Tutorial Kasus Mati Forensik

8/9/2019 Tutorial Kasus Mati Forensik

1/34

TUTORIAL FORENSIK KASUS MATI“KECELAKAAN LALU LINTAS”

20 FEBRUARI 2015

ALHAN RAO

HIDRIS DAMANIK

OTTY M. OCTRIZA

KOMANG IDA W. R.

HIKMAH SORAYA

RICKA HARDI

ARIFI

KADEK DWI PUTRA M.


2/34

IDENTITAS JENAZAH

• Nama : Ny. I

• Umur : 41 Tahun

• Jenis kelamin : Perempuan

• Agama : Islam

• Alamat : Sleman

• No. V e R : 1!"#1$

Pelaksanaan otopsi pa%a hari &inggu' 1$ Januari "#1$

pukul 1".14 ( 1).1$ *I+


3/34

KRONOLOGISKecelakaan lalu liintas tunggal

15 Feb 2015

04.00

Jalan Palagan

Sepeda motor membentur pohon

taman kota

P

12.14!1".15

Penerimaan #ena$ah

15 Feb 2015

05.00

%SS dari polisi


4/34

KRONOLOGIS

Ny. I diduga telah mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal

yang terjadi pada hari Minggu tanggal 15 Februari 2015

sekitar jam 04.00 WI! di "l. #alagan tepatnya di depan

$alem %gung #alagan! $sn. Mudal! &ariharj' ! Ngaglik!

&leman! ('gyakarta se)aktu mengemudi &epeda m't'r

(amaha Mi' dengan N'. #'l* % +2,2 &- membentur p'h'n

taman k'ta yang berada di tepi jalan sebelah barat.


5/34

+erita A,ara Penerimaan Jena-ah

Surat pernyataan persetuuan

keluarga

/aporan me%is sementara

Surat Permintaan Penyi%ik

/em0ar isum et Repertum

Surat pengantar pemeriksaanla0oratorium

&e%ikolegal


6/34

KEADAAN JENAZAH


7/34

• Ti%ak 0erla0el

• Terletak %i mea otopsi' ti%ak %i0ungkus %engan kantong ena-ah' %itutup

%engan kain 0er2arna putih 0ermoti3 0atik merah.

• ain 0atik %i0uka' ter%apat ena-ah memakai aket 0er2arna merah ti%ak

0ermerk' ter%apat empat 0uah kantong kanan %an kiri' aket %i0uka

ena-ah memakai kaos 0er2arna putih 0er0ahan katun' 0erlengan

pen%ek' %an ter%apat tulisan 56yatt Regen,y 7ogyakarta8.

• aos %i0uka' ena-ah memakai +6 0er2arna krem' ena-ah memakai

korset 0er2arna ,okelat. Jena-ah memakai ,elana 2arna hitam 0er0ahan

eans %an menggunakan peniti se0agai pengait ,elana. 9elana %i0uka'

ena-ah memakai ,elana %alam 0er2arna krem 0er0ahan katun' ti%ak

0ermerk.

KEADAAN JENAZAH


8/34

SIKAP JENAZAH


9/34

•Jena-ah terlentang %engan muka mengha%ap ke kanan %epan.• /engan atas kanan terha%ap sum0u tu0uh mem0entuk su%utsem0ilan puluh %eraat. /engan atas kanan terha%ap lengan 0a2ahkanan mem0entuk su%ut empat puluh lima %eraat. Tangan kanan%an ari(ari tangan kanan mengha%ap ke 0a2ah %i atas perut./engan atas kiri terha%ap sum0u tu0uh mem0entuk su%ut empat

puluh lima %eraat. /engan atas kiri terha%ap lengan 0a2ah kirimem0entuk su%ut empat puluh lima %eraat. Tangan kiri %an ari( ari menekuk mengha%ap ke 0a2ah %i atas pinggang kiri.

• Tungkai atas kanan terha%ap sum0u tu0uh mem0entuk su%ut tigapuluh %eraat. Tungkai atas kanan terha%ap tungkai 0a2ah kanan

mem0entuk su%ut seratus lima puluh %eraat. Telapak kaki kananmengha%ap ke %alam %an ari(ari kanan mengha%ap ke %alam.Tungkai atas kiri terha%ap sum0u tu0uh mem0entuk su%ut seratus%elapan puluh %eraat. Tungkai atas kiri terha%ap tungkai 0a2ahkiri mem0entuk su%ut seratus %elapan puluh %eraat. Telapak kakikiri mengha%ap ke 0a2ah %an ari(ari kaki kiri mengha%ap ke atas.

