Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 7
Salatiga MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA
JURNAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 SALATIGA
Sidrotul Khasanah (202009117)
Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga,
Indonesia.
e_mail:
[email protected]
Abstract
Problems in this study were students think that mathematics is
difficult and
scary, so make students lazy and less active in following the
teaching and learning
process. In order to improve the perception of students toward
mathematics,
mathematics learning should appeal to students one using
cooperative learning model
Make A Match. The purpose to determine the effectiveness of
cooperative learning
model Make A Match on learning outcomes math class VII student of
SMP Negeri 7
Salatiga. Types of research used in this study is
quasi-experimental.
Data analysis using the t test, t is the value of the results
obtained with
significance 0.047 <0.05. In addition, the results showed that
the learning outcomes of
students who are taught with cooperative learning model Make A
Match is higher than
with conventional learning models. This case, the average is 71.34
and 79.75.
Difference in learning outcomes indicated by N Gain between
students taught with
cooperative learning model Make A Match with conventional learning
models. This,
indicated by N Gain of 0.46 to 0.23 with the medium category and
the low category. It
can be concluded that cooperative learning model Make A Match
effective mathematics
learning outcomes.
A. PENDAHULUAN
kebiasaan dan sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi
lebih
baik. Tujuan pendidikan nasional yaitu menciptakan seseorang
yang
berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas
untuk
mencapai cita-cita yang di harapkan.
2
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup.
Keberhasilan belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan
siswa itu
sendiri, melainkan berasal dari lingkungannya. Selain itu,
dipengaruhi oleh
kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Ketepatan
seorang
guru dalam menggunakan model pembelajaran juga dapat
membangkitkan
semangat belajar siswa terhadap materi pelajaran, sehingga
berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Siswa akan lebih mudah menerima
materi yang
disampaikan oleh guru apabila model pembelajaran yang digunakan
tepat
sehingga siswa dapat ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar,
memudahkan
siswa untuk memahami materi pelajaran, dan mempengaruhi hasil
belajar.
Proses belajar mengajar matematika, guru tidak hanya dituntut
menguasai
materi, akan tetapi dalam proses belajar mengajar guru diharapkan
dapat
menggunakan beberapa model pembelajaran. Hal ini bertujuan agar
siswa tidak
mudah bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, sehingga
hasil
belajar siswa dapat meningkat.
Hasil belajar matematika pada siswa SMP Negeri 7 Salatiga
khususnya
siswa kelas 7 tergolong rendah. Hal tersebut terlihat dari
persentase hasil
belajar siswa yaitu 14,81% yang lebih dari 70 dan 85,19% yang
kurang dari 70
dengan rata-rata 62 sedangkan KKM yang ditentukan oleh sekolah
adalah 70.
Berdasarkan observasi di SMP Negeri 7 Salatiga pada mata
pelajaran
matematika pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru
adalah
pendekatan pembelajaran konvensional (ceramah) dan pemberian
tugas.
Penggunaan pendekatan pembelajaran konvensional mengakibatkan
proses
belajar mengajar tidak menarik bagi siswa, siswa cenderung pasif
dalam proses
belajar mengajar dan siswa suka mengelompok. Siswa juga
beranggapan
bahwa pelajaran matematika itu menakutkan dan membosankan.
Akibatnya
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru
dituntut untuk
mempunyai inovasi dalam menggunakan model pembelajaran yang
sesuai
harapan, sehingga kesulitan tersebut dapat teratasi.
Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakannya penelitian
tentang
“Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Terhadap
3
keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
dalam
meningkatkan hasil belajar untuk mata pelajaran matematika yang
akan
diajarkan di kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas
adapun
rumusan masalah yang ada adalah adakah Apakah model
pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match efektif terhadap hasil belajar
matematika siswa
kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui
efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7
Salatiga.
