22
Witrisyah Putri PC 1102010293 Skenario 3 Blok Panca Indera 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fungsi Kulit A. Struktur Kulit Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari ( epidermis), sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkutis) Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 1. Anatomi kulit 1. Kulit Ari (epidermis) Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-bedapada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipisberukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu : a. Lapisan tanduk (stratum corneum) merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih kedalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak

Skenario 3 Panca Indera Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASDFGH

Citation preview

  • Witrisyah Putri PC

    1102010293

    Skenario 3 Blok Panca Indera

    1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fungsi Kulit

    A. Struktur Kulit

    Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling

    luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela

    subkutanea, hipodermis atau subkutis) Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi

    struktur lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

    Gambar 1. Anatomi kulit

    1. Kulit Ari (epidermis)

    Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam

    perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis

    berbeda-bedapada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya

    pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipisberukuran 0,1 milimeter terdapat

    pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis

    melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan

    dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke

    dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :

    a. Lapisan tanduk (stratum corneum)

    merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma

    lebih kedalam. Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki

    inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna

    dan sangat sedikit mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris

    keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh lebih tebal.

    Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak

  • larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal

    dengan lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan

    digantikan oleh sel yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya

    28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai muncul

    lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang nhidup,

    menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau kemampuan memperbaiki

    diri. Bertambahnya usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat.

    Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi, membutuhkan waktu

    sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi lebih kasar, lebih

    kering, lebih tebal, timbul bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan

    penyebaran melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan

    tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat

    efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapislapiskulit lebih dalam

    sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki

    daya serap air yang cukup besar.

    b. Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah

    lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan

    berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel jernih yang kecil-kecil, tipis

    dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini

    sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula

    dari lapisan bening.

    c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk

    kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan

    berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas pada kulit telapak tangan dan

    telapak kaki.

    d. Lapisan bertaju (stratum spinosum) disebut juga lapisan malphig iterdiri atas sel-sel

    yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan protoplasma

    berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka seakan-akan selnya

    bertaju.Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel

    pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara

    bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin

    besar ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna

    untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin.

    Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu

    tahap mitosis. Kesatuankesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas;

    intiinti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan

    glutation.

    e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) merupakan lapisan

    terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan

    tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu

  • dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang

    membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap

    pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam

    lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi

    bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan

    benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat

    pigmen melanin kulit.

    Gambar 2. Penampang lapisan kulit ari

    2. Kulit Jangat (dermis)

    Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung

    rambut, kelenjar keringat, kelenjar kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh

    darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi

    rambut yang berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk

    batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan

    minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering

    disebut kulit sebenarnya dan 95 % kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-

    rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata

    serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat

    dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel. Keberadaan

    ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat, memungkinkan membedakan berbagai

    rangsangan dari luar. Masingmasing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf

    dengan fungsi mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa juga

    memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat merugikan diri kita. Jika kita

    mendadak menjadi sangat takut atau sangat tegang, otot penegak rambut yang menempel di

    kandung rambut, akan mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar

  • palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk melumasi permukaan

    kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya dikeluarkan melalui muara kandung rambut.

    Kelenjar keringat menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit melalui

    pori-pori kulit. Di permukaan kulit, minyak dan keringat membentuk lapisan pelindung yang

    disebut acid mantel atau sawar asam dengan nilai pH sekitar 5,5. sawar asam merupakan

    penghalang alami yang efektif dalam menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri dan

    berbagai jasad renik lainnya di permukaan kulit. Keberadaan dan keseimbangan nilai pH,

    perlu terus-menerus dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai menghilang oleh

    pemakaian kosmetika. Pada dasarnya dermis terdiri atas sekumpulan serat-serat elastis yang

    dapat membuat kulit berkerut akan kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang

    disebut kolagen. Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya

    dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan kelenturan kulit.

    Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur

    hingga timbul kerutan. Faktor lain yang menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau

    kekurangan gizi. Dari fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran penting bagi

    kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang terjadi di kulit jangat

    dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini disebabkan kulit jangat tidak memiliki

    kemampuan memperbaiki diri sendiri seperti yang dimiliki kulit ari. Di dalam lapisan kulit

    jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit.

    a. Kelenjar keringat,

    Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam

    pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian

    tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak

    tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan

    membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh

    panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :

    1) Kelenjar keringat ekrin

    kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung 95

    97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,

    granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler. Kelenjar keringat

    ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke

    kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter

    keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin

    langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit

    yang tidak ada rambutnya.

    2) Kelenjar keringat apokrin

    yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah

    sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-

    putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya

    alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara

  • kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya

    tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini.

    Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini

    dipengaruhi oleh hormon.

    b. Kelenjar palit,

    Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan kandung rambut terdiri

    dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel

    rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar

    palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki,

    kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka. Pada umumnya,

    satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang

    bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar palit atau kelenjar sebasea

    menghasilkan minyak untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang

    dewasa, ditemukan bahwa kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel

    rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari

    kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih berminyak sehingga

    memudahkantimbulnya jerawat.

