III.15. Begisting permanen dan begisting multyplex untuk kolom

8. Alat Penggetar (Vibrator)

Vibrator merupakan alat penggetar beton agar campuran adukan beton yang

dicetak bisa merata (lebih homogen), sehingga dapat menghasilkan beton cor yang

baik dan kuat. Penggunaan alat ini tidak boleh terlalu lama dimasukkan dalam

pengcoran beton karena akan berakibat terurainya adukan beton, yaitu bagian

yang halus akan turun sedang bagian yang kasar berada di atas.

Gambar III.16. Alat penggetar (vibrator)

9. Theodolith

Theodolite adalah alat untuk mengukur jarak dan elevasi as-as bangunan

serta menentukan as kolom. Dalam pelaksanaan pemasangan as kolom,

pengukuran dilakukan sampai empat kali, hal ini dilakukan agar pemasangan

kolom benar – benar lurus sehingga sesuai dengan gambar kerja. Theodolith juga

digunakan untuk mengukur elevasi tiang pancang dan kolom tiap lantai dan

elevasi lantai. Alat ini sangat penting sekali dalam pelaksanaan precast.

Komponen struktur dipasang satu persatu atau tahap demi tahap sehingga

ketelitian dalam pemasangan harus benar-benar teliti dan terjaga baik

35

Page 18: BAB III KP

penempatan maupun posisi dari komponen strukturnya karena sangat

mempengaruhi dalam tahap – tahap berikutnya.

Gambar III.17. Theodolith

10. Lampu

Lampu digunakan untuk fasilitas penerangan bagi para pekerja Proyek

Pembangunan Gedung Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai Jawa

Tengah dan d.i Yogyakarta dan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan

Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas Di Semarang untuk bekerja di malam

hari. Dikarenakan siklus pekerjaan di proyek diakhiri pada pukul 22.00 WIB,

maka dari itu fasilitas lampu sangat dibutuhkan pada situasi hari sudah menjelang

malam hari sebagai penerangan untuk kerja lembur.

Gambar III. 18. Lampu digunakan untuk fasilitas penerangan

11. Hydraulic hammer

36

Page 19: BAB III KP

Proses pengangkatan tiang pancang dari tempat tiang pancang untuk

dipasangkan ke alat pancang menggunakan service crane. Dengan Service crane

tiang dipasangkan ke alat pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada

tepat area titik pancang. Setelah Pile Terpasang dan posisi alat sudah berada pada

titik pemancangan, maka pemancangan siap dilakukan. Alat pancang yang

digunakan dapat berbeda - beda jenisnya. Pada proyek ini digunakan alat pancang

Hydraulic Hammer. Hydraulic hammer bersifat menekan, jadi pengaruh suara dan

getaran relatif kecil.Hydraulic hammer bersifat menekan, jadi pengaruh suara dan

getaran relatif kecil.

Pemancangan dihentikan jika sampai mencapai tanah keras, indikasi jika

pemancangan sudah mencapai tanah keras adalah palu dari hammer sudah mental

tinggi, biasanya dalam tiap alat pancang sudah ada ukurannya, jika sudah pada

posisi seperti itu maka segera dilakukan pembacaan kalendering.

Pembacaan ini dilakukan pada alat pancang sewaktu memancang. Jika dari

bacaan tinggi bacaan sudah bernilai 1 cm atau lebih kecil, maka pemancangan

sudah siap dihentikan. Itu artinya tiang sudah menencapai titik tanah keras, tanah

keras itulah yang menyebabkan bacaan kalenderingnya kecil yaitu 1 cm atau

kurang. Jika diteruskan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada tiang pancang

itu sendiri seperti pada topi tiang pancang atau badan tiang pancang itu sendiri.

Pembacaan 1 kalendering dilakukan dengan 10 pukulan. Proses pemancangan

dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar III. 19. Hydralic Hammer

37

Page 20: BAB III KP

12. Crane truck

Crane truck digunakan untuk mendukung kelancaran proyek dalam hal

pengangkutan bagian-bagian penyusun struktur yaitu kolom dan balok. Kelebihan

crane truck adalah kemampuan membongkar muatan tanpa tenaga manusia

melainkan tenaga mesin hidrolis. Sehingga lebih menghemat tenaga, biaya dan

waktu. Crane truck ini memiliki kapasitas angkut sebesar 15 – 20 ton dan

memiliki kapasitas angkat sebesar 3,5 ton.

Gambar III.20. Crane truck13. Exavator

Exavator mempunyai peranan penting dalam pekerjaan persiapan yang

meliputi pembersihan tanah lapangan dan pekerjaan meratakan tanah serta

menggali tanah untuk pembuatan pile cap.

Gambar III.21. Exavator

14. Tower Crane

Merupakan semacam menara yang berfungsi mengangkat dan memindahkan

material maupun peralatan-peralatan dari atau ke lokasi yang cukup tinggi.

38

Page 21: BAB III KP

Gambar III.22. Tower crane

15. Bak penampung adukan beton

Digunakan dalam pengecoran pada lokasi yang tinggi. Untuk dapat mencapai

lokasi tersebut, bak ini diangkat bersama salah satu pekerja oleh crane truck atau

tower crane. Pekerja tersebut berperan mengatur debit aliran adukan yang

dialirkan dari bagian bawah bak yang tersambung dengan pipa elastis.

Gambar III.23. Bak penampung adukan beton

16. Concrete Pump

Merupakan alat untuk memompa adukan beton segar dari truck mixer

menuju lokasi pengecoran apabila lokasi pengecoran tersebut cukup tinggi dan

kebutuhan beton dalam sekala besar. Concrete pump ini digunakan untuk

pengecoran balok dan plat lantai.

39

Page 22: BAB III KP

Gambar III.24. Concrete pump

17. Peralatan pendukung lain

Peralatan pendukung seperti pemukul manual yang digunakan untuk

pemotongan dan penghancuran beton tiang pancang, ember untuk membantu

pekerjaan pengecoran, cangkul untuk mebantu meratakan tanah, meteran, tong

berisikan air dan peralatan pendukung lain yang berperan membantu dalam

penyelesaian pekerjaan.

40