PASIEN RAWAT INAP RSAU DR. ESNAWAN ANTARIKSA
HALIM PERDANA KUSUMA JAKARTA TAHUN 2014
Fauziah Ajeng Aryanti
Telp. 021-80736060, Fax. 021-7867370. Email :
[email protected]
Fauziah Ajeng Aryanti*, Martya Rahmaniati, S.Si., M.Si.**
Abstrak :
Rumah sakit sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan harus terus
meningkatkan mutu dari pelayanan kesehatannya salah
satunya dapat dilihat dari mutu rekam medis. Mutu rekam medis yang
baik dapat dilihat dari kelengkapan pengisian berkas
rekam medis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran kelengkapan pengisian berkas rekam medis
pasien rawat inap di RSAU dr.Esnawan Antariksa Tahun 2014.
Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Sampel penelitian ini adalah
90 berkas rekam medis pasien rawat inap. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata - rata kelengkapan pengisian
rekam medis sudah cukup lengkap namun masih kurang
dari standar kelengkapan yang ditetapkan Depkes RI sebesar 100%.
Sumber daya manusia, sarana dan prasarana, bahan,
material, metode dan biaya merupakan faktor pendukung dalam
kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat
inap.
Abstract
Hospitals as health care providers should continue to improve the
quality of health care one of which can be seen from the
quality of medical records. Good quality medical record can be seen
from filling completeness of medical record file. The
purpose of this study is to describe the filling completeness of
inpatient medical record documents in RSAU dr.Esnawan
Antariksa. This is a descriptive observational study with
quantitative and qualitative approaches. The sample was 90
files
inpatient medical records. The results showed that the average of
filling completeness of medical records are quite
complete, but still less than the standard set by Ministry of
Health Republic of Indonesia completeness of 100%. Human
resources, machines, materials, material, method and money is a
contributing factor in the filling completeness of inpatient
medical record.
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat semakin kritis dalam
menyikapi masalah
kesehatan. Masyarakat akan selalu menuntut untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Oleh karena itu, rumah sakit sebagai penyedia jasa kesehatan
diharuskan untuk selalu meningkatkan
mutu dan standar kualitas pelayan kesehatan. Pelayanan kesehatan
yang berkualitas merupakan salah
satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal sehingga
dapat tercapainya hak atas hidup
sehat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Pelayanan penunjang medis seperti rekam medis di suatu rumah sakit
merupakan bagian yang
sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Di dalam
rekam medis terdapat informasi
mengenai identitas pasien, anamnesa, diagnosa segala pelayanan dan
tindakan medis yang diberikan
kepada pasien selama pasien melakukan perawatan di suatu rumah
sakit. Rekam medis digunakan
sebagai acuan terhadap pelayanan kesehatan yang akan diberikan
kepada pasien selanjutnya saat pasien
berobat kembali.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1996 kepada
semua petugas
kesehatan, petugas kesehatan wajib untuk menyimpan rahasia
kedokteran, termasuk berkas rekam
medis. Kemudian dengan dikeluarkannya Undang-Undang No 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit, ada
kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk
menyelenggarakan rekam medis.
Kegunaan utama rekam medis adalah sebagai bukti perjalanan penyakit
pasien dan
pengobatan yang telah diberikan, alat komunikasi diantara para
tenaga kesehatan yang memberikan
perawatan kepada pasien, sumber informasi untuk riset dan
pendidikan, serta sebagai sumber dalam
pengumpulan data statistik kesehatan. Kegunaan rekam medis dapat
ditinjau dari beberapa aspek yaitu
aspek administrasi, aspek medis, aspek hukum, aspek keuangan, aspek
penelitian, aspek pendidikan
dan aspek dokumentasi (Wicaksana,2000).
