23
SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM LANSIA PADA PENERIMA MANFAAT DI WISMA ARIMBI UNIT REHABILITASI SOSIAL WENING WARDOYO UNGARAN Disusun Oleh : Camelia Febrianti (070112b0 ) Dika Herlan U (070112b0 ) Dwi Kurniawan (070112b0 ) Irma Ariani (070112b ) Lalu Sopiyan J A (070112b0 ) Saepudin Zohri (070112b064) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

griatri

Citation preview

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM LANSIA PADA PENERIMA MANFAAT DI WISMA ARIMBI

UNIT REHABILITASI SOSIAL WENING WARDOYO UNGARAN

Disusun Oleh :

Camelia Febrianti (070112b0 )

Dika Herlan U (070112b0 )

Dwi Kurniawan (070112b0 )

Irma Ariani (070112b )

Lalu Sopiyan J A (070112b0 )

Saepudin Zohri (070112b064)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN

2014

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Gerontik

Pokok Bahasan : Olahraga

Sub Pokok Bahasan : Senam lansia

Sasaran : Penerima manfaat wisma Arimbi

Tempat : Wisma Arimbi

Hari/ Tanggal : Sabtu, 01 Februari 2014

Waktu : 30 Menit

I. LATAR BELAKANG

Keberhasilan Pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah

mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, khususnya di bidang medis

atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk

serta meningkatkan umur harapan hidup manusia, akibatnya jumlah penduduk

lansia meningkat. Saat ini, diseluruh dunia jumlah lansia diperkirakan ada 500

juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan

mencapai 1,2 milyar. Secara Demografi, menurut sensus penduduk tahun 1980 di

Indonesia terdapat 5,3 juta orang (4,3%) yang berusia 60 tahun keatas. Pada

tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,09%, meningkatnya umur harapan hidup

dipengaruhi oleh majunya pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian

bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi, serta meningkatnya pengawasan

terhadap penyakit infeksi (Bandiyah, 2009).

Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi

dapat memperparah kondisi tersebut (Ulliya, dkk, 2009). Penurunan kemampuan

muskuloskeletal dapat menurunkan aktivitas fisik (physical activity), sehingga

akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

(activity of daily living atau ADL) (Ulliya dkk., 2009). Memelihara kesehatan

untuk hidup yang tidak bergantung dengan orang lain besar kemungkinan harus

memprioritaskan kekuatan otot (Broman dkk., 2006).

Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan

untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya

secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang terjadi. Keadaan ini menyebabkan munculnya

penyakit degeneratif yang merupakan penumpukan distorsi metabolik dan

struktural (Darmojo dan Martono, 2009).

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak tahan terhadap

jejas, termasuk infeksi. Pada orang lanjut usia, terdapat kemunduran organ tubuh

seperti otot, tulang, jantung, dan pembuluh darah, serta sistem saraf yang

mengakibatkan orang tua mengalami penurunan keseimbangan. Senam lansia

dan senam otak merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan tersebut karena Senam lansia akan menambah

penguatan otot, daya tahan tubuh, kelenturan tulang dan sendi, sehingga sistem

muskuloskeletal yang menurun dapat diperbaiki. Selain itu senam lansia

bermanfaat untuk memelihara kebugaran jantung dan paru (Herawati dan

Wahyuni, 2004)

Berdassarkan hasil pengkajian yang dilakukan di wisma Arimbi Unit

Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran didapatkan hasil lansia tau

penerima manfaat dengan mobilisasi aktif sebanyak 2 orang dengan bantuan alat/

wolker 2 orang, dan dengan mobilisasi pasif terdiri dari 4 orang dari seluruh

lansia/penerima manfaat yang berada di wisma Arimbi pada tahun 2014.

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

II. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah di berikan pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan klien

dapat memahami dan mengetahui serta mampu melakukan senam lansia

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :

a. Menyebutkan manfaat olahraga bagi lansia dengan benar tanpa melihat

catatan/ leaflet.

b. Menyebutkan prinsip olahraga bagi lansia dengan benar tanpa melihat

catatan/ leaflet.

c. Menyebutkan langkah-langkah olahraga bagi lansia dengan benar tanpa

melihat catatan/ leafleat

d. Mendemonstrasikan langkah-langkah olahraga bagi lansia dengan benar

tanpa melihat catatan/leaflet

III. PROSES PELAKSANAAN

NO WAKTUKEGIATAN

PENYULUHAN

KEGIATAN

PESERTAMEDIA METODE

1.

