35
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA DI POSYANDU WIJAYA KUSUMA BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun oleh : NOVA SATRIANA NPM 32115015 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

i

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM

LANSIA DI POSYANDU WIJAYA KUSUMA BAMBANGLIPURO

BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

STIKES A. Yani Yogyakarta

Disusun oleh :

NOVA SATRIANA

NPM 32115015

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2013

Page 2: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

ii

Page 3: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

iii

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM

LANSIA DI POSYANDU WIJAYA KUSUMA BAMBANGLIPURO

BANTUL YOGYAKARTA

Nova Satriana 1, Titih Huriah

2, Ratna Lestari

3

INTISARI

Latar Belakang : Hasil survey BPS tahun 2012 menyatakan bahwa provinsi

dengan jumlah lansia terbesar adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Peningkatan

jumlah lansia tersebut akan diikuti oleh perubahan fisik, psikologis dan

psikososial. Salah satu cara untuk mengurangi perubahan pada fisik adalah dengan

senam lansia. Dukungan keluarga dibutuhkan agar lansia aktif mengikuti senam

lansia. ……………………………………..

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan

keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma

Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

Metode penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey yang

bersifat analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dengan

cara simpel random sampling di dapat sampel penelitian 51 sampel. Uji hipotesis

menggunakanKendall’stau.j…..jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj…………………………………

Hasil penelitian : Hasil penelitian berdasarkan tingkat dukungan keluarga

menunjukkan 11 responden (21,6%) rendah, 17 responden (33,3%) sedang, 23

responden (45,1%) tinggi. Untuk tingkat keaktifan lansia menunjukkan yang tidak

aktif sebanyak 9 responden (17,6%), dan 42 responden (82,4 %) aktif. Hasil uji

hipotesis menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam

lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipura Bantul Yogyakarta. Dengan

nilai koefisiensi korelasi 0,343 dan nilai p-value = 0,011 (p<0,05) sehingga H0

ditolak dan Ha diterima.

Kesimpulan : Semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin baik keaktifan

senam lansia, maka diharapkan keluarga yang mempunyai lansia hendaknya dapat

memberikan dukungan kepada lansia untuk meningkatkan kesehatan dan lansia

aktif mengikuti senam lansia.

Kata kunci : Dukungan keluarga, keaktifan, senam lansia.

______________________________________________________ 1. Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta

2. Pembimbing 1 Dosen PSIK Universitas Muhamadiah Yogyakarta

3. Pembimbing 2 Dosen PSIK STIKES A.Yani Yogyakarta

Page 4: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

iv

THE CORRELATION OF FAMILY SUPPORT WITH THE ACTIVENESS

OF ELDERLY’S EXERCISE IN POSYANDU WIJAYA KUSUMA

BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA

Nova Satriana 1, Titih Huriah

2, Ratna Lestari

3

ABSTRACT

Research Background : The result of BPS survey in 2012 stated that Yogyakarta

is the province with the largest number of elderly. An increasing number of the

elderly will be followed by changes in the physical, psychological and

psychosocial. One of the solution to reduce the physical changes in the elderly is

exercise. Family support has needed in order to make elderly actively followed the

exercise.……………….……………………

Research objectives: This research aimed to know the correlation of family

support with the activeness of elderly’s exercise in Posyandu Wijaya Kusuma

Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

Research Methodology : This research used analytic survey with cross sectional

design. This study used simple random sampling and 51 respondents were

involved. It’s used Kendall tau statistical.

Research Findings : The results based on the level of family support showed 11

respondents (21.6%) was poor, 17 respondents (33.3%) moderate, 23 respondents

(45.1%) high. For the elderly showed that the level of activity was not active as

much as 9 respondents (17.6%), and 42 respondents (82.4%) were active.

Hypothesis test results showed there was the correlation of family support with

the activeness of elderly’s exercise in Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipura

Bantul Yogyakarta. Correlation coefficient value of 0.343 and p-value = 0.011 (p

<0.05) so that H0 was rejected and Ha was accepted.

Conclusion : The higher family support for elderly exercise activity the better

elderly exercise activity. It is expected that families who have elderly should

provide support to the elderly to improve their health and actively participates in

exercise.

Keywords: Family support, liveliness, gymnastics elderly.

__________________________________________________ 1.Student of Nursing Science of STIKES A. Yani Yogyakarta

2.Lecturer of Nursing Science Muhammadiyah University Yogyakarta

3.Lecturer of Nursing Science STIKES A. Yani Yogyakarta

Page 5: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

vi

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAAN

Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM

LANSIA DI POSYANDU WIJAYA KUSUMA BAMBANGLIPURO

BANTUL YOGYAKARTA

Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan

pada Program Studi Ilmu Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta, sejauh ini yang saya ketahui bukan merupakan tiruan

atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jendral Achmad Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi

manapun, kecuali bagian informasinya yang dicantumkan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 25 Juni 2013

Penulis

Page 6: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Keaktifan Senam Lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Keperawatan di STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Penyelesaian Skripsi

ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, saran, dan data-data baik secara

tertulis maupun secara lisan. Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku ketua STIKES Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyusun penelitian.

2. Ibu Dwi Susanti, S.Kep., Ns, selaku ketua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan,

atas ijin yang diberikan dalam penyusunan Penelitian.

3. Ibu Titih Huriah, M.Kep, Sp.Kom, selaku pembimbing I penelitian yang telah

memberikan bimbingan dan arahan.

4. Ibu Ratna Lestari, S.Kep., Ns, selaku pembimbing II penelitian yang

membimbing dan membantu penyusunan proposal penelitian.

5. Seluruh staf akademik STIKES Jenderal Achmad Yani, atas semua bantuan

yang diberikan.

6. Kepala Dusun Prenggan Desa Sidomulyo dan Kader Posyandu Wijaya Kusuma

Bambanglipuro Bantul, atas izin dan bantuan yang diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu, memotivasi baik moril maupun materiil

dalam proses penyusunan penelitiaan ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya bagi kita semua.

