Click here to load reader
Author
satrio-cahyo-nugroho
View
261
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tet
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya tentang
dunia perminyakan, maka keunggulan kompetitif Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia yang kompeten dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk dapat mengelola
kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) khususnya minyak dan gas bumi.
Peningkatan kompetensi tenaga kerja dapat dilakukan melalui jalur
pendidikan dan pelatihan. Diharapkan melalui pendidikan dan pelatihan akademis
mahasiwa dapat menguasai unsur pengetahuan dan teknik bekerja yang dibutuhkan di
dunia pekerjaan lebih khusus di dunia industri perminyakan.
STT Migas Balikpapan adalah Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas
Bumi yang berperan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang handal
dan siap bekerja pada industry Migas . Sebagai salah satu institusi (perguruan tinggi)
di Indonesia yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi minyak dan gas
bumi memberikan kesempatan bagi bagi mahasiswanya untuk mengembangkan diri
agar mampu menyesuaikan diri sesuai dengan perkembangan dan tuntutan dunia
industry migas sekarag ini.
Pemahaman tentang permasalahan di dunia industri akan banyak diharapkan
dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan,
sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap
menghadapi tantangan di era globalisasi.
PT. VICO Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi yang telah menggunakan teknologi
serta peralatan canggih untuk mendukung proses produksinya. Melalui proses kerja
praktek, PT. VICO Indonesia memberikan kesempatan kepada calon ahli
instrumentasi untuk mendapatkan pengalaman dan ilmu langsung di lapangan. Di
lapangan mahasiswa dapat meninjau teknologi terbaru oleh perusahaan dan inovasi
yang dilakukan untuk meningkatkan produksi migas, sehingga mahasiswa yang
dituntut untuk siap kerja dapat mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi
dan dapat menghadapi kemajuan yang ada.
Selama berada dalam periode kerja praktek mahasiswa diharapakan mampu
memahami berbagai macam proses, kendali, safety dan analisa yang berkaitan
langsung dengan Teknik Instrumentasi pada Industri Migas. Pada proses industry
selalu menggunakan berbagai macam system sebagai system control dan pengendali
suatu kilang, hal ini yang disebut dengan Instrunentasi Industry, untuk mengenal dan
mengetahui system Instrumentasi pada suatu proses maka praktikan melakukan kerja
praktek di PT. VICO Indonesia, lalu setelah praktikan memahami system
instrumentasi yang digunakan pada skala industry di PT. VICO Indonesia, maka
praktikan diwajibkan untuk membuat laporan hasil kerja praktek pada periode 03
Februari – 28 Februari 2015.
Instrumentasi merupakan piranti atau device yang memiliki kemampuan untuk
menganalisa, mengukur, mengontrol serta sebagai piranti keamanan yang paling
handal dan akurat, oleh karena itu Instrumentasi memiliki peran yang sangat penting
pada proses industri. Instrumentasi dapat diaplikasikan pada berbagai macam jenis
pengukuran seperti pada besaran fisis, kimia, mekanis maupun besaran listrik. Sistem
dan peralatan instrumentasi diharapkan dapat membantu kinerja manuasia yang serba
terbatas.
Peralatan instrumentasi saat ini pun mengikuti perkembangan zaman yang
memiliki kehandalan pada tiap jenisnya. Peralatan Instrumentasi dapat membantu
kinerja pekerja untuk mengukur, menganalisa, safety dan megontrol segala peralatan
bahkan kegiatan yang dilakukan pada proses produksi dan eksplorasi minyak dan gas.
Dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang, banyak inovasi
terbaru dalam dunia industry migas terkhususnya sistem instrumentasterutama dalam
system kendali atau monitoring dari jarak jauh. Sehingga seorang operator dapat
memantau atau memonitor parameter yang dikontrol ataupun data parameter –
parameter yang diambil dari lapangan, hal ini akan memudahkan dalam proses
kontrol instrumentasi. Hanya dengan meggunakan komputer atau yang biasa disebut
dengan Man Machine Interface (MMI), maka operator dapat mengetahui parameter
yang ada dilapangan atau memonitoring,bahkan mengontrolnya hanya melalui ruang
kontrol saja.
PT. VICO INDONESIA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam usaha eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi yang memiliki ±255
sumur yang tersebar di lapangan Badak, Nilam, Samberah,dam Mutiara. Banyaknya
jumlah sumur yang ada tersebut, dibutuhkan adanya suatu alat yang diharapkan dapat
memudahkan operator untuk memantau atau memonitor keadaan sumur – sumur .