B. KAJIAN TEORITIS
1. Deskripsi Teori
a. Hasil Belajar
yang biasanya disebut tes hasil belajar, sedangkan hasil belajar
matematika
yang dikemukakan oleh Hudoyo (1990: 139) dalam Zainal adalah
tingkat
keberhasilan atau penguasaan seorang siswa terhadap bidang
studi
matematika setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat
pada
nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya. Dimyati dan
Mudjiono
(2009: 3), menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu
interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar merupakan
berakhirnya
proses belajar dan diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar.
b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match atau mencari
pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994.
Model
4
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match atau mencari pasangan
(Isjoni,
2011: 112) adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara
mencari
pasangan soal atau jawaban yang tepat dan siswa yang sudah
menemukan
pasangannya sebelum batas waktu akan diberi poin.
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match
(Isjoni : 2011) adalah guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa
konsep
atau topik yang cocok untuk sesi review; setiap siswa mendapatkan
satu
buah kartu yang berisi soal atau jawaban; setiap siswa mencari
pasangan
yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya; siswa bisa
juga
bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang
berhubungan; setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum
batas
waktu, maka akan diberi hadiah atau poin; penutup.
2. Hipotesis
digunakan adalah ada efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe
Make A
Match terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri
7
Salatiga.
tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar
yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Rancangan eksperimen yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group
Design.
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas VII SMP
Negeri 7
Salatiga semester II tahun ajaran 2012/2013 yang terbagi menjadi
delapan kelas
dengan jumlah siswa 236 0rang. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian
ini adalah Cluster Sampling. Pengambilan kelas yang akan digunakan
sebagai
sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi
yang telah
ditetapkan. Berdasarkan populasi SMP Negeri 7 Salatiga, sampel yang
digunakan
hanya 2 kelas yaitu kelas VII G dan VII H SMP Negeri 7 Salatiga
tahun ajaran
5
2012/2013. Jumlah siswa kelas VII G terdapat 27 siswa dan VII H
terdapat 27
siswa. Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 54 siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan
ganda. Soal
pretest setelah selesai disusun, kemudian diuji cobakan kepada
siswa diluar kelas
kontrol dan kelas eksperimen yaitu kelas VII G dan VII H SMP Negeri
7 Salatiga
Semester Genap Tahun ajaran 2012/2013. Data hasil penelitian yang
terdapat dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif. Hasil uji coba yang
diperoleh kemudian
dianalisis, yaitu meliputi uji validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya beda.
Analisis ini digunakan untuk menentukan instrumen yang akan
digunakan dalam
penelitian.
Data hasil penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah
data
kuantitatif. Teknik analisis data menggunakan uji prasyarat yaitu
uji normalitas dan
homogenitas. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil
belajar
menggunakan uji t (independent sampel t-test) dengan bantuan SPSS
16.00 for
windows. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
H0: : tidak ada efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make
A
Match dalam peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas
VII
SMP Negeri 7 Salatiga.
H1: : ada efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match
dalam peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII
SMP
Negeri 7 Salatiga.
D. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dapat diketahui dengan cara menganalisis data yang
telah
diperoleh selama penelitian. Data yang diperoleh berupa hasil
pretest dan posttes
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
1. Hasil Pretest
Penelitian pada tahap awal ini, diperoleh data dari uji pretest.
Uji pretest
diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol guna
mempeloleh
data awal. Pretest dilakukan untuk mengetahui keadaan awal siswa
antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji pretest pada
kelompok
eksperimen dan kelompk kontrol dilaksanakan pada tanggal 1 Maret
2013.
6
Hasil uji pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
dilihat
pada Tabel 1.
dan Kelompok Kontrol
No Kelompok Rata-rata
1 Eksperimen 62,47
2 Kontrol 62,94
eksperimen diperoleh sebesar 62,47 dan untuk kelompok kontrol
sebesar 62,94.