Akhirnya besar harapan peneliti semoga Penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Yogyakarta, Juni 2013

Penulis

Page 7: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

INTISARI........................................................................................................... iii

ABSTRACT ........................................................................................................ vi

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Dukungan Keluarga ....................................................................... 8

1. Pengertian Keluarga ................................................................. 8

2. Tugas dan Fungsi Keluarga ........................................................ 8

3. Jenis Dukungan Keluarga ........................................................ 9

4. Sumber dan manfaat Dukungan Keluarga ............................... 11

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan pemberian dukungan

social keluarga .......................................................................... 12

B. Lansia ............................................................................................. 13

1. Pengertian Lansia ........................................................................ 13

2. Proses Menua ........................................................................... 14

3. Perubahan Yang Terjadi pada Lansia ...................................... 14

4. Permasalahan Yang Terjadi pada Lansia ................................. 16

C. Senam Lansia ................................................................................. 18

1. Pengertian Senam Lansia ......................................................... 18

2. Jenis – jenis Senam Lansia ..................................................... 18

3. Manfaat Olahraga Bagi Lansia ............................................... 18

4. Keaktifan Senam Lansia ........................................................ 19

D. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Senam Lansia … 21

E. Kerangka Teori ................................................................................ 22

F. Kerangka Konsep .......................................................................... 23

H. Hipotesis ........................................................................................ 23

Page 8: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

ix

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 24

C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 25

D. Variabel Penelitian ......................................................................... 27

E. Definisi Operasional ....................................................................... 28

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................. 29

G. Validitas dan reliabilitas .................................................................... 30

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data…………………………….. 31

I. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... . 34

J. Etika Penelitian ................................................................................. . 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian .................................................................................. 37

B. Pembahasan ..................................................................................... 43

C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................ 50

B. Saran ................................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

x

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi pertanyaan dukungan keluarga ........................................... 29

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin, Usia, tingkat

pendidikan dan riwayat penyakit terakhir dalam 1 tahun responden di

Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun

2013 …………..................................................................................... 38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Kepada Lansia di Posyandu

Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013 …. 39

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Kepada Lansia di Posyandu

Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013 …. 39

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Kepada Lansia di Posyandu

Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013 …. 39

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Kepada Lansia di Posyandu

Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013 ……40

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Kepada Lansia di Posyandu Wijaya

Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013…………..... 40

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya

Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013 ……………40

Tabel 4.8 Hubungan dukungan keluarga terhadap keaktifan senam lansia di

Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta tahun

2013 ……………………………………………………………………41

Tabel 4.9 Uji Regresi Logistik hubungan dukungan keluarga terhadap keaktifan

senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta Tahun 2013 ………………………………………………. 42

Page 10: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

xi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Kerangka Teori ................................................................................ 22

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 23

Page 11: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penelitian

Lampiran 2. Lembar permohonan menjadi responden

Lampiran 3. Persetujuan menjadi responden

Lampiran 4. Karakteristik responden

Lampiran 5. Kuesioner penelitian

Lampiran 6. Keaktifan senam lansia

Lampiran 7. Surat pernyataan uji konten kuesioner

Lampiran 8. Pernyataan melaksanakan uji validitas

Lampiran 9. Data uji validitas dukungan keluarga

Lampiran 10. Korelasi uji validitas dukungan keluarga

Lampiran 11. Reliabilitas dukungan keluarga

Lampiran 12. Surat ijin penelitian dari Gubernur

Lampiran 13. Surat ijin penelitian dari Bappeda

Lampiran 14. Surat ijin penelitian dari Kelurahan

Lampiran 15. Data karakteristik responden

Lampiran 16. Analisa univariat

Lampiran 17. Analisa Bivariat

Lampiran 18. Analisa Regresi logistik

Page 12: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia

adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Rencana

pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) diharapkan dapat meningkatkan

UHH tahun 2004 dari 66,2 % menjadi 70,6% pada tahun 2009. Meningkatnya

UHH, diikuti dengan peningkatan populasi penduduk lanjut usia pada tahun 2010

jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia, sebesar 24 juta jiwa atau 9,77% dari total

jumlah penduduk (Setiabudi, 2008). WHO berpendapat bahwa penduduk lansia di

Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai 11,34% atau 28,8 juta

orang. BPS (2012) menyebutkan bahwa berdasarkan hasil sensus yang dilakukan

pada tahun 2007, lima provinsi dengan jumlah lansia terbesar adalah Daerah

Istimewa Yogyakarta (14,04%), Jawa Tengah (11,16%), Jawa Timur (11,14%),

Bali (11,02%) dan Sulawesi Selatan (9,05%).

Lanjut usia adalah periode dimana organisme telah mencapai kematangan

dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan

waktu. Beberapa pendapat mengenai ―usia kemunduran‖ yaitu ada yang

menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. World Health Organization (WHO)

menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang

berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia (WHO, 2010).

Seiring dengan bertambahnya usia, lansia akan mengalami perubahan-

perubahan yaitu perubahan fisik, perubahan psikologis dan perubahan psikososial

pada lansia. perubahan-perubahan fisik pada lansia salah satunya pada sistem

muskuloskeletal, ketegapan fisik berkurang, badan mulai membungkuk (kyphosis),

terjadi penurunan massa dan kepadatan tulang sehingga tulang menjadi rapuh

menyebabkan osteoporosis yang dapat menimbulkan kecemasan pada lansia

(Stockslager & Jaime, 2007).

