19
GLAUKOMA SEKUNDER MEILLYSSA CH O318011054 PEMBIMBING : Dr. ARYANTI IBRAHIM Sp. M

71691135 Glaukoma Sekunder Mei

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

GLAUKOMA SEKUNDER

MEILLYSSA CHO318011054

PEMBIMBING :Dr. ARYANTI IBRAHIM Sp. M

Page 2: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

PENDAHULUAN

Glaukoma Suatu neuropati diskus optikus yg ditandai : IOP >21 mmHg, kerusakan n. optikus, kehilangan lapangan pandang secara progresif

Glaukoma sekunder Peningkatan IOP sbg manifestasi penyakit mata lainnya

Page 3: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

Tinjauan Kepustakaan

Fisiologi Humor Aqueous

Page 4: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

Aliran keluar Humor Aqueous

Page 5: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

Patofisiologi Glaukoma

Glaukoma sudut tertutupPeningkatan resistensi aliran keluar pupil => peningkatan tekanan bilik posterior => iris menggembung ke anterior => menekan trabekular meshwork

Glaukoma sekunderDisebabkan obstruksi trabekular meshwork

Page 6: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

Patofisiologi Glaukoma

Glaukoma sudut terbukaTerjadi peningkatan resistensi trabekular meshwork

Glaukoma sekunderTerjadi kongesti trabekular meshwork Peningkatan resistensi drainase HA

Page 7: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

Jenis Glaukoma Sekunder

1. Glaukoma Pigmentasi Pengendapan abnormal pigmen di bilik mata depan – terutama di anyaman trabekular => mengganggu aliran keluar aqueous => defek transiluminasi iris

Temuan klinis berupa Krukenberg’s spindle pada endotel kornea. Nyeri. Penurunan lapang pandang setelah olahraga atau saat pupil berdilatasi. Degenerasi serabut saraf optik (miopia) secara progresif.

Page 8: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

Krukenberg’s spindle

Page 9: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

2. Glaukoma Pseudoeksfoliasi

Endapan-endapan bahan berserat warna putih di permukaan anterior lensa, processus ciliares, zonula, permukaan posterior iris, melayang bebas di bilik mata depan, dan di anyaman trabekular (bersama dengan peningkatan pigmentasi), serta konjungtiva.

Page 10: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

3. Glaukoma Akibat Kelainan Lensa

Dislokasi Lensa

Intumesensi Lensa

Glaukoma Fakolitik

Page 11: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

4. Glaukoma Akibat Kelainan Traktus Uvealis

Uveitis Tumor Pembengkakan Corpus Ciliare

5. Sindroma Iridokonea Endotel (ICE)

6. Glaukoma Akibat Trauma

Page 12: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

7. Glaukoma Setelah Tindakan Bedah Okular

Glaukoma Sumbatan Siliaris (Glaukoma Maligna)

Sinekia Anterior Perifer

8. Glaukoma Neovaskular

9. Glaukoma Akibat Peningkatan Tekanan Vena Episklera

10. Glaukoma Akibat Steroid

Page 13: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

DIAGNOSIS

1. Anamnesis gangguan penglihatan, mata sakit, mata merah Riwayat trauma, operasimata,

penyakit retina, pemakaian obat, steroid, penyakit sistemik seperti kelainan kardiovaskular, penyakit endokrin, DM, kelainan tekanan darah

Page 14: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

DIAGNOSIS

2. Pemeriksaan Penunjang Biomikroskopi Pemeriksaan Tajam Penglihatan Tonometri Funduskopi Perimetri Gonioskopi Tonografi Tes Provokasi

Page 15: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

PENATALAKSANAAN

1. Medikamentosa a. Supresi pembentukan humor

aqueous Penghambat adrenergic beta Apraklonidin Inhibitor karbonat anhidrase

sistemik-asetazolamid

Page 16: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

PENATALAKSANAAN

b. Fasilitasi aliran keluar humor aqueous Kolinergik/ Parasimpatomimetik Antikolinesterase ireversibel Epinefrin 0,25-2% Dipivefrin

c. Penurunan volume korpus vitreum Obat-obat hiperosmotik Gliserin (gliserol) oral

d. Miotik, midriatik, dan sikloplegik

Page 17: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

PENATALAKSANAAN

2. Operasi Iridektomi dan iridotomi perifer Trabekuloplasti laser Bedah drainase glaukoma Tindakan siklodestruktif

Page 18: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

PROGNOSIS

Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat menyebabkan kebutaan total

Antiglaukoma dapat menekan tekanan intra okular, prognosis akan baik

Proses penyakit terdeteksi secara dini, dapat ditangani dgn baik secara medis

Page 19: 71691135 Glaukoma Sekunder Mei

DAFTAR PUSTAKA

Boyd, B. F., Luntz, M. 2002. Innovations In The Glaucomas Etiology, Diagnosis, and Management. New York. Highlights of Ophthalmology International.

James, B., Benjamin, L. 2003. Ophthalmology Investigation and Examination Techniques. United Kingdom. Butterworth Heinemann Elsevier.

Lang, G. K. 2006. Glaucoma dalam Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas 2nd Edition. Stuttgart-New York. Thieme.

Lee, D. A. 1999. Clinical Guide to Comprehensive Ophtalmology. NewYork. Stuggart.

Salmon, Jhon F. 2010. Glaukoma dalam Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta. EGC.

Schuman, J. S., Christopoulos, V., Dhaliwal, D. K., Kahook, M. Y., et all. 2008. Rapid Diagnoses in Ophthalmology Lens and Glaucoma. Philadelphia. Mosby Elsevier.

Setiawan, A. 2010. Glukoma. http://fkuii.org. Diakses pada 23 Oktober 2011.

Sidarta, I. 2001. Glaukoma (Tekanan Bola Mata Tinggi) Edisi ke-2. Jakarta. FKUI.

Supiandi, S. 1986. Cara Pemeriksaan dan Jenis Glaukoma. Jakarta. FKUI.