RTWHS merupakan singkatan dari Real Time Well Head Surveillance,
adalah suatu alat yang memiliki suatu sistem pemantauan keadaan atau proses
produksi secara langsung yang ada pada sumur yang menampilkan parameter-
parameter yang ada di well head, yang terdiri dari static pressure, differential
pressure, temperature, yang kemudian diolah menjadi data flowrate gas, secara real
time untuk acuan dalam mengambil tindakan-tindakan pada reservoir dan proses
produksi dengan cepat dan tepat. Dengan adanya RTWHS, seorang operator dapat
memonitor keadaan sumur bahkan mengambil tindakan – tindakan yang harus
dilakukan secara realtime (actual) secara terus-menerus. Sehingga dari
WellSurveillance tersebut akan mengirimkan data – data yang ada disumur kemudian
akan dikirim ke control room degan menggunakan komunikasi radio.
Atas dasar hasil pengamatan dan pentingnya alat instrumentasi untuk
memonitoring dan mengontrol keadaan sumur, maka penulis tertarik membuat
laporan dengan judul REAL TIME WELL HEAD SURVEILLANCE
(RTWHS) PADA WELL BADAK SOUTHERN AREA.
Laporan ini merupakan hasil orientasi dan diskusi. selama praktikan
melakukan kerja praktek di PT. VICO Indonesia. Selama periode kerja praktek
praktikan dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi pada proses industry.
Memberikan saran serta dapat menganalisa masalah yang terjadi sehingga praktikan
dapat memberikan saran yang berguna untuk praktikan sendiri bahkan mungkin dapat
bergua juga bagi PT. VICO Indonesia
1.2 Batasan Masalah
Agar permasalahan pada penulisan Laporan Kerja Praktek ini tidak meluas
maka Penulis hanya akan membahas ” REAL TIME WELL HEAD SURVEILLANCE
(RTWHS) PADA WELL BADAK SOUTHERN AREA”. secara umum berikut
dengan spesifikasi peralatan atau instrument yang ada atau mendukung kinerja dari
Real Time Well Head Surveillave tersebut.
1.3 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek iniada dua macam, yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Penjelasan dari masing – masing tujuan tersebut adalah sebagai
berikut :
1.3.1 Tujuan Umum
a. Untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiswa tentang dunia industri
pada umumnya .
b. Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu – ilmu yang telah diperoleh dalam
materi perkuliahan ke dalam dunia industry secaa nyata.
c. Memenuhi kurikulum program study Diploma III STT MIGAS Balikpapan
(Teknik Instrumentasi Elektronika Migas)
d. Mengetahui proses produksi serta proses pengolahan minyak dan gas secara
umum.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami pengoprasian sistem instrumentasi di PT
VICO Indonesia.
b. Mengetahui pengetahuan tentang penggunaan alat – alat instrumentasi baik
sensor maupun transduser yang digunakan sebagai system pengawasan dan
otomasi industri pada PT. VICO Indonesia.
c. Mempelajari manajemen perawatan khususnya pada instrument
maintenance alat – alat produksi
c. Memahami pentingnya kedisiplinan dan keselamatan kerja dalam dunia
kerja khususnya pada industri migas.
1.4 Tempat dan Waktu Kerja Praktek
1.4.1 Tempat Kerja Praktek
Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT.VICO Indonesia Mara Badak Field yang
berlokasi di Jalan Cendrawasih No.1 Muara Badak, Kalimantan Timur.
1.4.2 Waktu Kerja Praktek
Pelaksanaan kera Praktek ini dilakukan selama 1 bulan terhitung tanggal 2
Februari - 28 Februari 2015. Dengan jadwal Kerja Praktek dari hari Senin – Minggu
pada pukul 07.00 – 17.00 WITA.
1.5 Metode Pengumpulan Data dan Penulisan
Metode penelitian yang dilakukan dalam proses pengumpulan data untuk
penulisan laporan adalah sebagai berikut :
a. Wawancara
Metode ini lebih kearah diskusi dengan para pembimbing dilapangan dan
beberapa teknisi instrument pada sistem Instrumentasi pada Well Muara
Badak, serta peralatan pendukungnya.
b. Studi Literature
Mempelajari dari buku petunjuk (manual buku), buku-buku literature,
mencari referensi lain dari internet atau perpustakaan yang berada dikampus
maupun ditempat kerja praktek serta data-data yang ada di document file
terkait dengan laporan sehingga menjadi data yang diperlukan untuk
menyusun Laporan Kerja Praktek.