Penyebab penyakit pada lansia pada umumnya berasal dari dalam tubuh

(endogen) serta penanganan penyakit pada lansia bersifat khusus, hal itu karena

Page 13: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

2

penyakit pada lansia biasanya tidak berdiri sendiri atau multipatologi yang saling

berkaitan dan memperberat kesehatan dari lansia. Kelompok lansia memerlukan

perhatian dalam upaya kesehatan yaitu dengan olah raga secara teratur. Hal ini

dikarenakan fungsi organ tubuh sudah menurun, rentan terhadap penyakit atau

stress, lebih sering memerlukan rehabilitasi yang tepat (Wibowo, 1999 dalam

Stanley, 2007). Perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia diakibatkan oleh

adanya degenerasi fungsi alat-alat tubuh karena adanya senyawa radikal bebas,

arterisklerosis, dan kurangnya aktivitas fisik salah satunya senam (Maryam, 2008).

Secara umum dapat dikatakan terdapat kecenderungan menurunnya fungsi

organ tubuh sejalan dengan proses menua. Akibat penurunan kapasitas fungsi organ

tubuh tersebut lansia umumnya tidak berespon terhadap berbagai rangsangan,

internal atau eksternal seefektif yang dapat dilakukan oleh orang yang lebih muda.

Menurunnya kemampuan berespon terhadap lingkungan internal yang berubah

cenderung membuat lansia sulit memelihara kestabilan fisik dan kimiawi dalam

tubuh atau memelihara homeostatis tubuh. Gangguan homeostasis tersebut dapat

memudahkan disfungsi berbagai organ dan turunnya toleransi terhadap obat-obatan

(Setiati, 2006 cit Bahana, 2011).

Lanjut usia bukan merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat

menimbulkan masalah sosial. Dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada

lansia banyak pula masalah kesehatan yang dihadapi. Untuk mempertahankan

kesehatan perlu adanya upaya-upaya baik besifat perawatan, pengobatan, pola

hidup sehat dan juga upaya lain seperti senam lansia ( Maryam, 2008).

Bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun, perlu melaksanakan olahraga

secara rutin untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan memelihara serta

mempertahankan kesehatan di hari tua. Salah satu komponen kebugaran jasmani

yang dapat dilatih adalah kelenturan ( flexibility) yang merupakan kemampuan

untuk menggerakkan otot dan sendi pada seluruh daerah pergerakannya. Kurang

gerak dapat menimbulkan kelesuan dan menurunkan kualitas fisik yang berdampak

seseorang akan lebih sering /mudah terserang penyakit, oleh sebab itu latihan fisik

secara teratur perlu dilaksanakan. Senam Lansia adalah bagian dari olah raga yang

merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, melibatkan

Page 14: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

3

gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran

jasmani (Maryam, 2008).

Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak

memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu

tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong

jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berada

di dalam tubuh (Nawawi, 2009).

Senam lansia telah dilakukan diberbagai daerah sebagai program posyandu

lansia untuk meningkatkan kebugaran lansia, pemerintah semakin menggalakkan

senam lansia dengan mengadakan senam lansia bersama-sama disertai dengan

pemeriksaan kesehatan gratis dan perlombaan senam bugar lansia yang di tujukan

untuk menarik minat lansia terhadap senam lansia dan peningkatan kesadaran

terhadap kualitas kesehatan lansia. Meskipun telah diberikan informasi tentang

senam lansia oleh kader posyandu, namun masih banyak tingkat kepatuhan lansia

terhadap senam lansia yang rendah, hal itu dipengaruhi oleh beberapa hal antara

lain dukungan keluarga (Suparto, 2010 cit Adinata, 2007).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

(Friedman, 2004). Dukungan keluarga sangat diperlukan untuk membantu

kebutuhan lansia terutama dalam segi kesehatan, salah satunya yaitu peran sebagai

edukator, keluarga dapat memberikan informasi tentang pentingnya berperan aktif

dalam mengikuti senam lansia, hal ini dapat berfungsi sebagai usaha promotif dari

keluarga itu sendiri (Khairuddin, 2008). ……………………..

Puskesmas Bambanglipuro merupakan salah satu Puskesmas yang terdapat

di Kabupaten Bantul. Menurut data yang ada, jumlah lansia di Wilayah Puskesmas

Bambanglipuro sebesar 6.715 lansia dengan jumlah laki-laki 3.069 dan perempuan

3.646 yang terdiri dari 3 desa yaitu Sidomulyo, Mulyodadi, dan Sumbermulyo (

profil Puskesmas Bambanglipuro Bantul). Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 2

Mei 2012 di Puskesmas Bambanglipuro, terdapat 4 posyandu yang strata

Posyandu Purnama dan Posyandu Wijaya Kusuma merupakan jumlah lansia paling

Page 15: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

4

aktif sedikit diantara ke 4 posyandu tersebut sehingga peneliti mengambil Posyandu

Wijaya Kusuma untuk melihat adakah hubungan dukungan keluarga dengan

keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta. Di Posyandu Wijaya Kusuma dari data yang di peroleh peneliti

melalui wawancara dengan kader bahwa jumlah lansia yang tercatat di posyandu

sebanyak 158 lansia, 60 lansia aktif mengikuti senam lansia. Senam lansia

dilakukan sebulan sekali setiap minggu pertama jam 06.00 pagi sd selesai.

Dari 3 keluarga lansia yang diwawancarai mengatakan bahwa keluarga

kurang mendukung lansia dalam mengikuti senam lansia, dikarenakan keluarga

lansia sibuk dengan pekerjaanya sendiri yang mayoritas mata pencahariaan sebagai

petani, terbukti dari lansia yang hadir mengikuti senam lansia hanya sekitar 37,9%

dari jumlah lansia yang ada. Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti

―Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia Di Posyandu

Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

A. Rumusan Masalah

―Adakah hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu

Wijaya Kusuma Puskesmas Bambanglipuro Bantul Yogyakarta?‖.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di

Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu

Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

b. Diketahui dukungan Emosional keluarga dengan keaktifan senam lansia di

Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

Page 16: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

5

c. Diketahui dukungan Penghargaan keluarga dengan keaktifan senam lansia di

Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

d. Diketahui dukungan Informasional keluarga dengan keaktifan senam lansia

di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

e. Diketahui dukungan Instrumen keluarga dengan keaktifan senam lansia di

Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

f. Diketahuinya keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma

Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

g. Diketahui dukungan keluarga yang paling dominan terhadap keaktifan

senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta.

