12
SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Pelaksanaan senam lansia Penyuluh : Mahasiswa Profesi Kesehatan Komunitas dan Keluarga UNHAS Kelompok Sasaran : Seluruh Lansia di Rappokalling Tanggal/Bln/Th : Senin, 11 Mei 2015 W a k t u : 16. 30 WITA - selesai A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai dengan banyaknya lanjut usia/lansia yang hidup di tahun 2005 sebanyak 19,9% atau 15,3 juta jiwa. Diperkirakan umur harapan hidup tersebut akan meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok lansia menjadi 11,09% atau 28,28 juta jiwa. Lansia adalah individu yang berumur di atas 60 tahun, dimana pada usia ini kemampuan dan daya tahan tubuh individu semakin menurun. Ditambah lagi dengan adanya berbagai penyakit degeneratif yang akan muncul seiring dengan bertambahnya usia seperti penyakit rematik, jantung, hipertensi, osteo poprosis dan diabetes militus. Penyakit ini akan mengenai lansia laki – laki maupun wanita apabila tidak diatasi lebih dini. Dari hasil pengumpulan data untuk lansia didapatkan data lansia sebanyak 87 orang sebanyak 50,98% lansia menderita rematik, 42,16% menderita hipertensi, dan sebanyak4,90% menderita DM, dari hasil wawancara didapatkan beberapa lansia mengatakan malas

SAP Senam Lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

file

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHANTopik: Pelaksanaan senam lansiaPenyuluh: Mahasiswa Profesi Kesehatan Komunitas dan Keluarga UNHASKelompok Sasaran: Seluruh Lansia di RappokallingTanggal/Bln/Th : Senin, 11 Mei 2015W a k t u : 16. 30 WITA - selesai

A. Latar BelakangSeiring dengan meningkatnya umur harapan hidup yang ditandai dengan banyaknya lanjut usia/lansia yang hidup di tahun 2005 sebanyak 19,9% atau 15,3 juta jiwa. Diperkirakan umur harapan hidup tersebut akan meningkat pada tahun 2020 bagi kelompok lansia menjadi 11,09% atau 28,28 juta jiwa. Lansia adalah individu yang berumur di atas 60 tahun, dimana pada usia ini kemampuan dan daya tahan tubuh individu semakin menurun. Ditambah lagi dengan adanya berbagai penyakit degeneratif yang akan muncul seiring dengan bertambahnya usia seperti penyakit rematik, jantung, hipertensi, osteo poprosis dan diabetes militus. Penyakit ini akan mengenai lansia laki laki maupun wanita apabila tidak diatasi lebih dini. Dari hasil pengumpulan data untuk lansia didapatkan data lansia sebanyak 87 orang sebanyak 50,98% lansia menderita rematik, 42,16% menderita hipertensi, dan sebanyak4,90% menderita DM, dari hasil wawancara didapatkan beberapa lansia mengatakan malas mengikuti kegiatan senam lansia. Keadaan ini dapat menimbulkan permasalahan dalam kegiatan lansia sehari-hari dan mempengaruhi kondisi kesehatan lansia baik fisik maupun mental.Dengan adanya permasalahan tersebut diatas telah direncanakan untuk membentuk suatu wadah bagi lansia dalam meningkatkan masalah kesehatannya yaitu senam lansia. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan atau mempertahankan kekuatan fisik lansia. Salah satu cara untuk mengatasi dan mencegah lebih lanjut terjadinya kasus penyakit tersebut maka senam lansia dapat dilakukan secara rutin dan terorganisir oleh para lansia. Senam lansia memiliki prinsip gerakan gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi lansia. Lansia yang rutin melakukan senam akan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian secara mendadak.