c. Pengamatan Langsung (Observasi)
Penulis melakukan pengamatan secara langsung alat yang sedang dijadikan
judul serta dipandu oleh pembimbing lapangan. beberapa teknisi instrument,
mekanik, dan elektrik. Informasi langsung dari teknisi terkait dengan
pengalaman di lapangan seperti dalam pengoperasian dan system perawatan.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun dalam sistematika penulisan Laporan Kerja Praktek ini disusun
sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan
penulisan, waktu dan tempat pelaksanaan Kerja Praktek,
metode pengumpulan data dan penulisan, sistematika
penulisan, serta profil perusahaan PT. VICO Indonesia Muara
Badak Field.
BAB II : DASAR TEORI
Bagian pada bab ini menjelaskan tentang dasar teori yang
berhubungan langsung dengan pokok permasalahan pada
Kerja Praktek (KP).
a. Dasar-dasar instrumentasi
b. Dasar-dasar sistem pengendalian
c. Sensing element dalam instrument
d. Instrumentasi pada well (sumur)
BAB III : PEMBAHASAN
Bagian ini menjelaskan tentang “REAL TIME WELL HEAD
SURVEILLANCE PADA WELL BADAK SOUTHERN
AREA”, serta peralatan-peralatan pendukung demi
berjalannya alat ini.
BAB IV : PENUTUP
Pada bagian penutup ini berisi kesimpulan dan saran tentang
Laporan Kerja Praktek yang telah dibuat serta saran-saran
yang dapat diberikan selama melaksanakan kegiatan Kerja
Praktek berdasarkan keadaan yang ditemui di lapangan.
1.7 PT. VICO Indonesia
1.7.1 Sejarah Perusahaan VICO Indonesia
VICO atau Virginia Indonesia Company, LLC adalah salah satu perusahaan
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk oleh BPMIGAS untuk
melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi. VICO Indonesia awalnya
berdiri dengan nama awal HUFFCO Indonesia atau Huffington Company Indonesia
yang didirikan oleh pengusaha minyak asal Texas, Roy Huffington dan pengusaha
asal Virginia, General Arch Sproul.
Sejarah awal mula berdirinya VICO pertama kali didirikan di Houston,
Amerika Serikat. Hal ini ditandai dengan dilakukannya aktivitas pengeboran minyak
pertama kalinya di daerah yang bernama Pensylvania. Perusahaan VICO pada
awalnya dibentuk dengan nama HUFFCO (Huffington Companies). HUFFCO
didirikan berdasarkan nama dari pendiri perusahaan tersebut, yaitu Roy M
Huffington.
HUFFCO mulai berdiri di Indonesia pada tanggal 8 Agustus 1968 di Jakarta.
HUFFCO yang berdiri di Indonesia merupakan suatu divisi dari perusahaan Roy M.
Huffington. Dilakukan juga penandatanganan kontrak bagi hasil antara HUFFCO
dengan PERTAMINA pada saat yang bersamaan. Hasil dari kontrak tersebut adalah
sebuah kesepakatan bersama dimana HUFFCO akan bertindak sebagai operator
pelaksana produksi. Hasil lain dari kontrak tersebut adalah operasi pembagian
penghasilan sebagai berikut :
HUFFCO, dengan kelompok perusahaan yang terdiri dari :
o Roy M Huffington Division = 23,12%
o Opicoil Houston Incorporation = 20,00%
o Ultamar Indonesia Limited = 26,25%
o United Texas Corporation = 26,25%
o Universe Tranships Corporation = 4,38%
PERTAMINA sebagai perusahaan Pertambangan dan Minyak Negara.
Pada tanggal 1 April 1990, operator produksi yang awalnya dipegang oelh
HUFFCO dari divisi Roy M Huffington, diserahkan kepada perusahaan minyak asing
lainnya yaitu Virginia Indonesia Company (VICO). Dalam peralihan ini tidak ada
perubahan mengenai kontrak bagi hasil dengan PERTAMINA maupun peraturan-
peraturan yang berlaku bagi pegawainya.
