12
1 BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan, terutama pendidikan di sekolah merupakan langkah awal peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan mutu dalam proses pembelajaran merupakan upaya peningkatan kualitas pendidikan. Sebagai konsekuensinya diharapkan mampu meningkatakan prestasi belajar siswa ke tingkat yang lebih baik dan mempersiapkan generasi penerus bangsa agar dapat berkembang secara optimal. 1 Pendidikan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua Negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara. Pendidikan yang dilakukan dapat dikatakan baik apabila hasil yang diperoleh baik. Sebaliknya pendidikan dikatakan kurang baik atau bahkan buruk apabila hasilnya buruk. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2 1 Sri Wahyuni, Pengembangan Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Implementasinya pada Mata Pelajaran IPA Sebagai Pemandu di MI As’Adiyah No. 170 Layang Kota Makassar.Skripsi (Makassar: Fak Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin, 2012), hlm.1. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2006), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

1

BAB I

PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas pendidikan, terutama pendidikan di sekolah

merupakan langkah awal peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan mutu

dalam proses pembelajaran merupakan upaya peningkatan kualitas pendidikan.

Sebagai konsekuensinya diharapkan mampu meningkatakan prestasi belajar

siswa ke tingkat yang lebih baik dan mempersiapkan generasi penerus bangsa

agar dapat berkembang secara optimal.1

Pendidikan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.

Hampir semua Negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting

dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara. Pendidikan yang

dilakukan dapat dikatakan baik apabila hasil yang diperoleh baik. Sebaliknya

pendidikan dikatakan kurang baik atau bahkan buruk apabila hasilnya buruk.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

1 Sri Wahyuni, Pengembangan Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Implementasinya pada Mata Pelajaran IPA Sebagai Pemandu di MI As’Adiyah No. 170 Layang

Kota Makassar.Skripsi (Makassar: Fak Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin, 2012), hlm.1. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2006), hlm. 2.

Page 2: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

2

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi antara guru

(pendidik) dan murid (peserta didik). Kualitas hubungan antara pendidik dan

peserta didik dalam proses pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh pribadi

pendidik dalam kegiatan mengajarnya (teaching) dan peserta didik dalam belajar

(learning).3 Jadi, apabila terjadi hubungan yang baik antara pendidik dan peserta

didik, hal ini akan berdampak baik juga terhadap peserta didik yang secara

bersungguh-sungguh berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran tersebut dan

tentunya hal tersebut dapat membatu pemerintah dalam merealisasikan

programnya yakni program wajib belajar 9 tahun.

Berdasarkan Undang-Undang SISDIKNAS Pasal 17 Ayat 2 yang

menjelaskan bahwa pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat merupakan jenjang

pendidikan Dasar.4 Dari jenjang ini siswa dibekali ilmu pengetahuan dan

keterampilan dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Dalam

mencapai tujuan pendidikan perlu adanya kurikulum yang merupakan

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.5

Kurikulum suatu sekolah sebagai suatu dokumen tertulis merupakan

tanggung jawab bersama dalam perwujudannya, dan seyogyanya dimonitor dan

dinilai secara periodik dan berkelanjutan. Walaupun kurikulum sekolah telah

3 Johni Dimyati, Pembelajaran Terpadu Untuk Taman Kanak-kanak/Raudatul Athfal dan

Sekolah Dasar, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2016), hlm. 2. 4 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-

undang SISDIKNAS, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), hlm. 7. 5 Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: PT

RAJAGRAFINDO PERSADA, 2006), hlm. 320.

Page 3: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

3

ditetapkan, tetapi belum dapat diartikan bahwa semua materi untuk tiap mata

pelajaran yang terdapat dalam kurikulum dilaksanakan seluruhnya. Keterbatasan

tenaga pengajar dan fasilitas yang tersedia serta lingkungan belajar yang ada,

akan memengaruhi materi belajar yang dipilih dan diberikan. Oleh karena itu,

dalam penyusunan kurikulum harus disesuaikan dengan potensi daerah dan

peserta didiknya. Pencapaian kompetensi pada proses pembelajaran memerlukan

telaah dan pengkajian terhadap kurikulum. Kurikulum akan dijadikan pedoman

dalam pembelajaran agar berjalan secara terstruktur, efektif, dan efisien.

