Bab II Ortopediii Lapkas

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    1/19

      BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Struktur tulang.

    Secara maskroskopis, bagian dari tulang dapat dibagi menjadi beberapa bagian

    sebagai berikut1:

    1. Diafisis merupakan poros tulang bagian tengah, silinder, merupakan bagian

    utama dari tulang.

    2. Epifises merupakan ujung proksimal dan distal dari tulang.

    3. metaphses merupakan daerah antara diaphsis dan epifisis.Dalam tulang ang sedang aktif, masing!masing metafisis berisi akan

    mempunai lempeng pertumbuhan, lapisan ang berisi tulang ra"an hialin.

    #apisan ini memungkinkan diafisis dari tulang untuk tumbuh memanjang.

    $etika tulang berhenti untuk tumbuh memanjang pada sekitaran usia 1%!21,

    tulang ra"an di lempeng epifisis akan digantikan oleh tulang seutuhna.

    Struktur ang telah menjadi tulang ini akan dikenal sebagai garis epifisis.

    &. Artikulat kartilago adalah lapisan tipis tulang ra"an hialin ang akan

    menelimuti bagian dari epiphsis.

    'ertemuan tulang akan membentuk artikulasi dengan tulang lain.(ulang ra"an

    articular ini berfungsi untuk mengurangi gesekan dan menerap energi di

    sendi ang bergerak bebas.

    ). 'eriosteum adalah bagian ang mengelilingi permukaan tulang eksternal di

    luar daerah ang telah ditutupi oleh tulang ra"an artikular.

    *agian ini terdiri dari lapisan luar fibrosa padat jaringan ikat ang tidak teratur 

    dan lapisan osteogenik dalam ang terdiri dari sel!sel. *eberapa sel!sel

     periosteum mempunai kemampuan membelah ang memungkinkan tulang

    untu tumbuh menebal. 'eriosteum berfungsi untuk melindungi tulang,

    membantu dalam perbaikan fraktur, membantu tulang memelihara jaringan,

    dan berfungsi sebagai titik perlekatan ligamen dan tendon.

    +. ongga medula adalah ruang berongga silinder dalam diaphsis ang berisi

    sumsum tulang lemak kuning pada orang de"asa.

    -. Endosteum adalah membrane tipis ang melapisi permukaan tulang internal

     pada rongga meduler. #apisan ini berisi satu lapisan sel dan jaringan ikat.1

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    2/19

    ambar 2.1 Struktur tulang

    *. Definisi

    /raktur atau patah tulang adalah terputusna kontinuitas jaringan tulang dan

    atau tulang ra"an ang umumna disebabkan oleh rudapaksa. (rauma ang

    menebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalna benturan pada

    lengan ba"ah ang menebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa

    trauma tidak langsung, misalna jatuh bertumpu pada tangan ang menebabkan

    tulang kla0ikula atau radius distal patah2.

    Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan

    arahna. (rauma tajam ang langsung atau trauma tumpul ang kuat dapat

    menebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang ang disebut

     patah tulang terbuka. 'atah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat

    menebabkan patah tulang disertai luksasi sendi ang disebut fraktur dislokasi2.

    . $lasifikasi

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    3/19

    Secara umum, fraktur dibedakan menurut lokasi, ekstensi komplittidak 

    komplit4, konfigurasi garis patah4, hubungan antara fragmen fraktur 

    bergesertidakbergeser4, hubungan dengan lingkungan luar tertutupterbuka43.

    Selain itu, fraktur juga dapat di klasifikasikan menjadi&:

    1 *erdasarkan posisi fraktur dapat dibagi menjadi fraktur diafiseal, metafiseal,

    epifiseal, dan intra!artikular.

    2 *erdasarkan sifat fraktur luka ang ditimbulkan4.

    a /aktur (ertutup losed4, bila tidak terdapat hubungan antara fragmen

    tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih karena kulit masih

    utuh4 tanpa komplikasi.

     b /raktur (erbuka 5penompound4, bila terdapat hubungan antara

    fragmen tulang dengan dunia luar karena adana perlukaan kulit.