Perusahaan VICO Indonesia dahulu merupakan Contractor Production
Sharing (CPS) dengan PERTAMINA. Sehingga, dibutuhkan adanya suatu badan
yang mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan VICO
Indonesia, dimana sebagian besar anggotanya berasal dari PERTAMINA. Badan
yang dimaksud adalah Badan dan Koordinasi Kontraktor Asing (BKKA). BKKA
memiliki tugas untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan pekerjaan yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan asing yang bekerjasama dengan PERTAMINA. Setelah
itu BKKA digantikan oleh suatu lembaga pemerintah yang disebut BP MIGAS. BP
MIGAS memiliki tugas yang berbeda dengan BKKA, yaitu mengawasi dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan eksplorasi dan produksi migas yang dilakukan
oelh seluruh perusahaan migas baik nasional maupun internasional. Setiap
perusahaan wajib menaati peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan
bertanggung jawab atas segala kegiatan usaha yang dilakukan BP MIGAS selaku
wakil dari pemerintah. Namun, pada saat ini BP MIGAS telah dibubarkan oleh
pemerintah dan dibentuk badan baru yang bernama SKK MIGAS.
Tahap eksplorasi dimulai pada tahun 1970 dimana HUFFCO menandatangani
kontrak Sanga-Sanga Production Sharing dengan PERTAMINA dengan luas
lapangan sebesar 631.000 hektar delta sungai Mahakam di Kalimantan Timur.
Namun, pada baru pada tahun 1971 lapangan Badak di provinsi Kalimantan Timur
ditemukan dan bulan Februari 1972, HUFFCO menemukan adanya cadangan gas
yang sangat besar yang terletak di Lapangan Badak tersebut. Hal ini merupakan hal
yang sangat penting dalam terbentuknya awal sejarah perkembangan energi di
Indonesia. Lalu, Huffington dan Sproul memiliki visi yang bersamaan juga dengan
Mobil Oil Company, yang menemukan lapangan gas yang besar di Arun, dan juga
presiden PERTAMINA yang ikut serta yaitu Dr. Ibnu Sutowo. Mereka memiliki visi
untuk mencairkan gas alam menjadi LNG (Liquefied natural Gas) dan mengirimkan
LNG tersebut kepada konsumen seperti Jepang, Tokyo Gas, dll.
PERTAMINA dengan dukungan teknis dan komersil dari HUFFCO dan
Mobil Oil Company, melakukan kontrak penjualan LNG selama 20 tahun dengan
perusahaan baja dan juga 5 perusahaan utilitas gas dan listrik di Jepang. Dan juga
mengkonstruksi pabrik LNG di Bontang yang sekarang bernama PT. Badak NGL.
Pengiriman pertama produksi LNG dari Bontang pada bulan Agustus 1977 yang juga
sebagai pioneer dalam penghasil LNG di Indonesia. Kegiatan eksplorasi ini
menghasilkan kegiatan eksplorasi baru yang memiliki cadangan gas yang besar juga
di lapangan Nilam, Semberah, Pamaguan, Mutiara, Wailaiwi yang menghasilkan
adanya ekspansi dari proyek LNG Badak dua kali dari tujuan awal. Pada April 1981,
HUFFCO dan PERTAMINA menandatangani kontrak baru, terkait juga ekspansi dari
proyek Badak LNG. Untuk mendukung proyek LNG ini, kapasitas produksi lapangan
Badak ditingkatkan dari 700 MMSCFD menjadi 1300 MMSCFD. Lalu, fasilitas yang
ada di lapangan Nilam dibentuk untuk dapat memproduksi 600 MMSCFD gas dan
pipa 42 inch dipasang dari badak menuju Bontang. Fasilitas ini selesai dibangun pada
tahun 1983 bersamaan dengan diselesaikannya Train C dan Train D di PT. Badak
NGL Bontang. Pengiriman gas alam dari Nilam menuju ke Bontang baru dimulai
pada pertengahan tahun 1983.
Sejak penemuan lapangan pertama oleh HUFFCO pada tahun 1972, VICO
Indonesia telah melakukan pengeboran sekitar 1014 sumur sampai saat ini dan
menemukan cadangan gas dengan jumlah hingga 14.000.000.000 ft3, yang sebanding
dengan 457 juta barel minyak. Sekarang, VICO Indonesia telah memproduksi lebih
dari 15.000 BPD minyak dan kondensat, sekitar 500 MMSCFD gas alam. VICO
Indonesia dalam melakukan eksplorasi dan produksi minyak dan gas alam dilakukan
dengan tindakan- tindakan yang mementingkan safety dan reliability.
Pada dekade terakhir ini, industri minyak dan gas diwarnai dengan merger dan
pegambil-alihan kepemilikan VICO. Perusahaan joint-venture yang tergabung dalam
Sanga-Sanga PSC adalah : BP p.l.c melalui "BP East Kalimantan Ltd."; Eni SpA
melalui "LASMO Sanga-Sanga Limited"; CPC melalui Opicoil Houston, Inc.; dan
Universe Gas and Oil Company Inc. Dengan jumlah pegawai VICO (2004) sekitar
1000 pegawai permanen dan 3500 pegawai kontrak.