Permendikbud No. 103 tahun 2014 menyatakan pembelajaran sebagai

proses interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran menggunakan

pendekatan, strategi, model, dan metode yang mengacu pada karakteristik peserta

didik. Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang

digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan

terjadinya proses pembelajaran. Strategi dalam pembelajaran dapat dimaksudkan

sebagai langkah sistematik yang digunakan pendidik untuk menciptakan

terjadinya proses pembelajaran. Model dan metode yang digunakan pada proses

pembelajaran merupakan kerangka dan teknik yang digunakan pendidik untuk

menangani suatu kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran dengan

pendekatan, strategi, model, dan metode pembelajaran yang tepat akan membantu

tercapainya kompetensi yang ditentukan.

Pendidikan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia.

Hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting

Page 4: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

4

dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan yang

dilakukan dapat dikatakan baik apabila hasil yang diperoleh baik. Sebaliknya

pendidikan dikatakan kurang baik atau bahkan buruk apabila hasilnya buruk.

Salah satu persoalan penting dalam dunia pendidikan adalah keberhasilan

pelaksanaan program pembelajaran. Hasil pendidikan ini akan dianggap tinggi

mutunya apabila kemampuan dan keterampilan yang dimiliki para lulusannya

berguna bagi perkembangan selanjutnya, baik untuk sekolah atau bidang-bidang

yang lain. Mutu pendidikan yang tinggi akan tercapai apabila proses

pembelajaran dapat berjalan secara efektif fan fungsional.

Dalam proses pembelajaran, metode dan tujuan pembelajaran memiliki

peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, karena dengan penilaian

dapat diketahui sejauh mana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penilaian dapat

memberikan informasi penyebab ketidakberhasilan proses pembelajaran,

sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan.

Untuk mengetahui tingkat kemampuan dan penguasaan siswa terhadap

materi yang diajarkan, perlu adanya kegiatan evaluasi. Evaluasi adalah suatu

proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh

mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.

Kualitas pendidikan tentunya dipengaruhi oleh peran guru dalam

pembelajaran di sekolah. Guru yang mengarahkan agar proses pembelajaran

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Peraturan Pemerintah

No. 74 Tahun 2008 Pasal 1 yang memaparkan bahwa, guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Page 5: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

5

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru

matematika di MIN 1 Teladan, bahwa disekolah ini belum mengadakan analisis

pembelajaran, baik itu dari segi perangkat pembelajaran, hasil belajar, proses

belajar, bahkan juga metode dan model dalam proses pembelajaran. Kepala

Sekolah juga tidak mendesak atau mengharuskan guru melakukan analisis

terhadap kualitas pembelajaran, padahal untuk mengetahui kualitas pembelajaran

yang dilakukan perlu diadakan analisis.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Kualitas Pembelajaran Matematika Kelas V di

MIN 1 Teladan Palembang Tahun 2019/2020.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, dapat

dirumuskan permasalahan pokok pada penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kualitas perencanaan pembelajaran matematika kelas V di MIN 1

Teladan Palembang Tahun 2019/2020?

2. Bagaimana kualitas pelaksanaan pembelajaran matematika kelas V di MIN 1

Teladan Palembang Tahun 2019/2020?

3. Bagaimana kualitas hasil belajar pembelajaran matematika kelas V di MIN 1

Teladan Palembang Tahun 2019/2020?

Page 6: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

6

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada analisis kualitas perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil belajar pembelajaran

matematika kelas V di MIN 1 Teladan Palembang Tahun 2019/2020.

D. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan

penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui kualitas perencanaan pembelajaran Matematika kelas V

di MIN 1 Teladan Palembang Tahun 2019/2020

2. Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan pembelajaran Matematika kelas V

di MIN 1 Teladan Palembang Tahun 2019/2020

3. Untuk mengetahui kualitas hasil belajar pembelajaran Matematika kelas V

di MIN 1 Teladan Palembang Tahun 2019/2020.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi

bagi dunia pendidikan, khususnya dalam hal evaluasi pembelajaran serta

dapat digunakan untuk acuan dan bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya.

Page 7: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan

untuk lebih memperhatikan pembelajaran yang berlangsung selama

program pembelajaran.

b. Bagi para guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan

dan evaluasi dalam proses pembelajaran.

c. Bagi peneliti

1) Memberikan bekal bagi penulis untuk menilai kinerja dalam

mengevaluasi pembelajaran

2) Sebagai penerapan ilmu yang telah didapatkan dibangku kuliah dan

bekal apabila kelak menjadi pendidik dimasa mendatang

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan uraian yang sistematis tentang penelitian

yang mendukung terhadap arti pentingnya dilaksanakan penelitian yang relevan

dengan masalah penelitian yang sedang diteliti. Penelitian yang penulis lakukan

sebenarnya bukanlah merupakan penelitian yang pertama dilakukan, tetapi

terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul yang penulis angkat.