Rekam medis yang lengkap dapat digunakan sebagai rekaman data
administratif pelayanan
kesehatan, dijadikan dasar untuk perincian biaya pelayanan
kesehatan yang harus dibayar oleh pasien,
menunjang informasi untuk quality assurance, dijadikan bahan
pengajaran dan pendidikan untuk
kepentingan penelitian. Sedangkan rekam medis yang tidak lengkap
akan menghambat penyediaan
informasi. Pada Undang – Undang Kedokteran juga dinyatakan bahwa
kelengkapan berkas rekam
medis adalah sebagai bahan bukti di pengadilan, oleh sebab itu
pengisian berkas rekam medis harus
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
3
Universitas Indonesia
sesuai dengan aturan yang ada dalam hal tata cara pengisian,
perbaikan data, kelengkapan, dan
berbagai hal lainnya yang berkaitan erat dengan segi hukum. Rumah
sakit dalam menganalisis rekam
medis dilakukan dengan cara meneliti rekam medis yang dihasilkan
oleh staf medis dan paramedis
serta hasil – hasil pemeriksaan dari unit – unit penunjang sehingga
kebenaran penempatan diagnosa
dan kelengkapan rekam medis dapat dipertanggungjawabkan (Dirjen
Yanmed, 1997).
Rekam medis yang lengkap mencerminkan mutu pelayanan medis yang
diberikan kepada
penderita (Huffman, 1994). Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan,
serta mengingat pentingnya
rekam medis untuk rumah sakit, maka diperlukan adanya pengendalian
terhadap pengisian rekam
medis. Namun, mutu rekam medis tidak hanya dipengaruhi oleh
indikator kelengkapan, keakuratan,
tepat waktu dan terpenuhinya aspek hukum dari rekam medis tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor
sumber daya manusia, sarana dan prasaran, prosedur atau metode dan
pembiayaan (Wasisto, 1993).
Rekam medis merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Kualitas rekam medis di rumah sakit ikut menentukan mutu
pelayanannya. Hal ini, mengingat rekam
medis merupakan salah satu standar yang harus dipenuhi oleh
instansi atau rumah sakit untuk
mendapatkan predikat akreditasi.
Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
objektif (Notoatmodjo, 2005).
Pendekatan kuantitatif dengan melakukan penelitian terhadap
kelengkapan formulir rekam medis yaitu
menggunakan checklist atau daftar tilik, sedangkan pendekatan
kualitatif dilakukan dengan wawancara
terhadap informan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Populasi penelitian ini adalah seluruh berkas rekam medis yang ada
di Bagian rekam medis
RSAU dr.Esnawan Antariksa Halim Perdana Kusuma Jakarta pada bulan
anuari dan Februari 2014
yaitu sebanyak 881 berkas rekam medis.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2012). Oleh karena banyaknya jumlah populasi berkas
rekam medis pasien rawat inap dan
keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti, maka perlu dilakukan
sampling. Dalam menentukan jumlah
sampel yang akan diteliti, penulis menggunakan rumus Slovin sebagai
berikut :
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
4
= Batas toleransi kesalahan
Pada penelitian ini menggunakan e = 10% sehingga akan didapatkan
jumlah sampel yang
akan diteliti sebanyak 90 berkas rekam medis. Setelah mendapatkan
jumlah sampel yang akan diteliti,
kegiatan selanjutnya adalah pengambilan sampel. Penelitian ini
menggunakan metode sampel acak
sistematis (Systematic Random Sampling).
Pengumpulan Data :
Data yang dibutuhkan diperoleh baik dari jenis data primer maupun
jenis data sekunder.
Pada data primer dengan menggunakan metode observasi terhadap
dokumen rekam medis pada pasien
rawat inap khususnya rekam medis pada bulan Januari dan Februari
2014, selain itu juga dilakukan
metode wawancara terhadap informan yang berkaitan dengan
kelengkapan pengisian rekam medis
pasien rawat inap diantaranya yaitu petugas rekam medis, dokter
ruang perawatan dan perawat ruang
perawatan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang
sudah tersedia dan dapat
diperoleh melalui literatur, melihat dan mendengarkan. Pengumpulan
data sekunder diperoleh dari
pihak rumah sakit dan Bagian Rekam Medis yang meliputi data yang
berkaitan dan mendukung
penelitian.