B. Tujuan1. Tujuan UmumSetelah mengikuti kegiatan senam lansia diharapkan angka kesakitan akibat penyakit degeneratif di jorong gantiang kampung kenagarian koto tangah menjadi menurun.2. Tujuan KhususSetelah mengikuti kegiatan senam lansia diharapkan lansia dapat:a. Berinteraksi sesama lansiab. Berpartisipasi aktif selama kegiatanc. Mengikuti gerakan senam dengan bimbingand. Meningkatkan kebugaran tubuhC. Pelaksanaan Kegiatan1. Topik Kegiatan

Peragaan dan pelaksanaan senam lansia

2. Sasaran dan target

Sasaran: Seluruh lansia di Kecamatan RappokallingTarget : Lansia di Kecamatan Rappokalling yang menderita penyakit degeneratif.3. Metode

Demonstrasi gerakan senam

4. Media dan Peralatan

Kasset / CD

Tape recorder / DVD

Sound System

5. Tempat

Di halaman Kantor Desa

6. WaktuHari/tanggal : Senin, 11 Mei 2015

Waktu : 16.30 WIB s/d selesai

D. Kepanitiaan1. Penanggung Jawab ( bertanggung jawab atas terlaksananya semua kegiatan) : Tim Kelompok 1

2. Pembawa Acara : A. Batari Tryputri Amelba Tugas :

Membuka acara

Memperkenalkan anggota kelompok

Membuat kontrak waktu

Menjelaskan tujuan acara kegiatan senam

Menutup acara

3. Instruktur ( Mendemonstrasikan senam lansia ) : Resky Andriani, Surati Cahya Ningrum, Nur Saktiani, Iman Febri, Yuni Widya Nengsih

4. Fasilitator (Memotivasi peserta senam untuk berperan aktif dalam melakukan gerakan senam) : Tiara Olivia, Hermei Pasalli, dan Rahmawati5. Observer : Rian, Anggi, Dewi, Liyah

Tugas:

Mengamati proses pelaksanaan senam dari awal sampai akhir

Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan

E. Setting

Keterangan :

: Pembawa Acara : Media / peralatan

: lansia : Instruktur senam

: fasilitator : observer

F. Susunan Kegiatan

NoAcaraPelaksanaWaktuMetode

1.

2.

3.Pembukaan Acara

- Mengucapkan salam

- Perkenalan

-Menjelaskan tujuan kegiatan-Menjelaskan kontrak waktu-Pengukuran tekanan darah dan nadi awal Pelaksanaan Senam Lansia Istirahat, minum, pengukuran tekanan darah, dan nadi.

Penutup

Pembawa Acara

Mahasiswa dan lansia

Pembawa acara5 menit

45 menit

5 menitCeramah

Demonstrasi

Ceramah

G. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

70 % lansia menghadiri kegiatan senam

Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia

Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan

b. Evaluasi proses

Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

Kegiatan terlaksana sesuai dengan waktu yang direncanakan

c. Evaluasi Hasil

60 % dari peserta yang hadir mampu melakukan gerakan senam lansia dengan bimbingan 70 % peserta yang hadir berpatisipasi aktif dan antusias selama jalannya senam