5Menit

Pembukaan :

Membuka kegiatan

dengan mengucapakan

salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan

Apersepsi

Menyebutkan materi

yang akan diberikan

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Ceramah

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

2.

20 Menit

Pelaksanaan :

Menjelaskan

pengertian senam

lansia

Menjelaskan Jenis-

jenis senam lansia yang

biasa diterapkan,

meliputi

Menjelaskan Tujuan

senam lansia

Menjelaskan Manfaat

senam lansia

Menjelaskan Prinsip–

prinsip olahraga pada

lansia

Mendemonstrasikan

Langkah-langkah

senam lansia

Memberi kesempatan

kepada peserta untuk

bertanya

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Memperhatikan

Menjawab

Flipchart

leaflet

Tanya

jawab dan

ceramah

dan

demonstrasi

3.

5Menit

Terminasi :

Melakukan Evaluasi

Kontrak waktu untuk

pertemuan selanjutnya

Mengucapkan salam

penutup

Tanya jawab

Memperhatikan

Menjawab salam

Tanya

jawab dan

Ceramah

IV. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

1. Peran petugas dan terapis

a.) Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-

pola komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk

menyadari dinamisasi kelompok, menjadi motivator, membantu

kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin

dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan

selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok

untuk berkembang dan bergerak secara dinamis.

b.) Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain

agar dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok.

c.) Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya

aktivitas therapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang

drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai).

2. Nama anggota dan peran

Leader : Dika Herlan U.S

Co leader : Saepudin Zohri

Fasilitator : Camelia Febrianti

Lalu Sofyan J.A

Dwi Kurniawan

Observer : Irma Ariani

3. Klien yang masih aktif dan pasif dalam melakukan personal hygiene

4. Setting tempat dan waktu

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

Keterangan :

: Observer

: Pasien

: Leader

: Co Leader

: Fasilitator

V. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

VI. MEDIA DAN ALAT

1. Leptop

2. LCD

VII. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasistruktur

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

a. Klien hadir dalam kegiatan

b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di wisma

c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi proses

a. Klien antusias terhadap materi dan demonstrasi yang diberikan

b. Klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan

c. Klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi hasil

a. Klien mengetahui tentang pengertian senam lansia

b. Klien mengetahui jenis-jenis senam lansia

c. Klien mampu mendemonstrasikan senam lansia yang di

praktikan/didemonstrasikan

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanti, N., (2009), Hubungan Antara Senam Lansia Dengan Kemandirian Melakukan Aktivitas Dasar Sehari-hari di PTSW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul, Yogyakarta (Abstrak)

Bandiyah, S., (2009), Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik , Nuha Medika,Yogyakarta, 2-4

Budiharjo, S., Prakosa, D., Soebijanto,(2004), Pengaruh Senam Bugar Lansiaterhadap Kekuatan Otot Wanita Lanjut Usia Tidak Terlatih di Yogyakarta, Sains Kesehatan, 17 (1), 111-121

Darmojo, B. dan Martono, H., 2009, Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universtitas Indonesia, Jakarta, 4-8, 25-26,93-94, 106-108

Gallo, JJ., Reichel, W., Andersen, LM., (1998). Gerontologi. Jakarta : EGC 122-129

Hardywinoto, SKM. dan Setiabudhi, T., (1999). Panduan Gerontologi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 124, 137

Herawati, I. dan Wahyuni, (2004). Perbedaan Pengaruh Senam Otak dan Senam Lansia Terhadap Keseimbangan pada Orang Lanjut Usia, Infokes, 8 (1),Maret, September 2004

Nugroho,(2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC 13-14, 19, 21-26

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

Lampiran Materi

SENAM LANSIA

1. Pengertian

Senam lansia adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh

baik terhadap tingkat  kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik

dan benar. Senam atau latihan fisik sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan

yang meliputi aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas

tertentu. Senam merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk

kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program

retabilitas bagi mereka yang telah menderita. (Depkes RI, 2003:6)

2. Jenis-jenis senam lansia yang biasa diterapkan, meliputi :

a. Senam kebugaran lansia.

b. Senam otak 

c. Senam osteoporosis

d. Senam hipertensi

e. Senam diabetes melitus

f. Olahraga rekreatif / jalan santai.

3. Tujuan

Untuk menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan

meningkatkan kesehatan serta kebugaran, kesegaran jasmani dan rohani.

Tujuan lain adalah:

a) Memperbaiki pasokan oksigen dan proses metabolisme.

b) Membangun kekuatan dan daya tahan.

c) Menurunkan lemak.

d) Meningkatkan kondisi otot dan sendi.