SIKAP JENAZAH DI A AS

MEJA O OPSI


10/34

aku Jena-ah Rigor &ortis;

eterangan:K&K'

S'K&%

K&K'

(')&*

+,)&K

K&K'


11/34

/e0am Jena-ah /ior &ortis;

-ebam maat masih hilang dengan penekanan

-

-


12/34

• Pem0usukan

• +idak terdapat pembusukan #ena$ah

• Ukuran Jena-ah

• /erat #ena$ah "25 kg

• Pan#ang #ena$ah 1534 cm


13/34

Kelopak

mata

berarna

putih pucat6

Keluar cairan

berarna merah

dari kedua

lubang hidung.

+erdapat

#endalan darah

Keluar cairan

berarna merah

dari kedua

lubang telinga


14/34

Tera0a %erik tulang%engan ukuran1


15/34

uka robek berbentuk

meman#ang berarna

merah dengan arah

dari baah ke atas

kondisi kotor dasar

tulang dengan ukuran

empat sentimeter lebar

satu sentimeter dalam

satu sentimeter.


16/34

Sekumpulan luka lecet tekan bentuk

tidak beraturan arna kemerahan arahtegak lurus kondisi kotor. 'kuran

pan#ang dua belas sentimeter lebar

enam sentimeter. +idak terdapat derik

tulang pada pengetukan terdengar

naring

uka lecet geser bentuk tidak beraturan arah

dari atas ke baah dasar kulit ukuran pan#ang

empat sentimeter lebar satu sentimeter. Pada

pengetukan terdengar naring.


17/34

)erik +ulang

dan )e7ormitas

uka lecet tekan bentuk tidak

beraturan berarna merah

arah tegak lurus dari sumbu

tengah lengan bagian luar

kondisi kotor dasar kulit dengan

ukuran pan#ang satu sentimeterlebar dua milimeter dan teraba

derik tulang.

LENGAN - TANGAN KANAN

&krosianosis


18/34

/engan > Tangan iri

+erdapat luka lecet tekan

bentuk tidak beraturan

arah tegak lurus kondisi

kotor dasar kulit denganukuran pan#ang nol koma

lima sentimeter dan lebar

nol koma lima sentimeter

+erdapat luka lecet

tekan bentuk tidak

beraturan arah tegak

lurus kondisi kotor

dasar kulit dengan

ukuran pan#ang nol

koma lima sentimeter

lebar nol koma lima

sentimeter

&krosianosis


19/34

+erdapat sekumpulan lukamemar luka lecer geser dan

luka lecet tekan bentuk tidak

beraturan arna kemerahan

arah dari baah ke atas

kondisi kotor dasar kulit

dengan ukuran pan#angsepuluh sentimeter lebar

enam sentimeter

+erdapat luka robek bentuk

tidak beraturan arna

merah arah dari dalam ke

luar kondisi kotor dasartulang dengan ukuran

pan#ang tu#uh sentimeter

lebar satu sentimeter dalam

tiga koma lima sentimeter

teraba derik tulang+eraba )erik +ulang

Sekumpulan luka memar bentuk

tidak beraturan arna merah

kondisi kotor dasar kulit dengan

ukuran pan#ang lima sentimeter

dan lebar empat sentimeter serta

tidak teraba derik tulang

Tungk! - Kk!

Knn

&krosianosis


20/34

Tungk! - Kk! K!"!