Beberapa kajian terdahulu yang relevan dan berkaitan dengan judul yang peneliti

ambil antara lain:

Pertama, Jurnal Sumardin Raupu, 2016 Mahasiswa IAIN Palopo dengan

judul “Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika dengan Menggunakan

EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal ’45 Makassar”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa, (1) kualitas proses pembelajaran guru matematika atas

Page 8: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

8

nama AMRN yang diukur dengan menggunakan Model EKOP berada dalam

kategori Baik. (2) kualitas proses pembelajaran guru matematika atas nama JMT

yang diukur dengan menggunakan Model EKOP berada dalam kategori baik. (3)

kualitas output pembelajaran guru matematika atas nama AMRN yang diukur

dengan menggunakan Model EKOP berada dalam kategori Baik. (4) kualitas

output pembelajaran guru matematika atas nama JMT yang diukur dengan

menggunakan Model EKOP berada dalam kategori Cukup. (5) kualitas program

pembelajaran guru matematika atas nama AMRN yang diukur dengan

menggunakan Model EKOP berada dalam kategori Baik. (6) kualitas program

pembelajaran guru matematika atas nama JMT yang diukur, dengan

menggunakan Model EKOP berdasarkan dalam kategori cukup.6

Jurnal tersebut ada persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan,

yaitu sama-sama mengambil analisis mata pelajaran matematika. Ada pun

perbedaannya yaitu jurnal Sumardin Raupu ini menganalisis kualitas

pembelajaran guru matematika tingkat SMA dengan model EKOP. Sedangkan

peneliti menganalisis kualitas pembelajaran matematika tingkat MI/SD secara

umum.

Kedua, jurnal Halida Eka Numutia, 2013 Mahasiswa Universitas Negeri

Semarang dengan judul “Analisis Materi, Penyajian, dan Bahasa Buku Teks

Matematika SMA Kelas X di Kabupaten Rembang” Hasil penelitian

menunjukkan bahwa buku yang dianalisis termasuk dalam kriteria baik dengan

perolehan persentase skor rata-rata 85,66% pada aspek materi, 66,80% pada

6 Sumardin Raupu. 2016. Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika Dengan

Menggunakan Model EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal ’45 Makassar. Jurnal Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Akses pada tanggal 14 Oktober 2019 pukul 20:50 WIB.

Page 9: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

9

aspek penyajian, dan 82,54% pada aspek bahasa. Berdasarkan materi pokok,

persentase skor rata-rata buku, yaitu 76,48%. Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa buku Matematika Jilid 1 untuk SMA Kelas X yang

digunakan di Kabupaten Rembang sudah memenuhi standar aspek materi,

penyajian, dan bahasa menurut BSNP serta memuat materi pokok yang

memenuhi ketiga standar aspek tersebut.7

Jurnal tersebut ada persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan,

yaitu sama-sama tentang analisis mata pelajaran matematika. Adapun

perbedaannya yaitu, jurnal Halida Eka Numutia ini menganalisis materi,

penyajian dan bahasa buku matematika tingkat SMA, sedangkan peneliti

menganalisis kualitas pembelajaran matematika tingkat MI/SD.

Ketiga, Jurnal Yoga Wicaksana, 2017 Mahasiswa Universitas Negeri

Semarang dengan judul “Analisis Kemampuan Literasi Matematika dan Karakter

Rasa Ingin Tahu Siswa pada Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan

Schoology”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi

matematika siswa pada pembelajaran berbasis proyek berbantuan Schoology

berkualitas baik. Kemampuan-kemampuan yang memperoleh pengaruh dari

peningkatan karakter rasa ingin tahu peistemik tersebut di antaranya adalah

communicating, mathematizing, representation, reasoning, using symbolic formal

and technical operation dan using mathematics tools.8

7 Halida, E. N. 2013. Analisis Materi, Penyajian, dan Bahasa Buku Teks Matematika

SMA Kelas X di Kabupaten Rembang. Unnes Journal Of Mathematics Education UJME 2(2.

