Download pdf - 83936010 Tumor Payudara

Transcript
Page 1: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. PENDAHULUAN

Mayoritas dari lesi yang terjadi pada mammae adalah benigna. Hampir

40% dari pasien yang mengunjungi poliklinik dengan keluhan pada mammae

mempunyai lesi jinak. Perhatian yang lebih sering diberikan pada lesi maligna

karena kanker payudara merupakan lesi maligna yang paling sering terjadi pada

wanita di negara barat walaupun sebenarnya insidens lesi benigna payudara

adalah lebih tinggi berbanding lesi maligna. Penggunaan mammografi, Ultrasound

, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan juga biopsi payudara dapat membantu

dalam menegakkan diagnosis lesi benigna pada mayoritas dari pasien. Mayoritas

dari lesi benigna tidak terkait dengan pertambahan risiko untuk menjadi kanker,

maka prosedur bedah yang tidak diperlukan harus dihindari. Pada masa lalu,

kebanyakkan dari lesi benigna ini dieksisi dan hasilnya terdapat peningkatan dari

jumlah pembedahan yang tidak diperlukan. Faktor utama adalah karena

pandangan dari wanita itu sendiri bahwa lesi ini adalah sebuah keganasan. Oleh

karena itu, penting bagi ahli patologi, ahli radiologi dan ahli onkologi untuk

mendeteksi lesi benigna dan membedakannya dengan kanker payudara in situ dan

invasif serta mencari faktor risiko terjadinya kanker supaya penatalaksanaan yang

sesuai dapat diberikan kepada pasien. Menurut kepustakaan dikatakan bahwa

penyebab tersering massa pada mammae adalah kista, Fibroadenoma mammae

dan karsinoma. Kista dan Fibroadenoma mammae terbentuk di dalam lobus

manakala karsinoma pula terbentuk di duktus terminalis. Keluhan lain yang sering

timbul adalah nipple discharge dan menurut kepustakaan dikatakan penyebab

tersering dari gejala ini adalah papilloma dan duct estasia.

Page 2: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFENISI

Tumor atau neoplasma secara umum di artikan sebagai benjolan atau

pembengkakan yang disebabkan pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh.

Pertumbuhan tumor dapat bersifat ganas (malignan) atau jinak (benign).

Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang disebabkan pertumbuhan sel

abnormal yang dapat terjadi pada payudara.

2.1.a. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu ke-enam

masa embrio, yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang disebut

garis susu yang terbentang dari aksila sampai ke regio inguinal. Dua pertiga dari

garis tersebut segera menghilang dan tinggal bagian dada saja yang berkembang

menjadi cikal bakal payudara. Beberapa hari setelah lahir, pada bayi, dapat terjadi

Page 3: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 3

pembesaran payudara unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi cairan keruh.

Keadaan yang disebut mastitis neonatorum ini disebabkan oleh berkembangnya

sistem duktus dan tumbuhnya asinus serta vaskularisasi pada stroma yang

dirangsang secara tidak langsung oleh tingginya kadar estrogen ibu di dalam

sirkulasi darah bayi. Setelah lahir kadar hormon ini menurun, dan ini merangsang

hipofisis untuk memproduksi prolaktin. Prolaktin inilah yang menimbulkan

perubahan payudara. Kelenjar susu yang bentuknya bulat ini merupakan kelenjar

kulit atau apendiks kulit yang terletak di fascia pektoralis. Pada bagian lateral

atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksila, disebut

penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20

lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mamma,

yang disebut duktus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan fascia pektoralis, juga

diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara

lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi

rangka untuk payudara.

2.1.b. VASKULARISASI

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior

dari a.mammaria interna, a.torakalis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa

a.interkostalis. Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis

dan n.interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik.

Penyaluran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke

kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula

penyaluran yang ke kelenjar interpektoralis. Di aksila terdapat rata-rata 50

(berkisar dari 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang

arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke

kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam,

yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal

bagian kaudal dalam di supraklavikuler. Jalur limfe lainnya berasal dari daerah

sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria

Page 4: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 4

interna, juga menuju ke aksila kontralateral, ke m.rectus abdominis lewat

ligamentum falsifarum hepatis ke hati, ke pleura, dan ke payudara kontralateral.