    3 *erdasarkan komplit atau ketidak komplitan fraktur.

    a /raktur $omplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau

    melalui kedua korteks tulang.

     b /raktur 6nkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang

    tulang seperti:

    1 7air #ine /raktur patah dengan garis halus4

    2 *uckle atau (orus /raktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks

    dengan kompresi tulang spongiosa di ba"ahna.

    3 reen Stick /raktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks

    lainna ang terjadi pada tulang panjang.

    & *erdasarkan bentuk garis patah dan hubunganna dengan mekanisme trauma.

    a /raktur (rans0ersal: fraktur ang arahna melintang pada tulang dan

    merupakan akibat trauma angulasi atau langsung. b /raktur 5blik: fraktur ang arah garis patahna membentuk sudut

    terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma angulasi juga.

    c /raktur Spiral: fraktur ang arah garis patahna berbentuk spiral ang

    disebabkan trauma rotasi.

    d /raktur $ompresi: fraktur ang terjadi karena trauma aksial fleksi ang

    mendorong tulang ke arah permukaan lain.

    e /raktur A0ulsi: fraktur ang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi

    otot pada insersina pada tulang.

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    4/19

    ) *erdasarkan jumlah garis patah.

    a /raktur $omunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling

     berhubungan.

     b /raktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak 

     berhubungan.

    c /raktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada

    tulang ang sama.

    + *erdasarkan pergeseran fragmen tulang.

    a /raktur Undisplaced tidak bergeser4: garis patah lengkap tetapi kedua

    fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh. b /raktur Displaced bergeser4: terjadi pergeseran fragmen tulang ang juga

    disebut dislokasi fragmen, terbagi atas:

    1 Dislokasi ad longitudinam cum contractionum pergeseran searah

    sumbu dan o0erlapping4.

    2 Dislokasi ad a8im pergeseran ang membentuk sudut4.

    3 Dislokasi ad latus pergeseran dimana kedua fragmen saling

    menjauh4.

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    5/19

    ambar 1.$lasifikasi /raktur Secara 9mum)

    - $lasifikasi /raktur terbuka menurut ustillo dan Anderson+

    Tipe Batasan

    6 #uka bersih dengan panjang luka 1 cm

    66 'anjang luka ; 1 cm tanpa kerusakan jaringan lunak ang berat666 $erusakan jaringan lunak ang berat dan luas, fraktur segmental

    terbuka, trauma amputasi, luka tembak dengan kecepatan tinggi,

    fraktur terbuka di pertanian, fraktur ang perlu repair 0askuler dan

    fraktur ang lebih dari % jam setelah kejadian.

    % $lasifikasi lanjut fraktur terbuka tipe 666+:

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    6/19

    (ipe *atasan

    666A 'eriosteum masih membungkus fragmen fraktur dengan kerusakan jaringan

    lunak ang luas

    666* $ehilangan jaringan lunak ang luas, kontaminasi berat, periosteal striping 

    atau terjadi bone expose

    666 Disertai kerusakan arteri ang memerlukan repair   tanpa melihat tingkat

    kerusakan jaringan lunak.

    < /raktur tulang tertutup menurut (cherne adalah+:

    a. Derajat =: /raktur sederhana tanpadisertai dengan sedikit kerusakan

     jaringan lunak.

     b. Derajat 1: /raktur disertai dengan abrasi superfisial atau luka memar pada

    kulit dan jaringan subkutan.

    c. Derajat 2: fraktur ang lebih berat dibandingkan derajat 1 ang disertai

    dengan kontusio dan pembengkakan jaringan lunak.

    d. Derajat 3: /raktur berat ang disertai dengan kerusakan jaringan lunak 

    ang nata dan terdapat ancaman terjadina sindroma kompartemen.

    1= $lasifikasi salter haris untuk patah tulang ang mengenai lempeng epifisis

    distal tibia dibagi menjadi lima tipe2:

    a. (ipe 1 : Epifisis dan cakram epifisis lepas dari metafisis tetapi

     periosteumna masih utuh.

     b. (ipe 2 : 'eriosteum robek di satu sisi sehingga epifisis dan cakram

    epifisis lepas sama sekali dari metafisis.