Analisis Data :
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca
dan diinterpretasikan. Analisis data yang dilakukan oleh penulis
secara bertahap adalah sebagai berikut :
1. Analisis Kuantitatif
Pada penilaian pengetahuan informan mengenai pentingnya tiap
variabel yang ada pada
berkas rekam medis pasien rawat inap, dilakukan dengan skoring
penilaian menggunakan skala
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
5
Universitas Indonesia
model rating scale. Dalam rating scale data mentah yang diperoleh
berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif (Sugiyono, 2012). Tingkat
pentingnya kelengkapan rekam
medis disesuaikan berdasarkan Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008
mengenai isi rekam medis
pasien rawat inap. Adapun skala pentingnya tiap variabel adalah
sebagai berikut :
1 = Sangat Tidak Penting
pengetahuan informan mengenai isi rekam medis pasien rawat inap
berdasarkan persentase jawaban
informan. Kategori hasil penilaian pengetahuan informan berdasarkan
persentase jawaban adalah
sebagai berikut :
Pada tahap menganalisa data kuantitatif dilakukan pengkodean data
menjadi dua bagian
yaitu kode dengan nomor 1 (satu) sama dengan lengkap dan kode data
0 (nol) dikatakan tidak
lengkap. Kemudian data diolah dengan menggunakan perangkat lunak
statistik untuk
mengelompokkan data berdasarkan nilai rata – rata kelengkapan
kemudian data disajikan dalam
bentuk tabel dan diagram.
Data kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap informan yang
dianggap paling tahu
mengenai kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap
umum yang terdiri dari
dokter ruang perawatan, perawat di ruang perawatan dan petugas
rekam medis yang dilakukan
secara bergantian pada hari yang berbeda. Pada saat melakukan
wawancara, kegiatan wawancara
mendalam direkam dengan bantuan alat rekam untuk dianalisa dan
dicatat oleh peneliti dalam
lembar pengumpulan data, catatan dikembangkan menjadi lebih teratur
dan lengkap, kemudian data
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
6
Universitas Indonesia
diringkas dengan cara mendaftar semua data yang memiliki kode yang
sama dan mengelompokkan
data dalam kategori yang sama dengan membuatnya dalam bentuk
matriks.
HASIL DAN PEMBAHASAN:
Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, seorang
pegawai rekam medis
harus memiliki kualifikasi pendidikan minimal DIII Rekam
Medis.
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Bagian Rekam Medis,
latar
belakang pendidikan petugas rekam medis di Bagian Rekam Medis RSAU
dr.Esnawan
Antariksa adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Latar Belakang Pendidikan Petugas Rekam Medis di Bagian
Rekam Medis
RSAU dr.Esnawan Antariksa
No Latar Belakang
2 DIII Non Rekam Medis 4
3 SMA/SMK 9
Sumber : Bagian Rekam Medis
Berdasarkan Tabel 1, status pendidikan petugas rekam medis masih
belum sesuai
dengan kualifikasi pendidikan yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan tugas dan tanggung
jawab sebagai staf yang berhubungan dengan kelengkapan pengisian
berkas rekam medis
pasien rawat inap.
Masa Kerja
Masa kerja adalah lamanya waktu bekerja petugas rekam medis di
Bagian Rekam
Medis RSAU dr.Esnawan Antariksa Halim Perdana Kusuma Jakarta. Masa
kerja akan
berpengaruh terhadap perilaku pegawai. Seseorang yang sudah lama
bekerja mempunyai
wawasan yang lebih luas dan pengalaman lebih banyak sehingga lebih
bertanggung jawab
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
7
rawat inap.
Masa kerja pegawai yang berhubungan dengan kelengkapan pengisian
berkas
rekam medis pasien rawat inap yaitu paling rendah 2 tahun dan
paling lama 17 tahun.