    Gambar 3 penampang kulit jangat dan visualisasi kulit jangat

    3. Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit

    (hipodermis)

    Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf

    yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan

    saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan

    atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan

    sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang

    kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia

    menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang

  • sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta

    makin kehilangan kontur.

    Gambar 4. Penampang jaringan bawah kulit dan visualisasi jaringan ikat kulit

    Fungsi utama kulit ialah proteksi, absorbsi, eksresi, presepsi, pengaturan suhu tubuh

    (termoregulasi), pembenntukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan keratinisasi.

    1. Fungsi proteksi

    Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringanjaringan tubuh di

    sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar seperti luka dan

    serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis

    lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan

    luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta

    menghalau rangsang rangsang fisik seperti sinar ultraviolet darimatahari.

    2. Fungsi absorbsi

    Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat

    diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui

    kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan

    terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit,

    merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke

    berbagai organ tubuh lainnya.

    3. Fungsi eksresi

    Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat zat yang tidak berguna lagi atau sisa

    metabolisme tubuh NaCl, urea, asam urat dan amonia.

    4. Fungsi presepsi

    Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap

    rangsangan panas yaitu badan-badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin

    oleh badan-badan krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissner terletak di

    papilla dermis berperan dalam perabaan.

    5. Fungsi pengaturan tubuh

  • Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan

    otot (berkontraksi) pembuluh darah kulit.

    6. Fungsi pembentukan pigmen

    Sel pembentuk pigmen (melanosit) berada pada lapisan basal dan berasal pada rigi

    saraf. Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom.

    7. Fungsi keratinisasi

    Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel

    langerhans, melanosit. Keratinosit menandakan pembelahan, sel basal akan berpindah

    ke atas dan berubah bentuknya menjadi spinosum, makin ke atas sel makin gepeng

    dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang dan keratinosit

    ini menjadi amorf.

    8. Fungsi pembentukan vitamin D

    Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolestrol dengan pertolongan sinar

    matahari. Tetapi kebutuhan akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut,

    sehingga pemberian vitamin D sistemik masih diperlukan.

    Infeksi Jamur

    Mikosis kutan disebabkan oleh jamur yang hanya menginvasi jaringan superfisialis

    yang terkeratinisasi (kulit, rambut dan kuku) dan tidak ke jaringan yang lebih dalam. Bentuk

    yang paling penting adalah dermatofita, suatu kelompok jamur serumpun yang

    diklasifikasikan menjadi 3 genus Epidermophyton, Microsporum danTrychopyton. Ada dua

    golongan jamur yang menyebabkan mikosis superfisialis yaitu nondermatofita dan

    dermatofita

    MIKOSIS SUPERFISIALIS

    NON DERMATOFITOSIS

    Infeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar. Hal

    ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin

    kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar. Yang masuk ke dalam

    golongan ini adalah

    Pityriasis versicolor (PV) / Tinea versicolor.

    DERMATOFITOSIS

    Penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofit disebut " Dermatofitosis ".

    Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik kepada

    keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulai

    dari stratum korneurm sampai dengan stratum basalis.

    PITYRIASIS VERSICOLOR/TINEA VERSICOLOR

    DEFINISI

    Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi

    disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit yang kronik dan

  • asimtomatik ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya

    menyerang badan dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela paha, lengan, tungkai atas, leher,

    muka dan kulit kepala yang berambut.

    Pertumbuhannya pada kulit (stratum korneum) berupa kelompok sel-sel bulat,

    bertunas, berdinding tebal dan memiliki hifa yang berbatang pendek dan bengkok, biasanya

    tidak menyebabkan tanda-tanda patologik selain sisik halus sampai kasar. Bentuk lesi tidak

    teratur, berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi dapat milier,lentikuler, numuler sampai

    plakat.

    Ada dua bentuk yang sering dijumpai :

    Bentuk makuler :

    Berupa bercak-bercak yang agak lebar, dengan skuama halus diatasnya dan

    tepi tidak meninggi.

    Bentuk folikuler :

    Seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut

    EPIDEMIOLOGI

    Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia (kosmopolit) terutama di daerah beriklim

    panas. Di Indonesia frekuensinya tinggi. Penularan panu terjadi bila ada kontak dengan jamur

    penyebab oleh karena itu kebersihan pribadi sangat penting.

    PATOGENESIS

    Mallasezia furfur, merupakan organisme saprofit pada kulit normal. Organisme ini

    merupakan "lipid dependent yeast" fase spora dan miselium. Faktor predisposisi menjadi

    patogen dapat secara endogen (defisiensi imun) dan eksogen (faktor suhu, kelembaban udara,

    keringat dan matahari).

    GAMBARAN KLINIS

    Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang gatal bila berkeringat. Bisa

    pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh karena malu oleh adanya

    bercak tersebut. Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi tampak sebagai bercak

    hipopigmentasi, tetapi pada orang yang berkulit pucat maka lesi bisa berwarna kecoklatan

    ataupun kemerahan. Di atas lesi terdapat sisik halus.