(Depkes RI, 1997:2)

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

4. Manfaat senam

a. Sebagai pencegahan Untuk mencegah timbulnya suatu penyakit.

b. Sebagai pengobatan (kuratif) Penyakit yang dapat disembuhkan dan

dikurangi dengan senam lansia adalah kelemahan/kelainan sirkulasi darah,

DM, kelainan infark jantung, kelainan insufisiensi, koroner, kelainan

pembuluh darah tepi, thromboplebitis dan osteoporosis.

c. Sebagai rehabilisasi

Dengan senam yang baik akan mempengaruhi hal – hal sebagai berikut:

1) Memperkuat degenerasi karena telah mengalami perubahan usia.

2) Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan.

3) Fungsi melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam

bertambahnya tuntutan (sakit).

5. Prinsip–prinsip olahraga pada lansia

a. Komponen kesegaran jasmani yang esensial dilatih adalah:

1) Ketahanan kardio – pulmonal.

2) Kelenturan (fleksibilitas)

3) Kekuatan otot

4) Komposisi tubuh (lemak tubuh jangan berlebihan)

b. Selalu mempertahankan keselamatan.

c. Latihan teratur dan tidak terlalu berat.

d. Permainan dalam bentuk ringan sangat diajurkan.

e. Gerakannya bersifat dinamis (berubah-ubah).

f. Bersifat progresif (bertahap meningkat)

g. Adanya pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan.

h. Lama latihan berlangsung 15-60 menit.

i. Frekuensi latihan perminggu minimal 3 kali dan optimal 5 kali

j. Perhatikan kontra indikasi latihan:

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

1) Adanya penyakit infeksi

2) Hypertensi sistolik lebih dari 180 mmHg dan diastolik 120 mmHg.

3) Berpenyakit berat dan dilarang dokter.

6. Latihan fisik untuk usia lanjut diarahkan pada beberapa tujuan yaitu:

a. Membantu tubuh agar tetap dapat bergerak.

b. Secara lambat laun menaikkan kemampuan fisik.

c. Member kontak psikologis lebih luas agar tidak terisolir dari rangsang.

d. Mencegah cedera.

Oleh karena itu sesuai perubahan – perubahan fisik yang ada lebih diarahkan

pada:

a. Perbaikan kekuatan atot.

b. Perbaikan stamina (aerobic capacity).

c. Perbaikan fleksibilitas.

d. Perbaikan komposisi tubuh yang rasional ditambah dengan mempertahankan

portus yang baik.

7. Langkah-Langkah

a. Latihan kepala dan leher 

1) Lihat keatap kemudian menunduk sampai dagu ke dada

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

2) Putar kepala dengan melihat bahu sebelah kanan lalu sebelah kiri.

3) Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan lalu kesebelah kiri.

b. Latihan bahu dan lengan

1) Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga, kemudian turunkan

kembali perlahan-lahan

Page 14: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

2) Tepukan kedua telapak tangan dan renggangkan lengan kedepan lurus

dengan bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk

kemudian angkat lengan keatas kepala.

3) Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher kemudian raihlah

punggung sejauhmungkin yang dapat dicapai. Bergantian tangankanan

dan kiri.

4) Letakan tangan di punggung kemudian coba meraih keatas sedapatnya.

Page 15: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

c. Latihan tangan

1) Letakan telapak tangan diatas meja. Lebarkan jari-jarinya dan tekan

kemeja.

2) Baliklah telapak tangan. Tariklah ibu jari melintasi permukaan telapak

tangan untuk menyentuh jari kelingking. Kemudian tarik kembali.

3) Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari dengan ibu jari dan kemudian

setelah menyentuh tiap jari.

Page 16: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

4) Kepalkan tangan sekuatnya kemudian renggangkan jari-jari selurus

mungkin.

d. Latihan punggung

1) Dengan tangan disamping bengkokan badan kesatu sisi kemudian kesisi

yang lain.

2) Letakan tangan dipinggang dan tekan kedua kaki, putar tubuh dengan

melihat bahu kekiridan kekanan.

Page 17: Satuan Acara Penyuluhan Senam Lansia

e. Latihan pernafasan 

1) Duduklah di kursi dengan punggung bersandar dan bahu relaks.

2) Letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk. Tarik nafas dalam-

dalam maka terasadada mengambang.

3) Sekarang keluarkan nafas perlahan-lahan sedapatnya. Terasa tangan akan

menutup kembali