Pengetahuan
rekam medis sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang isi rekam medis pasien rawat inap,
diketahui pengetahuan
informan sebagai berikut :
Pasien Rawat inap RSAU dr.Esnawan Antariksa
Tahun 2014
4 Dokter 4 60 100 Sangat Baik
5 Dokter 5 58 96,67 Sangat Baik
6 Dokter 6 60 100 Sangat Baik
7 Perawat 7 59 98,33 Sangat Baik
8 Perawat 8 58 96,67 Sangat Baik
9 Perawat 9 57 95 Sangat Baik
Pelatihan
produktifitas pegawai. Menurut Aditama (2004) pimpinan rumah sakit
bertanggungjawab
untuk menyediakan pelatihan dan teknologi yang memadai bagi
karyawan. Walaupun pada
dasarnya pihak manajemen rumah sakit hanya dapat memfasilitasi
proses pengembangan staf
ini, faktor personal staf sendiri yang memegang peranan penting
(Ditjen Yanmed, 1997).
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, diketahui pelatihan
untuk petugas
rekam medis baru diikuti oleh petugas rekam medis yang berlatar
belakang pendidikan DIII
sementara dokter dan perawat di ruang perawatan menjawab tidak
pernah mengikuti
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
8
pelatihan rekam medis. Hal ini dikarenakan menurut informan
pelatihan rekam medis hanya
untuk petugas rekam medis saja
b. Sarana dan Prasarana
Berikut data sekunder yanrg diperoleh dari Bagian Rekam Medis
mengenai fasilitas
yang menunjang kegiatan di Bagian Rekam Medis :
Tabel 3. Fasilitas Inventaris di Bagian Rekam Medis RSAU dr.Esnawan
Antariksa
Halim Perdana Kusuma Jakarta Tahun 2014
Sumber : Bagian Rekam Medis
Sarana dan prasarana yang menunjang akan berpengaruh terhadap
kinerja staff.
Menurut Ilyas (2000) salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja
staf adalah kondisi fisik
ruang kerja dan fasilitas alat kerja yang memenuhi kebutuhan kerja
untuk setiap staf.
Peningkatan fasilitas fisik ruang kerja diharapkan staf akan
menikmati pekerjaannya dan
selanjutnya akan meningkatkan produktifitas dan kualitas
kerja.
c. Bahan
Material dalam pengisian rekam medis yaitu berupa berkas rekam
medis. Berkas
rekam medis yang baik haruslah memuat informasi yang memadai dalam
usaha mendukung
diagnosa dan menguatkan proses pengobatan yang dilakukan oleh
pemberi layanan serta hasil
akhir dari pengobatan yang telah dilakukan. Berkas rekam medis
harus memuat informasi yang
cukup dan akurat tentang identitas pasien, diagnosis, perjalanan
penyakit, proses pengobatan
dan tindakan medis, serta dokumentasi hasil pelayanan (Ditjen
Yanmed, 1997). Staf rekam
medis hanya boleh memasukkan berkas rekam medis yang telah lengkap
ke dalam rak
penjajaran (Hatta, 2003).
4 Telepon Lokal 3
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
9
Metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja
suatu tugas dalam
memberikan berbagai pertimbangan – pertimbangan kepada sasaran,
fasilitas – fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu serta uang dan kegiatan usaha
(Fathoni, 2006). Menurut
Winardi (1992) yang dikutip oleh Hanifah (2006) SPO adalah petunjuk
– petunjuk tertulis guna
menerangkan para pekerja bagaimana memproses pekerjaan, untuk apa
mereka
bertanggungjawab dan melaksanakannya sesuai dengan sistem – sistem
serta prosedur –
prosedur yang disetujui. Jika SPO dijalankan dengan benar, maka
rumah sakit akan
mendapatkan banyak manfaat dari penerapan SPO tersebut.
Adanya SPO yang menjadi acuan petugas rekam medis memudahkan
petugas rekam
medis dalam kegiatan evaluasi kelengkapan pengisian rekam medis
pasien rawat inap namun
masih kurangnya sosialisasi SPO kepada dokter dan perawat di ruang
perawatan sehingga tidak
ada yang dijadikan acuan untuk mereka melegkapi pengisian berkas
rekam medis pasien rawat
inap.