LAMPIRAN MATERI SENAM LANSIA1. Definisi Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.2. ManfaatSemua senam dan aktifitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness. Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkan jumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akan terjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) dan menghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu 10 istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun. Manfaat senam lainnya yaitu terjadi keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast. Apabila senam terhenti maka pembentukan osteoblast berkurang sehingga pembentukan tulang berkurang dan dapat berakibat pada pengeroposan tulang. Senam yang diiringi dengan latihan stretching dapat memberi efek otot yang tetap kenyal karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls saraf yang dinamakan muscle spindle, bila otot diulur (recking) maka muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik-menarik, akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinoval sehingga persendian akan licin dan mencegah cedera. Olahraga yang bersifat aerobik seperti senam merupakan usaha-usaha yang akan memberikan perbaikan pada fisik atau psikologis. Faktor fisiologi dan metabolik yang dikalkulasi termasuk penambahan sel-sel darah merah dan enzim fosforilase (proses masuknya gugus fosfat kedalam senyawa organik), bertambahnya aliran darah sewaktu latihan, bertambahnya sel-sel otot yang mengandung mioglobin dan mitokondria serta meningkatnya enzim-enzim untuk proses oksigenasi jaringan, olahraga dapat memberi beberapa manfaat, yaitu: meningkatkan peredaran darah, menambah kekuatan otot, dan merangsang pernafasan dalam. Selain itu dengan olahraga dapat membantu pencernaan, menolong ginjal, membantu kelancaran pembuangan bahan sisa, meningkatkan fungsi jaringan, menjernihkan dan melenturkan kulit, merangsang kesegaran mental, membantu mempertahankan berat badan, memberikan tidur nyenyak, memberikan kesegaran jasmani.3. Gerakan Senam Lansia Tahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan penenangan (pendinginan). a. Pemanasan Pemanasan dilakukan sebelum latihan. Pemanasan bertujuan menyiapkan fungsi organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih berat pada saat latihan sebenarnya. Penanda bahwa tubuh siap menerima pembebanan antara lain detak jantung telah mencapai 60% detak jantung maksimal, suhu tubuh naik 1C - 2C dan badan berkeringat. Pemanasan yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cidera atau kelelahan. b. Kondisioning Setelah pemansan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau gerakan inti yakni melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yang sesuai dengan tujuan program latihan. c. Penenangan Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial. Tahap ini bertujuan mengembalikan kodisi tubuh seperti sebelum berlatih dengan melakukan serangkaian gerakan berupa stretching. Tahapan ini ditandai dengan menurunnya frekuensi detak jantung, menurunnya suhu tubuh, dan semakin berkurangnya keringat. Tahap ini juga bertujuan mengembalikan darah ke jantung untuk reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah diotot kaki dan tangan.4. Porsi Latihan Porsi latihan harus ditentukan , supaya maksud dan tujuan olahraga memberikan manfaat yang baik. Latihan yang berlebihan akan merugikan kesehatan, sedangkan latihan yang terlalu sedikit tidak begitu bermanfaat. Penentuan porsi latihan tersebut harus memperhatikan: intensitas latihan lama latihan frekuensi latihan5. Intensitas Latihan Untuk mencapai kesegaran kardiovaskuler yang optimal maka idealnya latihan berada pada VO2 maksimal berkisar antara 50 85 persen, ternyata tidak memperburuk komplikasi diabetes dan tidak menaikkan tekanan darah sampai 180 mmHg. Intensitas latihan dinilai dengan :a. Target nadi/area latihan/Training zoneb. Kadar gula darah sebelum dan sesudah latihanc. Tekanan darah sebelum dan sesudah latihan cara menghitung training zone :Training zone adalah interval nadi yang di targetkan dicapai selama latihan/segera setelah latihan maksimum yaitu antara 60 79 persen dari denyut nadi maksimal. Maka sebagai contoh lansia umur 40 tahun interval nadi yang diperbolehkan adalah 60 persen kali (220 40) dan 79 persen kali (220 40) dan hasil interval nadi antara 108 permenit sampai 142 permenit. Kadar gula darah :Kadar gula darah pada lansia diabetes 140-180 mg%, Kadar gula usia muda 140 mg%

6. Lama LatihanUntuk mencapai efek metabolik : Pemanasan 5-10 menit Latihan inti berkisar antara 20-30 menit Pendinginan masing masing 5 -10 menit. Bila kurang maka efek metabolik sangat rendah sebaliknya jika berlebihan menimbulkan efek buruk terhadap sistem mulkuloskeletal dan kardiovascular serta sistem respirasi. untuk senam masal dimana umur penderita sangat bervariasi, maka latihan 45 menit termasuk pemanasan dan pendinginan sudah cukup memadai7. Frekuensi Latihan Dalam 1 minggu 3-5 kali Apabila tidak ada komplikasi bisa dilakukan setiap hari

DAFTAR PUSTAKAhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/133/jtptunimus-gdl-mialidiawa-6616-3-babii.pdf di akses 8 Mei 2015http://dkk.sukoharjokab.go.id/read/senam-lansia di akses 8 Mei 2015