2.1.c. FISIOLOGI

Perkembangan payudara dan fungsinya dipengaruhi oleh Bermacam

stimulus, diantaranya stimulus dari estrogen, progesteron, prolaktin, oksitosin,

hormon tiroid, kortisol dan growth hormon. Terutama estrogen, progesteron, dan

prolakltin telah dibuktikan memiliki efek tropik yang esensial dalam

perkembangan dan fungsi payudara normal. Estrogen mempengaruhi

perkembangan duktus, sedangkan progesteron berperandalam perubahan

perkembangan epitel dan lobular. Prolaktin adalah hormon primer yang

menstimulus laktogenesis pada akhir kehamilan dan pada periode postpartum.

Prolaktin meningkatkan regulasi reseptor hormon dan menstimulasi

perkembangan epitel.

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon.

Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa

fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh

estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise,

telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua

adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan

menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi

berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang

tidak nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara

menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak

mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna

karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya

berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan,

payudara menjadi besar karena epitel duktus lobularis dan duktus alveolus

berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Page 5: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 5

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi.

Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan

melalui duktus ke puting susu.

2.2. JENIS-JENIS TUMOR JINAK PAYUDARA

a. Fibroadenoma Mammae

Fibroadenoma adalah lesi yang sering terjadi pada mammae. Setelah

menopause, tumor tersebut tidak lagi ditemukan. Fibroadenoma sering membesar

mencapai ukuran 1 atau 2 cm. Kadang fibroadenoma tumbuh multiple (lebih 5 lesi

pada satu mammae), tetapi sangat jarang. Pada masa adolesens, fibroadenoma

tumbuh dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selama

kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat ransangan estrogen

meningkat. Nodul Fibroadenoma sering soliter, mudah digerakkan dengan

diameter 1 hingga 10 cm. Jarang terjadinya tumor yang multiple dan diameternya

melebihi 10 cm (giantfibroadenoma).

Page 6: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 6

INSIDENS : Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat

pada wanita muda berusia 15-25 tahun. fibroadenoma terjadi secara asimptomatik

pada 25% wanita.

ETIOPATOGENESIS : Etiologi dari fibroadenoma masih belum diketahui pasti

tetapi dikatakan bahwa hipersensitivitas terhadap estrogen pada lobul dianggap

menjadi penyebabnya. Usia menarche, usia menopause dan terapi hormonal

termasuklah kontrasepsi oral tidak merubah risiko terjadinya lesi ini. Faktor

genetik juga dikatakan tidak berpengaruh tetapi adanya riwayat keluarga (first-

degree) dengan karsinoma mammae dikatakan meningkatkan risiko terjadinya

penyakit ini. Fibroadenoma mammae dianggap mewakili sekelompok lobus

hiperplastik dari mammae yang dikenal sebagai “kelainan dari pertumbuhan

normal dan involusi”. Fibroadenoma sering terbentuk sewaktu menarche (15-25

tahun), waktu dimana struktur lobul ditambahkan ke dalam sistem duktus pada

mammae. Lobul hiperplastik sering terjadi pada waktu ini dan dianggap

merupakan bagian dari perkembangan mammae.

GAMBARAN KLINIS : Biasanya wanita muda menyadari terdapatnya benjolan pada

payudara ketika sedang mandi atau berpakaian. Kebanyakan benjolan berdiameter 2-3

cm, namun FAM dapat tumbuh dengan ukuran yang lebih besar (giant fibroadenoma).

Page 7: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 7

Pada pemeriksaan, benjolan FAM kenyal dan halus. Benjolan tersebut tidak

menimbulkan reaksi radang (merah, nyeri, panas), mobile (dapat digerakkan) dan tidak

menyebabkan pengerutan kulit payudara ataupun retraksi puting (puting masuk).

Benjolan tersebut berlobus-lobus. Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya

sehingga mudah untuk digerakkan dan Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh

multipel. Mayoritas tumor ini terdapat pada kuadran lateral superior dari mammae.

Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, namun kadang nyeri jika ditekan.