Besarnya biaya yang dikeluarkan penyedia pelayanan kesehatan
terdiri dari biaya
investasi dan biaya operasional dalam menyelenggarakan upaya
kesehatan. Biaya investasi pada
suatu rumah sakit merupakan biaya pembangunan gedung, pembelian
berbagai peralatan medis
dan peralatan non medis. Sementara biaya operasional adalah biaya
pemeliharaan bangunan dan
peralatan, pemasangan rekening listrik dan air, gaji karyawan,
biaya jam lembur, biaya makan
dan sebagainya (Azwar, 1996).
kelengkapan rekam medis namun Bagian Rekam Medis hanya mendapatkan
peralatan yang
dibutuhkan setelah mengajukan permintaan kebutuhan yang diperlukan
ke bagian Tata Usaha
dan disetujui oleh Bendaharawan tanpa mengetahui nominal biaya yang
dikeluarkan. Biaya
merupakan hal yang sangat penting dan harus ada untuk menunjang
kegiatan kelengkapan
pengisian rekam medis pasien rawat inap apabila ada masalah dengan
pengeluaran biaya dapat
berdampak dengan tidak lengkapnya format rekam medis yang
diperlukan dalam melengkapi isi
rekam medis pasien.
10
a. Pemantauan Pengisian Lembar Rekam Medis
Pemantauan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap umum yang
dilakukan
oleh petugas rekam medis dan perawat ruang perawatan masih kurang
efektif dilakukan karena
dalam pemantauan tersebut baik perawat maupun dokter masih sering
lupa untuk mengisi
berkas rekam medis secara lengkap karena banyaknya pasien yang
dirawat dan kesibukan
dokter dan perawat dalam menangani pasien.
b. Pemeriksaan Kelengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap Setelah
Pasien Pulang
Setiap berkas rekam medis yang kembali dari ruang perawatan wajib
diperiksa
kelengkapannya oleh petugas monitoring dan assembling sebelum
berkas diserahkan ke petugas
pelaporan. Berkas rekam medis harus dikembalikan ke Bagian Rekam
Medis dalam kurun
waktu maksimal 2x24 jam sejak pasien pulang. Apabila saat dilakukan
pemeriksaan
kelengkapan ditemukan berkas yang tidak lengkap, petugas wajib
mengembalikan rekam medis
pasien ke ruang perawatan untuk dilengkapi oleh dokter dan perawat
yang memberikan
pelayanan kesehatan.
Berkas rekam medis yang kembali dari ruang perawatan tidak langsung
diperiksa
kelengkapannya melainkan dilakukan dengan jadwal tertentu apabila
petugas monitoring dan
assembling memiliki waktu luang dan tidak sibuk mencari berkas
rekam medis pasien. Hal ini
dikarenakan kurangnya SDM yang ada di Bagian Rekam Medis RSAU
dr.Esnawan Antariksa
sehingga petugas menjadi tidak fokus terhadap tugas dan
tanggungjawabnya yang sebenarnya.
3. OUTPUT
Menurut WHO (2002), identitas pasien merupakan tulang punggung dari
efektifitas
dan efisiensi sistem rekam medis. Identitas yang benar dibutuhkan
untuk memastikan bahwa
pasien tersebut hanya mempunyai satu nomor rekam medis.
Tanggunggung jawab atas
kelengkapan identitas pasien terdapat pada petugas yang
mewawancarai pasien di tempat
penerimaan pasien atau pada bagian Admission.
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
11
Dari proses pengolahan data, hasil yang didapat dari kelengkapan
pengisian berkas
rekam medis pasien rawat inap umum berdasarkan identifikasi pasien
yaitu sebanyak 96%
berkas rekam medis pasien rawat inap lengkap dan 4% berkas rekam
medis pasien rawat inap
tidak lengkap.