C. Manfaat Penelitiaan

1. Bagi Keluarga

Dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga

dapat memberikan dukungan kepada lansia untuk meningkatkan kesehatan dan

lansia aktif mengikuti senam lansia.

2. Bagi Kader

Dapat memotivasi keaktifan lansia dan menumbuhkan kesadaran keluarga

untuk mendukung pelaksanakan senam lansia.

3. Bagi ilmu pengetahuan

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam

penerapan ilmu metode penelitian, khususnya keperawatan keluarga dan

komunitas.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk lebih

memahami pentingnya dukungan keluarga.

Page 17: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

6

D. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang hubungan dukungan keluarga, senam lansia dan kajian

kesehatan lansia, yaitu :

1. Alif (2010) meneliti tentang ― Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Tingkat Kepatuhan Lanjut Usia Dalam Melaksanakan Senam Lansia Di

Posyandu Kondang Waras Desa Ngargorejo Boyolali 2010‖. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dukungan keluarga dengan

tingkat kepatuhan lansia dalam melaksanakan senam lansia di Posyandu Lansia

Kondang Waras desa Ngargorejo Boyolali sebagian besar adalah cukup (rhit

=0,542 ; p value = 0,001) . Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan lanjut usia dalam melaksanakan

senam lansia di Posyandu Kondang Waras Desa Ngargorejo Boyolali.

Penelitian merupakan penelitian kuantitatif, desain penelitian deskriptif

korelasi. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di posyandu Kondang

Waras desa Ngargorejo Boyolali tercatat hanya 20 lansia dari 60 lansia yang

aktif mengikuti senam lansia. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan

lansia dalam mengikuti senam lansia antara lain dukungan keluarga,

pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, keyakinan, sikap dan

kepribadian lansia. Persamaan dari penelitian ini adalah analitik kuantitatif

dengan variabel bebas dukungan keluarga serta perbedaan responden, waktu

dan tempat penelitian.

2. Bahana (2011) meneliti tentang ―Hubungan Senam Lansia dengan fungsi

kognitif pada Lansia di Empat Posyandu Lansia di Yogyakarta pada tahun

2011‖. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan

subyek penelitian lansia yang berada di empat Posyandu lansia di Yogyakarta.

Subyek terdiri atas individu yang berusia lebih dari 60 tahun dan setidaknya

sudah mengenyam pendidikan formal selama 3 tahun. Pengukuran fungsi

kognitif dilaksanakan menggunakan instrument mini mental state examination.

Fungsi kognitif dikatakan normal apabila skor MMSE lebih dari 24. Dari

seluruh subyek terdapat 75% subyek dengan fungsi kognitif normal (43,3%

pada kelompok senam, 31,7% pada kelompok tidak senam) dan 25% subyek

Page 18: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

7

dengan fungsi kognitif terganggu (6,7% pada kelompok senam, 18,3% pada

kelompok tidak senam). Analisis statistik dengan uji kai quadrat (X2)

menghasilkan angka signifikansi 0,00 (<0,05) yang berarti bahwa terdapat

hubungan antara status pelaksanaan senam lansia dengan fungsi kognitif pada

lansia. Persamaan dari penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan

rancangan penelitian cross sectional serta perbedaan responden, waktu dan

tempat penelitian.

Page 19: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dusun Prenggan terletak di Desa Sidomulyo Kecamatan

Bambanglipuro Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Batas Dusun Prenggan sebelah utara adalah Dusun Ngireng - ngireng, sebelah

selatan berbatasan dengan Desa Kartomulyo, sebelah timur berbatasan dengan

Dusun Pondok Pinggir, dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun Selo.

Dusun Prenggan terdiri dari 6 RT dengan jumlah penduduk 841 jiwa yang

terdiri dari penduduk laki – laki sejumlah 420 jiwa dan perempuan sejumlah

421 jiwa.

Berdasarkan data yang ada di Dusun Prenggan, terdapat 158 lansia yang

terdiri dari 76 orang laki – laki dan 82 orang perempuan, tetapi hanya 84 lansia

yang termasuk lansia binaan karena 74 lansia lainnya sering tidak mengikuti

kegiatan posyandu dikarenakan sering berada di luar dusun. Dusun Prenggan

memiliki satu posyandu lansia dengan strata Purnama. Posyandu lansia

diselenggarakan setiap 1 bulan sekali, yaitu pada minggu ke IV (empat) setiap

bulan yang bertepatan dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan. Dusun

Prenggan juga memiliki Posdaya yang dilakukan setiap minggu oleh anggota

Posyandu lansia Wijaya Kusuma yaitu dengan kegiatan senam lansia yang

dilaksanakan 1 kali dalam sebulan yaitu setiap minggu pertama sedangkan

minggu kedua kegiatan Rohani ( mendengarkan ceramah ), minggu ketiga

menyanyi dan budaya tradisional. Kegiatan tersebut rata – rata diikuti oleh

80% lansia. Sebagian besar lansia mengatakan bahwa mereka merasa cukup

senang dengan mengikuti kegiatan di posyandu. Posyandu Wijaya Kusuma

memiliki 5 orang kader yang berperan aktif dalam kegiatan Posyandu lansia

yaitu mendata lansia, mengundang lansia untuk datang ke posyandu,

menyiapkan alat dan bahan di butuhkan setiap kegiatan posyandu ( Timbangan,

pengukur tinggi badan, alat-alat kerajinan, materi penyuluhan / ceramah dll ),

Page 20: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

38

membantu petugas kesehatan dalam melakukan pemerikssaan kesehatan lansia,

kunjungan ke rumah lansia yang sakit serta perencanaan kegiatan posyandu

selanjutnya.

