22

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ajeng Nurbaiti Ulfah 0903677

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
Page 2: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

AJENG NURBAITI ULFAH

0903677

Interes Matematika

Page 3: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Anita Lie (Isjoni, 2011:16) cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan peserta didik lain dalam tugas-tugas yang terstruktur dan dalam situasi ini guru bertindak sebagai fasilitator.

Page 4: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Unsur-unsur Model Pembelajaran KooperatifRoger dan David Johnson (Lie, 2010:31)

1. Saling ketergantungan positif, unsur ini menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua

pertanggungjawaban kelompok.

2. Tanggung jawab Individual, pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan

kelompok.

3. Tatap muka, kegiatan interaksi ini akan memberikan para peserta didik untuk membentuk sinerja yang

menguntungkan semua anggota.

4. Komunikasi Antaranggota, unsur ini menghendaki agar para peserta didik dibekali dengan berbagai keterampilan

berkomunukasi.

5. Evaluasi Proses Kelompok

Page 5: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF(SUPRIJONO, 2009:55)

Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.

Fase kedua, guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik

Fase ketiga, kekacauan bisa terjadi pada fase ini, oleh sebab itu transisi pembelajaran dari kelompok-kelompok belajar harus diorkestrasi dengan cermat. Di fase ini guru harus menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerja sama di dalam kelompok.

Fase keempat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Guru harus memberikan berupa arahan dan petunjuk pada peserta didik.

Fase kelima, guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran.

Fase keenam, guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik.

Page 6: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF

SLAVIN, 1995 (ISJONI 2009:21)

Penghargaan kelompok, cooperative learning menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok

Pertanggungjawaban Individu, keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. pertanggunjawaban tersebut menitikberatkan pada aktifitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar.

Kesempatan yang sama untuk mecapai keberhasilan, cooperative learning menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh peserta didik dari yang terdahulu

Page 7: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Page 8: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Menurut Anita Lie (2010:55) teknik mengajar mencari pasangan (Make a

Match) dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep

atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk

semua tingkatan usia anak didik.

Page 9: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

TUJUAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

1.Pendalaman materi

2. Menggali materi

1.3. Untuk selingan

Page 10: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Pendalaman materi

Pengembang model tipe Make a Match pada mulanya merancang metode ini untuk pendalaman materi. peserta didik melatih penguasaan materi dengan cara memasangkan antara pertanyaan dengan jawaban

Page 11: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Menggali materi

Untuk menggali materi, guru tidak

perlu membekali pesera didik

dengan materi, karena peserta didik

akan menbekali dirinya sendiri.

Page 12: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Untuk selingan

Metode Make a Match juga dapat dipakai

sebagai metode selingan. Apabila selingan

yang menjadi tujuan, maka guru cukup

melakukannya sesekali saja. Teknik yang

harus dipakai sama dengan teknik mencari

pasangan untuk mendalami materi

Page 13: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

LANGKAH-LANGKAH *KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH*

Lie, (2008, Ramadhan’s:2008), langkah-langkah penerapan metode Make a Matchsebagai berikut :

Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian), satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

Setiap peserta didik mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.

Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

Setiap peserta didik mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama bilangan romawi X akan berpasangan dengan angka 10.

next

Page 14: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Dua atau tiga peserta didik lain yang memegang kartu yang cocok. Misalnya pemegang kartu 3+9 akan membentuk kelompok dengan pemegang kartu 3x4 dan 6x2. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

Jika peserta didik tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

Page 15: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

*Kelebihan dan Kekurangan *

Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match

Page 16: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, baik secara kognitif maupun fisik;

karena ada unsur permainan, model pembelajaran ini menyenangkan;

meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari;

dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik;

efektif sebagai sarana melatih keberanian peserta didik untuk tampil presentasi;

KELEBIHAN

Page 17: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan

waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai peserta didik terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.

guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

KEKURANGAN

Page 18: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

IMPLEMENTASI KOOPERATIF MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA.

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

1. Tahap pendahuluan

2. Kegiatan Inti3. Penutup

3. Penilaian

Page 19: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Setiap pembelajaran aktif atau inovatif membutuhkan persiapan, tidak terkecuali metode Make a Match. Sebelum menerapkannya di kelas, guru perlu menyiapkan hal-hal di bawah ini (dalam Apriani:2011) : Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP)

Perencanaan RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pokok, model pembelajaran, skenario/langkah-langkah pembelajaran,

media/sumber belajar, dan sistem penilaian. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai

dengan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match Mempersiapkan sumber pelajaran, alat peraga, media

pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran (kartu soal dan kartu jawaban).

1. Perencanaan

Page 20: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Tahap pendahuluan2. Kegiatan Inti3. Penutup

2. PELAKSANAAN

Page 21: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Adapun penilaian pada pembelajaran kooperatif tipe Make a Match:

Penilaian proses belajar, meliputi kerjasama dalam kelompok, keaktifan bertanya, antusias mengikuti pembelajaran dan kedisiplinan dalam diskusi kelompok.

Penilaian hasil belajar, berupa tes tertulis.

3. PENILAIAN

Page 22: PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

KESIMPULAN

Dalam Pembelajaran Kooperatif siswa dilatih untuk mampu bekerjasama dalam meningkatkan kualitas belajar dirinya dan hasil belajar yang memuaskan. Hasil belajar bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok belajar.

Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match adalah suatu teknik guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas dengan cara siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Selain itu, suasana positif yang dapat diperoleh dari Model pembelajaran kooperatif Make a Match bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyukai pelajaran dan guru. Dalam kegiatan-kegiatan menyenangkan, siswa akan merasa lebih termotivasi untuk belajar dan berpikir.