DIAGNOSIS : Diagnosa bisa ditegakkan melalui pemeriksaan fisik walaupun

dianjurkan juga untuk dilakukan aspirasi sitologi. Fine-needle aspiration (FNA)

sitologi merupakan metode diagnosa yang akurat. Diagnosa fibroadenoma bisa

ditegakkan melalui gambaran klinik pada pasien usia muda dan karena itu,

mammografi tidak rutin dikerjakan. Fibroadenoma dapat dengan mudah didiagnosa

melalui Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) atau biopsi jarum dengan diameter yang

lebih besar (core needle biopsi).

GAMBARAN HISTOPATOLOGIS : Menunjukkan stroma fibroblastik longgar

yang terdiri dari ruang seperti saluran (ductlike) dilapisi epithelium yang terdiri

dari berbagai ukuran dan bentuk. Ductlike atau ruang glandular ini dilapisi dengan

lapisan sel tunggal atau multiple yang regular dan berbatas tegas serta membran

basalis yang intak

Page 8: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 8

PENATALAKSANAAN : Pada fibroadenoma dilakukan eksisi dibawah

pengaruh anestesi lokal atau general. Fibroadenoma residif setelah pengangkatan

jarang terjadi. Sekiranya berlaku rekurensi, terdapat beberapa faktor yang diduga

berpengaruh. Pertama, pembentukan dari trulymetachronous fibroadenoma.

Kedua, asal dari tumor tidak diangkat secara menyeluruh sewaktu operasi dan

mungkin karena presentasi dari tumor phyllodes yang tidak terdiagnosa

b. Kista Mammae

Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista

terbentuk dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Mikrokista terlalu kecil

untuk dapat diraba, Kista tidak dapat dibedakan dengan massa lain pada mammae

dengan mammografi atau pemeriksaan fisis dan ditemukan hanya bila jaringan

tersebut dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus berkembang akan terbentuk

makrokista. Makrokista ini dapat dengan mudah diraba dan diameternya dapat

mencapai 1 sampai 2 inchi.

INSIDENS : Dikatakan bahwa kista ditemukan pada 1/3 dari wanita berusia

antara 35 sampai 50 tahun. Secara klasik, kista dialami wanita perimenopausal

Page 9: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 9

antara usia 45 dan 52 tahun, walaupun terdapat juga insidens yang diluar batas

usia ini terutamanya pada individu yang menggunakan terapi pengganti hormon.

ETIOPATOGENESIS : Kista Mammae seperti fibroadenoma, kista mammae

merupakan suatu kelainan dari fisiologi normal lobular. Penyebab utama

terjadinya kelainan ini masih belum diketahui pasti walaupun terdapat bukti yang

mengaitkan pembentukan kista ini dengan hiperestrogenism akibat penggunaan

terapi pengganti hormon. Patogenesis dari kista mammae ini masih belum jelas.

Penelitian awal menyatakan bahwa kista mammae terjadi karena distensi duktus

atau involusi lobus. Sewaktu proses ini terjadi, lobus membentuk mikrokista yang

akan bergabung menjadi kista yang lebih besar; perubahan ini terjadi karena

adanya obstruksidari aliran lobus dan jaringan fibrous yang menggantikan stroma.

GAMBARAN KLINIS : Karekteristik kista mammae adalah licin dan teraba

kenyal pada palpasi. Kista ini dapat juga mobil namun tidak seperti fibroadenoma.

Gambaran klasik dari kista ini bisa menghilang jika kista terletak pada bagian

dalam mammae. Jaringan normal dari nodular mammae yang meliputi kista bisa

menyembunyikan gambaran klasik dari lesi yakni licin semasa dipalpasi. Selama

perkembangannya, pelebaran yang terjadi pada jaringan payudara menimbulkan

rasa nyeri. Benjolan bulat yang dapat digerakkan dan terutama nyeri bila disentuh,

mengarah pada kista.

DIAGNOSIS : Diagnosis kista mammae ditegakkan melalui pemeriksaan klinis

dan aspirasi sitologi. Jumlah cairan yang diaspirasi biasanya antara 6 atau 8 ml.