2. Analisis Hasil Penelitian

Responden pada penelitian ini adalah lansia sejumlah 51 jiwa, yang

terdiri dari 21 lansia laki – laki dan 30 lansia perempuan. Karakteristik

responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, riwayat penyakit terakhir dalam 1 tahun.

a. Analisis Univariat

1) Karakteristik jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan riwayat

penyakit terakhir dalam 1 tahun responden di Posyandu Wijaya

Kusuma Bambanglipuro Bantul

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Jenis Kelamin, Usia, tingkat

pendidikan dan riwayat penyakit terakhir dalam 1 tahun responden di

Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Tahun 2013

Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%)

Jenis kelamin :

Laki – laki

Perempuan

21

30

41,2

58,8

Jumlah 51 100,0

Usia :

45 – 59 tahun

60 – 69 tahun

.> 70 Tahun

2

25

24

3,9

49,0

47,1

Jumlah 51 100,0

Tingkat pendidikan :

Tidak sekolah / SD

SMP/sederajat

41

10

80,4

19,6

Jumlah 51 100,0

Riwayat penyakit:

Hipertensi

Rematik

Jantung

Gastritis

Hipotensi / darah rendah

Diabetes mellitus

Alergi / gatal-gatal

14

23

1

1

1

1

10

27,5

45,1

2,0

2,0

2,0

2,0

19,6

Jumlah 51 100,0

Sumber : Data Primer, 2013

Page 21: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

39

2) Dukungan keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma

Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional Keluarga Kepada Lansia di

Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta Tahun 2013

Bentuk dukungan keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)

Tinggi

Sedang

Rendah

22

23

6

43,1

45,1

11,8

Jumlah 51 100,0

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Dukungan Penghargaan Keluarga Kepada Lansia

di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta Tahun 2013

Bentuk dukungan keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)

Tinggi

Sedang

Rendah

4

11

36

7,8

21,6

70,6

Jumlah 51 100,0

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Dukungan Informasi Keluarga Kepada Lansia di

Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta Tahun 2013

Bentuk dukungan keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)

Tinggi

Sedang

Rendah

32

19

0

62,7

37,3

00,0

Jumlah 51 100,0

Sumber : Data Primer, 2013

Page 22: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

40

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Dukungan Instrumental Keluarga Kepada Lansia

di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta Tahun 2013

Bentuk dukungan keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)

Tinggi

Sedang

Rendah

1

31

19

2,0

60,8

37,3

Jumlah 51 100,0

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Posyandu

Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta Tahun 2013

Bentuk dukungan keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)

Tinggi

Sedang

Rendah

23

17

11

45,1

33,3

21,6

Jumlah 51 100,0

Sumber : Data Primer, 2013

3) Keaktifan senam lansia pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma

Bambanglipuro Bantul

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya

Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta Tahun 2013

Keaktifan senam lansia Frekuensi (f) Persentase (%)

Aktif

Tidak aktif

42

9

82,4

17,6

Jumlah 51 100

Sumber : Data Sekunder, November 2011 – November 2012.

Page 23: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

41

b. Analisis Bivariat

Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu

Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

Tabel 4.8

Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu

Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta tahun 2013

Keaktifan Senam Lansia

Koefisien

korelasi

Dukungan

keluarga

Aktif Tidak

aktif Total pp-value

Rendah

Sedang

Tinggi

8 3 11

11 6 17 0,011 0.343

23 0 23

Total 42 9 51

Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan dukungan

keluarga tinggi semuanya aktif mengikuti senam lansia yaitu sebanyak 23

orang (45,1 %). Sedangkan responden yang mendapatkan dukungan keluarga

sedang aktif 11 orang (21,5 %) mengikuti senam lansia dan responden yang

mendapatkan dukungan keluarga rendah aktif 8 orang (15,6 %). Hasil uji

korelasi Kendall’s tau antara dukungan keluarga dengan keaktifan senam

lansia, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,011 (p<0,05). Nilai signifikansi

tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara hubungan dukungan

keluarga dengan keaktifan senam lansia. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,343

menunjukkan arah korelasi positif dengan tingkat hubungan rendah. Koefisien

positif menunjukkan semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin baik

keaktifan senam lansia (Sugiyono, 2011).

6. Analisis Regresi Logistik

Hasil uji multivariat hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam

lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun

2013.

Page 24: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

42

Tabel 4.9

Uji Regresi Logistik hubungan dukungan keluarga terhadap

keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bambanglipuro Bantul

Yogyakarta Tahun 2013

Variabel p-value Beta

Dukungan emosional

Dukungan penghargaan

Dukungan Informasi

Dukungan Instrumental

0,421

0,354

0,592

0,800

3.275

3.702

4. 116

1.544

Hasil uji signifikasi dengan menggunakan uji regresi logistic menunjukkan semua

variabel dukungan memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hasil ini menunjukkan tidak

ada dukungan keluarga yang paling mempengaruhi keaktifan senam lansia.

Page 25: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

43

B. Pembahasan

1. Dukungan Keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma

Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

Caplan (1976) dalam Friedman (2004) menyatakan keluarga merupakan

unit terkecil dari masyarakat, jika salah satu anggota keluarga bermasalah

terhadap kesehatannya pasti akan mempengaruhi fungsi dari keluarga. Dukungan

keluarga merupakan unsur terpenting dalam individu menyelesaikan masalah.

Dukungan keluarga akan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk

menghadapi masalah dan meningkatkan kepuasan hidup.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian

responden mendapat dukungan emosional keluarga yang sedang sebanyak 22

orang (43,1 %). Menurut Purnawan (2008), tahap perkembangan yang berarti

dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia, pendidikan atau tingkat pengetahuan

yaitu keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh variabel

intelektual yang terdiri dari pengetahuaan, latar belakang pendidikan dan

pengalaman masa lalu. Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap

adanya dukungan dan cara melaksanakannya, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1

menunjukkan tingkat usia lansia tertinggi 60-69 tahun sebanyak 49,0% dan

tingkat pendidikan tertinggi adalah tidak sekolah / SD sebanyak 80,4%.