Produksi VICO (data tahun 2004) sekitar 870 MMSCFD gas dan 30.000
barrel cairan (minyak dan kondensat) per hari. Produksi VICO (data tahun 2007)
sekitar 465 MMSCFD gas per hari. Pada tanggal 7 Januari 2008, VICO berhasil
membukukan rekor 25 juta jam kerja tanpa kecelakaan.
1.7.2 Profil VICO Indonesia
VICO Indonesia pada awalnya merupakan kontraktor bagi hasil dengan
PERTAMINA. Sejak awal, VICO Indonesia berusaha memenuhi seluruh kegiatan
yang meliputi pencairan, pengeboran, sampai kepada produksi minyak dan gas di
wilayah Sanga Sanga PSC yang dilaksanakan dengan cara handal dan aman untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dan efisien bagi kepentingan pemerintah Indonesia
dan konsumen-konsumen lain. Saat ini, VICO Indonesia memiliki tujuh lapangan
yang berada di Kalimantan Timur yaitu Lapangan Badak, Mutiara, Nilam, Semberah,
Pamaguan, Lempake, dan Beras menghasilkan 17000 BPD minyak dan kondensat,
serta 500 MMSCFD gas alam.
VICO Indonesia merupakan operator dari Sanga Sanga Production Sharing
Contract (PSC). Perusahaan lain yang masuk ke dalam Sanga Sanga PSC adalah BP
East Kalimantan Ltd., Lasmo Sanga Sanga Ltd., OPICOIL Houston, Inc., dan
Universe Gas and Oil Company. Perusahaan-perusahaan tersebut yang masuk ke
dalam Sanga Sanga PSC disebut juga Indonesian Joint Venture (IJV). Partisipan-
partisipan tersebut memiliki saham dalam Sanga Sanga PSC, berikut di bawah ini
merupakan pembagian saham yang ada pada Sanga Sanga PSC Kalimantan Timur :
Nama Perusahaan Jumlah Saham %
Virginia Indonesia Co., LLC 7,500
OPICOIL Houston, Inc 20,000
Lasmo Sanga Sanga Ltd. 26,250
BP East Kallimantan Ltd. 26,250
Universe Gas and Oil Company 4,375
Virginia International Co., LLC 15,625
1.7.3 Tinjauan Lapangan
Area Sanga-sanga PSC dibagi menjadi tiga daerah kerja, yaitu Northern Area,
Central Area, dan Southern Area. Northern Area mencakup daerah utara yaitu
lapangan Badak dan lapangan Semberah. Central Area mencakup lapangan Nilam
dan lapangan Lempake sedangkan daerah kerja Southern Area mencakup lapangan
Mutiara, Beras dan Pamaguan. Berikut profil mengenai lapangan-lapangan tersebut.
Tabel 1.1 Pemegang Saham Vico Indonesia
Gambar 1.1 Area Sanga-Sanga PSC
1.7.3.1 Badak
Cadangan gas Badak terletak di tengah hutan rimba Kalimantan bagian timur
dan jarak dengan pasar terdekat sekitar seribu mil lebih. Akan tetapi Huffington dan
Sproul memiliki visi yang sejalan dengan Mobil Oil Company (yang telah
menemukan lapangan gas terbesar di Arun) dan Direktur Utama Pertamina Dr. Ibnu
Sutowo, yaitu: mencairkan gas alam dan mengangkut LNG yang dihasilkan dengan
kapal tanker khusus ke Jepang serta pasar-pasar lain yang haus akan energi di wilayah
Asia Pasifik. Dengan bantuan teknik dan komersial HUFFCO beserta mitra-mitranya,
Pertamina melangsungkan kontrak penjualan LNG selama 20 tahun dengan sebuah
perusahaan baja Jepang dan lima perusahaan gas dan listrik Jepang, juga membangun
pabrik pencairan gas di Bontang, pesisir timur Kalimantan.
Pengapalan pertama LNG yang dihasilkan dari gas Badak berangkat ke
Jepang pada bulan Agustus 1977, hanya 5,5 tahun setelah ditemukan, hal ini
merupakan rekor dunia. Bontang telah menghasilkan tetes pertama gas alam cair yang
diproduksikan secara komersial dalam sejarah Indonesia.