Cairan dari kista bisa berbeda warnanya, mulai dari kuning pudar sampai hitam,

kadang terlihat translusen dan bisa juga kelihatan tebal dan bengkak. Mammografi

Page 10: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 10

dan ultrasonografi juga membantu dalam penegakkan diagnosis

tetapi pemeriksaan ini tidak begitu penting bagi pasien yang simptomatik.

PENATALAKSANAAN : Eksisi merupakan tatalaksana bagi kista mammae.

Namun terapi ini sudah tidak dilakukan karena simple aspiration sudah memadai.

Setelah diaspirasi, kista akan menjadi lembek dan tidak teraba tetapi masih bisa

dideteksi dengan mammografi. Walaubagaimanapun, bukti klinis perlu bahwa

tidak terdapat massa setelah dilakukan aspirasi. Terdapat dua cardinal rules bagi

menunjukkan aspirasi kista berhasil yakni (1) massa menghilang secara

keseluruhan setelah diaspirasi dan (2) cairan yang diaspirasi tidak mengandungi

darah. Sekiranya kondisi ini tidak terpenuhi, ultrasonografi, needle biopsy dan

eksisi direkomendasikan. Terdapat dua indikasi untuk dilakukan eksisi pada kista.

Indikasi pertama adalah sekiranya cairan aspirasi mengandungi darah ( selagi

tidak disebabkan oleh trauma dari jarum ), kemungkinan terjadinya intrakistik

karsinoma yang sangat jarang ditemukan. Indikasi kedua adalah rekurensi dari

kista. Hal ini bisa terjadi karena aspirasi yang tidak adekuat dan terapi lanjut perlu

diberikan sebelum dilakukan eksisi.

c. Papilloma Intraduktus

Papilloma Intraduktus merupakan tumor benigna pada epithelium duktus

mammae dimana terjadinya hipertrofi pada epithelium dan mioepithelial. Tumor

ini bisa terjadi disepanjang sistem duktus dan predileksinya adalah pada ujung

dari sistem duktus yakni sinus lactiferous dan duktus terminalis.

INSIDENS : Papilloma Intraduktus soliter sering terjadi pada wanita

paramenopausal atau postmenopausal dengan insidens tertinggi pada dekade ke

enam.

Page 11: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 11

ETIOPATOGENESIS : Etiologi dan patogenesis dari penyakit ini masih belum

jelas. Dari kepustakaan dikatakan bahwa, Papilloma Intraduktus ini terkait dengan

proliferasi dari epitel fibrokistik yang hiperplasia.

GAMBARAN KLINIS : Hampir 90% dari papilloma intraduktus adalah dari tipe

soliter. Papilloma Intraduktus soliter sering timbul pada duktus laktiferus dan

hampir 70% dari pasien datang dengan nipple discharge yang serous dan

bercampur darah. Ada juga pasien yang datang dengan keluhan massa pada area

subareola walaupun massa ini lebih sering ditemukan pada pemeriksaan fisis.

Massa yang teraba sebenarnya adalah duktus yang berdilatasi.

GAMBARAN HISTOLOGI : Secara histologi, tumor ini terdiri dari papilla

multipel yang masing-masing terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi sel epitel

kuboidal atau silinder yang biasanya terdiri dari dua lapisan terluar epitel

menutupi lapisan mioepitel.

PENATALAKSANAAN : Umumnya, pasien diterapi secara konservatif dan

papilloma serta nipple discharge dapat menghilang secara spontan dalam waktu

beberapa minggu. Apabila hal ini tidak berlaku, eksisi lokal duktus yang terkait

bisa dilakukan. Eksisi duktus terminal merupakan prosedur bedah pilihan sebagai

penatalaksanan nipple discharge. Pada prosedur ini,digunakan anestesi lokal

dengan atau tanpa sedasi. Tujuannnya adalah untuk eksisi dari duktus yang terkait

dengan nipple discharge dengan pengangkatan jaringan sekitar seminimal

mungkin. Apabila lesi benigna ini dicurigai mengalami perubahan kearah

maligna, terapi yang diberikan adalah eksisi luas disertai radiasi.

