24
KASUS 1 1. Irmawati M Natsir (0302010136) 2. Salim (0302011266) 3. Agnes Amelia Elim (0302012006) 4. Andhika Rezky B (0302012016) 5. Annastasia Adila Putri (0302012026) 6. Asfarul Anam (0302012036) 7. Diajeng Tri Herwinda (0302012076) 8. Faizal Haris Anando (0302012096) 9. Ghaisania Athira (0302012116) 10. Indra Venny Aryanti (0302012126) 11. Jesika Merlin (0302012136)

FORENSIK KASUS 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FORENSIK

Citation preview

KASUS 1

KASUS 1Irmawati M Natsir(0302010136)Salim(0302011266)Agnes Amelia Elim(0302012006)Andhika Rezky B(0302012016)Annastasia Adila Putri(0302012026)Asfarul Anam(0302012036)Diajeng Tri Herwinda(0302012076)Faizal Haris Anando(0302012096)Ghaisania Athira(0302012116)Indra Venny Aryanti(0302012126)Jesika Merlin (0302012136)KASUSSeorang laki laki ditemukan di sebuah sungai kering yang penuh dengan batu batuan dalam keadaan mati tertelungkup. Ia mengenakan kaos dalam (oblong) dan celana panjang yang di bagian bawahnya di gulung hingga setengah tungkai bawahnya. Lehernya terikat lengan baju (yang kemudian diketahui sebagai baju miliknya sendiri) dan ujung lengan baju lainnya terikat ke sebuah dahan pohon perdu setinggi 60cm. Posisi tubuh relatif mendatar, namun leher terjerat oleh baju tersebut. Tubuh mayat tersebut telah membusuk, namun masih dijumpai adanya satu luka terbuka didaerah ketiak kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak yang putus, dan beberapa luka terbuka di daerah tungkai bawah kanan dan kiri yang memiliki ciri ciri yang sesuai dengan akibat kekerasan tajam.

Perlu diketahui bahwa rumah terdekat dari TKP adalah kira kira 2 km. TKP adalah suatu daerah perbukitan yang berhutan cukup lebat.Identifikasi secara UmumPemeriksaan sidik jariMetode ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari antemortem. Metode VisualCara ini hanya efektif pada jenazah yang belum membusuk, sehingga masih mungkin dikenali wajah dan bentuk tubuhnya oleh lebih dari satu.

Pemeriksan DokumenDokumen seperti kartu identitas (KTP, SIM, Paspor) dan sejenisnya.

Pemeriksaan Pakaian dan PerhiasanDari pakaian dan perhiasan yang dikenakan jenazah.

Identifikasi MedikMetode ini menggunakan data umum dan data khusus. Data umum meliputi tinggi badan, berat badan, rambut, mata, hidung, gigi dan sejenisnya. Data khusus meliputi tatto, tahi lalat, jaringan parut, cacat kongenital, patah tulang dan sejenisnya

Pemeriksaan GigiPemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi (Odontogram) dan rahang yang dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan manual, sinar-X dan pencetakan gigi dan rahang.

Pemeriksaan SerologikPemeriksaan serologik betujuan untuk menentukan golongan darah jenazah.Penentuan golongan darah pada jenazah yang telah membusuk dapat dilakukan dengan memeriksa rambut, kuku dan tulang. Saat ini telah dapat dilakukan pemeriksaan sidik DNA yang akurasi nya sangat tinggi.

Identifikasi KerangkaUpaya identifikasi pada kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur dan tinggi badan.

LUKA AKIBAT KEKERASAN BENDA TAJAMBenda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun runcingGambaran umum luka yang diakibatkannya adalah tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik.Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau luka sayat, luka tusuk dan luka bacok.

Luka iris/sayat dan bacok mempunyai ciri

1.kedua sudut luka lancip

2.dalam luka tidak melebihi panjang luka

Luka tusuk mempunyai ciri (tentukan apa berupa pisau bermata satu/2)

1.Bermata satu:satu sudut luka lancip dan lain tumpul2.Bermata dua:kedua sudut lancip

1.Luka terbuka di ketiak kiri(ar.axilla)Diperkirakan oleh benda tajamDiperkirakan luka tersebut dilakukan oleh pelaku

2.Luka terbuka di tungkai kanan + kiriDiperkirakan oleh benda tajamDiperkirakan disebabkan karena korban melakukan perlawanan terhadap pelaku

Pada Kasus ditemukan :Perbedaan Jenis Luka :Pemeriksaan LukaCiri Luka Akibat Kekerasan Benda Tajam pada Kasus Pembunuhan dan Bunuh DiriPembunuhanBunuh DiriLokasi LukaSembarangTerpilihJumlah lukaBanyakBanyakPakaianTerkenaTidak terkenaLuka TangkisAdaTidak adaLuka PercobaanTidak adaAdaCedera SekunderMungkin adaTidak adaInterpretasi TemuanMati tertelungkupKemungkinan ditemukan lebam mayat (livor mortis) di daerah dada, perut, wajah dan tungkai depan.Ditemukan di sungai kering dan bebatuanTidak tenggelam mati di tanah kering.Mengenakan kaos dalam (oblong) dan celana panjang yang bawahnya digulung hingga setengah tungkai bawahnyaSengaja digulung oleh pelaku (bangun alibi)Digulung oleh korban sebelumnyyaLeher terikat oleh lengan baju dan ujungnya terikat di dahan pohon perdu setinggi 60 cmPerlu dilihat apakah terikat post mortem/intravitalAda kemungkinan mati karena asfiksia atau refleks vagal