(emar luka lecet geser bentuk tidak

beraturan arna merah kebiruan arahtegak lurus kondisi kotor dasar kulit

dengan ukuran pan#ang enam sentimeter

dan lebar satu sentimeter

uka lecet tekan bentuk tidak beraturan arna merah

arah tegak lurus kondisi kotor dasar kulit dengan ukura

pan#ang dua sentimeter leber satu koma lima sentimeter

+erdapat luka lecet tekan bentuk tidak beraturan

arna merah arah tegak lurus kondisi kotor dasar

kulit dengan ukuran pan#ang dua sentimeter lebar

satu koma lima sentimeter

+erdapat luka lecet tekan bentuk tidak beraturan arn

merah arah tegak lurus kondisi kotor dasar kulit dengan

ukuran pan#ang dua sentimeter lebar nol koma limsentimeter

&krosianosis


21/34

HASIL LA#ORATORIUM

• ?olongan @arah: +

• Alkohol @arah: Negati3


22/34

ANALISIS KASUS

& 8/

#enyebabematian *

/ip'tesisMekanisme

ematian *

ematian

Pada korban tidakdiketahui secara pasti.Kemunkinan karena

trauma mekanikakibat kece!akaan !a!u

!intas

Perdarahanintrakrania!"

Kerusakan #arinanotak" As$ksia" dan

%ardiac arrest


23/34

CAUSE OF DEATH

1. Se9ere blunt 7orce in#uries ill point to a traumatic cause o7

death.

2. Se9ere natural disease alone or in combination ith signi7icant

trauma ill point to a natural cause o7 death.

". (inor trauma ma be su77icient b a77ecting diseased organs or

9ital areas e.g. :er9ous centers o7 the brain or the conduction

sstem o7 the heart.


24/34

CAUSE OF THE ACCIDENT1. :atural disease processes

• ;pileps• )iseases o7 the heart and blood 9essels• *poglcaemia• %upture o7 congenital aneursm o7 cerebral 9essels

• /rain tumor • Poor sight or hearing as a result o7 disease or aging

2. Pschologic 7actors• )isorgani$ation o7 skilled reaction ma occur in persons ho are

emotionall upset or su77er 7rom an


25/34

WAKTU KEMATIAN

*aktu kematian %iperkirakan 1" am


26/34

A&PEK 'E(IK)*E+A*

%# pasal 133 ayat 1 dan 2 mengenaipermintaan tertulis dari penyidik

&urat n'm'r 154II2015antas

%# pasal 133 ayat 3 tentangpelabelan jena6ah

"ena6ah tidak diberi label

%# pasal 134 ayat 2 dan 3 mengenai

persetujuan tertulis dari keluarga&urat persetujuan pemeriksaan luar

ditandangani 'leh kakak kandung k'rban

>


27/34

KESIMPULAN

1. Jena-ah perempuan' panang 0a%an seratus lima puluh tuuhkoma empat sentimeter' 0erat 0a%an %elapan puluh tiga koma%ua puluh lima kilogram' %engan golongan %arah +.

". Tera0a %erik tulang pa%a kepala kanan 0agian 0elakang %isertai

keluarnya %arah %ari lu0ang hi%ung %an telinga aki0atkekerasan tumpul.

). Ter%apat luka ro0ek 'luka le,et tekan' luka memar' luka le,etgeser pa%a 0agian tu0uh yang lain aki0at kekerasan tumpul.

4. elainan nomor %ua 0isa menye0a0kan kematian tanpa

menyingkirkan se0a0 kematian pasti yang lain yang ti%ak %apat%iketahui karena ti%ak %ilakukan pemeriksaan %alam sesuaisurat permintaan penyi%ik.

$. Saat kematian %iperkirakan enam sampai %ua 0elas am %arise0elum saat pemeriksaan.


28/34

TERIMAKASIH


29/34

$UESTION

omang: A%akah perkiraan mekanisme kematian lain pa%akasus ini selain per%arahanB

6i%ris: Apa %asar>%asar hukum pemeriksaan luar pa%a //B

Ri,ka: enapa kaku mayat pa%a pasien ini masih a%a yang

mu%ah %an su%ah a%a yg kerasBCtty: Apa0ila keluarga menolak' apakah pemeriksaan tetap%apat %ilakukanB @asar hukumnyaB

a%ek: or0an tanpa la0el mayat tetap %i proses' apa a%akonsekuensinyaB

Ari3i: Apakah perlu pemeriksaan %alam pa%a kor0an iniB

6ikmah: enapa akrosianosisB

Rao: Perlukah pemeriksaan penunang lainB


30/34

ANSWER

". Pasal 1)) U6AP menye0utkan:

1; @alam hal penyi%ik untuk kepentingan pera%ilanmenangani seorang kor0an 0aik luka' kera,unan'ataupun mati yang %i%uga karena peristi2a yang

merupakan tin%ak pi%ana' ia 0er2enang mengaukanpermintaan keterangan ahli kepa%a ahli ke%okterankehakiman atau %okter %an atau ahli lainya.