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    7/19

    c. (ipe 3 : 'atah tulang cakram epifisis ang melalui sendi

    d. (ipe & : (erdapat fragmen patah tulang ang garis patahna tegak lurus

    cakram epifisis

    e. (ipe ) : (erdapat kompresi pada sebagian cakram epifisis ang

    menebabkan kematian dari sebagian cakram tersebut.

    D. 'atofisiologi

    /raktur terjadi bila ada suatu trauma ang mengenai tulang, dimana trauma

    tersebut kekuatanna melebihi kekuatan tulang. Dua faktor mempengaruhi

    terjadina fraktur adalah

    1. Ekstrinsik meliputi kecepatan dan durasi trauma ang mengenai tulang,

    arah dan kekuatan trauma.

    2. 6ntrinsik meliputi kapasitas tulang mengasorbsi energi trauma, kelenturan,

    kekuatan, dan densitas tulang.

    (rauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis fraktur trans0ersal

    dan kerusakan jaringan lunak. *enturan ang lebih keras disertai dengan

     penghimpitan tulang akan mengakibatkan garis fraktur kominutif diikuti dengan

    kerusakan jaringan lunak ang lebih luas.

    (rauma tidak langsung mengakibatkan fraktur terletak jauh dari titik trauma

    dan jaringan sekitar fraktur tidak mengalami kerusakan berat. 'ada olahraga"an,

     penari dan tentara dapat pula terjadi fraktur pada tibia, fibula atau metatarsalang disebabkan oleh karena trauma ang berulang.

    Selain trauma, adana proses patologi pada tulang seperti. tumor atau pada

     penakit 'aget dengan energi ang minimal saja akan mengakibatkan fraktur.

    Sedang pada orang normal hal tersebut belum tentu menimbulkan fraktur -.

    E. >anifestasi $linis

    >anifestasi klinik fraktur adalah2:

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    8/19

    1. ?eri

     ?eri kontinueterus!menerus dan meningkat semakin berat sampai fragmen

    tulang tidak bisa digerakkan.

    2. angguan fungsi

    Setelah terjadi fraktur ada bagian ang tidak dapat digunakan dan cenderung

    menunjukkan pergerakan abnormal, ekstremitas tidak berfungsi secara teratur 

    karena fungsi normal otot tergantung pada integritas tulang ang mana tulang

    tersebut saling berdekatan.

    3. angguan sensiti0itas.

    &. Deformitaskelainan bentuk 

    'erubahan tulang pada fragmen disebabkan oleh deformitas tulang ang

    diketahui ketika dibandingkan dengan daerah ang tidak luka.

    ). $repitasi

    Suara detik tulang ang dapat didengar atau dirasakan ketika fraktur 

    digerakkan.

    +. *engkak dan perubahan "arna

    7al ini disebabkan oleh trauma dan perdarahan ang mengikuti fraktur.

    /. Diagnosis

    1 Anamnesis

    *iasana ada ri"aat cedera, diikuti dengan ketidakmampuan untuk 

    menggunakan anggota tubuh terluka. ?amun, perlu diperhatika bah"a /raktur 

     pada pasien tidak selalu harus pada lokasi ang menerima trauma, misalna

     pukulan ke daerah lutut, memungkinkan untuk terjadi fraktur pada patela,

    kondilus femoralis, poros femur atau bahkan acetabulum. 9sia pasien dan

    mekanisme cedera juga penting. @ika patah tulang terjadi dengan trauma ringan,

    dapat dicurigai adana fraktur patologis. ?eri, memar dan bengkak adalah gejala

    umum pada fraktur. ?amun, gejala!gejala ini tidak dapat membedakan antara

     patah tulang atau cedera jaringan lunak. Deformitas dapat menjadi petunjuk ang

    lebih baik dibandingkan gejala ang lainna2.

    'ada saat anamnesis, selalu ditanakan gejala!gejala terkait kerusakan

     jaringan, misalna: rasa sakit dan bengkak, mati rasa atau kehilangan gerakan,

    kulit pucat atau sianosis, darah dalam urin, perut sakit, kesulitan bernapas atau

    kehilangan kesadaran sementara. Setelah pada fase darurat telah ditangani,

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    9/19

    tanakan tentang ri"aat cedera sebelumna, atau muskuloskeletal lainna ang

    mungkin dapat menebabkan bias ketika dilakukan pemeriksaan 8!ra2.