Page 12: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 12

d. Kelainan Fibrokistik

Penyakit fibrokistik atau dikenal juga sebagai mammary displasia adalah

benjolan payudara yang sering dialami oleh sebagian besar wanita. Benjolan ini

harus dibedakan dengan keganasan. Kelainan fibrokistik pada payudara adalah

kondisi yang ditandai penambahan jaringan fibrous dan glandular.

INSIDENS : Penyakit fibrokistik pada umumnya terjadi pada wanita berusia 25-

50 tahun (>50%).

GAMBARAN KLINIS : Kelainan ini terdapat benjolan fibrokistik biasanya

multipel, keras, adanya kista, fibrosis, benjolan konsistensi lunak, terdapat

penebalan, dan rasa nyeri. Kista dapat membesar dan terasa sangat nyeri selama

periode menstruasi karena hubungannya dengan perubahan hormonal tiap

bulannya. Wanita dengan kelainan fibrokistik mengalami nyeri payudara siklik

berkaitan dengan adanya perubahan hormon estrogen dan progesteron. Biasanya

payudara teraba lebih keras dan benjolan pada payudara membesar sesaat sebelum

menstruasi. Gejala tersebut menghilang seminggu setelah menstruasi selesai.

Benjolan biasanya menghilang setelah wanita memasuki fase menopause.

Pembengkakan payudara biasanya berkurang setelah menstruasi berhenti.

DIAGNOSIS : Kelainan fibrokistik dapat diketahui dari pemeriksaan fisik,

mammogram, atau biopsi. Biopsi dilakukan terutama untuk menyingkirkan

kemungkinan diagnosis kanker. Perubahan fibrokistik biasanya ditemukan pada

kedua payudara baik di kuadran atas maupun bawah.

Evaluasi pada wanita dengan penyakit fibrokistik harus dilakukan dengan

seksama untuk membedakannya dengan keganasan. Apabila melalui pemeriksaan

fisik didapatkan benjolan difus (tidak memiliki batas jelas), terutama berada di

bagian atas-luar payudara tanpa ada benjolan yang dominan, maka diperlukan

pemeriksaan mammogram dan pemeriksaan ulangan setelah periode menstruasi

berikutnya. Apabila keluar cairan dari puting, baik bening, cair, atau kehijauan,

Page 13: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 13

sebaiknya diperiksakan tes hemoccult untuk pemeriksaan sel keganasan. Apabila

cairan yang keluar dari puting bukanlah darah dan berasal dari beberapa kelenjar,

maka kemungkinan benjolan tersebut jinak.

PENATALAKSANAAN : Medikamentosa simptomatis, operasi apabila

medikamentosa tidak menghilangkan keluhannya dan ditemukan pada usia

pertengahan sampai usia lanjut.

e. Tumor Filoides (Kistosarkoma filoides)

Tumor filodes atau dikenal dengan kistosarkoma filodes adalah tumor

fibroepitelial yang ditandai dengan hiperselular stroma dikombinasikan dengan

komponen epitel. Tumor filodes umum terjadi pada dekade 5 atau 6. Benjolan ini

jarang bilateral (terdapat pada kedua payudara), dan biasanya muncul sebagai

benjolan yang terisolasi dan sulit dibedakan dengan FAM. Ukuran bervariasi,

meskipun tumor filodes biasanya lebih besar dari FAM, mungkin karena

pertumbuhannya yang cepat. Tumor filoides merupakan suatu neoplasma jinak

yang bersifat menyusup secara lokal dan mungkin ganas (10-15%).

Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.

INSIDENS : Tumor ini terdapat pada semua usia, kebanyakan pada usia 45 tahun.

GAMBARAN KLINIS : Tumor filoides adalah tipe yang jarang dari tumor

payudara, yang hampir sama dengan fibroadenoma yaitu terdiri dari dua jaringan,

jaringan stroma dan glandular. Berbentuk bulat lonjong dengan permukaan

berbenjol-benjol, berbatas tegas dengan ukuran yang lebih besar dari

fibroadenoma. Benjolan ini jarang bilateral (terdapat pada kedua payudara), dan

biasanya muncul sebagai benjolan yang terisolasi dan sulit dibedakan dengan

FAM. Ukuran bervariasi, meskipun tumor filodes biasanya lebih besar dari FAM,

mungkin karena pertumbuhannya yang cepat.