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui normal atau
tidaknya
sebaran data yang akan dianalisis. Berdasarkan uji normalitas
terlihat bahwa
data baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki
nilai
signifikansi lebih besar dari nilai yaitu diperoleh 0,144
untuk
kelompok eksperimen dan 0,087 untuk kelompok kontrol. Maka
dapat
disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi
normal.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen atau
tidaknya
sebaran data yang akan dianalisis. Berdasarkan uji homogenitas
diketahui
bahwa taraf signifikansi lebih dari tingkat alpha yang ditetapkan
yaitu 0,549 >
0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data tersebut
homogen.
Tahap uji kesamaan dua rata-rata pretest ini digunakan untuk
melihat
apakah kedua kelompok berbeda atau tidak. Uji t ini menggunakan
Uji
Independent t-test diperoleh nilai F hitung sebesar 0,364 dengan
probabilitas
0,549 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi
memiliki
variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. Dengan
demikian
uji t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed.
Berdasarkan
Tabel 17 terlihat bahwa nilai t adalah -0,132 dengan sig. 0,895
> 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tidak
terdapat perbedaan rata-rata.
2. Hasil Posttest
Penelitian pada tahap akhir ini, diperoleh data dari uji posttest.
Uji
posttest diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
guna
mempeloleh data akhir. Posttest dilakukan untuk mengeahui keadaan
akhir
siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji Posttest
pada
kelompok eksperimen dan kelompk kontrol dilaksanakan pada tanggal
20
Maret 2012.
Tabel 2
dan Kelompok Kontrol
No Kelompok Rata-rata
1 Eksperimen 79,75
2 Kontrol 71,34
perlakuan dalam pembelajaran. Kelompok eksperimen memperoleh
rata-rata
sebesar 79,78, sedangkan untuk kelompok kontol hanya 71,34.
Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan terlihat bahwa
kedua
kelompok memiliki nilai signifikansi lebih besar dari nilai
yaitu diperoleh nilai signifikansi yang sama untuk kedua kelompok
yaitu 0,200.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data populasi
kedua
kelompok berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji
homogenitas.
Berdasarkan uji homogenitas diketahui bahwa taraf signifikansi >
tingkat alpha
yang ditetapkan yaitu 0,562 > 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan
bahwa data tersebut homogen. Pengambilan keputusan dan
penarikan
kesimpulan terhadap uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
teknik
analisis data yaitu uji t. Jenis data yang akan diuji adalah data
hasil belajar
matematika. Uji t ini digunakan untuk melihat perbedaan dua rerata
yang
berupa data interval atau rasio. Hasil uji t dapat dilihat pada
Tabel 3.
8
Difference
Low
Up
.225
.637
2.035
52
.047
.81593
.01144
1.62041
2.035
51.985
.047
.81593
.01143
1.62042
Berdasarkan pada Tabel 3 dapat dilihat nilai F hitung sebesar
0,225
dengan probabilitas 0,637 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua
populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua
kelas
homogen. Dengan demikian uji t-test harus menggunakan asumsi
equal
variance assumed. Berdasarkan Tabel 23 terlihat bahwa nilai t
adalah
2,035 dengan sig. 0,047 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan model
pembelajaran
konvensional.
N gain digunakan untuk mengetahui selisih hasil belajar
matematika
siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji N Gain
dapat
dilihat pada Tabel 4.
No Kelas Rata – rata Gain
Pretest Posttest
9
kelompok kontrol. Berdasarkan rata-rata pretest dan posttest,
selanjutnya
dilakukan uji N Gain untuk melihat selisih hasil belajar. Hasil uji
N Gain dapat
dilihat pada Tabel 5.
dan Kelompok Kontrol
1 Eksperimen 0,46 Sedang
2 Kontrol 0,23 Rendah
Hasil analisis data uji N Gain diperoleh nilai N Gain untuk
kelompok
eksperimen sebesar 0,46 (sedang), sedangkan untuk kelompok kontrol
sebesar
0,23 (rendah).
Masalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah apakah
model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif terhadap hasil
belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga. Hasil dari
penelitian
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Mach
efektif
terhadap hasil belajar matematika siswa.
Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa, diketahui bahwa
terdapat
perbedaan efektivitas antara model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match dan
model pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
sig. pada uji t
sebesar 0,047 < 0,05, artinya ada perbedaan rerata antara 2
sampel yang
dibandingkan. Perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dengan model
pembelajaran
konvensional yaitu 79,75 dan 71,34. Ini berarti rata-rata hasil
belajar model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih tinggi dibanding
dengan model
pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari uji N Gain yaitu
diperoleh selisih
hasil belajar sebesar 0,46 dengan kategori sedang dan 0,23 dengan
kategori rendah.
Hasil ini didukung dengan kondisi awal yang sama atau kedua kelas
yang diteliti
10
memiliki kemampuan yang hampir sama (homogen). Ini menunjukkan
bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif terhadap
hasil belajar
matematika siswa kelas 7 SMP Negeri 7 Salatiga.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Astika, dan Ayu
(2012) tentang Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make
A Match
Terhadap Hasil Belajar Siswa. Penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih efektif
meningkatkan hasil
belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional.
Peneliti melihat bahwa selama proses pembelajaran matematika
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match membuat
siswa
mudah memahami materi himpunan dibandingkan kelas yang diajar
menggunakan
model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran kooperatif tipe
Make A
Match, menjadikan siswa aktif, dan mudah memahami materi. Berikut
foto yang
menunjukkan siswa aktif dalam pembelajaran pada Gambar 4.7.
Berbeda dengan model pembelajaran konvensional, guru
menyampaikan
materi dan memberikan comtoh soal. Setelah itu siswa disuruh
mengerjakan latihan
soal sesuai dengan contoh soal yang diberikan oleh guru. Perbedaan
hasil belajar
disebabkan adanya model pembelajaran yang mendorong siswa aktif,
mengalami
secara langsung, dan kecepatan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match juga
mengajarkan siswa
arti tanggung jawab, dan percaya diri. Berbeda dengan kelas yang
diajar dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional, yang berperan
dalam
pembelajaran guru bukan siswa. Guru yang menjadi pelaku utama dalam
proses
pembelajaran. Sehingga siswa kurang mampu mengungkapkan
pendapatnya.
Berdasarkan pembahasan tersebut, menunjukkan bahwa model
pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match efektif terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas
VII SMP Negeri 7 Salatiga.
F. KESIMPULAN
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match efektif dalam meningkatan
hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga. Hal ini
ditunjukkan
11
oleh adanya perbedaan hasil belajar yaitu dilihat dari uji t. Hasil
uji t diperoleh nilai
t sebesar 2,035 dengan signifikan 0,047 < 0,05. Selain itu,
hasil penelitian
menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match
lebih baik
dari model pembelajaran konvensional yang ditunjukkan dengan
rata-rata hasil
belajar yaitu 79,75 dan 71,34. Selisih hasil belajar ditunjukkan
dengan N Gain
antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match
dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.
Uji N Gain
diperoleh sebesar 0,46 dengan kategori sedang dan 0,23 dengan
kategori rendah.
Sehingga diperoleh bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match
efektif terhadap hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 7
Salatiga.
DAFTAR PUSTAKA
Terbuka.
Arikunto, S. 2002. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT
RINEKA
CIPTA.
senin, 29 April 2013.
Hermawan, B. 2011. Efektivitas Metode Cooperrative Learning Tipe
Make A Match
Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Materi
Globalisasi Di Kelas IV SD Negeri Kaligangsa Kulon 01. Skripsi.
Semarang:
UNNES. Diunduh: 26 Januari 2013.
Huda, M. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Isjon. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antar
Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mahmud. 2012. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda.
http://mahmud09-
kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-
Nurgiyantoro, B., dkk. 2009. Statistika Terapan. Yogyakarta: Gajah
Mada University
Press.
-----------. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
-----------. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& B. Bandung:
Alfabeta.
Syafaruddin, dan Irwan. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: PT.
Jakarta Press.
Warsita, B. 2008. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Zainal, M.
www.MasBied.com/2012/02/21/pengertian-hasil-belajar-menurut-para-ahli.