Caplan (1976) dalam Friedman (2004) menyatakan bahwa setiap orang

membutuhkan dukungan afeksi dari orang lain, dukungan ini merupakan

dukungan simpatik dan empati, cinta, kepercayaan dan perhatian. Lansia yang

mendapat dukungan sosial dari keluarga akan sangat membantu lansia dalam

menghadapi kehidupannya karena merasa dirinya tidak menanggung beban

sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikannya, mau mendengarkan

segala keluhannya, bersimpati dan berempati terhadap persoalan yang

dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitina Dhita (2012) yang

menyimpulkan bahwa dukungan sosial emosional yang diberikan keluarga pada

penderita kanker payudara berupa perhatian, memberikan semangat dan

menemani menjalani pengobatan. Dukungan sosial emosional yang diberikan

Page 26: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

44

memberikan manfaat sangat besar bagi penderita kanker payudara. Dukungan

sosial membantu penderita kanker payudara mengurangi tekanan psikologis yang

dialami.

Sebagian besar responden lansia mendapatkan dukungan penghargaan

rendah sebanyak 36 orang (70,6 %). Menurut Caplan (1976) dalam Friedman

(2004) keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik, membimbing dan

menengahi pemecahan masalah serta sebagai sumber dan validator identitas

anggota keluarga. Berisi tentang hal – hal yang digunakan untuk mengevaluasi

(penilaian) dan perbandingan sosial. Bentuk dukungan ini berupa penghargaan

positif dengan individu lain. Bentuk dukungan ini membantu lansia dalam

membangun harga diri dan kompetensi untuk dapat menjalani kehidupan dengan

baik, seorang membutuhkan kemauan untuk memandang hidup sebagai sebuah

harapan dan juga dibutuhkan pikiran yang positif dalam memandang setiap

permasalahan yang mereka alami. Pikiran dan sikap positif tersebut dapat muncul

apabila ada dukungan dari orang sekitar khususnya keluarga. Peran positif dari

keluarga akan membuat lansia berfikir bahwa kehadirannya masih sangat berarti

dan dibutuhkan dalam menjalani kehidupan.

Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (2004) keluarga berfungsi sebagai

kolektor dan disseminator tentang dunia, berupa petunjuk, nasehat, dan saran

ataupun gagasan dan peluang. Menjelaskan dengan pemberian saran, sugesti,

informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Berdasarkan

hasil penelitian yang dilakukan terhadap dukungan informasi menunjukkan bahwa

sebagian besar responden mendapatkan dukungan informasi yang tinggi dari

keluarga sebanyak 32 orang (62,7 %). Menurut Caplan (1976) dalam Friedman

(2004) bahwa bantuan informasi adalah komunikasi tentang opini atau kenyataan

yang relevan tentang kesulitan – kesulitan pada saat ini, misalnya nasehat dan

informasi – informasi tentang kesehatan lansia yang dapat menjadikan lansia lebih

mampu untuk mengatasi masalah dengan lebih mudah. Aspek informatif ini

terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan dan keterangan lain yang dibutuhkan

oleh lansia dalam menjalankan kehidupannya. Hal ini di dukung oleh penelitian

Page 27: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

45

Hotapea (2010) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga

dengan kepatuhan terhadap memakai obat anti tuberkulosis. Hasil menunjukkan

nilai F = 5,502 dan p = 0,001 (p <0,05) dan koefisien korelasi r = 0.210, hal ini

menunjukkan dukungan keluarga tinggi sehingga membuat kepatuhan lebih tinggi

untuk memakai obat anti tuberculosis. Manfaat dari dukungan informasional

adalah dapat menekan munculnya suatu stresor karena informasi yang diberikan

dapat menyambungkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek – aspek

lain dari dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian

informasional.

Analisis terhadap dukungan instrument menunjukkan bahwa sebagian

besar responden mendapat dukungan instrument yang sedang dari keluarga 31

orang (60,8%). Caplan (1976) dalam Friedman (2004) menyatakan dukungan

instrumental keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan

kongkrit. Dukungan ini bersifat nyata dan bentuk materi bertujuan untuk

meringankan beban bagi individu yang membentuk dan keluarga dapat

memenuhinya, sehingga keluarga merupakan sumber pertolongan yang praktis

dan konkrit yang mencakup dukungan atau bantuan seperti uang, peralatan,

waktu, serta modifikasi lingkungan.

Tabel 4.7 menunjukkan sebagian besar lansia mendapatkan dukungan

keluarga tinggi sebanyak 45,1% hal ini di dukung oleh kehadiran lansia yang

datang selalu 80% dari jumlah lansia binaan Posyandu Wijaya Kusuma

Bambanglipuro Bantul.

2. Keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma Bantul Yogyakarta.

Hasil penelitian tentang keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya

Kusuma bambanglipuro Bantul Yogyakarta sebagian besar lansia aktif

mengikuti senam lansia yaitu sebanyak 42 orang (82,4 %). Menurut Maryam

(2008) manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam waktu yang

cukup bagi lansia antara lain mempertahankan atau meningkatkan taraf

kesegaran jasmani yang baik, megadakan koreksi terhadap sikap dan gerak,

membentuk sikap dan gerak, memperlambat proses degenerasi karena

Page 28: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

46

perubahan usia, membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan,

keseimbangan, ketahanan, keluwesan, dan kecepatan), membentuk berbagai

sikap kejiwaan (membentuk keberanian, kepercayaan diri, dan kesanggupan

bekerja sama), memberikan rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah, khususnya

bagi lansia, memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri dan

masyarakat.

