7
Review jurnal BEP (Break Even Point) ANALISIS EKONOMI USAHA TERNAK SAPI PERAH DI WILAYAH KERJA KOPERASI SUSU SAE PUJON (STUDI KASUS DI DESA MARON KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG) Penelitian dilaksanakan diwilayah kerja Koperasi Susu SAE Pujon desa Maron kecamatan Pujon kabupaten Malang mulai 14 Mei sampai 14 Juni 2007. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui keadaan usaha, menganalisis tingkat rentabilitas dan nilai Break Even Point (BEP) usaha peternakan sapi perah rakyat di wilayah kerja Koperasi Susu SAE pada desa Maron kecamatan Pujon kabupaten Malang. Penentuan sampel berdasarkan metode purposive random sampling sebanyak 30 responden peternak sapi perah rakyat. Metode digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survei melalui wawancara langsung terhadap responden dengan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Data digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui keadaan usaha ternak sapi perah. Data dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui komposisi

Review Jurnal BEP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

task

Citation preview

Page 1: Review Jurnal BEP

Review jurnal BEP (Break Even Point)

ANALISIS EKONOMI USAHA TERNAK SAPI PERAH DI WILAYAH KERJA

KOPERASI SUSU SAE PUJON

(STUDI KASUS DI DESA MARON KECAMATAN PUJON KABUPATEN

MALANG)

Penelitian dilaksanakan diwilayah kerja Koperasi Susu SAE Pujon

desa Maron kecamatan Pujon kabupaten Malang mulai 14 Mei sampai 14

Juni 2007. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui keadaan usaha,

menganalisis tingkat rentabilitas dan nilai Break Even Point (BEP) usaha

peternakan sapi perah rakyat di wilayah kerja Koperasi Susu SAE pada desa

Maron kecamatan Pujon kabupaten Malang.

Penentuan sampel berdasarkan metode purposive random

sampling sebanyak 30 responden peternak sapi perah rakyat. Metode

digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survei melalui

wawancara langsung terhadap responden dengan kuisioner sebagai alat

pengumpul data. Data digunakan dalam penelitian adalah data primer dan

data sekunder. Data dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui keadaan

usaha ternak sapi perah. Data dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui

komposisi biaya produksi, penerimaan, pendapatan, rentabilitas dan BEP

usaha peternakan sapi perah.

Analisis Break Event Point (BEP) adalah sebagai patokan bagi

peternak dalam berusaha untuk mengetahui pada jumlah produksi atau

penerimaan berapa usaha peternakan yang dijalankan tidak menderita

kerugian dan juga tidak mendapatkan keuntungan. BEP menjadi target

produksi minimal peternak dalam berusaha agar dapat menjalankan usaha

dengan optimal.

Munawir (1990), menjelaskan bahwa BEP dapat diartikan sebagai

Page 2: Review Jurnal BEP

suatu keadaan dimana operasi perusahaan tidak memperoleh laba dan juga

tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total penghasilan sama

dengan total biaya. Adapun besarnya BEP hasil dan BEP harga peternak

sapi perah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel1. Nilai BEP Hasil dan BEP Harga Peternak Sapi Perah Pada Berbagai

Skala Usaha dari 30 Responden di Wilayah Kerja Koperasi “SAE” pada desa

Maron

Skala

Usaha

HargaOutput

(Rp)

Hasil

Penelitian(ltr)

BEP

Hasil(ltr)

BEP

Harga(Rp)

I

II

III

1.893,93

1.896,88

1.914,38

5.893,57

16.753,13

26.735,06

5.628,38

15.760,76

23.122.29

1.799,42

1.798,93

1.672,13

Sumber: Data Primer Terolah 2007

Tabel1. Menunjukkan bahwa nilai BEP hasil pada skala usaha I, II dan

III masing–masing adalah 5.628,38ltr; 15.760,76ltr dan 23.122,29ltr. Nilai

BEP harga pada skala usahaI, II dan III masing–masing adalah Rp1.799,42;

Rp1.798,93 dan Rp1.672,13. Harga output pada skala usahaI, II dan III

masing-masing adalah Rp1.893,93; Rp1.896,88 dan Rp1.914,38 sedangkan

hasil yang diharapkan pada skala usaha I, II dan III masing–masing adalah

5.893,57 ltr, 16.753,13 ltr dan 26.735,06 ltr pertahunnya.

Nilai BEP harga dan nilai BEP hasil berada dibawah harga output dan

hasil penelitian maka peternak mengalami untung. Semakin besar skala

usaha semakin kecil BEP harga, hal ini disebabkan karena skala usahaIII

(skala usaha paling besar) memiliki jumlah produksi yang paling banyak jika

dibandingkan dengan skala usaha I dan II. BEP harga dapat dihasilkan jika

Page 3: Review Jurnal BEP

membandingkan antara total biaya dengan jumlah produksi. BEP merupakan

patokan yang harus diketahui oleh peternak agar usahanya tidak mengalami

kerugian dan tidak mengalami keuntungan, maka dapat diketahui manfaat

dari BEP ini sebagai acuan untuk merencanakan pembukuan keuangan,

agar peternak dapat melihat dan mengantisipasi supaya jangan sampai

usahanya berada di bawah BEP apabila berada di bawah BEP maka

peternak akan mengalami kerugian sehingga sebaiknya diatas BEP supaya

peternak mendapatkan keuntungan.

Penentuan nilai BEP dapat dilakukan dengan menggunakan cara lain.

Nilai BEP dapat dihasilkan jika membandingkan antara total penghasilan

dengan total biaya. Apabila total penghasilan sama dengan total biaya maka

usaha tersebut telah mencapai titik impas (BEP).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya produksi untuk skalaI

,II dan III masing – masing adalah Rp 10.604.983,04; Rp 29.871.712,50;

Rp44.249.204,69. Persentase biaya pakan untuk skala I, II dan III masing–

masing adalah 64,12 persen, 67,91 persen dan 70,92 persen. Total

penerimaan peternak sapi perah selama satu tahun untuk skala I, II dan III

masing–masing adalah Rp17.207.285,71, Rp45.012.125,00 dan

Rp76.010.118,75. Total pendapatan untuk skala I, II dan III masing–masing

adalah Rp 6.602.302,68, Rp 15.140.412,50 dan Rp 31.760.914,06. Nilai

rentabilitas untuk skala I, II dan III masing-masing adalah 24,53 persen;

27,65 persen dan 40,84 persen.BEP hasil untuk skala I, II dan III masing–

masing adalah 5.628,38 ltr, 15.760,76 ltr dan 23.122,29 ltr. BEP harga untuk

skala I, II dan III masing–masing adalah Rp 1.799,42; Rp 1.798,93 dan Rp

1.672,13.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah sapi

produktif yang dimiliki peternak semakin besar pendapatan yang diperoleh

semakin kecil modal yang digunakan maka usaha tersebut semakin efisien

dan memiliki nilai rentabilitas yang baik.Usaha ternak sapi perah skala usaha

Page 4: Review Jurnal BEP

III paling layak untuk dikembangkan karena memiliki nilai rentabilitas 40,84

persen pertahun sehingga disarankan bahwa peternak sapi perah sebaiknya

memperbaiki tatalaksana pemeliharaan agar diperoleh hasil produksi sapi

perah yang optimal sehingga akan diperoleh pendapatan dan rentabilitas

yang tinggi.

Page 5: Review Jurnal BEP
Page 6: Review Jurnal BEP