Berdasarkan Identifikasi Pasien
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap
berdasarkan identifikasi
pasien terdiri dari beberapa komponen yang dihasilkan dari hasil
telaahan dengan daftar tilik
sebagai berikut :
Berdasarkan Identifikasi Pasien
3 Usia 84 93,3 6 6,7 90 100
4 Jenis Kelamin 86 95,6 4 4,4 90 100
5 Alamat 87 96,7 3 3,3 90 100
6 Penanggung
Berdasarkan Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia yang
dikeluarkan oleh Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 yang
menyatakan bahwa isi rekam
medis rawat inap sekurang-kurangnya harus memuat form sebagai
berikut : anamnesis,
96%
4%
Lengkap
12
persetujuan pengobatan atau tindakan., catatan observasi klinis dan
hasil pengobatan, resume
medis, catatan keperawatan.
Dari proses pengolahan data, hasil yang didapat dari kelengkapan
pengisian berkas
rekam medis pasien rawat inap umum berdasarkan laporan penting
yaitu sebanyak 75% berkas
rekam medis pasien rawat inap lengkap dan 25% berkas rekam medis
pasien rawat inap tidak
lengkap.
Berdasarkan Laporan Penting
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap
berdasarkan laporan
penting terdiri dari beberapa komponen yang dihasilkan dari hasil
telaahan dengan daftar tilik
sebagai berikut :
Tabel 5. Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat
Inap
Berdasarkan Laporan Penting
n
Total
2 Pemeriksaan fisik dan
3 Rencana penatalaksanaan 29 32,2 61 67,8 90 100
4 Pengobatan atau tindakan 76 84,4 14 15,6 90 100
5 Persetujuan pengobatan atau
6 Catatan observasi klinis dan
hasil pengobatan 74 82,2 16 17,8 90 100
7 Resume medis 85 94,4 5 5,6 90 100
75%
25%
Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap
Berdasarkan Laporan Penting
Lengkap
13
c. Kelengkapan Rekam Medis Berdasarkan Autentikasi (Aspek
Legal)
Aspek legal dalam rekam medis wajib dicantumkan karena persetujuan
atau kuasa
pasien harus jelas menguraikan informasi kesehatan mana yang
disetujui, kepada siapa
persetujuan atau kuasa tersebut diberikan, hingga kapan kuasa
tersebut berlaku, dan kapan
kuasa tersebut ditandatangani (Hatta, 2012).
Petugas kesehatan yang bersangkutan wajib mencantumkan waktu
pemeriksaan yang
ditulis pada jam pencatatan, nama dan tanda tangan petugas
kesehatan karena hal tersebut
sifatnya sangat vital dan penting untuk aspek legalitas dan
tanggung jawab pemberian
pelayanan kepada pasien.
Dari proses pengolahan data, hasil yang didapat dari kelengkapan
pengisian berkas
rekam medis pasien rawat inap berdasarkan autentikasi (aspek legal)
yaitu sebanyak 60%
berkas rekam medis pasien rawat inap lengkap dan 40% berkas rekam
medis pasien rawat inap
tidak lengkap.