Hal – hal yang mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti senam lansia

di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, pendidikan dan penyakit

terakhir yang diderita lansia. Dari tabel 4.1 didapatkan bahwa jumlah

responden laki – laki sebanyak 21 orang (41,2 %) lebih sedikit dari pada

responden perempuan sebanyak 30 orang ( 58,8 %). Hasil ini didukung data

dari U.S. Census Bureau International Data Base dalam KeMenKes RI (2010)

yang menyebutkan usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan

laki – laki. Data BPS (2010) menyebutkan bahwa persentase penduduk laki –

laki di Propinsi DIY sebesar 49,31 % dan penduduk perempuan sebesar 50,69

%. Selain itu, data yang ada di Dusun Prenggan menunjukkan bahwa pada

tahun 2012, jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah

penduduk laki – laki.

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga

terjadi perubahan perilaku positif meningkat, sehingga diharapkan tingkat

pendidikan yang tinggi akan meningkat pula wawasan pengetahuannya dan

semakin mudah menerima pengembangan pengetahuan. Pendidikan akan

menghasilkan banyak perubahan seperti pengetahuan, sikap dan perbuatan

(Soekanto, 2008). Hasil Penelitian ini bertolak belakang dari pernyataan

tersebut yaitu Pendidikan terakhir responden yang terbanyak adalah SD/ Tidak

sekolah yaitu sebanyak 80,4 %. Hal ini didukung oleh data di Dusun Prenggan

yang menyebutkan bahwa 80,1% tingkat pendidikan terakhir lansia penduduk

dusun Prenggan adalah SD/ Tidak sekolah dan Lansia sebagian besar aktif

mengikuti senam lansia karna mendapat dukungan keluarga yang optimal,

pengetahuan yang baik tentang tujuan mengikuti senam lansia untuk menjaga

kesehatan jasmani serta keinginan berkumpul dengan sesama lansia.

Page 29: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

47

Penyakit terakhir responden yaitu rematik (45,1 %) hal ini dapat di

cegah dengan olahraga dengan teratur seperti senam lansia dapat mencegah

atau memperlambat kehilangan fungsional organ. Bahkan dari berbagai

penelitian menunjukan bahwa latihan atau olahraga seperti senam lansia dapat

mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus,

penyakit arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo 2009).

3. Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia

Hasil tabulasi silang menunjukan lansia mendapat dukungan keluarga

tinggi sebagian besar aktif sebanyak 23 orang (54,7 %), sedangkan lansia yang

mendapatkan dukungan keluarga sedang sebagian besar aktif mengikuti senam

lansia sebanyak 11 orang (26,1 %) dan lansia yang mendapatkan dukungan

kurang sebagian besar aktif mengikuti senam lansia yaitu sebanyak 8 orang

(19,0 %). Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia di Posyandu Wijaya

Kusuma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Tahun 2013.

Keluarga merupakan tempat bernaung dan berlindung bagi para lansia,

oleh karena itu keluarga diharapkan dapat memberikan dukungannya terhadap

lansia, karena dukungan keluarga merupakan salah satu unsur terpenting dalam

membantu individu menyelesaikan masalah dalam hal ini masalah

kesehatanya. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan

motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat (Stuart dan

Sundeen, 1995 dalam Stanley, 2007).

Menurut Maryam (2008), keluarga merupakan support system utama

bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam

perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan

dan meningkatkan status mental, dukungan dan perubahan sosial ekonomi,

serta memberikan motivasi, dukungan dan memfasilitasi kebutuhan spiritual

bagi lansia. Bila dukungan keluarga tinggi maka akan dapat menurunkan angka

kesakitan dan angka kematiaan yang akhirnya akan meningkatkan kualitas

hidup lansia.

Page 30: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

48

Menurut (Erfandi 2008 dalam Alif, 2010) faktor-faktor yang

mempengaruhi lansia dalam mengikuti kegiatan senam lansia adalah yaitu

pengetahuan, jarak, dukungan keluarga dan penilaian pribadi. Pengetahuan

lansia akan manfaat senam lansia ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi

dalam kehidupan sehari-harinya. Lansia yang menghadiri kegiatan posyandu,

akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan

segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka.

Pengalaman serta pengetahuan lansia menjadi pendorong minat atau motivasi

mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia termasuk didalamnya

senam lansia.

Jarak lokasi yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau lokasi

senam tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena

penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam

menjangkau lokasi ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan

bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau

lokasi tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius,

maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti

kegiatan posyandu. Keamanan merupakan faktor eksternal dari terbentuknya

motivasi untuk mengikuti senam lansia (Erfandi 2008 dalam Alif, 2010).

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau

kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan senam lansia. Keluarga bisa menjadi

motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi

atau mengantar lansia, mengingatkan lansia jika lupa jadwal senam lansia, dan

berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia (Erfandi

2008 dalam Alif, 2010).

Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar

atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan senam lansia.

Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau

mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia dalam hal ini senam

lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin

kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan

Page 31: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

49

kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila

individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons

(Erfandi 2008 dalam Alif, 2010).

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Alif (2010)

yang menyimpulkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan lansia dalam melaksanakan senam lansia di Posyandu Kondang

Waras Boyolali sebagian besar cukup (rhit = 0,542 ; p-value = 0,001), dan

penelitian yang di lakukan oleh Vivin (2012) yang menyimpulkan ada

hubungan dukungan keluarga dengan tingkat keaktifan dalam mengikuti senam

lansia di Posyandu Peduli Insani dengan nilai x2 hitung = 46,854, dan nilai p-

value = 0,000 (<0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Hasil penelitian ini sesuai dengan fakta yang dilihat oleh peneliti

dilapangan saat Posyandu berlangsung tepatnya saat dilaksanakannya senam

lansia, sebagian besar lansia memakai seragam yang telah ditetapkan oleh

kader, sebagian besar lansia membawa uang Rp 1000 dan dikumpulkan kepada

panitia sebagai sumbangan wajib serta antusias lansia yang sebagian

mengatakan senang mengikuti senam lansia.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan hasilnya

kurang sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut meliputi :

1. Kesulitan penelitian

Adanya kesulitan responden dalam memahami pertanyaan saat pengisian

kuesioner, dan kurang memahami penjelasan peneliti dikarenakan faktor

bahasa.