    Folikulitis merupakan bentuk klinis yang lebih berat, Malasezia furfur dapat tumbuh

    dalam jumlah banyak pada folikel rambut dan kelenjar sebasea. Pada pemeriksaan histologis

    organisme tersebut terlihat di lubang folikel bagian infudibulum saluran sebasea dan sering

    disekitar dermis. Folikel berdilatasi akibat sumbatan dan terdiri dari debris keratin.

    Secara klinis lesi terlihat eritem, papula folikular atau pustula dengan ukuran 2-4 mm,

    distribusinya dipunggung, dada kadang-kadang dibahu, dengan leher dan rusuk. Bentuknya

    yang lebih berat disebut Acneifonn folliculitis.

    Malasezia furfur dapat membentuk koloni pada kelenjar lakrimalis, menyebabkan

    pembengkakan dan obstruksi (Dakriosis Obstruktif). Pada beberapa kasus terbentuk dakriolit,

    terjadi inflamasi dan mengganggu produksi air mata.

  • DIAGNOSIS

    Selain ditegakkan dari gambaran klinis, diagnosa pitiriasis versikolor harus dibantu

    dengan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut:

    1) Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%.

    Bahan-bahan kerokan kulit di ambil dengan cara mengerok bagian kulit yang

    mengalami lesi. Sebelumnya kulit dibersihkan dengan kapas alkohol 70%, lalu dikerok

    dengan skalpel steril dan jatuhannya ditampung dalam lempeng-lempeng steril pula.

    Sebagian dari bahan tersebut diperiksa langsung dengan KOH 10% yang diberi tinta Parker

    biru hitam, dipanaskan sebentar, ditutup dengan gelas penutup dan diperiksa di bawah

    mikroskop. Bila penyebabnya memang jamur, maka kelihatan garis yang memiliki indeks

    bias lain dari sekitarnya dan jarak-jarak tertentu dipisahkan oleh sekat-sekat atau seperti

    butir-butir yang bersambung seperti kalung. Pada pitiriasis versikolor hifa tampak pendek-

    pendek, lurus atau bengkok dengan banyak spora kecil berkelompok memberikan gambaran

    spaghetti and meatballs.

    2) Pemeriksaan dengan lampu Wood

    Dari pemeriksaan dengan lampu Wood dapat memberikan perubahan warna pada

    seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah dilihat. Daerah yang terkena infeksi akan

    memperlihatkan fluoresensi warna emas sampai oranye.

    DIAGNOSA BANDING

    Penyakit ini harus dibedakan dari dermatitis seboroik, sifilis stadium II, pitiriasis

    rosea, vitiligo, Morbus Hansen dan hipopigmentasi pasca peradangan.

    PENGOBATAN

    Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. Pengobatan dapat

    dilakukan dengan cara topical atau sistemik. Pengobatan topikal terutama ditujukan untuk

    penderita dengan lesi minimal. Obat golongan senyawa azol (antara lain ketokonazol,

    bifonazol, tiokonazol) dalam bentuk krim selama 2 sampai 3 minggu cukup efektif untuk

    pengobatan PV. Kesulitan pemakaian krim adalah pada lesi yang luas.

  • Pemakaian ketokonazol 2% dalam bentuk sampo dilaporkan lebih efektif dengan

    pemakaian yang lebih mudah. Hal tersebut didukung dengan adanya efek antimikotik sampo

    ketokonazol 2% yang lebih poten dibanding selenium sulfid ataupun seng pirition. Sampo

    dioles di seluruh badan, lengan dan tungkai, dibiarkan selama 10-15 menit kemudian dicuci.

    Pengobatan dilakukan 2-3 kali per minggu selama 2-4 minggu.

    Obat topikal lain adalah selenium sulfida 1,8% dalam bentuk sampo yang juga

    dipakai seluruh badan, sebelum tidur dan segera dicuci pada pagi harinya. Pemakaian 1-2 kali

    per minggu selama 2-4 minggu. Cara lain dengan menggunakannya setelah mandi selama 15-

    30 menit dan kemudian dibilas. Dapat pula digunakan solusio sodium tiosulfas 20%. Sampo

    selenium sulfid dan sodium tiosulfas 20% menyebabkan bau kurang sedap serta kadan

    bersifat iritatif sehingga sering menyebabkan pasien kurang taat dalam mengobati.

    Pengobatan sistemik menggunakan ketokonazol atau itrakonazol juga sangat efektif

    untuk PV. Dosis untuk ketokonazol bervariasi antara 200mg/hari selama 7-10 hari atau dosis

    tunggal 400 mg. Itrakonazol disarankan untuk kasus kambuhan atau tidak responsif dengan

    cara pengobatan lain, dengan dosis 200 mg/hari selama 5-7 hari. Kesembuhan umumnya

    masih dengan gejala sisa hipopigmentasi yang menghilang perlahan sehingga pemeriksaan

    mikroskop KOH membantu memaastikan kesembuhan.

