29
Sesosok Mayat di Tepi Sungai KELOMPOK 9 030.08.198 Raissa Andi Sukrisno 030.08.199 Raisya Purnama Putri 030.08.200 Rara Amourra Arviolla 030.08.205 Ria Evasari Pratiwi 030.08.206 Ricksando Siregar 030.08.210 Ririn Aprilya Anggela 030.08.211 Rizki Dianti F 030.08.215 Saddam Haykal Bafadhal 030.08.216 Santri Dwizamzami Faridah 030.08.220 Selvi Annisa Meldy 030.08.222 Shabrina Herdiana Putri 030.08.227 Silminati Nur Saadah 030.08.228 Sodiqa Aksiani 030.08.234 Suci Dwi Putri 030.08.303 Siti Nasirah 030.08.304 Siti Azliza

142646201 Makalah Forensik Kasus I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

e3r3

Citation preview

Page 1: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

Sesosok Mayat di Tepi Sungai

KELOMPOK 9

030.08.198 Raissa Andi Sukrisno

030.08.199 Raisya Purnama Putri

030.08.200 Rara Amourra Arviolla

030.08.205 Ria Evasari Pratiwi

030.08.206 Ricksando Siregar

030.08.210 Ririn Aprilya Anggela

030.08.211 Rizki Dianti F

030.08.215 Saddam Haykal Bafadhal

030.08.216 Santri Dwizamzami Faridah

030.08.220 Selvi Annisa Meldy

030.08.222 Shabrina Herdiana Putri

030.08.227 Silminati Nur Saadah

030.08.228 Sodiqa Aksiani

030.08.234 Suci Dwi Putri

030.08.303 Siti Nasirah

030.08.304 Siti Azliza

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

Page 2: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu Kedokteran Forensik adalah salah satu cabang spesialistik dari ilmu kedokteran

yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum dan

keadilan. Di masyarakat, kerap terjadi peristiwa pelanggaran hukum menyangkut tubuh dan

nyawa manusia. Untuk pengusutan, penyelidikan, serta penyelesaian masalah hukum ini di

tingkat lebih lanjut sampai akhirnya pemutusan perkara di pengadilan, diperlukan bantuan

berbagai ahli di bidang terkait untuk membuat jelas jalannya peristiwa serta keterkaitan antara

tindakan yang satu dengan yang lain dalam rangkaian peristiwa tersebut. Dalam hal terdapat

korban, baik yang masih hidup maupun yang meninggal akibat peristiwa tersebut, diperlukan

seorang ahli dalam bidang kedokteran untuk memberikan penjelasan bagi para pihak yang

menangani kasus tersebut. Dalam menjalankan fungsinya sebagai dokter yang diminta untuk

membantu dalam pemeriksaan kedokteran forensik oleh penyidik, dokter tersebut dituntut oleh

undang-undang untuk melakukannya dengan sejujur-jujurnya serta menggunakan pengetahuan

yang sebaik-baiknya. Bantuan yang wajib diberikan oleh dokter apabila diminta oleh penyidik

antara lain melakukan pemeriksaan kedokteran forensik terhadap seseorang, baik korban hidup,

mati, maupun bagian tubuh yang diduga berasal dari tubuh manusia. Apabila lalai, maka dokter

tersebut dapat diancam pidana penjara. Untuk kesemuanya itu, dalam kedokteran forensic

dipelajari tata laksana medico-legal, tanatologi, traumatologi, toksikologi, teknik pemeriksaan

dan segala sesuatu yang terkait, agar semua dokter dalam memnuhi kewajibannya membantu

penyidik, dapat benar-benar memanfaatkan segala pengetahuan kedokterannya untuk

kepentingan peradilan serta kepentingan lain yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Page 3: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