2. Kelemahan penelitian

Cara mengumpulkan data dilaksanakan hanya menggunakan angket tertutup

(kuesioner) tanpa diikuti dengan observasi, sehingga masih terdapat

kemungkinan responden menjawab dengan tidak jujur.

Page 32: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat

disimpulkan sebagai berikut : ………………………………………………

1. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keaktifan senam lansia.

2. Dukungan keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma sebagian besar

adalah tinggi

3. Dukungan emosional keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma

sebagian besar adalah sedang

4. Dukungan penghargaan keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma

sebagian besar adalah rendah

5. Dukungan informasi keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma

sebagian besar adalah tinggi

6. Dukungan instrumental keluarga pada lansia di Posyandu Wijaya Kusuma

sebagian besar adalah sedang

7. Kehadiran mengikuti senam lansia di Posyandu Wijaya Kusuma sebagian

besar adalah aktif

8. Tidak ada dukungan yang paling mempengaruhi keaktifan senam lansia.

B. Saran

5. Bagi Keluarga

Keluarga yang mempunyai lansia hendaknya dapat menyesuaikan diri dan

memberikan dukungan kepada lansia untuk peningkatan kesehatan senam

lansia sehingga dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.

6. Bagi Kader

Kader dapat lebih berperan aktif dalam memotivasi keaktifan lansia dan

menumbuhkan kesadaran keluarga untuk mendukung pelaksanakan senam

lansia

Page 33: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

51

7. Bagi ilmu pengetahuan

Hendaknya dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta

bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya keperawatan

keluarga dan komunitas.

8. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan pembelajaran untuk

peneliti selanjutnya.

Page 34: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

52

DAFTAR PUSTAKA

Adinata, D. (2007). Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Perubahan Tingkat

Depresi pada Lania di Panti Werdha. Yogyakarta. Skripsi. Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Skripsi

tidak di publikasikan.

Akhmadi & supriono (2004). Psikologi belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Alif, Z.(2010). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kepatuhan

Lanjut Usia Dalam Melaksanakan Senam Lansia Di Posyandu Kondang

Waras Desa Ngargorejo Boyolali .Solo. Skripsi. Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Muhamadiah surakarta

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi revisi V.

Jakarta: Rineka Cipta.

Bahana, N. (2011). Hubungan senam lansia dengan fungsi kognitif pada lansia di

empat posyandu lansia di Yogyakarta. Yogyakarta. Skripsi. Program studi

kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Skripsi tidak di

publikasikan.

BKKBN (2009) http://www.bkkbn.go.id/arsip, diakses tanggal 26 juni 2012 pukul 15.10

BPS. (2012). Bantul Dalam angka. Dalam http:/Yogyakarta.bps.go.id/kabupaten

bantul.html, diakses tanggal 16 juni 2012 pukul 20.25.

Darmojo, B & Martono. (2000). Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Rineka cipta.

Darmojo, B. (2009). Ilmu kesehatan usia lanjut. Jakarta : Balai penerbit FK UI

Departemen Kesehatan RI. (2009). Indonesia Sehat 2010, Jakarta di akses 3 juni

2012

Dewojati, C. (2011). Bahasa Indonesia Panduan Penulisan Ilmiah di Perguruan

Tinggi. Yogyakarta: Pelangi Literasi.

Dinas Kesehatan Propinsi DIY. (2011) Profil Kesehatan Propinsi D. I. Yogyakarta

Tahun 2011 di akses 3 juni 2012

Hurlock, B. (2000). Psikologi Perkembangan . Jakarta : Erlangga

Friedman, M. (2004). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset , Teori dan Praktik.

Jakarta : EGC.

Khairuddin. (2008). Sosiologi keluarga. Yogyakarta : Liberty

Page 35: HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN SENAM LANSIA …

53

Leny & Jhonson. (2010). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Maryam, S et. al. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta :

Nawawi, U. (2009). Sehat dan bahagia diusia senja. Yogyakarta: Dianloka.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta :

Rineka Cipta.

Nugroho, W. (2000). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta : EGC

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu

Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika.

Purnawan, K. (2009) inspirasi keluarga bahagia. Jakarta : Gunung mulia

Puskesmas Bambanglipuro. (2011). Profil Puskesmas Bambanglipuro.

Yogyakarta : Puskesmas Bambanglipuro

Setiabudi, R. (2008). Atasi Kepikunan Pada Lansia. Jakarta:EGC

Riwidikdo, H. (2008). Statistika Terapan Dengan Program R Versi 2.5.1 (open

source) Bidang Kesehatan dan Umum. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.

Rosdiana (2012) Hubungan Dukungan Emosional dengan Kejadian Depresi

(postpartum blues) pada Ibu Postpartum Primipara RS panti waluya malang

dalam http://fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/keperawatan/, diakses 06 juni 2013

pukul 14 : 10

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia.

Stanley, M. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.

Stockslager & Jaime. (2007). Buku saku asuhan keperawatan Geriatrik ed.2.

Jakarta:EGC

Suekanto. (2008). Perawatan Pada Lanjut Usia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Susanto, N. (2011). Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:

Digibooks

Widianti & Proverawati. (2010). Senam Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.

World Health Organization. Jumlah Lansia Semakin Meningkat.

http://www.voaindonesia.com/content/whopopulasi_lansia_di_dunia_semak

in_bertambah/177255.html, diakses tanggal 3 juni 2012; 2012.