Saat ini produk Bontang merupakan yang terbesar di dunia dan memasok
LNG serta LPG kepada pelanggan-pelanggan di Jepang, Taiwan dan Korea, dan
personil VICO tetap mempunyai peranan vital dalam bisnis LNG/LPG yang semakin
berkembang dengan cara memberikan dukungan komersial kepada Pertamina serta
dukungan teknik rutin dalam pengoperasian pabrik Bontang.
Sejak penemuan pertama kali pada tahun 1972, VICO Indonesia telah
membuat 470 sumur lebih dan menemukan cadangan gas dengan jumlah total 14
trilyun kaki kubik, serta 457 juta lebih barel minyak.
Saat ini produksi VICO mencapai 20.000 BPD minyak bumi, 20.000 BPD
kondensat dan lebih dari 1,2 BCF gas bumi perhari. Sumur Badak yang merupakan
titik tolaknya telah menjadi sumur pembuangan limbah cair di Indonesia yang
pertama yang bertekad untuk mengurangi dampak produksi minyak dan gas bumi
terhadap lingkungan hidup. Namun, kisahnya tidak berakhir disini, visi dan ambisi
yang merupakan dasar pendirian perusahaan tetap mengilhami arahnya.
Tiga puluh tahun kemudian, VICO Indonesia masih tetap bertekad untuk
memastikan bahwa kegiatan operasionalnya di bidang pembangunan dan produksi
minyak dan gas bumi di wilayah KPS Sanga-sanga dilaksanakan secara aman dan
bertanggung jawab untuk mencapai nilai maksimal, baik bagi Indonesia maupun bagi
mitra usaha patungan VICO, serta memperkecil dampak kegiatan operasionalnya
terhadap lingkungan hidup.
Di dunia ini yang sangat membutuhkan persediaan energi bersih yang
berlimpah bagi VICO Indonesia, tiga dasawarsa hanya sekedar merupakan tanda
bahwa permulaan telah berakhir. Gas yang diolah di Badak dan dipompa oleh
kompresor yang digerakkan oleh turbin gas 65 kilometer ke utara, melintasi
Khatulistiwa, ke pabrik LNG Bontang dan Kalimantan Timur Industrial Estate, yang
menaungi enam pabrik Petrokimia dalam negeri. Tambahan 40.000 barel minyak
mentah dan kondensat berasal dari empat lapangan produksi VICO diolah setiap hari
di Badak dan disalurkan ke Terminal Santan untuk dikapalkan kepada pelanggan-
pelanggan di Asia dan Amerika disamping 11.000 BPD Bontang Return Condensate
yang dialurkan dari pabrik LNG Bontang langsung ke Terminal Santan.
1.7.3.2 Nilam
Nilam sumur yang pertama kali ditemukan, mulai beroperasi pada bulan Juli
1974. Gas yang ada pada saat itu ialah sekitar 6,7 TCF dengan 5 TCF lebih cadangan
gas yang tersedia. Nilam merupakan lapangan yang sangat rumit yang terdiri dari
1.000 waduk terpisah dan sekitar 167 lapisan. Alur anak Sungai Mahakam melintasi
seluruh lapangan Nilam sehingga sejumlah sumur hanya dapat dicapai dengan
perahu. Nilam menghasilkan 600 MMFCD lebih dari 192 sumur dengan produksi
kumulatif 3 TCF lebih. Lima buah sarana pengumpulan satelit di lapangan menerima
gas dari semua sumur. Gas kemudian dipompakan ke instalansi pusat sebelum
dikapalkan melalui saluran pipa 36 inci ke Badak Export Manifold. Nilam
menghasilkan sekitar 30% produksi gas VICO Indonesia.
1.7.3.3 Semberah
Lapangan Semberah ditemukan pada bulan Januari 1974 dan terletak di
daerah PSC paling utara. Semberah juga memiliki waduk minyak dan gas bumi
ganda, dengan produksi dengan kedalaman antara 1000 sampai 10.000 kaki. Sarana
untuk lapangan Semberah maupun lapangan Mutiara selesai pada tahun 1991,
sementara minyak dan gas bumi Semberah mengalir melalui sarana-sarana tersebut
pada bulan Desember. Sampai saat ini telah digali 74 sumur dan hampir separuh
cadangannya diproduksikan melalui lebih dari 250 tangki waduk, dengan tingkat
minyak tertinggi 14.700 BOPD pada tahun 1995 dan tingkat gas tertinggi 180
MMCFD pada tahun 2000.