Tubuh mayat telah membusukPembusukan biasanya terjadi >24 jam setelah kematianJika belum ditemukan larva pada mayat tersebut berarti saat kematian 24 jam

Kaku mayat terjadi akibat cadangan glikogen otot telah habis untuk menghasilkan ATP untuk mempertahankan kontraksi otot.Pada awalnya, kelenturan otot terjaga karena karena metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi.Terjadi dari otot kecil otot besar, kraniokaudalFaktor yang mempercepat adalah aktivitas fisik sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk tubuh kurus dengan otot-otot kecil dan suhu lingkungan tinggi.

Pembusukan (decomposition)Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri.Pembusukan baru tampak setelah 24 jam, ditandai dengan warna kehijauan pada perut kanan bawah, yakni daerah sekum.Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata, kira-kira 36-48 jam.Pembusukan akan lebih cepat bila suhu keliling optimal, kelembapan udara cukup, banyak bakteri pembusuk, tubuh gemuk, atau menderita penyakit infeksi dan sepsis.

Penurunan suhu tubuh: proses metabolisme masih berlangsung beberapa saat, sehingga masih diproduksi kalori yang mempertahankan tubuh. Untuk 30-60 menit pertama, suhu mayat tidak mengalami penurunan, baru setelah itu suhu turun sampai sama dengan suhu kelilingAdiposera : awalnya terdapat aktivitas bakteri, namun yang lebih dominan adalah terjadinya hidrolisis jaringan lemak tubuh. Trigliserida tubuh akan dipecah menghasilkan gliserin dan asam lemak tidak jenuh bebas, palmitat, stearat dan oleatMummifikasi: dapat terjadi pengeringan tubuh akibat suhu keliling yang tinggi serta kelembaban yang rendah dan waktu yang lama (12-14 minggu)

Kaitannya dengan kasusPenurunan suhu tubuh ( algor mortis ) =terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi. Pada kasus ini tidak terdapat keterangan ditemukannya penurunan suhu tubuh.

Adiposera / lilin mayat = terbentuknya bahan yang berwarna keputihan,lunak atau berminyak, berbau tengik di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. Terutama terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca mati yang tercampur dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf termumifikasi & Kristal-Kristal sferis radial. Pada kasus ini tidak terdapat keterangan ditemukannya adiposera.

Mummifikasi =proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan. Jaringan berubah menjadi keras dan kering, gelap, berkeriput dan tidak membusuk. Pada kasus ini tidak terdapat keterangan ditemukannya mummifikasi.

Aspek medikolegalPasal 133 KUHAP ayat 1Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.Pasal 133 KUHAP ayat 2Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.Pasal 133 KUHAP ayat 3Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

Pasal 184 KUHAP (1)Alat bukti yang sah adalah :Keterangan saksiKeterangan ahliSuratPetunjukKeterangan terdakwa

Pasal 216 KUHAPTidak boleh menolak apabila dimintai keterangan ahli.

Prosedur mediko-legalPenemuanPelaporanPenyelidikanPenyidikanPemberkasan perkaraPenuntutanPersidanganPutusan pengadilanAspek HukumPasal 338 KUHP : pembunuhan dengan sengaja, penjara paling lama 15 tahunPasal 339 KUHP : pembunuhan yang didahului oleh perbuatan pidana, pidana penjara seumur hidup, max. 20 tahunPasal 340 KUHP : pembunuhan berencana, pidana mati / penjara seumur hidup, max. 20 tahun

Pemeriksaan MedisPemeriksaan luar :Pemeriksaan korban/jenazah dengan mengamati kelainan yang ditimbulkan oleh tindak kekerasan pada tubuh korbanLabel mayat, pakaian, perhiasan, benda di samping mayat, tanda kematian, identifikasi umum (gender, ras, umur, warna kulit), identifikasi khusus (tato, jaringan parut, cacat pada tubuh), rambut, dll.Pemeriksaan dalam :Bedah mayat : pemeriksaan organ/alat dalamKesimpulanPada pemeriksaan mayat laki laki ini ditemukan leher terikat oleh lengan baju milik korban dan ditemukan adanya satu luka di daerah ketiak kiri yang memperlihatkan pembuluh darah ketiak yang putus dan beberapa luka tebuka di daerah tungkai bawah kanan yang memiliki ciri ciri yang sesuai dengan akibat kekerasan tajam. Sebab mati pada orang ini bisa dikarenakan tercekik atau akibat luka pada ketiak kiri sehingga terjadi pendarahan yang cukup banyak sehingga untuk memamstikan penyebab kematian orang ini perlu adanya tindakan otopsi.

Daftar PustakaTeknik autopsi forensik : sebab kematian, cara kematian dan mekanisme kematian. Ed4. 2000. Bagian kedokteran forensik fakultas kedokteran universitas indonesia:Jakarta.p4