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme). Akses pada tanggal 14 Oktober 2019 pukul 20:45

WIB. 8 Yoga Wicaksana. 2017. Analisis Kemampuan Literasi Matematika dan Karakter Rasa

Ingin Tahu Siswa Pada Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan Schoology. Unnes Journal of

Mathematics Education Research. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer. Akses pada

tanggal 14 Oktober 2019 pukul 19:45 WIB.

Page 10: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

10

Jurnal tersebut ada persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan,

yaitu sama-sama membahas tentang analisis mata pelajaran matematika. Adapun

perbedaannya yaitu, jurnal Yoga Wicaksana ini menganalisis kualitas

kemampuan literasi matematika dan karakter rasa ingin tahu siswa berbasis

proyek berbantuan schoology, sedangkan peneliti menganalisis kualitas

pembelajaran matematika tingkat MI/SD secara umum.

Keempat, Eko Setiyono Riau dan Iwan Junaedi, 2016 Mahasiswa

Universitas Negeri Semarang dengan judul “Analisis Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa Kelas VII Berdasarkan Gaya Belajar pada

Pembelajaran PBL” Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran matematika

model PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah dalam kategori baik. Siswa

dengan gaya belajar divergen hanya mampu menyelesaikan pada langkah

merencanakan pemecahan masalah dan gagal dalam memecahkan masalah, siswa

dengan gaya belajar konvergen mampu menyelesaikan pemecahan masalah pada

langkah mengecek kembali, siswa dengan gaya belajar asimilasi mampu pada

langkah mengecek kembali tetapi tidak sempurna, dan siswa dengan gaya belajar

akomodasi mampu pada langkah melaksanakan pemecahan masalah tetapi tidak

melakukan pengecekan kembali. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa

setiap gaya belajar yang berbeda memiliki kemampuan pemecahan masalah yang

berbeda-beda.9

Jurnal tersebut ada persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan,

yaitu sama-sama membahas tentang analisis mata pelajaran matematika. Adapun

9 Budi, E. S. R & Iwan, J. 2016. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Siswa Kelas VII Berdasarkan Gaya Belajar Pada Pembelajaran PBL. Unnes Journal of

Mathematics Education Research unjmer 5 (2). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujmer.

Akses pada tanggal 14 Oktober 2019 pukul 17:35 WIB.

Page 11: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

11

perbedaannya yaitu, jurnal Eko Setiyono Riau dan Iwan Junaedi ini menganalisis

kualitas kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan gaya belajar PBL

tingkat SMP, sedangkan peneliti menganalisis kualitas pembelajaran matematika

tingkat MI/SD secara umum.

Kelima, Andi Yunanri Yusri, 2018 Mahasiswa STIE Tolitoli dengan judul

“Desain Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Bruner untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran Matematika”. Hasil dari ujicoba terbatas menunjukkan

bahwa perangkat pembelajaran kooperatif berbasis teori Bruner bersifat efektif

dan praktis, yaitu (1) skor rata-rata yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar

adalah 76,87 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 12,43. Dimana 24 dari 30

siswa atau 80% memenuhi ketuntasan individu yang menunjukkan bahwa

ketuntasan klasikal tercapai; (2) dengan menggunakan perangkat pembelajaran

kooperatif berbasis teori Bruner, siswa menjadi lebih aktif dalam proses

pembelajaran; (3) pada umumnya siswa memberikan respons positif terhadap

kegiatan pembelajaran. Jadi berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa hasil desain pembelajaran pembelajaran kooperatif berbasis teori Bruner

di kelas VIII SMP Negeri 1 Labakkang berkualitas.10

Jurnal tersebut ada persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan,

yaitu sama-sama meneliti tentang analisis mata pelajaran matematika. Adapun

perbedaannya yaitu, jurnal Andi Yunanri Yusri ini desain pembelajaran

kooperatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tingkat berbasis teori

10

Andi, Y. Y. Desain Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Bruner Untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika 2 (2).

http://journal.stkip-andi-matappa.ac.id/index.php/histogram/index. Hlm. 147-158. Akses pada

tanggal 14 Oktober 2019 pukul 20:35 WIB.

Page 12: BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

12

Bruner tingkat SMP. Sedangkan peneliti menganalisis kualitas pembelajaran

matematika tingkat MI/SD secara umum.

Berdasarkan uraian tersebut, maka terdapat persamaan dan perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah sama-sama untuk menganalisis kualitas

pembelajaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Tetapi perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah komponen pembelajaran yang

diteliti, jenjang sekolah yang diteliti, mata pelajaran yang diteliti, serta tempat

dan tingkat penelitian di yang diteliti.