1.7.3.4 Mutiara
Pada bulan Januari 1974, VICO Indonesia juga menemukan lapangan
Pamaguan yang mulai berproduksi tidak lama setelah ditemukannya pada tahun 1974.
Cadangan gas lapangan ini dikembangkan pada tahun 1991. Pada tahun 1982, ketika
sedang melakukan pengeboran di sebelah selatan Sungai Dondang, VICO Indonesia
menemukan lapangan Mutiara. Lapangan ini juga mengandung persediaan minyak
dan gas bumi yang berlapis ganda. Produksi dimulai pada bulan Oktober 1991. Di
tahun 1993, ketika melakukan pengeboran sumur Mutiara 40 ditemukan lapangan
minyak dangkal Beras dan Waduk minyak E-314. Pada tahun 1996 VICO Indonesia
mendapatkan kedudukan lapangan baru untuk lapangan Beras dan penemuan sumur
yang diberi nama baru Beras I. Hasil produksi Pamaguan, Mutiara dan Beras di olah
di instalasi pusat Mutiara dan dikirim 60 km ke utara melalui saluran pipa Badak
Export Manifold dan lebih lanjut ke Bontang dan Terminal Minyak Santan. Pada
tahun 2001 Mutiara menciptakan rekor produksi dengan 153 MMscfd gas. Lapangan
ini juga telah memproduksi 55 MMstb minyak lebih.
1.7.4 Visi dan Misi Perusahaan
1.7.4.1 Visi Perusahaan
Visi dari VICO Indonesia diakui secara Internasional sebagai perusahaan
energi yang dinamis, kompetitif, dan dapat diandalkan, serta memberikan
kemakmuran terhadap para pekerja, masyarakat pemegang saham dan Pemerintah
Indonesia dengan tetap mempertahankan keunggulan di bidang operasi dan HSE
(Health, Safety and Environment)
1.7.4.2 Misi Perusahaan
Sedangkan misi dari VICO Indonesia, antara lain yaitu mengembangkan,
menghasilkan dan mengirimkan gas dan minyak bumi dari Kalimantan Timur dengan
cara yang dapat diandalkan untuk kemakmuran bagi Indonesia dan pemegang saham
melalui:
a. Penerapan teknologi tepat guna dan standar HSE Internasional yang
tertinggi
b. Melaksanakan efektifitas biaya melalui perbaikan yang berkesinambungan
di segala proses bisnis
c. Menciptakan lingkungan kerja yang terbaik bagi para rofessional untuk
mengembangkan potensinya secara maksimal
d. Meningkatkan kualitas hidup bagi semua pihak yang terkait termasuk
masyarakat di sekitarnya `
1.7.5 Deskripsi Logo
Gambar 1.2 Logo Vico
Bentuk, susunan, dan komposisi warna merah, hijau, dan biru yang
proporsional pada sisi kiri dan kanan simetris dan melengkung keatas menunjukkan
keharmonisan dan dinamis.
Susunan dan posisi merah (paling atas), hijau (ditengah), dan biru (paling
bawah) menunjukkan kandungan tiap reservoir dari semua lapangan produksi VICO:
a.) Merah
Warna merah berarti kandungan gas , warna merah mendominasi logo VICO
Indonesia, hal ini mengartikan bahwa Gas adalah merupakan sebagai produksi
utama VICO
b.) Hijau
Warna hijau melambangkan minyak. Pada logo vico mengartikan minyak
adalah sebagai produksi sekunder VICO.
c.) Biru
Warna biru melambangkan air. Secara alamiah air selalu ada disetiap
reservoir.
Simbol “tetesan” masih Nampak namun lebih mencerminkan gas, dengan
posisi terbalik dan transparan. Masih adanya penggambaran tetesan tersebut
menunjukkan sejarah tentang prestasi – prestasi yag telah kta capai asal mila
kita,.tetapi symbol ini sudah menjadi transparan, terbalik dan lebih mencerminkan gas
sebagai produk utama, sumber pendapatan dan kemakmuran untuk VICO dan
Pemerintah Indonesia.
Bentuk Bola Dunia yang berada ditengah berwarna hijau muda dikelilingi
oleh logo berbentuk huruf “V” mencerminkan standar internasional yang ingin diraih
oleh VICO dan dengan tolak ukur terhadap proses bisnis, bidang – bidang operasi dan
khusunya keselamatan kerja dan lingkungan. Bentuk ini juga meggambarkan dua
tangan yang sedang menopang dunia untuk memberikan perlindungan kita terhadap
bumi ini beserta komunitasnya.