"; Permintaan keterangan ahli se0agaimana %imaksu%a%alam ayat 1; %ilakukan se,ara tertulis' yang %alam surat

itu %ise0utkan %engan tegas untuk pemeriksaan lukaatau pemeriksaan mayat %an atau pemeriksaan 0e%ahmayat.


31/34

ANSWER

). elenturan otot setelah kematian masih %ipertahankan karenameta0olism tingkat seluler masih 0eralan 0erupa peme,ahan ,a%anganglikogen otot yang menghasilkan energy. Dnergi ini %igunakan untukmengu0ah A@P mena%i ATP. Selama masih ter%apat ATP maka sera0utaktin %an myosin tetap lentur. +ila ,a%angan glikogen %alam otot ha0is'

maka energy ti%ak ter0entuk lagi' aktin %an myosin menggumpal %an ototmena%i kaku. aku mayat %i0uktikan %engan memeriksa persen%ian.aku mayat mulai tampak kira>kira " am setelah mati klinis' %imulai %ari0agian luar tu0uh otot>otot ke,il; kearah %alam sentripetal;. Teori lamamenye0utkan 0ah2a kaku mayat ini menalar kraniokau%al. Setelah matiklinis 1" am' kaku mayat mena%i lengkap %an %ipertahankan selama 1"

am %an kemu%ian menghilang %alam urutan yang sama. Eaktor yangmemper,epat kaku mayat a%alah: aktiitas 3isik se0elum mati' suhutu0uh yang tinggi' 0entuk tu0uh kurus %engan otot>otot ke,il' %an suhulingkungan tinggi. Pa%a ena-ah %alam kasus ini ter%apat 0agian yang3raktur sehingga kaku mayat ti%ak ter0entuk %an ti%ak %apat %inilai.


32/34

ANSWER

4. Pasal 1)4 U6AP menye0utkan:

1; @alam hal sangat %iperlukan %imana untuk keperluanpem0uktian 0e%ah mayat ti%ak mungkin lagi %ihin%ari'penyi%ik 2ai0 mem0eritahukan terle0ih %ahulu kepa%a

keluarga kor0an"; @alam hal keluarga ke0eratan' penyi%ik 2ai0

menerangkan seelas>elasnya tentang maksu% %antuuan perlu %ilakukannya pem0e%ahan terse0ut.

); Apa0ila %alam 2aktu %ua hari ti%ak a%a tanggapan

apapun %ari keluarga atau pihak yang perlu %i0eritahuti%ak %itemukan' penyi%ik segera melaksanakanketentuan se0agaimana %imaksu%a %alam pasal 1)) ayat); un%ang>un%ang ini.


33/34

ANSWER

4. Pasal """ menye0utkan:

+arangsiapa %engan sengaa men,egah' menghalang>halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untukpenga%ilan' %ian,am %engan pi%ana penara paling lama

sem0ilan 0ulan atau pi%ana %en%a paling 0anyak empat ri0ulima ratus rupiah.


34/34

ANSWER

$. Pasal 1)) ayat ); menye0utkan:

); &ayat yang %ikirim kepa%a ahli ke%okteran kehakimanatau %okter pa%a rumah sakit harus %iperlakukan 0aik%engan penuh penghormatan terha%ap mayat terse0ut %an

%0eri la0el yang memuat i%entitas mayat %i0eri ,ap a0atanyang %ilekatkan pa%a i0u ari kaki atau 0agian lain 0a%anmayat.

Pa%a ena-ah %alam kasus ini' se0aiknya ti%ak %ilakukanpemeriksaan karena ti%ak %ilengkapi %engan la0el %okter

pun harus 3leksi0el menim0ang 0e0erapa 3aktor yangmenyulitkan pihak penyi%ik %alam mem0uat la0el %imanamereka men%apat kesulitan %alam meminta tan%a tanganpimpinan %an lain se0againya.

Documents

Tutorial Kasus Mati Forensik