Page 14: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 14

PENATALAKSANAAN : Tumor filoides jinak diterapi dengan cara melakukan

pengangkatan tumor disertai 2 cm (atau sekitar 1 inchi) jaringan payudara sekitar

yang normal. Sedangkan tumor filoides yang ganas dengan batas infiltratif

mungkin membutuhkan mastektomi (pengambilan jaringan payudara).

Mastektomi sebaiknya dihindari apabila memungkinkan. Apabila pemeriksaan

patologi memberikan hasil tumor filodes ganas, maka re-eksisi komplit dari

seluruh area harus dilakukan agar tidak ada sel keganasan yang tersisa.

f. Adenosis Sklerosis

Adenosis adalah temuan yang sering didapat pada wanita dengan kelainan

fibrokistik. Adenosis adalah pembesaran lobulus payudara, yang mencakup

kelenjar-kelenjar yang lebih banyak dari biasanya. Apabila pembesaran lobulus

saling berdekatan satu sama lain, maka kumpulan lobulus dengan adenosis ini

kemungkinan dapat diraba. Adenosis sklerotik adalah tipe khusus dari adenosis

dimana pembesaran lobulus disertai dengan parut seperti jaringan fibrous.

Banyak istilah lain yang digunakan untuk kondisi ini, diantaranya adenosis

agregasi, atau tumor adenosis. Sangat penting untuk digarisbawahi walaupun

merupakan tumor, namun kondisi ini termasuk jinak dan bukanlah kanker.

GAMBARAN KLINIS : Apabila adenosis dan adenosis sklerotik cukup luas

sehingga dapat diraba, dokter akan sulit membedakan tumor ini dengan kanker

melalui pemeriksaan fisik payudara. Perubahan histologis berupa proliferasi

(proliferasi duktus) dan involusi (stromal fibrosis, regresi epitel). Adenosis

sklerosis dengan karakteristik lobus payudara yang terdistorsi dan biasanya

muncul pada mikrokista multipel, tetapi biasanya muncul berupa massa yang

dapat terpalpasi. Kalsifikasi dapat terbentuk pada adenosis, adenosis sklerotik, dan

kanker, sehingga makin membingungkan diagnosis.

Page 15: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 15

PENATALAKSANAAN : Biopsi melalui aspirasi jarum halus biasanya dapat

menunjukkan apakah tumor ini jinak atau tidak. Namun dengan biopsi melalui

pembedahan dianjurkan untuk memastikan tidak terjadinya kanker.

g. Galaktokel

Galaktokel adalah kista berisi susu yang terjadi pada wanita yang sedang

hamil atau menyusui atau dengan kata lain merupakan dilatasi kistik suatu duktus

yang tersumbat yang terbentuk selama masa laktasi. Galaktokel merupakan lesi

benigna yang luar biasa pada payudara dan merupakan timbunan air susu yang

dilapisi oleh epitel kuboid. Seperti kista lainnya, galaktokel tidak bersifat seperti

kanker.

GAMBARAN KLINIS : Biasanya galaktokel tampak rata, Kista menimbulkan

benjolan yang nyeri dan mungkin pecah sehingga memicu reaksi peradangan lokal

serta dapat menyebabkan terbentuknya fokus indurasi persisten. Benjolan dapat

digerakkan, walaupun dapat juga keras dan susah digerakkan

DIAGNOSIS : Untuk menegakkan diagnosa dilakukan skrining sonografi, dimana

akan terlihat penyebaran dan kepadatan tumor tersebut.

PENATALAKSANAAN : Penatalaksanaan galaktokel dilakukan dengan aspirasi

jarum halus untuk mengeluarkan sekret susu. Pembedahan dilakukan jika kista

terlalu kentaldan sulit di aspirasi

Page 16: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 16

h. Mastitis

Mastitis adalah infeksi yang sering menyerang wanita yang sedang

menyusui atau pada wanita yang mengalami kerusakan atau keretakan pada kulit

sekitar puting.