1.7.6 Struktur Organisasi Perusahaan
VICO Indonesia dalam menjalankan proses produksinya didukung oleh
beberapa divisi terkait. Struktur organisasi VICO Indonesia-Badak Field Kalimantan
Timur mengikuti struktur organisasi bentuk staf dan garis yang dipimpin oleh seorang
President, dibantu oleh Vice President dan General Manager. Masing-masing staf
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda namun mempunyai tujuan yang
sama demi kemajuan perusahaan. Pembagian divisi serta struktur organisasi yang
terdapat di VICO Indonesia dapat dilihat pada gambar.
1.7.7 Three Safety Golden Rules
VICO Indonesia memiliki aturan–aturan yang ketat jika berhubungan dengan
keselamatan pekerja. VICO Indonesia memiliki three golden rules yang harus
dilakukan dan ditaati pekerja selama bekerja. Tiga aturan tersebut adalah :
a.) Think First
Menganalisis secara detail mengenai manajemen resiko dan
perencanaan yang detail sebelum memulai pekerjaan akan sanga
meminimalisir terjadinya kecelakaan, sehingga kerja aka aman dan efisien.
b.) Stop Immediately
Keputusan masing-masing pekerja untuk menghentikan pekerjaan
yang tidak aman jika pekerjaan tersebut dilanjutkan. Apabila pekerja
mengetahui apa yang dikerjakannya berbahaya ataupun karyawan tersebut
ragu/takut untuk mengerjakan suatu pekerjaan dengan resiko tinggi, maka
pekerja tersebut wajib menghentikan pekerjaannya.
c.) Report Immediately
Melaporkan segala kecelakaan maupun nyaris kecelakaan kepada atasan.
1.7.8 Eight Safety Standard Practices di VICO Indonesia
Selain Visi dan Misi, VICO Indonesia juga memiliki 8 praktik standar
keselamatan yang harus selalu dilakukan oleh para pekerja sesuai dengan jenis
pekejaan yang dilakukan. 8 praktik standar keselamatan :
1.) Work Permit
Izin kerja harus selalu didapatkan untuk segala pekerjaan yang memiliki
potensi adanya bahaya. Pekerjaan berbahaya umumnya antara lain pekerjaan
dalam ruang yang sempit, pekerjaan pada sistem berenergi, pekerjaan yang
menyebabkan gangguan pada tanah, dan pekerjaan panas (contoh : mengelas).
2.) Working at Heights
Larangan pada pekerjaan dengan tinggi lebih dari dua meter. Pekerjaan dapat
dilakukan jika memenuhi beberapa syarat, seperti menggunakan full body
harness, pijakan yang kuat, peralatan yang digunakan dpat menahan bobot
sampai sekitar 2.275 kg.
3.) Energy Isolation
Segala isolasi pada sistem energi seperti mekanik, elektrik, proses, hidrolik,
dan lain-lain tidak boleh dilakukan. Dapat dilakukan dengan syarat energi
yang terperangkap telah lepas, adanya tes yang dilakukan untuk memastikan
bahwa sistem isolasi efektif, dll.
4.) Vehicle Safety
Kendaraan yang digunakan harus memiliki safety belt untuk masing-masing
bangku penumpang, pengendara tidak berkendara dalam keadaan mabuk,
jumlah penumpang harus sesuai dengan jumlah kursi yang ada.
5.) Ground Disturbance
Pekerjaan yang berhubungan dengan pemotongan oleh manusia, kavitasi pada
permukaan tanah yang disebabkan oleh pergerakan bumi tidak boleh
dilakukan.
6.) Confined Space Entry
Pelarangan untuk bekerja di dalam tempat sempit, bisa dilakukan namun
dengan syarat seluruh energi telah dilakukan isolasi, pekeja yang kompeten,
peralatan seperti masker jika dibutuhkan.
7.) Lifting Operations
Penggunaan menggunakan crane, hoist, dan peralatan yang berguna untuk
mengengkat secara mekanis dilarang untuk dilakukan, namun dapat dilakukan
dengan syarat pengecekan yang menyeluruh pada peralatan yang digunakan,
operator yang bekerja memiliki sertifikasi yang memadai.
8.) Management of Change (MOC)
Pekerjaan yang merubah dari sementara menjadi permanen, baik pada
organisasi, pekerja, sistem, prosedur, peralatan, maupun produk dilarang
untuk dilakukan. Dapat dilakukan dengan syarat proses dari manajemen
perubahan telah diselesaikan sesuai bidang yang terkait.