    2 'emeriksaan /isik 

    a. #ook  

    'embengkakan, memar dan deformitas mungkin jelas. 'erhatikan apakah

    kulit pada daerah trauma masih utuh tidak jika kulit rusak dan luka

     berkomunikasi dengan fraktur, cedera adalah Bterbuka ang perlu penanganan

    segera. 'erhatikan juga postur ekstremitas distal dan "arna kulit tanda!tanda

    gangguan saraf atau kerusakan pembuluh4. 'ergeseran fragmen (ulang ada &,

    akni2

    :14 Alignment : perubahan arah a8is longitudinal, bisa membentuk sudut

    24 'anjang : dapat terjadi pemendekan shortening4

    34 Aposisi : hubungan ujung fragmen satu dengan lainna

    &4 otasi : terjadi perputaran terhadap fragmen proksimal

     b. /eel

    *agian ang cedera teraba terdapat neri tekan lokal. *eberapa patah

    tulang akan bisa terle"atkan jika tidak dicarii, misalna tanda klasik dari

    fraktur skafoid adalah neri tekan pada tepatna di area Csnuff bo8.

    'embuluh darah dan kelainan saraf perifer harus diuji untuk sebelum dan

    setelah pengobatan2.

    c. >o0e

    $repitasi dan gerakan abnormal mungkin ada, namun ang lebih penting

    adalah menguji sendi distal cedera2.

    3 'emeriksaan penunjang

    'emeriksaan !ra "ajib dilakukan. 'ada !ra, perlu ditekankan aturan

    C(he ule of ("o2:

    a. ("o Fie"s! /raktur atau dislokasi bias saja tidak terlihat pada film 8!ra

    tunggal. 9ntuk itu diperlukan pemeriksaan melalui dua sudut pandang

    Anteroposterior dan lateral4.

     b. ("o @oints ! Sendi atas dan di ba"ah fraktur keduana harus disertakan

     pada film 8!ra.

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    10/19

    c. ("o #imb ! 'ada anak!anak, penampilan epifisis ang belum matang

    dapat membingungkan diagnosis patah tulang 8!ra dari ekstremitas ang

    normal diperlukan untuk perbandingan.

    d. ("o 6njuries ! kekuatan trauma sering menebabkan cedera pada lebih

    dari satu tingkat tulang. 5leh karena itu, pada fraktur calcaneum adan

    tulang paha diperhatikan untuk pemeriksaan 8!ra pada tulang panggul

    dan tulang belakang.

    e. ("o 5ccasion ! *eberapa patah tulang sangat sulit untuk dideteksi segera

    setelah cedera, tapi pada pemeriksaan lain satu atau dua minggu kemudian

     bisa dapat menunjukkan lesi. ontoh umum adalah fraktur undisplaceddari ujung distal kla0ikula, skafoid, leher femoral dan maleolus lateral, dan

     juga pada fraktur stress tulang dan cedera phseal dimanapun fraktur 

    terjadi.

    . 'enatalaksanaan

    'ada trauma ekstremitas, agar ekstremitas sebagai alat gerak dapat berfungsi

    dengan baik, ada & hal ang harus diperhatikan%:

    1. Recognition

    9ntuk dapat bertindak dengan baik, maka trauma ekstremitas perlu diketahui

    kelainan ang terjadi akibat cedera, baik pada jaringan lunak maupun pada

    tulangna dengan mengenali tanda G tanda gangguan fungsi jaringan ang terkena

    cedera.

    2. Reduction (Reposisi)

    eposisi adalah tindakan mengembalikan pada posisi semula. (indakan ini

    diperlukan untuk mengembalikan tulang kepada bentuk semula sebaik mungkin,

    agar fungsi dapat kembali semaksimal mungkin terutama permukaan persendian.

    (ehnik reposisi terdiri dari reposisi tertutup dan terbuka. eposisi tertutup dapat

    dilakukan dengan fiksasi eksterna atau traksi kulit dan skeletal. ara lain aitu

    dengan reposisi terbuka ang dilakukan pada pasien ang telah mengalami gagal

    reposisi tertutup, fragmen bergeser, mobilisasi dini, fraktur multiple, dan fraktur 

     patologis.