BAB II

LAPORAN KASUS

Di daerah yang agak terpencil, datang seorang anggota polisi ke puskesmas. Polisi

tersebut mengaku sebagai wakapolsek setempat. Ia meminta dokter yang bekerja di puskesmas

tersebut untuk pergi ke suatu tempat di tepi sungai yang menurutnya telah ditemukan sesosok

mayat yang telah agak berbau busuk. Polisi juga bercerita bahwa mayat tersebut ditemukan

warga yang sedang memancing di sungai. Mayat tersebut seorang laki-laki, hingga saat ini tidak

dikenal oleh karena tidak ditemukan identitas dan bukan warga setempat. Wajah mayat masih

tampak jelas, dan di lehernya terdapat memar dan lecet. Sebuah luka terbuka berbentuk lubang

kecil ditemukan di dada kanan mayat. Polisi ingin agar dokter melakukan pemeriksaan di TKP

dan dilanjutkan pemeriksaan autopsy di Puskesmas. Ia akan membantu apa saja yang diperlukan

oleh dokter tersebut karena ia ingin sekali mengungkap kasus tersebut.

Page 4: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

BAB III

PEMBAHASAN

Aspek hukum dan prosedur mediko legal yang berkaitan dengan kasus ini adalah

1. Pasal 133

(1) Permintaan keterangn ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara

tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau

pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara

tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau

pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit

harus dilakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan

diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang

diilekatkan pada aibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

2. Pasal 186 KUHAP

Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan

3. Pasal 216 KUHP

Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan

menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh

pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau

memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa yang berusaha mencegah,

menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam

dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak

Sembilan ribu rupiah.

4. Pasal 222 KUHP

Page 5: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan

pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama

sembilan bulan atau pedana denda pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus

rupiah.

5. Pasal 120 KUHAP

(1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang

yang memiliki keahlian khusus

(2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa

ia akan memberi keterangn menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali

bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan, atau jabatannya yang

mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangn yang

diminta.

6. Pasal 179 KUHAP ayat 1

Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter

atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan

7. Pasa 168 KUHAP

Kecuali ketentuan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengar

keterangannya dandapat mengundurkan diri sebagai saksi:

a. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai

derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa;

b. Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa. Saudara ibu atau

saudara bapak, juga mereka yang memppunyai hubungan karena perkawinan dan

anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga;

c. Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai

terdakwa.

8. Pasal 7 KODEKI

Page 6: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

Seorang dokter hanya memberikan keterangn atau pendapat yang dapat dibuktikan

kebenarannya.

Pemeriksaan medis dibidang thanatologis dan traumatologis

Berdasarkan thanatologis, kami memperkirakan saat kematian korban adalah sekitar 2-3 hari

yang lalu karena dilihat dari keadaan korban saat ditemukan berada di air dan telah mulai

membusuk, dimana pembusukan (oleh udara) biasanya terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam.

Korban ditembak dari jarak jauh karena pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelim

tattoo. Korban disimpulkan mati karena asfiksia karena luka memar dan lecet di lehernya akibat

kekerasan akibat benda tumpul.

Kesimpulan

Korban awalnya ditembak dari jarak jauh dan mengenai dada kanan, akan tetapi korban belum

tewas, lalu korban dicekik hingga tewas. Kemudian korban dibuang ke sungai lalu terbawa arus

sampai daerah terpencil sehingga ditemukan oleh pemancing di tepi sungai.

Alasan penarikan kesimpulan

Pada dada korban sebelah kanan ditemukan luka terbuka berupa lubang kecil akibat tembakan

senjata api, namun korban belum meninggal karena tembakan tidak mengenai organ vital yaitu

jantung. Kematian korban diakibatkan oleh kekerasan benda tumpul berupa pencekikan dimana

hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya luka memar dan lecet pada leher korban yang

menandakan korban tewas akibat asfiksia.

Page 7: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu kedokteran forensik, juga dikenal dengan nama Legal Medicine, adalah salah satu

cabang spesialistik dari ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum serta keadilan.

Dalam perkembangan lebih lanjut, ilmu kedokteran forensik tidak semata-mata

bermanfaat dalam urusan penegakan hukum dan keadilan di lingkup pengadilan saja, tetapi juga

bermanfaat dalam segi kehidupan masyarakat lain, misalnya dalam membantu penyelesaian

klaim asuransi, dalam membantu pemecahan masalah paternitas, membantu upaya keselamatan

kerja dalam bidang industri dan otomotif dengan pengumpulan data korban kecelakaan industri

maupun kecelakaan lalu-lintas dan sebagainya.

Aspek Hukum dan Prosedur Mediko-Legal

1. Kewajiban Dokter Membantu Peradilan

Pasal 133 KUHAP

(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik

luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan

tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli

kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya.

(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan

luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan badah mayat.

(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter

pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan

terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak

Page 8: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

dengan diberi cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari kaki atau bagian lain

badan.

Pasal 179 KUHAP

(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau

dokter atau ahli atau lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.

Pasal 120 KUHAP

(1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau

orang yang memiliki keahlian khusus.

2. Hak Menolak Menjadi Saksi / Ahli

Pasal 168 KUHAP

Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini, maka tidak dapat didengar

keterangannya dan dapat mengundurkan diri sebagai saksi :

a. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai

derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa;

b. Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau

saudara bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-

anak saudara terdakwa sampai derajat tiga.

c. Suami istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai

terdakwa.

3. Bentuk Bantuan Dokter Bagi Peradilan dan Manfaatnya

Pasal 186 KUHAP

Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di bidang pengadilan.

4. Sanksi Bagi Pelanggar Kewajiban Dokter

Page 9: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

Pasal 216

(1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang

dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi

sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya. Demikian pula yang diberi

kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa

dengan sengaja mencegah , menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan

guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat

bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

Pasal 22 KUHP

Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan

pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama

sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

5. Kewajiban Moral

Pasal 7 KODEKI

Seorang dokter memberikan keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan

kebenarannya.

THANATOLOGI

Tanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan logos

(ilmu). Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari kematian dan

perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

Dalam tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati yaitu mati somatic (mati klinis), mati suri.

Mati seluler, mati serebral dan mati otak (mati batang otak).

Mati somatic (mati klinis) terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang

kehidupan, yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular dan sistem pernapasan, yang

menetap. Secara klinis tidak dapat ditemukan reflex-refleks, EEG mendatar, nadi tidak teraba,

Page 10: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

denyut jantung tidak terdengar, tidak ada gerak pernapasan dan suara napas tidak terdengar pada

asukultasi.

Mati suri adalah terhentinya ketiga sistim kehidupan diatas yang ditentukan dengan alat

kedokteran sederhana. Dengan peralatan kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa

ketiga sistim tersebut masih berfungsi. Mati suri sering ditemukan pada kasus keracunan obat

tidur, tersengat aliran listrik dan tenggelam.

Mati seluler adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah

kematian somatic. Daya tahan hidup masing-masing organ atau jaringan tidak bersamaan.

Pengetahuan ini penting dalam transplantasi organ.

Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali batang otak

dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistim pernapasan dan kardiovaskular

masih berfungsi dengan bantuan alat.

Mati otak adalah bila terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intracranial yang ireversibel,

termasuk batang otak dan serebelum. Dengan diketahui mati otak (mati batang otak) maka dapat

dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga alat bantu

napas dapat dihentikan.

A. TANDA KEMATIAN TIDAK PASTI

- Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi,

auskkultasi)

- Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba

- Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya, karena mungkin

terjadi spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan.

- Tonus otot menghilang dan relaksasi.

- Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian.

- Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih

dapat dihilangkan dengan penetesan air.

Page 11: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

B. TANDA KEMATIAN PASTI

- Livor mortis

- Rigor mortis (cadaveric spasm, heat stiffening, cold stiffening)

- Penurunan suhu

- Pembusukan

- Adiposera

- Mumifikasi

C. PERKIRAAN SAAT KEMATIAN

- Perubahan pada mata (kekeruhan kornea yang telah menetap menandakan 6 jam

pasca kematian).

- Perubahan dalam lambung (keadaan lambung dan isinya mungkin membantu dalam

membuat keputusan).

- Perubahan rambut (kecepatan tumbuh rambut dapat dipergunakan untuk

memperkirakan saat kematian bagi pria yang punya kebiasaan mencukur

kumis/jenggot).

- Pertumbuhan kuku (untuk memperkirakan saat kematian dari saat terkahir korban

memotong kuku).

- Perubahan cairan LCS (kadar nitrogen asam amino kurang dari 14 mg%

menunjukkan kematian belum lewat 10 jam, kadar nitrogen non-protein kurang dari

80mg% nenunjukkan kematian belum 24 jam, kadar keratin kurang dari 5 mg% dan

10 mg% masing-masing menunjukkan kematian belum mencapai 10 jam dan 30 jam).

- Kadar kalium dalam cairan vitreus.

- Kadar semua komponen darah (belum ditemukan perubahan yang dapat digunakan

untuk memperkirakan saat kematian).

- Reaksi supravital

Page 12: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

TRAUMATOLOGI

Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya

dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksudkan dengan luka adalah suatu

keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.

Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat

mekanik (kekerasan oleh benda tajam, tumpul, tembakan senjata api), fisika (suhu, listrik dan

petir,perubahan tekanan udara, akustik, radiasi), kimia (asam atau basa kuat).

LUKA AKIBAT KEKERASAN BENDA TUMPUL

1. Memar: suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya kapiler dan vena

yang disebabkan kekerasan oleh benda tumpul.

2. Luka lecet: terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang

memiliki permukaan kasar atau runcing.

3. Luka lecet gores: diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan permukaan

kulit di depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat

menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.

4. Luka lecet serut: variasi luka dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan

permukaan kulit lebih lebar.

5. Luka lecet tekan: disebabkan penjejakan benda tumpul pada kulit.

6. Luka lecet geser: tekanan linier kulit disertai gerakan bergesar misalnya pada kasus

gantung.

7. Luka robek: luka terbuka akibat trauma benda tumpul

8. Cedera kepala

9. Cedera leher: missal pada whiplash injury

10. Trauma pada kecelakaan lalu lintas

Page 13: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

LUKA AKIBAT BENDA SETENGAH TAJAM

- Jejas gigit (bite-mark) merupakan luka lecet tekan hematoma berbentuk garis

lengkung terputus-putus.

LUKA AKIBAT KEKERASAN BENDA TAJAM

1. Luka iris

2. Luka sayat

3. Luka tusuk

4. Luka bacok

Pembunuhan Bunuh diri Kecelakaan

Lokasi luka Sembarang terpilih Terpapar

Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal/banyak

Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena

Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada

Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada

Cedera sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada

LUKA AKIBAT TEMBAKAN SENJATA API

1. Luka tembak masuk jarak jauh: luka terjadi semata-mata ditimbulkan oleh anak peluru.

Hanya ditemukan lubang luka dan kelim lecet saja.

2. Luka tembak masuk jarak dekat: gambaran luka ditimbulkan oleh anak peluru dan butir-

butir mesiu yang tidak habis terbakar. Ditemukan lubang luka, kelim lecet, kelim tato.

Page 14: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

3. Luka tembak masuk jarak sangat dekat: ditimbulkan oleh kekerasan anak peluru, sisa

mesiu, asap dan udara panas yang keluar pada suatu tembakan. Ditemukan lubang luka,

kelim lecet, kelim tato, kelim jelaga dan kelim api.

4. Luka tembak masuk tempel: ditimbulkan oleh senjata api yang ditempelkan ke kulit.

Anak peluru, butir mesiu yg tidak habis terbakar dan asap masuk ke dalam tubuh.

Ditemukan jejas laras pada kulit berupa luka lecet jenis tekan, saluran luka berdiding

hitam oleh butir mesiu yg tidak habis terbakar dan asap.

LUKA AKIBAT SUHU / TEMPERATUR

Luka bakar dikategorikan ke dalam 4 derajat luka bakar:

I Eritema

II Vesikel dan bullae

III Nekrosis koagulatif

IV Karbonisasi

Kematian akibat luka bakar dapat melalui pelbagai mekanisme:

1. Syok neurogen

2. Gangguan permeabilitas akibat pengelepasan histamine dan kehilangan NaCl kulit yg

cepat (dehidrasi).

LUKA AKIBAT TRAUMA LISTRIK

Faktor yang berperan pada cedera listrik adalah tegangan (volt), kuat arus (ampere), tahanan

kulit (ohm), luas dan lama kontak. Tegangan yang dapat mematikan adalah 65-1000 V.

Kematian dapat terjadi karena fibrilasi ventrike, kelumpuhan otot pernapasan dan kelumpuhan

pusat pernapasan.

Page 15: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

LUKA AKIBAT LISTRIK

Petir adalah loncatan arus listrik tegangan tinggi yang dapat mencapai 10 mega volt dengan kuat

arus mencapai 100.000 ampere. Kematian dapat terjadi karena efek arus listrik (kelumpuhan

sususan saraf pusat, fibrilasi ventrikel), panas dan ledakan gas panas yang timbul. Pada korban

biasanya ditemukan aboresent mark, metalisasi, magnetisasi. Pakaian sering terbakar dan robek-

robek akibat ledakan atau panas.

LUKA AKIBAT PERUBAHAN TEKANAN UDARA

1. Barotrauma aural: rasa nyeri ringan dan berdengung pada telinga yang sering dijumpai

pada saat pesawat lepas landas, mendarat, atau menyelam

2. Barotrauma pulmoner: dapat menjadi emfisema, pneumotorak, kerusakan jaringan paru

sampai emboli udara.

LUKA AKIBAT TRAUMA BAHAN KIMIA

Merupakan efek korosi dari asam kuat dan basa kuat. Pada efek korosi asam kuat lukanya

tampak kering, keras seperti kertas perkamen, sedangkan basa kuat menimbulkan luka yang

basah, licin, dan kerusakan akan berlanjut terus sampai dalam.

LUKA AKIBAT RADIASI DAN TRAUMA AKUSTIK

Sangat jarang terjadi dan umumnya tidak berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik.

INTRAVITALITAS ATAU REAKSI VITAL TERHADAP LUKA

Page 16: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

Reaksi vital yang umumnya terjadi adalah perdarahan (ekimosis), ptekie, dan emboli. Emboli

lemak dapat terjadi pada kasus fraktur tulang dan trauma tumpul jaringan lemak.

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik

Fakultas Kedokteran Trisakti

Jl. Kyai tapa grogol, Jakarta

Nomor : ……………………. Jakarta, 12 oktober 2010

Lamp : Satu sampul tersegel

Perihal : Hasil Pemeriksaan Pembedahan atas Jenazah tak Dikenal

PROJUSTITIA

Visum Et Repertum

Yang betanda tangan dibawah ini, …….. , dokter ahli kedokteran forensik pada Bagian

Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta, menerangkan

bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian ……………. No …………. Tertanggal

……………… , maka maka pada tanggal …………… , pukul ………, betempat di ruang bedah

jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Trisakti telah melakukan pemeriksaan atas

jenazah yang menurut surat permintaan tersebut adalah :

Nama : Tak dikenal

Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : ± 35th

Kebangsaan : Indonesia

Agama : -

Page 17: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

Pekerjaan : -

Alamat : -

Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label bewarna merah muda tanpa materai yang terikat

pada ibu jari kiri.

Hasil Pemeriksaan

I. Pemeriksaan Luar

1. mayat tidak terbungkus

2. mayat berpakaian sebagai berikut

a. tidak memakai baju

b. tidak memakai celana

c. tidak memakai perhiasan

3. tidak terdapat kaku mayat, lebam mayat terdapat dibagian punggungbewarna merah kebiruan

4. mayat adalah seorang laki-laki berkebangsaan Indonesia, umur kurang lebih 35 tahun, kulit

bewarna sawo matang, tinggi badan kurang lebih 170cm, dengan berat 65kg

5. kepala mayat botak. Alis bewarna hitam lebat, bulu mata bewarna hitam sepanjang 6mm, tidak

berkumis maupun berjenggot,

6. kedua mata terbuka kurang lebih 4mm. selaput mata bening, kedua teleng mata bundar dengan

garis tengah ±4mm. tirai mata bewarna cokelat. Selaput mata dan selalput kelopak mata bewarna

hitam

7. tidak ditemukan adanya patah tulang

8. di dada sebelah kanan terdapat luka terbuka berupa lubang kecil berukuran delapan milimeter.

9.pada leher tedapat memar. Pada leher sebelah kiri terdapat luka lecet kecil-kecil berbentuk

bulan

Page 18: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

sabit berjumlah buah. Pada leher sebelah kanan berjumlah dua buah

10. tidak ditemukan klem tattoo.

II. Pemeriksaan Dalam

11. pada paru sebelah kanan terdiri dari tiga bagian dan perabaan seperti karet busa. Di paru

kanan ditemukan sebutir peluru dan dari luka keluar sedikit darah. Paru kiri normal

Kesimpulan

Pada mayat laki-laki berusia kurang lebih 35tahun ini ditemukan luka bebentuk lubang kecil

pada dada kanan akibat tembakan senjata api. Pada daerah leher ditemukan memar dan lecet

akibat kekerasan benda tumpul.

Sebab kematian adalah tindak kekerasan pencekikan yang menyebabkan korban mengalami

asfiksia.

Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasar keilmuan saya yang sebaik-

baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP.

Dokter yang memeriksa,

……

NIP …………….

Page 19: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil pemeriksaan thanatologi, yaitu dari lama pembusukan mayat, korban diperkirakan

telah meninggal 2-3 hari yang lalu.

Dari hasil pemeriksaan traumatologi, penyebab luka yang terdapat pada tubuh korban ada 2,

yaitu ditembak jarak jauh di mana ditemukan luka terluka berupa lubang kecil di dada kanannya

dan dicekik menggunakan tangan di mana terdapat memar dan lecet di lehernya.

Kemungkinan cara mati korban adalah dibunuh dengan rangkaian peristiwa sebagai berikut:

awalnya korban ditembak dari jarak jauh, setelah tertembak ternyata korban belum mati. Karena

panik, pembunuh segera mendatangi korban dan mencekik korban dengan tangannya sampai

korban mati karena asfiksia. Kemudian untuk menghilangkan identitas korban, pembunuh

melucuti semua pakaian korban dan mengambil semua barang maupun perhiasan pada tubuh

korban dan kemudian membuang korban ke sungai. Korban terhanyut terbawa air sungai sampai

terdampar di tepi sungai di desa terpencil dan ditemukan oleh warga yang sedang memancing.

Page 20: 142646201 Makalah Forensik Kasus I

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiyanto A,Widiatmaka W, Sudiono S, Winardi T, Mun’im A, Sidhi, et al. Ilmu

Kedokteran Forensik Ed.I. Jakarta: Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 1997.

2. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Peraturan Perundang-undangan

Bidang Kedokteran Ed.I. Jakarta: Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 1994.

3. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta:

Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.

4. Dahlan S. Petunjuk Praktikum Pembuatan Visum et Repertum Ed.II.Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro; 2003.

Page 21: 142646201 Makalah Forensik Kasus I