    PROGNOSIS

    Prognosis PV dalam hal kesembuhan baik, tetapi persoalan utama adalah kekambuhan

    yang sangat tinggi. Menghadapi persoalan ini, lebih baik dilakukan pengobatan ulang setiap

    kali kambuh atau pengobatan pencegahan daripada memperpanjang satu periode pengobatan.

    DERMATOFITOSIS

    Penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofit disebut " Dermatofitosis ".

    Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya tarik kepada

    keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulai

    dari stratum korneurm sampai dengan stratum basalis.

    ETIOLOGI

    Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus

    yaitu genus: Mikrosporum, Trichophyton dan Epidermophyton. Dari 41 spesies dermafito

    yang sudah dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan

    binatang yang terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesies Mikrosporon dan 1 spesies

    Epidermafiton.

    Cara penentuan dermatofitosis terlihat pada gambaran lesi dan lokasi. Selain sifat

    keratinofilik ini, setiap spesies dermatofita mempunyai afinitas terhadap hospes tertentu.

    Dermatofita yang zoofilik terutama menyerang binatang, dan kadang-kadang menyerang

    manusia. Misalnya : Microsporum canis dan Trichophyton verucosum. Dermatofita yang

    geofilik adalah jamur yang hidup di tanah dan dapat menimbulkan radang yang moderat pada

    manusia, misalnya Mikrosporon gipsium.

  • GAMBARAN KLINIS

    Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada manusia

    bersifat akut dan sedang namun lebih mudah sembuh. Dermatofita yang antropofilik terutama

    menyerang manusia, karena memilih manusia sebagai hospes tetapnya. Golongan jamur ini

    dapat menyebabkan perjalanan penyakit menjadi menahun dan residif , karena reaksi

    penolakan tubuh yang sangat ringan. Contoh jamur yang antropofilik ialah: Microsporum

    audoinii dan Trichophyton rubrum.

    CARA PENULARAN

    Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung melalui 3 cara

    anthropofilik (penyebaran dari manusia ke manusia), zoofilik (penyebaran dari hewan ke

    manusia) dan geofilik (penyebaran dari tanah, air dan udara ke manusia). Penularan langsung

    dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari manusia,

    binatang atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang

    dihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian, debu atau air. Disamping cara penularan

    tersebut diatas, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari beberapa faktor:

    1. Faktor virulensi dari dermatofita

    Virulensi ini tergantung pada afinitas jamur itu, apakah jamur Antropofilik, Zoofilik

    atau Geofilik. Selain afinitas ini masing-masing jenis jamur ini berbeda pula satu dengan

    yang lain dalam afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian dari tubuh Misalnya :

    Trichophyton rubrum jarang menyerang rambut, Epidermatophyton floccosum paling sering

    menyerang lipat pada bagian dalam.

    2. Faktor trauma

    Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih sulit untuk terserang jamur.

    3. Faktor suhu dan kelembaban

    Kedua faktor ini sangat jelas berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak pada

    lokalisasi atau lokal, di mana banyak keringat seperti lipat paha dan sela-sela jari paling

    sering terserang penyakit jamur ini.

    4. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan

    Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur di mana terlihat insiden

    penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah, penyakit ini lebih

    sering ditemukan dibanding golongan sosial dan ekonomi yang lebih baik.

    5. Faktor umur dan jenis kelamin

    Penyakit Tinea kapitis lebih sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan orang

    dewasa, dan pada wanita lebih sering ditemukan infeksi jamur di sela-sela jari dibanding pria

    dan hal ini banyak berhubungan dengan pekerjaan. Di samping faktor-faktor tadi masih ada

    faktor-faktor lain seperti faktor perlindungan tubuh (topi, sepatu dan sebagainya), serta

    pemakaian pakaian yang serba nilon, dapat mempermudah penyakit jamur ini.

  • LOKASI

    Secara etiologis dermatofitosis disebabkan oleh tiga genus dan penyakit yang

    ditimbulkan sesuai dengan penyebabnya. Diagnosis etiologi ini sangat sukar oleh karena

    harus menunggu hasil biakan jamur dan ini memerlukan waktu yang agak lama dan tidak

    praktis. Disamping itu sering satu gambaran klinik dapat disebabkan oleh beberapa jenis

    spesies jamur, dan kadang-kadang satu gambaran klinis dapat disebabkan oleh beberapa

    spesies dermatofita sesuai dengan lokalisasi tubuh yang diserang.

    Istilah Tinea dipakai untuk semua infeksi oleh dermatofita dengan dibubuhi tempat

    bagian tubuh yang terkena infeksi, sehingga diperoleh pembagian dermatofitosis sebagai

    berikut:

    1. Tinea kapitis : bila menyerang kulit kepala clan rambut

    2. Tinea korporis : bila menyerang kulit tubuh yang berambut (globrous skin).

    3. Tinea kruris : bila menyerang kulit lipat paha, perineum, sekitar anus dapat meluas

    sampai ke daerah gluteus, perot bagian bawah dan ketiak atau aksila

    4. Tinea manus dan tinea pedis : Bila menyerang daerah kaki dan tangan, terutama

    telapak tangan dan kaki serta sela-sela jari.