ETIOPATOGENESIS : Kerusakan pada kulit sekitar puting tersebut akan

memudahkan bakteri dari permukaan kulit untuk memasuki duktus yang menjadi

tempat berkembangnya bakteri dan menarik sel-sel inflamasi. Sel-sel inflamasi

melepaskan substansi untuk melawan infeksi, namun juga menyebabkan

pembengkakan jaringan dan peningkatan aliran darah.

GAMBARAN KLINIS : Pada mastitis menyebabkan payudara menjadi merah,

nyeri, dan terasa hangat saat perabaan. Terkadang sukar dibedakan dengan

karsinoma, yaitu adanya massa berkonsistensi keras, bisa melekat ke kulit, dan

menimbulkan retraksi puting susu akibat fibrosis periduktal, dan bisa terdapat

pembesaran kelenjar getah bening aksila.

Page 17: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 17

PENATALAKSANAAN : Pada mastitis dengan kondisi ini diterapi dengan

antibiotik. Pada beberapa kasus, mastitis berkembang menjadi abses atau

kumpulan pus yang harus dikeluarkan melalui pembedahan.

i. Ductus Ectasia

Ektasia duktus merupakan lesi benigna yang ditandai adanya pelebaran

dan pengerasan dari duktus.

INSIDENS : Ektasia duktus adalah kondisi yang biasanya menyerang wanita usia

sekitar 40 sampai 50 tahun dan di anggap sebagai variasi normal proses payudara

wanita usia lanjut.

GAMBARAN KLINIS : Adanya massa berupa ductus yang membesar dicirikan

dengan sekresi puting yang berwarna hijau atau hitam pekat, dan lengket. Pada

puting serta daerah disekitarnya akan terasa sakit serta tampak kemerahan.

PENATALAKSANAAN : Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan

apapun, atau dapat membaik dengan melakukan pengkompresan dengan air

hangat dan obat-obat antibiotik. Apabila keluhan tidak membaik, duktus yang

abnormal dapat diangkat melalui pembedahan dengan cara insisi pada tepi areola.

j. Nekrosis Lemak

Nekrosis lemak terjadi bila jaringan payudara yang berlemak rusak, bisa

terjadi spontan atau akibat dari cedera yang mengenai payudara. Ketika tubuh

berusaha memperbaiki jaringan payudara yang rusak, daerah yang mengalami

kerusakan tergantikan menjadi jaringan parut.

Page 18: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 18

GAMBARAN KLINIS : Nekrosis lemak berupa massa keras yang sering agak

nyeri tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya tidak

rata.

DIAGNOSIS : Karena kebanyakan kanker payudara berkonsistensi keras, daerah

yang mengalami nekrosis lemak dengan jaringan parut sulit untuk dibedakan

dengan kanker jika hanya dari pemeriksaan fisik ataupun mammogram sekalipun.

GAMBARAN HISTOPATOLOGIS : Terdapat nekrosis jaringan lemak yang

kemudian menjadi fibrosis.

PENATALAKSANAAN : Dengan biopsi jarum atau dengan tindakan

pembedahan eksisi

Page 19: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 19

KESIMPULAN

1. Tumor jinak mamma ialah lesi jinak yang berasal dari dari parenkim,

stroma, areola dan papilla mammae.

2. Hampir semua etiologi tumor jinak payudara belum secara pasti. Namun,

berbagai penelitian beranggapan pengaruh hormonal merupakan pemicu

terjadinya tumor jinak payudara yang ada.

3. Jenis-jenis tumor jinak payudara antara lain :

a. Fibroadenoma mammae

b. Kista mammae

c. Papilloma intraduktus

d. Kelainan fibrokistik

e. Tumor filoides

f. Adenosis sklerosis

g. Galaktokel

h. Mastitis

i. Ductus ektasia

j. Nekrosis lemak

Page 20: 83936010 Tumor Payudara

Paper Tumor Jinak Pada Payudara 2012 Page 20

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta,

EGC, 2010, hal : 475-478.

2. Pierce A.G, Neil R.B, At a Glance Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta, Erlangga,

2007.

3. Staf pengajar bagian ilmu bedah FKUI, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah,

Jakarta, Penerbit FKUI, 2010, hal : 324-326; 333-334.

4. http:// emedicine.medscape.com/article/435779-overview

5. http://www.holoogic.com/benign-breast-tumors/