Berdasarkan Autentikasi
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap
berdasarkan autentikasi
(aspek legal) terdiri dari beberapa komponen yang dihasilkan dari
hasil telaahan dengan daftar
tilik sebagai berikut :
Lengkap
14
Tabel 6. Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat
Inap
Berdasarkan Autentikasi (Aspek Legal)
Nama Dokter 0 0 90 100 90 100
Tanda Tangan
2 Resume
Nama Dokter 82 91,1 8 8,9 90 100
Tanda Tangan
3
Catatan
Harian
Penyakit
Nama Dokter 83 92,2 7 7,8 90 100
Tanda Tangan
4 Persetujuan
Nama Dokter 82 91,1 8 8,9 90 100
Tanda Tangan
5 Status Masuk
Nama Dokter 81 90 9 10 90 100
Tanda Tangan
6 Hasil
Nama Petugas 50 55,5 40 45,5 90 100
Tanda Tangan
7 Lembar
Nama Dokter 29 32,2 61 67,8 90 100
Tanda Tangan
8 Catatan
Nama Perawat 33 36,7 57 63,3 90 100
Tanda Tangan
9 Catatan
Nama Perawat 9 10 81 90 90 100
Tanda Tangan
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
15
d. Kelengkapan Rekam Medis Berdasarkan Pencatatan yang Baik
Pencatatan dalam berkas rekam medis harus selalu dilakukan dengan
cara yang benar
karena berkas rekam medis merupakan catatan penting yang harus
diperhatikan pencatatannya
(Pamungkas, Marwati, Solikhah, 2010)
Apabila terjadi kesalahan pencatatan dalam berkas rekam medis tidak
dibenarkan
untuk melakukan penghapusan dengan cara apapun. Untuk
mengkoreksinya adalah dengan cara
bagian yang salah digaris dan catatan tersebut masih bisa terbaca,
kemudian diberi catatan
disampingnya bahwa catatan tersebut salah. Pernyataan ini diperkuat
dengan adanya Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.749a/MENKES/PER/XII/1989
pasal 6 yang
berbunyi :
a. Pembetulan kesalahan catatan dilakukan pada tulisan yang salah
dan diberi paraf oleh
petugas yang bersangkutan.
Dari proses pengolahan data, hasil yang didapat dari kelengkapan
pengisian berkas
rekam medis pasien rawat inap berdasarkan pencatatan yang baik
yaitu sebanyak 95% berkas
rekam medis pasien rawat inap lengkap dan 5% berkas rekam medis
pasien rawat inap tidak
lengkap.
Gambar 4. Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat inap
Berdasarkan
Pencatatan Yang Baik
Pencatatan Yang Baik
16
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap
berdasarkan pencatatan
yang baik terdiri dari beberapa komponen yang dihasilkan dari hasil
telaahan dengan daftar tilik
sebagai berikut :
Tabel 7. Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat
Inap
Berdasarkan Pencatatan Yang Baik
Penggunaan Cairan
2 Resume
Penggunaan Cairan
3
Catatan
Harian
Penyakit
Penggunaan Cairan
4 Status Masuk
Penggunaan Cairan
5 Hasil
Penggunaan Cairan
6 Lembar
Penggunaan Cairan
7 Persetujuan
Penggunaan Cairan
8 Catatan
Penggunaan Cairan
9 Catatan
Penggunaan Cairan
KESIMPULAN DAN SARAN :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata - rata kelengkapan
pengisian rekam medis sudah
cukup lengkap namun masih kurang dari standar kelengkapan yang
ditetapkan Depkes RI sebesar
100%. Disamping itu, faktor pendukung kelengkapan pengisian rekam
medis yang terdiri dari sumber
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
17
Universitas Indonesia
daya manusia, sarana dan prasarana, bahan, metode dan biaya masih
kurang mendukung kegiatan
kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan angka kelengkapan pengisian
rekam medis 100% sesuai
dengan standar Depkes maka perlu dilakukan pengembangan kemampuan
tenaga medis dan paramedis
dengan pengadaan pelatihan mengenai kelengkapan pengisian rekam
medis, penambahan jumlah
petugas rekam medis, sosialisasi SOP kelengkapan pengisian rekam
medis, pemberian sanksi dan
penghargaan serta pengembangan teknologi rekam medis yang
terkomputerisasi untuk meningkatkan
mutu dari rekam medis pasien rawat inap.
REFERENSI :
Azwar, Azrul. 1979. Pengantar Ilmu Administrasi Kesehatan. Depok :
Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Batarijah, Umi. 2004. Gambaran Kelengkapan Pengisian Rekam Medis
Rawat Inap Di Rumah
Sakit Yadika Pondok Bambu Tahun 2004. Skripsi. Universitas
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia No 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Penyelenggaraan Rekam
Medis Rumah
Sakit. Jakarta : DepKes RI.
Informasi Kesehatan. Jakarta : DepKes RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia No 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
Jakarta : DepKes RI.