    3. Retaining 

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    11/19

    etaining adalah tindakan imobilisasi atau fiksasi untuk memberi istirahat dari

    spasme otot pada anggota atau alat ang sakit agar mencapai kesembuhan.

    6mobilisasi ang tidak adeHuate dapat memberikan dampak pada penembuhan

    dan rehabilitasi.

    4. Rehabilitation

    ehabilitasi berarti mengembalikan kemampuan dari anggota atau alat ang

    sakit atau cedera untuk dapat berfungsi kembali. ehabilitasi dilakukan untuk 

    mencegah timbulna gangguan fungsi aitu lingkup gerak sendi dan atrofi

    disused atrophy  atau sudeck reflex syphatetic dystrophy4. ehabilitasi dimulai

    secara:

    a. 6sometric e8ercise otot

     b. $alau fiksasi stabil bisa dilakukan isotonic dan isokinetic.

    'ada kerusakan jaringan lunak perlu ditunggu atau dilakukan imobilisasi

    selama 3 G + minggu, pada anggota ang terkena.

    'enatalaksanaan fraktur secara ortopedi meliputi proteksi tanpa reposisi dan

    imobilisasi, 6mobilisasi dengan fiksasi, eposisi dengan cara manipulasi diikuti

    dengan imobilisasi, eposisi dengan traksi, eposisi diikuti dengan imobilisasi

    dengan fiksasi luar, eposisi secara nonoperatif diikuti dengan pemasangan

    fiksasi dalam pada tulang secara operatif. eposisi secara operatif dikuti dengan

    fiksasi patahan tulang dengan pemasangan fiksasi interna, Eksisi fragmen fraktur 

    dan menggantina dengan prosthesis1,

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    12/19

    tertentu, misalna beberapa minggu, kemudian diikuti dengan imobilisasi.

    (indakan ini dilakukan pada fraktur ang bila direposisi secara manipulasi akan

    terdislokasi kembali dalam gips. ara ini dilakukan pada fraktur dengan otot ang

    kuat, misalna fraktur femur 2,

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    13/19

    Eksisi fragmen fraktur dan menggantina dengan prosthesis dilakukan pada

    fraktur kolum femur. aput femur dibuang secara operatif dan diganti dengan

     prosthesis. (indakan ini diakukan pada orang tua ang patahan pada kolum femur 

    tidak dapat menambung kembali. 1,

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    14/19

    medularis. Apabila terjadi robekan ang hebat pada periosteum, maka

     penembuhan sel berasal dari diferensiasi sel!sel mesenkimal ang tidak 

     berdiferensiasi ke dalam jaringan lunak. 'ada tahap a"al dari penembuhan

    fraktur ini terjadi pertambahan jumlah dari sel!sel osteogenik ang memberi

     pertumbuhan ang cepat pada jaringan osteogenik ang sifatna lebih cepat dari

    tumor ganas. 'embentukan jaringan seluler tidak terbentuk dari organisasi

     pembekuan hematoma suatu daerah fraktur. Setelah beberapa minggu, kalus dari

    fraktur akan membentuk suatu massa ang meliputi jaringan osteogenik. 'ada

     pemeriksaan radiologis kalus belum mengandung tulang sehingga merupakan

    suatu daerah radiolusen.

    3 /ase pembentukan kalus fase union secara klinis4

    Setelah pembentukan jaringan seluler ang bertumbuh dari setiap fragmen sel

    dasar ang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas membentuk 

    tulang ra"an. (empat osteoblast diduduki oleh matriks interseluler kolagen dan

     perlengketan polisakarida oleh garam!garam kalsium membentuk suatu tulang

    ang imatur. *entuk tulang ini disebut sebagai !o"en bone. 'ada pemeriksaan

    radiologi kalus atau !o"en bone sudah terlihat dan merupakan indikasi radiologik 

     pertama terjadina penembuhan fraktur.

    & /ase konsolidasi fase union secara radiologik4

    Io0en bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan!lahan diubah

    menjadi tulang ang lebih matang oleh akti0itas osteoblas ang menjadi struktur lamelar dan kelebihan kalus akan diresorpsi secara bertahap.

    ) /ase remodeling

    *ilamana union telah lengkap, maka tulang ang baru membentuk bagian

    ang menerupai bulbus ang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. 'ada

    fase remodeling ini, perlahan!lahan terjadi resorpsi secara osteoklastik dan tetap

    terjadi proses osteoblastik pada tulang dan kalus eksterna secara perlahan!lahan

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    15/19

    menghilang. $alus intermediat berubah menjadi tulang ang kompak dan berisi

    sistem 7a0ersian dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk 

    membentuk ruang sumsum.

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    16/19

    6. $omplikasi /raktur 

    $omplikasi fraktur dapat diakibatkan oleh trauma itu sendiri atau akibat

     penanganan fraktur ang disebut komplikasi iatrogenik 2.

    a. $omplikasi umum

    Sok karena perdarahan ataupun oleh karena neri, koagulopati diffus dan

    gangguan fungsi pernafasan.

    $etiga macam komplikasi tersebut diatas dapat terjadi dalam 2& jam pertama

     pasca trauma dan setelah beberapa hari atau minggu akan terjadi gangguan

    metabolisme, berupa peningkatan katabolisme. $omplikasi umum lain dapat

     berupa emboli lemak, trombosis 0ena dalam DF(4, tetanus atau gas gangren

     b. $omplikasi #okal 

    14 $omplikasi dini

    $omplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu minggu pasca

    trauma, sedangkan apabila kejadianna sesudah satu minggu pasca trauma

    disebut komplikasi lanjut.

    a4 'ada (ulang! 6nfeksi, terutama pada fraktur terbuka.

    ! 5steomielitis dapat diakibatkan oleh fraktur terbuka atau tindakan

    operasi pada fraktur tertutup. $eadaan ini dapat menimbulkan

    delaed union atau bahkan non union

    $omplikasi sendi dan tulang dapat berupa artritis supuratif ang sering

    terjadi pada fraktur terbuka atau pasca operasi ang melibatkan sendi

    sehingga terjadi kerusakan kartilago sendi dan berakhir dengan degenerasi

     b4 'ada @aringan lunak

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    17/19

    ! #epuh , $ulit ang melepuh adalah akibat dari ele0asi kulit

    superfisial karena edema. (erapina adalah dengan menutup kasa

    steril kering dan melakukan pemasangan elastik 

    ! Dekubitus.. terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang oleh

    gips. 5leh karena itu perlu diberikan bantalan ang tebal pada

    daerah!daerah ang menonjol

    c4 'ada 5tot

    (erputusna serabut otot ang mengakibatkan gerakan aktif otot

    tersebut terganggu. 7al ini terjadi karena serabut otot ang robek melekat

     pada serabut ang utuh, kapsul sendi dan tulang. $ehancuran otot akibattrauma dan terjepit dalam "aktu cukup lama akan menimbulkan sindroma

    crush atau trombus.

    d4 'ada pembuluh darah

    'ada robekan arteri inkomplit akan terjadi perdarahan terus menerus.

    Sedangkan pada robekan ang komplit ujung pembuluh darah mengalami

    retraksi dan perdarahan berhenti spontan.

    'ada jaringan distal dari lesi akan mengalami iskemi bahkan nekrosis.

    (rauma atau manipulasi se"aktu melakukan reposisi dapat menimbulkan

    tarikan mendadak pada pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan

    spasme. #apisan intima pembuluh darah tersebut terlepas dan terjadi

    trombus. 'ada kompresi arteri ang lama seperti pemasangan torniHuet

    dapat terjadi sindrome crush. 'embuluh 0ena ang putus perlu dilakukan

    repair untuk mencegah kongesti bagian distal lesi.

    Sindroma kompartemen terjadi akibat tekanan intra kompartemen otot

     pada tungkai atas maupun tungkai ba"ah sehingga terjadi penekanan

    neuro0askuler sekitarna. /enomena ini disebut 6skhemi Folkmann. 6ni

    dapat terjadi pada pemasangan gips ang terlalu ketat sehingga dapat

    menggangu aliran darah dan terjadi edema dalam otot.