    5. Tinea Unguium : bila menyerang kuku

    6. Tinea Barbae : bila menyerang daerah dagu, jenggot, jambang dan kumis.

    7. Tinea Imbrikata : bila menyerang seluruh tubuh dengan memberi gambaran klinik

    yang khas.

    GEJALA KLINIK

    Umumnya dermatofitosis pada kulit memberikan morfologi yang khas yaitu bercak-

    bercak yang berbatas tegas disertai efloresensi-efloresensi yang lain, sehingga memberikan

    kelainan-kelainan yang polimorf, dengan bagian tepi yang aktif serta berbatas tegas sedang

    bagian tengah tampak tenang .

    Gejala objektif ini selalu disertai dengan perasaan gatal, bila kulit yang gatal ini

    digaruk maka papula-papula atau vesikel-vesikel akan pecah sehingga menimbulkan daerah

    yang erosit dan bila mengering jadi krusta dan skuama. Kadang-kadang bentuknya

    menyerupai dermatitis (ekzema marginatum), tetapi kadang-kadang hanya berupa makula

    yang berpigmentasi saja (Tinea korporis) dan bila ada infeksi sekunder menyerupai gejala-

    gejala pioderma (impetigenisasi).

    TINEA KAPITIS

    (Scalp ring worm ;Tinea Tonsurans)

    Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui

    binatang- binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan sebagainya.

    Berdasarkan bentuk yangkhas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :

    1. Gray pacth ring worm

    Penyakit ini dimulai dengan papula merah kecil yang melebar ke sekitarnya dan

    membentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut jadi abu-abu dan tidak

    mengkilat lagi, serta mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga menimbulkan alopesia

    setempat.

  • Dengan pemeriksaan sinar wood tampak flouresensi kekuning-kuningan pada rambut

    yang sakit melalui batas "Grey pacth" tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies

    Microsporum dan Trichophyton.

    2. Black dot ring worm

    Terutama disebabkan oleh T. tonsurans, T. violaseum, mentagrofites. infeksi jamur

    terjadi di dalam rambut (endotrik) atau luar rambut (ektotrik) yang menyebabkan rambut

    putus tepat pada permukaan kulit kepala. Ujung rambut tampak sebagai titik-titik hitam diatas

    permukaan ulit, yang berwarna kelabu sehingga tarnpak sebagai gambaran back dot".

    Biasanya

    bentuk ini terdapat pada orang dewasa dan lebih sering pada wanita. Rambut sekitar lesi juga

    jadi tidak bercahaya lagi disebabkan kemungkinan sudah terkena infeksi penyebab utama

    adalah T. tonsusurans dan T.violaseum.

    3. Kerion

    Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang bersifat

    lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan kadang-

    kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila

    kerion ini pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak permanen oleh karena terjadi

    sikatrik. Bentuk ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis, M. gipseum , T.tonsurans

    dan T. Violaseum.

    4. Tinea favosa

    Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarna

    merah kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk cawan (skutula), serta

    memberi bau busuk seperti bau tikus "moussy odor". Rambut di atas skutula putus-putus dan

    mudah lepas dan tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan meninggalkan jaringan parut

    dan alopesia yang permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum

    dan T. gipsum.

    Oleh karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yang

    menyerang daerah kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit-penyakit

    bukan oleh jamur seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.

  • TINEA KORPORIS

    (Tinea circinata=Tinea glabrosa)

    Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan

    banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih

    tinggi. Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung dan anggota

    gerak bawah.

    Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yang

    aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan akhirnya

    dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sirsiner. Pada bagian tepi tampak aktif

    dengan tanda-tanda eritema, adanya papula-papula dan vesikel, sedangkan pada bagian

    tengah lesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi

    menghilang selanjutnya hanya meningggalkan daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja.

    Kelainan-kelainan ini dapat terjadibersama-sama dengan Tinea kruris.

    Penyebab utamanya adalah : T.violaseum, T.rubrum, T.metagrofites. M. gipseum, M.

    kanis, M. audolini. penyakit ini sering menyerupai:

    1. Pitiriasis rosea

    2. Psoriasis vulgaris

    3. Morbus hansen tipe tuberkuloid

    4. Lues stadium II bentuk makulo-papular.

    TINEA KRURIS

    (Eczema marginatum."Dhobi itch", "Jockey itch")

    Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila

    disertai dengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau menahun.

    Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang eritematous dengan

    erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan aktif.

    Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya makula

    yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi. Gambaran yang khas adalah

    lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus.

    Kadang-kadang dapat meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat

    sampai ke aksila.

    Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, T. rubrum dan T. mentografites.

    Diagnosa Banding:

    1. Kandidiasis inguinalis

    2. Eritrasma

    3. Psoriasis vulgaris

    4. Pitiriasis rosea

  • TINEA MANUS DAN TINEA PEDIS

    Tinea pedis disebut juga Athlete's foot = "Ring worm of the foot". Penyakit ini sering

    menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang cuci,

    pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai sepatu yang

    tertutup seperti anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai

    rasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.

    Ada 3 bentuk Tinea pedis:

    1. Bentuk intertriginosa

    Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari

    terutama jari IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari tersebut

    membuat jamur-jamur hidup lebih subur. Bila menahun dapat terjadi fisura yang nyeri bila

    kena sentuh. Bila terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau erisipelas disertai gejala-

    gejala umum.

    2. Bentuk hiperkeratosis

    Terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki, tepi kaki dan punggung

    kaki. Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisura-fisura yang dalam pada bagian lateral

    telapak kaki.

    3. Bentuk vesikuler subakut

    Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian

    meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel dan bula yang terletak agak

    dalam di bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini memecah

    akan meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila terjadi infeksi akan

    memperhebat dan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas. Semua bentuk

    yang terdapat pada Tinea pedis, dapat terjadi pada Tinea manus, yaitu dermatofitosis yang

    menyerang tangan. Penyebab utamanya ialah : T .rubrum, T .mentagrofites, dan

    Epidermofiton flokosum.

    Tinea manus dan Tinea pedis harus dibedakan dengan:

    1. Dermatitis kontak akut alergis

    2. Skabiasis

    3. Psoriasispustulosa

  • TINEA UNGUIUM

    (Onikomikosis = ring worm of the nails)

    Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan

    permulaan dari dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal kuku,

    Subinguinal distal bila di mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila di mulai dari

    bawah kuku. Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan disertai oleh

    subungual hiperkeratosis. Dibawah kuku tampak adanya detritus yang banyak mengandung

    elemen jamur.

    Onikomikosis ini merupakan penyakit jamur yang kronik sekali, penderita minta

    pertolongan dokter setelah menderita penyakit ini setelah beberapa lama, karena penyakit ini

    tidak memberikan keluhan subjektif, tidak gatal, dan tidak sakit. Kadang-kadang penderita

    baru datang berobat setelah seluruh kukunya sudah terkena penyakit.

    Penyebab utama adalah : T. rubrum, T. mentagrophytes

    Diagnosis banding:

    1. Kandidiasis kuku

    2. Psoriasis yang menyerang kuku

    3. Akrodermatitis persisten

    TINEA BARBAE

    Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambang

    dan kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus. Ada 2 bentuk yaitu

    superfisialis dan kerion

    1) Superfisialis

    Kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama yang mula-mula kecil

    selanjutnya meluas ke arah luar dan memberi gambaran polisiklik, dengan bagian tepi yang

    aktif. Biasanya gambaran seperti ini menyerupai tinea korporis.

    2) Kerion

    Bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi krusta atau abses

    kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi.

  • Tinea barbae ini didiagnosa banding dengan :

    1. Sikosis barbae (folikulitis oleh karena piokokus)

    2. Karbunkel

    3. Mikosis dalam

    TINEA IMBRIKATA

    Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan oleh

    Trikofiton konsentrikum. Gambaran klinik berupa makula yang eritematous dengan skuama

    yang melingkar.

    Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam. Pada umumnya pada

    bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebih tenang, tetapi seluruh makula

    ditutupi oleh skuama yang melingkar. Penyakit ini sering menyerang seluruh permukaan

    tubuh sehingga menyerupai :

    1. Eritrodemia

    2. Pempigus foliaseus

    3. Iktiosis yang sudah menahun

    Diagnosis

    Pemeriksaan mikologik dapat membantu dalam menegakan diagnosis. Pemeriksaan

    dalam menentukan diagnosis infeksi dermatofitosis terdiri dari pemeriksaan langsung sediaan

    basah dan biakan.

    Pemeriksaan langsung

    Pengambilan spesimen

    Pengambilan specimen dimulakan dengan membersihkan lokasi lesi dengan

    alcohol/spiritus 70%. Untuk pengambilan specimen pada kulit tidak berambut (kulit glabrosa)

    pengerokan dilakukan dari bagian tepi lesi sampai ke bagian sedikit di luar kelainan sisik

    kulit menggunakan skapel tumpul steril. Untuk pengambilan spesimen di kulit berambut,

    rambut pada kulit yang mengalami kelainan dicabut dan kulit di bagian itu dikerok untuk

    mengumpulkan sisik kulit dan pus. Dalam pengambilan specimen di kuku, spesimen diambil

    dari permukaan kuku yang sakit dan dipotong sedalam-dalamnya sehingga mengenai seluruh

    tebal kuku dan bahan di bawah kuku diambil.

  • Pemeriksaan mikroskopis

    Pemeriksaan mikroskopis dimulai dengan penyediaan slide, bahan diletakan di atas

    gelas alas kemudian di tambah 1-2 tetes larutan KOH. Konsentrasi larutan KOH untuk

    sediaan rambut adalah 10%, untuk kulit 20% dan untuk kuku 30%. Setelah sediaan

    dicampurkan dengan larutan KOH, sediaan ditunggu 15-20 menit untuk melarutkan jaringan.

    Untuk mempercepatkan proses pelarutan dapat dilakukan pemanasan sediaan basah dia atas

    api kecil sehingga berlaku penguapan. Untuk melihat elemen jamur ditambahkan zat pewarna

    pada sediaan KOH, tinta parker blue-black. Elemen jamur dapat diperhatikan di bawah

    mikroskop cahaya dengan pembesaran 100x dan 400x.

    Pada sediaan kuku dan kulit dapat dilihat hifa sebagai garis sejajar terbahagi oleh

    sekat lengkap dan bercabang. Terlihat juga spora berderet (artrospora).Pada sediaan rambut

    terlihat spora kecil (mikrospora) dan spora besar (makrospora). Spora yang kelihatan bisa

    tersusun di luar rambut (ektotriks) atau di dalam rambut (endotriks). Kadang-kadang dapat

    terlihat hifa pada sediaan rambut.

    Pemeriksaan dengan pembiakan

    Pemeriksaan pembiakan dapat dilakukan untuk menyokong pemeriksaan sediaan

    langsung dan menentukan spesies dermatofita.Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanam

    bahan klinis dalam media buatan, medium agar dekstrosa Sabouraud. Pada medium

    ditambahkan antibiotic, Kloramfenikol untuk menghindarkan kontaminasi bakterial maupun

    jamur kontaminan.

    PENGOBATAN

    Pengobatan Pencegahan :

    1.) Perkembangan infeksi jamur diperberat oleh panas, basah dan maserasi. Jika faktor-faktor

    lingkungan ini tidak diobati, kemungkinan penyembuhan akan lambat. Daerah intertrigo atau

    daerah antara jari-jari sesudah mandi harus dikeringkan betul dan diberi bedak pengering atau

    bedak anti jamur.

    2.) Alas kaki harus pas betul dan tidak terlalu ketat.

    3.) Pasien dengan hiperhidrosis dianjurkan agar memakai kaos dari bahan katun yang

    menyerap keringat, jangan memakai bahan yang terbuat dari wool atau bahan sintetis.

    4.) Pakaian dan handuk agar sering diganti dan dicuci bersih-bersih dengan air panas.

    Terapi lokal

    Infeksi pada badan dan lipat paha dan lesi-lesi superfisialis, di daerah jenggot,

    telapak tangan dan kaki, biasanya dapat diobati dengan pengobatan topikal saja.

    1.) Lesi-lesi yang meradang akut dengan vesikula dan eksudat harus dirawat dengan kompres

    basah secara terbuka, dengan berselang-selang atau terus menerus. Vesikel harus

    dikempeskan tetapi kulitnya harus tetap utuh.

    2. Toksilat, haloprogin, tolnaftate dan derivat imidazol seperti mikonasol, ekonasol,

    bifonasol, kotrimasol dalam bentuk larutan atau krem dengan konsentrasi 1-2% dioleskan 2 x

    sehari akan menghasilkan penyembuhan dalam waktu 1-3 minggu.

  • 3. Lesi hiperkeratosis yang tebal, seperti pada telapak tangan atau kaki memerlukan terapi

    lokal dengan obat-obatan yang mengandung bahan keratolitik seperti asam salisilat 3-6%.

    Obat ini akan menyebabkan kulit menjadi lunak dan mengelupas. Obat-obat keratolitik dapat

    mengadakan sensitasi kulit sehingga perlu hati-hati kalau menggunakannya.

    4. Pengobatan infeksi jamur pada kuku, jarang atau sukar untuk mencapai kesembuhan total.

    Kuku yang menebal dapat ditipiskan secara mekanis misalnya dengan kertas amplas, untuk

    mengurangi keluhan-keluhan kosmetika. Pemakaian haloprogin lokal atau larutan derivat asol

    bisa menolong. Pencabutan kuku jari kaki dengan operasi, bersamaan dengan terapi

    griseofulvin sistemik, merupakan satu-satunya pengobatan yang bisa diandalkan terhadap

    onikomikosis jari kaki.

    Terapi sistemik

    Pengobatan sistemik pada umumnya mempergunakan griseofulvin. Griseofulvin

    adalah suatu antibiotika fungisidal yang dibuat dari biakan spesies penisillium. Obat ini

    sangat manjur terhadap segala jamur dermatofitosis. Griseofulvin diserap lebih cepat oleh

    saluran pencernaan apabila diberi bersama-sama dengan makanan yang banyak mengandung

    lemak, tetapi absorpsi total setelah 24 jam tetap dan tidak dipengaruhi apakah griseofulvin

    diminum bersamaan waktu makan atau diantara waktu makan.

    Dosis rata-rata orang dewasa 500 mg per hari. Pemberian pengobatan dilakukan 4 x

    sehari, 2 x sehari atau sekali sehari. Untuk anak-anak dianjurkan 5 mg per kg berat badan dan

    lamanya pemberian adalah 10 hari. Salep ketokonasol dapat diberikan 2 x sehari dalam waktu

    14 hari.

    PROGNOSIS

    Perkembangan penyakit dermatofitosis dipengaruhi oleh bentuk klinik dan penyebab

    penyakitnya disamping faktor-faktor yang memperberat atau memperingan penyakit. Apabila

    faktor-faktor yang memperberat penyakit dapat dihilangkan, umumnya penyakit ini dapat

    hilang sempurna.

    7. Menjaga Kesehatan Kulit sesuai ajaran islam

    Menjaga kulit dan menutup aurat berdasarkan ajaran Islam.

    Menjaga kulit dari sinar Matahari Matahari memiliki peran utama dalam merusak kulit.

    Anda perlu melindungi kulit dari matahari guna mencegah penuaan pada kulit. Matahari

    sangat berpengaruh dalam membuat kulit berkerut, kering, dan membuat warna kulit

    berubah; Penjarangan kulit, tekstur kulit, penipisan kulit serta penyakit kulit yang

    berhubungan dengan paparan sinar matahari.

    Perintah menutup aurat

    Aurat diambil dari perkataan Arab 'Aurah' yang berarti keaiban. Manakala dalam istilah

    fiiah aurat diartikan sebagai bagian tubuh badan seseorang yang wajib ditutup atau

    dilindungi dari pandangan.

  • Perintah menutup aurat telah difirmankan oleh Allah s.w.t dalam surah al-ahzab ayat 33

    Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku

    seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan

    ta'atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan

    dosa dari kamu dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

    Manfaat menutup aurat:

    1. Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)

    Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok

    laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia

    dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan

    menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-

    wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan

    bau surga itu tercium dari jarak yang jauh (HR. Muslim).

    Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Wanita-

    wanita yang berpakaian namun telanjang ialah mereka yang menutup sebagian

    tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan

    kecantikannya.

    2. Terhindar dari pelecehan

    Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku

    mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman

    sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,

    Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.

    (HR. Bukhari)

    ASAS AURAT

    Islam telah menggariskan batasan aurat pada lelaki dan wanita.Aurat asas pada lelaki

    adalah menutup antara pusat dan lutut. Manakala aurat wanita pula adalah menutup

    seluruh badan kecuali muka dan tapak tangan.

    1. Aurat Ketika Sembahyang

    Aurat wanita ketika sembahyang adalah menutup seluruh badan kecuali muka dan

    tapak tangan.

    2. Aurat Ketika Sendirian

    Aurat wanita ketika mereka bersendirian adalah bahagian anggota pusat dan lutut.

    Ini bererti bahagian tubuh yang tidak boleh dilihat antara pusat dan lutut.

  • 3. Aurat Ketika Bersama Mahram

    Pada asasnya aurat seseorang wanita dengan mahramnya adalah antara pusat dan

    lutut. Walau pun begitu wanita dituntut agar menutup mana-mana bahagian tubuh

    badan yang boleh menaikkan syahwat lelaki walaupun mahram sendiri.

    Perkara ini dilakukan bagi menjaga adab dan tatsusila wanita terutana dalam

    menjaga kehormatan agar perkara-perkara sumbang yang tidak diingini tidak akan

    berlaku.

    Syarak telah menggariskan golongan yang dianggap sebagai mahram kepada

    seseorang wanita iaitu :

    1.Suami

    2.Ayah mertua

    3.Anak-anak lelaki termasuk cucu sama ada dari anak lelaki atau perempuan

    4. Saudara lelaki kandung atau seibu atau sebapak

    5. Anak saudara lelaki karena mereka ini tidak boleh dinikahi selama-lamanya

    6. Anak saudara dari saudara perempuan

    7. Sesama wanita sama ada kaitan keturunan atau seagama

    8. Hamba sahaya

    9. Pelayan yang tidak ada nafsu syahwat

    10. Anak-anak kecil yang belum mempunyai syahwat terhadap wanita. Walau pun

    begitu, bagi kanak-kanak yang telah mempunyai syahwat tetapi belum

    baligh,wanita dilarang menampakkan aurat terhadap mereka.

    Berwudhu

    Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang

    menyucikan/membersihkan diri. (Al-Baqarah : 222)

    Ajaran kebersihan dalam Agama Islam berpangkal atau merupakan konsekusensi

    dari pada iman kepada Allah, berupaya menjadikan dirinya suci/bersih supaya Ia

    berpeluang mendekat kepada Allah SWT.

    Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan

    demikian kebersihan dalam Islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan

    karena itu sering juga dipakai kata bersuci sebagai padanan kata

    membersihkan/melakukan kebersihan.

  • Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi harus

    dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa,

    bahkan dikembangkan dalam hukum Islam. Dalam rangka inilah dikenal sarana-

    sarana kebersihan yang termasuk kelompok ibadah, seperti : wudhlu, tayamum, mandi

    (ghusl), pembersihan gigi (siwak).

    Adanya kewajiban shalat 5 waktu sehari merupakan jaminan terpeliharanya

    kebersihan badan secara terbatas dan minimal, karena ibadah shalat itu baru sah kalau

    orang terlebih dahulu membersihkan diri dengan berwudhlu. Demikian juga ibadah

    tersebut baru sah jika pakaian dan tempat dimana kita melakukannya memang bersih.

    Jadi jaminan kebersihan diri, pakaian dan lingkungan mereka yang melaksanakannya.

    Disinilah letaknya ibadah itu ikut berperan membina kesehatan jasmani selain

    tentunya peran utamanya membina kesehatan jiwa/rohani manusia.