Indonesia No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta :
DepKes RI.
Analisis kelengkapan..., Fauziah Ajeng Aryanti, FKM UI, 2014
18
Dinas Kesehatan Angkatan Udara Rumah Sakit Pusat dr.Esnawan
Antariksa. 2010. Buku
Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Pusat Angkatan
Udara
dr.Esnawan Antariksa. Jakarta.
Dirjen Yanmed Departemen Kesehatan RI. 1997. Pedoman Pengelolaan
Rekam Medis Rumah
Sakit di Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Hanifah, S. 2006. Gambaran Pelaksanaan Prosedur Tetap RS Pasar
Rebo. Skripsi. Depok :
Universitas Indonesia.
Hatta, Gemala. 2012. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di
Sarana Pelayanan
Kesehatan Revisi Kedua. Depok : UI Press.
Herkurtanto. 1993. Penerapan dan Pelaksanaan Informed Consent.
Jakarta : Ikatan Rumah Sakit
Jakarta Metropolitan.
Huffman, Edna. 1994. Health Information Management. Berwyn Illinois
: Phsycian’s Record
Company.
Ilyas, Y. 2000. Perencanaan SDM Rumah Sakit Teori, Metoda dan
Formula. Depok : Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-UI.
Jacobalis, Samsi. 1989. Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta
: Persi.
Koesna, Sri Suwarti. 1999. Modul Aplikasi Rekam Medis. Depok :
Program Diploma III AKK
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Koesna, Sri Suwarti. 2005. Modul Manajemen Rekam Medis I. Depok :
Program Diploma III
AKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Konsil Kedokteran Indonesia. Manual Rekam Medis.
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/handle/123456789/714 .
Diakses tanggal 21
Februari 2014 pukul 19.46
Universitas Indonesia
Otty, Mitha Sevianti. 2004. Analisis Kelengkapan Dokumen Rekam
Medis Rawat Inap Rumah
Sakit Duren Sawit 2004. Tesis. Depok : Universitas Indonesia.
Pamungkas, Marwati, Solikhah. 2010. Analisis Ketidaklengkapan
Pengisian Berkas Rekam Medis
di Rumah Saki PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Kesmas Vol.4
No.1. Yogyakarta :
Universitas Ahmad Dahlan.
Purnamawati, 2008. Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong dan
Pendukung Terhadap
Pencatatan Rekam Medis Sesuai dengan Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran di RSUP H.Adam Malik Tahun
2007. Tesis.
Universitas Sumatera Utara.Medan.
Rizki, Mila Ayu. 2009. Analisis Kelengkapan Rekam Medis Pasien
Rawat Inap Rumah Sakit
Kepolisian Pusat R.S. Sukanto Tahun 2009.Skripsi. Depok :
Universitas Indonesia.
Sarake, Mukhsen. Buku Ajar Rekam Medis.
http://www.unhas.ac.id/lkpp/fkm/Muhsen%20-
%20tdk.pdf Diakses tanggal 21 Februari 2014 pukul 19.48
Sembiring, Ruth Emalian. 2008. Analisis Ketidaklengkapan Pengisian
Rekam Medis Rawat Inap
Kebidanan RSUD Kota Bekasi Tahun 2006. Tesis. Depok : Universitas
Indonesia.
Singarimbun, Masni. 1989. Metode Penelitian. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung : ALFABETA.
Surtihati. 2011. Analisis Kelengkapan Formulir Dokumen Rekam Medis
Pasien Bedah Di Rawat
Inap Rumah Sakit Pertamina Jaya Januari – April 2011. Skripsi.Depok
: Universitas
Indonesia.
Umar, Husen. 1999. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.
Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Yulianti, Helvi. 2008. Analisis Kelengkapan Resume Medis Rawat Inap
Rumah Sakit Umum
Daerah koja Jakarta Tahun 2008.Skripsi. Depok : Universitas
Indonesia.
*Mahasiswa Ekstensi 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia
** Staf Pengajar Keilmuan Biostatistik dan Kependudukan Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia