BAB I KP & LP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lnkplm[

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN

7

1

KATA PENGANTARDengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penugasan tentang ASUHAN KEPERAWATAN Pada Ny. SR dengan Nyeri Post Operasi.Adapun penulisan penugasan ini dalam rangka memenuhi tugas Praktik Keperawatan Dasar (PKD) Co Ners STIKES Alma Ata Yogyakarta di RSUD Saras Husada Purworejo Tahun Ajaran 2014/ 2015.Dalam penulisan ASKEP ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :Desen Pembimbing PSN STIKES Alma Ata.Kepala Badan Diklat, Preseptor, CI dan Pembimbing lapangan RSUD Saras Husada Purworejo.Pasien beserta keluarga yang berkenan berpartisipasi dan andil dalam prosesi pengambilan data dan asuhan keperawatan.

Penulis menyadari bahwa penugasan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penugasan ini. Penulis berharap semoga penugasan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi kami selaku penulis dan penyusun pada khususnya.

Purworejo, 4 Oktober 2014

Penulis

BAB IDefinisi NyeriNyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan actual atau potensial (Ramali, 2000).Etiologi NyeriTraumaGangguan pada jaringan tubuh ex : oedemaTumorIskemia pada jaringanSpasme otot

Klasifikasi NyeriBerdasarkan sumbernya

Cutaneus atau superficial yaitu nyeri yang mengenai kulit atau jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar).Deep somatic atau nyeri dalam yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh darah tendon, tendon dan syaraf, nyeri menyebar dan lebih lama daripada cutaneus.Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dalam rongga abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan.

Berdasarkan penyebab

Fisik, bisa terjadi karena stimulus fisik (ex: fraktur femur).Psycogenic, terjadi karena sebab yang kurang jelas atau susah diindentifikasi, bersumber dari emosi atau psikis dan tidak disadari.

Berdasarkan lama

Nyeri akut terjadi secara tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cedera telah terjadi.Nyeri Kronik atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik.

Patofisiologi NyeriReseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juganosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer. Berdasarkan letaknya,nosireseptordapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit(Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda. Nosireceptor kutaneusberasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :

Reseptor A delta

Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkanSerabut C

Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.

Pathaway

STIMULUS

RESEPTOR

RESPON

Kerusakan jaringanTermalFisikMekanis

Nociceptor : Ujung ujung saraf sgt bebas yang memiliki myelin yang tersebar di kulit dan mukosa khususnya di visera, hati dan kantong empedu.

Gambar 2.1 Tahap Fisiologi Nyeri

PenatalaksanaanFarmakologis

SAID (Steroid Anti-Inflamasion Drugs)Dua jenis utama SAID murni:Agonis murniKombinasi agonis-integonisNSAID (Non Steroid Anti-Inflamasion Drugs)

Non farmakologisPenanganan fisik meliputi:Message kulitStimulasi KontralateralTensPijat refleksiPlaseboStimulisasi elektrikAkupunturDistraksiRelaksasiKomunikasi terapeutikHipnosisBiofeedbackPenanganan kognitifRegional analgesia

Perjalanan nyeri impuls melalui saraf dengan cara memberikan obat pada batang saraf. Obat ini ini diberikan dengan cara disuntikkan pada situs dimana saraf terlindungi tulang. Analgesia yang direkomendasikan terdiri atas 2 analgesia yaitu:Analgesia LokalAnalgesia Infiltrasi

Pengkajian fokusKarakteristik Nyeri (PQRST)P (pemacu): Yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeriQ (quality): Seperti apa = tajam, tumpul, atau tersayatR (region): Daerah perjalanan nyeriS (severity/ scale): Keparahan/ intensitas nyeriT (time): Lama/ waktu serangan atau frekuensi nyeri

Macam-macam skala nyeriSKALA NUMERIS

SKALA DESKRIPTIF

SKALA ANALOG VISUAL

SKALA OUCHER

SKALA WAJAH