    Apabila iskhemi dalam + jam pertama tidak mendapat tindakan dapat

    menimbulkan kematiannekrosis otot ang nantina akan diganti dengan

     jaringan fibrus ang secara periahan!lahan menjadi pendek dan disebut

    dengan kontraktur 0olkmann. ejala klinisna adalah ) ' aitu 'ain

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    18/19

    neri4, 'arestesia, 'allor pucat4, 'ulseness denut nadi hilang4 dan

    'aralisis

    e4 'ada saraf

    *erupa kompresi, neuropraksi, neurometsis saraf putus4,

    aksonometsis kerusakan akson4. Setiap trauma terbuka dilakukan

    eksplorasi dan identifikasi ner0us

    24 $omplikasi lanjut

    'ada tulang dapat berupa malunion, delaed union atau non union. 'ada

     pemeriksaan terlihat deformitas berupa angulasi, rotasi, perpendekan atau

     perpanjangan.

    a4 Delaed union

    'roses penembuhan lambat dari "aktu ang dibutuhkan secara

    normal. 'ada pemeriksaan radiografi, tidak akan terlihat baangan

    sklerosis pada ujung!ujung fraktur. (erapi konser0atif selama + bulan

     bila gagal dilakukan 5steotomi. *ila lebih 2= minggu dilakukan

    cancellus grafting 12!1+ minggu4

     b4 ?on union

    Dimana secara klinis dan radiologis tidak terjadi penambungan.

    ! (ipe 6 hpertrophic non union4 tidak akan terjadi proses penembuhan

    fraktur dan diantara fragmen fraktur tumbuh jaringan fibrus ang

    masih mempunai potensi untuk union dengan melakukan koreksi

    fiksasi dan bone grafting.

    ! (ipe 66 atrophic non union4 disebut juga sendi palsu pseudoartrosis4

    terdapat jaringan sino0ial sebagai kapsul sendi beserta rongga sino0ialang berisi cairan, proses union tidak akan dicapai "alaupun dilakukan

    imobilisasi lama.

    ! *eberapa faktor ang menimbulkan non union seperti disrupsi

     periosteum ang luas, hilangna 0askularisasi fragmen!fragmen

    fraktur, "aktu imobilisasi ang tidak memadai, implant atau gips ang

    tidak memadai, distraksi interposisi, infeksi dan penakit tulang

    fraktur patologis4

    c4 >al union

  • 8/18/2019 Bab II Ortopediii Lapkas

    19/19

    'enambungan fraktur tidak normal sehingga menimbukan deformitas.

    (indakan refraktur atau osteotomi koreksi .

    d4 5steomielitis

    5steomielitis kronis dapat terjadi pada fraktur terbuka atau tindakan

    operasi pada fraktur tertutup sehingga dapat menimbulkan delaed union

    sampai non union infected non union4. 6mobilisasi anggota gerak ang

    mengalami osteomielitis mengakibatkan terjadina atropi tulang berupa

    osteoporosis dan atropi otot

    @. $omplikasi manajemen fraktur 

    $omplikasi ang bersifat iatrogenik adalah ang disebabkan oleh manajemen

    dari fraktur tersebut. $omplikasi ini kebanakan dapat dicegah dan berhubungan

    dengan tiga faktor utama, aitu: tekanan lokalang berlebihan, traksi ang

     berlebihan, dan infeksi. $lasifikasi dari $omplikasi karena >anajemen /raktur 

    adalah1:

    1 $omplikasi kulit

    a. Efek tato dari abrasi

     b. #esi tekanan luka tekanan4: *ed sores ulkus dekubitus4 ast sores

    ulkus bebat4

    2 $omplikasi 0askuler: #esi traksi dan tekanan FolkmannJs ischemia

    ompartment sndrome4, angren dan gas gangrene, (hrombosis 0ena dan

    emboli pulmonal

    3 $omplikasi neurologis: #esi traksi dan tekanan

    & $omplikasi sendi: 6nfeksi septic arthritis4 ang memberi komplikasi pada

    operasi terbuka pada fraktur tertutup

    ) $omplikasi tulang: 6nfeksi osteomelitis4 ang memberi komplikasi pada

    operasi terbuka pada fraktur tertutup